• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik SMP Negeri 12 Tasikmalaya melalui Metode Inkuiri Model Alberta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik SMP Negeri 12 Tasikmalaya melalui Metode Inkuiri Model Alberta"

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(2) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(3) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(4) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(5) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(6) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(7) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(8) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(9) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(10) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(11) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(12) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(13) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(14) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(15) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(16) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(17) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(18) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(19) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(20) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(21) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(22) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(23) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(24) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(25) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(26) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(27) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(28) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(29) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(30) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(31) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(32) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(33) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(34) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(35) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(36) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(37) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(38) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(39) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(40) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(41) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(42) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(43) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(44) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(45) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(46) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(47) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(48) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(49) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(50) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(51) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(52) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(53) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(54) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(55) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(56) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(57) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(58) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(59) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(60) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(61) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(62) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(63) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(64) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(65) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(66) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(67) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(68) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(69) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(70) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(71) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(72) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(73) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(74) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(75) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(76) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(77) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(78) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(79) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(80) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(81) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(82) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(83) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(84) 16/41758.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(85) 16/41758.pdf. BABIV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. A. Temuan Basil Penelitian Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dilakukan analisis dan interpretasi data hasil penelitian. Data yang dianalisis meliputi data kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis, kaitan antara kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis, serta sikap peserta didik selama mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta. Hasil observasi sendiri hanya dideskripsikan berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar observasi. Berikut ini adalah uraian temuan hasil penelitian dan pembahasannya. 1. Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik. a. Analisis data kemampuan awal Tes awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan pada hari yang berbeda, karena jadwal pelajaran kedua kelas yang digunakan pada penelitian ini berbeda. Tes awal di kelas kontrol dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 14 Maret 2013 pada jam pelajaran ke-3-4 dan kelas eksperimen dilaksanakan pada hari sabtu pada jam pelajaran ke- 4-5, tanggal 16 Maret 2013 (masing-masing selama 80 menit). Sebelumnya peserta didik diberi tahu bahwa mereka akan mendapatkan tes tentang bangun ruang sehingga peserta didik dapat mempersiapkannya. Data hasil tes matematika terdiri dari hasil pretes yang diperoleh melalui tes tertulis berbentuk uraian sebanyak 4 butir soal kemampuan. 70 Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(86) 16/41758.pdf. 71. pemahaman matematis dengan skor maksimal 16. Soal tersebut diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil tes dari peserta didik kemudian dianalisis sehingga didapat nilai skor terendah (Xmin), skor tertinggi (Xmak), skor rerata (X) dan standar deviasi (SD) di kelas eksperimen dan kelas kontrol ,seperti dideskripsikan pada Tabel4.1. Tabel4.1 Basil Tes Awal Kemampuan Pemahaman Matematis Kelas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen. Jumlah. X min. Xmak. x. SD. 43 44. 0 1. 6 7. 3,09 3,68. 1,630 1,552. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa untuk skor terendah, skor tertinggi dan nilai rata-rata pada kelas eksperimen sedikit lebih besar atau tidak terpaut jauh dari skor pada kelas kontrol dari nilai skor maksimum 16. Nilai standar deviasi pada kelas kontrol lebih besar daripada yang diperoleh kelas eksperimen. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan dua rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen terlebih dahulu data tes awal kemampuan pemahaman matematis tersebut dilakukan uji normalitas. Uji normalitas terhadap dua kelas dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data lebih dari 30 orang. Uji normalitas dilakukan menggunakan bantuan software SPSS versi 21.0 for Windows dengan taraf signifikansi 5%. Pasangan hipotesis yang akan diuji sebagai berikut: H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal Kriteria pengambilan keputusannya adalah:. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(87) 16/41758.pdf. 72. 1. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka Ho diterima. 2. Jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05, maka H 0 ditolak Hasil perhitungan uji normalitas data tes awal kemampuan pemahaman matematis disajikan pada Tabel 4.2. Tabel4.2 Basil Uji Normalitas Tes Awal Kemampuan Pemabaman Materna tis Kelas Kelas Eksperimen Kelas Kontrol. Statistik 0,953 0,952. Shapiro-Wilk dk 44 43. Sig 0,072 0,068. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas Shapiro-Wilk yang tersaji pada Tabel 4.2, nilai signifikansi pada setiap kolom untuk kelas eksperimen dan kelas kontrollebih dari 0,05. Ini berarti H 0 dari masingmasing kelas diterima. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa skor tes awal pemahaman matematis untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah data tes awal kemampuan pemahaman matematis diketahui berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan Levene's Test for Equality of Variances menggunakan program. software SPSS versi 21.0 for Windows dengan taraf signifikansi 5%. Pasangan hipotesis untuk mengetahui uji homogenitas varians dua kelompok. H0. :. Kedua kelompok data memiliki varians homogen. H1. :. Kedua kelompok data memiliki varians tidak homogen. Uji rata-rata dengan pasangan hipotesis sebagai berikut.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(88) 16/41758.pdf. 73. Ho : Jlx = Jly. Atau H0 :. Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. H1 :. Terdapat perbedaan vanans an tara kelas eksperimen dan kelas kontroL. Hasil perhitungan uji homogenitas tes awal kemampuan pemahaman matematis disajikan pada Tabel4.3. Tabel4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians dan Uji Rata-rata Data Tes Awal Kemampuan Pemahaman Matematis Varians. Diasumsikan sama Diasumsikan tidak sama. Tes Levene's F Sig 0,009. 0,925. Uji t (uji rata-rata) dk Sig (2tailed) 1,726 85 0,088 t. 1,725. 84,555. 0,088. Pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria berikut:. 1. Jika nilai sig 2 0,05, maka H 0 diterima. 2. Jika nilai sig < 0,05, maka H 0 ditolak Hasil perhitungan uji homogenitas tersaji pada Tabel 4.3. Skor tes awal pemahaman matematis peserta didik memiliki F = 0,009 dengan tingkat signifikan sebesar 0,925. Karena nilai signifikansi 2 0,05, maka. Ho diterima, artinya data skor tes awal kemampuan pemahaman kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang memiliki varians homogen.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(89) 16/41758.pdf. 74. Setelah diketahui. data tes awal. kemampuan pemahaman. matematis berdistribusi normal dan varians kedua kelompok sampel homogen, maka dilakukan tes untuk menguji apakah ada perbedaan ratarata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan kriteria pengujian jika P(Sig (2-tailed)) < 0,05 maka H 0 ditolak. Dengan mengacu pada Tabel 4.3, diketahui skor tes awal pemahaman matematis memiliki nilai signifikansi sebesar 0,088. ~. 0,05. Berarti H 0 diterima atau tidak. terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai tes awal pemahaman matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Analisis data kemampuam akhir. Tes akhir dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 29 April 2013 terhadap dua kelas yang dipilih secara random sebagai sampel penelitian. Tes akhir dilaksanakan padajam pelajaran ke-1-2 di kelas ekperimen dan jam pelajaran ke-3-4 di kelas kontrol (masing-masing lamanya 80 menit). Sebelumnya peserta didik diberi tahu bahwa mereka akan mendapatkan tes. tentang. bangun. ruang. sehingga. peserta. didik. dapat. mempersiapkannya. Data hasil tes matematika terdiri dari hasil tes akhir yang diperoleh melalui tes tertulis berbentuk uraian sebanyak 4 butir soal kemampuan pemahaman matematis dengan skor maksimum 16. Soal tersebut diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Basil tes dari peserta didik kemudian dianalisis sehingga di dapat nilai skor terendah (Xmin), skor tertinggi (Xmak), skor rata (X) dan deviasi standar (SD) dari. kelas eksperimen dan kelas kontrol,seperti dideskripsikan pada Tabe14.4.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(90) 16/41758.pdf. 75. Tabel 4.4 Basil Tes Akhir Kemampuan Pemahaman Matematis Kelas Kontrol Eksperimen. Jumlah 43. Xmin. Xmak. 7. 14. X 11,14. SD 1,885. 44. 10. 16. 12,98. 1,691. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor terrendah, skor tertinggi dan skor rata-rata pada kelas eksperimen lebih besar daripada skor yang diperoleh kelas kontrol dari nilai skor maksimum 16, kecuali pada indikator 4 (lihat Diagram 4.1). Nilai standar deviasi pada kelas kontrol lebih besar dari pada kelas eksperimen. Data selengkapnya dapat dilihat pada. lampiran. 14.. Untuk. melihat. perbandingan. perkembangan. kemampuan pemahaman matematis untuk setiap indikator pemahaman dapat dilihat dari rata-rata postes (kemampuan akhir) yang diberikan pada peserta didik. 4. ~~.sg. -------3J>r --·. 3,5. 3. 2,5 2. • Eksperimen. 1,5. • Kontrol. 1. 0,5 0 lndikator 1. lndikator 2. lndikator 3. lndikator 4. Diagram 4.1 Perbandingan Rata-rata lndikator antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Untuk mengetahui signiftkansi perbedaan dua rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen terlebih dahulu data tes akbir kemampuan pemahaman matematis tersebut diuji norrnalitasnya. Uji normalitas. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(91) 16/41758.pdf. 76. terhadap dua kelas dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk, karena jumlah data lebih dari 30 orang. Pasangan hipotesis untuk menguji normalitas distribusi suatu kelompok data sebagai berikut: H0 :. Data berasal dari populasi berdistribusi normal. H1 :. Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Kriteria pengambilan keputuasannya adalah: 1. J ika nilai sig 2 0,05, maka H 0 diterima 2. Jika nila sig < 0,05, maka H 0 ditolak Hasil perhitungan uji normalitas data tes akhir kemampuan pemahaman matematis disajikan pada Tabel4.5. Tabel 4.5 Basil Uji Normalitas Tes Akhir Kemampuan Pemahaman ~latematis. Kelas Ekspetimen Kontrol. Statistik 0,951 0,951. Shapiro-Wilk dk. 44 43. Sig 0,059 0,067. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas Shapiro-Wilk yang tersaji pada Tabel 4.5 nilai signifikan pada setiap kolom untuk kelas eksperimen dan kelas kontrollebih dari 0,05. Ini berarti H 0 dari masingmasing kelas diterima, dengan kata lain skor tes akhir pemahaman matematis untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah data tes akhir kemampuan pemahaman matematis diketahui berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas dan uji perbedaan rata-rata. Uji homogenitas dilakukan dengan Levene's Test. Pasangan hipotesis untuk uji homogenitas varians dua kelompok. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(92) 16/41758.pdf. 77. H0 : Kedua kelompok data memiliki varians homogen H1. Kedua kelompok data memiliki varians tidak homogen. :. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : llx = /ly. A tau. H0 :. Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. H1 :. Terdapat perbedaan vanans antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil perhitungan uji homogenitas dan. UJl. rata-rata tes akhir. kemampuan pemahaman matematis disajikan pada Tabel4.6.. Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Varians dan Uji Rata-rata Data Tes Akhir Kemampuan Pemahaman Matematis. Varians Diasumsikan sama Diasumsikan tidak sam a. Tes Levene's Sig F 0,489. 0,486. Uji t (uji rata-rata) Dk t Sig (2tailed) 4,790 85 0,000 4,784. 83,566. 0,000. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan adalah : 1. Jika nilai sig ~ 0,05, maka H 0 diterima. 2. Jika nilai sig < 0,05, maka H 0 ditolak Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas yang tersaji pada Tabel 4.6 skor tes akhir pemahaman matematis peserta didik memiliki. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(93) 16/41758.pdf. 78. nilai signifikansi sebesar 0,489. Karena signifikansi 2: 0,05, maka Ho diterima,. artinya. data. tes. akhir. kemampuan. pemahaman. kelas. eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen. Berdasarkan hasil perhitungan uji rata-rata (uji-t) yang tersaji pada Tabel 4.6 untuk skor tes akhir pemahaman matematis peserta didik memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000, maka H 0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai tes akhir pemahaman matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol.. c. Analisis data gain ternormalisasi kemampuan pemahaman materna tis Peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta dan peserta didik yang mengikuti pembelajaran konvensional dapat dilihat dengan menghitung gain kedua kelas dengan menggunakan rumus gain. ternormalisasi. Hasil perhitungan gain ternormalisasi disajikan pada Tabel4.7.. Tabel4.7 Deskripsi Gain Ternormalisasi Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik Kelas Kontrol Eksperimen. Jumlah 43. X min. Xmak. X. 0,44. 0,85. 0,6304. SD 0,11271. 44. 0,54. 1,00. 0,7642. 0,12006. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa untuk data gain temormalisasi kemampuan pemahaman matematis peserta didik nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata dan standar deviasi kelas eksperimen sedikit lebih. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(94) 16/41758.pdf. 79. besar dibanding kelas kontrol. Data selengkapnya dapat dilihat pada larnpiran 13. Untuk mengetahui data gain yang diolah berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji normalitas. Perumusan pengujian normalitas skor gain ternormalisasi adalah sebagai berikut:. Ho : Data gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ho : Data gain berasal dari populasi yang tidak berditribusi normal Hasil. perhitungan. uji. normalitas. data gain. ternormalisasi. kemampuan pemahaman matematis disajikan pada Tabel4.8. Tabel4.8 Basil Uji Normalitas Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik Kelas Eksperimen Kontrol. Statistik 0,973 0,964. Shapiro-Wilk dk 44 43. sig 0,392 0,187. Berdasarkan taraf kepercayaan 5%, maka kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai sig ~ 0,05, maka H 0 diterima. 2. Jika nilai sig < 0,05, maka H0 ditolak Ternyata dari hasil perhitungan uji normalitas Shapiro-Wilk yang tersaji pada Tabel 4.8 nilai signifikansi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih besar dari taraf kepercayaannya. Ini menunjukkan bahwa. Ho diterima, dengan kata lain skor gain ternormalisasi pemahaman matematis untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(95) 16/41758.pdf. 80. Setelah matematis. data. gain. diketahui. ternormalisasi. berdistribusi. kemampuan. normal. pemahaman. selanjutnya. diuji. homogenitasnya, yang dilanjutkan dengan uji rata-rata. Hasil perhitungan uji homogenitas dan uji rata-rata data gain ternormalisasi kemampuan pemahaman matematis disajikan pada Tabel4.9. Tabel4.9 Basil Uji Homogenitas Varians dan Uji Rata-rata Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Pemahaman Matematis. Varians Diasumsikan sama Diasumsikan tidak sama. F. Tes Levene's Sig. 0,034. 0,854. Uji t (uji rata-rata) Sig (2dk tailed) 5,356 85 0,000. t. 5,360. 84,865. 0,000. Dengan menggunakan taraf kepercayaan 5%, kriteria pengambilan keputusannya adalah: 1. Jika nilai sig 2: 0,05, maka H 0 diterima 2. Jika nilai sig < 0,05, maka H 0 ditolak Ternyata hasil perhitungan uji homogenitas yang tersaji pada Tabel 4. 8 menunjukkan skor gain pemahaman maternatis peserta didik memiliki nilai signifikan dari Levene's Test sebesar 0,854, maka H0 diterima. Artinya data skor gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang memiliki varians homogen. Data gain kemampuan pemahaman peserta didik memiliki varians yang homogen, maka hasil perhitungan uji rata-rata (uji-t) yang tersaji pada Tabel 4.9 memiliki nilai uji dua pihak (2-tailed) sebesar 0,000. Untuk keperluan uji rata-rata yang diungkapkan Uyanto (2009: 145) dengan menggunakan uji satu pihak ( 1-tailed), nilai Sig. (2-tailed) yang. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(96) 16/41758.pdf. 81. diperoleh tersebut "harus dibagi dua". Perhitungan diatas diperoleh dengan cara. 0 000 ' 2. = 0. Sehingga nilai signifikansinya lebih kecil dari a. 0,05, maka H 0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai gain kemampuan pemahaman matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian Hipotesis 1:. Pengujian hipotesis 1 bertujuan untuk menguji apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri model Alberta lebih baik dari peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hipotesisnya adalah. Ho : Jll(eksperimen) :S:. Jl2(kontrol). HI:. Jll(ekspenmen) > Jl2(kontrol). H0. :. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta tidak lebih baik dari pada peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional.. HI: Peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik yang. memperoleh pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta lebih baik dari pada peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan analisis data (Lihat Tabel 4.9), terdapat nilai signifikansi kurang dari 0,05, artinya H 0 ditolak. Berarti peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik yang memperoleh. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(97) 16/41758.pdf. 82. pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta lebih baik dari pada peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional. 2. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik a. Analisis data kemampuan awal. Tes awal dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 19 Maret 2013 terhadap dua kelas yang dipilih secara random sebagai sampel penelitian. Tes awal dilaksanakan padajam pelajaran ke-1-2 di kelas ekperimen dan pada jam pelajaran ke-3-4 di kelas kontrol (masing-masing selama 80 menit). Sebelumnya peserta didik diberi tahu bahwa mereka akan mendapatkan tes tentang bangun ruang sehingga peserta didik dapat mempersiapkannya. Data hasil tes matematika terdiri dari hasil Tes awal yang diperoleh melalui tes tertulis berbentuk uraian sebanyak 4 butir soal kemampuan berpikir kritis matematis dengan skor maksimal 20. Soal tersebut diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil tes menunjukkan nilai skor terendah (Xmin), skor tertinggi (Xmak), skor ratarata (X) dan. standar deviasi (SD) dari kelas eksperimen dan kelas. kontrol,seperti dideskripsikan pada Tabel4.10. Tabel4.10 Hasil Tes Awal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Kontrol Eksperimen. Jumlah 43 44. Xmin. Xmak. X. 0 0. 6 6. 2,91 3,50. SD 2,976 3,164. Tabel4.10 menunjukkan bahwa nilai rata-rata dan standar deviasi kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen lebih besar. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(98) 16/41758.pdf. 83. dari pada kelas kontrol. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan dua rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen terlebih dahulu data tes awal kemampuan berpikir kritis matematis tersebut diuji normalitasnya. Uji normalitas terhadap dua kelas dilakukan Shapiro- Wilk.. Pasangan. hipotesis untuk menguji normalitas distribusi suatu kelompok data sebagai berikut: H0 :. Data berasal dari populasi berdistribusi normal. H1 :. Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: 1. Jika nilai sig ~ 0,05, maka Ho diterima 2. Jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak Hasil perhitungan uji normalitas data tes awal kemampuan berpikir kritis matematis disajikan pada Tabel4.11.. Tabel4.11 Hasil Uji Normalitas Tes Awal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Eksperimen Kontrol. Statistik 0,951 0,953. Shapiro-Wilk dk 44 43. Sig 0,062 0,079. Ternyata hasil perhitungan uji normalitas Shapiro-Wilk yang tersaji pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada setiap kolom untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih dari 0,05. Ini berarti hipotesis nol (Ho) dari masing-masing kelas diterima, dengan kata. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(99) 16/41758.pdf. 84. lain skor tes awal berpikir kritis matematis untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah data tes awal kemampuan berpikir kritis matematis diketahui berdistribusi normal selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Pasangan hipotesis uji homogenitas varians dua kelompok H0 : Kedua kelompok data memiliki varians homogen H1 : Kedua kelompok data memiliki varians tidak homogen. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho: flx =fly. A tau. H0 :. Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. H1 :. Terdapat perbedaan vanans antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil perhitungan uji homogenitas data dan uji rata-rata tes awal. kemampuan berpikir kritis matematis disajikan pada Tabel 4.12. Tabel4.12 Basil Uji Homogenitas Varians Dan Uji Rata-rata Data Tes Awal Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Tes Levene's Varians Diasumsikan sama Diasumsikan tidak sam a. F. Sig. 0,64. 0,801. t 1,791 1,790. Kriteria pengujian untuk uji homogenitas:. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. u·i t (uji rata-rata) Sig (2dk taile<!) 85 0,077 84,204. 0,077.

(100) 16/41758.pdf. 85. 1. Jika nilai sig ~ 0,05, maka H 0 diterima. 2. Jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak Temyata dari hasil perhitungan uji homogenitas yang tersaji pada Tabel 4.12 skor tes awal kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Ini berarti H 0 diterima, maka data skor tes awal kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang memiliki varians homogen. Demikian juga hasil perhitungan uji rata-rata (uji-t) yang tersaji pada Tabel 4.12 skor tes awal pemahaman berpikir kritis matematis peserta didik memiliki nilai signifikansi sebesar 0,077 lebih besar dari 0,05. Berarti Ho diterima, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai tes awal berpikir kritis matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Analisis data kemampuan akhir. Tes akhir dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 30 April 2013 terhadap dua kelas yang dipilih secara random sebagai sampel penelitian. Tes akhir dilaksanakan pada jam pelajaran ke-1-2 di kelas ekperimen dan jam pelajaran ke-3-4 di kelas kontrol (masing-masing lamanya 80 menit). Data hasil tes matematika terdiri dari hasil tes akhir yang diperoleh melalui tes tertulis berbentuk uraian sebanyak 4 butir soal kemampuan pemahaman matematis dengan skor maksimal 20. Soal tersebut diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil analisis diperoleh skor terendah (Xmin), skor tertinggi (Xmak), skor rata (X) dan standar. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(101) 16/41758.pdf. 86. deviasi. (SD) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, seperti. dideskripsikan pada Tabel4.13. Tabel 4.13 Basil Tes Akhir Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ke1as Kontro1 E'· en. Jumlah 43 44. Xnun. X.W.Jc. 5 9. 19 20. X 13,05 14,89. SD 2,976 3, 164. Tabel 4.13 menunjukkan bahwa untuk skor terrendah, nilai skor tertinggi, nilai rata-rata dan standar deviasi kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, kecuali pada indikator 1 (lihat Diagram 4.2). Data selengkapnya. dapat. dilihat. pada. lampiran. 14.. Untuk. melihat. perbandingan perkembangan kemampuan pemahaman matematis untuk setiap indikator pemahaman dapat dilihat dari rata-rata postes (kemampuan akhir) yang diberikan pada peserta didik. Perbandingan tersebut tersaji pada Diagram 4.2 berikut. 4,5 4 +------------'. 3,5 3. 2,5 • Eksperimen. 2 • Kontrol. 1,5 1. 0,5 0. lndikator 1. lndikator 2. lndikator 3. lndikator 4. Diagram 4.2 Perbandingan Rata-rata lndikator antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(102) 16/41758.pdf. 87. Untuk mengetahui signifikansi rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen terlebih dahulu data pada tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis tersebut dilakllkan uji normalitas. Uji normalitas terhadap dua kelas dilakukan dengan uji Shapiro-wilk. Pasangan hipotesis untuk menguji normalitas distribusi suatu kelompok data sebagai berikut: H0 :. Data berasal dari populasi berdistribusi normal. H1 :. Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: l. Jika sig ~ 0,05, maka H 0 diterima. 2. Jika sig < 0,05, maka H 0 ditolak Hasil perhitungan uji normalitas data tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis disajikan pada Tabel4.14. Tabel4.14 Basil Uji Normalitas DataTes akhir Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Eksperimen Kontrol. Statistik 0,957 0,962. Shapiro-Wilk dk 44 43. Sig 0,103 0,159. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas Shapiro-Wilk yang tersaji pada Tabel 4.14 nilai signifikansi pada setiap kolom untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih dari 0,05. Ini berarti Ho dari masingmasing kelas diterima, dengan kata lain skor tes akhir berpikir kritis matematis untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(103) 16/41758.pdf. 88. Setelah data tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis diketahui berdistribusi normal selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Levene's Test. Pasangan hipotesis untuk mengetahui uji homogenitas varians dua kelompok H0. :. Kedua kelompok data memiliki varians homogen. H1. :. Kedua kelompok data memiliki varians tidak homogen. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:. Atau H0 :. Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. H1 :. Terdapat perbedaan vanans antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil uji homogenitas dan uji rata-rata data tes akhir kemampuan. berpikir kritis disajikan pada Tabel 4.15.. Tabel 4.15 Basil Uji Homogenitas Varians Dan Uji Rata-rata Data Tes Akhir Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Tes Levene's Varians Diasumsikan sama Diasumsikan tidak sama. F. 0,822. Sig 0,367. Uji t lliltuk kesamaan rata-rata Sig (2t Dk tailed) 85 0,021 2,343 2,345. 84,818. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika sig ~ 0,05, maka H 0 diterima. 2. Jika sig < 0,05, maka H 0 ditolak. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. 0,021.

(104) 16/41758.pdf. 89. Hasil perhitungan uji homogenitas yang tersaji pada Tabel 4.15 menunjukkan bahwa skor tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima. Artinya data skor tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang memiliki varians homogen. Hasil perhitungan uji rata-rata (uji-t) yang tersaji pada tabel Tabel 4.15 menunjukkan skor tes akhir kemarnpuan berpikir kritis matematis peserta didik memiliki nilai signifikansi sebesar 0,021 (lebih kecil dari 0,05). Maka. Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan. antara rata-rata nilai tes akhir berpikir kritis matematik kelas eksperimen dan kelas kontrol. c. Analisis data gain ternormalisasi berpikir kritis matematis. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta dan peserta didik yang mengikuti pembelajaran konvensional dapat dilihat dengan menghitung gain kedua kelas tersebut. Rumus tersebut menggunakan gain temormalisasi dari data tes awal dan tes akhir. Hasil perhitungan gain temormalisasi disajikan pada Tabel 4. 16. Tabel4.16 Deskripsi Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Kontrol Eksperimen. Jumlah 43 44. X min. Xmak. 0,25 0,38. 0,93 1,00. X 0,5976 0,6957. SD 0,15242 0,18215. Tabel 4.16 menunjukkan bahwa untuk data gain temormalisasi kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik dengan ni1ai terendah, nila tertinggi, nilai rata-rata dan setandar deviasi kelas eksperimen lebih. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(105) 16/41758.pdf. 90. besar daripada kelas kontrol. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14. Untuk mengetahui data gain yang diolah berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji normalitas. Perurnusan pengujian normalitas skor gain ternormalisasi adalah sebagai berikut: H0. :. Data gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ho : Data gain berasal dari populasi yang tidak berditribusi normal Hasil perhitungan uji normalitas data gain ternormalisasi kemampuan pemahaman matematis disajikan pada Tabe1 4.17. Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik Kelas Eksperimen Kontrol. Statistik 0,961 0,971. Shapiro-Wilk dk 44 43. Sig 0,138 0,346. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas Shapiro-Wilk yang tersaji pada Tabel 4.17 nilai signifikan pada kolom tersebut lebih dari 0,05 ini berarti Ho diterima. Dengan kata lain skor gain berpikir kritis matematis untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah data gain ternormalisasi kemampuan berpikir kritis matematis diketahui berdistribusi normal selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Levene Test, kemudian dilanjutkan dengan uji perbedaan rata-rata. Hasil perhitungan uji homogenitas dan uji perbedaan rata-rata data gain ternormalisasi kemampuan berpikir kritis matematis disajikan pada Tabel 4.18.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(106) 16/41758.pdf. 91. Tabel4.18. Basil Uji Homogenitas Varians dan Uji Rata-rata Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir Kritis Maternatis Tes Levene's. Varians Diasumsikan sama Diasumsikan tidak sam a. F 3,421. Sig 0,068. Uji t (lJji Rata-rata) Sig (2Dk t tailed) 2,148 85 0,035 2,154. 81,224. 0,034. Berdasarkan basil perhitungan uji homogenitas yang tersaji pada Tabel 4 .18, skor gain berpikir kritis matematis peserta didik memiliki nilai signifikansi lebib besar dari 0,05, maka Ho diterima. Berarti data skor gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang memiliki varians homogen. Berdasarkan Tabel 4.18 diketabui bahwa data gain berpikir kritis peserta didik memiliki varians yang bomogen.. Sedangkan basil. perhitungan uji rata-rata (uji-t) memiliki nilai uji dua pihak (2-tailed) sebesar 0,035 kurang dari 0,05. Untuk uji satu pibak nilai signifikansi yang diperoleb menjadi. 0 035 ' 2. = 0,0175 < 0,05, maka H 0 ditolak. Artinya. terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai gain kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol.. Pengujian Hiporesis 2: Pengujian hipotesis 2 bertujuan untuk menguji apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri model Alberta lebih baik dari peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hipotesis untuk kemampuan berpikir kritis matematis adalah. Ho : ,llJ(eksperimen) S:. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. Ji2(kontrol).

(107) 16/41758.pdf. 92. HI : J.li (eksperimen) > H0. :. J.12(kontrol). Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta tidak lebih baik dari pada peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional.. H1 : Peninggkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta lebih baik dari pada peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan analisis data (Lihat Tabel 4.18), penguJtan menghasilkan nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Artinya peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta lebih baik daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional. 3. Analisis Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik Kelompok Tinggi, Sedang dan Rendah. Pembagian kelompok peserta didik berdasarkan kemampuan menjadi kelompok tinggi, sedang, dan rendah didasarkan pada nilai semester 1. Untuk mengetahui berbeda nyata atau tidaknya peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik kelompok tinggi, sedang, dan rendah dilakukan uji Anova Dua Jalur. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(108) 16/41758.pdf. 93. Ho:. !ll(eksperimen). =. !l2(kontrol). HI : !ll(eksperimen) -:f !l2(kontrol). Pengujian Hipotesis 3:. Hipotesis 3 bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik kelompok tinggi, sedang, dan rendah antara yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri model Alberta dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional.. Ho : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik kelompok tinggi, sedang, dan rendah antara yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri model Alberta dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional. HI : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis. peserta didik kelompok tinggi, sedang dan rendah antara yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri model Alberta dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan peningkatan pemahaman matematis peserta didik pada kedua kelompok berdasarkan kemampuan awal peserta didik (tinggi, sedang, dan rendah), dilakukan uji homogenitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Levene. Varians pada beberapa kelompok tersebut diuji dengan pasangan hipotesis sebagai berikut: H0 : Ketiga kelompok data memiliki varians homogen H1 : Ketiga kelompok data memiliki varians tidak homogen Kritera pengambilan keputusannya adalah:. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(109) 16/41758.pdf. 94. l. Jika sig z 0,05, maka H 0 diterima. 2. Jika sig < 0,05, maka H0 ditolak Hasil. homogenitas. UJI. gam. kemampuan. pemahaman. matematis. dideskripsikan pada Tabel4.19. Tabel4.19 Uji Homogenitas Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Peserta Didik Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah. 1,469. did 5. Sig. 0,209. dk2. 81. Berdasarkan Tabel 4.19 nilai F hitung sebesar 1,469 secara statistik tidak signifikan pada 0,05, karena Sig.= 0,209 > 0,05, maka H0 diterima. Artinya variabel kelas, kelompok, serta interaksi variabel kelas dengan kelompok memiliki varians homogen. Setelah dikatakan homogen maka dilanjutkan dengan uji beda gain yang tersaji pada Tabel4.20. Tabel4.20 Basil Uji Beda Gain Kemampuan Pemahaman Sumber. gz. F. Sig.. kelas. 0,427. 52,091. 0,000. kelompok. 0,210. 25,597. 0,000. 0,026. 3,188. 0,046. kelas. * kelompok. (? = 0,543) Dari Tabel 4.20 diketahui kelas memiliki nilai sig = 0,000, sehingga H 0 ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan peningkatan kemampuan. pemahaman matematis peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Demikian juga kelompok memiliki nilai sig. =. 0,000 sehingga H 0. ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(110) 16/41758.pdf. 95. matematis peserta didik antara ketiga kelompok, yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Untuk interaksi kelas*kelompok nilai signifikansinya juga kurang dari 0,05 sehingga H 0 ditolak. Ini berarti terdapat terdapat perbedaan antara kelas pembelajaran dan kelompok pengetahuan awal (tinggi, sedang, rendah), Atau dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh kemampuan awal peserta didik terhadap kemampuan peserta didik yang ada di kelas kontrol dan eksperimen pada model pembelajaran, dalam hal peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Besarnya pengaruh tersebut ditunjukkan oleh nilai r2 = 0,543 atau sebesar 54,3%. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran18. Dari Tabel 4.20 terlihat bahwa untuk kelompok tinggi, sedang dan rendah dengan kelas kontrol dan eksperimen mempunyai signifikansi kurang dari 0,05, maka HO ditolak. Artinya terdapat peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik kelompok tinggi, sedang dan rendah antara yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri model Alberta dengan yang memperoleh pembelajaran secara konvensional. Perbedaan peningkatannya dapat dilihat pada tabel4.21 berikut. Tabel4.21 Urutan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Kelas - Kelompok Kontrol - rendah Eksperimen - rendah Kontrol- sedang Kontrol - tinggi Eksperimen - sedang Eksperimen - tinggi. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. N 11 12 23 9 21 11. Rata-rata Gain 0,5207 0,6577 0,6661 0,6734 0,7591 0,8901.

(111) 16/41758.pdf. 96. Berdasarkan Tabel 4.21 terlihat bahwa perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik kelompok tinggi dengan pembelajaran metode inkuiri model Alberta lebih tinggi daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional. Secara grafik interaksi antara kemampuan peserta didik dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran dalam peningkatan kemampuan pemahaman matematis diperlihatkan pada Grafik 4.1 berikut.. --- --1. Estimated Marginal Means of pemahaman gain .90. ~elompok --atas sedeng bawah. .. .so. .. li :2: -;;. I. t:: .E' ~. .,.. .70. ~ E. "t! w. .80. I. I I lontrol. kelas. Grafik 4.1 Grafik Interaksi antara Kemampuan Peserta Didik dengan Kelas Model Pembelajaran terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis. Grafik 4.1 menunjukkan adanya interaksi antara kemampuan kelompok tinggi, sedang dan rendah dengan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari selisih peningkatan kemampuan pemahaman matematis peserta didik pada kelas eksperimen, kelompok tinggi, sedang dan rendah yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri model Alberta lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol, kelompok tinggi, sedang dan rendah yang memperoleh pembelajaran konvensional.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(112) 16/41758.pdf. 97. Dari grafik terlihat juga bahwa pada kelas kontrol kelompok sedang dan tinggi hanya terdapat sedikit rata-rata peningkatan nilai. 4. Analisis Perbedaan Peningkatan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik Kelompok Tinggi, Sedang dan Rendah. Pembagian kelompok. peserta didik berdasarkan kemampuan. menjadi kelompok tinggi, sedang, dan rendah didasarkan pada nilai semester 1. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik kelompok tinggi, sedang dan rendah dianalisis dengan Anova duajalur. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:. Ho:. !ll(eksperimen). =. H1:. lllteksperimen). f. !l2(kontrol). !l2(kontrol). Pengujian Hipotesis 4 :. Pengujian hipotesis 4 bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik kelompok tinggi, sedang, dan rendah.. Ho : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik kelompok tinggi, sedang, dan rendah antara yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri model Alberta dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional. H 1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis. peserta didik kelompok tinggi, sedang dan rendah antara yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri model Alberta dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(113) 16/41758.pdf. 98. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan peningkatan berpikir kritis matematik peserta didik pada kedua kelompok berdasarkan kemampuan awal peserta didik (tinggi, sedang, dan rendah), dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Levene. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians pada beberapa kelompok tersebut dengan pasangan hipotesis sebagai berikut: H0. :. Ketiga kelompok data memiliki varians homogen.. H1. :. Ketiga kelompok data memilikivarians tidak homogen.. Kriteria pengambilan keputusannya adalah 1. Jika sig. ~. 0,05, maka H 0 diterima. 2. Jika sig < 0,05, maka H 0 ditolak Hasil uji homogenitas varians dideskripsikan pada Tabel4.22. Tabel 4.22 Uji Homogenitas Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah F 1,049. dkl 5. dk2. Sig. ,395. 81. Tabel 4.22 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 1,049 secara statistik tidak signifikan pada 0,05. Karena Sig > 0,05, maka H 0 diterima. Artinya variabel kelas, kelompok, serta interaksi variabel kelas dengan kelompok memiliki varians homogen. Tabel4.23 Uji Beda Gain Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Sumber. gz. F. Sig.. kelas. 0,143. 7,977. 0,006. kelompok. 0,472. 26,977. 0,000. 0,006. 0,345. 0,029. kelas. * kelompok. (~ = 0,609). Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(114) 16/41758.pdf. 99. Perolehan perbedaan gain peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai sig = 0,006 sehingga H 0 ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Demikian juga perbedaan gain pada kelompok yang memiliki nilai signifikansi 0,000 sehingga H 0 ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik antara ketiga kelompok yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Untuk interaksi kelas*kelompok nilai signifikannya juga kurang dari 0,05 sehingga H 0 ditolak. Ini berarti terdapat interaksi antara kelas pembelajaran dan kelompok pengetahuan awal (tinggi, sedang, dan rendah). Atau dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh kemampuan awal peserta didik terhadap kemampuan peserta didik yang ada di kedua kelas model pembelajaran dalam hal peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Besamya pengaruh tersebut ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Squared = ,609 atau sebesar 60,9%. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18. Dari Tabel 4.22 dapat disimpulkan bahwa ketiga kelompok yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah dan kedua kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen) mempunyai nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik kelompok tinggi, sedang dan rendah antara yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri model Alberta. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(115) 16/41758.pdf. 100. dengan. yang. memperoleh. pembelajaran. konvensional.. Perbedaan. peningkatannya dapat dilihat pada Tabel4.24 berikut.. Tabel4.24 Urutan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Materna tis N 11 12 23 21 9 11. Kelas - Kelom_I!ok Kontrol- rendah Eksperimen - rendah Kontrol- sedang Eksperimen - sedang Kontrol - tinggi Eksperimen - tinggi. Rata-rata Gain 0,4635 0,5569 0,5897 0,7024 0,7819 0,8344. Berdasarkan Tabel 4.24 terhhat bahwa perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik kelompok atas dengan pembelajaran metode inkuiri model Alberta lebih tinggi daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional. Secara grafik interaksi antara kemampuan peserta didik dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis diperlihatkan pada Grafik 4.2 berikut.. Estimated Marginal Means of kritis gain ~.elompok. 90. ~-. ~-. --~------. .... . ... 80. -----. -·--------------~. a13S. sedang bawah. -f. "'c. ::E. -;; c. 70. -~. ::E -o. -:;. 60. E ..,. w"' 50. >0. >onuoJ. e.,sperlffien. kelas. Grafik 4.2 Interaksi antara Kemampuan Peserta Didik dengan Kelas Model Pembelajaran terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(116) 16/41758.pdf. 101. Grafik 4.2 menunjukkan adanya interaksi antara kemampuan kelompok tinggi, sedang dan rendah dengan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari selisih peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik pada kelas eksperimen, kelompok tinggi, sedang dan rendah yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri model Alberta lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol, kelompok tinggi, sedang dan rendah yang memperoleh pembelajaran konvensional.. 5. Analisis Asosiasi antara Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik Untuk mengetahui ada tidaknya asosiasi antara kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis peserta didik digunakan asosiasi kontingensi.. Perhitungan. asostast. kontingensi. dilakukan. dengan. menggunakan software SPSS versi 21.0 for Windows, yaitu Chi-square (X 2 ). Test for Independence, dengan taraf signifikansi 5%. Data selengkapnya dapat dilihat pada lam pi ran 19. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:. Ho: p= 0. Pengujian hipotesis 5: Pengujian hipotesis 5 bertujuan untuk menguji ada tidaknya asosiasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis peserta didik. H0. :. Tidak terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis peserta didik setelah diberikan pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(117) 16/41758.pdf. 102. H1. Terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis peserta didik setelah diberikan pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta.. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: 1. Jika sig ~ 0,05, maka H 0 diterima 2. Jika sig < 0,05, maka H 0 ditolak Hasil pengelompokan gain untuk pemahaman dan berpikir kritis matematis peserta didik tersaji pada tabulasi silang pada Tabel4.25. Tabel4.25 Banyaknya Peserta Didik Berdasarkan Kriteria Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis Kriteria Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Jumlah. Tinggi Sedang Rendah. Berpikir Kritis Matematis Tinggi Sedang Rendah 28 14 0 37 2 6 0 0 0 51 34 2. Jumlah. 42 45 0. 87. Pengujian asosiasi antara pemahaman dan berpikir kritis dari tabel 4.23, terlihat bahwa ( 1) peserta didik yang termasuk ke dalam kategori kemampuan rendah terdapat pada kemampuan berpikir kritis; (2) peserta didik yang termasuk kategori kemampuan sedang dalam kemampuan pemahaman lebih banyak dibandingkan dengan peserta didik yang termasuk kategori kemampuan tinggi dalam kemampuan pemahaman; (3) peserta didik yang termasuk ke dalam kategori kemampuan sedang dalam kemampuan berpikir kritis lebih banyak dibandingkan dengan peserta didik yang termasuk kategori kemampuan tinggi dalam kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis lebih sulit dibandingkan dengan kemampuan pemahaman matematis.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(118) 16/41758.pdf. 103. Untuk mengetahui koefisien kontingensi dengan menggunakan. UJl. chi. kuadrat, hasil perhitungan atau pengujiannya tersaji dalam Tabel 4.26. Tabel4.26 Basil Uji Pearson- Chi-kuadrat Nilai 26,536. Pearson-Chi Kuadrat. Terlihat bahwa Pearson Chi-Square memiliki nilai 26,536 dan Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,000 kurang dari 0,05, maka Ho ditolak. Artinya terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis peserta didik. Untuk mengetahui adanya kekuatan asosiasi terse but. dilakukan. perhitungan. koefisien. kontingensi. (C).. Basil. perhitungannya disajikan pada Tabel 4.27. Tabel4.27 Kekuatan Asosiasi antara Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik Koefisien Kontingensi. c. Nilai 0,552. Asymp. Sig 0,000. Dari Tabel 4.27 telihat bahwa nilai koefisien kontingensi (C) adalah 0,552 dengan nilai sig 0,000, sehingga H 0 ditolak. Artinya antara peningkatan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis peserta didik terdapat asosiasi yang signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat asosiasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis peserta didik setelah diberikan pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta. 6. Deskripsi Skala Sikap. Skala sikap diberikan kepada peserta didik di kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap pembelajaran. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(119) 16/41758.pdf. 104. yang diberikan. Skala sikap tersebut terdiri dari 30 pemyataan dan hanya diberikan kepada peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta yang terdiri dari 44 peserta didik. Setelah skala sikap diberikan kepada peserta didik, terdapat beberapa pemyataan tentang skala sikap yang tidak signifikan yaitu sebanyak 5 pemyataan. Dengan demikian yang bisa di analisis hanya 25 pemyataan. Sikap peserta didik yang diukur melalui skala sikap dalam penelitian ini adalah sikap kognitif, afektif dan konatif 1) aspek kognitif diantaranya mencakup manfaat terhadap pembelajaran dan diskusi, persepsi atau pandangan terhadap pembelajaran dan soal-soal terkait pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri model Alberta. 2) aspek afektif diantaranya meliputi kesukaan terhadap pembelajaran dan diskusi, motivasi selama pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri model alberta. 3) aspek konatif diantaranya merupakan respon terhadap pembelajaran dan soal,. kecenderungan. dan. partisipasi. dalam. pembelajaran. dengan. menggunakan metode inkuiri model Alberta. Data selengkapnya disajikan pada lampiran 20. a. Sikap peserta didik terbadap aspek kognitif pada pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta. Sikap peserta didik terhadap aspek kognitif diukur melalui indikator manfaat terhadap pembelajaran, manfaat diskusi, persepsi terhadap pembelajaran dan soal-soal terhadap pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta. Secara keseluruhan sikap peserta didik yang mendapat pembelajaran matematis menggunakan metode inkuiri model Alberta terhadap pelajaran matematika menunjukkan sikap yang. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(120) 16/41758.pdf. 105. positif. Hal ini didasarkan pada data hasil skor rata-rata sikap peserta didik. Dari jawaban peserta didik yang diajukan terhadap 9 pemyataan pada aspek kognitif diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,29. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20. Sikap peserta didik terhadap aspek kognitif disajikan pada Tabel 4.28.. Tabel 4.28 Rekapitulasi Sikap Peserta Didik terhadap Aspek Kognitif Pernyataan Nom or Soal. Sifat. Uraian. 1. +. 2. +. Pembelajaran yang disampaikan mempercepat pemahaman terhadap matematika Langkah-langkah pembelajaran yang diberikan guru membantu dalam belajar metematika Materi matematika mudah lupa dan membuat tenggelam dalam lautan bilangan yang tidak ada ujungnya. Merasa terbantu jika tugas kelompok diberikan bahan ajar dan lembar keria peserta didik. Ada tidaknya cara belajar dengan diskusi tidak berpengaruh terhadap pelajaran matematika. Akan mempelajari matematika jika ada hal yang kurang mengerti Tidak ada dorongan untuk belajar aktif terkait pembelajaran yang disampaikan Merasa penasaran dengan soal yang bel urn diselesaikan. Merasa sulit jika soal terse but dilibatkan dengan kehidupan. 5. 4. -. +. 10. -. 8. -. 9. -. 3 26. + -. RataRata. 4,41 2,95 2,45. 4,00 2,95 2,57 3,52 4,01 2,68. Berdasarkan jawaban peserta didik diperoleh rata-rata nilai 3,29 yang menunjukkan sikap positif terhadap aspek kognitif. Misalnya, sikap terhadap manfaat pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta (ditunjukkan pada pemyataan nomor 1, 2, dan 5) mempunyai nilai ratarata sebesar 3,27. Manfaat dari diskusi selama pembelajaran ditunjukkan oleh pemyataan nomor 4 dan 10 dengan nilai rata-rata sebesar 3,48.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(121) 16/41758.pdf. 106. Persepsi atau pandangan terhadap pembelajaran ditunjukkan melalui pernyataan nomor 8 dan 9 dengan nilai rata-rata sebesar 3,05. Serta persepsi terhadap soal-soal pembelajaran ditunjukkan pada pernyataan nomor 3 dan 26 sebesar 3,3 5. b. Sikap peserta didik terhadap aspek afektif pada pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta Sikap peserta didik terhadap aspek afektif diukur melalui indikator kesukaan terhadap pembelajaran, kesukaan dalam kegiatan diskusi, dan motivasi selama belajar dengan metode inkuiri model Alberta. Secara keseluruhan sikap terhadap pelajaran matematika menunjukkan sikap positif. Dari jawaban respon peserta didik dari 8 pernyataan yang diajukan pada aspek afektif diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,37. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20. Sikap peserta didik terhadap aspek afektif disajikan pada Tabel4.29.. Tabel 4.29 Rekapitulasi Sikap Peserta tebadap Aspek Afektif ,----------------------------------------------~----~. Pemyataan. !. ~~~_N_o_m_o_r~~-S-if:_a_t~~----------~---0--rru-.an-------------------. RataRata. '~--------~----+-~--------~--~--~~----------~--~~ Soal 13 + Belajar matematika diawali dengan memahami 3,95 i konsep sangant menyenan_gkan 14 + Suka dengan pembelajaran yang guru sampaikan 3,93 sehingga bisa menggali kemam_puan diri 2,14 Dengan pembelajaran yang guru sampaikan 16 membuat kesulitan dalam belajar 2,91 Tidak suka belajar matematika yang disampaikan 17 guru karena membosankan dan membingungkan. 3,09 Belajar bersama dengan kelompok bisa aktif dan 11 + mengeluarkan ide 2,84 Be1ajar kelompok tidak membantu dalarn 30 kernajuan setiap individu. 4,05 Soal-soal yang diberikan terdorong untuk berpikir 20 + kritis 4,11 Merasa tertantang dengan soal yang diberikan 23 + 1. I. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(122) 16/41758.pdf. 107. Berdasarkan jawaban peserta didik diperoleh rata-rata nilai (3,37) yang menunjukkan sebagian sikap positif terhadap aspek afektif. Misalnya, sikap terhadap kesukaan terhadap pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta (ditunjukkan pada pernyataan nomor 13, 14, 16 dan 17) mempunyai nilai rata-rata sebesar 3,24. Kesukaan terhadap diskusi dalam pembelajaran yang ditunjukkan pada pernyataan nomor 11 dan 30 dengan nilai rata-rata sebesar 2,97. Motivasi terhadap soal-soal dalam pembelajaran ditunjukkan melalui pernyataan nomor 20 dan 23 dengan nilai rata-rata sebesar 4,08.. c. Sikap peserata didik terhadap aspek konatif pada pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta Sikap peserta didik terhadap aspek konatif diukur melalui beberapa indikator, yaitu respon terhadap pembelajaran, respon terhadap soal-soal, kecenderungan terhadap pembelajaran, dan partisipasi terhadap diskusi. Secara keseluruhan sikap terhadap aspek konatif pada pelajaran matematika menunjukkan sikap positif. Hal ini menunjukkan bahwa sikap peserta didik terhadap aspek konatif pada pelajaran matematika adalah positif. Dari jawaban respon peserta didik dari 8 pernyataan yang diajukan pada aspek konatif diperoleh nilai rata-rata 3,19. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20. Sikap peserta didik pada aspek konatif disajikan pada Tabel 4.30.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(123) 16/41758.pdf. 108. Tabel 4.30 Rekapitulasi Sikap Peserta terhadap Aspek Konatif Pernyataan -. --------------. Nomor Soal 21. Sifat. Uraian. +. 29. -. 15. +. 27. -. 22. +. 28. -. Merespon dengan baik kegiatan pembelajaran yang diikuti Ketika pembelajaran berlangsung, lebih suka ngobrol dari pada memperhatikan palajaran So a! matematika menarik jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. So a! matematika yang diberikan guru aneh dan membingungkan sehingga sulit untuk dipecahkan. Mengikuti pelajaran yang disampaikan guru dengan sungguh-sungguh Ketika guru menyuruh mengerjakan pekerjaan di papan tulis, memilih diam meskipun pekerjaan sudah be res Belajar dengan cara diskusi membuat sulit untuk berpikir dan mendapatkan ide Diskusi dalam kelompok, akan menguntungkan karena dapat menyelesaikan permasalahan dangan bersama-sama. 18. -. 25. +. RataRata 4,07 2,32 3,04 2,23 4,12 2,78. 2,82 3,86. Berdasarkan jawaban peserta didik diperoleh rata-rata nilai (3,19) yang menunjukkan sebagian bersikap positif terhadap aspek konatif. Misalnya, sikap terhadap respon terhadap pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta (ditunjukkan pada pernyataan nomor 21 dan 29) mempunyai nilai rata-rata sebesar 3,20. Respon terhadap soal-soal dalam pembelajaran ditunjukkan oleh pernyataan nomor 15 dan 27 dengan nilai rata-rata. sebesar. 2,76.. Kecenderungan. terhadap. pembelajaran. yang. ditunjukkan melalui pernyataan nomor 22 dan 28 dengan nilai rata-rata sebesar 3,45. Partisipasi terhadap diskusi dalam pembelajaran yang ditunjukkan melalui pernyataan nomor 18 dan 25 dengan nilai rata-rata sebesar 3.34.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(124) 16/41758.pdf. 109. 7. Hasil Observasi Pada penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode inkuiri model Alberta. Untuk memperoleh tanggapan dan pendapat dari dua orang observer mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri model Alberta, peneliti memberikan daftar ceklis untuk diisi oleh observer.. Secara tegas kedua observer mengemukakan bahwa. penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri model Alberta merupakan pembelajaran baru bagi peserta didik di SMP Negeri 12 Tasikmalaya. Pada awal pembelajaran peneliti dianggap oleh observer telah menyampaikan dengan jelas tujuan pembelajaran yang akan disampaikan. Namun di awal pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua peserta didik masih merasa bingung karena belum terbiasa belajar dengan menggunakan metode inkuiri model Alberta. Secara umum kedua observer memberikan masukan yang positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri model Alberta, supaya pertemuan berikutnya proses belajar dapat diikuti oleh peserta didik dengan semangat dan terbiasa. Alternatif pembelajaran metode inkuiri model Alberta dapat diimplementasikan di lapangan dengan dipilih topiktopik yang cocok untuk disampaikan dalam pembelajaran. Selain itu pembelajaran dengan manggunakan metode inkuiri model Alberta dapat melatih peserta didik bekerja sama dalam diskusi kelompok dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas atau soal-soal di dalam kelas.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(125) 16/41758.pdf. 110. B. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian berdasarkan analisis data dan temuan-temuan di lapangan. Selanjutnya perlu dikemukakan hal-hal positif yang menunjang keberhasilan yang ditemukan pada pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta serta hal-hal yang negatifnya.. Selengkapnya diuraikan dalam. pembahasan berikut ini. 1. Pelaksanaan Pembelajaran. Sebagaimana. telah. dijelaskan. sebelumnya,. penelitian. 101. menggunakan dua metode pembelajaran, yaitu metode inkuiri model Alberta di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Perbedaan kedua metode pembelajaran yang diterapkan bertujuan untuk melihat apakah metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis peserta didik kelas VIII. dibandingkan. dengan. kelas. yang. mendapatkan. pembelajaran. konvensional. Pelaksanaan penelitian ini dibantu oleh dua orang observer. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada awal-awal pembelajaran peserta didik di kelas eksperimen tampak merasa bingung dengan pembelajaran yang disampaikan karena peserta didik belum terbiasa dengan pembelajaran metode inkuiri model Alberta. Untuk kelas kontrol mereka masih terfokus kepada pembelajaran yang disampaikan oleh guru yaitu pembelajaran konvensional. Pembelajaran metode inkuiri model Alberta terasa asing dan aneh bagi mereka, karena dengan metode inkuiri model Alberta mereka baru pertama mengenalnya.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(126) 16/41758.pdf. 111. Langkah pertama yang ada pada metode inkuiri model Alberta adalah merencanakan (planning). Peserta didik dengan bimbingan guru merumuskan tema yang akan didiskusikan dari materi bangun ruang. Namun pada pertemuan pertama dan kedua peserta didik masih mengalami kendala. karena. belum. fokus. apa. yang. akan. direncanakan. dalam. menyelesaian soal yang diberikan guru. Pada tahap kedua yaitu mengingat (retrieving), peserta didik mengalami sedikit kesulitan dalam mengingat materi-materi yang relevan dengan masalah yang akan diselesaikan dengan cara menyimak dan memahami materi tersebut, karena peserta didik lupa lagi dengan materi tentang bangun ruang. Pada tahap ini peserta didik mempunyai pola pikir yang berbeda-beda, ada yang cepat tanggap dan ada yang lambat dalam mengingat, sehingga proses mengingat ini membutuhkan waktu cukup lama. Karena pada tahap ini peserta didik berusaha untuk menemukan konsep dasar, peserta didik dibantu dengan buku pegangan yang ada di sekolah. Pada tahap ketiga yaitu, tahap menyelesaikan (processing), pada pertemuan pertama dan kedua peserta didik dalam meyelesaikan soal dengan mengisi LKPD (lembar kerja peserta didik) yang diberikan guru masih. mengalami. kendala. karena. masih. kurang. lengkap. dalam. penyelesaiannya. Misalnya, peserta didik masih kurang hati-hati sehingga terjadi kesalahan dalam menghitung, masih lemah dalam mengubah soal cerita ke dalam model matematika, kurang teliti dalam menjawab soal yang ditanyakan. Pada tahap keempat, yaitu mencipta (creating), setelah menyelesaikan tahap ketiga peserta didik mempersiapkan presentasi hasil. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(127) 16/41758.pdf. 112. diskusinya. Namun peserta didik masib mengalami kendala, karena masib bingung dan canggung, yaitu belum dapat mengubab suatu pemyataan menjadi sebuab kalimat matematika. Pada tahap kelima yaitu berbagi (sharing). peserta didik mendiskusikan/mempresentasikan basil kerja. kelompok di. depan. kelas.. Peserta didik. lainnya. memperhatikan,. membandingkan serta menanggapi. Temyata pada tahap ini masih ada penyajian dari tiap kelompok masib kurang jelas dalam menyempaikan basil diskusinya, sehingga terjadi kebingungan dari kelompok lain. Dan pada tabap keenam yaitu menilai (evaluating) masing-masing peserta didik memeriksa kembali basil jawaban soal yang sudab dibuatnya, memperbaiki, menambahkan jika ada kesalaban atau belurn lengkap. Observer melaporkan juga babwa terdapat kekeliruan pada awalawal pertemuan. Misalnya, dalam pembagian kelompok kurang tepat sebingga peserta didik yang belum terbiasa berdiskusi kurang dapat bekerja sama dengan baik. Saat diskusi kelompok, hanya peserta didik dalam kelompok tertentu saja yang aktif. Hal yang sama terjadi pada saat diskusi kelas. Hanya peserta didik tertentu yang aktif dan mengajukan pertanyaan. Sebagian besar peserta didik belum berani untuk mengemukakan pendapat, apalagi memberikan saran. Sehingga pelaksanaan diskusi kurang optimal. Pertemuan kedua juga belum berjalan lancar. Peserta didik tampak masih bingung dengan pembelajaran yang diberikan, karena pada proses pembelajaran ini peserta didik barus mencari konsep dasar untuk dapat memecahkan penyelesaian soal. Sebagian besar peserta didik belum. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(128) 16/41758.pdf. 113. memahami cara menyelesaikan soal kemampuan pemahaman dan berpikir kritis yang diberikan guru dalam bahan ajar dan lembar kerja peserta didik. Pada pertemuan ketiga dan seterusnya, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diminimalkan sehingga peserta didik sudah lebih terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode inkuiri model Alberta. Pada tahap ini sudah terlihat kemandirian peserta didik dalam mengerjakan soalsoal latihan. Peserta didik juga sudah lebih aktif dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta dapat meningkat dan lebih baik dibandingkan dengan aktivitas peserta didik yang belajar dengan metode kovensional. Hal ini sebagaimana dinyatakan Ruseffendi (2006, dalam Kartini, 2011: 2) bahwa kreativitas peserta didik akan tumbuh apabila dilatih untuk melakukan eksplorasi, inkuiri, penemuan, dan pemecahan masalah. Hal tersebut dapat dilihat dari antusiasme mereka pada saat mengikuti pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran berlangsung peserta didik aktif mengajukan berbagai pertanyaan terhadap hal-hal yang kurang dimengerti atau yang mereka belum mengetahui. Mereka aktif dalam diskusi baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas, mampu menjelaskan, mengemukakan pendapat dan menuliskan hasil pekerjaannya di depan kelas, memperhatikan dengan seksama penjelasan dari ternan yang berbeda kelompok, serta dapat menerima dan menghargai hasil pekerjaan temannya pada kelompok lain. Peserta didik juga dapat menjawab pertanyaan dari ternan kelompok lain dalam diskusi kelas.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(129) 16/41758.pdf. 114. Sejalan dengan hal ini Ruseffendi (2010: 9.39) mengemukakan bahwa dalam diskusi peserta didik harus selalu aktif berpartisipasi, berpikir kritis, siap untuk mengemukakan pendapat dengan tepat, berpikir objektif, dan. mempunyai. teloransi. terhadap. pendapat. orang. lain.. Dengan. pembelajaran metode inkuiri model Alberta aktivitas peserta didik tidak hanya berlangsung secara individual, melainkan juga terlihat dari interaksi sesama temannya dalam satu kelompok diskusi, interaksi peserta didik dengan kelompok lain serta interaksi peserta didik dengan guru. Ternyata interaksi. tersebut. tampaknya. dapat. meningkatkan. keaktifan. dan. kemandirian serta kemampuan berpikir kritis peserta didik selama belajar matematika. Hal ini berdampak pada peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan berpikir kritis matematis mereka.. 2. Kemampuan Pemahaman Matematis dan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik Tujuan dari penelitian ini sebagaimana pada ura1an sebelumnya adalah untuk melihat ada tidaknya peningkatan kemampuan pemahaman dan. berpikir. kritis. matematis. peserta. didik. setelah. mendapatkan. pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Berdasarkan data basil tes awal, peserta didik di kelas eksperimen dan di kelas kontrol mempunyai kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis awal yang sama atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sejalan dengan salah satu karakteristik penelitian eksperimen yang dikemukakan oleh Ruseffendi (2001: 39), bahwa ekivalensi subjek dalam kelompok-kelompok yang berbeda itu perlu ada, agar bila ada basil yang berbeda yang diperoleh kelompok dapat dijelaskan bahwa perbedaan tersebut bukan disebabkan. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(130) 16/41758.pdf. 115. karena tidak ekuivalennya kelompok-kelompok, tetapi karena adanya perlakuan. Perhitungan data hasil tes akhir kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis dilakukan setelah pembelajaran yang diberikan sebanyak delapan kali pertemuan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik di kedua kelas penelitian mempunyai kemampuan akhir yang berbeda atau terdapat perbedaan yang signifikan. Data hasil yang didapat dari skor rata-rata tes akhir di kelas eksperimen secara signifikan lebih baik dibandingkan hasil tes akhir di kelas kontrol. Fokus utama dari tes pemahaman matematis adalah mengukur dengan kemampuan pemahaman matematis yang meliputi dua indikator yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Jika dilihat dari indikator pada pemahaman relasional, peserta didik di kelas eksperimen lemah dalam mengerjakan indikator 4 yang terdapat pada soal nomor 2, karena terlihat dari skor rata-rata yang diperoleh sebesar 2,63 lebih kecil di bandingkan dengan indikator yang lainnya. Pada indikator ini peserta didik masih kebingungan dalam menentukan tinggi selimut Iimas. Sedangkan peserta didik di kelas kontrol lemah dalam mengerjakan indikator 1 pada pemahaman instrumental yang terdapat pada soal nomor 1, karena terlihat dari skor rata-rata yang diperoleh 2,49 lebih kecil dibandingkan dengan soal yang lain. Pada indikator ini peserta didik belum bisa memahami dan memterjemahkan soal bentuk non rutin kedalam model matematika, dan masih terkecoh untuk menentukan panjang salah satu diagonal ruang kubus.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(131) 16/41758.pdf. 116. Uraian tentang tes pemabaman secara keseluruhan memberikan gambaran babwa pembelajaran dengan metode inkuiri model Alberta dapat meningkatkan kemampuan pemabaman. Temuan ini sejalan dengan basil penelitian yang dilakukan Gani (2007) tentang kemampuan pemahaman dengan model pembelajaran inkuiri model Alberta. Hasil penelitian Gani menunjukkan adanya peningkatan kemampuan yang signifikan setelah peserta didik mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri di tingkat SMA. Tes berpikir kritis yang digunakan pada penelitian tru bertujuan mengukur kemampuan diantaranya sebagai berikut. 1. Membangun. keterampi Ian. dasar. dengan. membuat. dan. mempertimbangkan nilai keputusan. Sebagai contob, soal nomor 2, meminta dimana peserta didik untuk menghitung soal non rutin yang disajikan. dalam. mencan. luas. permukaan. kubus. dan. balok,. membandingkan apakab basilnya sama atau tidak, kemudian mengambil keputusan dari basil perbitungan sebelumnya. Ternyata peserta didik di kelas eksperimen masib lemab dalam mengerjakan soal pada indikator ini, dibandingkan peserta didik di kelas kontrol, karena mereka masih bingung menentukan keputusan yang barns diambil dari penyelesaian sebelumnya yaitu menentukan ketinggian air dalam akuarium. 2. Memberikan penjelasan sederhana dengan memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, serta bertanya dan menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan. Indikator ini terdapat pada soal nomor 1, yang menuntut kemampuan peserta didik untuk berpikir secara kritis dalam. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Kajian safeguard pengadaan tanah dan pemukiman kembali masyarakat yang terkena dampak pembangunan sangat diperlukan guna meminimalkan dampak sosial, budaya dan ekonomi

Dengan menggunakan sistem jaringan distribusi radial satu fasa dari IEEE 33 bus maka dapat dilihat pada tabel 4.1 yang menunjukkan hasil simulasi load flow dengan menggunakan metode

Kesimpulan pada penelitian ini adalah ekstrak tanaman suruhan memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Bacillus cereus3. Ekstrak

keadaan dari pita hantaran dapat dinyatakan dalam tingkat Fenni lain F&lt;- dcngan:. (2.. Jika bed.as cahaya jatuh pada semikonduktor seperti itu, jumlah kuanta N. yang

Rule terdiri dari satu atau lebih variabel fuzzy dan sebuah nilai aksi output. Rule digunakan untuk menceritakan bagaimana kontroler merespond

18 Grafik hasil simulasi tension maksimum kondisi surut Dari gambar 4.18 grafik tersebut dapat kita lihat sesuai dengan skenario desain pada kondisi perarirang

Berdasarkan analisis kualitatif yang ditinjau dari perbandingan antara nilai Rf dan intensitas warna bercak serbuk simplisia daun jati belanda dengan standar aflatoksin

Metode analisis yang digunakan merupakan analisis yang mampu mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian, berdasarkan tujuan dasar yang ingin dicapai yaitu