• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK ABSTRACT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL DALAM

PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN KANKER

GINEKOLOGI DI RUANG ONKOLOGI:

EVIDENCE BASED NURSING

PRACTICE

Siti Nurbayanti Awaliyah1*), Setyowati2, Tri Budiati2 1

Mahasiswa Ners Spesialis Keperawatan Matrenitas, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2

Staff Pengajar Ners Spesialis Keperawatan Matrenitas, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia E-mail: beby.awaliyah@yahoo.com

ABSTRAK

Kesejahteraan spiritual memberikan manfaat positif terhadap kondisi psikologis pasien karena penyakit yang dialaminya. Kesejahteraan spiritual tidak hanya mendekatkan diri dengan sang pencipta tetapi mencakup diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penulisan menggunakan action reserch yang di lakukan di ruang onkologi melalui workshop asuhan keperawatan spiritual sehingga dapat melakukan tindakan edukasi pada sepuluh orang pasien kanker cervik yang didampingi oleh keluarga melalui media leaflet yang berisi tata cara sholat dan doa-doa untuk kesembuhan penyakitnya. Hasil dari kegiatan tersebut didapatkan bahwa kesejahteraan spiritual pasien meningkat sehingga diperlukan tindak lanjut dari kegiatan yang sudah dilakukan dengan partisipasi aktif dari perawat ruangan untuk terus melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif biopsikososiospiritual sehingga kebutuhan spiritual pasien terpenuhi. Kata Kunci: Kesejahteraan spiritual, edukasi.

ABSTRACT

Spiritual well-being provides positive benefits to the patient's psychological condition about the illness. Spiritual welfare does not only remain the patient to draw closer to God but also related to oneself, others and environment. Action Research Method is used and conducted in Oncology Room through spiritual nursing care workshops. It performs the educational actions through a media leaflet contained prayer and its procedure for the cure of the illness on ten cervix cancer patients along with their families. The results shows that spiritual well-being of the patients is rapidly improved, so the follow-up of these activities is crucially needed by involving the active participation of the room nurses to continue applying comprehensive nursing care biopsikososiospiritual since this method can be successfully filled the patient's spiritual needs.

Key Word: Spiritual well being, education.

PENDAHULUAN

Kanker ginekologi merupakan sekelompok penyakit yang berkembang dan menyerang di organ reproduksi wanita. Kanker serviks adalah kanker ginekologi yang paling sering terjadi di dunia dengan angka kejadian 14/100.000 wanita per tahun dan diikuti kanker ovarium dengan angka kejadian 6.1/100.000 wanita per tahun (Bifulco et al., 2012; Ferlay et al, 2014). Data WHO – International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012 menunjukkan estimasi kejadian kanker serviks kasus lama sebesar 6,8 % dan kasus baru di dunia mengalami peningkatan, estimasi sebesar 14%.

Banyaknya aspek kehidupan yang dipengaruhi karena penyakit kanker ginekologi secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup, baik itu pada perempuan yang baru terdiagnosa kanker ginekologi, maupun pada para penyintas kanker ginekologi. Untuk dapat meningkatkan kualitas hidup para penderita kanker ginekologi, dapat dilakukan perawatan paliatif. Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 88

Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533 Tlp: 0226631622 - 6631624

(2)

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain seperti aspek fisik, psikososial dan spiritual perlu ditindaklanjuti (WHO, 2002).

Kualitas hidup pasien kanker ginekologi adalah keadaan pasien yang dipersepsikan terhadap keadaan pasien sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, danniatnya. Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch, Deborah Dudgeeon dan HarveySchipper (1999) diantaranya gejala fisik, kemampuan fungsional (aktivitas), kesejahteraan keluarga, spiritual, fungsi sosial, kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan), orientasi masa depan, kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri dan fungsi dalam bekerja. Menurut Puchalski, et al (2009) menyatakan bahwa tidak semua penyakit dapat disembuhkan namun selalu ada

ruang untuk “healing” atau penyembuhan. Penyembuhan mengacu pada kemampuan seseorang mendapatkan kebahagiaan, kenyamanan, koneksi, makna, dan tujuan hidup dalam penderitaan maupun rasa sakit yang dialami. Penyembuhan dapat dimaknai

METODE PENELITIAN

Metodologi evidencebased nursing practice digunakan dengan mengikuti tahapan identifikasi masalah, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Tahap satu yaitu identifikasi masalah dilakukan secara kualitatif dengan melibatkan 10 orang perawat ruang onkologi tentang kebutuhan ruangan akan intervensi yang bisa dilakukan terhadap pasien kanker cervik dan observasi ruangan. Selain kepada perawat, identifikasi masalah juga dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada pasien kanker cervik yang ada di ruang onkologi. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, 57 % pasien kanker ginekologi membutuhkan bimbingan spiritual untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya.

Tahap kedua yaitu tahap intervensi. Intervensi dilakukan bersama-sama dengan

sebagai penerimaan terhadap penyakit dan ketentraman dalam kehidupan dan kesejahteraan spiritual menjadi inti dari penyembuhan. Kesejahteraan spiritual merupakan rasa keharmonisan dan kedekatan antara diri sendiri dengan orang lain, alam, dan pemilik kehidupan yang tertinggi (Potter & Perry, 2005). Masalah spiritual merupakan masalah mandiri keperawatan dan diselesaikan dengan intervensi mandiri (CAN, 2009).

Dukungan spiritual tidak hanya terbatas dalam praktik keagamaan seperti halnya membaca kitab suci maupun berdoa, akan tetapi dukungan spiritual juga mengacu pada menenangkan, menghibur, mendengarkan, menghormati privasi serta membantu mencari makna dan tujuan hidup keluarga (Russo, 2006). Kompleksnya masalah yang ditimbulkan oleh penyakit kanker ginekologi tentunya membutuhkan intervensi yang dapat mencakup beberapa aspek disebabkan penderita kanker ginekologi dengan stadium yang sudah lanjut akan mengalami ketidaknyamanan dari berbagai aspek. Aspek spiritual merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi pasien yang harus dipenuhi.

perawat ruangan, kepala ruangan, supervisor, head nurse dan penanggung jawab ruangan melalui penyampaian proposal proyek inovasi dan menyetujui dilakukannya kegiatan proyek inovasi yang akan dilakukan yaitu intervensi untuk meningkatkan kesejahteraan spiritual pasien. Kegiatan workshop dilakukan untuk memberikan sosialisasi dan pemahaman perawat ruangan tentang implementasi tindakan spiritual yang akan dilakukan tentang asuhan keperawatan spiritual, dan penyusunan tindak lanjut asuhan keperawatan spiritual dengan membuat jadwal kerja perawat.

Tahap ketiga yaitu tahap implementasi. Saat melakukan implementasi, lima orang staf ruangan yang berdinas melakukan kegiatan pemberian edukasi terhadap sepuluh orang ibu yang terdiagnosa kanker serviks dengan memberikan leaflet doa. Leaflet doa tersebut

(3)

berisi tata cara sholat ketika sakit dan doa-doa untuk kesembuhan penyakit. Pelaksanaan edukasi selanjutnya diserahkan kepada penanggung jawab ruangan, mahasiswa telah menyediakan leaflet yang dijadikan pedoman dan sebagai media edukasi untuk pasien dan keluarga.

Tahapan keempat adalah tahap evaluasi. Tujuan dari tahap ini yaitu mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahap ini, evaluasi dilakukan kepada ibu yang

terdiagnosa kanker cerviks dengan memberikan kuesioner Spiritual Well Being Scale (SWBS). Hasil dari evaluasi tersebut dapat terlihat pada tabel 1:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelangsungan hidup pasien kanker tetap menjadikan tantangan bagi tenaga kesehatan khususnya keperawatan karena pasien tidak kembali ke keadaan saat sebelum terkena kanker setelah pasien mengikuti serangkaian pengobatan dan perawatan penyakit kanker. Diagnosis dan pengobatan penyakit kanker merupakan peristiwa yang kompleks karena melibatkan berbagai masalah seperti fisik, psikologis, sosial dan spiritual pasien. Penderita kanker tidak hanya membutuhkan terapi medis juga membutuhkan dukungan psikososiospiritual. Adanya integrasi pengobatan dan perawatan dari biopsikososiospiritual pasien kanker membuat pasien mampu memahami, mengendalikan dan menghadapi gejala penyakitnya baik frekuensi, durasi dan intensitas yang terkait efek dari rangkaian pengobatan kanker.

Kepuasan hidup dapat ditingkatkan melalui sumber daya spiritual karena sumber daya spiritual merupakan sumber yang paling penting bagi penderita kanker untuk coping penyakit mereka (Seyedrasooly et al, 2014). Salah satu sumber daya spiritual tersebut yaitu

Tabel 1.Hasil implementasi

kesejahteraan spiritual

Kesejahteraan Skor Skor

Spiritual pengukuran pengukuran

sebelum sesudah

Kesejahteraan 40% 80%

Spiritual tinggi

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kesejahteraan spiritual setelah implementasi dengan leaflet doa-doa kesembuhan dan pembacaan doa bersama pasien dan keluarga mengalami peningkatan dari 40% menjadi 80%. Menurut pasien dan keluarga dengan adanya leaflet yang diberikan memotivasi pasien untuk berdoa akan kesembuhan penyakitnya dan pasien mulai teratur dalam memanjatkan doa baik pada pagi hari, siang maupun malam. Selain itu, pasien termotivasi untuk mulai membaca al-quran dan dzikir.

kesejahteraan spiritual. Menurut Jafari et al (2010), kesejahteraan spiritual dan harapan memiliki peran yang penting pada kepuasan hidup dan penyesuaian psikologis pada penderita kanker. Penderita kanker yang sejahtera secara spiritual dan memiliki harapan dapat membantu mereka untuk berperilaku yang mengarah pada kesehatan seperti berdoa untuk meningkatkan kesempatan hidup dan kualitas hidup serta kepuasan hidup pada penderita kanker. Kesejahteraan spiritual merupakan hubungan dengan diri, orang lain, lingkungan dan transenden lainnya (Tuhan), yang sesuai dengan eksistensi manusia untuk meningkatkan kesehatan spiritual (Fisher, 2011).

Hasil implementasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kesejahteraan spiritual sangat dibutuhkan oleh pasien kanker ginekologi berkaitan dengan penerimaan terhadap penyakitnya. Spiritualitas memainkan peranan penting dalam kesejahteraan hidup dan kualitas hidup pasien (Jahandideh et al., 2018). Masalah Spiritual merupakan masalah

(4)

mandiri keperawatan dan diselesaikan dengan intervensi mandiri (CAN, 2009).

Dukungan spiritual tidak hanya terbatas dalam praktik keagamaan seperti halnya membaca kitab suci maupun berdoa, akan tetapi dukungan spiritual juga mengacu pada menenangkan, menghibur, mendengarkan, menghormati privasi serta membantu mencari makna dan tujuan hidup keluarga (Russo, 2006). Sebuah penelitian kebutuhan spiritual pada pasien kanker di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pasien menginginkan adanya keterlibatan kegiatan spiritual untuk mengatasi ketakutan (51%), menemukan harapan (42%), menemukan makna dalam kehidupan (40%), menemukan sumber spiritual (39%), ketenangan pikiran (43%), makna hidup (28%), dan kematian (25%) (Moadel et al dalam Büssing & Koenig, 2010).

Kegiatan spiritual kepada sepuluh pasien kanker ginekologi yang berada di ruang SIMPULAN DAN SARAN

Asuhan keperawatan spiritual dapat diberikan kepada semua pasien. Pengkajian kesejahteraan spiritual dilakukan untuk mendapatkan data aktual tentang pentingnya memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Salah satu intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan spiritual pasien adalah dengan memberikan leaflet doa yang berisi tentang tata cara sholat selama sakit dan doa-doa untuk kesembuhan pasien. Hasil dari implementasi tersebut didapatkan bahwa kesejahteraan spiritual pasien meningkat. DAFTAR PUSTAKA

Bai, M., & Lazenby, M. (2015). A Systematic Review of Associations between Spiritual Well-Being and Quality of Life at the Scale and Factor Levels in Studies among Patients with Cancer. Journal of Palliative Medicine, 18(3), 286–298. https://doi.org/10.1089/jpm.2014.0189

onkologi gedung A lantai 2 RS Cipto Mangunkusumo yang diberikan intervensi berupa membagikan leaflet doa-doa kesembuhan dan membaca doa bersama pasien dan keluarga menunjukkan hasil yaitu peningkatan tingkat kesejahteraan spiritual pada pasien kanker ginekologi. Keluarga pasien juga sering membacakan doa-doa kesembuhan yang terdapat pada leaflet yang dibagikan setiap selesai sholat lima waktu.

Kesejahteraan spiritual tidak hanya bisa menumbuhkan makna, tujuan, dan kenyamanan dalam hidup tapi juga mengurangi masalah fisik dan psikologis. Meningkatnya kesejahteraan spiritual secara signifikan berkorelasi dengan berbagai manfaat kesehatan seperti berkurangnya rasa sakit kronis, meningkat keterampilan mengatasi gejala dan dampak pengobatan, serta kualitas hidup yang lebih tinggi (Bai & Lazenby, 2015; Wei, Liu, Chen, Zhou, & Hu, 2016).

Diperlukan tindak lanjut program untuk meningkatkan asuhan komprehensif biopsikososiospiritual pasien dengan partisipasi perawat dan semua pihak agar kebutuhan spiritual pasien bisa terpenuhi. Selain itu, keterlibatan keluarga sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan spiritual pasien karena keluarga sepenuhnya berada bersama pasien dan dapat menuntun atau mengajarkan implementasi yang sudah diberikan.

Bonacchi, A., Miccinesi, G., Galli, S., Primi, C., Chiesi, F., Lippi, D., … Toccafondi, A. (2016). Supportive Care in Cancer, 24(8), 3507–3515. http://doi.org/10.1007/s00520-016-3176-4

Büssing, A., & Koenig, H. G. (2010). Spiritual Needs of Patients with Chronic Diseases.

(5)

Religions, 1(1), 18–27. https://doi.org/10.3390/rel1010018

CNA. (2009). Spirituality, Health and Nursing Practice. Vol. 5. Canada.

Fisher, J. (2011). The four domains model: Connecting spirituality, health and well-being. Journal of Religions, 2, 17-28. Flannelly KJ, Galek K, Bucchino J, Vane A

(2006). The relative prevalence of various spiritual needs. Scott J Healthc Chaplain Vol;9:25-30

https://doi.org/10.4103/2347-5625.189813 Jafari, E., Najafi, M., Sohrabi, F., Dehshiri, G.

R., Soleymani, E.& Heshmati, R. (2010). Life satisfaction, spirituality well-being and hope in cancer patients. Procedia Social and Behavioral Sciences, 5, 1362-1366.

Jahandideh, S., Zare, A., Kendall, E., & Jahandideh, M. (2018). Nurses ’Spiritual Well-Being and Patients ’ Spiritual Care in Iran, 1–5.

Ledbetter, M. F., Smith, L. A., Vosler-Hunter, W. L., & Fischer, J. D. (1991). An evaluation of the research and clinical usefulness of the Spiritual Well-Being Scale. Journal of Psychology and Theology, 19, 49–55.

Murray SA, Kendall M, Boyd K, Worth A, Benton TF. (2004). Exploring the spiritual needs of people dying of lung cancer or heart failure: A prospective qualitative interview study of patients and their carers. Palliat Med Vol;18:39-45

Rahmani, A., Ferguson, C., Jabarzadeh, F., Mohammadpoorasl, A., Moradi, N., & Pakpour, V. (2014). Supportive Care Needs WHO. (2018). WHO Definition of Palliative Care. Diakses tanggal 3 Maret 2018 dalam

of Iranian Cancer Patients. Indian Journal of Palliative Care, 20(3), 224–228 5p. http://doi.org/10.4103/0973-1075.138400 Sarkar, S., Sautier, L., Schilling, G.,

Bokemeyer, C., Koch, U., & Mehnert, A. (2015). Anxiety and fear of cancer recurrence and its association with supportive care needs and health-care service utilization in cancer patients. Journal of Cancer Survivorship, 9(4), 567–

http://doi.org/10.1007/s11764-015- 0434-2

Schmid- buchi, S., Halfens, R. J. G., Muller, M., Dassen,T., & Borne, B. Van Den. (2013). European Journal of Oncology Nursing Factors associated with care needs of patien under treatment for breast cancer. European Journal of Oncology Nursing, 17 (1), 22-29.

http://doi.org/10.1016/j.ejon..2012.02.0003 .

Seyedrasooly, A., Rahmani, A., Zamanzadeh, V., Aliashrafi, Z., Nikanfar, Ali-Reza., & Jasemi, M. (2014). Association between perception of prognosis and spiritual well-being among cancer patients. Journal of Caring Sciences, 3(1), 47-55.

Strada-Russo E. (2006). Spirituality as a Protective Factor in Complicated

Bereavement. San fransisco.

Wei, D., Liu, X.-Y., Chen, Y.-Y., Zhou, X., & Hu, H.-P. (2016). Effectiveness of physical, psychological, social, and spiritual

intervention in breast cancer survivors: An integrative review. Asia-Pacific Journal of Oncology Nursing, 3(3), 226.

http://www.who.int/cancer/palliative/defini tion/en/

PINLITAMAS 1 |Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 92

(6)
(7)

Referensi

Dokumen terkait

Dari sini kita dapat memahami bahwa Quraish Shihab dalam pemikirannya membolehkan poligami, namun dalam pelaksanaan poligami tersebut beliau sangat menekankan pada unsur keadilan

Pemberlakuan bea masuk merupakan upaya pemerintah untuk mendorong industri makanan dan minuman memenuhi kebutuhan bahan baku gula rafinasinya dengan menggunakan

(4) Permohonan keberatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal

Dalam konteks ini, menurut penulis sifat kontemporer dari musik rohani Kristen tidak dapat digunakan sebagai landasan untuk menolak penggunaannya dalam ritual ibadah

Laut Cina Selatan : Medan Tempur Baru AS-CINA di Asia Tenggara http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=745 7&type=99#.WDBJbrnDjIU diakses pada 26

Resistor dengan nilai tahanan yang tepat sangat diperlukan dalam mengatur nilai tegangan yang tepat untuk bisa mengoperasikan suatu rangkaian dengan sempurna.. Dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek sitotoksik ekstrak etanol sarang semut ( Myrmecodia pendens ) dengan berbagai konsentrasi terhadap sel HeLa (sel kanker serviks

Pembelajaran tematik yang diterapkan di SD Kristen Satya Wacana Salatiga sudah baik namun akan lebih menarik apabila dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif