• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanika Analitik. Muhammad Farchani Rosyid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mekanika Analitik. Muhammad Farchani Rosyid"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Mekanika Analitik

Muhammad Farchani Rosyid

(2)

”Die Mathematiker sind eine Art Franzosen; redet man

zu ihnen, so übersetzen sie es in ihre eigene Sprache,

und dann ist es alsobald etwas ganz anderes.”

(Johann Wolfgang von Goethe)

(Mathematicians are a kind of Frenchmen. Whenever you say anything or talk to them, they translate it into their own language, and right away it is something completely different.)

(3)

”Die Geometrie ist eine Wissenschaft, welche im

Wesentlichen so weit fortgeschritten ist, dass alle ihre

Tatsachen bereits durch logische Schlüsse aus früheren

abgeleitet werden können. ...

Nach dem Muster der Geometrie sind nun auch alle

anderen Wissenschaften in ester Linie Mechanik,

hernach aber auch Optik, Elektrizitätstheorie usw. zu

behandeln.”(David Hilbert)

(Geometry is a science which essentially has developed to such a state that all its facts may be derived by logical deduction from previous ones. ...

(4)
(5)

Berikut berapa pandangan tentang kaitan antara

fisika dan matematika:

Pertama, pandangan yang paling lunak mendudukkan

matematika hanya sebagai peranti yang memudahkan fisika

dan sebagai bahasa untuk mengungkapkan hukum-hukum

fisika.

(Persamaan bukan segalanya, ada esensi lain dalam suatu

hukum fisika yang tidak dapat dirumuskan secara

(6)

Einstein:

”Insofern sich die Sätze der Mathematik auf die Wirklichkeit

beziehen, sind sie nicht sicher, und sofern sie sicher sind, beziehen

sie sich nicht auf die Wirklichkeit.”

(If a theorem of mathematics refers to a reality, it

is not rigorous. If it is rigorous, it does not refer to

a reality)

(7)

Kedua, adalah pandangan yang mendudukkan matematika

sebagai tujuan, fisika adalah upaya memilih atau membangun

struktur matematik yang cocok untuk menggambarkan pola-pola

keteraturan gejala alamiah.

Jadi, fisika dipahami sebagai upaya menemukan realitas

matematis sebagai model yang mewakili realitas fisis.

Matematika adalah kerangka bagi sebuah teori fisika.

Kenyataan mengajarkan kepada kita bahwa semakin

sempurna sebuah teori dalam fisika, semakin canggih

(8)

Ketiga, adalah pandangan radikal bahwa fisika adalah upaya

menemukan matematika alam, yakni matematika yang

mengatur alam semesta ini, keseluruhannya.

Alam semesta ini sebagai bangunan matematis, satu koheren

dengan yang lain dalam kerangka matematika yang sama.

(9)

Minggu Pertama

Kilas Balik: Mekanika Newton dan segala

keterbatasannya

Menguasai dan mampu menerapkan Hukum Newton.

Dapat menjelaskan kesulitan-kesulitan yang muncul dalam

penyelesaian masalah-masalah mekanika melalui hukum Newton. Dapat menjelaskan pentingnya terobosan guna mengatasi

(10)

Hukum Newton :

Hukum Pertama :

Setiap benda akan terus berada pada keadaan diam atau

bergerak dengan kelajuan tetap sepanjang garis lurus jika tidak dipaksa untuk merubah keadaan geraknya itu oleh gaya-gaya yang bekerja padanya.

Hukum Kedua :

Resultan gaya yang bekerja pada suatu benda mengakibatkan

terjadinya perubahan momentum. Perubahan momentum tiap satu satuan waktu yang dialami oleh benda itu berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja padanya:

𝐅 = 𝑑𝐩

(11)

Hukum Ketiga :

Apabila suatu benda (sebut benda pertama) mengerjakan gaya pada benda lain (sebut benda kedua), maka benda kedua akan melakukan gaya pada benda pertama yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan dengan gaya yang dikerjakan oleh benda pertama pada benda kedua.

Gaya aksi dan gaya reaksi tidak pernah bekerja pada benda yang sama. Gaya reaksi bekerja pada benda yang melakukan gaya aksi.

(12)

Karena 𝐩 = 𝑚𝐯, maka

𝐅 =

𝑑𝐩

𝑑𝑡

= 𝑚𝐚 +

𝑑𝑚

𝑑𝑡

𝐯

Jika massa benda yang bergerak itu tetap, maka

𝑑𝑚

𝑑𝑡

= 0.

Akibatnya, hukum kedua dapat dituliskan sebagai

𝐅 = 𝑚𝐚

Secara umum benda yang bergerak mengalami

(13)

Hal-hal penting yang harus selalu diperhatikan dalam

penerapan hukum Newton kedua :

Ruas kiri persamaan (1) merupakan jumlahan vektor semua gaya yang bekerja pada sistem mekanis yang ditinjau. Apabila persamaan (1)

hendak diterapkan hanya pada suatu bagian dari suatu sistem mekanis, maka lupakanlah gaya-gaya yang tidak bekerja pada bagian itu.

gaya yang bekerja pada sistem mekanik sangat bervariasi. Gaya-gaya itu dapat berupa Gaya-Gaya-gaya konstan. Tetapi, pada umumnya, Gaya- gaya-gaya itu bergantung pada posisi dan waktu serta beberapa parameter yang lain (lihat Fowles mulai hal. 40). Meskipun demikian, semua gaya yang terlibat dalam mekanika dapat dikembalikan ke empat gaya

(14)

Apabila hukum Newton diterapkan pada suatu sistem

mekanis, maka akan diperoleh persamaan gerak.

Jawaban persamaan ini adalah koordinat benda sebagai

fungsi waktu :

x

(

t

),

y

(

t

), dan

z

(

t

). Fungsi-fungsi ini

sangat bergatung pada syarat awal, yakni diketahuinya

posisi dan kecepatan benda pada suatu saat tertentu

(biasanya saat

t

= 0).

Keterbatasan Hukum Newton:

dari segi kecepatan

(15)

Kendala:

Mampu menjelaskan konsep kendala dan pengaruhnya pada masalah-masalah mekanika.

Mampu merumuskan persamaan-persamaan kendala. Mampu menjelaskan jenis-jenis kendala

Mampu menentukan jenis kendala yang ada pada setiap masalah mekanika.

(16)

Seluruh masalah dalam mekanika secara prinsip dapat

dikembalikan ke persamaan

𝑑2𝑥𝑖 𝑑𝑡2

=

1 𝑚𝑖

𝐹

𝑥 𝑖 𝑖

+

𝑁𝑗=1

𝐹

𝑥𝑖𝑗

,

𝑑2𝑦𝑖 𝑑𝑡2

=

1 𝑚𝑖

𝐹

𝑖 𝑦𝑖

+

𝐹

𝑦 𝑖𝑗 𝑁 𝑗=1

,

𝑑2𝑧𝑖 𝑑𝑡2

=

1 𝑚𝑖

𝐹

𝑖 𝑧𝑖

+

𝐹

𝑧 𝑖𝑗 𝑁 𝑗=1

.

(17)

Prosedur penyelesaiannya seolah-olah tampak jelas :

memasukkan komponen-komponen gaya yang terlibat,

mencari jawaban persamaan diferensial dan yang

terakhir menentukan tetapan-tetapan berdasarkan

syarat awal.

Tetapi, tidak semuanya sederhana. Masalah muncul

apabila terdapat kendala-kendala (

constraints

).

Kendala-kendala ini membatasi partikel-partikel untuk saling

(18)

Jenis-jenis kendala :

Kendala Holonomik:

Apabila kendala dapat dituliskan sebagai persamaan-persamaan yang menghubungkan posisi-posisi partikel dalam bentuk

𝑓𝟏 𝐫1, 𝐫2, … , 𝐫𝑁 = 0, 𝑓2 𝐫1, 𝐫2, … , 𝐫𝑁 = 0, ... 𝑓𝑘 𝐫1, 𝐫2, … , 𝐫𝑁 = 0, (2)

(19)

Kendala Nonholonomik adalah kendala yang tidak

holonomik. Artinya, kendala yang tidak dapat dituliskan

sebagai persamaan-persamaan seperti di atas.

Contoh :

Sebuah benda yang dikukung dalam tangki berbentuk

silinder berjari-jari

a

dan tinggi

h

mengalami kendala

x

2

+

y

2

a

2

< 0

dan 0 <

z

<

h

.

Sebuah benda yang berada di luar sebuah bola

berjari-jari

a

2

terkekang oleh kendala yang hanya

(20)

Koordinat Umum:

Dapat menjelaskan konsep derajat kebebasan.

Dapat menentukan derajat kebebasan terkait dengan suatu sistem mekanik.

Dapat menjelaskan konsep koordinat umum.

Dapat membangun sistem koordinat umum yang sesuai bagi suatu sistem mekanik.

Dapat menjelaskan konsep transformasi koordinat.

Dapat merumuskan persamaan-persamaan terkait dengan transformasi koordinat.

(21)

Adanya kendala mengakibatkan dua masalah dalam

penyelesaian masalah mekanika :

Pertama, koordinat xi, yi dan zi tidak lagi bebas satu dari yang lain sehingga persamaan-persamaan (1) tidak bebas satu dari yang lain.

Kedua, adanya gaya kendala yang tidak dapat ditentukan terlebih

dahulu sebab gaya tersebut termasuk ke dalam masalah yang harus diselesaikan.

Untuk kendala yang holonomik, masalah pertama dapat

diselesaikan dengan memperkenalkan koordinat

(22)

Andaikan sistem mekanis yang ditinjau tersusun atas

N

buah partikel. Oleh karena itu diperlukan 3

N

koordinat

(x

1

, y

1

, z

1

, x

2

, y

2

, z

2, ...,

x

i

, y

i

, z

i, ...,

x

N

, y

N

, z

N

) untuk

menggambarkan konfigurasi sistem (yakni posisi

masing-masing partikel). Hal ini berarti terdapat 3

N

derajat kebebasan. Apabila terdapat

k

buah persamaan

kendala

f

1

(x

1

, y

1

, z

1

, x

2

, y

2

, z

2, ...,

x

i

, y

i

, z

i, ...,

x

N

, y

N

, z

N

) = 0,

f

2

(x

1

, y

1

, z

1

, x

2

, y

2

, z

2, ...,

x

i

, y

i

, z

i, ...,

x

N

, y

N

, z

N

) = 0

...

f

k

(x

1

, y

1

, z

1

, x

2

, y

2

, z

2, ...,

x

i

, y

i

, z

i, ...,

x

N

, y

N

, z

N

) = 0,

maka derajat kebebasan sistem menyusut menjadi 3

N

(23)

Dalam hal ini diperlukan sistem koordinat umum yang

terdiri dari 3

N

k

koordinat, katakanlah

(q

1

, q

2

, ..., q

3N − k

).

Terdapat transformasi koordinat

r

1

= r

1

(q

1

, q

2

, ..., q

3N − k

)

... ...

r

i

= r

i

(q

1

, q

2

, ..., q

3N − k

)

(3)

... ...

(24)

Prinsip d’Alembert dan persamaan

Euler-Lagrange:

Mampu menjelaskan konsep pergeseran maya.

Mampu mengkonstruksi pergeseran maya yang konsisten dengan kendala.

Mampu menjelaskan prinsip usaha maya.

Mampu menerapkan prinsip usaha maya untuk berbagai masalah statika.

Mampu menjelaskan prinsip d’Alembert. Mampu menerapkan prinsip d’Alembert.

Mampu menjelaskan bahwa penerapan prinsip d’Alembert dengan koordinat umum menghasilkan persamaan Euler-lagrange.

(25)

Pergeseran Maya

Suatu pergeseran maya suatu sistem adalah

perubahan konfigurasi (posisi atau orientasi) sistem

sebagai akibat pergeseran infinitisimal

r

i

(i = 1,2, ...,

N

) yang konsisten dengan gaya-gaya dan kendala

yang bekerja pada sistem itu pada saat

t

.

Penting : Pergeseran maya terjadi tanpa

(26)

Prinsip kerja maya pada sistem yang berada dalam

keseimbangan

F

i(a)

r

i

+ f

i

r

i

= 0,

dengan F

i(a)

adalah gaya luar total yang bekerja pada

partikel nomor i dan f

i

adalah gaya kendala yang

bekerja pada partikel nomor i.

Bila sistem yang ditinjau sedemikian rupa sehingga gaya

kendala tegaklurus dengan pergeseran maya yang

mungkin, maka suku kedua persamaan terakhir lenyap.

Jadi,

F

i(a)

r

(27)

Prinsip d’Alembert

Prinsip d’Alembert merupakan perluasan prinsip usaha

maya dengan menambahkan suku tambahan untuk gaya

total pada tiap partikel menjadi

F

i(a)

+ f

i

+ p

i

sehingga

(28)

Dengan asumsi bahwa gaya kendala selalu tegak lurus

terhadap pergeseran maya, maka didapat

(F

i(a)

+ p

i

) •

r

i

= 0.

Karena

r

1

,

r

2

, ...,

r

N

tidak bebas satu dari yang lain

(akibat adanya) kendala, maka tidak serta merta

dapat disimpulkan bahwa

F

i(a)

+ p

i

= 0.

Melalui transformasi koordinat (3) masalah ini dapat di

(29)

Persamaan Lagrange

Melalui transformasi koordinat (3) didapatkan

𝑑

𝑑𝑡

𝜕𝐿

𝜕𝑞

𝛼

𝜕𝐿

𝜕𝑞

𝛼

− 𝑄

𝛼𝑛𝑜𝑛𝑘𝑜𝑛

= 0,

dengan 𝐿 = 𝑇 − 𝑉 tenaga kinetik total sistem dikurangi

energi potensial total sistem dan 𝑄

𝛼𝑛𝑜𝑛𝑘𝑜𝑛

gaya umum

(30)

Penerapan Persamaan Euler-Lagrange:

Mampu menjelaskan perihal persamaan Euler-Lagrange. Mampu menjelaskan domain persamaan Euler-Lagrange. Mampu menerapkan persamaan Euler-Lagrange untuk berbagai masalah mekanika sederhana dengan kendala holonomik.

Mampu menerapkan persamaan Euler Lagrange untuk berbagai masalah dengan potensial umum.

Mampu menerapkan persamaan Euler Lagrange untuk berbagai masalah yang terkait dengan fungsi disipasi.

(31)

Contoh :

Bandul Matematis : Sebuah bola bermassa

m

dan

digantung dengan sebuah batang yang ringan pada

atap sebuah ruangan. Panjang batang penggatunga

itu

l

. Ujung batang tersambung dengan atap melalui

sebuah engsel sehingga bandul tersebut bebas

mengayun pada bidang vertikal (bidang XY). Gambar

di bawah memperlihatkan posisi bola pada suatu saat

sembarang. Bola mendapatkan kendala

(32)

Bandul matematis yang berayun pada manik-manik

yang diuntai pada kawat mendatar : Sebuah

manik-manik bermassa

m

1

diuntai pada kawat lurus datar

sehingga bebas bergerak sepanjang kawat itu.

Sebuah bola bermassa

m

2

ditempelkan pada ujung

sebuah batang yang ringan. Ujung batang yang lain

ditempelkan pada manik-manik melalui engsel titik

sehingga dapat berayun

pada semabarang arah

.

Panjang batang l.

(33)

Dalam koordinat kartesius tentunya ada enam koordinat

(x

1

, y

1

, z

1

, x

2

, y

2

, z

2

), dengan sumbu z keluar bidang

gambar. Tetapi manik-manik selalu berada pada garis

yang sama, yakni kawat mendatar. Jika pada kawat

mendatar itu ditempelkan sumbu y, maka posisi

manik-manik selalu berada pada sumbu y. Oleh karena itu

(34)

Prinsip Variasi dan Persamaan Lagrange:

Mampu menjelaskan prinsip Hamilton. Mampu menerapkan prinsip Hamilton.

Mampu menjelaskan bahwa persamaan Euler-Lagrange dapat diturunkan dari prinsip Hamilton (prinsip variasi).

Mampu menjelaskan konsep kalkulus variasi (prinsip variasi). Mampu menerapkan kalkulus variasi (prinsip variasi).

(35)

Perluasan Prinsip Hamilton dan Kesetangkupan

(Simetri) dan Hukum Kelestarian pada Mekanika

Lagrange:

Mampu menjelaskan perluasan prinsip Hamilton untuk sistem mekanik dengan kendala nonholonomik.

Mampu menyelesaikan masalah mekanika dengan kendala nonholonomik.

Mampu menjelaskan konsep kesetangkupan dalam mekanika Lagrange.

Mampu menjelaskan hukum kelestarian dalam mekanika Lagrange. Mampu menerapkan kesetangkupan dan hukum kelestarian dalam

(36)

Persamaan Gerak Hamilton:

Mampu menjelaskan konsep ruang fase kecepatan dan ruang fase momentum.

Mampu mengkonstruksi ruang fase kecepatan dan ruang fase momentum suatu sistem mekanik.

Mampu menjelaskan transformasi Legendre. Mampu menerapkan transformasi Legendre.

Mampu menerapkan formulasi Hamilton untuk berbagai masalah mekanika yang sesuai.

Mampu menjelaskan konsep koordinat siklis dan kaitannya dengan hukum kelestarian.

Mampu menentukan koordinat siklis dalam berbagai masalah mekanika

(37)

Momentum Umum

Jika

L

Lagrangan suatu sistem fisis dengan siatem

koordinat umum (q

1

, q

2

, ..., q

3N − k

). Maka besaran p

dengan (

= 1, 2, ..., 3

N

−1) yang didefiniskan sebagai

𝑝

𝛼

𝜕𝑞 𝜕𝐿𝛼

disebut momentum umum atau momentum kanonik

pasangan bagi koordinat q

.

(38)

Transformasi Legendre

Transformasi Legendre adalah transformasi

𝐿 ↦ 𝐻 ≔ 𝑞

𝛼

𝑝

𝛼

− 𝐿

Fungsi 𝐻 disebut Hamiltonan. 𝐻

tidak lagi bergantung

pada . Fungsi

H

bergantung pada (q

1

, q

2

, ..., q

3N − k

, p

1

, p

2

,

..., p

3N − k

, t). Hal ini dapat dipahami sebab

𝜕𝐻

𝜕𝑞 𝛼

= 0,

untuk setiap 𝛼

(Buktikan).

Jadi,

(39)

Persamaan gerak Hamilton

Meskipun telah dilakukan transformasi Legendre, masih

akan muncul variable-variabel 𝑞

𝛼

dalam ungkapan

untuk

H

. Namun ungkapan untuk

H

dapat segera

dibersihkan dari 𝑞

𝛼

dengan melakukan subtitusi dari

persamaan-persamaan

𝑝

𝛼

𝜕𝐿

𝜕𝑞 𝛼

Persamaan gerak Hamilton diberikan oleh

𝑞

𝛼

𝜕𝑝𝜕𝐻

𝛼

dan 𝑝

𝛼

≔ −

𝜕𝐻 𝜕𝑞𝛼

,

(40)

Kalkulus Variasi dan persamaan Hamilton dan

Transformasi Kanonik :

Mampu menjelaskan penurunan persamaan Hamilton dari prinsip variasi.

Mampu menjelaskan prinsip aksi terkecil. Mampu menerapkan prinsip aksi terkecil.

Mampu menjelaskan konsep transformasi kanonik.

(41)

Transformasi Kanonik (lanjutan):

Mampu menjelaskan konsep fungsi pembangkit. Mampu mengkonstruksi fungsi pembangkit.

Mampu mengkonstruksi transformasi kanonik.

Mampu memilih fungsi pembangkit yang sesuai dalam penyelesaian masalah mekanika.

Mampu menentukan sajian/wakilan matriks suatu transformasi. Mampu memastikan/menentukan keanggotakan suatu matriks dalam grup simplektik.

Mampu menjelaskan formulasi simplektik transformasi kanonik. Mampu menjelaskan peranan kurung. Poisson dan invariansi

(42)

Persamaan Gerak dalam formulasi kurung Poisson:

Mampu menjelaskan formulasi persamaan gerak dengan kurung Poisson.

Mampu menyajikan persamaan gerak suatu sistem mekanik dengan kurung Poisson.

Mampu menjelaskan kelebihan formulasi persamaan gerak dengan kurung Poissaon.

Mampu menjabarkan kaitan komponen-komponen momentum sudut dengan kurung poisson.

Mampu menjelaskan kaitan kurung Poisson dengan dinamika sistem mekanik.

Mampu menerapkan konsep kesetangkupan dalam penyelesaian masalah mekanika.

(43)

Teori Hamilton-Jacobi:

Mampu menjelaskan persamaan Hamilton-Jacobi untuk Funsi Hamilton Utama.

Mampu menjabarkan persamaan Hamilton-Jacobi.

Mampu menerapkan teori Hamilton Jacobi pada masalah-masalah mekanika (getaran selaras sebagai contoh).

Mampu menjabarkan persamaan Hamilton-Jacobi untuk fungsi karakteristik Hamilton.

Mampu menerapkan metode pemisahan peubah pada persamaan Hamilton-Jacobi.

(44)

Terapan mekanika analitik:

Mampu menerapkan mekanika analitik untuk sebuah benda yang berada dalam medan gaya terpusat.

Mampu menerapkan mekanika analitik untuk masalah dua benda. Mampu menjelaskan gerak planet-planet, satelit-satelit, dll.

(45)

Masalah Dua Benda dan Medan Sentral

Contoh masalah dua benda: Bintang ganda biasa,

Pluto dan pasangannya, sistem Bumi-Bulan, Bintang

Ganda sinar-X, dll.

(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)

Dengan memahami orbit bintang ganda, kita dapat mengukur gaya gravitasi yang bekerja pada masing-masing kedua bintang itu.

Pada akhirnya, kita dapat menentukan massa masing-masing bintang itu atau rasio massa keduanya.

Jenis-jenis bintang ganda berdasarkan cara pengamatan : bintang ganda optis, bintang ganda visual, bintang ganda spektral, bintang ganda gerhana, bintang ganda astrometrik.

(53)

Medan Sentral

Ditinjau partikel bermassa m yang berada di bawah

pengaruh medan gaya terpusat:

Momen gaya medan gaya relatif terhadap pusat

koordinat (0,0,0) tersebut lenyap:

(54)

Akibatnya selanjutnya, partikel itu bergerak pada

bidang yang melalui titik pangkal (0,0,0) dan tegak

lurus pada vektor L.

Bidang tersebut ditentukan dari posisi awal dan

kecepatan awal partikel.

(55)

Andaikan bidang-xy dipilih sebagai bidang orbit.

Vektor L mengarah ke sumbu-z positif  L

z

= L.

(56)

Koordinat polar (r,

) :

Komponen momentum sudut sepanjang sumbu-z

diberikan oleh

(57)

Apa akibat tetapnya besar momentum sudut partikel?

d

r

dS

dS = r

2

d

/2

O

(58)

Teorema : Laju perubahan luas wilayah yang disapu

oleh vektor posisi,

bersifat tetap.

S

2

S

1

(59)

Setiap partikel yang berada di bawah

pengaruh medan gaya terpusat selalu terkait

dengan energi potensial V(r) sedemikian rupa

sehingga

(60)

Dengan tenaga potensial V tersebut persamaan Euler-Lagrange

memberikan:

(61)

Jika didefinisikan

maka

(62)

Jika

sebagai fungsi waktu bersifat monoton, maka

memiliki invers.

(63)

Hubungan antara r dan

(persamaan orbit)

diperoleh dari

(64)

Dengan subtitusi r = 1/u ke dalam persamaan

didapat bentuk lain persamaan orbit, yaitu

(65)

Potensial Kepler

Energi potensial Kepler diberikan oleh

(66)

Dengan mensubtitusikan potensial efektif ke dalam

persamaan orbit, didapatkan

(67)

Sementara, jawaban khususnya adalah

Jawaban terakhir ini terkait dengan orbit melingkar

dengan jari-jari

(68)

Oleh karena itu, persamaan orbit, pada akhirnya

diberikan oleh

atau

dengan e

0 disebut eksentrisitas dan ditentukan

oleh

(69)

Untuk orbit yang berupa ellips, sumbu panjang dan

sumbu pendek ditentukan dari persamaan

Luas ellips tentu saja sama dengan laju sapuan

(70)

Mengingat

dan

maka didapatkan

atau

(71)

Masalah Dua Benda

r

1

r

2

R

m

1

m

2

r = r

2

− r

1

(72)

Dengan persamaan gerak untuk masing-masing

benda

Dengan mengurangkan persamaan-persamaan itu

didapat

(73)

Dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa

Ini berarti bahwa pusat massa bergerak dengan

kecepatan tetap.

(74)

dengan

Terlihat bahwa persamaan gerak tersebut tidak lain

adalah persamaan gerak benda di bawah pengaruh

medan terpusat Kepler

(75)
(76)
(77)

Diamati dari pusat massa, posisi masing-masing

benda adalah

(78)

Terapan mekanika analitik:

Mampu menjelaskan hakekat benda tegar. Mampu menjelaskan gerak benda tegar.

Mampu menerapkan mekanika analitik dalam bidang-bidang lain: teknik, kedokteran, dll.

(79)

Konsep Benda Tegar

Batasan : Benda tegar adalah sebuah benda

sedemikian rupa sehingga jarak antar titik-titik massa

pada benda itu tidak berubah (tetap).

Contoh :

- Gas yang berada di dalam sebuah balon mainan bukan

merupakan benda tegar sebab jarak partikel-partikel gas itu satu dari yang lain berubah-ubah.

- Sepotong pipa paralon yang menggelinding (tanpa tergencet)

merupakan benda tegar.

- Sistem tata surya kita bukan merupakan benda tegar karena

(80)
(81)

masing-

Pertanyaan :

Apakah bumi kita merupakan benda tegar. Mengapa?

Jelaskan!

Dapatkah sekumpulan partikel-partikel yang

bergerak-gerak dikatakan bukan merupakan benda

tegar?

Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar tersebut

memperlihatkan kedudukan sistem tiga partikel pada

saat

t

1

,

t

2

dan

t

3

sembarang. Dapatkah sistem tiga

partikel itu dikatakan sebagai benda tegar?

(82)

Pusat Massa Benda Tegar

Batasan : Pusat massa sebuah benda tegar adalah

suatu titik dalam ruang yang menjadi posisi

terpusatnya seluruh massa benda tegar itu. Jadi,

pusat massa sebuah benda tegar adalah posisi

sebuah partikel titik yang memiliki massa sebesar

benda tegar itu.

(83)

Pertanyaan :

Haruskan pusat massa sebuah benda tegar berada di

dalam benda tegar itu?

Perkirakanlah kedudukan titik pusat massa

benda-benda berikut ini.

(84)

Rotasi Terhadap Sumbu Tetap

Anda telah belajar tentang gerak lurus, gerak

parabola dan gerak melingkar. Gerak-gerak semacam

itu disebut gerak translasi.

Pada gerak translasi, hal yang menjadi pokok

perhatian adalah

posisi

dan

pergeseran

. Benda

dikatakan bergerak bila posisinya berubah. Artinya,

benda itu mengalami pergeseran. Kecepatan

(sesaat), misalnya didefinisikan sebagai pergeseran

posisi tiap satu satuan waktu. Konsep setelah

kecepatan adalah percepatan, yakni perubahan

kecepatan persatusatuan waktu. Gerak kemudian

diklasifikasikan berdasarkan perilaku percepatan ini.

Ada gerak lurus beraturan ada gerak lurus berubah

beraturan, dan lain sebagainya.

(85)

Rotasi adalah gerak yang menyangkut

orientasi dan perputaran. Jadi, orientasi

merupakan padanan posisi dan perputaran

adalah padanan pergeseran.

Sumbu rotasi : tempat kedudukan titik-titik

yang tidak bergeming terhadap perubahan

orientasi.

(86)

Pengertian Dasar : momen inersia adalah

kelembaman (inersia) untuk gerak rotasi. Jadi, momen

inersia menunjukkan keengganan untuk melakukan

perubahan rotasi.

Penting : Momen inersia bergantung pada sumbu

Referensi

Dokumen terkait

 Dapat kita simpulkan bahwa reaksi redoks spontan akan berlangsung jika logam yang dimasukkan ke dalam larutan CuSO 4 dan ZnSO 4 berada di sebelah kiri dari larutan

Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan antara angka kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai dan janda; angka

Hasil metode distributed practice kanan untuk uji- t maka didapatkan 2,89 sedangkan t tabel 2,02 jadi t hitung &gt; t tabel (2,89 &gt; 2,02) dan hasil metode distributed

Setiap tabel, grafik dan gambar/diagram diberi nomor dengan angka romawi strip (garis datar) angka mengikuti nomor bab yang bersangkutan dan judul dari

Pendidikan dapat diberikan secara terintegrasi (termuat) dalam pembelajaran yang sudah termuat dalam kurikulum yaitu termasuk pelajaran bahasa Indonesia pada

Menulis huruf hijaiyah serta mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan juga masih diragukan oleh banyak kalangan masyarakat dikarenakan lulusan yang dihasilkan belum

Dari data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa kecepatan 1000 rpm resistansinya sebesar 523,333 Ω, pada kecepatan putar 2000 rpm resistansinya sebesar 396,667 Ω, dan 3000