• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERDASARKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANG GADING DEMAK TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS DIPONEGORO PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERDASARKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANG GADING DEMAK TUGAS AKHIR"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN

BERDASARKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT

DI PERUMNAS PUCANG GADING DEMAK

TUGAS AKHIR

ANA NURINA

L2D607004

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PERENCANAN WILAYAH DAN KOTA

SEMARANG

Mei 2012

(2)

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN

BERDASARKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT

DI PERUMNAS PUCANG GADING DEMAK

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

ANA NURINA

L2D607004

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PERENCANAN WILAYAH DAN KOTA

SEMARANG

Mei 2012

(3)

iv

ABSTRAK

Kota Semarang merupakan kota yang mengalami perkembangan pesat. Hal ini berdampak pada jumlah penduduk yang tiap tahunnya mengalami peningkatan. Dengan peningkatan jumlah penduduk yang searah dengan pesatnya perkembangan Kota Semarang, kebutuhan lahan akan permukiman juga meningkat. Peningkatan permintaan lahan untuk permukiman mengakibatkan arah perkembangan Kota Semarang ke daerah-daerah pinggiran kota. Harga lahan yang relatif tinggi di perkotaan menjadikan salah satu alasan perkembangan permukiman berada di daerah pinggiran kota. Salah satu arah perkembangan permukiman pada daerah pinggiran kota adalah Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang. Hal ini ditandai adanya komplek perumahan yang berada di sekitar jalur Mranggen- Semarang yaitu Perumnas Pucang Gading. Permintaan akan kebutuhan permukiman juga akan diikuti oleh kebutuhan sarana dan prasana permukiman. Namun, sering kali kebutuhan sarana dan prasarana permukiman pinggiran kota kurang perhatian dari pemerintah setempat sehingga terjadi kesenjangan antara permukiman perkotaan dengan permukiman pinggiran kota. Hal ini juga dialamai oleh Perumnas Pucang Gading, dimana fasilitas lingkungan permukiman kurang tersedia. Kurang tersedianya fasilitas lingkungan permukiman yang ada di Perumnas Bumi Pucang Gading menjadikan masyarakat menggunakan fasilitas di tempat lain guna memenuhi kebutuhannya. Apabila masyarakat menggunakan fasilitas lingkungan permukiman tempat lain, maka akan mengganggu masyarakat lingkungan tersebut. Selain itu, fasilitas lingkungan yang ada di Perumnas Pucang Gading tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Hal ini menyebabkan fasilitas lingkungan tersebut tidak berfungsi secara optimal.

Dari permasalahan diatas, perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi penyediaan fasilitas lingkungan permukiman berdasarkan kebutuhan masyarakat, sehingga fasilitas lingkungan permukiman dapat berjalan optimal. Adapun langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut yaitu identifikasi karakteristik masyarakat yang tinggal dilingkungan permukiman, Identifikasi kondisi rumah tinggal, identifikasi kemudahan aksesibilitas, identifikasi persebaran fasilitas lingkungan permukiman, identifikasi jangkauan fasilitas permukiman, menganalisis jenis fasilitas yang digunakan, menganalisis jenis fasilitas yang dibutuhkan, dan terakhir yaitu optimalisasi kebutuhan masyarakat akan fasilitas lingkungan permukiman.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dimana teknik analisis ini mendeskripsikan data-data yang bersifat angka ataupun berupa grafik. Analisis ini digunakan untuk memperjelas dan mempermudah pembaca untuk memahami hasil penelitian ini. Selain itu dilakukan metode normatif, dimana metode digunakan untuk membandingkan antara fasilitas lingkungan permukiman yang dibutuhkan masyarakat dengan standar penyediaan fasilitas lingkungan permukiman.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa karakteristik masyarakat yang tinggal dilingkungan Perumnas Pucang Gading merupakan masyarakat rural urban dimana masyarakat ini berasal dari luar Perumnas dan bertempat tinggal di daerah pinggiran. Karakteristik masyarakat Perumnas Pucang Gading terdiri dari tipe rumah 45 merupakan golongan menengah keatas, masyarakat tipe rumah 36 golongan menengah dan masyarakat tipe rumah 21 cenderung golongan menengah kebawah. Kebutuhan masyarakat akan fasilitas lingkungannya juga beda. Masyarakat tipe rumah 45 cenderung tidak memperdulikan lokasi dan jarak, sedangkan masyarakat tipe rumah 36 dan 21 lebih mementingkan efisiensi waktu dan biaya.Pemilihan fasilitas dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas. Kuantitas meliputi jumlah, persebaran dan radius pelayanan.Sedangkan kualitas meliputi kenyamanan, kondisi fasilitas, dan kemudahan aksesibilitas..

Rekomendasi yang dapat diberikan peneliti yaitu perlu adanya perencanaan yang maksimal untuk menentukan suatu lokasi fasilitas lingkungan permukiman di dalam Perumnas Pucang Gading sehingga masyarakat dapat terlayani oleh fasilitas yang ada di dalam perumnas. Penempatan lokasi juga seharusnya melihat radius pelayanan masyarakat sehingga lokasi yang diinginkan tepat sasaran. Hasil penempatan lokasi yang tepat nantinya dapat dirasakan oleh masyarakat perumnas. Adanya sistem kebijakan yang kurang efektif dalam penyediaan fasilitas lingkungan permukiman seperti pada Kepmen PU No. 378/KPTS/1987 tentang Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota, dimana penyediaan fasilitas hanya melihat pada kuantitas (jumlah) fasilitas berdasarkan jumlah penduduk. Dengan hanya melihat kuantitas saja, tanpa memperhatikan kualitas maka penyediaan fasilitas lingkungan permukiman tidak tepat sasaran. Perlu adanya pertimbangan perlibatan masyarakat untuk membangun fasilitas lingkungan permukiman sehingga fasilitas yang sudah di bangun dapat dinikmati oleh masyarakat. Perlibatan masyarakat dalam pembangunan fasilitas menjadikan rasa peduli masyarakat untuk menjaga fasilitas yang sudah dibangun.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengan segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tugas akhir yang berjudul “PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERDASARKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANG GADING DEMAK” .

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam pembuatan proposal ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Retno Susanti, MT selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan semangat sehingga Tugas Akhir ini selesai.

2. Ibu Sri Rahayu Ssi, Msi selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, dan arahan. 3. Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan memberi dukungan moral dan materi pada

penulis.

4. Teman-teman angkatan 2007 Perencanaan Wilayah dan Kota UNDIP atas kebersamaan, dukungan, dan semangatnya selama ini yang luar biasa.

5. Temen-temen kos Tembalang 61, Mbak Bunga, Anti, Citra, dan Sany atas dukungan dan semangatnya.

6. Lala, Era, Tya, Wanti, Handri, Yogi, Hendrawan dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan semua satu-persatu.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Akhir kata, penulis berharap agar proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua, khususnya Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro.

Semarang, April 2012

(5)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... iii

ABSTRAK ... iv KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... xi DAFTAR PETA... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Sasaran... 4

1.3.1 Tujuan... 4

1.3.2 Sasaran... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah... 5

1.4.2 Ruang Lingkup Materi ... 5

1.6 Posisi Penelitian ... 6

1.7 Kerangka Pikir... 7

1.8 Metodologi Penelitian... 9

1.9.1 Pendekatan Penelitian Studi... 9

1.9.2 Tahap Pengumpulan Data ... 9

1.9.3 Kebutuhan Data ... 10

1.9.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 12

1.9.5 Metode dan Teknik Analisis... 14

1.9.6 Kerangka Analisis ... 15

(6)

BAB II KAJIAN PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN

BERDASARKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT PINGGIRAN ... 18

2.1 Fasilitas Lingkungan Permukiman ... 18

2.1.1 Definisi Fasilitas Lingkungan Permukiman ... 18

2.1.2 Jenis-jenis fasilitas lingkungan permukiman... 19

2.1.3 Standar penyediaan fasilitas ... 20

2.2 Masyarakat Pinggiran Kota ... 24

2.2.1 Definisi Masyarakat... 24

2.2.2 Karakteristik masyarakat pinggiran kota ... 24

2.3 Permukiman Pinggiran Kota ... 27

2.3.1 Definisi Permukiman... 27

2.3.2 Pola Permukiman Pinggiran Kota ... 27

2.3.3 Karakteristik Kawasan pinggiran kota ... 29

2.3.4 Harga Lahan Pinggiran Kota ... 29

2.4 Variabel Penelitian ... 31

BAB III GAMBARAN UMUM PERUMAHAN PUCANG GADING DESA BATURSARI DAN KOTA/KABUPATEN YANG BERPENGARUH ... 33

3.1 Keterkaitan Kota Semarang... 33

3.1.1 Perkembangan Permukiman Kota Semarang ... 33

3.1.2 Sebaran Permukiman Kota Semarang ... 34

3.1.3 Sebaran Fasilitas Lingkungan Permukiman ... 35

3.2 Ketarkaitan Kabupaten Demak... 36

3.3 Keterkaitan Kecamatan Pedurungan ... 38

3.3.1 Kondisi Geografis Kecamatan Pedurungan... 38

3.3.2 Penggunaan Lahan di Kecamatan Pedurungan... 39

3.3.3 Tinjauan Fasilitas Lingkungan Permukiman ... 39

3.4 Keterkaitan Kecamatan Mranggen ... 43

3.4.1 Kondisi Geografis Kecamatan Mranggen ... 43

3.4.2 Penggunaan Lahan di KecamatanMranggen ... 47

3.4.3 Tinjauan Fasilitas Lingkungan Permukiman ... 50

3.5 Perumnas Pucang Gading Desa Batursari ... 54

3.5.1 Kondisi Geografis Desa Batursari ... 54

3.5.2 Penggunaan Lahan di Desa Batursari ... 56

(7)

viii

BAB IV ANALISIS PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERDASARKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT PERUMNAS PUCANG

GADING ... 61

4.1 Analisis Karakteristik Masyarakat... 61

4.1.1 Analisis Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Usia ... 61

4.1.2 Analisis Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga... 62

4.1.3 Analisis Responden Berdasarkan Mata Pencaharian... 64

4.1.4 Analisis Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 65

4.1.5 Analisis Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Pengeluaran (Listrik, Air, Telepon Rumah, dan Pulsa Telepon) ... 67

4.2 Analisis Kondisi Rumah Tinggal ... 70

4.3 Analisis Kemudahan Aksesibilitas ... 74

4.3.1 Analisis Kemudahan Aksesibilitas Berdasarkan Media Transportasi ( Lebar Jalan, Jalur Pejalan Kaki dan Pohon Peneduh) ... 74

4.3.2 Analisis Kemudahan Aksesibilitas Berdasarkan Moda Transportasi ( Becak, Ojek, Angkutan Umum, Bus ) ... 77

4.4 Analisis Sebaran dan Jangkauan Fasilitas ... 81

4.4.1 Analisis Sebaran Fasilitas Pendidikan ... 81

4.4.2 Analisis Sebaran Fasilitas Perekonomian... 87

4.4.3 Analisis Sebaran Fasilitas Kesehatan ... 91

4.4.4 Analisis Sebaran Fasilitas Peribadatan ... 92

4.4.5 Analisis Sebaran Fasilitas Olahraga dan Rekreasi... 94

4.6 Analisis Pemanfaatan Fasilitas yang Digunakan... 99

4.7 Analisis Pemanfaatan Fasilitas yang Dibutuhkan ... 107

4.7.1 Analisis Fasilitas Lingkungan Permukiman yang Dibutuhkan Masyarakat Tipe Rumah 45 ... 107

4.7.2 Analisis Fasilitas Lingkungan Permukiman yang Dibutuhkan Mayarakat Tipe Rumah 36 ... 113

4.7.3 Analisis Fasilitas Lingkungan Permukiman yang Dibutuhkan Mayarakat Tipe Rumah 21 ... 118

4.8 Optimalisasi Pelayanan Fasilitas Lingkungan Permukiman ... 122

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 127

5.1 Kesimpulan... 127

5.2 Rekomendasi ... 129

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Keaslian Penelitian ... 8

Tabel I.2 Kebutuhan Data... 13

Tabel II.1 Standar Jarak Fasilitas Lingkungan Permukiman Dalam Kota ... 21

Tabel II.2 Standar Penyediaan Fasilitas Lingkungan Permukiman ... 21

Tabel II.3 Karakteristik Masyarakat Sub Urban (Pinggiran Kota) ... 26

Tabel II.4 Tipologi Kawasan Pinggiran Kota ... 29

Tabel II.5 Variabel Penelitian ... 31

Tabel III.1 Kepadatan Penduduk per Desa di Kecamatan PedurunganTahun 2008... 38

Tabel III.2 Penggunaan Lahan di Kecamatan Pedurungan Tahun 2008 ... 39

Tabel III.3 Jenis dan Jumlah Fasilitas Peribadatan Kecamatan Pedurungan Tahun 2008 .. 40

Tabel III.4 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Pedurungan Tahun 2008 ... 41

Tabel III.5 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Pedurungan Tahun 2008 ... 42

Tabel III.6 Luas Kecamatan Mranggen dirinci Tiap Desa Tahun 2008 ... 45

Tabel III.7 Kepadatan Penduduk per Desa di Kecamatan Mranggen Tahun 2008 ... 46

Tabel III.8 Penggunaan Lahan di Kecamatan Mranggen Tahun 2008 ... 47

Tabel III.9 Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Mranggen Tahun 2008... 50

Tabel III.10 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Mranggen Tahun 2008... 51

Tabel III.11 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Mranggen Tahun 2008 ... 53

Tabel III.12 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Desa Batursari Tahun 2011. 55 Tabel III.13 Jumlah Penduduk Berdasarkan Matapencaharian Desa Batursari Tahun 2011 56 Tabel III.14 Jenis dan Jumlah Fasilitas Peribadatan Desa BatursariTahun 2008... 57

Tabel III.15 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Desa BatursariTahun 2008 ... 58

Tabel III.16 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Desa Batursari Tahun 2008... 59

Tabel IV.1 Usia Responden ... 61

Tabel IV.2 Jumlah Anggota Keluarga ... 62

Tabel IV.3 Responden Berdasarkan Matapencaharian... 64

Tabel IV.4 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 66

Tabel IV.5 Responden Berdasarkan Pengeluaran Listrik ... 67

Tabel IV.6 Responden Berdasarkan Pengeluaran Air ... 68

Tabel IV.7 Responden Berdasarkan Pengeluaran Telepon Rumah ... 69

(9)

x

Tabel IV.9 Responden Berdasarkan Lama Tinggal... 71

Tabel IV.10 Responden Berdasarkan Alasan Memilih Tempat Tinggal ... 72

Tabel IV.11 Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal ... 73

Tabel IV.12 Responden Berdasarkan Lebar Jalan... 74

Tabel IV.13 Penilaian Responden Terhadap Jalur Pejalan Kaki ... 75

Tabel IV.14 Penilaian Responden Terhadap Pohon Peneduh ... 76

Tabel IV.15 Penilaian Masyarakat Terhadap Transportasi Becak... 78

Tabel IV.16 Penilaian Masyarakat Terhadap Transportasi Ojek... 79

Tabel IV.17 Penilaian Masyarakat Terhadap Transportasi Angkutan Umum ... 79

Tabel IV.18 Penilaian Masyarakat Terhadap Transportasi Bis Kota ... 80

Tabel IV.19 Standar Jangkauan Fasilitas Pendidikan ... 82

Tabel IV.20 Standar Jangkauan Fasilitas Perekonomian ... 88

Tabel IV.21 Standar Jangkauan Fasilitas Olah raga dan Rekreasi ... 96

Tabel IV.22 Fasilitas yang Dibutuhkan Tipe Rumah 45, 36, dan 21 ... 120

Tabel IV.23 Perbandingan Jumlah Fasilitas Berdasarkan Standar dan Kondisi Eksisting ... 122 Tabel IV.24 Komparasi Standar Penyediaan, Kondisi Eksisting dan Kebutuhan Masyarakat 124

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Wilayah Studi ... 3

Gambar 1.2 Posisi Penelitian dalam disiplin Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota ... 5

Gambar 1.3 Kerangka Pikir ... 6

Gambar 1.4 Denah Lokasi Sampel ... 11

Gambar 1.5 Kerangka Analisis... 14

Gambar 2.1 Pola Permukiman Rural Urban ... 28

Gambar 2.2 Model Diagramatik (Bid-Rent Model)... 30

Gambar 3.1 Perkembangan Permukiman Kota Semarang... 34

Gambar 3.2 Persebaran Permukiman Kota Semarang... 34

Gambar 3.3 Persebaran Fasilitas Kota Semarang... 35

Gambar 3.4 Daerah Perbatasan Kabupaten Demak dan Kota Semarang ... 37

Gambar 3.5 Grafik Kepadatan Penduduk Kecamatan Pedurungan Tahun 2008... 38

Gambar 3.6 Grafik Jenis dan Jumlah Fasilitas Peribadatan Kecamatan Pedurungan Tahun 2008 ... 40

Gambar 3.7 Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Pedurungan ... 40

Gambar 3.8 Grafik Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamatan Pedurungan Tahun 2008 ... 41

Gambar 3.9 Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Pedurungan ... 42

Gambar 3.10 Grafik Jumlah Fasilitas Kesehatan Kecamatan Pedurungan Tahun 2008 ... 43

Gambar 3.11 Fasilitas Olahraga Kecamatan Pedurungan ... 44

Gambar 3.12 Prosentase Luas Desa di Kecamatan Mranggen ... 45

Gambar 3.13 Grafik Kepadatan Penduduk Kecamatan Mranggen Tahun 2008 ... 47

Gambar 3.14 Grafik Penggunaan Lahan di Kecamatan Mranggen Tahun 2008... 47

Gambar 3.15 Penggunaan Lahan di Kecamatan Mranggen ... 48

Gambar 3.16 Grafik Jumlah Fasilitas Peribadatan Kecamatan Mranggen Tahun 2008... 51

Gambar 3.17 Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Mranggen... 52

Gambar 3.18 Grafik Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamatan Mranggen Tahun 2008... 52

Gambar 3.19 Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Mranggen... 52

Gambar 3.20 Fasilitas Perdagangan di Kecamatan Mranggen ... 53

Gamber 3.21 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Mranggen ... 54

Gambar 3.22 Fasilitas Taman Baca dan Ruang Terbuka di Kecamatan Mranggen ... 54

(11)

xii

Gambar 3.24 Diagram Prosentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Tahun 2008 ... 56

Gambar 3.25 Penggunaan Lahan Di Desa Batursari ... 57

Gambar 3.26 Fasilitas Peribadatan di Desa Batursari ... 58

Gambar 3.27 Fasilitas Pendidikan Desa Batursari ... 58

Gambar 3.28 Fasilitas Perdagangan di Desa Batursari... 59

Gambar 3.29 Fasilitas Kesehatan di Desa Batursari... 60

Gambar 3.30 Fasilitas Olahraga Desa Batursari... 60

Gambar 3.31 Jalan yang di Jadikan Tempat Bermain ... 60

Gambar 4.1 Prosentase Usia Responden Berdasarkan Tipe Rumah ... 61

Gambar 4.2 Prosentase Jumlah Anggota Responden Berdasarkan Tipe Rumah... 63

Gambar 4.3 Prosentase Matapencaharian Responden Berdasarkan Tipe Rumah ... 64

Gambar 4.4 Prosentase Pendidikan Trakhir Responden Berdasarkan Tipe Rumah ... 66

Gambar 4.5 Prosentase Pengeluaran Listrik Responden Berdasarkan Tipe Rumah ... 67

Gambar 4.6 Prosentase Pengeluaran Air Responden Berdasarkan Tipe Rumah... 68

Gambar 4.7 Prosentase Pengeluaran Telepon Rumah Responden Berdasarkan Tipe Rumah... 69

Gambar 4.8 Prosentase Pengeluaran Pulsa Responden Berdasarkan Tipe Rumah ... 70

Gambar 4.9 Prosentase Responden Berdasarkan Lama Tinggal Tipe Rumah ... 71

Gambar 4.10 Prosentase Alasan Responden Berdasarkan Tipe Rumah... 72

Gambar 4.11 Prosentase Status Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Tipe Rumah ... 73

Gambar 4.12 Prosentase Lebar Jalan Berdasarkan Tipe Rumah ... 74

Gambar 4.13 Penilaian Responden Terhadap Jalur Pejalan Kaki Berdasarkan Tipe Rumah 75 Gambar 4.14 Prosentase Penilaian Responden Terhadap Pohon Peneduh Berdasarkan Tipe Rumah... 76

Gambar 4.15 Prosentase Penilaian Masyarakat Terhadap Transportasi Becak Berdasarkan Tipe Rumah ... 78

Gambar 4.16 Prosentase Penilaian Masyarakat Terhadap Transportasi Ojek Berdasarkan Tipe Rumah ... 79

Gambar 4.17 Prosentase Penilaian Masyarakat Terhadap Transportasi angkutan umum Berdasarkan Tipe Rumah ... 80

Gambar 4.18 Prosentase Penilaian Masyarakat Terhadap Transportasi Bis Kota Berdasarkan Tipe Rumah ... 81

Gambar 4.19 Persebaran Fasilitas Pendidikan ... 82

(12)

Gambar 4.21 Persebaran Fasilitas Kesehatan... 92

Gambar 4.22 Persebaran Fasilitas Peribadatan ... 94

Gambar 4.23 Persebaran Fasilitas Olahraga dan Rekreasi ... 96

Gambar 4.24 Jarak Penggunaan Fasilitas Perekonomian dari Rumah Tipe Rumah 45 ... 98

Gambar 4.25 Lokasi Fasilitas Perekonomian yang Digunakan Tipe Rumah 45... 99

Gambar 4.26 Jarak Fasilitas Kesehatan dari Rumah Responden Tipe 45 ... 100

Gambar 4.27 Lokasi Fasilitas Kesehatan yang Digunakan Tipe Rumah 45 ... 100

Gambar 4.28 Jarak Penggunaan Fasilitas Perekonomian dari Rumah Tipe Rumah 36 ... 101

Gambar 4.29 Lokasi Fasilitas Perekonomian yang Digunakan Tipe Rumah 36... 101

Gambar 4.30 Jarak Fasilitas Kesehatan dari Rumah Responden Tipe 36 ... 102

Gambar 4.31 Lokasi Fasilitas Kesehatan yang Digunakan Tipe Rumah 36 ... 102

Gambar 4.32 Jarak Fasilitas Kesehatan dari Rumah Responden Tipe 21 ... 103

Gambar 4.33 Lokasi Fasilitas Kesehatan yang Digunakan Tipe Rumah 21 ... 103

Gambar 4.34 Jarak Fasilitas Kesehatan dari Rumah Responden Tipe 21 ... 104

Gambar 4.35 Lokasi Fasilitas Kesehatan yang Digunakan Tipe Rumah 21 ... 104

Gambar 4.36 Fasilitas Yang Dibutuhkan Responden Tipe Rumah 45... 106

Gambar 4.37 Alasan Responden Membutuhkan Fasilitas Perekonomian Tipe Rumah 45.... 107

Gambar 4.38 Jumlah Responden yang Membutuhkan Fasilitas Rekreasi Tipe Rumah 45.... 108

Gambar 4.39 Alasan Responden Membutuhkan Fasilitas Rekreasi Tipe Rumah 45 ... 108

Gambar 4.40 Jumlah Responden yang Membutuhkan Fasilitas Olahraga Tipe Rumah 45 .... 110

Gambar 4.41 Alasan Responden Membutuhkan Fasilitas Olahraga Tipe Rumah 45 ... 110

Gambar 4.42 Kondisi Lapangan Badmintoon ... 112

Gambar 4.43 Jumlah Responden yang Membutuhkan Fasilitas Perekonomian Tipe Rumah 36 ... 112

Gambar 4.44 Alasan Responden yang Membutuhkan Fasilitas Perekonomian Tipe Rumah 36 ... 112

Gambar 4.45 Jumlah Responden yang Membutuhkan Fasilitas Kesehatan Tipe Rumah 36 . 113 Gambar 4.46 Alasan Responden yang Membutuhkan Fasilitas Kesehatan Tipe Rumah 36 . 113 Gambar 4.47 Jumlah Responden yang Membutuhkan Fasilitas Rekreasi Tipe Rumah 36... 114

Gambar 4.48 Alasan Responden yang Membutuhkan Fasilitas Rekreasi Tipe Rumah 36 ... 115

Gambar 4.49 Jumlah Responden yang Membutuhkan Fasilitas Olahraga Tipe Rumah 36 .. 115

Gambar 4.50 Alasan Responden yang Membutuhkan Fasilitas Olahraga Tipe Rumah 36 ... 116

Gambar 4.51 Alasan Responden yang Membutuhkan Fasilitas Perekonomian Tipe Rumah 21 ... 117 Gambar 4.52 Alasan Responden yang Membutuhkan Fasilitas Rumah Bersalin

(13)

xiv

Tipe Rumah 21 ... 118 Gambar 4.53 Alasan Responden yang Membutuhkan Fasilitas Gereja Tipe Rumah 21 ... 118 Gambar 4.54 Alasan Responden yang Membutuhkan Fasilitas Rekreasi Tipe Rumah 21 .... 119 Gambar 4.54 Alasan Responden yang Membutuhkan Fasilitas Rekreasi Tipe Rumah 21 .... 120

(14)

DAFTAR PETA

Peta 1 Administrasi Kecamatan Mranggen ... 44

Peta 2 Tata Guna Lahan Kecamatan Mranggen... 49

Peta 3 Jangkauan Pendidikan Sekolah Dasar Perumnas Pucang Gading... 84

Peta 4 Jangkauan Pendidikan SMP Perumnas Pucang Gading... 85

Peta 5 Jangkauan Pendidikan SMA Perumnas Pucang Gading ... 86

Peta 6 Jangkauan Pasar Perumnas Pucang Gading ... 89

Peta 7 Jangkauan Pertokoan Perumnas Pucang Gading... 90

Peta 8 Jangkauan Fasilitas Kesehatan Perumnas Pucang Gading ... 93

Peta 9 Jangkauan Fasilitas Peribadatan Perumnas Pucang Gading... 95

Peta 10 Jangkauan Fasilitas Lapangan Sepakbola Perumnas Pucang Gading ... 97

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan suatu kota merupakan suatu rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembangunan secara keseluruhan dalam ruang dan waktu. Kegiatan pembangunan kota tidak lepas dari pembangunan kawasan permukiman. Pembangunan kawasan permukiman merupakan suatu pembangunan rumah untuk bermukiman dan pembangunan fasilitas yang diatur melalui peraturan normatif. Menurut Siswanto dalam Kumara (2003) pembangunan perumahan memiliki banyak dimensi dimana sebagian darinya merupakan proses perkembangan sosial dan bagian lainnya merupakan proses ekonomi, politik dan sebagainya. Pada kenyataanya, pembangunan perumahan dilakukan hanya sebagai pembangunan kebutuhan dasar manusia secara normatif saja tanpa memperhatikan suatu proses sosial yang nantinya akan terjadi.

Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia untuk melangsungkan hidup. Kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu motivasi untuk pengembangan kehidupan yang lebih tinggi (Maslow, 2006). Hal tersebut dapat dilihat bahwa rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Kebutuhan rumah dan peningkatan jumlah manusia berbanding lurus yaitu semakin tinggi jumlah manusia maka rumah yang dibutuhkan untuk tempat tinggal semakin banyak. Namun, pada kenyataannya pembangunan yang terjadi di Indonesia tidak tepat sasaran. Hal ini dapat dilihat dari masih ada masyarakat yang tinggal di perumahan-perumahan informal. Permasalahan mengenai pemenuhan perumahan dan permukiman menjadi bukti dari dampak proses pembangunan pada umumnya. Bagi orang sebagian masyarakat, rumah dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembinaan keluarga, peningkatan ekonomi dan kesehatan keluarga. Di sisi lain kehidupan perkotaan, rumah merupakan tempat infestasi.

Peningkatan jumlah penduduk tiap tahun di Kota Semarang mempengaruhi permintaan akan perumahan. Berdasarkan data statistik Kota Semarang penduduk Kota Semarang periode tahun 2005-2009 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,4% per tahun. Pada tahun 2005 adalah 1.419.478 jiwa, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 1.506.924 jiwa. Hal ini mempengaruhi perkembangan perumahan yang ada di Kota Semarang. Perumahan yang tadinya berpusat pada perumahan perkotaan kini bergeser menjadi perumahan yang berada di daerah pinggiran kota. Peningkatan pembangunan dan perkembangan jumlah penduduk yang pesat dan keterbatasan lahan di perkotaan maupun pedesaan, telah menyebabkan terjadinya ketimpangan antara jumlah permintaan dengan penawaran akan lahan (Marlina, 2005). Ketimpangan tersebut memacu meningkatnya harga lahan yang akan digunakan untuk mengembangkan perumahan dan

(16)

2

permukiman beserta sarana dan prasarana pelengkapnya pada kawasan perkotaan. Harga lahan yang relatif mahal pada daerah perkotaaan menyebabkan perkembangan aktivitas perkotaan tersebut berkembang pada bagian wilayah kota yang masih kosong yaitu di daerah pinggiran kota. Hal tersebut dapat terjadi karena ketersediaan lahan yang masih memadai serta harga lahan yang lebih murah daripada harga lahan yang terdapat di pusat perkotaan.

Sampai saat ini pemenuhan kebutuhan perumahan selain dilakukan secara individu penduduk, juga dilakukan oleh Perum Perumnas dan Pengembang swasta lainnya. Lokasi perumahan yang dibangun oleh Perum Perumnas dan KORPRI antara lain Perumnas Banyumanik, Tlogosari, Hanoman, Perum Korpri Tugurejo, Bangetayu Kulon, Bangetayu wetan, Kalicari, Sendangguwo, Pedurungan Kidul, Bulusan, Srondol Wetan, Sambirejo, Gayamsari dan Pudak Payung. Perumahan yang dibangun oleh Real Estate antara lain: Taman Setyabudi, Bukitsari, Tanahmas, Semarang Indah, Bukit Semarang Baru, Bukit Permata Hijau, Pasadena, Graha Estetika, Plamongan Hijau, Plamongan Indah, Sendangmulyo, Klipang, Tulus Harapan, Kekancan Mukti, Graha Mukti, Sinar Waluyo, Bumi Wanamukti, Bukit Kencana Jaya, Villa Aster, Bukit Permata Puri dan lain-lain (www.semarang.go.id). Perumnas Banyumanik dan Perumnas Tlogosari merupakan contoh perumahan perkotaan yang dibangun oleh pemerintah. Karena tidak dapat menampung permintaan masyarakat akan rumah, maka dibangunlah perumahan di pinggiran kota. Pembangunan perumahan juga akan diikuti oleh pembangunan fasilitas lingkungan permukiman yang menunjang perumahan tersebut. Adapun fasilitas lingkungan tersebut digunakan untuk menunjang kebutuhan masyarakat untuk melakukan aktivitas. Aktivitas yang dilakukan berupa aktivitas yang dilakukan didalam rumah mupun aktivitas yang dilakukan di luar rumah. Berdasarkan Undang-Undang No 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, Fasilitas penunjang dimaksud dapat meliputi aspek ekonomi yang antara lain, berupa bangunan perniagaan atau perbelanjaan yang tidak mencemari lingkungan, sedangkan fasilitas penunjang yang meliputi aspek sosial budaya, antara lain berupa bangunan pelayanan umum dan pemerintahan, pendidikan dan kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olahraga, pemakaman, dan pertamanan. Namun, pembangunan fasilitas lingkungan permukiman yang ada di Kota Semarang hanya pada permukiman ataupun perumahan yang berada di perkotaan sedangkan permukiman yang berada di pinggiran kota cenderung terabaikan.

Perumnas Pucang Gading Kecamatan Mranggen, merupakan wilayah perbatasan antara Kota Semarang dengan Kabupaten Demak. Perumnas ini merupakan salah satu contoh ketimpangan dalam penyediaan fasilitas. Selain itu, kegiatan masyarakat Perumnas Pucang Gading menjadikan rumah sebagai tempat tinggal saja sedangkan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas lingkungan seperti rekreasi, pendidikan, dan pelayanan umum lainnya masih menggunakan fasilitas

(17)

3

lingkungan yang berada di luar lingkungan permukiman itu sendiri yaitu masyarakat cenderung menggunakan fasilitas yang ada di Kota Semarang.

1.2 Perumusan Masalah

Kawasan perbatasan mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan kawasan lainnya di wilayah perkotaan. Bila kawasan fungsional kota sangat dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang dominan di kawasan tersebut, kawasan perbatasan sangat dipengaruhi oleh garis batas administratif yang terdapat di dalamnya. Karakteristik yang paling menonjol dari adanya garis batas wilayah di kawasan perbatasan antar daerah adalah bahwa di kawasan tersebut terdapat pertemuan pengaruh kewenangan yang berasal dari dua daerah atau lebih (Venario, 2007).

Karakteristik pertumbuhan kawasan pinggiran cenderung lebih lambat dibandingkan kawasan perkotaan lainnya. Hal ini dikarenakan pertumbuhan investasi pembangunan bagi kawasan perbatasan lebih sedikit dibandingkan dengan kawasan fungsional lainnya. Faktor lokasi juga menyebabkan tidak diperhatikannya kawasan perbatasan. Lokasi kawasan perbatasan yang pada umumnya berada di daerah pinggiran, yang jauh dari pusat-pusat pertumbuhan kota atau kabupaten menyebabkan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah. Perkembangan yang cukup pesat mungkin hanya perkembangan di bidang permukiman, sedangkan perkembangan kawasan khususnya dalam bidang fasilitas cenderung lebih lambat dibandingkan dengan fasilitas permukiman perkotaan lainnya. Hal ini menyebabkan kesenjangan penyediaan fasilitas lingkungan dalam hal jenis, jumlah, dan jarak.

Perumahan Bumi Pucang Gading Desa Batursari contohnya. Perumahan tersebut merupakan salah satu perumahan yang dibangun oleh pemerintah dan menjadi salah satu pilihan hunian untuk warga. Namun fasilitas lingkungan permukiman yang disediakan oleh pemerintah kurang lengkap baik dalam jenis maupun jumlah fasilitas. Hal ini menjadikan masyarakat menggunakan fasilitas lingkungan permukiman ditempat lain. Apabila masyarakat menggunakan fasilitas lingkungan permukiman tempat lain, maka akan mengganggu masyarakat lingkungan tersebut. Selain itu, fasilitas lingkungan yang ada di permukiman Perumahan Bumi Pucang Gading tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Hal ini menyebabkan fasilitas lingkungan tersebut tidak berfungsi secara optimal. Adapun beberapa permasalahan yang disebabkan oleh penyediaan fasilitas lingkungan permukiman diantaranya yaitu:

 Kondisi fasilitas lingkungan permukiman tidak layak sehingga masyarakat menggunakan fasilitas di tempat lain.

 Fasilitas lingkungan permukiman kurang lengkap, misalnya tidak adanya gereja sebagai fasilitas peribadatan.

 Perbandingan jumlah penduduk dengan jumlah fasilitas kurang seimbang.  Jarak fasilitas lingkungan permukiman perkotaan jauh dari permukiman.

(18)

4

 Karakteristik masyarakat Perumnas Pucang Gading merupakan masyarakat komuter, dimana tadinya masyarakat tinggal di kawasan perkotaan yang kemudian beradaptasi dengan permukiman pinggiran kota.

Kesenjangan penyediaan fasilitas lingkungan permukiman perkotaan dan permukiman pinggiran kota menimbulkan sebuah pertanyaan, sebenarnya bagaimana penyediaan fasilitas lingkungan permukiman berdasarkan kebutuhan masyarakat pinggiran Kota Semarang.

1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi penyediaan fasilitas lingkungan permukiman berdasarkan kebutuhan masyarakat di Perumnas Pucang Gading Demak. Hal ini digunakan untuk optimalisasi penyediaan fasilitas lingkungan permukiman sehingga tidak ada kesenjangan dengan penyediaan fasilitas lingkungan permukiman perkotaan lainnya.

1.3.2 Sasaran

Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

• Identifikasi karakteristik masyarakat yang tinggal dilingkungan permukiman; • Identifikasi presepsi responden terhadap rumah tinggal;

• Identifikasi kemudahan aksesibilitas;

• Identifikasi persebaran dan jangkauan fasilitas lingkungan permukiman; • Menganalisis jenis fasilitas yang digunakan;

• Menganalisis jenis fasilitas yang dibutuhkan;

• Optimalisasi kebutuhan masyarakat akan fasilitas lingkungan permukiman; 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah:

1. Sebagai masukan dalam optimalisasi penyediaan fasilitas lingkungan permukiman berdasarkan kebutuhan penduduk pinggiran kota lainnya yang memiliki karakteristik sama;

2. Dapat menjadi rekomendasi bagi developer dalam peningkatan kualitas fasilitas lingkungan yang ada di perumahan.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang digunakan meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. Adapun ruang lingkup ini merupakan batasan dalam melakukan penelitian.

(19)

5

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian dibagi kedalam dua wilyaha yaitu wilayah makro Kecamatan Mranggen dan wilayah mikro ini yaitu Perumnas Bumi Pucang Gading khususnya yaitu di Desa Batursari. Kecamatan Mranggen berbatasan langsung dengan Kota Semarang (sebelah Barat), Kecamatan Sayung (sebelah Utara), Kabupaten Semarang (Sebelah selatan) dan Kecamatan Karangawen (Sebelah Timur). Untuk batas wilayah mikro Desa Batursari khususnya Perumnas Pucang Gading memiliki batas sebagai berikut sebelah timur berbatasan dengan Desa Mranggen dan Desa Kangkung, sebelah barat berbatasan dengan Perumahan Plamongansari, sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Bandungrejo dan sebelah selatan berbatsasm dengan Desa Kebonbatur yang merupakan satu perumahan dengan Perumnas Pucang Gading.

Sumber: Penyusun, 2012 Gambar 1.1 Wilayah Studi

1.5.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat, maka dilihat dari jumlah anggota keluarga, status sosial (pekerjaan dan penggunaan moda angkutan), dan ekonomi (jumlah pendapatan dan jumlah pengeluaran), lama tinggal, pendidikan, dan usia. 2. Untuk memenuhi sasaran kedua, ruang lingkup materinya yaitu lama tinggal di

(20)

6

Sasaran ini digunakan untuk mengetahui karakteristik masyarakat Perumnas Pucang Gading yang memiliki sifat urban dan tinggal di daerah rural.

3. Sasaran ketiga yaitu identifikasi kemudahan aksesibilitas, lingkup materi yang dibutuhkan yaitu aksesibilitas berdasarkan media transportasi dan berdasarkan media transportasi. Media transportasi dilihat dari lebar jalan, jalur pejalan kaki dan pohon peneduh untuk kenyamanan. Sedangkan moda transportasi dapat dilihat dari transportasi yang sering digunakan masyarakat yaitu becak, ojek, angkutan umum, dan bus.

4. Batasan materi untuk sasaran keempat yaitu persebaran fasilitas lingkungan permukiman, Hal ini bisa dilihat dari lokasi fasilitas-fasilitas yang ada di Perumnas Pucang Gading. Fasilitas yang di petakkan persebarannya yaitu fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas perekonomian, fasilitas kesehatan dan fasilitas olahraga dan rekreasi. Dengan melihat persebaran fasilitas, maka dilakukan analisis jangkauan fasilitas. Batasan materi untuk jangkauan fasilitas yaitu, chapin dalam jayadinata yang menyatakan bahwa masyarakat menggunakan fasilitas dipengaruhi oleh seberapa jauh (jarak) masyarakat berjalan kaki dalam menuju lokasi suatu fasilitas.

5. Dengan melihat jenis aktifitas fisik yang dilakukan masyarakat, maka pada tahapan ini dilakukan analisis jenis fasilitas apa saja yang digunakan masyarakat. Analisis ini digunakan untuk melihat fasilitas lingkungan permukiman apa saja yang digunakan masyarakat dan apakah fasilitas tersebut ada di lingkungan permukiman sendiri ataukah fasilitas lingkungan tersebut berada di lingkungan permukiman lain.

6. Lingkup materi analisis fasilitas yang dibutuhkan yaitu berdasarkan presepsi responden. Dari presepsi respoden tersebut, nantinya akan dilakukan penambahan fasilitas berdasarkan jenis, jumlah, atau berdasarkan kualitas.

7. Batasan dari analisis optimalisasi penyediaan fasilitas lingkungan yaitu adanya perbandingan antara penyediaan fasilitas lingkungan secara nomatif dan penyediaan fasilitas lingkungan permukiman yang sudah di analisis berdasarkan kebutuhan responden.

1.6 Posisi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyediaan fasilitas lingkunga permukiman berdasarkan kebutuhan masyarakat di permukiman pinggiran kota. Pengkajian penelitian ini dilakukan untuk melihat fasilitas lingkungan permukiman apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat pinggiran kota. Adapun posisi penelitian ini dalam lingkup perencanaan wilayah dan kota dapat dijelaskan pada gambar 1.2 di bawah ini:

(21)

7

1.7 Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis (Ulum, 2007). Kerangka pikir dalam penelitian ini memiliki input dari latar belakang yang telah dijelaskan yaitu berawal dari permukiman Kota Semarang dengan pertambahan jumlah penduduk tiap tahunnya semakin meningkat sehingga kebutuhan rumah emakin meningkat pula sedangkan lahan yang berada di perkotaan semakin mahal dan permukiman beralih kedaerah pinggiran kota. Namun, permukiman pinggiran kota kurang perhatian dari pemerintah sehingga fasilitas lingkungan permukiman kurang atau bahkan tidak disediakan. Hal ini menyebabkan masyarakat pinggiran kota menggunakan fasilitas lingkungan permukiman di tempat lain demi memenuhi kebutuhan. Hal ini juga berdampak pada kesenjangan penyediaan fasilitas lingkungan permukiman antara permukiman perkotaan dan permukiman pinggiran kota. Output yang dihasilkan yaitu optimalisasi penyediaan fasilitas lingkungan permukiman berdasarkan kebutuhan masyarakat di pinggiran kota sehingga tidak terjadi kesenjangan dalam penyediaan fasilitas lingkungan. Berikut merupakan alur kerangka pikir penelitian:

Sumber: Penyusun, 2012 Gambar 1.2

Posisi Penelitian dalam disiplin Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota

Masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran kota, bekerja di pusat kota sehingga tidak ada waktu untuk menggunakan fasilitas lingkungan dan fasilitas lingkungan jarang digunakan. Perencanaan Wilayah dan Kota

Identitas suatu kota Perencanaan Permukiman

Permukiman perkotaan Permukiman pinggiran kota

Kawasan pinggiran kota merupakan bagian dari perencanaan wilayah dan kota yang memiliki karakteristik masyarakat berbeda dengan

Kebutuhan akan fasilitas lingkungan permukiman

Penyediaan fasilitas lingkungan berdasarkan kebutuhan masyarakat di permukiman pinggiran kota

(22)

8 Sumber: Penyusun, 2012 Gambar 1.3 Kerangka Pikir Latar Belakang Permasalahan

Permukiman di Kota Semarang

Peningkatan Jumlah Penduduk

Peningkatan Harga lahan perkotaan

Pergeseran permukiman ke pinggiran kota

kurangnya jumlah, jenis, dan jangkauan fasilitas lingkungan permukiman

Kesenjangan penyediaan fasilitas lingkungan permukiman aktivitas tempat tinggal masyarakat

berubah ke pinggiran kota tapi untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat memilih ke daerah perkotaan.

identifikasi persebaran fasilitas lingkungan identifikasi karakteristik

masyarakat yang tinggal dilingkungan perumahan

analisis jangkauan fasilitas lingkungan

permukiman analisis

jenis fasilitas yang digunakan;

analisis jenis fasilitas yang

dibutuhkan

Optimalisasi kebutuhan masyarakat akan fasilitas

lingkungan permukiman Standar pemenuhan fasilitas lingkungan permukiman Kesimpulan Rekomendasi penyediaan fasilitas lingkungan permukiman berdasarkan kebutuhan masyarakat di pinggiran Kota Semarang

Tujuan Pemanfaatan fasilitas lingkungan permukiman di lokasi lain identifikasi kemudahan aksesibilitas

(23)

9

1.8 Metode Penelitian 1.8.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana pendekatan ini pendekatan ini lebih mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Namun, untuk metode yang digunakan yaitu menggunakan metode diamana data diolah melalui deskriptif. Pengolahan data yang dilakukan agar mempermudah masyarakat untuk memahami penelitian ini. Penelitian ini menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan situasi berbagai variabel.

1.8.2 Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini bertujuan untuk memperoleh input data yang nantinya akan digunakan untuk proses analisis. Data diperoleh dengan cara:

 Pengumpulan Data Primer

Merupakan salah satu cara memperoleh data secara langsung. Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan wawancara langsung ke masyarakat setempat. Dapat juga dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan. Dalam tahap pengumpulan data menggunakan survei primer dalam penyediaan fasilitas lingkungan berdasarkan kebutuhan masyarakat di Kota Semarang, data yang diperoleh berupa deskripsi profil wilayah studi, deskripsi keadaan sosial dan budaya masyarakat, persebaran aktivitas kegiatan masyarakat, persebaran infrastuktur pendukung aktivitas, dan gambaran aktivitas utama yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan masyarakat setempat. Data-data tersebut tentunya dikumpulkan dengan cara wawancara langsung pada penduduk setempat karena data yang dibutuhkan juga berkaitan dengan apa yang ada di masyarakat di sana. Teknik-teknik yang digunakan dalam survei primer adalah sebagai berikut:

Direct observation (Observasi Langsung)

Direct observation adalah kegiatan observasi langsung pada objek-objek tertentu, kejadian, serta proses, hubungan-hubungan masyarakat dan kemudian dicatat hasilnya. Tujuan dari teknik ini adalah untuk melakukan cross-check terhadap jawaban-jawaban masyarakat. Kegiatan observasi ini dilakukan dengan mengidentifikasi wilayah studi dan karakterisistik masyarakat yang ada di permukiman pinggiran Kota Semarang. Data yang diperoleh antara lain deskripsi profil wilayah studi, untuk deskripsi keadaan sosial dan budaya masyarakat, gambaran aktivitas utama yang dilakukan oleh masyarakat setempat, dan deskripsi persepsi masyarakat.

(24)

10

• Kuisioner

Kuisioner ini digunakan untuk mengetahui karakteristik masyarakat di Perumnas Pucang Gading, fasilitas lingkungan permukiman yang sering digunakan dan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat. Hasil dari kuisioner ini nantinya diolah dengan metode distribusi frekuensi. Selain itu, hasil kuisioner yang bersifat kuantitatif nantinya akan di kan.

 Pengumpulan Data Sekunder

Merupakan salah satu cara memperoleh data secara tak langsung. Survei tersebut dilakukan ke instansi-instansi terkait seperti BPS, kecamatan dan Desa setempat. Adapun teknik yang digunakan antara lain sebagai berikut:

• Studi Literatur

Teknik ini merupakan salah satu cara mendapatkan informasi dari literatur-literatur yang sudah ada. Tujuannya adalah meletakkan dasar pengertian yang kuat guna melakukan kajian permasalahan. Dari studi literatur ini kita dapat mendapatkan data monografi Desa, data jumlah penduduk, data kepadatan penduduk, deskripsi profil wilayah studi, jumlah fasilitas, dan persebaran fasilitas.

• Instansi

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang ada di instansi terkait seperti BPS, Kantor Perum Regional, kecamatan dan Desa setempat. Tujuannya adalah memperoleh data yang nantinya akan digunakan sebagai bahan cross-check dari hasil observasi lapangan. Dari teknik instansi ini kita dapat mengetahui lebih spesifik tentang deskripsi wilayah studi.

1.8.3 Kebutuhan Data

Untuk mempermudah dalam pengumpulan data maka perlu adanya penjabaran data apa yang nantinya akan digunakan. Selain untuk mempermudah, kebutuhan data juga digunakan untuk chek list sehingga data yang sudah diambil ataupun yang belum dapat diketahui. Pada kebutuhan data ini, kebutuhan data disesuaikan dengan manfaat atau tujuan penggunaannya dalam analisis. Oleh sebab itu dapat digunakan sebagai pengelompokkan antara jenis data, analisis, dan sasaran yang akan dicapai. berikut merupakan tabel kebutuhan data penyediaan fasilitas lingkungan permukiman berdasarkan kebutuhan masyarakat:

(25)

11

Tabel I.2 Kebutuhan Data

No. Analisis Data/input Bentuk Data Sumber Teknik

Pengumpul an

1. Identifikasi wilayah studi (Perumahan Bumi Pucang Gading)

• Peta administrasi Perumahan Bumi Pucang Gading • Kondisi fisik alam

• Peta • Deskriptif

• Pemasaran perumahan Bumi Pucang Gading • Desa Batursari

institutional

2. Identifikasi karakteristik masyarakat

• Data kependudukan berdasarkan jenis kelamin, mata pencaharian, tingkat pendidikan, pendapatan

• Data budaya maupun kebiasaan masyarakat

• Peta • Deskriptif • Narasi • Tabel angka • BPS kota Semarang • Desa Batursari • Masyarakat setempat institutional, observasi langsung dan kuisioner 3. Identifikasi presepsi

responden terhadap kondisi rumah tinggal

• Data lama tinggal • Jumlah lantai tinggal

• alasan memilih tempat tinggal • status tempat tinggal

• Deskriptif • Tabel

• Masyarakat setempat • Kantor Desa Batursari

Kuisioner

4. Identifikasi kemudahan aksesibilitas

• lebar jalan, • jalur pejalan kaki • pohon peneduh

• Lokasi terminal dan angkutan umum

• Deskriptif • Masyarakat setempat Observasi dan kuisioner

5. Identifikasi Fasilitas lingkungan perumahan

• data jumlah fasilitas lingkungan • data persebaran fasilitas lingkungan • data jarak fasilitas lingkungan ke perumahan

• data kelengkapan sarana dan prasarana lingkungan perumahan (jalan,trotoar, tempat sampah dll)

Deskriptif normatif peta

• Kantor Desa Batursari institutional

6. Optimalisasi kebutuhan masyarakat akan fasilitas lingkungan permukiman

• standar penyediaan sarana • Deskriptif • Tabel

• Masyarakat setempat • BPS Provinsi Jawa

Tengah

institutional

(26)

12

1.8.4 Teknik Pengambilan Sampel

Untuk mengetahui kebutuhan fasilitas lingkungan oleh masyarakat maka akan dilakukan teknik sampling. Teknik sampling merupakan pengambilan sampel dari masyarakat untuk mendukung data yang nantinya akan diambil. Hal tersebut dilakukan karena dalam melakukan wawancara, diperlukan sampel dari masyarakat demi memperoleh data mengenai aktivitas masyarakat dalam fasilitas lingkungan. Sampel tersebut merupakan bagian dari populasi masyarakat perumahan pinggiran Kota Semarang (Perumnas Pucang Gading) yang dianggap dapat menggambarkan populasinya sebagai objek penelitian. Selain itu, teknik sampling juga digunakan dalam pengumpulan data karena ukuran populasi masyarakat sebagai objek penelitian yang relatif besar. Sampel yang diambil dari mayarakat diharapkan harus benar-benar mewakili populasinya, sehingga data yang diperoleh dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik populasi masyarakat di perumahan pinggiran Kota Semarang.

Cara pengambilan sampel atau teknik sampling secara garis besar dapat di digolongkan menjadi 2, yaitu probability sampling dan non probability sampling. Dalam pengumpulan data untuk mengetahui karakteristik masyarakat dan aktivitas masyarakat di perumahan pinggiran Kota Semarang sehingga dapat diketahui kebutuhan masyarakat dalam fasilitas lingkungan perumahan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara non probability sampling. Dalam menggunakan teknik non probability sampling, metode yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan sengaja menentukan jenis responden dari masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai kebutuhan masyarakat dalam penyediaan fasilitas lingkungan. Metode ini digunakan karena peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan atau penentuan sampel yaitu:

 Responden yang digunakan dengan teknik ini benar-benar memahami apa yang sebenarnya terjadi dan dapat menggambarkan karakteristik seluruh masyarakat yang ada di perumahan pucang gading.

 Responden yang akan dipilih yaitu berdasarkan tipe rumah. Hal ini dikarenakan tipe rumah yang berbeda akan mempengaruhi karakteristik masyarakat itu sendiri. Secara tidak langsung gaya hidup masyarakat juga akan berbeda pula dan perlakuan dalam menggunakan fasilitas lingkungan juga akan berbeda. Dalam hal ini, masyarakat yang akan diambil sampelnya yaitu masyarakat dengan tipe rumah kecil, masyarakat dengan tipe rumah sedang dan masyarakat dengan tipe rumah besar.

Pertimbangan diatas sangat penting untuk diperhatikan, karena akan berdampak pada kevalidan data yang diolah oleh peneliti. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan saat di lapangan. Metode purposive sampling berusaha memilih n unit (sampel)

(27)

13

dari N (populasi) sehingga setiap elemen sampel yang berbeda mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005:65):

Keterangan: n : jumlah sampel

N : jumlah populasi (jumlah warga Perumnas Pucang Gading) d : derajat kecermatan

Nilai derajat kesalahan yang diambil sebesar 10%. Hal ini mengambil pengertian bahwa pengambilan sampel akan mempunyai kepercayaan sebesar 90%. Berdasarkan rumus tersebut, berikut ditampilkan jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian:

Jumlah sampel yang akan diambil oleh peneliti yaitu dengan jumlah 100 sampel dimana 34 untuk rumah dengan tipe kecil, 34 dengan rumah yang bertipe sedang, dan 32 untuk rumah yang bertipe besar. Untuk sampel tipe rumah 21 dan 36 sama karena berdasarkan data dari pengembang ada 750 untuk tipe 45 dan 1500 untuk tipe 36 dan 2000 untuk tipe rumah 21 yang tersebar di Perumnas Pucang Gading. Dari data tersebut untuk perbandingan tipe rumah terlihat tidak seimbang pada rumah tipe 21 dan 36. Perbandingan yang tidak seimbang itulah yang menjadikan penyebab sampel pada rumah tipe 21 dan 36 menjadi sama. Selain itu, untuk membedakan tipe rumah 21 dan 36 untuk saat ini mulai sulit dibedakan. Hal ini dikarenakan sudah ada perubahan-perubahan pada tipe 21 yaitu penambahan luas bangunan.

n = N

Nd2+1

n = 16892

16892(0,1)2+1

n = 99,47 dibulatkan menjadi 100 sampel

Sumber: Penyusun, 2012 Gambar 1.4 Denah Lokasi Sampel

= Rumah Tipe = Rumah Tipe = Rumah Tipe Keterangan:

(28)

14

1.8.5 Metode dan Teknik Analisis

Pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan kuantitatif. Sedangkan analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini bersifat deduktif dimana metode yang nantinya akan digunakan yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif ini bersifat non numeric sehingga dalam pengolahan data dibutuhkan deskripsi dari peneliti dan numerik yang akan dikan. Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Metode deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan dari peneliti yaitu mengidentifikasi penyediaan fasilitas lingkungan permukiman berdasarkan kebutuhan penduduk. Metode ini juga digunakan untuk mendeskripsikan data-data yang bersifat angka ataupun berupa grafik. Selain itu, metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan gambaran wilayah studi hingga dapat digambarkan secara jelas.

2. Metode distribusi frekuensi merupakan salah satu cara untu menyusun atau mengatur data dengan mengelompokkan data-data berdasarkan ciri-ciri penting dari sejumlah besar data ke dalam kelas dan kemudian dihitung berdasarkan banyaknya pengamatan yang masuk ke dalam kelas. Penggunaan distribusi frekuensi ini digunakan untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan data kuisioner. pengolahan data kuisioner nantinya berupa data angka yang kemudian di kan. Metode ini digunakan untuk mengetahui karakteristik masyarakat, analisis jenis fasilitas lingkungan yang digunakan, jenis fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dan jenis aktifitas masyarakat.

3. Metode Normatif. Metode normatif ini merupakan metode yang digunakan dengan cara menganalisis suatu kondisi yang seharusnya menurut pedoman ideal serta norma-norma tertentu, seperti: landasan hukum, peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh istansi tertentu. Metode normatif nantinya akan digunakan sebagai panduan untuk analisis penyediaan fasilitas lingkungan permukiman berdasarkan kebutuhan masyarakat. Selain itu Metode ini digunakan untuk membandingkan antara fasilitas lingkungan permukiman yang dibutuhkan masyarakat dengan standar penyediaan fasilitas lingkungan permukiman. Apakah fasilitas lingkungan permukiman yang dibutuhkan masyarakat masih memenuhi standar penyediaan, atau hanya sekedar keinginan pribadi dari masyarakat itu sendiri. Adapun sasaran yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yaitu:

1. Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui karakteristik masyarakat yaitu analisis dekriptif dimana data yang berasal dari angka dan tabel diperjelas dengan analisis ini. Analisis karakteristik masyarakat meliputi analisis masyarakat berdasarkan matapencaharian, analisis masyarakat berdasarkan usia, analisis masyarakat berdasarkan jumlah keluarga dll.

2. Analisis fasilitas lingkungan permukiman yang digunakan masyarakat. Dalam analisis ini, teknik yang digunakan berupa analisis deskriptif dimana analisis ini berasal dari identifikasi

(29)

15

pesebaran fasilitas permukiman berdasarkan jumlah dan jenis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui fasilitas apa saja yang sering digunakan masyarakat. Apakah fasilitas tersebut ada di lingkungan permukiman ataukah berada di lingkungan permukiman lain.

3. Analisis fasilitas lingkungan permukiman berdasarkan kebutuhan masyarakat. Analisis inibertujuan untuk mengetahui fasilitas apa saja yang dibutuhkan masyarakat, apakah fasilitas tersebut sudah dibangun di sekitar lingkungan permukiman yang digunakan analisis ini berupa deskriptif, dimana teknik ini digunakan untuk menguraikan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada masyarakat.

1.8.6 Kerangka Analisis

Kerangka analisis digunakan untuk menjabarkan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menyusun laporan dan analisi yang akan dilakukan. kerangka analisis juga menggambarkan tahapan analisis dari input, analisis dan output, dimana input merupakan data yang digunakan untuk analisis sedangkan output adalah hasil setelah analisis. Apabila data yang dimasukkan salah atau kurang lengkap maka hasil yang akan dilakukan juga tidak sesuai sasaran. Output yang dihsilkan digunakan untuk menjawab sasaran-sasaran yang telah dibuat sehingga tujuan yang sudah dibuat tercapai. Berikut merupakan kerangka analisis penyedian fasilitas lingkungan permukiman berdasarkan kebutuhan masyarakat pinggiran kota:

(30)

16

Gambar 1.5 Kerangka Analisis Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012

Mengetahui persebaran fasilitas dan kelengkapan fasilitas lingkungan perumahan Mengidentifikasi wilayah studi (Perumahan

Bumi Pucang Gading)

• Peta administrasi Perumahan Bumi Pucang Gading

• Kondisi fisik alam

Analisis Deskriptif (Observasi langsung)

Identifikasi Persebaran Fasilitas

INPUT ANALISIS OUTPUT

Mengidentifikasi karakteristik masyarakat • Data kependudukan berdasarkan jenis

kelamin, mata pencaharian, tingkat pendidikan, pendapatan

• Data budaya maupun kebiasaan masyarakat

• Data penggunaan kendaraan bermotor

Analisis Deskriptif dan Distribusi frekuensi

(Kuisioner)

Identifikasi Karakteristik Masyarakat Mengidentifikasi fasilitas lingkungan

perumahan.

• Data jumlah fasilitas lingkungan • Data persebaran fasilitas lingkungan • Data jarak fasilitas lingkungan ke

perumahan

• Data kelengkapan sarana dan prasarana lingkungan perumahan (jalan,trotoar, tempat sampah dll)

Mengetahui fasilitas lingkungan yang digunakan oleh masyarakat.

Mengetahui kebutuhan masyarakat akan fasilitas lingkungan

• Jarak antara rumah warga dengan lingkungan sosial,

• Jarak rumah warga dengan bangunan yang menarik untuk dikunjungi

Analisis Deskriptif dan Distribusi frekuensi

(Kuisioner)

Analisi jangkauan fasilitas lingkungan permukiman • Mengetahui jangkauan fasilitas

lingkungan permukiman:

• persebaran fasilitas lingkungan permukiman

Analisis Desktiptif dan Distribusi frekuensi (observasi langsung)

Analisis Kebutuhan Masyarakat terhadap fasilitas

lingkungan perumahan

Optimalisasi kebutuhan masyarakat akan fasilitas lingkungan permukiman Mengetahui kesesuaian jangkauan fasilitas lingkungan permukiman

 Standar penyediaan fasilitas lingkungan permukiman

Mengetahui kondisi sosial masyarakat perumahan

Mengetahui jenis fasilitas yang digunakan

• Karakteristik masyarakat perumahan

• Persebaran fasilitas lingkungan perumahan

Analisis Deskriptif dan Distribusi frekuensi

(Kuisioner)

Analisis Jenis Fasilitas lingkungan perumahan yang

digunakan

Mengetahui fasilitas apa yang dibutuhkan oleh masyarakat 1 2 3 4 5 6

(31)

17

1.9 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup substansi, definisi operasional, posisi penelitian dalam lingkup perencanaan wilayah dan kota, manfaat penelitian, kerangka pikir, dan sistematika penulisan dalam pengerjaan penelitian yang dilakukan.

BAB II KAJIAN PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERDASARKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT

Bab ini menjelaskan mengenai kajian literatur pendukung penelitian seperti kajian mengenai aktivitas masyarakat perumahan, fasilitas lingkungan permukiman, kebutuhan masyarakat. Kajian literatur tersebut dapat memperkuat pemahaman mengenai jalannya penelitian yang dilakukan.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUMAHAN PUCANG GADING DESA BATURSARI DAN KOTA/ KABUPATEN YANG BERPENGARUH

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum wilayah studi, kondisi geografis Kota Semarang, penyebaran permukiman dan fasilitas kota semarang, kondisi geografis Desa Batursari, jumlah penduduk, persebaran fasilitas linkungan Perumahan Bumi Pucang Gading.

BAB IV ANALISIS PENYEDIAAN FASILITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN

BERDASARKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT

Bab ini terdiri dari identifikasi persebaran fasilitas lingkungan, analisis karakteristik masyarakat, analisis jenis fasilitas lingkungan perumahan yang digunakan, analisis aktifitas fisik masyarakat, analisis kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas lingkungan perumahan. Dari analisis tersebut nantinya didapat optimalisasi pnyediaan fasilitas lingkungan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dihasilkan dari laporan tugas akhir. Kesimpulan merupakan rangkuman dari hasil laporan tugas akhir. Rekomendasi merupakan masukan untuk pemerintah ataupun developer pengembangan permukiman.

Gambar

Tabel I.2  Kebutuhan Data
Gambar 1.5  Kerangka Analisis  Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012

Referensi

Dokumen terkait

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan

Sedangkan Gambar 14 merupakan diagram alir sistem yang terdapat pada coordinator dimana pada diagram alir sistem terdapat komunikasi untuk menerima data dari

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa pemberian tablet besi pada wanita dengan ADB yang dimulai saat masa prahamil memberikan pengaruh lebih

Analisis yang didasrkan pada Equivalent-plate model dengan first-order shear deformation theory berdasarkan Reissner-Mindlin dilakukan untuk mendapatkan frekuensi pribadi dan

Penentuan nilai-nilai diskret tersebut berdasarkan standarisasi pertumbuhan tanaman padi sawah yang tumbuh optimal pada temperatur udara dari 23 samapai 24 °C

Indosat Ooredoo Tbk sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi yang ada di kota Makassar berusaha menggunakan strategi bauran pemasaran yang ada

Meskipin sikap tegas Abu bakar terutama dalam menghadapi pembangkang zakat tidak disetujui oleh sebagian kalang yang berpendapat bahwa apa yang mereka lakukan adalah hasil ta’wil

Sesuai latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel fundamental (book