i Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh : Fransiska Nim : 029114048
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
sia-sia “
(1 Kor. 15;58)
“ Seseorang disegani dan dihormati bukan karena apa yang diperolehnya,
melainkan karena apa yang telah diberikannya “
(Calvil Coolidge)
Dengan penuh kasih aku persembahkan karya sederhanaku ini untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria di Surga
Kedua Orang Tuaku yang selalu setia menjadi sahabatku
Adik-adikku Matilda dan Vitalianus pendorong semangatku
Kota kecilku Sintang tempat yang selalu aku rindukan
v
memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juni 2007 Penulis
vi Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa.
Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah mengambil mata kuliah seminar sebanyak 68 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan terdiri dari dua skala, yaitu skala perilaku asertif dan skala kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi.
Data penelitian ini dianalisis dengan teknik korelasiProduct Moment dari
Pearson. Koefisien korelasi yang diperoleh -0,475 dengan probabilitas 0,000 (p < 0,01). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Ini berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa.
vii
This research aim is to know the relation between assertive behavior and anxiety of presenting research plan minithesis on students. The hypothesis is there is negative relation between assertive behavior and anxiety of presenting research plan minithesis on student.
Subject of this research were 68 students of Sanata Dharma University have taken seminar lesson. Appliance of data collecting use consisted of by two measuring instrument that are scale of assertive behavior and scale anxiety of presenting research plan minithesis.
This research data is analysed with the technique of Product Moment from
viii
kekuatan dan berkat serta kemampuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Banyak hal yang harus dihadapi selama penulisan skripsi ini, namun karena kasih dari Tuhanlah maka mampu membangkitkan semangat penulis untuk terus berusaha dan tidak menyerah.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sehingga penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Atas semuanya itu, dengan tulus hati penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus sebagai Bapa yang baik yang selalu setia melindungi, menjaga, dan menuntun langkahku. Ucapan Syukur bagi-Mu karena Engkaulah penulis dapat menyelesaikan kuliah sampai memperoleh gelar sarjana. Serta Bunda Maria yang selalu menjaga aku, terima kasih Bunda. Aku tahu Engkau selalu melindungi dan menuntun jalanku.
2. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen penguji, yang telah memperlancar segala proses penulisan skripsi ini dan terima kasih atas segala kritikan dan masukan yang sangat membantu kelancaran skripsi penulis. 3. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
ix
5. Ibu Titik Kristiyani, S.Psi dan Bapak C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi, selaku dosen pembimbing akademik yeng telah membantu proses studi penulis selama di Universitas Sanata Dharma.
6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas Ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Psikologi.
7. Seluruh staf non akademik Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma : mbak Nanik, Mas Gandung yang selalu ramah memberikan pelayanan di sekretariat, Pak Gie yang selalu ramah tersenyum menyapa setiap mahasiswa, Mas Muji yang selalu setia dititipin koreksian skripsi dan selalu setia menjaga Lab. serta Mas Doni yang selalu setia menunggui ruang baca terutama ketika penulis menitip untuk fotocopy. Terima kasih atas bantuan dan keramahan yang telah diberikan.
x
10. Bang Apollo dan kak Eta. Makasih ya bang udah bayak bantu aku dalam menyusun skripsi ini. Makasih atas masukan ide dan bantuan untuk mencari bahan buat skripsiku ini, dan makasih kak Eta atas semangatnya. Oh ya makasih ya atas tempat tinggalnya di Madiun, Sorry klo siska ngerepotin bang Ollo sama kak Eta.
11. Marsel, makasih ya Sel udah jadi teman klo pulang ke Sintang dan udah bantu aku selama di Jogja. Semoga kuliahnya cepat selesai ya…
12. Teman-teman kecilku di SMP yang sampai saat ini setia menjadi sahabatku : Vera (makasih ya ver selalu setia jadi teman cerita dan curhatku), Kokong (makasih ya kong atas sms-smsnya yang buat aku kadang-kadang ketawa dan ternyata kamu itu sebenarnya lucu), Dodi (makasih dod atas infonya di FKPMKS), serta anak-anak Alumni SMP Panca Setya 1 Sintang yang selalu setia menjadi temanku.
13. Anak-Anak FKPMKS yang ada di Jogja. Makasih ya karena aku jadi banyak tahu anak-anak Sintang yang ada di Jogja dan makasih atas kegiatan dan kebersamaan kita di FKPMKS. Hidup kota Sintang…!!!
14. Temanku Ivane, makasih ya Van atas kebersamaan kita di semester-semester awal. Semoga kerjaanmu selalu lancar ya ‘n GBU…
xi
Tika (makasih ya bong, atas bantuannya termasuk bantu nyebarin skalaku ini), Ana, Jessi dan Tante. Makasih ya semua atas kebersamaan kita selama di kos Palem. Semoga oneday kita masih bisa ketemu lagi.
16. Teman-teman KKN-ku kelompok 10 : Mas Cahyo, Galih, Yosep, Neni, Mbak Wati, Via, Agnes, Sinta, dan Selly. Makasih ya atas kebersamaan kita, akhirnya aku tahu kebiasaan dan kelucuan-kelucuan kalian. Banyak hal yang ngak bisa aku lupakan tentang kalian. Ok hidup mati gaya…
17. Teman-temanku angkatan 2002. Meliana (makasih li, udah diajarin SPSS) Ketrin (makasih ya ket atas diskusinya dan udah ngajarin aku SPSS), Irna (makasih atas kebersamaan kita selama kuliah dan ayo na’ semangat kerjain skripsinya), Anna (makasih atas kebersamaan kita selama kuliah), serta teman-temanku angkatan 2002 lainnya. Terima kasih semua.
18. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih semua.
Yogyakarta, Juni 2007
xii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….... v
ABSTRAK………... vi
BAB I. PENDAHULUAN………..1
A. Latar Belakang Masalah ………...1
B. Rumusan Masalah……….6
C. Tujuan Penelitian………...7
D. Manfaat Penelitian………....7
BAB II. LANDASAN TEORI………...8
A. Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi………...8
1. Kecemasan………....8
a. Pengertian Kecemasan………..8
b. Komponen Reaksi Kecemasan………10
c. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan………...14
2. Presentasi Proposal penelitian Skripsi………16
a. Pengertian Presentasi Proposal Penelitian Skripsi………...16
b. Pembuatan Proposal Penelitian Skripsi………...19
c. Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi……….20
B. Perilaku Asertif………22
1. Pengertian Perilaku Asertif……….22
xiii
A. Jenis Penelitian………...31
B. Variabel Penelitian………...31
C. Definisi Operasional Variabel………..31
D. Subjek Penelitian………...33
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data………...34
1. Skala Perilaku Asertif………...35
2. Skala Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi………...37
F. Validitas, Seleksi Item dan Reliabilitas………38
1. Validitas………...38
2. Seleksi Item………...38
3. Reliabilitas………...41
G. Metode Analisis Data………...42
F. Prosedur Penelitian………...42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..44
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian……….44
B. Deskripsi Subjek………..45
C. Deskripsi Data Penelitian……….45
D. Analisis Data Penelitian………...46
1. Uji Asumsi………..46
a. Uji Normalitas………...46
b. Uji Linearitas………...47
2. Uji Hipotesis………...48
E. Pembahasan………..49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………..54
xiv
2. Tabel 2. Spesifikasi Skala Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi (Sebelum Uji Coba).
3. Tabel 3. Distribusi Item Skala Perilaku Asertif Setelah Uji Coba.
4. Tabel 4. Distribusi Item Skala Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi Setelah Uji Coba.
5. Tabel 5. Identitas Subjek Penelitian. 6. Tabel 6. Hasil Analisis Deskriptif.
xv
Presentasi Proposal Penelitian Skripsi.
LampiranB : Skor Kasar Data Uji Coba Variabel Perilaku Asertif Lampiran C : Uji Reliabilitas Butir Skala Perilaku Asertif.
Lampiran D : Skor Kasar Data Uji Coba Variabel Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi.
Lampiran E : Uji Reliabilitas Butir Skala Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi.
Lampiran F : Skala Penelitian Variabel Perilaku Asertif dan Variabel Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian skripsi .
Lampiran G : Skor Kasar Data Penelitian Variabel Perilaku asertif.
Lampiran H : Skor Kasar Data Penelitian Variabel Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi
1 A. Latar Belakang Masalah
Perguruan tinggi merupakan tempat bagi para mahasiswa untuk menuntut ilmu, karena dari perguruan tinggi inilah calon-calon pemimpin masa depan yang berkualitas disiapkan demi menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang diikuti oleh seseorang maka akan semakin tinggi pula kemampuan intelektual yang diperlukan, sehingga cara belajar yang ada di perguruan tinggi tidaklah sama dengan cara belajar yang ada SMA.
Cara belajar yang ada di SMA lebih menunjukkan bahwa para murid masih sangat memerlukan bimbingan dan arahan dari para guru-gurunya yang ada di sekolah karena sebagian besar waktu mereka banyak digunakan di sekolah. Begitu pula dengan mahasiswa, mereka juga masih membutuhkan bimbingan dan arahan dari para dosennya akan tetapi frekuensinya lebih kecil bila dibandingkan dengan pelajar SMA.
tidak bersifat pribadi dan peningkatan perhatian pada prestasi dan penilaian (Santrock, 2002).
Ketika seorang pelajar mulai memasuki bangku kuliah dan menjadi mahasiswa, ia lebih dituntut untuk dapat belajar sendiri. Ia harus bisa mengatur waktunya untuk belajar, mengerjakan tugas-tugas kuliah seperti membuat laporan praktikum, mengerjakan proposal penelitian serta membaca buku-buku yang berkaitan dengan kuliahnya, sehingga untuk menjadi seorang mahasiswa dibutuhkan ketekunan, kesabaran dan keuletan.
Salah satu tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa adalah mahasiswa harus mempresentasikan tugas-tugas kuliahnya, baik secara kelompok maupun individual. Ketika mempresentasikan tugasnya secara kelompok, mahasiswa tersebut tidak sendirian karena ada anggota kelompoknya yang akan membantunya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta kuliah. Akan tetapi, ketika tugas itu bersifat individual dan menuntut presentasi maka mahasiswa tersebut harus mempresentasikan tugasnya sendiri di depan umum. Pada saat mempresentasikan tugasnya secara individual mungkin tingkat kecemasan mahasiswa tersebut lebih tinggi bila dibandingkan ketika ia harus mempresentasikan tugasnya secara kelompok karena ia harus dapat menguasai materi presentasinya dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta kuliah tanpa adanya bantuan dari orang lain.
kesempatan untuk dilihat banyak orang, baik itu mengenai penampilan maupun pembicaraannya (Rahayu dkk, 2004). Adapun gejala-gejala umum yang dihadapi oleh orang yang mengalami kecemasan berbicara di depan umum ini adalah gemetaran, berkeringat, gugup, kehilangan kata-kata, dan tidak dapat menyampaikan ide atau pendapatnya dengan lancar (Rahayu dkk, 2004).
Kecemasan berbicara di muka umum sering kali bukan disebabkan oleh ketidakmampuan individu tersebut, akan tetapi disebabkan oleh pikiran-pikiran yang negatif dan tidak rasional. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dkk (2004) pada mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif antara berpikir positif dengan kecemasan berbicara di depan umum, hal ini berarti bahwa semakin subjek berpikir positif maka semakin rendah kecemasan berbicara di depan umum dan sebaliknya, semakin subjek berpikir negatif maka semakin tinggi kecemasan berbicara di depan umum. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh MC Croskey (dalam Rahayu dkk, 2004) yang menyatakan bahwa kecemasan berbicara di depan umum dapat timbul karena individu membangun pesan-pesan yang negatif dan memperkirakan hal-hal yang negatif sebagai hasil dari keterlibatannya dalam interaksi komunikasi.
mungkin sama sekali menghindarinya atau menghadapinya tetapi dengan distress yang sangat besar (Nevid & Rathus, 2005). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Turner (dalam Rahayu dkk, 2004) orang yang menderita fobia sosial mengalami ketakutan sebab mereka berpikir bahwa apa yang mereka lakukan akan mempermalukan diri mereka di hadapan orang lain, sehingga orang-orang yang seperti ini akan mempunyai ketakutan ketika berbicara di depan umum dan berinteraksi dengan orang lain seperti di pesta-pesta atau pertemuan-pertemuan umum.
Tidak semua mahasiswa mengalami kecemasan pada saat harus berbicara di depan umum, sebab pada kenyataannya ada juga mahasiswa yang berani dan terlihat santai ketika harus mempresentasikan tugas-tugasnya. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (1991) pada mahasiswa UGM semester 1 yang mengikuti kuliah Psikologi Kepribadian, menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa UGM tersebut tidak mengalami kecemasan ketika harus berbicara di muka umum. Kemungkinan hal ini dikarenakan para mahasiswa tersebut sudah sering mendapat tugas-tugas diskusi di kelas pada waktu kuliah, sehingga mereka menjadi terlatih dan dapat menghilangkan perasaan takut dan cemasnya pada saat harus berbicara di muka umum.
memberikan pujian, maupun memberi dan menerima kritikan dari orang lain, menerima atau menolak permintaan, mempunyai kemampuan untuk mendiskusikan masalah, dan dapat berargumentasi serta bernegosiasi (Setiono & Pramadi, 2005).
Mahasiswa yang mendapat tugas presentasi di kelas harus berani mengungkapkan ide dan pendapatnya demi keberhasilan presentasi yang ia lakukan. Bagi mahasiswa yang mempunyai perilaku asertif, ia dapat menyampaikan materi presentasinya dengan lebih santai karena ia mau menerima kritikan dari orang lain, mau berargumentasi dan mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan materi presentasinya. Berkaitan dengan hal tersebut maka mahasiswa yang asertif kemungkinan tidak akan mengalami kecemasan pada saat presentasi. Meskipun demikian tidak semua mahasiswa yang asertif mempunyai keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya secara langsung terutama ketika melakukan presentasi di depan umum. Hal ini mungkin terjadi saat mahasiswa tersebut sampai pada tingkat akhir perkuliahannya.
Ketika tiba saatnya untuk mempresentasikan proposal penelitian skripsinya di depan kelas, ada beberapa hal yang membuat situasi presentasi ini menjadi mencemaskan bagi mahasiswa, yaitu (1) mahasiswa tersebut harus mempersiapkan materi presentasinya secara mandiri mulai dari mencari materi, menjawab pertanyaan sampai mempersiapkan materi presentasi sehingga menjadi menarik, (2) kemungkinan presentasi proposal penelitian skripsi ini merupakan pengalaman pertama bagi mahasiswa untuk berbicara secara individual di depan umum karena biasanya presentasi yang dilakukan di kelas kebanyakan dilakukan secara berkelompok sehingga hal ini akan membuat tingkat kecemasannya menjadi lebih, (3) selain itu kemungkinan penelitian ini merupakan pengalaman pertama bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian ilmiah sehingga kemungkinan tingkat kesukarannya lebih tinggi bila di bandingkan dengan penelitian lainnya.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik dan ingin mengetahui apakah ada hubungan antara perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa. Sebab kemungkianan mahasiswa yang mempunyai perilaku asertif juga akan mengalami kecemasan ketika harus mempresentasikan proposal penelitian skripsinya di depan kelas.
B.Rumusan Masalah.
Apakah ada hubungan antara perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa.
C. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara perilaku asertif dengan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu psikologi, khususnya psikologi sosial dan psikologi klinis terkait dengan perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa.
2. Manfaat Praktis.
8
A. Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi
1. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
Pengertian kecemasan secara umum telah banyak dikemukan oleh para ahli. Menurut Ollendiek (dalam Clerq, 1994) kecemasan dalam arti tradisional menunjukkan kepada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi subjektif dan “ arousal ”
atau rangsangan fisiologis (reaksi badan secara fisiologis misalnya bernafas lebih cepat, jantung berdebar-debar, berkeringat).
Hawari (2001) mendefinisikan kecemasan sebagai gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan takut atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh serta perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas yang normal.
Nevid dan Rathus (2005) mengatakan bahwa kecemasan (anxiety)
Hampir sama dengan pendapat di atas, Rahayu dkk (2004) mengemukakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan atau kondisi emosi yang tidak menyenangkan dan merupakan pengalaman yang samar-samar yang disertai dengan perasaan tidak berdaya dan tidak menentu. Kecemasan biasanya bersifat subjektif yang ditandai dengan perasaan tegang, khawatir, dan takut seperti peningkatan denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah.
Kecemasan subjektif terjadi apabila suatu keadaan tertentu dapat mencemaskan individu sementara individu yang lain tidak demikian. Di samping itu individu akan merasa cemas pada suatu stimulus tetapi tidak merasa cemas pada saat yang lain, walaupun dengan stimulus yang sama.
Menurut Clerq (1994) kecemasan itu ada dua yaitu state anxiety
dan trait anxiety. State anxiety adalah reaksi emosi sementara sebagai suatu ancaman. State anxiety ini beragam dalam hal intensitas dan waktu (contohnya mengikuti ujian, terbang, kencan pertama). Trait anxiety
menunjuk pada ciri atau sifat seseorang yang cukup stabil yang mengarahkan seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan sebagai ancaman yang disebut dengan ‘anxiety pronenes’
(kecenderungan akan kecemasan).
atau berdetak kencang, suara yang bergetar, tangan yang dingin dan lembab, sering buang air kecil dan badan terasa panas dingin.
Sebenarnya kecemasan merupakan sesuatu yang sehat apabila kecemasan tersebut dapat mendorong individu untuk menambah usahanya supaya dapat melakukan pekerjaan dengan baik (Utami, 1991). Akan tetapi kecemasan yang berlebihan dapat menghambat individu dalam mencapai targetnya. Selain itu dengan adanya kecemasan yang dialami oleh individu, maka individu tersebut tidak dapat mengembangkan kemampuannya secara efektif.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosi yang ditandai dengan adanya perasaan takut dan khawatir atas suatu situasi yang tidak menentu dan kecemasan ini bersifat subjektif karena dapat berbeda antara individu yang satu dengan lainnya. Kecemasan ini ditandai dengan ciri-ciri fisik seperti gelisah dan gugup, tangan dan anggota tubuh gemetar, banyak berkeringat, telapak tangan berkeringat, jantung berdetak kencang, suara bergetar, tangan menjadi dingin dan sering buang air kecil.
b. Komponen reaksi kecemasan
1) Bersifat fisiologis, antara lain ujung-ujung jari terasa dingin, keringat bercucuran, denyut jantung cepat, pencernaan tidak teratur, kepala pusing, sesak nafas, tidur tidak nyenyak.
2) Bersifat psikologis, antara lain yaitu adanya perasaan yang sangat takut, rendah diri, tidak dapat konsentrasi, tidak tentram, hilang kepercayaan diri.
Hampir sama dengan pendapat tersebut, Supratiknya (1995) juga mengemukakan beberapa gejala dari kecemasan, seperti :
1) Senantiasa diliputi ketegangan, was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu (diffuse uneasiness).
2) Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, dan sering merasa tidak mampu, minder, depresi, serba sedih.
3) Sulit berkonsentrasi dalam mengambil keputusan, serba takut salah. 4) Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap tegang,
bereaksi secara berlebihan terhadap ransangan yang datang tiba-tiba atau tidak diharapkan dan selalu melakukan gerakan-gerakan neurotik tertentu, seperti menggerak-gerakkan tangan dan mendehem.
5) Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan sekitar bahu, mengalami diare ringan, sering buang air kecil dan menderita gangguan tidur seperti insomia.
8) Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa sebab yang jelas.
9) Sering mengalami perasaan cemas tanpa sebab pemicu yang jelas. Gejalanya dapat berupa berdebar-debar, sulit bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa panas dingin, berkunang-kunang dan sakit perut.
Selain itu Nevid & Rathus (2005) juga mengemukakan beberapa ciri-ciri dari kecemasan, yaitu :
1) Ciri-ciri fisik, seperti : kegelisahan dan gugup, tangan dan anggota tubuh yang bergetar atau gemetar, banyak berkeringat, telapak tangan yang berkeringat, jantung berdebar keras atau berdetak kencang, suara yang bergetar, tangan dingin dan lembab, sering buang air kecil, dan badan terasa panas dingin.
2) Ciri-ciri perilaku seperti : perilaku menghindar dari masalah, dan perilaku melekat / dependen.
3) Ciri-ciri kognitif, seperti : khawatir tentang sesuatu, ketakutan akan ketidak mampuan mengatasi masalah, berpikir bahwa semuanya membingungkan tanpa dapat di atasi, pikiran campur aduk atau kebingungan, sulit memfokuskan pikiran atau berkonsentrasi.
1) Fungsi simpatik, meliputi meningkatnya konsentrasi adrenalin dalam darah, meningkatnya kadargula darah, meningkatnya tekanan darah, meningkatnya detak jantung dan nadi, mulut jadi kering, kulit menjadi pucat dan berpeluh serta nafas menjadi cepat.
2) Fungsi parasimpatik, meliputi frekuensi buang air seni lebih banyak, meningkatnya peristattis, buang air besar, diare, rambut berdiri, meningkatnya tonus otot sehingga otot menjadi tegang, gelisah, menurunnya pencernaan, berkurangnya nafsu makan dan fungsi tidur.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka gejala-gejala kecemasan itu terdiri dari 3 komponen, yaitu :
1) Komponen Psikologis, yaitu kecemasan yang berkaitan dengan perasaan yang dialami oleh individu tersebut, seperti merasa sangat takut, tidak dapat berkonsentarasi, merasa was-was, minder, tertekan, dan bingung.
2) Komponen Fisiologis, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan reaksi dari tubuh individu tersebut, seperti ujung-ujung jari terasa dingin, keringat bercucuran, pencernaan tidak teratur, kepala pusing, sesak nafas, tidur tidak nyenyak, otot terasa tegang, jantung berdebar-debar, badan terasa panas dingin, suara bergetar dan sering buang air kecil.
seperti tangan yang bergetar, menggerak-gerakkan tangan, menggerakkan kaki sering mendehem, menghindar / melarikan diri dari masalah.
c. Faktor-faktor penyebab kecemasan
Kecemasan dapat muncul karena berbagai sebab. Kartono (1981) mengemukakan beberapa sebab orang mengalami kecemasan antara lain : 1) Bila individu merasa bahwa kehidupan ini terancam oleh sesuatu,
walaupun sesuatu itu tidak jelas.
2) Kekhawatiran dari kita apabila kita kehilangan orang yang kita cintai. 3) Perasaan bersalah, berdosa, dan bertentangan juga menimbulkan
banyak kecemasan.
Greist, Martens & Sherkey (dalam Gunarsa, 1996) mengemukakan beberapa sebab individu mengalami kecemasan, yaitu:
1) Tuntutan sosial yang berlebihan yang belum atau tidak dapat dipenuhi oleh seseorang dan tuntutan ini dapat merupakan perasaan subjektif dari individu yang mungkin tidak dirasakan oleh orang lain.
2) Adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan yang dimiliki individu sehingga menimbulkan perasaan rendah diri. 3) Individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan
yang tidak diharapkan atau diperkirakan olehnya.
untuk menilai secara negatif dan subjektif terhadap hal-hal yang ada disekitarnya.
Berdasarkan dari pendapat Greist, Martens & Sherkey (dalam Gunarsa, 1996), maka dapat disimpulkan bahwa faktor internal itu berupa perasaan subjektif dari individu karena belum dapat memenuhi tuntutan sosial, individu kurang siap menghadapi situasi yang baru, serta adanya pola pikir dan persepsi yang negatif tarhadap situasi atau diri sendiri. Sedangkan untuk faktor eksternalnya berupa standar keberhasilan yang tinggi terhadap individu tersebut.
Selain itu Kretch & Qrutch (dalam Hartanti & Dwijanti, 1997), juga mengemukakan bahwa kecemasan dapat timbul karena kurangnya pengalaman dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap menghadapi situasi baru. Sumber-sumber kecemasan ini terdiri dari dua faktor, yaitu :
1) Faktor internal
Kecemasan berasal dari dalam individu, misalnya perasaan tidak mamapu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, rendah diri. Faktor internal ini sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak rasional.
2) Faktor eksternal
Selain hal-hal yang di atas, individu juga bisa merasa cemas oleh karena banyak hal, seperti saat menghadapi ujian, wawancara yang menentukan nasib seseorang, menunggu berpidato atau berpentas (Roan, 1979).
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan itu terjadi karena adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya, seperti adanya perasaan subjektif dari individu tersebut, individu kurang siap menghadapi situasi yang baru serta adanya pola pikir dan persepsi negatif. Sedangkan untuk faktor eksternalnya yaitu adanya standar keberhasilan yang tinggi terhadap individu tersebut. Disini perilaku asertif termasuk di dalam faktor internal karena berasal dari dalam diri individu. Untuk lebih jelasnya, maka perilaku asertif akan dibahas disubbab selanjutnya.
2. Presentasi Proposal Penelitian Skripsi
a. Pengertian Presentasi Proposal Penelitian Skripsi
disiplin ilmu yang bersangkutan, tetapi tidak boleh merupakan hasil jiplakan (Hartoko & Handayani, 2003).
Menurut Siang (2003), setiap kali mendengar kata skripsi, maka dalam benak mahasiswa selalu terbayang suatu proses yang sulit. Sebenarnya skripsi tidak lebih dari sebuah mata kuliah dengan bobot beberapa SKS, hanya saja minimal ada 2 hal yang membuat skripsi menjadi mata kuliah yang istimewa dibandingkan dengan kuliah teori. Pertama, karena skripsi biasanya merupakan pintu gerbang terakhir sebelum menjadi sarjana. Kedua, karena sifat mata kuliahnya yang berbeda dengan kuliah teori, selain itu skripsi harus dilaksanakan secara mandiri oleh tiap mahasiswa mulai dari proposal hingga ujian pendadaran.
Sebelum mahasiswa mengambil skripsi maka mahasiswa tersebut harus mengambil mata kuliah seminar. Di dalam mata kuliah seminar ini setiap mahasiswa wajib mengumpulkan proposal penelitiannya. Pada prinsipnya proposal adalah suatu pemberitahuan tertulis kepada jurusan tentang apa yang hendak diteliti dalam skripsi (Siang, 2003).
berupa permasalahan, tujuan, batasan masalah, serta dasar teori secara ringkas (Siang, 2003)
Ketika Proposal penelitian sudah jadi maka mahasiswa tersebut harus mempresentasikannya di hadapan peserta kuliah dan dosen pengampu. Presentasi adalah pidato yang biasanya diberikan dalam lingkungan bisnis, teknis, profesional atau ilmiah. Pada saat presentasi ini khalayaknya mungkin lebih khusus bila dibandingkan dengan khalayak yang menghadiri pidato yang umum (Mandel, 1991).
Mahasiswa yang melakukan presentasi proposal penelitian berharap agar peserta kuliah dan dosen pengampu dapat mengetahui presentasinya. Di dalam presentasi ini para peserta kuliah mempunyai kesempatan untuk bertanya kepada si peneliti apabila mereka merasa kurang jelas dengan materi yang ingin di telitinya dan dari pertanyaan-pertanyaan ini maka dapat dijadikan masukan bagi perkembangan proposal penelitian si calon peneliti.
b. Pembuatan Proposal Penelitian Skripsi
Menurut Siang (2003), di banyak perguruan tinggi umumnya pelaksanaan skripsi didahului dengan pembuatan proposal. Jika proposal disetujui maka skripsi dapat dimulai. Pada beberapa fakultas, mata kuliah seminar sering juga di sebut kolokium. Biasanya seminar atau kolokium ini berlangsung singkat dan waktunya tidak lama seperti ujian pendadaran dan pertanyaan yang diajukan biasanya hanya seputar dasar teori dan langkah-langkah yang akan kita kerjakan di dalam pembuatan proposal penelitian skripsi kita.
Minimal ada 2 tujuan pembuatan proposal (Siang, 2003), yaitu : 1) Agar tidak terjadi duplikasi judul. Pihak jurusan harus mengupayakan
agar skripsi yang pernah dibuat tidak lagi diulangi oleh mahasiswa lainnya.
2) Agar materi skripsi memenuhi standar minimal yang telah ditetapkan oleh fakultas. Dari proposal akan kelihatan apakah yang dilakukan mahasiswa sudah cukup layak. Jika materi dianggap terlalu mudah atau terlalu sulit maka biasanya proposal akan ditolak atau direvisi. Akan lebih baik jika penolakan dilakukan sebelum skripsi dibuat daripada di tengah atau setelah skripsi selesai.
1) Pikirkan judul atau topik skripsi
Judul skripsi meliputi apa yang akan dikerjakan dalam skripsi dan bagaimana cara mengerjakannya. Ide ini tidak bisa muncul mendadak, tapi membutuhkan waktu untuk menggalinya.
2) Prosedur skripsi
Sebelum skripsi benar-benar diambil, mahasiswa perlu mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan yang berlaku di fakultasnya, seperti apakah diperlukan proposal atau kolokium, bagaimana menentukan dosen pembimbing.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kita harus memikirkan judul skripsi kita dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi kesamaan judul skripsi antara mahasiswa yang satu dengan yang lain serta mahasiswa harus tahu bagaimana prosedur di fakultasnya ketika menyusun skripsi sehingga proses penyusunan skripsinya dapat berjalan dengan lancar.
3. Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi
Kemungkinan penyebab dari kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi ini adalah karena skripsi merupakan mata kuliah yang berbeda dengan mata kuliah teori sehingga membutuhkan penguasaan materi yang lebih. Selain itu presentasi proposal penelitian skripsi ini harus dilakukan secara individual sehingga tingkat kecemasannya menjadi lebih tinggi bila dibandingkan pada saat mahasiswa tersebut melakukan presentasi secara berkelompok.
Hal ini berarti bahwa ada faktor internal dan eksternal yang menyebabkan kecemasan. Faktor internalnya seperti perasaan subjektif dari individu itu sendiri yang merasa belum siap menghadapi suatu situasi yang baru dan adanya pola pikir dan persepsi yang negatif yang dimiliki oleh individu tersebut. Sedangkan untuk faktor eksternalnya, seperti adanya standar keberhasilan yang tinggi terhadap individu tersebut.
B. Perilaku Asertif
1. Pengertian Perilaku Asertif
Cawood (1997) yang mengatakan bahwa perilaku asertif adalah ekspresi yang : (a) langsung (perilaku tidak berputar-putar, menyampaikan pesan dengan fokus dan jelas, serta tidak menghakimi), (b) jujur (perilakunya selaras dengan isyarat yang ada seperti cocok dengan perkataan, gerak-gerik dan perasaan), (c) pada tempatnya (dapat memperhitungkan waktu dan tempat serta perasaan orang lain dan diri sendiri).
Lloyd (1990), mengatakan bahwa perilaku asertif itu bersifat langsung, dan jujur. Perilaku ini mengkomunikasikan kesan penerimaan kepada diri sendiri dan orang lain. Dengan bersikap asertif, kita memandang keinginan, kebutuhan dan hak kita sama dengan keinginan, kebutuhan dan hak orang lain. Artinya perilaku ini menghasilkan keberhasilan tanpa pembalasan dan mendorong hubungan yang jujur dan terbuka. Perilaku asertif ini berbeda dengan perilaku agresif. Perilaku agresif lebih kompleks, dapat aktif atau pasif, langsung atau tidak langsung, jujur atau tidak, tetapi selalu mengkomunikasikan suatu kesan superioritas.
secara jujur. Dengan mengembangkan perilaku asertif akan membantu individu dalam menyampaikan pendapat, argumentasi, ide-ide atau kegiatan sehari-hari, karena individu yang asertif adalah yang mampu menyampaikan perasaan dan pikiran yang sesungguhnya (Andu, 1993).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah perilaku yang jujur dan langsung terutama ketika menyampaikan sesuatu ide / pendapat kepada orang lain dengan tetap menghargai hak asasi orang lain.
2. Ciri-Ciri Perilaku Asertif
Adams dan Lezs (1995) berpendapat bahwa ciri-ciri perilaku asertif adalah :
a. Bergaul dengan jujur dan langsung.
b. Mampu menyatakan perasaan, kebutuhan-kebutuhan dan ide mereka. c. Mampu bertindak demi kepentingan sendiri dan mengambil inisiatif
demi memenuhi kebutuhannya.
d. Mampu meminta informasi dan bantuan orang lain bilamana mereka membutuhkannya.
e. Bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan ketika berkonflik dengan orang lain.
3. Manfaat Perilaku Asertif
Adams & Lenz (1995) mengatakan bahwa ketika individu mampu berperilaku asertif maka ia akan mampu sepenuhnya memahami dan mengenali diri sendiri dengan baik, mengetahui kebutuhan diri, mampu mengungkapakan opini, dan ide-idenya kepada orang lain. Kemampuan untuk mengungkapkan diri akan menjadikan individu tersebut mampu bertindak kongkret pada apa yang dirasakan serta menciptakan lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan diri dengan orang lain secara efektif.
Perilaku asertif akan membantu seseorang untuk mengkomunikasikan secara jelas dan tegas kebutuhan-kebutuhan, keinginan dan perasaannya kepada orang lain, berkurangnya frustrasi dan kebencian, semakin bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan diri mereka sendiri. Selain itu perilaku asertif akan membantu individu dalam meningkatkan perasaan sejahtera, bebas dari rasa tertekan serta dapat menghambat munculnya kecemasan (Utami, 2004).
C. Hubungan antara Perilaku Asertif dan Kecemasan Presentasi Proposal
Penelitian Skripsi pada Mahasiswa.
Ketika seorang mahasiswa sudah sampai pada tingkat akhir perkuliahannya, mahasiswa tersebut harus mengambil mata kuliah seminar. Dalam mata kuliah seminar tersebut setiap mahasiswa harus mempresentasikan proposal penelitian skripsinya di hadapan dosen pengampu dan peserta kuliah secara mandiri.
Kemungkinan penyebab dari kecemasan yang dialami oleh mahasiswa ini adalah adanya pikiran yang negatif dan tidak rasional yakni pola pikir dan persepsi yang negatif terhadap kritikan dari orang lain. Seperti yang di kemukakan oleh Rahayu, dkk (2004) bahwa kecemasan yang dialami individu itu terjadi karena adanya pikiran negatif dan tidak rasional. Artinya individu berpikir bahwa orang-orang yang ada di dalam presentasi itu akan mengevaluasi semua kegiatan yang ia lakukan di depan umum, mulai dari pakaian, cara presentasi, gaya penyampaian materi presentasi, cara menjawab pertanyaan dari peserta kuliah dan dosen pengampu sarta kemampuan ia menjawab apakah ia dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan baik atau tidak.
Hambatan ini terjadi karena mahasiswa tersebut tidak dapat mengemukakan pendapatnya secara langsung kepada peserta kuliah dan dosen pengampu mengenai pendapat, ide dan argumentasinya terhadap materi presentasi proposal penelitiannya. Padahal didalam presentasi proposal penelitian skripsi ini diperlukan keterbukaan atas kritikan dan masukan dari peserta kuliah dan dosen pengampu demi kemajuan proposal penelitiannya. Akibatnya, maka presentasi ini berjalan dengan tidak lancar karena adanya kekhawatiran bahwa mahasiswa ini akan dievaluasi oleh dosen dan peserta kuliah sehingga bila ia harus berargumentasi dengan dosen dan peserta kuliah maka ia tidak dapat memberikan jawaban yang maksimal.
Seseorang yang berperilaku asertif dapat menerima kritikan dan masukan dari dosen dan peserta kuliah tersebut dengan sikap terbuka, tanpa harus merasa dijatuhkan, bersedia mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan materi ilmiahnya dan mau berargumentasi serta bernegosiasi dengan orang lain demi kemajuannya dalam mempresentasikan proposal penelitian skripsinya, akibatnya presentasi ini dapat berjalan dengan lancar karena ia tidak merasa takut untuk dievaluasi oleh dosen dan peserta kuliah karena ia mempunyai pikiran yang positif demi kemajuan proposal penelitian skripsinya.
Berikut ini adalah skema hubungan antara perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa :
Tinggi
• Bergaul dengan jujur dan langsung
• Mampu menyatakan perasaan, kebutuhan dan ide.
• Mampu bertindak demi kepentingan sendiri dan mengambil inisiatif demi memenuhi kebutuhannya.
• Mampu meminta informasi dan bantuan orang lain bilamana mereka membutuhkannya
• Bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan ketika berkonflik dengan orang lain.
• Mampu mempertahankan hak tanpa melanggar hak dan kebutuhan orang lain.
Rendah
• Tidak dapat bergaul dengan jujur dan langsung.
• Tidak mampu menyatakan perasaan, kebutuhan dan ide.
• Tidak mampu bertindak demi kepentingan sendiri dan tidak dapat mengambil inisiatif demi memenuhi kebutuhannya.
• Tidak mampu meminta
informasi dan bantuan orang lain bilamana mereka membutuhkannya.
• Tidak bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan ketika berkonflik dengan orang lain.
• Tidak mampu mempertahankan hak tanpa melanggar hak dan kebutuhan orang lain.
Besar Kecilnya Kekhawatiran Dievaluasi
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitiannya sebagai berikut :
31
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional
bertujuan untuk menyelidiki variasi pada suatu variabel berkaitan dengan
variasi pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi
(Azwar, 1999).
B.Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah :
1. Variabel bebas : perilaku asertif
2. Variabel tergantung : kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi
C. Definisi Operasional Variabel
1. Perilaku asertif
Perilaku asertif adalah suatu perilaku yang jujur dan langsung
terutama ketika menyampaikan pendapat kepada orang lain dengan tetap
menghargai hak asasi orang tersebut.
Perilaku asertif mencakup 6 ciri, yaitu :
a. Bergaul dengan jujur dan langsung.
c. Mampu bertindak demi kepentingan sendiri dan mengambil inisiatif demi
memenuhi kebutuhannya.
d. Mampu meminta informasi dan bantuan dari orang lain bilamana
membutuhkan.
e. Bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan ketika berkonflik
dengan orang lain.
f. Mampu mempertahankan hak tanpa melanggar hak dan kebutuhan orang
lain.
Tinggi rendahnya perilaku asertif subjek dilihat dari skor total pada skala perilaku asertif. Semakin tinggi skor total, maka semakin tinggi
perilaku asertif subjek. Sebaliknya semakin rendah skor totalnya, maka
semakin rendah pula perilaku asertif subjek.
2. Kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi
Kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi adalah suatu
keadaan emosi yang ditandai dengan perasaan takut dan khawatir pada saat
menyampaikan materi presentasi yang berkaitan dengan bidang ilmu dari
fakultas atau jurusan mahasiswa tersebut yang disampaikan oleh si peneliti
kepada peserta kuliah dan dosen pengampu.
3 komponen yang terdapat pada kecemasan, yaitu :
a. Psikologis, yaitu kecemasan yang berkaitan dengan perasaan yang
dialami oleh individu tersebut, seperti merasa sangat takut, tidak dapat
b. Fisiologis, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan reaksi dari
tubuh individu tersebut, seperti ujung-ujung jari terasa dingin, keringat
bercucuran, denyut jantung cepat, pencernaan tidak teratur, kepala
pusing, sesak nafas, tidur tidak nyenyak, otot terasa tegang, jantung
berdebar-debar, badan terasa panas dingin, suara bergetar dan sering
buang air kecil.
c. Perilaku, yaitu kecemasan yang berkaitan dengan perilaku yang muncul
pada saat individu mengalami kecemasan, seperti tangan yang bergetar,
menggerak-gerakkan tangan, menggerakkan kaki, sering mendehem, menghindar / melarikan diri dari masalah.
Kecemasan subjek diukur dengan skala kecemasan presentasi
proposal penelitian skripsi. Tinggi rendahnya kecemasan subjek dapat
dilihat dari skor total yang diperolehnya. Makin tinggi skor total yang
diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula kecemasannya. Sebaliknya
semakin rendah skor totalnya, maka semakin rendah pula kecemasan yang
dialami subjek.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah para mahasiswa Universitas Sanata Dharma
dari fakultas Psikologi, fakultas Pendidikan Akuntansi, fakultas Sejarah,
fakultas MIPA (Fisika) dan fakultas JPMIPA (Matematika) yang sudah
mengambil mata kuliah seminar. Adapun pertimbangan peneliti mengambil
pertama kali harus mempresentasikan proposal penelitian skripsinya di depan
kelas.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik pencarian sampel penelitian yang
didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai
sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebalumnya (Hadi, 1996).
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Ada dua macam data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data
perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi. Kedua
data tersebut di peroleh dengan menggunakan skala yang dibuat oleh peneliti
berdasarkan aspek-aspek dari kedua variabel tersebut. Skala tersebut disusun
dengan memakai model penskalaan Likert. Metode skala adalah suatu metode
penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang tidak
langsung menggunakan atribut yang hendak diukur melainkan mengungkapkan
atribut yang bersangkutan (Azwar, 1999).
Masing-masing item akan diberi rentang penilaian 4, 3, 2, 1 untuk SS
(Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai)
untuk jawaban subjek yang bersifat favorable. Sebaliknya, untuk pertanyaan
unfavorable akan digunakan penilaian 1, 2, 3, 4 untuk SS (Sangat Sesuai),
S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Didalam
skala dan meniadakan kategori jawaban tengah atau netral dengan maksud
menghindari adanya kecenderungan jawaban ketengah (central tendency effect)
dan untuk melihat kecenderungan jawaban kearah sesuai atau tidak sesuai
(Hadi, 1996)
1. Skala Perilaku Asertif
Skala perilaku asertif yang dibuat oleh peneliti berdasarkan dari teori
yang telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka, yang terdiri dari enam ciri,
yaitu :
a. Bergaul dengan jujur dan langsung.
b. Mampu menyatakan perasaan, kebutuhan-kebutuhan dan ide-ide.
c. Mampu bertindak demi kepentingan sendiri dan mengambil inisiatif demi
memenuhi kebutuhannya.
d. Mampu meminta informasi dan bantuan dari orang lain bilamana
membutuhkan.
e. Bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan ketika berkonflik
dengan orang lain.
f. Mampu mempertahankan hak tanpa melanggar hak dan kebutuhan orang
lain.
Skala perilaku asertif terdiri dari 56 butir pertanyaan, yang terdiri dari 27
butir pertanyaan favorable dan 29 butir pertanyaan unfavorable. Berikut
dapat dilihat blue print distribusi butir skala perilaku asertif sebelum uji
Tabel 1
Spesifikasi Skala Perilaku Asertif
(sebelum uji coba)
No Ciri-ciri Favorabel Unvaforabel Total(%)
1 Bergaul dengan jujur dan langsung.
2 Mampu menyatakan perasaan, kebutuhan dan ide.
11, 12, 34,
4 Mampu meminta informasi dan bantuan orang lain bila
mana mereka
5 Bersedia mencari
penyelesaian yang
6 Mampu mempertahankan hak tanpa melanggar hak dan kebutuhan orang lain.
2. Skala Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi
Skala kecemasan disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang telah
dijelaskan dalam tinjauan pustaka, yang terdiri dari tiga komponen, yaitu :
a. Psikologis
b. Fisiologis
c. Perilaku
Skala kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi ini terdiri dari 54
butir pertanyaan, yang terdiri dari 27 butir pertanyaan favorable dan 27 butir
pertanyaan unfavorable. Berikut dapat dilihat blue print distribusi skala kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi sebelum uji coba pada
tabel 2.
Tabel 2
Spesifikasi Skala Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi
(sebelum uji coba)
No Komponen Favorabel Unfavorabel Total
F. Validitas, Seleksi Item dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut
(Azwar, 2001).
Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan validitas isi
(content validity). Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional
judgement. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauhmana item-item tes mewakili komponen-komponen dalam
keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representasi) dan
sejauh mana item-item tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur
(aspek relevansi) (Azwar, 1999).
2. Seleksi Item
Item yang disusun dalam suatu skala atau tes yang tidak
memperhatikan kualitas yang baik harus disingkirkan atau direvisi terlebih
dahulu sebelum menjadi bagian dari skala. Hanya item yang mempunyai
kualitas yang dimaksud dalah keselarasan atau konsistensi antara item
dengan tes secara keseluruhan atau sering disebut dengan korelasi item total.
Menurut Azwar (2001), prosedur pengujian korelasi item dilakukan
dengan komputasi koefisien antara distribusi skor pada setiap item dengan
distribusi skor total sebagai kriteria. komputasi ini akan menghasilkan
koefisien korelasi item total (rix) yang umumnya dikenal dengan indeks daya
beda item.
Sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total,
biasanya digunakan batasan (rix) ≥ 0,30. Semua item yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki daya beda yang
memuaskan. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor item
dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara item dengan
skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya (Azwar,
2001).
Berdasarkan data hasil uji coba pada tanggal 18 sampai 25 Januari
2007 terhadap 45 subjek, prosedur analisis item dilakukan dengan
menggunakan koefisien korelasi Pearson dari program komputer SPSS for
windows versi 12.00. Berikut ini adalah distribusi item skala setelah uji
coba.
a. Skala Perilaku Asertif
Hasil pengujian terhadap 56 item skala perilaku asertif
itu adalah item nomor 3, 5, 6, 17, 24, 35, 40, 48, 49, 51, 56. Berikut ini
adalalah tabel distribusi item skala perilaku asertif setelah uji coba:
Tabel 3
Distribusi Item Skala Perilaku Asertif
Setelah Uji Coba
No Ciri-ciri Favorabel Unvaforabel Total (%)
1 Bergaul dengan jujur dan langsung.
2 Mampu menyatakan perasaan, kebutuhan dan
3 Mampu bertindak demi kepentingan sendiri dan orang lain bila mana mereka membutuhkannya.
5 Bersedia mencari penyelesaian yang
6 Mampu mempertahankan hak tanpa melanggar hak dan kebutuhan orang lain.
b.Skala Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi
Pada skala kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi,
terdapat 54 item dari hasil pengujian menunjukkan bahwa 42 item lolos
seleksi. Adapun item-item yang gugur adalah item nomor 5, 7, 8, 11, 13,
14, 15, 17, 27, 34, 35, 42. Berikut ini adalah tabel distribusi item skala
kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi setelah uji coba :
Tabel 4
Distribusi Item Skala Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi
Setelah Uji Coba
No Komponen Favorabel Unfavorabel Total (%)
1 Psikologis 1, 2, 3, 4, 27, 34,
Reliabilitas adalah konsistensi atau sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya
apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang
Penelitian ini menggunakan perhitungan reliabilitas koefisien Alpha
dari Cronbach sebab koefisien alpha mempunyai nilai praktis dan efisiensi
yang tinggi karena hanya dilakukan satu kali pada sekelompok subjek. Pada
umumnya reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya
mencapai rxx = 0,900. Namun koefisien yang tidak setinggi itu biasanya
sudah dianggap cukup baik (Azwar, 2001).
Uji coba skala yang telah dilaksanakan, menghasilkan reliabilitas α = 0,953 untuk skala perilaku asertif, dan untuk skala kecemasan presentasi
proposal penelitian skripsi memiliki reliabilitas α = 0,965.
G. Metode Analisis Data
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara
perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada
mahasiswa. Oleh karena itu teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi
Product Moment dari Peason. Uji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 12.00.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah penelitian ditempuh terdiri dari dua tahap.
1. Tahap Persiapan :
a.Mempersiapkan alat ukur. Alat ukur yang digunakan adalah skala untuk
mengukur perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian
skripsi.
b.Melakukan uji coba skala kepada subjek penelitian. Subjek penelitian
harus sesuai dengan kriteria subjek penelitian yaitu mahasiswa Universitas
Sanata Dharma dari berbagai fakultas yang telah mengambil mata kuliah
seminar.
c.Menganalisis item-item skala. d.Mengolah data hasil uji coba.
e.Menganalisis data dan menentukan item-item yang gugur.
2. Tahap Pelaksanaan
a.Mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk penelitian.
b.Melakukan pengumpulan data.
c.Menganalisis data penelitian dengan korelasi Product Moment dari
Pearson.
d.Membuat pembahasan berdasarkan analisis.
44 A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dengan tujuan mencari hubungan antara perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa ini dilakukan pada tanggal 12 Februari 2007 sampai dengan tanggal 19 Februari 2007. Adapun subjek penelitiannya adalah para mahasiswa yang baru saja selesai mengambil mata kuliah seminar di semester sebelumnya yaitu pada bulan November, sehingga jarak pengambilan data dengan selesainya subjek mengambil mata kuliah seminar ini adalah kurang lebih 2 bulan.
Pengambilan data dilakukan di beberapa fakultas yang ada di Universitas Sanata Dharma seperti fakultas Psikologi, fakultas Pendidikan Akuntansi, fakultas Sejarah, fakultas MIPA (Fisika), dan fakultas JPMIPA (Matematika). Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian.
B. Deskripsi Subjek
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang sudah mengambil mata kuliah seminar. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner didapatkan data-data mengenai identitas subjek penelitian yang dapat dilihat pada tabel 5 :
Tabel 5
Identitas Subjek Penelitian
Jenis kelamin Angkatan Fakultas
Laki-laki Perempuan 2002 2003
Sosial :
C. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh nilai mean teoritik dan
mean empirik. Mean teoritik adalah rata-rata skor skala penelitian yang diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah skala tersebut. Sementara
Tabel 6
Hasil Analisis Deskriptif
Statistik Perilaku Asertif Kecemasan
Presentasi Proposal
Penelitian Skripsi
N 68 68
Skor minimum teoritis 45 42
Skor maksimum teoritis 180 168
Skor minimum empiris 97 57
Skor maksimum empiris 195 128
Mean teoritis 112,5 105
Mean empiris 130,76 95,56
SD empiris 12,123 14,515
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Tabel 7
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Kolmogorov-Smirnov Asymp.Sig. (2 tailed)
Perilaku Asertif 0,857 0,455
Kecemasan Presentasi Proposal Penelitian Skripsi
0,745 0,636
Hasil uji normalitas menghasilkan probabilitas (p) data perilaku asertif sebasar 0,455 (p> 0,05) dan probabilitas (p) untuk data kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi sebesar 0,636 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data pada kedua sampel adalah normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara skor variabel perilaku asertif dan variabel kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi merupakan garis lurus atau tidak.
Tabel 8 Hasil Uji Linearitas
F Sig.
Combined 2,802 0,002
Linearity 28,546 0,000 Skor Perilaku Asertif
2. Uji Hipotesis Hubungan
Uji hipotesis hubungan variabel dalam penelitian dilakukan dengan menggunakana program SPSS for Windows versi 12.00. Analisis data penelitian menggunakan teknik korelasi Product Moment. Hasilnya menunjukkan bahwa skor korelasi untuk variabel perilaku asertif dan variabel kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi adalah -0,475 dengan p < 0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi : “Ada hubungan negatif antara perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa“ diterima.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang negatif antara perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa. Dari hasil uji hipotesis didapatkan koefisien korelasi antara variabel perilaku asertif dan variabel kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa sebesar -0,475 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang negatif dan signifikan antara perilaku asertif dan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi. Artinya semakin tinggi perilaku asertif mahasiswa maka semakin rendah kecemasan presentasi proposal penelitian skripsinya. Begitupula sebaliknya semakin rendah perilaku asertif mahasiswa maka semakin tinggi kecemasan presentasi proposal penelitian skripsinya.
Utami (2004), mengemukakan bahwa dengan adanya perilaku asertif maka akan membantu individu dalam meningkatkan perasaan sejahtera, bebas dari rasa tertekan dan dapat menghambat munculnya kecemasan. Kecemasan yang dialami oleh setiap individu itu bersifat subjektif karena antara individu yang satu dengan individu yang lain mempunyai tingkat kecemasan yang berbeda. Hal ini tergantung situasi yang dialami oleh individu tersebut.
Kecemasan yang ada di dalam diri individu tersebut tampak dari gejala-gejala psikologis, fisiologis dan perilaku. Gejala psikologis, seperti perasaan takut, tidak dapat berkonsentrasi, merasa was-was, minder, tertekan dan bingung. Gejala fisiologis seperti ujung jari terasa dingin, keringat bercucuran, denyut jantung cepat, pencernaan tidak teratur, kepala pusing, dll. Serta gejala perilaku seperti tangan yang bergetar, menggerak-gerakkan tangan, menggerakkan kaki, sering mendehem, dan menghindar / melarikan diri dari masalah.
Kecemasan yang dialami oleh para mahasiswa ini dapat disebabkan karena mahasiswa ini memiliki pikiran yang negatif dan tidak rasional. Seperti yang dikemukakan oleh Rahayu, dkk (2004), bahwa kecemasan yang dialami oleh individu itu terjadi karena adanya pikiran negatif dan tidak rasional, karena individu tersebut berpikir bahwa ia akan menjadi pusat perhatian dan mempunyai banyak kesempatan untuk dilihat banyak orang, baik itu mengenai penampilan maupun pembicaraannya.
ketika berbicara di depan umum, yang mempunyai pengaruh buruk yang cukup signifikan terhadap hidup mereka sehingga mereka tidak dapat mengembangkan potensi mereka dengan baik (Stein, Walker & Forde, dalam Nevid, 2005). Begitu pula dengan mahasiswa yang mengalami kecemasan ketika presentasi proposal penelitian skripsinya. Kecemasan akan membuat proses komunikasi yang terjadi berjalan dengan tidak efektif sehingga akibatnya proses penyampaian materi presentasi menjadi terhambat.
Penelitian yang dilakukan oleh Berlow sebagaimana dikutip oleh Pervin & John (dalam Rahayu, 2004) menunjukkan bahwa individu percaya bahwa dirinya tidak dapat mengatur ancaman dari suatu aktivitas atau kejadian maka ia akan mengalami tekanan besar. Lebih jauh hal tersebut akan berkembang kearah ketidakfungsian kognitif seperti ketakutan mengenai apa yang akan terjadi pada waktu menghadapi persiapan kerja atau ketika berbicara di muka umum.
Menurut Heiberg & Montgomery sebagaimana yang dikutip oleh Rakos (dalam Santosa, 1999) menyatakan bahwa asertivitas sangat berguna sekali dalam mengatasi permasalahan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Setiono & Pramadi (2005) yang menyatakan bahwa orang yang asertif dapat memberi dan menerima kritikan dari orang lain, menerima atau menolak permintaan, mempunyai kemampuan untuk mendiskusikan masalah dan dapat berargumentasi serta bernegosiasi.
Mahasiswa yang harus mempresentasikan proposal penelitian skripsinya ada kemungkinan mengalami kecemasan karena mereka harus mempresentasikan proposal skripsinya secara individual di depan kelas termasuk menjawab pertanyaan yang diajukkan oleh dosen dan peserta kuliah. Bardasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku asertif dapat membantu mereka untuk mengatasi kecemasannya ketika harus mempresentasikan proposal penelitian skripsinya di depan kelas.
Perilaku asertif sangat penting untuk dimiliki oleh mahasiswa terlebih lagi mahasiswa yang akan mempresentasikan proposal penelitian skripsinya, karena mahasiswa yang memiliki perilaku asertif akan berani menerima kritikan dan masukan dari dosen dan peserta kuliah dengan sikap terbuka tanpa harus merasa dijatuhkan, bersedia mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan materi ilmihnya serta mau berargumentasi dan bernegosiasi dengan orang lain. Sebaliknya mahasiswa yang memiliki perilaku asertif yang rendah akan mengalami kecemasan ketika harus mempresentasikan proposal seminarnya di depan kelas. Hal ini terjadi karena ia merasa takut untuk berargumentasi dengan peserta kuliah sehingga ia akan cenderung pasrah kepada pendapat orang lain tanpa bisa mempertahankan pendapatnya.
penelitian ini adalah agar semua pihak yang tertarik untuk membina perilaku asertif seperti dosen dan fakultas dapat memberikan training / pelatihan dan dinamika kelopok kepada mahasiswanya. Pelatihan tersebut dapat dilakukan di luar kelas maupun didalam kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung seperti membiasakan para mahasiswanya untuk melakukan presentasi secara individual di depan kelas.
54 A. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan negatif antara perilaku asertif dengan kecemasan presentasi proposal penelitian skripsi pada mahasiswa. Semakin tinggi perilaku asertifnya maka semakin rendah kecemasan presentasi proposal penelitian skripsinya dan sebaliknya semakin rendah perilaku asertifnya maka semakin tinggi kecemasan presentasi proposal penelitian skripsinya.
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan untuk dapat meningkatkan perilaku asertif mahasiswanya, misalnya dengan memberikan pelatihan di kelas. Pelatihan tersebut dapat dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung seperti memberi kesempatan yang lebih banyak kepada mahasiswa untuk melakukan presentasi di kelas baik secara individual maupun berkelompok sehingga kecemasan yang mereka alami sedikit demi sedikit akan berkurang.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
56
Andu, L. 1993. Hubungan antara perilaku asertif dengan Somatisasi pada Mahasiswa Tahun Pertama Universitas Gadjah Mada. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Cawood, D. 1999. Manajer yang Asertif. Jakarta : Binarupa Aksara.
Daradjad, Z. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta : PT. Gunung Mulia.
Gunarsa. 1996. Psikologi Olah Raga : Teori dan Praktek. Jakarta : PT Gramedia. Hadi, S. 1996. Statistik 3. Yogyakarta : Andi Offset.
Hartanti & Dwijanti, J. E. 1997. Hubungan antara Konsep Diri dan Kecemasan Menghadapi Masa Depan dengan Penyesuaian Sosial Anak-Anak Madura. Anima Vol XII No. 49.
Hartoko. S. D.V & Handayani. S. C. 2002. Pedoman Penulisan Skripsi : Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Hawari, D. 2001. Manajement Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kartono, K. 1981. Gangguan-gangguan Psikis.
Llyod, Sam. R. 1990. Mengembangkan Perilaku Asertif yang Positif. Jakarta : Binarupa Aksara.
Mandel. 1991. Presentasi yang Efektif. Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Nevid, S. J dan Rathus, A. S. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta : Erlangga.
Rahayu, T. I., Ardani, A.T, & Sulistyaningsih. 2004. Hubungan Pola Pikir Positif Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum. Jurnal Psikologi UNDIP Vol. 1, No. 2. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Roan, S. T. 1979 Ilmu Kedokteran Jiwa : S.n.
Santosa, S. J. 1999. Peran Orang Tua dalam Mengajarkan Asertivitas pada Remaja : Anima, Indonesian Psychological Journal Vol. 15 , No. 1, 83-91. Fakultas Psikologi Universitas Widya Mandala Surabaya.
Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Jilid Kedua. edisi Kelima. (Terj.). Jakarta : Erlangga.
Setiono, V & Pramadi, A. 2005. Pelatihan Asertivitas dan Peningkatan Perilaku Asertif Pada Siswa-Siswi SMP. Anima, Indonesia Psychological Journal Vol. 20, No. 2, 149-168. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Siang, J. 2003. Kiat Jitu : Sukses menyusun Skripsi. Yogyakarta : ANDI.
Supratiknya. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius.
LAMPIRAN A
Skala Uji Coba Variabel Perilaku
Asertif dan Variabel Kecemasan
Angkatan :
Skala I
Petunjuk :
Berikut ini terdapat 56 pernyataan tentang perilaku asertif Anda ketika Anda berelasi dengan orang lain. Tugas Anda adalah mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda atau tidak dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang telah tersedia.
Ada empat macam pilihan jawaban yang disediakan dan di bawah ini adalah keterangan pilihan jawaban tersebut :
SS : Sangat Sesuai
1 Ketika bertemu dengan orang baru, saya berani untuk memulia pembicaraan.
X
Artinya ;
Karena kondisi saya sangat sesuai dengan pernyataan diatas, maka saya memberikan tanda silang pada kolom jawaban SS.
Perhatian :
• Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawablah setiap pernyataan secara apa adanya.
saja.
3. Saya merasa senang bila dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan diri saya.
4. Saya melakukan suatu tindakan yang menurut saya baik.
5. Saya menutupi perasaan kecewa saya dengan berpura-pura bersikap biasa.
6. Saya kesulitan menunjukkan kemarahan saya kepada orang lain.
7. Bagi saya mengalah kepada keputusan teman adalah hal yang paling aman.
8. Saya cenderung pasrah kepada keputusan orang lain.
9. Saya malu meminta informasi kepada orang lain, walaupun sebenarnya saya membutuhkan bantuan. 10. Saya dapat menegur orang yang mengabaikan
pembicaraan ketika berdiskusi di dalam kelompok. 11. Ketika bergaul dengan orang lain saya dapat
mengemukakan ide-ide yang saya miliki.
12. Saya berani menuangkan gagasan demi perkembangan dan kemajuan bersama.
13. Saya dapat mengambil keputusan sendiri demi memenuhi kebutuhan saya.
14. Ketika saya merasa kesulitan, saya dapat meminta bantuan kepada orang lain.
15. Ketika saya merasa buntu dengan masalah saya, maka saya dapat meminta bantuan orang lain.