• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBENTUKAN UNGKAPAN KATA YANG DIGUNAKAN OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM ANIMASI KUROKO NO BASUKE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PEMBENTUKAN UNGKAPAN KATA YANG DIGUNAKAN OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM ANIMASI KUROKO NO BASUKE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PEMBENTUKAN UNGKAPAN KATA YANG DIGUNAKAN OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM ANIMASI KUROKO NO BASUKE

Tomi Jepisa1, Diana Kartika2, Anwar Nasihin2 1

Mahasiswa Prodi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail: emotion_god@rocketmail.com

2

Dosen Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta

Abstract

In this research, the author analyze the word expression formation used by Japanese youth in animated movie “ Kuroko No Basuke”. The research aims to find out how the formation of words used by the Japanese youth in animated movie Kuroko No Basuke. Method that author use in this research in descriptive method. To analyze the data, author use Tsujimura and Sudjianto theory.

Based on the result of reseach, author find that the words used by them in the movie are 24 gairaigo words ( borrowing) and 9 onomatopeau. Generally, gairaigo words formed by borrowing, as well as onomatopeau generally formed by repetition of phonological and morfological.

Key words: Wakamono kotoba, onomatopeau, word formation.

Pendahuluan

Keanekaragaman bahasa yang terdapat di dunia ini menyebabkan manusia dapat mengenal banyak bahasa yang ada. Dalam suatu bahasa terdapat ragam bahasa terdiri dari bahasa formal dan nonformal,

wakamono kotoba merupakan salah satu

ragam bahasa nonformal dan apabila dipadankan dengan bahasa Indonesia sama dengan bahasa anak muda.

Wakamono Kotoba berasal dari kata wakamono (anak muda) dan kotoba

(bahasa) sehingga wakamono kotoba

adalah bahasa anak muda termasuk dialek

nonformal, baik berupa slang atau

Ryuukou go yang digunakan oleh kalangan

remaja (khususnya perkotaan), bersifat sementara, hanya berupa variasi bahasa,

penggunaannya meliputi: kosakata,

ungkapan, intonasi, pelafalan, pola,

konteks, serta distribusi.

(www.google.com/search=pegertian+waka mono+kotobajapanese htm).

Kamei dalam Wakamono Kotoba

Jiten (2003:5) menyebutkan bahwa “anak

(2)

2 istilahnya sendiri dalam percakapan, sehingga membuat orang tua maupun dewasa terkadang tidak mengerti apa yang mereka bicarakan” . Misalnya:

く ろ こ : オ ッ ケ ナ イ シ ュ 。 黒子:ナイスリバン。

きせ:パパ気にすんな。

Berdasarkan contoh di atas, kata オ ッケナイシュ(okke naishuu) berasal dari bahasa Inggris yaitu ok nice shoot artinya oke lemparan yang bagus. Kata ini terbentuk dari hasil proses pemenggalan yang terjadi dengan cara mengekalkan salah satu bagian dari leksem asal okke

naisuutoo menjadi okke naishu. Jenis wakamono kotoba tersebut termasuk kata

kerja (dooshi).

Selain itu bahasa juga terdiri atas dua jenis yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan (Felicia, 2007: 1). Sebagai salah satu jenis dalam bahasa, bahasa tulisan

merupakan bentuk komunikasi yang

pemakaiannya banyak terdapat pada

media. Onomatope merupakan salah satu penggunaan kata-kata di dalam komik, flm selain teks yang berisi percakapan cerita.

Menurut (Fukuda dalan Arifin,

2003:20) Onomatope adalah kata

keterangan yang menerangkan keadaan, bunyi suatu benda, atau bunyi aktifitas pada situasi yang sedang berlangsung,

yang terbagi menjadi dua giongo dan

gitaigo.

意好き :黒子くん!。

アンパイヤー:レフェリータイム!。 順平 :黒子、大丈夫か黒子?。

黒子 :フラフラします。

Pada contoh di atas, terdapat kata

furafurashimasu. Kata フ ラフ ラ し ます

(furafurashimasu) artinya cuman sedikit pusing, kata ini merupakan keterangan

yang menerangkan keadaan. Jenis

onomatopeau ini termasuk kepada gitaigo.

Meskipun kata ini termasuk onomatopeau kalau dilihat dari bentuknya termasuk

pengulangan morfemis, berdasarkan

konteks onomatopeau ini termasuk

wakamono kotoba karena hanya digunakan

oleh sekolompok anak muda dan terkesan santai dan akrab.

Wakamono kotoba ini sering kali

digunakan dalam film animasi Kuroko no

Basuke. Dalam film animasi yang bertema

anak muda tersebut, penulis sering sekali menemukan dan mendengar kosa kata baru dengan nada pengucapan yang sedikit berbeda dan unik, dan bahkan kosa kata tersebut tidak ada dalam buku bahasa Jepang itu sendiri.

Oleh karena itu, berdasarkan alasan yang penulis ungkapkan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti analisis ungkapan kata yang digunakan oleh anak

(3)

3 muda Jepang yang terdapat dalam film animasi anak remaja Jepang yang berjudul ‘Kuroku no Basuke’.

Dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti pembentukan ungkapan kata yang digunakan oleh anak muda Jepang dalam anime Kuroko no Basuke tersebut serta kelas katanya.

Tina Agustina (2008) menulis skripsi berjudul “Analisis penggunaan

wakamono kotoba pada drama ‘Gals Circle dan Hanazakarino Kimitachi e Ikemen Paradise’ kajian sosiolinguistik”

meneliti tentang pembentukan wakamono

kotoba dalam drama ‘Gals Circle dan Hanazakarino Kimitachi e Ikemen Paradise’. Hasil penelitiannya menyatakan

bahwa adanya perubahan pelafalan kosakata pada kata yang berakhiran ‘I’, seperti kata すごい (sugoi), dan adanya penyingkatan kata.

Kemudian Nurul Laili (2012) menulis skripsi berjudul “Penggunaan

Wakamono Kotoba Bahasa Jepang: Kajian

sosiolinguistik” meneliti tentang

bagaimana penggunaan wakamono kotoba pada anak muda masyarakat Jepang. Hasil penelitiannya menyatakan wakamono

kotoba (bahasa remaja) yang digunakan

oleh kalangan anak muda/remaja Jepang dalam komunitasnya berdasarkan usia pemakai dengan kekhasan ada di dalamnya

dan hanya dapat dimengerti oleh kalangan tertentu saja.

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu penelitian yang

dilakukan untuk menggambarkan,

menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2009:48).

Dalam pengumpulan data penulis

menggunakan metode simak yang

dilakukan dengan cara menyimak dalam penggunaan bahasa untuk memperoleh data (Mahsum, 2005: 90).

Selanjutnya penulis melanjutkan dengan teknik catat. Sudaryanto (1993: 135) menyatakan bahwa teknik catat adalah pencatatan yang dilakukan pada kartu yang akan dilanjutkan dengan klasifikasi. Teknik catat ini dimaksudkan agar data yan diperoleh melalui metode

simak dapat dikumpulkan dan

diklasifikasikan sesuai dengan yang dibutuhkan.

(4)

4 Hasil dan pembahasan

Pembentukan kata Menurut

Tsujimura dalam Sa’idun Nishfullayni (2000: 148-154), pembentukan kata dapat dilakukan dengan li\ma (5) cara, yaitu: afiksasi, penggabungan (compounding), reduplikasi, pemenggalan (clipping), dan peminjaman (borrowing). Hal itu akan dibahas satu per satu berikut ini

1. Afiksasi

Tsujimura mendefinisikan afiksasi sebagai proses pengimbuhan (awalan atau akhiran) pada kata dasar atau bentuk dasar. pada bagian tidak ada ditemukan datanya.

2. Penggabungan (compounding)

Yaitu proses penggabungan dua kata

atau lebih dengan cara

mengkombinasikannya (Tsujimura, 2000: 154). 1. 暗いムードだった。 Episode 7 menit 20:18 監督: 今日もう 1 試合あんのよ,バカか バカなのか。 ひゅが:冗談だよ 暗いムードだったか らさ意好き: トーナメント表く らいみんなちゃんと確認して るって。

Pada data di atas. Terdapat kata 暗い ム ー ド (kurai muudo) berasal dari dari bahasa Jepang dan bahasa Inggris yaitu

kurai + mood. Kata ini terbentuk dari

penggabungan kata sifat + kata benda yaitu kurai + mood artinya suasana suram atau keadaan kurang baik. Kata ini merupakan wakamono kotoba karena hanya digunakan oleh kalangan anak muda dan terkesan santai. Jenis wakamono

kotoba ini termasuk kata benda (meishi).

3. Reduplikasi

Kridalaksana (2009) secara umum

mengelompokkan reduplikasi

(pengulangan) menjadi tiga kelompok besar, yaitu: reduplikasi fonologis, reduplikasi morfemis, dan reduplikasi sintaktis. Pada bagian ini tida ada ditemukan datanya.

4. Pemenggalan (Clipping)

Pemenggalan adalah proses

pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem, penyesuaian, seperti

penyesuaian bunyi dan penyesuaian

gramatikal. 1. ス ト レ ッ チ。 Episode 10 Menit 12:28 監督:体が冷えないようにすぐ上着着て ストレッチも入念にねそれから 疲労回復にアミノ酸カロリーチ ャージも忘れずに後順番にマッ サージに行くから バッシュ脱 いでて どう。 かがみ:サンキュー。

(5)

5 Pada data di atas. Terdapat kata ス ト レ ッ チ (sutorecchi) yang berasal dari bahasa Inggris yaitu stretching. Kata ini merupakan hasil proses pemenggalan dari bahasa Inggris yaitu streching menjadi

sutorecchi. Kata ini merupakan wakamono

kotoba karena kata ini digunakan oleh sekelompok anak muda dan terkesan

akrab. Jenis wakamono kotoba ini

termasuk kata benda (meishi). 5. Peminjaman (Borrowing)

Yaitu kata pinjaman dapat

dimunculkan sebagai kata baru dalam bahasa Jepang. Kata-kata pinjaman ini

mengalami penyesuaian, seperti

penyesuaian bunyi dan penyesuaian

gramatikal. 1. チームメイト。 Eoisode 25 Menit 12:36 アオミネ:俺の勝ちだ黄瀬,らしくない ことしたせいで,あっけない 幕切れだったな,結局敗因は 最後の最後にチームメイトに 頼った お前の弱さだ。 キセ: そうかも…しんないっスね。

Berdasarkan data di atas, kata チーム メイト(chimuu meito) berasal dari bahasa

Inggris yaitu team meet artinya rekan

setim. Kata ini terbentuk dari kata benda

+ kata benda yaitu chiimu + meito artinya

rekan setim. Kata ini merupakan

wakamono kotoba karena hanya digunakan oleh kalangan anak muda. Jenis wakamono

kotoba ini termasuk kata benda (meishi).

Selain itu onomatope adalah kata keterangan yang menerangkan keadaan, bunyi suatu benda, atau bunyi aktifitas pada situasi yang sedang berlangsung, yang terbagi menjadi dua giongo dan

gitaigo (Fukuda, 2003:20).

1. Giongo

Yaitu kata-kata yang menyatakan suara mahluk hidup atau bunyi yang keluar dari benda mati disebut giongo.

1. グダグダ。 Episode 14 menit 17:32 かがみ:名前は聞いてるぜけどそな上か ら物言われて素直にはいなん て言うわけ。 あおみね: おいおい だから聞いてね ーんだよ, グダグダ言ってね ーでやれ, 誰も勝負になるな んて思ってねーよ, 言ったろ 試してやるって俺より強いや つとか 存在しねぇもん探し てるわけじゃねーんよ俺の退 屈をお前がどれだけ楽しませ られるかってだけの話だ。 Pada data di atas, terdapat kata

(6)

6 artinya sudah diam saja, kata ini

merupakan tiruan bunyi yang

menerangkan keadaan. Secara otomatis kata ini termasuk onomatopeau jenis

gitaigo. Meskipun kata ini termasuk onomatopeau kalau dilihat dari bentuknya

termasuk pengulangan fonologis,

berdasarkan konteks onomatopeau ini termasuk wakamono kotoba karena hanya digunakan oleh sekolompok anak muda

untuk menyatakan sesuatu kepada

rekannya. 2. Gitaigo

Yaitu kata-kata yang menunjukkan bunyi atau suara dengan cara meniru bunyi yang keluar dari benda, suara manusia, dan sebagainnya disebut gitaigo.

1. トントントン Episode 21 Menit 05:12 監督: はい 出来たわよ カレー 。 皆:カレー いや 丸ごと さっきのト ントントンは何だったの トントン トンは。 監督: まぁ 見た目はともかく 味は大丈夫よ,ただのカレーだし。 Pada data di atas, terdapat kata

tontonton. Kata トントントン (tontonton)

memiliki arti toktoktok, kata ini

merupakan tiruan bunyi dari aktivitas manusia yang sedang memotong sesuatu.

Secara otomatis kata ini termasuk

onomatopeau jenis gitaigo. Berdasarkan

konteks onomatopeau ini termasuk

wakamono kotoba karena hanya digunakan

oleh sekolompok anak muda dan terkesan santai dan akrab.

Kesimpulan

Pembentukan ungkapan kata yang digunakan anak muda Jepang pada umumnya terbentuk dari peminjaman (borrowing) kata-kata ini mengalami penyesuaian, seperti penyesuaian bunyi dan penyesuaian graamatikal. Begitu juga dengan onomatopeau yang digunakan oleh anak muda Jepang pada umumnya terbentuk dari penggulangan (reduplikasi) baik penggulangan fonologis, morfemis dan sintaksis, meskipun kata tersebut termasuk onomatopeau tapi kalau dilihat

dari pembentuknnya termasuk

penggulangan (reduplikasi). Daftar Pustaka

Agustina, Tina. 2008. “Analisi

penggunaan wakamono kotoba

dalam drama Gals Circle dan Hanazakaino Kimitachi he Ikemen

Paradise”. Skiripsi. Jakarta:

Universitas Komputer Indonesia. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

.2006. Bahasa Indonesia Dalam

Masyrakat. Telaah Semantik: Rineka Cipta.

(7)

7

. 2004. Sosiolinguistik

Perkenalan Awal. Jakarta : Rineka

Cipta.

Felicia. 2007. Bahasa indonesia. Depok :LPEUI

Fukuda, Hiroko dalam Arifin. 2003. Jazz

Up Your Japanese with Onomatopeau For All Levels,Tokyo: 畑野文夫.

Kamei. 2003. Wakamono kotoba jiten, Tokyo: PT NHK.

Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan

Bahasa Indonesia. Jakarta:PT Grasindo.

Kridalaksana, Harimurti. 2009.

Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama

Laili, Nurul. 2012. “Penggunaan

Wakamono Kotoba Bahasa Jepang”.

Skiripsi. Jombang : Universitas

PesanteranTinggi Darul Ulum

Jombang.

Mahsum. 2005. Metode Penelitian

Bahasa. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

Nababan. 1984. Sosiolinguistik Suatu

Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.

Nasihin, Anwar. 2008. Dasar-dasar kajian morfologi Jepang. Padang : Bung Hatta University Press.

Setiawan, Krisna. 2011. “Pembentukan Wakamono Kotoba Dalam Drama

Yamada Taro Monogatari”. Skiripsi

.Semarang:Universitas Negeri

Semarang.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka

Teknik Analisis Bahasa.

Yogyakarta:Duta Wacana University Press.

Sudjianto. 2007. Pengantar Linguistik. Bekasi: Kesaint Blanc.

Tsujimura, Natsuko dalam Sa’idun

Nishfullayni. 2000. An Introduction

to Japanese Linguistics. Oxford:

Blackwell Publishers Ltd.

Sutedi, Dedi. 1991. Nihongo Gaku no

Kiso. Bandumg: Humaniora Utama

Press.

2003. Dasar-dasar linguistik

bahasa jepang. Bandung:

Humaniora Utama Press.

Syafyahya, Leni. 2007. Pengantar

Linguistik. Bandung: PT Refika

Aditama. Sumber website

(www.google.com/search=pegertian+waka mono+kotobajapanese htm).diakses Tgl 10 juni 2014 pukul 22:12 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hasil yaitu pada ruangan C.101 dan ruangan C.103 memiliki nilai kejelasan dominan yaitu jelas, pada ruangan B.302 dan ruangan C.102

Jadi ketika membaca hukum tidak menghasilkan penafsiran makna yang sesuai dengan perubahan masyarakat maka teks akan mengalami kematian makna.. Kematian makna atas teks hukum

Penelitian tentang smart parking sebenarnya sudah banyak dilakukan dengan berbagai metode dan berbagai objek, namun penelitian ini mengacu pada jurnal “A Navigation

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam

Untuk memenuhi syarat sebagai calon lisensi, pemohon harus mengikuti kualifikasi minimal yang dianggap oleh Dewan diperlukan untuk keselamatan publik dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1 mendeskripsikan model pembelajaran tahfizh Al-Qur‟an yang diterapkan pada program Sekolah Tahfizh HTQ UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan