EVALUASI BAURAN PROMOSI PADA PERUSAHAAN JASA
EVENT ORGANIZER
PT. JASA WARSINDO
GELADIKARYA
Oleh :
RIDHAN AMIN HAREFA
NIM : 077007013
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN GELADIKARYA
Judul Geladikarya : Evaluasi Bauran Promosi Pada Perusahaan Jasa
Event Organizer PT. Jasa Warsindo
Nama : Ridhan Amin Harefa
NIM : 077007013
Program Studi : Magister Manajemen
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE
Ketua
Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM
Anggota
RINGKASAN EKSEKUTIF
PT. Jasa Warsindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa advertising dan event organizer. Perusahaan ini menghadapi permasalahan dalam hal penyususnan bauran promosinya. Masalah tersebut adalah ketidaksesuaian antara bauran promosi yang dibentuk oleh perusahaan dan bauran promosi yang diinginkan oleh klien. Hal ini terlihat dari adanya gap antara biaya promosi yang dianggarkan dan realisasinya. Artinya ada anggaran promosi yang tidak digunakan sepenuhnya. Hal ini mengindikasikan adanya bauran promosi yang tidak bekerja dengan baik.
Untuk mengetahui bauran promosi yang diinginkan oleh klien, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode AHP. Metode AHP dipilih karena metode ini dapat mengkuantifikasi berbagai keinginan atau pendapat yang bersifat subjektif. Penyusunan kuesioner AHP difokuskan pada pertanyaan seputar bauran promosi yang dilakukan oleh perusahaan ini, yaitu penjualan perorangan, promosi penjualan, publikasi massal, direct marketing, iklan, point of purchase communication, dan sponsorship.
Selama ini perusahaan menekankan bauran promosinya pada penjualan perorangan, iklan, promosi penjualan, publikasi massal, sponsorship, direct marketing, dan point of purchase communication. Ternyata, setelah dilakukan penelitian, terdapat perubahan prioritas bauran promosi menurut klien, yaitu klien lebih memilih promosi penjualan, publikasi massal, penjualan perorangan, direct marketing, iklan, point of purchase communication, dan sponshorship.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi perusahaan terkait dengan penyusunan bauran promosinya. Penelitian ini memiliki nili CR = 7.906. Hal ini berarti bahwa penelitian ini sudah konsisten dan tidak perlu diakukan penyebaran ulang kuesioner.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa geladikarya yang berjudul:
Evaluasi Bauran Promosi Pada Perusahaan Jasa Event Organizer PT. Jasa Warsindo
adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua
sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas.
Medan, 24 Mei 2012
Yang Membuat Pernyataan
RIWAYAT HIDUP
Ridhan Amin Harefa, lahir di Jakarta, tanggal 26 Juli 1981, anak pertama
dari dua bersaudara dari pasangan bapak H. Ir. Ridwan Harefa dan ibu Hj. Ritha
Nasution
Pendidikan di mulai dari:
SD Khalsa Medan...……….………. Lulus Tahun 1993
SMP Negeri 1 Medan………... Lulus Tahun 1996
SMA Negeri 1 Medan……….. Lulus Tahun 1999
Politeknik Negeri Medan………. Lulus Tahun 2002
Teknik Industri Universitas Sumatera Utara……… Lulus Tahun 2006
Pekerjaan di mulai dari:
Sebagai karyawan perusahaan swasta dimulai tahun 2004 dengan
bergabung dengan:
1. PT. Centro Kreatifindo, sebagai Business Development Officer hingga tahun 2006
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga gladikarya ini dapat
diselesaikan. Gladikarya ini ditulis dalam rangka memenuhi persyaratan
menyelesaikan program studi Magister Manajemen pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara dengan judul: “Evaluasi Bauran Promosi Perusahaan Jasa Event Organizer PT. Jasa Warsindo”.
Dalam menyelesaikan geladikarya ini penulis banyak memperoleh bantuan
baik pengajaran, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
perkenankan penulis pada kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian geladikarya ini, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program
Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Ketua Komisi
Pembimbing.
4. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Anggota Komisi
Pembimbing.
5. Seluruh para guru besar dan dosen di Program Studi Magister
6. Seluruh para Staf Administrasi di Program Studi Magister Manajemen
Universitas Sumatera Utara.
7. Orang tua penulis (bapak H. Ir. Ridwan Harefa dan ibu Hj. Ritha
Nasution) atas dorongan dan motivasi dalam menyelesaikan studi ini.
8. Kepada teman-teman yang telah banyak memberikan inspirasi,
masukkan dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan geladikarya
ini, serta pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan
geladikarya ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata kepada Allah SWT juga kita serahkan dan semoga bimbingan,
arahan yang diberikan akan menjadi amal ibadah dan akan mendapatkan imbalan
yang layak dari-Nya. Semoga geladikarya ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Medan, 24 Mei 2012
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN GELADIKARYA ... i
ABSTRAK ... ii
1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 6
BAB II : LANDASAN TEORI ... 7
2.1. Definisi Event Organizer ... 7
2.2. Strategi Bauran Pemasaran Jasa ... 7
2.3. Promosi ... 10
2.4. Bauran Promosi ... 11
2.5. Penyusunan Anggaran Promosi ... 14
2.6. Analytical Hierarchy Process (AHP) ... 15
2.7. Penelitian Terdahulu ... 21
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN ... 25
4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 29
4.7. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 30
BAB V : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 32
5.1. Sejarah Umum Perusahaan ... 32
5.2. Struktur Organisasi ... 33
5.3. Bauran Pemasaran Perusahaan ... 36
5.3.1. Produk (Product) ... 36
6.1. Responden dan Atribut Penelitian ... 44
6.2.1. Pengumpulan Matriks Pendapat Individu ... 45
6.2.2. Perhitungan Matriks Pendapat Gabungan ... 46
6.2.3. Pengolahan Horizontal ... 47
6.3. Uji Konsistensi ... 52
6.4. Evaluasi Bauran Promosi PT. Jasa Warsindo ... 57
BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
7.1. Kesimpulan ... 59
7.2. Saran ... 60
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Tabulasi Biaya Promosi dan Penjualan Jasa Tahun 2006-2010 ... 3
Tabel 2.1. Matriks Pair-Wise Comparison ... 19
Tabel 2.2. Nilai Skala Perbandingan ... 19
Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 31
Tabel 6.1. Kuesioner AHP Penelitian ... 45
Tabel 6.2. MPI Responden I ... 46
Tabel 6.3. MPB Penelitian ... 47
Tabel 6.4. Penjumlahan Kolom MPB ... 48
Tabel 6.5. Normalisasi MPB ... 49
Tabel 6.6. Perhitungan Nilai Ei ... 50
Tabel 6.7. Perhitungan Nilai Fi ... 51
Tabel 6.8. Urutan Prioritas Jenis Promosi ... 51
Tabel 6.9. Matriks Awal Untuk Menghitung Nilai Konsistensi ... 52
Tabel 6.10. Matriks Baru (Hasil Perkalian dengan Nilai Fi) ... 53
Tabel 6.11. Menghitung Nilai Hi ... 54
Tabel 6.12. Perhitungan Nilai Ii ... 54
Tabel 6.13. Nilai Random Indeks Untuk Tiap Ordo Matriks... 56
Tabel 6.14. Anggaran Biaya Promosi Untuk Tiap Jenis Promosi ... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Grafik Amggaran Promosi dan Realisasi Promosi ... 3
Gambar 1.2. Grafik Target Event dan Realisasi Event ... 4
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 23
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER ... L-1
RINGKASAN EKSEKUTIF
PT. Jasa Warsindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa advertising dan event organizer. Perusahaan ini menghadapi permasalahan dalam hal penyususnan bauran promosinya. Masalah tersebut adalah ketidaksesuaian antara bauran promosi yang dibentuk oleh perusahaan dan bauran promosi yang diinginkan oleh klien. Hal ini terlihat dari adanya gap antara biaya promosi yang dianggarkan dan realisasinya. Artinya ada anggaran promosi yang tidak digunakan sepenuhnya. Hal ini mengindikasikan adanya bauran promosi yang tidak bekerja dengan baik.
Untuk mengetahui bauran promosi yang diinginkan oleh klien, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode AHP. Metode AHP dipilih karena metode ini dapat mengkuantifikasi berbagai keinginan atau pendapat yang bersifat subjektif. Penyusunan kuesioner AHP difokuskan pada pertanyaan seputar bauran promosi yang dilakukan oleh perusahaan ini, yaitu penjualan perorangan, promosi penjualan, publikasi massal, direct marketing, iklan, point of purchase communication, dan sponsorship.
Selama ini perusahaan menekankan bauran promosinya pada penjualan perorangan, iklan, promosi penjualan, publikasi massal, sponsorship, direct marketing, dan point of purchase communication. Ternyata, setelah dilakukan penelitian, terdapat perubahan prioritas bauran promosi menurut klien, yaitu klien lebih memilih promosi penjualan, publikasi massal, penjualan perorangan, direct marketing, iklan, point of purchase communication, dan sponshorship.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi perusahaan terkait dengan penyusunan bauran promosinya. Penelitian ini memiliki nili CR = 7.906. Hal ini berarti bahwa penelitian ini sudah konsisten dan tidak perlu diakukan penyebaran ulang kuesioner.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha saat ini tidak lepas dari adanya persaingan
bisnis antar perusahaan. Untuk dapat mempertahankan kredibilitas
perusahaan-perusahaan yang telah lama berdiri dan munculnya perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan baru
yang saling bersaing dalam mendapat minat dan memperoleh keuntungan usaha
dari masyarakat luas, menjadikan perusahaan-perusahaan tersebut berupaya untuk
memperkenalkan usahanya dan bidang-bidang bisnis atau produk apa saja yang
mereka miliki kepada masyarakat.
Saluran komunikasi media tradisional seperti media elektronik, media
cetak dan billboard saat ini tidak lagi cukup untuk menyampaikan pesan kepada sasaran. Hal ini dapat dirasakan dari banyaknya perusahaan yang setiap hari
mengiklankan produknya. Sedikitnya 7000 iklan dalam sehari ditayangkan di
televisi. Dengan adanya kondisi tersebut, maka para perusahaan atau pemasar
terdorong untuk mencari alternatif tambahan guna mendukung aktivitas
komunikasi agar pesan komunikasinya diterima secara baik oleh sasarannya.
Alternatif tambahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui promosi
melalui event. Event merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan cara membuat suatu kegiatan tertentu yang dapat
memperkenalkan produk atau perusahaannya kepada masyarakat dansasaran yang
festival, peluncuran produk dan berbagai kegiatan yang dianggap dapat memasarkan produk suatu perusahaan. Saat ini promosi melalu event semakin berkembang dan banyak dilakukan diIndonesia. Hal ini ditandai dengan adanya
berbagai event spektakuler yangdiadakan oleh berbagai perusahaan.
Perusahaan yang dulu sangat mengandalkan advertising atau periklanan sebagai sarana untuk komunikasi pemasaran kini mulai beralih kepada promosi
melalui kegiatan event. Hal ini menyebabkan bisnis event organizer di Indonesia akhir-akhir ini semakin berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan
penyelenggaraan event. Oleh karena itu peran event organizer menjadi kebutuhan yang utama bagi para perusahaan untuk mengadakan event-event yang sukses dan berkualitas. Maraknya persaingan pada bisnis event organizer membuat para event organizer harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat bertahan dalam persaingan tersebut.
Pertumbuhan dan perkembangan bisnis yang demikian pesatnya bukanlah
menjadi isapan jempol semata. Sejak tahun 2006, sebuah event organizer PT. Jasa Warsindo atau lebih dikenal dengan nama Smile Organizer didirikan untuk mengakomodir perkembangan bisnis perusahaan. PT. Jasa Warsindo bertujuan
untuk membantu perusahaan-perusahaan pengguna jasanya dalam hal
menjalankan kegiatan promosinya. PT. Jasa Warsindo tidak menjadi pemain
tunggal dalam industri kreatif berbasis kegiatan promosi. Sebelumnya sudah ada
beberapa perusahaan sejenis yang berkecimpung dalam industri yang sama.
Belakangan, turut pula bermunculan perusahaan-perusahaan baru yang juga
Jasa Warsindo. Tabel 1.1 menunjukkan total nilai pekerjaan, dan target yang
ditetapkan oleh perusahaan.
Tabel 1.1. Tabulasi Biaya Promosi dan Penjualan Jasa Tahun 2006-2010
Tahun
Promosi
(Juta Rupiah) Persentase (%)
Penjualan Jasa
(juta Rupiah) Persentase (%)
Anggaran Realisasi Target Realisasi
2006 125 57.73 46.18 2500 1246 49.84
2007 150 110.63 73.75 3000 4174 139.13
2008 225 137.16 60.96 4500 4012 89.16
2009 225 69.09 30.71 4500 1508 33.51
2010 150 113.38 75.59 3000 2850 95
Sumber : PT. Jasa Warsindo (data diolah)
Berdasarkan informasi yang ditampilkan pada Tabel 1.1, maka grafik gap
antara anggaran biaya promosi dan realisasi biaya promosi dapat dilihat pada
Gambar 1.1.
Gambar 1.2. Grafik Target Event dan Realisasi Event
Pada gambar di atas terlihat bahwa sejak mulai beroperasinya perusahaan
hingga tahun kedua, terjadi peningkatan jumlah pekerjaan. Namun memasuki
periode tahun ke tiga dan empat, terjadi penurunan nilai pekerjaan yang cukup
signifikan. Barulah pada tahun ke 5, terjadi peningkatan nilai pekerjaan walaupun
peningkatan tersebut belum mampu mendapatkan target yang ditetapkan. Jika
dibandingkan dengan target yang ditetapkan, maka perusahaan baru berhasil
memenuhi target pekerjaannya pada tahun ke-2 . Sedangkan trend biaya promosi
terlihat cenderung menaik dan mengikuti bentuk trend jumlah atau realisasi event. Seiring dengan pertumbuhan jumlah pesaing, semakin diperlukan
perubahan-perubahan dalam kegiatan promosi. Oleh sebab itu, penelitian ini
difokuskan untuk membahas mengenai kegiatan promosi yang dilaksanakan oleh
1.2.Rumusan Masalah
Latar belakang diatas menunjukkan adanya gap antara target yang
ditetapkan dan pencapaiannya. Target yang ditetapkan cenderung terus tumbuh
tiap tahunnya. Realisasi target baru berjalan dengan baik hanya pada tahun ke 2.
Melihat hal lainnya, yakni jenis-jenis promosi yang dilakukan, terlihat bahwa
adanya peningkatan kegiatan promosi yang dilakukan sejak tahun pertama. Biaya
promosi yang dikeluarkan semakin tinggi, namun realisasi pencapaian target tidak
signifikan dengan peningkatan biaya promosi tersebut. Terlihat juga anggaran
promosi yang di anggarkan oleh perusahaan tidak terpakai seluruhnya untuk
melakukan aktifitas promosi
Melihat latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai adanya
ketidaksesuaian antara bauran promosi yang diharapkan oleh klien/konsumen
dengan bauran promosi yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini terlihat dari
tidak terserapnya anggaran biaya promosi secara keseluruhan. Keadaan ini juga
mengindikasikan adanya bauran promosi yang berjalan dengan tidak semestinya.
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah
1. Untuk mengetahui bauran promosi menurut persepsi klien atau pengguna jasa
PT. Jasa Warsindo.
2. Menyusun bauran promosi yang tepat seusai dengan harapan klien atau
1.4.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Bagi pihak perusahaan, dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai
bauran promosi yang tepat sesuai dengan harapan pengguna jasa
perusahaan.
2. Bagi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara, tulisan ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan mengenai
bauran promosi
3. Bagi penulis, memberikan pengetahuan yang bermanfaat untuk
mengetahui tentang bauran promosi..
4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memberikan referensi yang baik dalam
penelitian bidang promosi untuk bisnis jasa event organizer.
1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup penelitian yang terdiri dari:
1. Bauran promosi yang diterapkan oleh perusahaan
2. Upaya yang sedang diimplementasikan perusahaan terkait kegiatan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Event Organizer
Event organizer (EO) memiliki berbagai nama, seperti event coordinator,
event planner, maupun event management. Namun secara garis besar, tetap memiliki fungsi dan tugas yang sama. Menurut Natoradjo (2011), EO adalah
perusahaan yang bercirikan:
- EO adalah sebuah bisnis dan profesi yang menawarkan jasa
- EO mengumpulkan dan mempertemukan khalayak untuk sebuah tujuan
- EO bertanggung jawab melakukan penelitian, membuat desain event, merencanakan, melakukan koordinasi, supervisi, dan pengawasan terhadap
pelaksanaan, kelangsungan, realisasi dan keberhasilan sebuah event.
- EO memproduksi atau menghadirkan sebuah event untuk memenuhi
kebutuhan serta keinginan atas permintaan klien, penyelenggara, orang
atau instansi yang mempunyai hajat. Dengan kata lain, EO adalah
pelaksana acara yang melakukan pekerjaannya atas permintaan klien
(orang yang memiliki hajat atau penyelenggara acara)
2.2. Strategi Bauran Pemasaran Jasa
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan
Bauran pemasaran jasa dapat juga digunakan untuk menyusun strategi jangka
panjang dan merancang program taktik jangka pendek.
Menurut Natroadjo (2011) EO merupakan perusahaan jasa, sehingga
bentuk-bentuk bauran pemasaran jasa dapat diaplikasikan dalam perusahaan EO.
Bauran pemasaran jasa tersebut adalah:
1. Produk (Product)
Menurut Tjiptono (2006) produk jasa merupakan bentuk penawaran
organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Sedangkan menurut Kotler (2005)
produk mempunyai makna segala sesuatu yang bisa ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Kotler (2005) mengidentifikasi keragaman dalam
penawaran produk yaitu: Produk fisik murni, produk fisik dengan jasa pendukung,
Hybrid, Jasa utama yang dilengkapi dengan barang dan jasa minor, dan yang terakhir jasa murni. Dalam pengembangannya produk jasa harus memiliki
keunikan khusus yang berbeda dengan barang, oleh karena itu produk jasa tidak
akan bisa sama yang dirasakan pelanggan yang satu dengan yang lainnya.
2. Harga (Price)
Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis,
seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi
harga di antara berbagai kelompok pelanggan. Menurut Tjiptono (2006) harga
diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non moneter)
signifikan atas kualitas. Tjiptono (2006) juga mengelompokkan penetapan harga
menjadi tiga kategori yang saling berkaitan: satisfaction-based pricing, relationship pricing dan eficiency pricing. Terdapat beberapa tipe jasa yang memungkinkan terjadinya diskriminasi harga diantara pasar jasa tersebut, dan
banyak pula jasa yang yang dipasarkan oleh sektor publik dengan harga subsidi
atau bahkan gratis. Sehingga dalam penetapan harga untuk produk jasa sangat
kompleksitas.
3. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran. Berdasarkan
Laksana (2008) promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang
berasal dari informasi yang tepat dengan bertujuan untuk merubah sikap dan
tingkah laku pembeli, dari yang belum kenal sehingga dapat menjadi pembeli dan
tetap mengingat produk tersebut. Dalam bauran promosi tradisional terdapat
berbagai metode untuk mengomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan
potensial dan aktual.
4. Lokasi (Place)
Place merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan
5. Orang (People)
Orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran, oleh karena itu
setiap perusahaan harus dapat memperhatikan para karyawan dengan baik melalui
standarisasi dalam perusahaan, karena dalam perusahaan jasa kualitas dari
karyawan adalah menjadi nilai tambah yang dapat membedakan kualitas jasa yang
diberikan oleh pesaingnya.
6. Proses (Process)
Proses produksi merupakan faktor yang penting bagi konsumen jasa,
karena dalam perusahaan jasa cara melayani dan waktu yang dibutuhkan
pelanggan untuk mendapatkan pelayanan akan menentukan kepuasan pelanggan
nantinya. Dalam manajemen jasa dan manajemen operasi terkait erat dan sulit
dibedakan dengan tegas.
7. Layanan Pelanggan (Customer Service)
Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total
jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Manajemen kualitas jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan berkaitan erat dengan kebijakan
desain produk dan personalia perusahaan.
2.3. Promosi
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan
pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Menginformasikan
Menginformasikan pasar mengenai produk baru, memperkenalkan cara
pemakaian yang baru dari suatu produk, menyampaikan perubahan harga kepada
pasar, menjelaskan cara kerja produk, menginformasikan jasa-jasa yang
disediakan, meluruskan kesan yang salah, mangurangi ketakutan atau
kekhawatiran pembeli, membangun citra perusahaan.
2. Membujuk pelanggan sasaran
Membentuk pilihan merek, mengalihkan pilihan kemerek lain, mengubah
persepsi pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja
saat itu juga, mendorong pembeli untuk menerima kunjungan salesman. 3. Mengingatkan
Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan
dalam waktu dekat, mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual
produk perusahaan, membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye
iklan, menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
2.4. Bauran promosi
Promosi merupakan salah satu unsur dalam bauran pemasaran. Menurut
Shimp (2003), istilah promosi umum digunakan dalam mendeskripsikan
komunikasi dengan pelanggan maupun calon pelanggan, namun terminology
“komunikasi pemasaran” sekarang ini lebih disukai oleh para praktisi dan
Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam
bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.
Bentuk-bentuk utama dari komunikasi pemasaran dijabarkan sebagai berikut
(Shimp, 2003):
1. Penjualan Perorangan (personal selling) adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan
melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa
perusahaan.
2. Iklan (advertising) adalah suatu bentuk dari komunikasi masa atau komunikasi
direct-to consumer yang bersifat non personal dan di danai oleh perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, atau individu yang diidentifikasikan dengan
berbagai cara dalam pesan iklan. Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk
menginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu.
3. Promosi Penjualan (sales promotion) terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang
cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Sebagai bahan
perbandingan ada iklan yang didesain untuk mencapai tujuan lain yaitu
menciptakan kesadaran pada merek dan mempengaruhi sikap pelanggan.
Promosi penjualan diarahkan baik untuk perdagangan (kepada pedagang besar
dan pengecer) maupun kepada konsumen. Promosi penjualan yang
berorientasi perdagangan memberikan berbagai jenis bonus untuk
berorientasi konsumen menggunakan kupon, premium, contoh gratis,kontes/undian, potongan harga setelah pembelian dan lain-lain.
4. Pemasaran sponsorship (sponsorship) adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah
satu dari merek dengan kegiatan tertentu misalnya kompetisi besar dalam
pertandingan olahraga atau melalui suatu kegiatan sosial.
5. Publisitas (publicity), seperti halnya iklan menggambarkan komunikasi masa, namun juga tidak seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkan biaya
untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk
berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan.
Bentuk-bentuk ini dimuat dalam media cetak atau televisi secara gratis karena
perwakilan media menganggap informasi tersebut penting dan layak
disampaikan kepada khalayak mereka. Dengan demikian publitas tidak
dibiayai oleh perusahaan yang mendapatkan manfaatnya.
6. Komunikasi ditempat pembelian (point of purchase communication) melibatkan peraga, poster, tanda, dan berbagai materi lain yang didesain untuk
mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat pembelian.
7. Selain bentuk bauran promosi tersebut ada pula bentuk lainnya yaitu
pemasaran langsung (direct selling). Menurut Kotler (2005), bentuk pemasaran langsung meliputi surat langsung, katalog, telemarketing, TV interaktif, kios, pemasaran internet, peralatan bergerak (mobile device) dan lain sebagainya. Pemasaran langsung bersifat tidak umum, yaitu pesan
biasanya ditujukan pada orang tertentu. Pemasaran langsung disesuaikan
bagi orang yang dituju. Pemasaran langsung bersifat mutakhir, pesan tersebut
dapat dipersiapkan dengan sangat cepat. Pemasaran langsung bersifat
interaktif yaitu pesan tersebut dapat diubah bergantung pada tanggapan orang
tersebut.
2.5. Penyusunan Anggaran Promosi
Anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran pemasaran. Namun
demikian tidak ada standar yang pasti mengenai seberapa besar pengeluaran untuk
promosi yang harus dialokasikan. Faktor penyebabnya adalah pengeluaran
promosi itu bervariasi tergantung pada produk atau situasi pasar (Tjiptono,
1996). Berikut adalah beberapa metode yang digunakan dalam menentukan
besarnya pengeluaran untuk promosi:
1. Marginal Approach
Pendekatan ini memberikan jalan keluar bahwa pengeluaran optimal untuk
masing-masing metode promosi ditentukan dengan kondisi MR=MC.
2. Breakdown Method
Metode ini terdiri atas beberapa macam, yaitu :
a. Percentage-of-Sales Approach
Dalam pendekatan ini besarnya anggaran promosi ditentukan berdasarkan
persentase tertentu dari penjualan (tahun lalu atau prediksi penjualan tahun
depan) atau dari harga jual.
b. Affordable Method
Dalam metode ini, besarnya anggaran promosi ditetapkan berdasarkan
c. Return-on-Investment Approach
Dalam pendekatan ini pengeluaran promosi dianggap sebagai investasi. Oleh
karena itu besarnya anggaran promosi yang sesuai ditentukan dengan
membandingkan tingkat return yang diharapkan (expected return) dan tingkat
return yang diinginkan (desired return). d. Competitive-parity approach
Dalam metode ini anggaran promosi suatu perusahaan harus sesuai atau sama
dengan pengeluaran promosi pesaingnya.
3. Build-Up Method (Objective-and-task Method)
Penentuan anggaran promosi dilakukan dengan cara menentukan tujuan-tujuan
iklan, personal selling, dan sales promotion dari setiap lini produk, menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan dan besarnya biaya untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut. Jumlah biaya total dari tugas-tugas pencapaian tujuan-tujuan tersebut
merupakan biaya promosi perusahaan. Dengan metode ini dapat dianalisis secara
alamiah peranan promosi dan kontribusi promosi tersebut terhadap pencapaian
tujuan perusahaan, pengeluaran promosi juga dapat dikendalikan.
2.6. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Metoda Analytical Hierachy Process (AHP) dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharton Business School di awal tahun 1970,
yang digunakan untuk mencari rangking atau urutan prioritas dari berbagai
alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan. Dalam kehidupan sehari-hari,
seseorang senantiasa dihadapkan untuk melakukan pilihan dari berbagai
pilihan-pilihan yang telah dilakukan. Dalam situasi yang kompleks,
pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja melainkan
multifaktor dan mencakup berbagai jenjang maupun kepentingan. Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat menyederhanakan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagiannya, serta
menjadikan variabel dalam suatu hirarki (tingkatan). Masalah yang kompleks
dapat diartikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak
(multikriteria), struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari
pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta
ketidakakuratan data yang tersedia. Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari :
1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan.
Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B
adalah 1/k kali lebih penting dari A.
2. Homogenity, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukan perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk
dengan bola tenis dalam hal rasa, tetapi lebih relevan jika
membandingkan dalam hal berat.
3. Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan (complete hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna
4. Expectation, yang berarti menonjolkon penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan
data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.
Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP didasarkan
pada langkah-langkah berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan
dengan kriteria–kriteria dan alternaif–alternatif pilihan yang ingin di rangking.
3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing–masing tujuan
atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan
berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai
tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di
dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten
maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector
yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan
menggunakan matlab maupun dengan manual.
6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai
eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk
mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen–elemen pada tingkat
8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100;
maka penilaian harus diulang kembali.
Rasio Konsistensi (CR) merupakan batas ketidakkonsistenan
(inconsistency) yang ditetapkan Saaty. Rasio Konsistensi (CR) dirumuskan sebagai perbandingan indeks konsistensi (RI). Angka pembanding pada
perbandingan berpasangan adalah skala 1 sampai 9, dimana:
Skala 1 = setara antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya
Skala 3 = kategori sedang dibandingkan dengan kepentingan lainnya
Skala 7 = kategori amat kuat dibandingkan dengan kepentingan lainnya
Skala 9 = kepentingan satu secara ekstrim lebih kuat dari kepentingan lainnya.
Prioritas alternatif terbaik dari total rangking yang diperoleh
merupakan rangking yang dicari dalam Analytic Hierarchy Process (AHP) ini. Menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun
perbandingan berpasangan yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan
seluruh elemen untuk setiap sub hirarki. Perbandingan tersebut
ditransformasikan dalam bentuk matriks. Contoh, terdapat n objek yang
dinotasikan dengan (A1, A2, …, An) yang akan dinilai berdasarkan pada nilai
tingkat kepentingannya antara lain Ai dan Aj dipresentasikan dalam matriks
Tabel. 2.1 Matriks Pair-Wise Comparison
Nilai a11 adalah nilai perbandingan elemen A1 (baris) terhadap A1
(kolom)
yang menyatakan hubungan :
a) Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap kriteria C dibandingkan
dengan A1 (kolom) atau
b) Seberapa jauh dominasi Ai (baris) terhadap Ai (kolom) atau
c) Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A1 (baris) dibandingkan dengan
A1 (kolom).
Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari
skala perbandingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty, seperti pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Nilai Skala Perbandingan
Intensitas
Kepentingan Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Moderat/cukup
5 Kuat pentingnya
7 Sangat kuat pentingnya
9 Ekstrim pentingnya
Model AHP didasarkan pada pair-wise comparison matrix, dimana elemen-elemen pada matriks tersebut merupakan judgement dari decision maker. Seorang decision maker akan memberikan penilaian, mempersepsikan, ataupun memperkirakan kemungkinan dari suatu hal/peristiwa yang dihadapi.
Matriks tersebut terdapat pada setiap level of hierarchy dari suatu struktur model AHP yang membagi habis suatu persoalan. Berikut ini contoh suatu Pair-Wise Comparison Matrix pada suatu level hierarki , yaitu:
Baris 1 kolom 2: jika E dibandingkan dengan F, maka E lebih
penting/disukai/ dimungkinkan daripada F yaitu sebesar 5, artinya: E essential
atau strong importance daripada F, dan seterusnya. Angka 5 bukan berarti
bahwa E lima kali lebih besar dari F, tetapi E strong importance dibandingkan dengan F. Sebagai ilustrasi perhatikan matriks resiprokal
berikut:
Membacanya/membandingkannya, dari kiri ke kanan. Jika E dibandingkan
dengan F, maka F very strong importance daripada E dengan nilai judgement sebesar 7. Dengan demikan pada baris 1 kolom 2 diisi dengan kebalikan dari
7 yakni 1/7. Artinya, E dibanding F maka F lebih kuat dari E. Jika E dibandingkan
dengan G, maka E extreme importance daripada G dengan nilai judgement sebesar 9. Jadi baris 1 kolom 3 diisi dengan nilai 9, dan seterusnya.
2.7. Penelitian Terdahulu
Selain menggunakan acuan berupa tulisan oleh para ahli yang sudah
dibukukan dan diakui keabsahan teori yang disusun, penelitian ini juga
menjadikan penelitian sebelumnya sebagai acuan penelitian. Berikut adalah
beberapa penelitian yang identik dengan penelitian ini.
1. Penelitian oleh Kurniaty pada tahun 2007 di Institut Pertanian Bogor.
Peneliti ini juga melakukan penelitian terhadap event organizer. Perbedaannya adalah penelitian ini difokuskan pada penyusunan strategi
promosi dan bukan pada penyusunan biaya promosi. Peneliti ini juga
menggunakan metode AHP dalam mengolah data. Menurut Kurniaty biaya
promosi merupakan salah satu komponen yang penting dan menentukan
dalam menyusun strategi promosi.
2. Penelitian oleh Hamzah dan Tanjung di STIE Bisnis Indonesia. Kedua
peneliti ini melakukan penelitian pada pengaruh kebijakan promosi
terhadap penjualan obat-obatan. Mereka menyimpulkan bahwa biaya
promosi adalah hal penting yang mempengaruhi penyusunan strategi
3. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniady pada tahun 2010 yang meneliti
mengenai biaya promosi dan distribusi terhadap penjualan. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bagaimana pentingnya biaya promosi
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual merupakan sebuah konsep berpikir secara sistematis
yang didasarkan kepada proses penelitian yang dilakukan pada PT. Jasa Warsindo
dengan mengevaluasi aktifitas promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Gambar
3.1. adalah kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan antara pesepsi atau
keinginan pelanggan/klien dan ketetapan perusahaan dalam hal bauran promosi.
Untuk melihat hal ini dilakukan penelitian pada promosi penjualan, publikasi
Peringkat Bauran Promosi Menurut Pengguna Jasa
PT. Jasa Warsindo Promosi Penjualan
Publikasi Massal
Penjualan Perorangan
Direct Marketing
Iklan
Point of purchase Communication
massal, penjualan perorangan, direct marketing, iklan, point of purchase communication dan sponshorship.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Jasa Warsindo. Sebagai sebuah
perusahaan yang bervisi untuk maju, PT. Jasa Warsindo menyadari pentingnya
keberadaan aktifitas promosi. Berangkat dari pemikiran ini, PT. Jasa Warsindo
menyusun sebuah bauran promosi yang diimplementasikan dalam berbagai
rencana kegiatan promosi.
Kegiatan promosi yang telah ditetapkan haruslah didukung dengan adanya
biaya promosi. Oleh sebab itu, perusahaan turut menyusun perencanaan
(anggaran) biaya promosi yang direaliasasikan dalam biaya promosi. Realisasi
biaya promosi merupakan salah satu alat kendali terhadap implementasi bauran
promosi yang ditetapkan. Gap yang terjadi pada realisasi biaya promosi
menunjukkan adanya masalah pada bauran promosi yang ada.
Untuk mengevaluasi masalah yang ada, perlu dilakukan pengumpulan data
yang bersumber dari responden di luar perusahaan. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan penilaian objektif terhadap bauran promosi seperti apa yang
memang diinginkan oleh klien/konsumen.
Hasil pengumpulan data akan dilanjutkan dengan mengevaluasi data yang
ada dengan menggunakan pendekatan AHP. Selanjutnya hasil evaluasi akan
menjadi bentuk penyaranan bagi perusahaan terhadap masalah yang selama ini
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian studi kasus yang didukung dengan kegiatan survei.
Menurut Sinulingga (2011) survei adalah suatu penyelidikan yang
dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari
keterangan secara faktual untuk mendapatkan kebenaran. Metode survei
umumnya menggunakan instrumen kuesioner yang diisi para responden
dari objek penelitian yang ditetapkan dengan metode tertentu. Sedangkan
survei menurut Nazir (1999) adalah penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara faktual.
Studi kasus menurut Sinulingga (2011) adalah penelitian tentang status
subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik dari
keseluruhan peronalitas. Dengan penelitian ini, peneliti ingin mempelajari
secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit
sosial dari objek penelitian dengan tujuan memberikan gambaran
mendetail tentang latar belakang, sifat dan karakter khas dari kasus yang
kemudian dicoba digeneralisasi.
2. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
Menurut Sinulingga (2011), penelitian deskriptif adalah suatu jenis
dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi
tertentu
Menurut Nazir (1999) metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status kelompok manusia, suatu objek, set kondisi, sistem
pemikiran, atau pun peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif
dapat dilakukan dengan mengumpulkan, menabulasi, mengklarifikasi dan
menginterpretasikan data.
3. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini bersifat kualitatif.
Menurut Sinulingga (2011), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
memakai instrumen pengumpulan data dan analisis yang bersifat
kuantitatif. Hubungan sebab akibat yang ada dalam penelitian dianalisis
dengan pendekatan statistik dan menggunakan model-model matematis
tertentu.
Sedangkan metode kualitatif menurut Sinulingga (2011) adalah metode
penelitian yang menggunakan analisis dan pengumpulan data yang bersifat
kualitatif. Pada metode ini, realita sosial dipandang sebagai sesuatu yang
utuh, komplekSs, dinamis dan hubungan gejala yang bersifat interaktif.
Dalam penelitian kualitatif, isntrumennya adalah peneliti itu sendiri dan
analisis data bersifat induktif.
4.2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
mengumpulkan informasi langsung dari responden, seperti dengan menyebar
kuesioner AHP ke klien PT. Jasa Warsindo.
Data sekunder diperoleh dengan cara pengamatan ataupun pengumpulan
data secara tidak langsung. Data diperoleh dari pihak ke dua (bukan langsung dari
sumbernya) seperti dengan mengumpulkan literatur terkait penelitian.
4.3. Populasi dan Sampel
Responden yang dipilih untuk menjawab kuesioner AHP adalah manager
promosi/marketing dari perusahaan atau pun account executive dari perusahaan
event organizer nasional yang selama ini menggunakan jasa PT. Jasa Warsindo yang berjumlah 11 perusahaan, Perusahaan-perusahaan tersebut adalah:
1. PT. HM Sampoerna Tbk,
2. PT. SmartFren Tbk
3. PT. Bintang Toedjoe
4. PT. Telkom
5. PT. Pertamina Persero
6. Malaysia Airlines
7. Singapore Toursim Board
10.Creative Style Jakarta 11.Deteksi Production Jakarta
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan cara sebagai berikut :
1. Pengamatan (Observation), atas kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. Jasa Warsindo.
2. Wawancara (Interview) secara langsung dengan pihak yang berhak dan berwenang di perusahaan. Metode wawancara diperoleh dengan bertanya
langsung kepada responden yang benar-benar memahami tentang kegiatan
promosi. Wawancara ini juga bertujuan untuk memberikan masukan
kepada peneliti dalam menyusun hierarki.
3. Daftar Pertanyaan (Questioner)
Sedangkan metode pengisian kuesioner untuk penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode AHP.
4. Studi dokumentasi (Documentation), mengumpulkan dan mempelajari data-data yang berhubungan dengan penelitian seperti laporan tahunan,
profil perusahaan, struktur organisasi, buku-buku dan jurnal-jurnal yang
diperoleh melalui perpustakaan dan internet
4.5. Variabel Penelitian
- Penjualan perorangan
- Iklan
- Publikasi massal
- Promosi penjualan
- Direct marketing
- Point of purchase communication
- Sponsorship
4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Seluruh informasi dan data yang dikumpulkan dari pihak manajemen
seperti kegiatan promosi PT. Jasa Warsindo, identifikasi faktor-faktor penyusun
kegiatan promosi, aktor akan dianalisis dengan menggunakan metode AHP.
Metode AHP adalah suatu model yang luwes yang memungkinkan
pengambilan keputusan dengan mengkombinasikan pertimbangan dan nilai-nilai
pribadi secara logis. AHP memiliki beberapa keuntungan seperti, AHP
mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan
memungkinkan pemilihan alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan yang ada,
menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tak
memaksakan pemikiran linier, mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk
memisahkan elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan
mengelompokan unsur yang serupa dalam setiap tingkat, serta melacak
konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam
1. Penyajian sistem secara hierarki dapat digunakan untuk menjelaskan
bagaimana perubahan – perubahan prioritas pada level atas mempengaruhi
prioritas elemen-elemen level dibawahnya.
2. Hierarki memberikan banyak info yang lengkap pada struktur dan fungsi
suatu sistem dalam level yang lebih rendah dan memberikan gambaran
tentang prilaku – prilaku dan tujuan pada level yang lebih tinggi.
3. Sistem alamiah yang disusun secara hierarki,yaitu dengan membangun
konstruksi modul dan akhirnya menyusun rakitan-rakitan dan modul-
modul itu. Hal ini jauh lebih efisien daripada merakit modul-modul
tersebut secara keseluruhan .
4. Hierarki lebih stabil dan lentur (fleksibel). Stabil dalam arti bahwa
perubahan - perubahan kecil mempunyai efek yang kecil. Fleksibel berarti
bahwa penambahan untuk mendapatkan suatu hierarki yang tersruktur
baik,tidak akan mengganggu unjuk kerjanya.
4.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Jasa Warsindo selama 8 (delapan) minggu,
Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Jenis Kegiatan
Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penyusunan Usulan Geladikarya
2 Kolokium Usulan Geladikarya
3 Pengumpulan dan Analisa Data
4 Penyusunan Geladikarya
5 Seminar Perusahaan
6 Perbaikan Geladikarya
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Umum Perusahaan
Perusahaan berdiri pada tahun 2006 yang dirintis oleh Jimmy Udjaja dan
rekan-rekan Berawal dari keseragaman visi dari beberapa profesional dengan
latar belakang pendidikan dan keahlian yang berbeda, serta ingin menuangkan
kreatifitas maka terbentuklah sebuah perusahaan jasa event organizer yang diberi nama Smile Organizer (CV. SUKSES MAKMUR INDAH LESTARI), seiring dengan berkembangnya perusahaan ini merubah status hukum perusahaanya
menjadi perseroan terbatas PT. JASA WARSINDO sesuai dengan surat
Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor
AHU-13099.AH.01.01. Tahun 2008. Alamat perusahaan berada di Jl. Candi
Borobudur No. 14 A Medan.
PT. JASA WARSINDO mempunyai visi yaitu “ Make Your Dream Come True”, dengan misi yaitu :
- Memberikan pelayanan terbaik kepada klien sehingga meningkatkan
kepuasan dan loyalitas klien
- Memberikan ide-ide kreatif dan unik pada setiap eventnya sehingga
membuat differensiasi dengan perusahaan pesaing
- Meningkatkan pendapatan perusahaan dengan menambah jumlah
Seiring dengan perkembanganya perusahaan juga mengembangkan usaha
di bidang periklanan (advertising) dengan nama LIMA ADVERTISING
5.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu bentuk yang menunjukkan
aspek-aspek pokok dan hubungan antar bagian serta saluran pengawasan yang
menduduki masing-masing jabatan. Struktur organisasi juga menggambarkan
pembagian tugas yang penting serta garis otoritas formal. Dan kesemuanya ini
merupakan tanggung jawab pimpinan perusahaan untuk mengkoordinir
perusahaan dan bekerja lebih efektif dan efisien.
Struktur organisasi PT. JASA WARSINDO memperlihatkan bentuk
struktur organisasi ‘garis dan staf’, dimana setiap bawahan memiliki atasan
tertentu untuk mempertanggung jawabkan masing-masing tugas yang diberikan.
Gambar 5.1. Struktur Organisasi PT. JASA WARSINDO
Berdasarkan Struktur Organisasi tersebut, maka struktur tugas dan wewenang
sebagai berikut:
• Managing Director : memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam mengatur, mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan aktifitas
perusahaan , mendata potensi-potensi produk yang dapat ditawarkan
kepada target pasar, dan menganalisa kelangsungan hidup perusahaan.
• Event Director ; yang bertanggung jawab akan suatu acara, membuat laporan kegiatan evaluasi acara, memastikan suatu acara berjalan
survei biaya, serta supplier (vendor) , membuat anggaran promosi perusahaan dan mengestimasi keuntungan dalam penerimaan proyek
• Financial Director : mengatur keuangan perusahaan dan membuat laporan keuangan perusahaan,
• Account Executive ; mengembangkan ide kreatif , mencari proyek, membuat network pemasaran, presentasi dan meyakinkan klien.
• Production Executive ; membuat perencanaan dari peralatan dan perlengakapan untuk kebutuhan event seperti sound system, panggung, lighting system , dan lain-lain , memastikan dan memeriksa peralataan
dan perlengkapan tersebut dan berfungsi dengan baik pada saat event
berlangsung, mencari outsourcing crew, memberikan seluruh arahan mengenai tugas kepada seluruh crew yang terlibat dalam acara, memastikan crew tersebut menguasai bidang pekerjaannya,
• Administration Staff : mencatat seluruh transaksi untuk setiap pelaksanaan event, menjadwalkan pembayaran kepada vendor, talent
dan lain-lain, melakukan penagihan terhadap klien, membuat laporan
keuangan setiap event yang dikerjakan
• General Staff ; membantu kegiatan operasional setiap bagian.
5.3. Bauran Pemasaran Perusahaan
5.3.1. Produk (Product)
Jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan berupa kegiatan event
seperti pameran, seminar, peluncuran produk dan hiburan seperti konser musik,
olahraga, dan gathering. Produk tersebut merupakan jasa yang memiliki sifat tidak
berwujud yang memberikan nilai kepada konsumen, hanya klien yang dapat
merasakannya. Produk tesebut dapat dirasakan oleh konsumen pada saat kegiatan
tersebut dilaksanakan. Perusahaan berusaha untuk menyiapkan produk yang
diharapkan oleh klien ketika mereka akan menggunakan jasa perusahaan seperti
mempersiapkan semua kebutuhan dan kelengkapan yang diinginkan oleh klien.
5.3.2. Harga (Price)
Penentuan harga dalam penyediaan jasa event atau kegiatan menjadi
masalah yang penting yang dihadapi oleh perusahaan. Selain melakukan
penentuan harga, pihak manajemen juga harus memperhatikan kemampuan klien
dalam melakukan pembelian jasa event organizer. PT. Jasa Warsindo berusaha untuk menawarkan harga yang menarik dan dan sesuai dengan kondisi pasar saat
itu. Dalam hal ini, perusahaan menetapkan sistem penentuan harga setelah
melakukan survei, baik itu survei tempat, harga maupun survei supplier atau
vendor untuk suatu acara. Konsumen melakukan pembayaran jasa pada saat event selesai dilaksanakan, sebelumnya biaya ditanggung sepenuhnya oleh pihak PT.
Jasa Warsindo, hal ini diharapkan akan memberikan kepuasan kepada konsumen
5.3.3. Distribusi/Jaringan (Place)
Distribusi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan kegiatan
penyampaian produk jasa kepada konsumen. Dalam hal ini perusahaan secara
langsung menyampaikan produknya kepada konsumen melalui account executive. Seorang account executive memiliki tugas seperti meyakinkan klien, melakukan
network pemasaran dan presentasi produk jasa kepada calon klien. Dengan adanya bantuan seorang account executive yang dapat berkomunikasi dengan klien dan mampu menawarkan produk secara jelas, maka proses penyampaian jasa
dapat berlangsung dengan lancar.
5.3.4. Promosi (Promotion)
Program pemasaran yang dilakukan oleh PT. Jasa Warsindo tidak akan
berhasil tanpa adanya promosi. Promosi merupakan salah satu cara untuk
mengkomunikasikan produk jasa perusahaan. Dalam melaksanakan promosi,
perusahaan melakukan berbagai cara seperti menyediakan berbagai informasi
yang dibutuhkan oleh konsumen, membujuk konsumen akan kelebihan produk
jasa perusahaan, dan mendorong konsumen untuk menggunakan jasa dari PT. Jasa
Warsindo. Promosi yang dilakukan bersifat langsung dan fokus kepada target
pasar yang sudah ditetapkan yaitu perusahaan nasional, perusahaan multi nasional
dan event organizer nasional. PT. Jasa Warsindo melakukan promosi secara langsung melalui account executive yang dapat menginformasikan secara jelas dan terperinci mengenai perusahaan. PT. Jasa Warsindo juga melakukan promosi
satu caranya adalah bekerjasama dengan media partner seperti Radio Kiss FM,
Prambors, Delta FM, Harian Analisa, Waspada dan lain-lain.
5.3.5. Orang (Personal)
Orang-orang yang terkait dan terlibat didalam PT. Jasa Warsindo adalah
karyawan perusahaan, supplier (vendor), pengisi acara (MC, Band, Dancer dan lain-lain). Yang ikut serta dalam menyukseskan acara, selain itu untuk
pelaksanaan acara perusahaan menggunakan crew, untuk membantu
melakasanakan suatu event.
5.3.6. Proses (Process)
Dalam menciptakan dan menyampaikan produk jasa kepada klien,
perusahaan menciptakan suatu proses yang menjelaskan sistem yang digunakan
oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Proses bermula dari sebuah
perencanaan (plan) yang dilakukan secara matang dan terperinci oleh perusahaan. Berbagai rencana dikemukakan oleh setiap tingkat jabatan, baik itu
rencana jangka pendek maupun jangka panjang. Proses berlanjut kepada
pendanaan (fund), pendanaan pada tahap ini di tanggung sepenuhnya oleh perusahaan sebelum akhirnya dibayar oleh klien. Didalam pendanaan semua hal
dihitung dengan hati-hati agar tidak keluar dari rancangan anggaran belanja
perusahaan. Selanjutnya adalah proses Decision (keputusan), setelah rencana dan anggaran ditetapkan, selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan.
lebih dimata klien. Dalam proses pemesanan (order), klien akan melakukan permintaan jenis event yang mereka inginkan sesuai dengan keinginan mereka. Setelah pesanan dipenuhi oleh pihak PT. JASA WARSINDO maka perusahaan
akan mendapatkan pendapatan (revenue) yang didapat dari klien melalui sistem pembayaran. Proses selanjutnya adalah laporan keuangan (financial report), laporan keuangan ini akan menyajikan seluruh pembiayaan perusahaan baik
keuntungan yang didapat maupun kerugiannya.
5.3.7. Produktivitas dan Kualitas
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada klien, perusahan
meningkatkan profesionalitas karyawannya dengan melakukan berbagai
pengawasan dan pengarahan kepada setiap karyawannya. Selain itu, konsumen
dapat memberikan saran atau kritik kepada perusahaan mengenai pemberian
pelayanan ataupun tentang komplain melalui alamat email perusahaan di
smileorganizer@yahoo.com.
5.3.8. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik merupakan fasilitas pendukung yang memberikan petunjuk
visual atau berwujud lainnya yang memberikan bukti atas kualitas jasanya. Setiap
kali PT. Jasa Warsindo memperkenalkan produknya, dengan mengajukan
company profile kepada perusahaan-perusahaan atau konsumen. Company profile
yang ditawarkan berbentuk cd interactive dan juga berbentuk proposal. Selain itu,
Warsindo. Selain itu bukti fisik lainnya adalah dokumentasi event yang pernah
dikerjakan oleh perusahan sebelumnya.
PT. Jasa Warsindo saat ini telah melaksanakan banyak event dan
mempunyai beberapa perusahaan klien yang telah berulang kali menggunakan
jasa PT. Jasa Warsindo antara lain : PT. HM Sampoerna Tbk, PT. Smart Telecom
Tbk, Deteksi Production, PT. Bintang Toedjoe, M-150, Mandiri Kartu Kredit,
Singapore Tourism Board, Malaysia Airlines dan lain-lain.
5.4. Bauran Promosi PT. Jasa Warsindo
PT. Jasa Warsindo merupakan suatu perusahaan jasa event organizer yang berdiri semenjak tahun 2006. Untuk itu, kegiatan promosi merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan oleh perusahaan sehingga semua
produk jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diketahui oleh calon klien.
Tanpa adanya promosi, calon klien tidak akan mengetahui ataupun mengenal
produk perusahaan . Oleh karena itu beberapa aktifitas promosi yang dilakukan
oleh perusahaan adalah :
5.4.1. Penjualan Perorangan (Personal Selling)
Kegiatan promosi dengan personal selling merupakan kegiatan promosi yang paling sering dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan promosi penjualan
tersebut dilakukan dengan promosi langsung dengan tatap muka, yaitu kegiatan
yang dilakukan dengan cara menginformasikan langsung kepada sasaran klien
tentang produk perusahaan , sehingga klien akan merasa tertarik dan
menggunakan jasa perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk tenaga
account executive, perusahaan masih memiliki keterbatasan sumber daya manusia, oleh karena itu karyawan lainnya seringkali ikut membantu account executive. Dalam kegiatan ini account executive memberikan penjelasan mengenai produk jasa secara terperinci, penjelasan tersebut dilakukan dengan
cara presentasi. Account executive dalam memberikan penjelasannya harus mampu berkomunikasi dengan baik dan berpenampilan menarik agar terlihat
profesional dimata konsumen dan dapat meyakinkan konsumen.
5.4.2. Periklanan (Advertising)
PT. Jasa Warsindo melakukan kegiatan periklanan melalui iklan luar
ruang seperti baliho, billboard dan lain-lain mengenai event yang akan diselenggarakan oleh perusahaan. Selain itu perusahaan juga memasang iklan
pada media Yellow Pages , sehingga diharapkan dapat memberikan informasi kepada calon klien untuk mengetahui mengenai produk dan dapat berkomunikasi
langsung dengan perusahaan.
5.4.3. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Dalam melakukan promosi melalui direct marketing, perusahaan melakukan kegiatan pemasaran langsung dengan menggunakan media elektronik
seperti telepon, fax dan email. Dengan melakukan promosi seperti ini perusahaan dapat menghemat waktu dan biaya. Tetapi cara ini kurang berhasil karena
kurangnya tenaga yang dapat melakukan pekerjaan ini. Selain itu perusahaan atau
tindak lanjut setelah ada pertemuan tatap muka dengan calon klien. PT. Jasa
Warsindo menggunakan media promosi ini untuk dapat meyakinkan konsumen
lebih jauh mengenai produk jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Diharapkan
perusahaan tidak akan kehilangan klien , karena adanya kontak/komunikasi secara
berkesinambungan dengan para calon klien. Selain itu perusahaan juga
menggunakan fasilitas email sebagai sarana untuk mengirimkan pesan kepada
para calon klien yang dianggap potensial.
5.4.4. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
PT. Jasa Warsindo melakukan promosi penjualan karena dianggap dapat
menarik calon klien dalam menggunakan produk jasa. Saat ini banyak sekali
pesaing yang menawarkan produk serupa kepada konsumen. Dengan melakukan
promosi penjualan, maka perusahaan memiliki keunggulan dibandingkan
pesaingnya dengan cara memberikan keuntungan lebih kepada konsumen. Salah
satu caranya adalah dengan memberikan potongan harga kepada klien sesuai
dengan kesepakatan didalam kontrak, potongan harga tersebut berkisar antara
5%-10% kepada calon klien yang baru pertama kali akan menggunakan jasaPT. Jasa
Warsindo. Diharapkan dengan adanya potongan harga tersebut, klien tersebut
akan menggunakan kembali jasa perusahaan dalam event selanjutnya.
5.4.5. Komunikasi di Tempat Pembelian (Point of Purchase Communication)
PT. Jasa Warsindo melakukan kegiatan komunikasi ditempat pembelian
jasa dengan cara memberikan company profile, kepada para calon konsumen yang berada ditempat pembelian jasa ketika event sedang berlangsung. Kegiatan ini
launching produk, dan kegiatan lainnya yang diadakan oleh perusahaan. Selain itu
juga ada tenaga account executive yang berada di tempat tersebut, yang siap untuk menjelaskan dan menginformasikan mengenai produk jasa PT. Jasa Warsindo
kepada para calon klien yang tertarik. Dengan cara ini diharapkan perusahaan
dapat menjaring para calon klien.
5.4.6. Publisitas Media Massa (Publicity)
Dalam pelaksanaan event kerap perusahaan mengundang wartawan dari beberapa media massa baik elektronik maupun cetak dalam acara Press Conference , tujuanya adalah menginformasikan kepada masyarakat mengenai event yang akan dilaksanakan oleh perusahaan, sehingga masyarakat dapat
menghadiri event tersebut, selain itu juga berfungsi sebagai informasi kepada
calon klien mengenai event yang dapat dilaksanakan oleh PT. Jasa Warsindo.
5.4.7. Sponsorship
PT. Jasa Warsindo juga sering terlibat dalam membantu lembaga-lembaga
kepemudaan dan komunitas sosial dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan mereka
,dalam hal ini perusahaan memberikan kontribusi dalam bentuk jasa
penyelenggaran acara tanpa memungut bayaran dan mempromosikan acara
melalui beberapa media iklan yang dimiliki oleh perusahaan. Kegiatan diharapkan
BAB VI
ANALISIS DATA
6.1. Responden dan Atribut Penelitian
Pada penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada 11 (sebelas) responden,
dimana kesemua responden tersebut adalah klien yang pernah menggunakan jasa
PT. Jasa Warsindo. Kuesioner yang disebarkan ditujukan untuk mengukur jenis
promosi apakah yang sangat mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan
terkait penggunaan jasa yang disediakan oleh PT. Jasa Warsindo.
Tabel 6.1. adalah tabel yang digunakan sebagai kuesioner yang disajikan
kepada responden. Pada tabel ini, responden diminta untuk memilih jawaban
sesuai dengan standar pengisian kuesioner AHP. Berikut ini adalah keterangan
mengenai Tabel 6.1:
Ppe = Penjualan perorangan
I = Iklan
Prp = Promosi penjualan
S = Sponsorship
Pmass = Publikasi massal
Tabel 6.1. Kuesioner AHP Penelitian
Perhitungan AHP terdiri dari beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut
adalah sebagai berikut:
6.2.1. Pengumpulan Matriks Pendapat Individu (MPI)
Pendapat masing-masing responden akan dikumpulkan dalam matriks
responden dengan mengikuti kaidah-kaidah pengisian dan rekapitulasi data AHP.
Berikut ini adalah MPI yang dikumpulkan:
Tabel 6.2. MPI Responden 1
Ppe I Prp S Pmass POPC DM
Ppe 1.00 0.33 0.50 1.00 3.00 0.25 2.00
I 3.00 1.00 0.20 0.33 0.20 0.33 0.50
Prp 2.00 5.00 1.00 5.00 5.00 4.00 5.00
S 1.00 3.00 0.20 1.00 2.00 1.00 3.00
Pmass 0.33 5.00 0.20 0.50 1.00 2.00 1.00
POPC 4.00 3.00 0.25 1.00 0.50 1.00 0.33
DM 0.50 2.00 0.20 0.33 1.00 3.00 1.00
Dengan menggunakan cara yang sama, pengumpulan MPI juga dilakukan
terhadap 10 responden lainnya. Hasil pengumpulan MPI terhadap keseluruhan
responden dapat dilihat pada lampiran.
6.2.2. Perhitungan Matriks Pendapat Gabungan (MPB)
Dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh MPB seperti pada Tabel. 6.3.
Pengolahan Horizontal terdiri dari tiga bagia n, yaitu penentuan vektor
prioritas (Vektor Eigen), uji konsistensi dan revisi MPI dan MPG yang memiliki Rasio Inkonsistensi tinggi.
Vektor Prioritas dapat dicari dengan metode berikut:
1. Jumlahkan setiap elemen dalam masing-masing kolom Matriks
Pembandingan Berpasangan (MPB) yang telah terisi, dan dapatkan vektor
baris Cj, dengan
Cj = [cj] dan Cj = Σ aij
cj = elemen vektor baris Cj pada kolom j
aij = elemen MPB yang diolah pada baris ke-i dan kolom ke-j
Sebagai contoh perhitungan, untuk mendapatkan jumlah total
kolom pada kolom Ppe diperoleh dari hasil penjumlahan elemen-elemen
= 0,0909+2.7927+0.3636+0,0303+0,1455+0,4310+0,0033
= 3.8573
Dengan cara yang sama maka penjumlan kolom MPB dapat dilihat pada
Tabel 6.4.
MPB yang ada dinormalisasi dengan cara membagi setiap elemen matriks
pada setiap kolom dengan elemen vektor baris Cj pada kolom tersebut yang telah
didapat dari pengolahan pada langkah sebelumnya. Diperoleh matriks normalisasi
dij dengan
dij =
aij cj
dimana,
dij = elemen MPB setelah dinormalisasi pada baris ke-i kolom ke-j
Sebagai contoh, untuk mendapatkan elemen matriks yang dinormalisasi
pada baris Ppe dan kolom Ppe, diperoleh melalui cara membagikan nilai elemen
matriks (yang belum dinormalisasi) pada kolom dan baris yang sama dengan
236
Dengan menggunakan metoda perhitungan yang sama , maka normalisasi
MPB dapat dilihat pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5. Normalisasi MPB
Elemen-elemen matriks normalisasi yang berada dalam satu baris
dijumlahkan dan didapat vektor kolom Ei dengan ei sebagai elemennya, dengan ei
= elemen vektor kolom Ei pada baris ke-i.
Untuk mendapatkan jumlah baris pada baris Ppe, diperoleh dengan cara
menjumlahkan
= 0,0236 + 0.0001 + 0,0868 + 0,1506 + 0.0052 + 0.0025 + 0,8563
= 1,1250
Dengan cara yang sama juga dilakukan untuk baris matriks lainnya, hasil