• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

41

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai tindakan penelitian yang dilakukan di SD N Kaliwungu 02 yang terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dimana untuk setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Setiap siklus dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah yang terdiri dari perencanaan, implementasi dan observasi, dan refleksi.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus

Sebelum dilakukan siklus I dan siklus II peneliti terlebih dahulu melakukan observasi aktivitas pembelajaran di kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang semester II Tahun 2014/2015 pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil ulangan harian IPA kelas IV, menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dari 28 siswa yang mendapat nilai memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 18 siswa dan 10 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM.

Berikut ini adalah hasil analisis nilai evaluasi sebelum dilakukan tindakan (Pra Siklus) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Analisis Nilai Tes Formatif Pra Siklus

No Interval Nilai Banyaknya Siswa

1 40 – 49 4 2 50 – 59 5 3 60 – 69 7 4 70 – 79 8 5 80 – 89 4 Jumlah Siswa 28 KKM 70 Rata – Rata 62 Nilai Terendah 40 Nilai Tertinggi 85

(2)

Dari Tabel 4.1 dapat dihasilkan bahwa ulangan harian IPA, siswa yang belum tuntas sebanyak 16 siswa, sedangkan siswa yang sudah tuntas sebanyak 12 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 85 dan nilai terendah adalah 40. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1. dapat dilihat pada diagram 4.2.

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70) data hasil perolehan nilai pada Pra Siklus/ sebelum tindakan dapat dilihat dari tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Presentase (%)

1 Tuntas 12 42,9%

2 Belum Tuntas 16 57,1%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70) dari data hasil perolehan Pra Siklus/ sebelum tindakan diketahui bahwa nilai kurang dari KKM sejumlah 16 siswa atau 57,1%, sedangkan yang sudah mencapai KKM sejumlah 12 siswa dengan presentase 42,9% dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:

0 2 4 6 8 10 12 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 B any ak S is w a Interval Nilai

Hasil Belajar Pra Siklus

Diagram 4.1 Ketuntasan Nilai pada Pra Siklus

(3)

Tuntas 43% Belum

Tuntas 57%

Ketuntasan Nilai Pra Siklus

Diagram 4.2 Ketuntasan Nilai pada Pra Siklus

Berdasarkan data nilai sebelum dilakukan tindakan pada mata pelajaran IPA, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kaliwungu 02 kurang memuaskan. Metode ceramah yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar membuat suasana belajar kurang menarik dan membosankan, sehingga mengakibatkan tingkat pemahaman siswa rendah dan siswa terlihat pasif bahkan ada siswa yang terlihat mengantuk terutama siswa yang duduk di bangku paling belakang. Pada saat proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang bermain dan berbincang-bincang dengan teman sebangkunya tanpa memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini dikarenakan siswa jenuh dengan pembelajaran yang dilakukan guru, karena guru masih kurang menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Hal itulah yang menyebabkan hasil belajar siswa kurang maksimal.

Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas IV SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan Strategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV.

(4)

4.2 Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus 1 terdiri dari 3 kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 30, 31 Maret 2015 dan 1 April 2015. Sebelum pelaksanaan siklus I, terdapat tahap perencanaan. Dimana tahap ini untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Selanjutnya adalah tindakan dan observasi. Terakhir adalah refleksi untuk perbaikan pada siklus I. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara lebih rinci adalah sebagai berikut.

4.2.1 Perencanaan

Tahap perencanaan ini merupakan tahap yang digunakan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses tindakan dan observasi. Pertama-tama adalah mempersiapkan materi yang akan diajarkan. Tentu saja tidak lepas berkolaborasi dengan guru kelas. Materi yang akan diajarkan tersebut berkaitan dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan oleh guru kelas pada siklus 1 ini. Siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.

Persiapan instrumen yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran selama siklus 1 adalah RPP, lembar observasi. penilaian menggunakan soal evaluasi untuk siklus 1.

4.2.2 Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pada siklus 1 terbagi menjadi 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan terbagi menjadi 3 kegiatan utama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun penjelasan proses pelaksanaan tiap pertemuan sebagai berikut:

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 30 Maret 2015. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Kegiatan awal dimulai dengan salam yang dilakukan oleh guru, berdoa dengan hikmat menurut agama masing-masing, mengabsen siswa, dan menyiapkan kelengkapan pembelajaran baik guru maupun siswa seperti buku pelajaran dan alat tulis. Kemudian guru memulai pembelajaran dengan memberikan apersepsi, guru memberikan motivasi guru memberikan penguatan

(5)

untuk tetap mengikuti dengan penuh semangat setiap pengalaman yang akan didapat pada pembelajaran tentang energy dan menyampaikan apresepsi guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran di kelas.

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang berbagai energi yang ada di bumi dengan menampilkan gambar tentang berbagai energi panas. Siswa diminta untuk menggosok-gosokkan tangan, menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan kedua dan menutup kegiatan pembelajaran. Kemudaian tahap pertama orientasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari tentang energi panas menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa kemudian guru membagi kelompok secara acak yang terdiri dari 4-5 siswa. Tahap selanjutnya merumuskan masalah guru menyajikan masalah yang sudah dipersiapkan oleh guru “Bagaimana keadaan tisu yang sudah dikeringkan?”. “Apa yang menyebabkan keadaan tisu menjadi kering?, mengapa demikian ?”. Tahap selanjutnya adalah merumuskan hipotesis siswa merumuskan hipotesis atau mengira-ira jawaban soal yang telah diberikan oleh guru. Masuk ke tahap selanjutnya yaitu Siswa merumuskan hipotesis atau mengira-ira jawaban soal yang telah diberikan oleh guru.

Kemudian tahap selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan melakukan percobaan bersama-sama dengan kelompok dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan tahapan yang terakhir adalah merumuskan kesimpulan siswa menyimpulkan praktikum tersebut sehingga menemukan jawaban yang telah dipertanyakan dalam LKS yang telah disediakan oleh guru.

Kegiatan akhir digunakan oleh guru untuk memberikan pesan moral kepada siswa. Guru memberikan penguatan materi yang telah diajarkan dan yang belum dipahami oleh peserta didik. Bersama-sama siswa dan guru membuat kesimpulan. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 31 Maret 2015. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

(6)

Kegiatan awal dimulai dengan salam yang dilakukan oleh guru, berdoa dengan hikmat menurut agama masing-masing, mengabsen siswa, dan menyiapkan kelengkapan pembelajaran baik guru maupun siswa seperti buku pelajaran dan alat tulis. Kemudian guru memulai pembelajaran dengan memberikan apersepsi, guru memberikan motivasi guru memberikan penguatan untuk tetap mengikuti dengan penuh semangat setiap pengalaman yang akan didapat pada pembelajaran tentang energi dan menyampaikan apresepsi guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran di kelas.

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang berbagai energy bunyi dengan menampilkan beragai gambar tentang energi bunyi . Siswa diminta untuk mendengarkan langkah kaki guru, kemudian menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan kedua dan menutup kegiatan pembelajaran.

Kemudian tahap pertama orientasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari tentang energy bunyi menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa kemudian guru membagi kelompok secara acak yang terdiri dari 4-5 siswa. Tahap selanjutnya merumuskan masalah guru menyajikan masalah yang sudah dipersiapkan oleh guru, bagaimana keadaan telepon alternatif yang di berikan tali penghubung tetapi tidak ditarik lurus?. “Apa yang menyebabkan keadaan telepon alternatif tidak dapat terdengar suara?”. ”Bagaimana keadaan telepon alternatif yang diberikan tali dan ditarik lurus?”. “Mengapa terdengar ada suara jika ditarik lurus talinya?”. Tahap selanjutnya adalah merumuskan hipotesis. Siswa merumuskan hipotesis atau mengira-ira jawaban soal yang telah diberikan oleh guru. Masuk ke tahap selanjutnya yaitu, siswa merumuskan hipotesis atau mengira-ira jawaban soal yang telah diberikan oleh guru.

Kemudian tahap selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan melakukan percobaan bersama-sama dengan kelompok dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan tahapan yang terakhir adalah merumuskan kesimpulan siswa menyimpulkan percobaan tersebut sehingga menemukan jawaban yang telah dipertanyakan dalam LKS yang telah disediakan oleh guru.

(7)

Kegiatan akhir digunakan oleh guru untuk memberikan pesan moral kepada siswa, guru memberikan penguatan materi yang telah diajarkan dan yang belum dipahami oleh peserta didik. Bersma-sama siswa dan guru membuat kesimpulan. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari rabu tanggal 1 April 2015. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Kegiatan awal dimulai dengan salam yang dilakukan oleh guru, berdoa dengan hikmat menurut agama masing-masing, mengabsen siswa, dan menyiapkan kelengkapan pembelajaran baik guru maupun siswa seperti buku pelajaran, alat tulis dan lembar soal evaluasi. Kemudian guru memulai pembelajaran dengan memberikan apersepsi, menanyakan kepada siswa tentang masih ingatkah kalian tentang pelajaran kemarin. Dilanjutkan dengan memberikan rumusan masalah kepada siswa yaitu apa yang telah kalian dapatkan dari pembelajaran kemarin yang akan dijawab sesuai dengan jawaban siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

Kegiatan inti dimulai dengan mengingat secara bersama-sama materi pada pertemuan pertama dan kedua yaitu tentang energi panas dan energi bunyi . Kemudian guru membagikan soal tes yang akan dikerjakan oleh siswa.

Siswa yang sudah selesai mengerjakan soal tes boleh mengumpulkan soal tes tersebut. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal tes, guru menutup kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga pada siklus 1.

4.2.3 Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru, aktivitas siswa, dan aktivitas pembelajaran menggunakan strategi Inkuiri berbantuan media gambar. Rangkuman hasil observasi siklus I adalah sebagai berikut:

1) Hasil observasi siklus I pertemuan pertama adalah aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran Strategi Inkuiri berbantuan media gambar menunjukkan bahwa: penjelasan yang disampaikan guru masih terlalu

(8)

cepat sehingga pemahaman siswa tentang materi pelajaran kurang maksimal. Guru kurang memberikan rangsangan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Pengelolaan waktu yang digunakan masih relatif lama. Aktivitas siswa masih terlihat kurang aktif, masih terlihat adanya siswa yang diam dan mengantuk terutama siswa yang duduk di bangku paling belakang.

2) Hasil oservasi pada siklus I pertemuan ke-2 adalah aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran Strategi Inkuiri berbantuan media gambar menunjukkan bahwa aktivitas guru lebih baik dari sebelumnya. Guru sudah mencoba memberikan rangsangan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Aktivitas siswa sudah terlihat bersemangat dalam pembelajaran. Siswa terlihat cukup baik dari pra siklus.

Tabel 4.3

Observasi Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri Kaliwungu 02 Semester II Tahu 2014-2015

NO Aspek Yang Diteliti Jumlah Item

Rata- rata

Kategori

1. Orientasi 6 2,41 Cukup

2. Merumuskan masalah 2 2.25 Cukup

3. Merumuskan Hipotesis 1 2.0 Cukup

4. Mengamati atau mengumpulkan data

3 2.6 Baik

5. Menguji Hipotesis 2 2,5 Cukup

6. Merumuskan Kesimpulan 3 2.0 Cukup

7. Penutup 3 2,6 Baik

Total 20 2.37 Cukup Baik

Pada tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus I rata-rata Nilai pada aspek 1 orientasi yaitu 2.41 dan melakukan kegiatan awal yang memperoleh rata-rata skor 2.25 dengan kategori baik, pada aspek ke 2 rat-rata 2.25, kategori aspek ke 3 dengan rata-rata 2,0, kategori aspek ke 4 dengan rata-rata 2.6 aspek ke 5 dengan rata-rata 2.5 aspek yang ke 6 dengan rata-rata 2.0 dan yang terakhir aspek yang terakhir 6 dengan rata-rata 2.6 dengan kategori baik. Observasi

(9)

aktivitas siswa dilaksanakan bersamaan dengan dilakukannya observasi kegiatan guru dan siswa.

3) Hasil Belajar IPA

Setelah melakukan pembelajaran siklus I nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan Strategi Inkuiri berbantuan media gambar dapat meningkatan hasil belajar IPA klas IV SD Negeri Kaliwungu 02. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif yang dikerjakan siswa pada akhir pembelajaran siklus I pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Analisis Nilai Tes Formatif Siklus I No Interval Nilai Banyaknya Siswa

1 50 – 59 2 2 60 – 69 4 3 70 – 79 11 4 80 – 89 8 5 90 – 100 3 Jumlah Siswa 28 KKM 70 Rata – rata 76,5 Nilai Terendah 50 Nilai Tertinggi 90

Dari tabel 4.3 dapat dilihat hasil belajar IPA pada siklus I dari 28 siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa, sedangkan siswa yang sudah tuntas sebanyak 22 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90 dan nilai terendah adalah 50. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini:

(10)

0 2 4 6 8 10 12 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 B an yak Si swa Interval Nilai

Distribusi Hasil Belajar Siklus I

Diagram 4.3

Hasil Belajar Pada Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai pada siklus I dapat dilihat dari tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus I

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Presentase (%)

1 Tuntas 22 78,6%

2 Belum Tuntas 6 21,4%

Jumlah 28 100%

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus I, siswa yang mendapatkan nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) atau yang belum tuntas adalah 6 siswa dengan presentase 21,4%, sedangkan siswa yang sudah yang mencapai KKM atau sudah tuntas adalah 22 siswa dengan presentase 78,6%. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut:

(11)

Tuntas 79% Belum Tuntas

21%

Ketuntasan Nilai Siklus I

Diagram 4.4

Ketuntasan Nilai pada Siklus I

Berdasarkan diagram 4.4 menunjukkan bahwa masih terdapat 21,4% siswa yang belum mencapai KKM. Maka dari itu, peneliti akan mengadakan perbaikan dan pemantapan pada siklus II.

4.2.4 Refleksi

Tahap refleksi diperlukan sebelum melangkah ke siklus 2. Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama guru serta observer terhadap berbagai hal berdasarkan penerapan pembelajaran menggunakan strategi pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Kaliwungu 02 menunjukkan hasil yang cukup memuaskan meskipun ada beberapa hal yang belum sesuai seperti apa yang diharapkan. Hasil refleksi pada siklus 1 sebagai berikut :

Pada saat pelaksanaan siklus 1 terutama pertemuan pertama guru masih terlihat kebingungan mengenai tahapan atau langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri. Walaupun hal ini sudah sedikit membaik pada pertemuan kedua yang ditandai dengan meningkatnya skor observasi aktivitas guru pada pertemuan 2. Bukan hanya guru yang kebingunan dengan langkah-langkah Strategi inkuiri tetapi siswa juga merasakan hal yang sama pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua siswa sudah mulai terbiasa dengan langkah-langkah strategi Inkuiri. Hal ini dibuktikan dengan naiknya skor

(12)

observasi aktivitas siswa. Walaupun sudah bisa mengikuti langkah-langkah pembelajaran strategi Inkuiri tetapi guru harus terus membimbing siswa agar semua siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Kekurangan yang lainnya adalah banyak siswa yang masih sibuk sendiri karena tidak memperhatikan arahan atau bimbingan dari guru.

Semua hasil refleksi ini akan dijadikan acuan untuk perbaikan pada siklus 1 agar pembelajaran lebih efektif dan menarik. Sebelum melangkah pada siklus 2 guru, peneliti beserta observer melakukan diskusi bersama mengenai solusi untuk kekurangan yang ada pada siklus pertama terutama ditegaskan kembali mengenai langkah-langkah pembelajaran strategi Inkuiri. Pada pelaksanaan siklus 2, guru diharapkan tidak kebingungan dan enjoy dalam menggunakan strategi inkuiri mendorong guru untuk menggunakan langkah-langkah pembelajaran Strategi inkuir karena pembelajaran IPA sangat efektif menggunakan Strategi Inkuiri sehingga tidak berdampak pada kebingungan siswa saat pembelajaran sedang berlangsung karena guru sudah menguasai pembelajaran dikelas. Pada kegiatan review, guru masih kurang puas apabila hasil review hanya didasarkan dari pertanyaan-pertanyaan siswa. Jadi guru mengusulkan pada kegiatan review ditambahkan kuis atau pertanyaan yang berasal dari guru sehingga guru dapat memantau seberapa dalam informasi yang didapatkan siswa.

Dari hasil refleksi siklus I perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Hasil refleksi siklus I sebagai acuan untuk merencanakan pelaksanaan tindakan siklus II.

4.3 Pelaksanaan Siklus 2

Pelaksanaan siklus 2 terdiri dari 3 kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 6, 7, dan 8 April 2015. Sebelum pelaksanaan siklus 2, terdapat tahap perencanaan. Dimana tahap ini untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Tahap perencanaan ini berdasarkan hasil refleksi dari siklus 1. Selanjutnya adalah tindakan dan observasi. Terakhir adalah refleksi mengenai segala sesuatu mengenai pelaksanaan siklus 2. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara lebih rinci adalah sebagai berikut.

(13)

4.3.1 Perencanaan

Tahap perencanaan ini merupakan tahap yang digunakan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses tindakan dan observasi. Perencanaan siklus 2 didasarkan pada pada hasil refleksi siklus 1. Dengan didasarkan pada kekurangan dan solusi yang didapatkan pada siklus 1 diharapkan pelaksanaan pada siklus 2 berjalan dengan lancar dan efektif sehingga hasil belajar lebih meningkat lagi. Pertama-tama adalah mempersiapkan materi yang akan diajarkan. Tentu saja tidak lepas berkolaborasi dengan guru kelas. Materi yang akan diajarkan tersebut berkaitan dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan oleh guru kelas pada siklus 2 ini. Siklus 2 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.

Persiapan instrumen yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran selama siklus 2 adalah RPP, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, penilaian dengan menggunakan skala liked 1-4 dan soal evaluasi untuk siklus 2. Hal yang tidak boleh terlewatkan adalah mempersiapkan observer yang akan mengamati selama proses pembelajaran berlangsung. Observer yang akan membantu peneliti adalah guru kelas IV.

4.3.2 Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pada siklus 2 terbagi menjadi 3 kali pertemuan.Setiap pertemuan terbagi menjadi 3 kegiatan utama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun penjelasan proses pelaksanaan tiap pertemuan sebagai berikut:

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 6 April 2015. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Kegiatan awal dimulai dengan salam yang dilakukan oleh guru, berdoa dengan hikmat menurut agama masing-masing, mengabsen siswa, dan menyiapkan kelengkapan pembelajaran baik guru maupun siswa seperti buku pelajaran dan alat tulis. Kemudian guru memulai pembelajaran dengan memberikan apersepsi, guru memberikan motivasi guru memberikan penguatan

(14)

untuk tetap mengikuti dengan penuh semangat setiap pengalaman yang akan didapat pada pembelajaran tentang energy alternatif dan menyampaikan apresepsi guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran di kelas.

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang berbagai energy altenatif yang ada, menyampaikan penggunaan strategi. Kemudaian tahap pertama Orientasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari tentang energy panas menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa kemudian guru membagi kelompok secara acak yang terdiri dari 4-5 siswa. Tahap selanjutnya merumuskan masalah guru menyajikan masalah yang sudah dipersiapkan oleh guru bagaimana keadaan baling-baling sebelum ditiup, bagaimana keadaan baling yang sudah ditup?bagaimanakeadaan baling-baling yang sudah ditiup dengan keras? apa yang menyebabkan baling-baling-baling-baling berputar? bagaimana cara kalian memutarkan baling tanpa meniup baling-baling tersebut. Tahap selanjutnya adalah merumuskan hipotesis Siswa merumuskan hipotesis atau mengira-ira jawaban soal yang telah diberikan oleh guru. Masuk ke tahap selanjutnya yaitu siswa merumuskan hipotesis atau mengira-ira jawaban soal yang telah diberikan oleh guru. Kemudian tahap selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan melakukan percobaan bersama-sama dengan kelompok dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan tahapan yang terakhir adalah merumuskan kesimpulan siswa menyimpulkan praktikum tersebut sehingga menemukan jawaban yang telah dipertanyakan dalam LKS yang telah disediakan oleh guru.

Kegiatan akhir digunakan oleh guru untuk memberikan pesan moral kepada siswa, guru memberikan penguatan materi yang telah diajarkan dan yang belum dipahami oleh peserta didik. Bersma-sama siswa dan guru membuat kesimpulan. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 7 April 2015. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

(15)

Kegiatan awal dimulai dengan salam yang dilakukan oleh guru, berdoa dengan hikmat menurut agama masing-masing, mengabsen siswa, dan menyiapkan kelengkapan pembelajaran baik guru maupun siswa seperti buku pelajaran dan alat tulis. Kemudian guru memulai pembelajaran dengan memberikan apersepsi, guru memberikan motivasi guru memberikan penguatan untuk tetap mengikuti dengan penuh semangat setiap pengalaman yang akan didapat pada pembelajaran tentang energy alternatif dan menyampaikan apresepsi guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran di kelas.

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang berbagai energy yang ada, menyampaikan penggunaan strategi. Kemudaian tahap pertama orientasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari tentang energy panas menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa kemudian guru membagi kelompok secara acak yang terdiri dari 4-5 siswa. Tahap selanjutnya merumuskan masalah guru menyajikan masalah yang sudah dipersiapkan oleh guru. Bagaimana keadaan parasut sebelum di terbangkan? bagaimana keadaan parasut yang sudah diterbangkan? apa yang menyebabkan parasut dapat terbang?

Tahap selanjutnya adalah merumuskan hipotesis Siswa merumuskan hipotesis atau mengira-ira jawaban soal yang telah diberikan oleh guru. Masuk ke tahap selanjutnya yaitu siswa merumuskan hipotesis atau mengira-ira jawaban soal yang telah diberikan oleh guru. Kemudian tahap selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan melakukan percobaan bersama-sama dengan kelompok dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan tahapan yang terakhir adalah merumuskan kesimpulan siswa menyimpulkan praktikum tersebut sehingga menemukan jawaban yang telah dipertanyakan dalam LKS yang telah disediakan oleh guru.

Kegiatan akhir digunakan oleh guru untuk memberikan pesan moral kepada siswa, Guru memberikan penguatan materi yang telah diajarkan dan yang belum dipahami oleh peserta didik.Bersma-sama siswa dan guru membuat kesimpulan.Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

(16)

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari rabu tanggal 8 April 2015. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Kegiatan awal dimulai dengan salam yang dilakukan oleh guru, berdoa dengan hikmat menurut agama masing-masing, mengabsen siswa, dan menyiapkan kelengkapan pembelajaran baik guru maupun siswa seperti buku pelajaran, alat tulis dan lembar soal evaluasi. Kemudian guru memulai pembelajaran dengan memberikan apersepsi, menanyakan kepada siswa tentang masih ingatkah kalian tentang pelajaran kemarin. Dilanjutkan dengan memberikan rumusan masalah kepada siswa yaitu apa yang telah kalian dapatkan dari pembelajaran kemarin yang akan dijawab sesuai dengan jawaban siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

Kegiatan inti dimulai dengan mengingat secara bersama-sama materi pada pertemuan pertama dan kedua yaitu tentang energy altenatif yang ada di sekitar kita dan berbagai energy yang ada. Kemudian guru membagikan soal tes yang akan dikerjakan oleh siswa.

Siswa yang sudah selesai mengerjakan soal tes boleh mengumpulkan soal tes tersebut. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal tes, guru menutup kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga pada siklus 2.

4.3.3 Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi siklus I dan siklus II sama. Karena kegiatan yang diamati adalah kegiatan dengan menggunakan Strategi Inkuiri. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru, aktivitas siswa, dan aktivitas pembelajaran menggunakan Strtegi Inkuiri berbantuan media gambar. Rangkuman hasil observasi siklus II adalah sebagai berikut:

1) Hasil observasi siklus II pertemuan pertama adalah aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran Strategi Inkuiri berbantuan media gambar menunjukkan bahwa, penjelasan yang disampaikan guru sudah mengikuti langkah-langkah dengan menggunakan Strategi Inkuiri sehingga

(17)

pemahaman siswa tentang materi pelajaran sudah baik karena guru sudah menguasai strategi yang diajarkan. Guru sudah memberikan rangsangan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Guru sebagai fasilitator mengarahkan jalanya percobaan sehingga pembelajaran di kelas menjadi bermakna untuk siswa. Aktivitas siswa sudah terlihat aktif karena setiap siswa diberi kesempatan ntuk mengemukakan pendapat dan melakukan percobaan.

2) Hasil observasi pada siklus II pertemuan ke-2 adalah aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran Strategi Inkuiri berbantuan media gambar tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama dalam siklus II guru sudah benar-benar menguasai strategi yang diajarkan sehingga siswa nyaman dan tertarik mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Strategi inkuiri.

Tabel 4.6

Observasi Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri Kaliwungu 02 Semester II Tahun 2014-2015

NO Aspek Yang Diteliti Jumlah Item

Rata- rata

Kategori

1. Orientasi 6 3,6 Sangat Baik

2. Merumuskan masalah 2 3,5 Baik

3. Merumuskan Hipotesis 1 3,0 Baik

4. Mengamati atau mengumpulkan data

3 3,1 Baik

5. Menguji Hipotesis 2 3.5 Baik

6. Merumuskan

Kesimpulan

3 3.5 Baik

7. Penutup 3 3,6 Sangat Baik

Total 20 3.4 Baik

Pada tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus II rata-rata 3.4 dengan kategori baik. Nilai pada aspek 1 orientasi yaitu 3.6 dengan kategori sangat baik dan pada aspek ke 2 rata-rata 3.5 dengan kategori baik, kategori aspek ke 3 dengan rata-rata 3,0, kategori aspek ke 4 dengan rata-rata 3.1 aspek ke 5 dengan rata-rata 3.5 aspek yang ke 6 dengan rata-rata 3.5 dan yang terakhir

(18)

Observasi aktivitas siswa dilaksanakan bersamaan dengan dilakukannya observasi kegiatan guru dan siswa.

3) Hasil Belajar IPA

Setelah melakukan pembelajaran siklus II nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan Strantegi Inkuiri berbantuan media gambar dapat meningkatan hasil belajar IPA klas IV SD Negeri Kaliwungu 02. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif yang dikerjakan siswa pada akhir pembelajaran siklus II pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Analisis Nilai Tes Formatif Siklus II

No Interval Nilai Banyaknya Siswa

1 50 – 59 - 2 60 – 69 - 3 70 – 79 9 4 80 – 89 12 5 90 – 100 7 Jumlah Siswa 28 KKM 70 Rata – rata 84,5 Nilai Terendah 70 Nilai Tertinggi 100

Dari tabel 4.7 dapat dilihat hasil belajar IPA pada siklus II dari 28 siswa yang belum tuntas sebanyak 0 siswa, sedangkan siswa yang sudah tuntas sebanyak 28 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 dan nilai terendah adalah 70. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.7 dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini:

(19)

0 2 4 6 8 10 12 14 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 Ju m la h S is w a Interval Nilai

Distribusi Hasil Blajar Siswa Siklus II

Jumlah Siswa

Diagram 4.5

Hasil Belajar Pada Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai pada siklus II dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8

Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus II

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Presentase (%)

1 Tuntas 28 100%

2 Belum Tuntas 0 0

Jumlah 28 100%

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus II, dalam pelaksanaan siklus II dari 28 siswa tuntas semua dengan presentase 100%. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut:

(20)

100% 0%

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas

Diagram 4.6

Ketuntasan Nilai pada Siklus II

Berdasarkan diagram 4.6 menunjukkan bahwa siswa sudah mencapai KKM 70. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70)

4.3.4 Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan penelitian dengan teman sejawat pada siklus II yang menerapkan Strategi Inkuiri berbantuan media gambar telah terjadi peningkatan hasil belajar IPA yang baik. Hal ini dapat dilihat pada siklus II perolehan nilai siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 28 siswa atau sebesar 100%, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70.

Dari nilai hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I dan siklus II, siswa sudah mencapai KKM meningkat yang semula 22 siswa menjadi 28 siswa hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 80%. Siswa sudah terlihat lebih aktif, pembagian siswa dalam kelompok terbukti lebih efisien dan efektif, suasana pembelajaran lebih kompetitif namun menyenangkan sehingga meningkatkan pemahaman materi dan hasil belajar. Dari hasil tersebut peneliti tidak melanjutkan pada siklus berikutnya.

(21)

4.4 Hasil Analisis Data Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari hasil belajar IPA kelas IV pada pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Kenaikan data-data dari hasil pembelajaran IPA pada kondisi awal, siklus I, siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9

Perbandingan Ketuntasan Belajar Antara Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II No Ketuntasan

Belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 Tuntas 12 42,9 22 78,6 28 100

2 Belum Tuntas 16 57,1 6 21,4 0 0

Jumlah 28 28 28

Dari tabel 4.9 perbandingan ketuntasan siswa dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA, sebelum dilakukan tindakan jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 12 siswa dan 16 siswa belum mencapai KKM, setelah dilakukan tindakan siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 22 siswa dan 6 siswa belum mencapai KKM, pada tindakan siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 28 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan Strategi Inkuiri berbantuan media gambar dapat meningkatakan hasil belajar siswa. Berdasarkan tabel 4.9 maka perbandingan antara siswa tuntas dan siswa yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram 4.7 sebagai berikut:

(22)

0 5 10 15 20 25 30

Pra siklus Siklus I Siklus II

juml

ah Si

sw

a

Perbandingan Siklus

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

Siswa

Tidak Tuntas Tuntas

Diagram 4.7 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

4.4.1 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan Strategi Inkuiri pada mata pelajaran IPA. Sebelum dilaksanakan tindakan pembelajaran hasil belajar siswa masih rendah terbukti dengan tingkat ketuntasan belajar siswa yang rendah. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM hanya 12 anak atau sekitar 42,9% dari jumlah seluruh siswa, sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM adalah 16 siswa atau 57,1 % dari seluruh jumlah siswa. Nilai rata-ratanya adalah 62. Nilai tertinggi yang berhasil didapatkan siswa adalah 85, sedangkan nilai terendah adalah 40. Hal tersebut terjadi dikarenakan strategi yang diterapkan oleh guru masih bersifat konvensional yaitu ceramah sehingga menyebabkan kebosanan pada diri siswa terhadap pembelajaran dan rendahnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut membuat siswa tidak suka terhadap mata pelajaran IPA, ditambah lagi materi pada mata pelajaran IPA sangat banyak sekali dan semua itu hanya menuntut siswa untuk menghafalnya. Hal lain yang mempersulit proses pembelajaran yang diperoleh selama proses observasi awal bahwa siswa

(23)

malas sekali untuk membaca. Berdasarkan semua permasalahan ini, kemudian dilakukan tindakan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kaliwungu 02 pada mata pelajaran IPA.

Perbandingan ketuntasan siswa dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA, sebelum dilakukan tindakan jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 12 siswa dan 16 siswa belum mencapai KKM, setelah dilakukan tindakan siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 22 siswa dan 6 siswa belum mencapai KKM, pada tindakan siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 28 siswa. Dengan persentase pra siklus 42,9% nilai tertinggi adalah 85. pada siklus I presentase ketuntasan meningkat menjadi 78,6% nilai tertinggi 90, dan siklus II presentase ketuntasan meningkat menjadi 100% dengan nilai tertinggi 100. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan strategi Inkuiri berbantuan media gambar dapat meningkatakan hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa yang meningkat tidak lepas dari penerapan pembelajaran menggunakan Strategi Inkuiri berbantuan media gambar yang berimbas pada peningkatan kualitas pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru seperti pada saat menggunakan metode konvensional yaitu ceramah tetapi lebih mengutamakan keaktifan siswa dan ketrampilan siswa dalam belajar. Peran guru sudah bergeser dari sumber ilmu menjadi fasilitator yang bertugas membimbing siswa bukan mentransfer ilmu pengetahuan saja. Pada pembelajaran dengan menggunakan Strategi Inkuiri, guru bertugas untuk membimbing, mengatur, dan mengarahkan siswa agar semua siswa terlibat langsung dan aktif dalam pembelajaran. Aktivitas guru dalam membimbing, mengatur, dan mengarahkan siswa juga mengalami peningkatan. Apabila guru sudah berperan dengan baik sebagai fasilitator tentu akan berimbas pada keterlibatan semua siswa dalam pembelajaran dan peningkatan keaktifan siswa. Melalui Strategi Inkuiri, semua siswa dituntut untuk terlibat dalam pembelajaran dan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Dimulai dengan memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang berbagai energi yang ada di bumi. tahap pertama orientasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari

(24)

tentang energi menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa kemudian guru membagi kelompok secara acak yang terdiri dari 4-5 siswa. Tahap selanjutnya Merumuskan masalah guru menyajikan masalah yang sudah dipersiapkan oleh guru. Tahap selanjutnya adalah merumuskan hipotesis siswa merumuskan hipotesis atau mengira-ira jawaban soal yang telah diberikan oleh guru. Masuk ke tahap selanjutnya yaitu siswa merumuskan hipotesis atau mengira-ira jawaban soal yang telah diberikan oleh guru. Kemudian tahap selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan melakukan percobaan bersama-sama dengan kelompok dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan tahapan yang terakhir adalah merumuskan kesimpulan siswa menyimpulkan praktikum tersebut sehingga menemukan jawaban yang telah dipertanyakan dalam LKS yang telah disediakan oleh guru.

Berdasarkan perolehan nilai pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa Melalui Setrategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 Semester 2 Tahun 2014/2015

Gambar

Diagram 4.1 Ketuntasan Nilai pada Pra   Siklus
Diagram 4.2 Ketuntasan Nilai pada Pra Siklus
Diagram 4.7 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada  Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Pada sukuk dengan akad Mudharabah Investor yang berperan sebagai pihak yang memiliki surplus dana, mempercayakan dana tersebut kepada SPV untuk dikelola oleh

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul: APLIKASI PREDIKSI JUMLAH

Hasil bordir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu seni berupa benda yang dihasilkan melalui proses atau cara dengan menambah hiasan menggunakan

Menurut Haygreen dan Bowyer (1996) contoh perekat buatan yang sering digunakan adalah perekat isosianat (MDI), phenol formaldehida (PF) dan urea formaldehida

berhadap dengan hukum, peran guru sangat besar tentu melalui sebuah dialetika yang dikenal dengan sebutan memanusiakan hubungan. pendidikan karakter yang diimbangi

Perizinan mengenai pengangkutan laut diatur dalam Pasal 27 UU Pelayaran, namun pada tahun 2020 Pemerintah mengesahkan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta

Jika pada titik-titik tertentu ditandai saat pengukurannya dan pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan secara kontinyu dengan saat yang tercatat, maka hasil pencatatan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa volume penjualan titik impas bisa sangat bervariasi yang berasal dari estimasi komponen- komponen yang mungkin