• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Bauran Promosi Pada Perusahaan Jasa Event Organizer PT. Jasa Warsindo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Bauran Promosi Pada Perusahaan Jasa Event Organizer PT. Jasa Warsindo"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI BAURAN PROMOSI PADA PERUSAHAAN JASA

EVENT ORGANIZER

PT. JASA WARSINDO

GELADIKARYA

Oleh :

RIDHAN AMIN HAREFA

NIM : 077007013

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN GELADIKARYA

Judul Geladikarya : Evaluasi Bauran Promosi Pada Perusahaan Jasa

Event Organizer PT. Jasa Warsindo

Nama : Ridhan Amin Harefa

NIM : 077007013

Program Studi : Magister Manajemen

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE

Ketua

Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM

Anggota

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

PT. Jasa Warsindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa advertising dan event organizer. Perusahaan ini menghadapi permasalahan dalam hal penyususnan bauran promosinya. Masalah tersebut adalah ketidaksesuaian antara bauran promosi yang dibentuk oleh perusahaan dan bauran promosi yang diinginkan oleh klien. Hal ini terlihat dari adanya gap antara biaya promosi yang dianggarkan dan realisasinya. Artinya ada anggaran promosi yang tidak digunakan sepenuhnya. Hal ini mengindikasikan adanya bauran promosi yang tidak bekerja dengan baik.

Untuk mengetahui bauran promosi yang diinginkan oleh klien, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode AHP. Metode AHP dipilih karena metode ini dapat mengkuantifikasi berbagai keinginan atau pendapat yang bersifat subjektif. Penyusunan kuesioner AHP difokuskan pada pertanyaan seputar bauran promosi yang dilakukan oleh perusahaan ini, yaitu penjualan perorangan, promosi penjualan, publikasi massal, direct marketing, iklan, point of purchase communication, dan sponsorship.

Selama ini perusahaan menekankan bauran promosinya pada penjualan perorangan, iklan, promosi penjualan, publikasi massal, sponsorship, direct marketing, dan point of purchase communication. Ternyata, setelah dilakukan penelitian, terdapat perubahan prioritas bauran promosi menurut klien, yaitu klien lebih memilih promosi penjualan, publikasi massal, penjualan perorangan, direct marketing, iklan, point of purchase communication, dan sponshorship.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi perusahaan terkait dengan penyusunan bauran promosinya. Penelitian ini memiliki nili CR = 7.906. Hal ini berarti bahwa penelitian ini sudah konsisten dan tidak perlu diakukan penyebaran ulang kuesioner.

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa geladikarya yang berjudul:

Evaluasi Bauran Promosi Pada Perusahaan Jasa Event Organizer PT. Jasa Warsindo

adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua

sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas.

Medan, 24 Mei 2012

Yang Membuat Pernyataan

(5)

RIWAYAT HIDUP

Ridhan Amin Harefa, lahir di Jakarta, tanggal 26 Juli 1981, anak pertama

dari dua bersaudara dari pasangan bapak H. Ir. Ridwan Harefa dan ibu Hj. Ritha

Nasution

Pendidikan di mulai dari:

SD Khalsa Medan...……….………. Lulus Tahun 1993

SMP Negeri 1 Medan………... Lulus Tahun 1996

SMA Negeri 1 Medan……….. Lulus Tahun 1999

Politeknik Negeri Medan………. Lulus Tahun 2002

Teknik Industri Universitas Sumatera Utara……… Lulus Tahun 2006

Pekerjaan di mulai dari:

Sebagai karyawan perusahaan swasta dimulai tahun 2004 dengan

bergabung dengan:

1. PT. Centro Kreatifindo, sebagai Business Development Officer hingga tahun 2006

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga gladikarya ini dapat

diselesaikan. Gladikarya ini ditulis dalam rangka memenuhi persyaratan

menyelesaikan program studi Magister Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara dengan judul: “Evaluasi Bauran Promosi Perusahaan Jasa Event Organizer PT. Jasa Warsindo”.

Dalam menyelesaikan geladikarya ini penulis banyak memperoleh bantuan

baik pengajaran, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

perkenankan penulis pada kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian geladikarya ini, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program

Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Ketua Komisi

Pembimbing.

4. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Anggota Komisi

Pembimbing.

5. Seluruh para guru besar dan dosen di Program Studi Magister

(7)

6. Seluruh para Staf Administrasi di Program Studi Magister Manajemen

Universitas Sumatera Utara.

7. Orang tua penulis (bapak H. Ir. Ridwan Harefa dan ibu Hj. Ritha

Nasution) atas dorongan dan motivasi dalam menyelesaikan studi ini.

8. Kepada teman-teman yang telah banyak memberikan inspirasi,

masukkan dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan geladikarya

ini, serta pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan

geladikarya ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata kepada Allah SWT juga kita serahkan dan semoga bimbingan,

arahan yang diberikan akan menjadi amal ibadah dan akan mendapatkan imbalan

yang layak dari-Nya. Semoga geladikarya ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, 24 Mei 2012

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN GELADIKARYA ... i

ABSTRAK ... ii

1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II : LANDASAN TEORI ... 7

2.1. Definisi Event Organizer ... 7

2.2. Strategi Bauran Pemasaran Jasa ... 7

2.3. Promosi ... 10

2.4. Bauran Promosi ... 11

2.5. Penyusunan Anggaran Promosi ... 14

2.6. Analytical Hierarchy Process (AHP) ... 15

2.7. Penelitian Terdahulu ... 21

(9)

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN ... 25

4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 29

4.7. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 30

BAB V : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 32

5.1. Sejarah Umum Perusahaan ... 32

5.2. Struktur Organisasi ... 33

5.3. Bauran Pemasaran Perusahaan ... 36

5.3.1. Produk (Product) ... 36

6.1. Responden dan Atribut Penelitian ... 44

(10)

6.2.1. Pengumpulan Matriks Pendapat Individu ... 45

6.2.2. Perhitungan Matriks Pendapat Gabungan ... 46

6.2.3. Pengolahan Horizontal ... 47

6.3. Uji Konsistensi ... 52

6.4. Evaluasi Bauran Promosi PT. Jasa Warsindo ... 57

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

7.1. Kesimpulan ... 59

7.2. Saran ... 60

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Tabulasi Biaya Promosi dan Penjualan Jasa Tahun 2006-2010 ... 3

Tabel 2.1. Matriks Pair-Wise Comparison ... 19

Tabel 2.2. Nilai Skala Perbandingan ... 19

Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 31

Tabel 6.1. Kuesioner AHP Penelitian ... 45

Tabel 6.2. MPI Responden I ... 46

Tabel 6.3. MPB Penelitian ... 47

Tabel 6.4. Penjumlahan Kolom MPB ... 48

Tabel 6.5. Normalisasi MPB ... 49

Tabel 6.6. Perhitungan Nilai Ei ... 50

Tabel 6.7. Perhitungan Nilai Fi ... 51

Tabel 6.8. Urutan Prioritas Jenis Promosi ... 51

Tabel 6.9. Matriks Awal Untuk Menghitung Nilai Konsistensi ... 52

Tabel 6.10. Matriks Baru (Hasil Perkalian dengan Nilai Fi) ... 53

Tabel 6.11. Menghitung Nilai Hi ... 54

Tabel 6.12. Perhitungan Nilai Ii ... 54

Tabel 6.13. Nilai Random Indeks Untuk Tiap Ordo Matriks... 56

Tabel 6.14. Anggaran Biaya Promosi Untuk Tiap Jenis Promosi ... 57

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Grafik Amggaran Promosi dan Realisasi Promosi ... 3

Gambar 1.2. Grafik Target Event dan Realisasi Event ... 4

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 23

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER ... L-1

(14)

RINGKASAN EKSEKUTIF

PT. Jasa Warsindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa advertising dan event organizer. Perusahaan ini menghadapi permasalahan dalam hal penyususnan bauran promosinya. Masalah tersebut adalah ketidaksesuaian antara bauran promosi yang dibentuk oleh perusahaan dan bauran promosi yang diinginkan oleh klien. Hal ini terlihat dari adanya gap antara biaya promosi yang dianggarkan dan realisasinya. Artinya ada anggaran promosi yang tidak digunakan sepenuhnya. Hal ini mengindikasikan adanya bauran promosi yang tidak bekerja dengan baik.

Untuk mengetahui bauran promosi yang diinginkan oleh klien, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode AHP. Metode AHP dipilih karena metode ini dapat mengkuantifikasi berbagai keinginan atau pendapat yang bersifat subjektif. Penyusunan kuesioner AHP difokuskan pada pertanyaan seputar bauran promosi yang dilakukan oleh perusahaan ini, yaitu penjualan perorangan, promosi penjualan, publikasi massal, direct marketing, iklan, point of purchase communication, dan sponsorship.

Selama ini perusahaan menekankan bauran promosinya pada penjualan perorangan, iklan, promosi penjualan, publikasi massal, sponsorship, direct marketing, dan point of purchase communication. Ternyata, setelah dilakukan penelitian, terdapat perubahan prioritas bauran promosi menurut klien, yaitu klien lebih memilih promosi penjualan, publikasi massal, penjualan perorangan, direct marketing, iklan, point of purchase communication, dan sponshorship.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi perusahaan terkait dengan penyusunan bauran promosinya. Penelitian ini memiliki nili CR = 7.906. Hal ini berarti bahwa penelitian ini sudah konsisten dan tidak perlu diakukan penyebaran ulang kuesioner.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha saat ini tidak lepas dari adanya persaingan

bisnis antar perusahaan. Untuk dapat mempertahankan kredibilitas

perusahaan-perusahaan yang telah lama berdiri dan munculnya perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan baru

yang saling bersaing dalam mendapat minat dan memperoleh keuntungan usaha

dari masyarakat luas, menjadikan perusahaan-perusahaan tersebut berupaya untuk

memperkenalkan usahanya dan bidang-bidang bisnis atau produk apa saja yang

mereka miliki kepada masyarakat.

Saluran komunikasi media tradisional seperti media elektronik, media

cetak dan billboard saat ini tidak lagi cukup untuk menyampaikan pesan kepada sasaran. Hal ini dapat dirasakan dari banyaknya perusahaan yang setiap hari

mengiklankan produknya. Sedikitnya 7000 iklan dalam sehari ditayangkan di

televisi. Dengan adanya kondisi tersebut, maka para perusahaan atau pemasar

terdorong untuk mencari alternatif tambahan guna mendukung aktivitas

komunikasi agar pesan komunikasinya diterima secara baik oleh sasarannya.

Alternatif tambahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui promosi

melalui event. Event merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan cara membuat suatu kegiatan tertentu yang dapat

memperkenalkan produk atau perusahaannya kepada masyarakat dansasaran yang

(16)

festival, peluncuran produk dan berbagai kegiatan yang dianggap dapat memasarkan produk suatu perusahaan. Saat ini promosi melalu event semakin berkembang dan banyak dilakukan diIndonesia. Hal ini ditandai dengan adanya

berbagai event spektakuler yangdiadakan oleh berbagai perusahaan.

Perusahaan yang dulu sangat mengandalkan advertising atau periklanan sebagai sarana untuk komunikasi pemasaran kini mulai beralih kepada promosi

melalui kegiatan event. Hal ini menyebabkan bisnis event organizer di Indonesia akhir-akhir ini semakin berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan

penyelenggaraan event. Oleh karena itu peran event organizer menjadi kebutuhan yang utama bagi para perusahaan untuk mengadakan event-event yang sukses dan berkualitas. Maraknya persaingan pada bisnis event organizer membuat para event organizer harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat bertahan dalam persaingan tersebut.

Pertumbuhan dan perkembangan bisnis yang demikian pesatnya bukanlah

menjadi isapan jempol semata. Sejak tahun 2006, sebuah event organizer PT. Jasa Warsindo atau lebih dikenal dengan nama Smile Organizer didirikan untuk mengakomodir perkembangan bisnis perusahaan. PT. Jasa Warsindo bertujuan

untuk membantu perusahaan-perusahaan pengguna jasanya dalam hal

menjalankan kegiatan promosinya. PT. Jasa Warsindo tidak menjadi pemain

tunggal dalam industri kreatif berbasis kegiatan promosi. Sebelumnya sudah ada

beberapa perusahaan sejenis yang berkecimpung dalam industri yang sama.

Belakangan, turut pula bermunculan perusahaan-perusahaan baru yang juga

(17)

Jasa Warsindo. Tabel 1.1 menunjukkan total nilai pekerjaan, dan target yang

ditetapkan oleh perusahaan.

Tabel 1.1. Tabulasi Biaya Promosi dan Penjualan Jasa Tahun 2006-2010

Tahun

Promosi

(Juta Rupiah) Persentase (%)

Penjualan Jasa

(juta Rupiah) Persentase (%)

Anggaran Realisasi Target Realisasi

2006 125 57.73 46.18 2500 1246 49.84

2007 150 110.63 73.75 3000 4174 139.13

2008 225 137.16 60.96 4500 4012 89.16

2009 225 69.09 30.71 4500 1508 33.51

2010 150 113.38 75.59 3000 2850 95

Sumber : PT. Jasa Warsindo (data diolah)

Berdasarkan informasi yang ditampilkan pada Tabel 1.1, maka grafik gap

antara anggaran biaya promosi dan realisasi biaya promosi dapat dilihat pada

Gambar 1.1.

(18)

Gambar 1.2. Grafik Target Event dan Realisasi Event

Pada gambar di atas terlihat bahwa sejak mulai beroperasinya perusahaan

hingga tahun kedua, terjadi peningkatan jumlah pekerjaan. Namun memasuki

periode tahun ke tiga dan empat, terjadi penurunan nilai pekerjaan yang cukup

signifikan. Barulah pada tahun ke 5, terjadi peningkatan nilai pekerjaan walaupun

peningkatan tersebut belum mampu mendapatkan target yang ditetapkan. Jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan, maka perusahaan baru berhasil

memenuhi target pekerjaannya pada tahun ke-2 . Sedangkan trend biaya promosi

terlihat cenderung menaik dan mengikuti bentuk trend jumlah atau realisasi event. Seiring dengan pertumbuhan jumlah pesaing, semakin diperlukan

perubahan-perubahan dalam kegiatan promosi. Oleh sebab itu, penelitian ini

difokuskan untuk membahas mengenai kegiatan promosi yang dilaksanakan oleh

(19)

1.2.Rumusan Masalah

Latar belakang diatas menunjukkan adanya gap antara target yang

ditetapkan dan pencapaiannya. Target yang ditetapkan cenderung terus tumbuh

tiap tahunnya. Realisasi target baru berjalan dengan baik hanya pada tahun ke 2.

Melihat hal lainnya, yakni jenis-jenis promosi yang dilakukan, terlihat bahwa

adanya peningkatan kegiatan promosi yang dilakukan sejak tahun pertama. Biaya

promosi yang dikeluarkan semakin tinggi, namun realisasi pencapaian target tidak

signifikan dengan peningkatan biaya promosi tersebut. Terlihat juga anggaran

promosi yang di anggarkan oleh perusahaan tidak terpakai seluruhnya untuk

melakukan aktifitas promosi

Melihat latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai adanya

ketidaksesuaian antara bauran promosi yang diharapkan oleh klien/konsumen

dengan bauran promosi yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini terlihat dari

tidak terserapnya anggaran biaya promosi secara keseluruhan. Keadaan ini juga

mengindikasikan adanya bauran promosi yang berjalan dengan tidak semestinya.

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah

1. Untuk mengetahui bauran promosi menurut persepsi klien atau pengguna jasa

PT. Jasa Warsindo.

2. Menyusun bauran promosi yang tepat seusai dengan harapan klien atau

(20)

1.4.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Bagi pihak perusahaan, dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai

bauran promosi yang tepat sesuai dengan harapan pengguna jasa

perusahaan.

2. Bagi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara, tulisan ini

diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan mengenai

bauran promosi

3. Bagi penulis, memberikan pengetahuan yang bermanfaat untuk

mengetahui tentang bauran promosi..

4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memberikan referensi yang baik dalam

penelitian bidang promosi untuk bisnis jasa event organizer.

1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup penelitian yang terdiri dari:

1. Bauran promosi yang diterapkan oleh perusahaan

2. Upaya yang sedang diimplementasikan perusahaan terkait kegiatan

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Event Organizer

Event organizer (EO) memiliki berbagai nama, seperti event coordinator,

event planner, maupun event management. Namun secara garis besar, tetap memiliki fungsi dan tugas yang sama. Menurut Natoradjo (2011), EO adalah

perusahaan yang bercirikan:

- EO adalah sebuah bisnis dan profesi yang menawarkan jasa

- EO mengumpulkan dan mempertemukan khalayak untuk sebuah tujuan

- EO bertanggung jawab melakukan penelitian, membuat desain event, merencanakan, melakukan koordinasi, supervisi, dan pengawasan terhadap

pelaksanaan, kelangsungan, realisasi dan keberhasilan sebuah event.

- EO memproduksi atau menghadirkan sebuah event untuk memenuhi

kebutuhan serta keinginan atas permintaan klien, penyelenggara, orang

atau instansi yang mempunyai hajat. Dengan kata lain, EO adalah

pelaksana acara yang melakukan pekerjaannya atas permintaan klien

(orang yang memiliki hajat atau penyelenggara acara)

2.2. Strategi Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan

(22)

Bauran pemasaran jasa dapat juga digunakan untuk menyusun strategi jangka

panjang dan merancang program taktik jangka pendek.

Menurut Natroadjo (2011) EO merupakan perusahaan jasa, sehingga

bentuk-bentuk bauran pemasaran jasa dapat diaplikasikan dalam perusahaan EO.

Bauran pemasaran jasa tersebut adalah:

1. Produk (Product)

Menurut Tjiptono (2006) produk jasa merupakan bentuk penawaran

organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui

pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Sedangkan menurut Kotler (2005)

produk mempunyai makna segala sesuatu yang bisa ditawarkan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan. Kotler (2005) mengidentifikasi keragaman dalam

penawaran produk yaitu: Produk fisik murni, produk fisik dengan jasa pendukung,

Hybrid, Jasa utama yang dilengkapi dengan barang dan jasa minor, dan yang terakhir jasa murni. Dalam pengembangannya produk jasa harus memiliki

keunikan khusus yang berbeda dengan barang, oleh karena itu produk jasa tidak

akan bisa sama yang dirasakan pelanggan yang satu dengan yang lainnya.

2. Harga (Price)

Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis,

seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi

harga di antara berbagai kelompok pelanggan. Menurut Tjiptono (2006) harga

diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non moneter)

(23)

signifikan atas kualitas. Tjiptono (2006) juga mengelompokkan penetapan harga

menjadi tiga kategori yang saling berkaitan: satisfaction-based pricing, relationship pricing dan eficiency pricing. Terdapat beberapa tipe jasa yang memungkinkan terjadinya diskriminasi harga diantara pasar jasa tersebut, dan

banyak pula jasa yang yang dipasarkan oleh sektor publik dengan harga subsidi

atau bahkan gratis. Sehingga dalam penetapan harga untuk produk jasa sangat

kompleksitas.

3. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran. Berdasarkan

Laksana (2008) promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang

berasal dari informasi yang tepat dengan bertujuan untuk merubah sikap dan

tingkah laku pembeli, dari yang belum kenal sehingga dapat menjadi pembeli dan

tetap mengingat produk tersebut. Dalam bauran promosi tradisional terdapat

berbagai metode untuk mengomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan

potensial dan aktual.

4. Lokasi (Place)

Place merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan

(24)

5. Orang (People)

Orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran, oleh karena itu

setiap perusahaan harus dapat memperhatikan para karyawan dengan baik melalui

standarisasi dalam perusahaan, karena dalam perusahaan jasa kualitas dari

karyawan adalah menjadi nilai tambah yang dapat membedakan kualitas jasa yang

diberikan oleh pesaingnya.

6. Proses (Process)

Proses produksi merupakan faktor yang penting bagi konsumen jasa,

karena dalam perusahaan jasa cara melayani dan waktu yang dibutuhkan

pelanggan untuk mendapatkan pelayanan akan menentukan kepuasan pelanggan

nantinya. Dalam manajemen jasa dan manajemen operasi terkait erat dan sulit

dibedakan dengan tegas.

7. Layanan Pelanggan (Customer Service)

Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total

jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Manajemen kualitas jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan berkaitan erat dengan kebijakan

desain produk dan personalia perusahaan.

2.3. Promosi

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan

(25)

pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Menginformasikan

Menginformasikan pasar mengenai produk baru, memperkenalkan cara

pemakaian yang baru dari suatu produk, menyampaikan perubahan harga kepada

pasar, menjelaskan cara kerja produk, menginformasikan jasa-jasa yang

disediakan, meluruskan kesan yang salah, mangurangi ketakutan atau

kekhawatiran pembeli, membangun citra perusahaan.

2. Membujuk pelanggan sasaran

Membentuk pilihan merek, mengalihkan pilihan kemerek lain, mengubah

persepsi pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja

saat itu juga, mendorong pembeli untuk menerima kunjungan salesman. 3. Mengingatkan

Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan

dalam waktu dekat, mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual

produk perusahaan, membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye

iklan, menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

2.4. Bauran promosi

Promosi merupakan salah satu unsur dalam bauran pemasaran. Menurut

Shimp (2003), istilah promosi umum digunakan dalam mendeskripsikan

komunikasi dengan pelanggan maupun calon pelanggan, namun terminology

“komunikasi pemasaran” sekarang ini lebih disukai oleh para praktisi dan

(26)

Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam

bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan

menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.

Bentuk-bentuk utama dari komunikasi pemasaran dijabarkan sebagai berikut

(Shimp, 2003):

1. Penjualan Perorangan (personal selling) adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan

melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa

perusahaan.

2. Iklan (advertising) adalah suatu bentuk dari komunikasi masa atau komunikasi

direct-to consumer yang bersifat non personal dan di danai oleh perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, atau individu yang diidentifikasikan dengan

berbagai cara dalam pesan iklan. Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk

menginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu.

3. Promosi Penjualan (sales promotion) terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang

cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Sebagai bahan

perbandingan ada iklan yang didesain untuk mencapai tujuan lain yaitu

menciptakan kesadaran pada merek dan mempengaruhi sikap pelanggan.

Promosi penjualan diarahkan baik untuk perdagangan (kepada pedagang besar

dan pengecer) maupun kepada konsumen. Promosi penjualan yang

berorientasi perdagangan memberikan berbagai jenis bonus untuk

(27)

berorientasi konsumen menggunakan kupon, premium, contoh gratis,kontes/undian, potongan harga setelah pembelian dan lain-lain.

4. Pemasaran sponsorship (sponsorship) adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah

satu dari merek dengan kegiatan tertentu misalnya kompetisi besar dalam

pertandingan olahraga atau melalui suatu kegiatan sosial.

5. Publisitas (publicity), seperti halnya iklan menggambarkan komunikasi masa, namun juga tidak seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkan biaya

untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk

berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan.

Bentuk-bentuk ini dimuat dalam media cetak atau televisi secara gratis karena

perwakilan media menganggap informasi tersebut penting dan layak

disampaikan kepada khalayak mereka. Dengan demikian publitas tidak

dibiayai oleh perusahaan yang mendapatkan manfaatnya.

6. Komunikasi ditempat pembelian (point of purchase communication) melibatkan peraga, poster, tanda, dan berbagai materi lain yang didesain untuk

mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat pembelian.

7. Selain bentuk bauran promosi tersebut ada pula bentuk lainnya yaitu

pemasaran langsung (direct selling). Menurut Kotler (2005), bentuk pemasaran langsung meliputi surat langsung, katalog, telemarketing, TV interaktif, kios, pemasaran internet, peralatan bergerak (mobile device) dan lain sebagainya. Pemasaran langsung bersifat tidak umum, yaitu pesan

biasanya ditujukan pada orang tertentu. Pemasaran langsung disesuaikan

(28)

bagi orang yang dituju. Pemasaran langsung bersifat mutakhir, pesan tersebut

dapat dipersiapkan dengan sangat cepat. Pemasaran langsung bersifat

interaktif yaitu pesan tersebut dapat diubah bergantung pada tanggapan orang

tersebut.

2.5. Penyusunan Anggaran Promosi

Anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran pemasaran. Namun

demikian tidak ada standar yang pasti mengenai seberapa besar pengeluaran untuk

promosi yang harus dialokasikan. Faktor penyebabnya adalah pengeluaran

promosi itu bervariasi tergantung pada produk atau situasi pasar (Tjiptono,

1996). Berikut adalah beberapa metode yang digunakan dalam menentukan

besarnya pengeluaran untuk promosi:

1. Marginal Approach

Pendekatan ini memberikan jalan keluar bahwa pengeluaran optimal untuk

masing-masing metode promosi ditentukan dengan kondisi MR=MC.

2. Breakdown Method

Metode ini terdiri atas beberapa macam, yaitu :

a. Percentage-of-Sales Approach

Dalam pendekatan ini besarnya anggaran promosi ditentukan berdasarkan

persentase tertentu dari penjualan (tahun lalu atau prediksi penjualan tahun

depan) atau dari harga jual.

b. Affordable Method

Dalam metode ini, besarnya anggaran promosi ditetapkan berdasarkan

(29)

c. Return-on-Investment Approach

Dalam pendekatan ini pengeluaran promosi dianggap sebagai investasi. Oleh

karena itu besarnya anggaran promosi yang sesuai ditentukan dengan

membandingkan tingkat return yang diharapkan (expected return) dan tingkat

return yang diinginkan (desired return). d. Competitive-parity approach

Dalam metode ini anggaran promosi suatu perusahaan harus sesuai atau sama

dengan pengeluaran promosi pesaingnya.

3. Build-Up Method (Objective-and-task Method)

Penentuan anggaran promosi dilakukan dengan cara menentukan tujuan-tujuan

iklan, personal selling, dan sales promotion dari setiap lini produk, menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan dan besarnya biaya untuk mencapai

tujuan-tujuan tersebut. Jumlah biaya total dari tugas-tugas pencapaian tujuan-tujuan tersebut

merupakan biaya promosi perusahaan. Dengan metode ini dapat dianalisis secara

alamiah peranan promosi dan kontribusi promosi tersebut terhadap pencapaian

tujuan perusahaan, pengeluaran promosi juga dapat dikendalikan.

2.6. Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metoda Analytical Hierachy Process (AHP) dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharton Business School di awal tahun 1970,

yang digunakan untuk mencari rangking atau urutan prioritas dari berbagai

alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan. Dalam kehidupan sehari-hari,

seseorang senantiasa dihadapkan untuk melakukan pilihan dari berbagai

(30)

pilihan-pilihan yang telah dilakukan. Dalam situasi yang kompleks,

pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja melainkan

multifaktor dan mencakup berbagai jenjang maupun kepentingan. Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat menyederhanakan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagiannya, serta

menjadikan variabel dalam suatu hirarki (tingkatan). Masalah yang kompleks

dapat diartikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak

(multikriteria), struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari

pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta

ketidakakuratan data yang tersedia. Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari :

1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan.

Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B

adalah 1/k kali lebih penting dari A.

2. Homogenity, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukan perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk

dengan bola tenis dalam hal rasa, tetapi lebih relevan jika

membandingkan dalam hal berat.

3. Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan (complete hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna

(31)

4. Expectation, yang berarti menonjolkon penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan

data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.

Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP didasarkan

pada langkah-langkah berikut:

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan kriteria–kriteria dan alternaif–alternatif pilihan yang ingin di rangking.

3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing–masing tujuan

atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan

berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai

tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di

dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.

5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten

maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector

yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan

menggunakan matlab maupun dengan manual.

6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai

eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk

mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen–elemen pada tingkat

(32)

8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100;

maka penilaian harus diulang kembali.

Rasio Konsistensi (CR) merupakan batas ketidakkonsistenan

(inconsistency) yang ditetapkan Saaty. Rasio Konsistensi (CR) dirumuskan sebagai perbandingan indeks konsistensi (RI). Angka pembanding pada

perbandingan berpasangan adalah skala 1 sampai 9, dimana:

Skala 1 = setara antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya

Skala 3 = kategori sedang dibandingkan dengan kepentingan lainnya

Skala 7 = kategori amat kuat dibandingkan dengan kepentingan lainnya

Skala 9 = kepentingan satu secara ekstrim lebih kuat dari kepentingan lainnya.

Prioritas alternatif terbaik dari total rangking yang diperoleh

merupakan rangking yang dicari dalam Analytic Hierarchy Process (AHP) ini. Menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun

perbandingan berpasangan yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan

seluruh elemen untuk setiap sub hirarki. Perbandingan tersebut

ditransformasikan dalam bentuk matriks. Contoh, terdapat n objek yang

dinotasikan dengan (A1, A2, …, An) yang akan dinilai berdasarkan pada nilai

tingkat kepentingannya antara lain Ai dan Aj dipresentasikan dalam matriks

(33)

Tabel. 2.1 Matriks Pair-Wise Comparison

Nilai a11 adalah nilai perbandingan elemen A1 (baris) terhadap A1

(kolom)

yang menyatakan hubungan :

a) Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap kriteria C dibandingkan

dengan A1 (kolom) atau

b) Seberapa jauh dominasi Ai (baris) terhadap Ai (kolom) atau

c) Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A1 (baris) dibandingkan dengan

A1 (kolom).

Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari

skala perbandingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty, seperti pada

Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Nilai Skala Perbandingan

Intensitas

Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Moderat/cukup

5 Kuat pentingnya

7 Sangat kuat pentingnya

9 Ekstrim pentingnya

(34)

Model AHP didasarkan pada pair-wise comparison matrix, dimana elemen-elemen pada matriks tersebut merupakan judgement dari decision maker. Seorang decision maker akan memberikan penilaian, mempersepsikan, ataupun memperkirakan kemungkinan dari suatu hal/peristiwa yang dihadapi.

Matriks tersebut terdapat pada setiap level of hierarchy dari suatu struktur model AHP yang membagi habis suatu persoalan. Berikut ini contoh suatu Pair-Wise Comparison Matrix pada suatu level hierarki , yaitu:

Baris 1 kolom 2: jika E dibandingkan dengan F, maka E lebih

penting/disukai/ dimungkinkan daripada F yaitu sebesar 5, artinya: E essential

atau strong importance daripada F, dan seterusnya. Angka 5 bukan berarti

bahwa E lima kali lebih besar dari F, tetapi E strong importance dibandingkan dengan F. Sebagai ilustrasi perhatikan matriks resiprokal

berikut:

(35)

Membacanya/membandingkannya, dari kiri ke kanan. Jika E dibandingkan

dengan F, maka F very strong importance daripada E dengan nilai judgement sebesar 7. Dengan demikan pada baris 1 kolom 2 diisi dengan kebalikan dari

7 yakni 1/7. Artinya, E dibanding F maka F lebih kuat dari E. Jika E dibandingkan

dengan G, maka E extreme importance daripada G dengan nilai judgement sebesar 9. Jadi baris 1 kolom 3 diisi dengan nilai 9, dan seterusnya.

2.7. Penelitian Terdahulu

Selain menggunakan acuan berupa tulisan oleh para ahli yang sudah

dibukukan dan diakui keabsahan teori yang disusun, penelitian ini juga

menjadikan penelitian sebelumnya sebagai acuan penelitian. Berikut adalah

beberapa penelitian yang identik dengan penelitian ini.

1. Penelitian oleh Kurniaty pada tahun 2007 di Institut Pertanian Bogor.

Peneliti ini juga melakukan penelitian terhadap event organizer. Perbedaannya adalah penelitian ini difokuskan pada penyusunan strategi

promosi dan bukan pada penyusunan biaya promosi. Peneliti ini juga

menggunakan metode AHP dalam mengolah data. Menurut Kurniaty biaya

promosi merupakan salah satu komponen yang penting dan menentukan

dalam menyusun strategi promosi.

2. Penelitian oleh Hamzah dan Tanjung di STIE Bisnis Indonesia. Kedua

peneliti ini melakukan penelitian pada pengaruh kebijakan promosi

terhadap penjualan obat-obatan. Mereka menyimpulkan bahwa biaya

promosi adalah hal penting yang mempengaruhi penyusunan strategi

(36)

3. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniady pada tahun 2010 yang meneliti

mengenai biaya promosi dan distribusi terhadap penjualan. Hasil

penelitian ini juga menunjukkan bagaimana pentingnya biaya promosi

(37)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual merupakan sebuah konsep berpikir secara sistematis

yang didasarkan kepada proses penelitian yang dilakukan pada PT. Jasa Warsindo

dengan mengevaluasi aktifitas promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Gambar

3.1. adalah kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan antara pesepsi atau

keinginan pelanggan/klien dan ketetapan perusahaan dalam hal bauran promosi.

Untuk melihat hal ini dilakukan penelitian pada promosi penjualan, publikasi

Peringkat Bauran Promosi Menurut Pengguna Jasa

PT. Jasa Warsindo Promosi Penjualan

Publikasi Massal

Penjualan Perorangan

Direct Marketing

Iklan

Point of purchase Communication

(38)

massal, penjualan perorangan, direct marketing, iklan, point of purchase communication dan sponshorship.

Penelitian ini dilakukan pada PT. Jasa Warsindo. Sebagai sebuah

perusahaan yang bervisi untuk maju, PT. Jasa Warsindo menyadari pentingnya

keberadaan aktifitas promosi. Berangkat dari pemikiran ini, PT. Jasa Warsindo

menyusun sebuah bauran promosi yang diimplementasikan dalam berbagai

rencana kegiatan promosi.

Kegiatan promosi yang telah ditetapkan haruslah didukung dengan adanya

biaya promosi. Oleh sebab itu, perusahaan turut menyusun perencanaan

(anggaran) biaya promosi yang direaliasasikan dalam biaya promosi. Realisasi

biaya promosi merupakan salah satu alat kendali terhadap implementasi bauran

promosi yang ditetapkan. Gap yang terjadi pada realisasi biaya promosi

menunjukkan adanya masalah pada bauran promosi yang ada.

Untuk mengevaluasi masalah yang ada, perlu dilakukan pengumpulan data

yang bersumber dari responden di luar perusahaan. Hal ini bertujuan untuk

mendapatkan penilaian objektif terhadap bauran promosi seperti apa yang

memang diinginkan oleh klien/konsumen.

Hasil pengumpulan data akan dilanjutkan dengan mengevaluasi data yang

ada dengan menggunakan pendekatan AHP. Selanjutnya hasil evaluasi akan

menjadi bentuk penyaranan bagi perusahaan terhadap masalah yang selama ini

(39)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Metode Penelitian

1. Pendekatan penelitian studi kasus yang didukung dengan kegiatan survei.

Menurut Sinulingga (2011) survei adalah suatu penyelidikan yang

dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

keterangan secara faktual untuk mendapatkan kebenaran. Metode survei

umumnya menggunakan instrumen kuesioner yang diisi para responden

dari objek penelitian yang ditetapkan dengan metode tertentu. Sedangkan

survei menurut Nazir (1999) adalah penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari

keterangan-keterangan secara faktual.

Studi kasus menurut Sinulingga (2011) adalah penelitian tentang status

subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik dari

keseluruhan peronalitas. Dengan penelitian ini, peneliti ingin mempelajari

secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit

sosial dari objek penelitian dengan tujuan memberikan gambaran

mendetail tentang latar belakang, sifat dan karakter khas dari kasus yang

kemudian dicoba digeneralisasi.

2. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

Menurut Sinulingga (2011), penelitian deskriptif adalah suatu jenis

(40)

dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi

tertentu

Menurut Nazir (1999) metode deskriptif adalah suatu metode dalam

meneliti status kelompok manusia, suatu objek, set kondisi, sistem

pemikiran, atau pun peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif

dapat dilakukan dengan mengumpulkan, menabulasi, mengklarifikasi dan

menginterpretasikan data.

3. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini bersifat kualitatif.

Menurut Sinulingga (2011), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

memakai instrumen pengumpulan data dan analisis yang bersifat

kuantitatif. Hubungan sebab akibat yang ada dalam penelitian dianalisis

dengan pendekatan statistik dan menggunakan model-model matematis

tertentu.

Sedangkan metode kualitatif menurut Sinulingga (2011) adalah metode

penelitian yang menggunakan analisis dan pengumpulan data yang bersifat

kualitatif. Pada metode ini, realita sosial dipandang sebagai sesuatu yang

utuh, komplekSs, dinamis dan hubungan gejala yang bersifat interaktif.

Dalam penelitian kualitatif, isntrumennya adalah peneliti itu sendiri dan

analisis data bersifat induktif.

4.2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

(41)

mengumpulkan informasi langsung dari responden, seperti dengan menyebar

kuesioner AHP ke klien PT. Jasa Warsindo.

Data sekunder diperoleh dengan cara pengamatan ataupun pengumpulan

data secara tidak langsung. Data diperoleh dari pihak ke dua (bukan langsung dari

sumbernya) seperti dengan mengumpulkan literatur terkait penelitian.

4.3. Populasi dan Sampel

Responden yang dipilih untuk menjawab kuesioner AHP adalah manager

promosi/marketing dari perusahaan atau pun account executive dari perusahaan

event organizer nasional yang selama ini menggunakan jasa PT. Jasa Warsindo yang berjumlah 11 perusahaan, Perusahaan-perusahaan tersebut adalah:

1. PT. HM Sampoerna Tbk,

2. PT. SmartFren Tbk

3. PT. Bintang Toedjoe

4. PT. Telkom

5. PT. Pertamina Persero

6. Malaysia Airlines

7. Singapore Toursim Board

(42)

10.Creative Style Jakarta 11.Deteksi Production Jakarta

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan cara sebagai berikut :

1. Pengamatan (Observation), atas kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. Jasa Warsindo.

2. Wawancara (Interview) secara langsung dengan pihak yang berhak dan berwenang di perusahaan. Metode wawancara diperoleh dengan bertanya

langsung kepada responden yang benar-benar memahami tentang kegiatan

promosi. Wawancara ini juga bertujuan untuk memberikan masukan

kepada peneliti dalam menyusun hierarki.

3. Daftar Pertanyaan (Questioner)

Sedangkan metode pengisian kuesioner untuk penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode AHP.

4. Studi dokumentasi (Documentation), mengumpulkan dan mempelajari data-data yang berhubungan dengan penelitian seperti laporan tahunan,

profil perusahaan, struktur organisasi, buku-buku dan jurnal-jurnal yang

diperoleh melalui perpustakaan dan internet

4.5. Variabel Penelitian

(43)

- Penjualan perorangan

- Iklan

- Publikasi massal

- Promosi penjualan

- Direct marketing

- Point of purchase communication

- Sponsorship

4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Seluruh informasi dan data yang dikumpulkan dari pihak manajemen

seperti kegiatan promosi PT. Jasa Warsindo, identifikasi faktor-faktor penyusun

kegiatan promosi, aktor akan dianalisis dengan menggunakan metode AHP.

Metode AHP adalah suatu model yang luwes yang memungkinkan

pengambilan keputusan dengan mengkombinasikan pertimbangan dan nilai-nilai

pribadi secara logis. AHP memiliki beberapa keuntungan seperti, AHP

mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan

memungkinkan pemilihan alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan yang ada,

menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tak

memaksakan pemikiran linier, mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk

memisahkan elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan

mengelompokan unsur yang serupa dalam setiap tingkat, serta melacak

konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam

(44)

1. Penyajian sistem secara hierarki dapat digunakan untuk menjelaskan

bagaimana perubahan – perubahan prioritas pada level atas mempengaruhi

prioritas elemen-elemen level dibawahnya.

2. Hierarki memberikan banyak info yang lengkap pada struktur dan fungsi

suatu sistem dalam level yang lebih rendah dan memberikan gambaran

tentang prilaku – prilaku dan tujuan pada level yang lebih tinggi.

3. Sistem alamiah yang disusun secara hierarki,yaitu dengan membangun

konstruksi modul dan akhirnya menyusun rakitan-rakitan dan modul-

modul itu. Hal ini jauh lebih efisien daripada merakit modul-modul

tersebut secara keseluruhan .

4. Hierarki lebih stabil dan lentur (fleksibel). Stabil dalam arti bahwa

perubahan - perubahan kecil mempunyai efek yang kecil. Fleksibel berarti

bahwa penambahan untuk mendapatkan suatu hierarki yang tersruktur

baik,tidak akan mengganggu unjuk kerjanya.

4.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Jasa Warsindo selama 8 (delapan) minggu,

(45)

Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Jenis Kegiatan

Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Penyusunan Usulan Geladikarya

2 Kolokium Usulan Geladikarya

3 Pengumpulan dan Analisa Data

4 Penyusunan Geladikarya

5 Seminar Perusahaan

6 Perbaikan Geladikarya

(46)

BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Sejarah Umum Perusahaan

Perusahaan berdiri pada tahun 2006 yang dirintis oleh Jimmy Udjaja dan

rekan-rekan Berawal dari keseragaman visi dari beberapa profesional dengan

latar belakang pendidikan dan keahlian yang berbeda, serta ingin menuangkan

kreatifitas maka terbentuklah sebuah perusahaan jasa event organizer yang diberi nama Smile Organizer (CV. SUKSES MAKMUR INDAH LESTARI), seiring dengan berkembangnya perusahaan ini merubah status hukum perusahaanya

menjadi perseroan terbatas PT. JASA WARSINDO sesuai dengan surat

Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor

AHU-13099.AH.01.01. Tahun 2008. Alamat perusahaan berada di Jl. Candi

Borobudur No. 14 A Medan.

PT. JASA WARSINDO mempunyai visi yaitu “ Make Your Dream Come True”, dengan misi yaitu :

- Memberikan pelayanan terbaik kepada klien sehingga meningkatkan

kepuasan dan loyalitas klien

- Memberikan ide-ide kreatif dan unik pada setiap eventnya sehingga

membuat differensiasi dengan perusahaan pesaing

- Meningkatkan pendapatan perusahaan dengan menambah jumlah

(47)

Seiring dengan perkembanganya perusahaan juga mengembangkan usaha

di bidang periklanan (advertising) dengan nama LIMA ADVERTISING

5.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu bentuk yang menunjukkan

aspek-aspek pokok dan hubungan antar bagian serta saluran pengawasan yang

menduduki masing-masing jabatan. Struktur organisasi juga menggambarkan

pembagian tugas yang penting serta garis otoritas formal. Dan kesemuanya ini

merupakan tanggung jawab pimpinan perusahaan untuk mengkoordinir

perusahaan dan bekerja lebih efektif dan efisien.

Struktur organisasi PT. JASA WARSINDO memperlihatkan bentuk

struktur organisasi ‘garis dan staf’, dimana setiap bawahan memiliki atasan

tertentu untuk mempertanggung jawabkan masing-masing tugas yang diberikan.

(48)

Gambar 5.1. Struktur Organisasi PT. JASA WARSINDO

Berdasarkan Struktur Organisasi tersebut, maka struktur tugas dan wewenang

sebagai berikut:

Managing Director : memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam mengatur, mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan aktifitas

perusahaan , mendata potensi-potensi produk yang dapat ditawarkan

kepada target pasar, dan menganalisa kelangsungan hidup perusahaan.

Event Director ; yang bertanggung jawab akan suatu acara, membuat laporan kegiatan evaluasi acara, memastikan suatu acara berjalan

(49)

survei biaya, serta supplier (vendor) , membuat anggaran promosi perusahaan dan mengestimasi keuntungan dalam penerimaan proyek

Financial Director : mengatur keuangan perusahaan dan membuat laporan keuangan perusahaan,

Account Executive ; mengembangkan ide kreatif , mencari proyek, membuat network pemasaran, presentasi dan meyakinkan klien.

Production Executive ; membuat perencanaan dari peralatan dan perlengakapan untuk kebutuhan event seperti sound system, panggung, lighting system , dan lain-lain , memastikan dan memeriksa peralataan

dan perlengkapan tersebut dan berfungsi dengan baik pada saat event

berlangsung, mencari outsourcing crew, memberikan seluruh arahan mengenai tugas kepada seluruh crew yang terlibat dalam acara, memastikan crew tersebut menguasai bidang pekerjaannya,

Administration Staff : mencatat seluruh transaksi untuk setiap pelaksanaan event, menjadwalkan pembayaran kepada vendor, talent

dan lain-lain, melakukan penagihan terhadap klien, membuat laporan

keuangan setiap event yang dikerjakan

General Staff ; membantu kegiatan operasional setiap bagian.

(50)

5.3. Bauran Pemasaran Perusahaan

5.3.1. Produk (Product)

Jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan berupa kegiatan event

seperti pameran, seminar, peluncuran produk dan hiburan seperti konser musik,

olahraga, dan gathering. Produk tersebut merupakan jasa yang memiliki sifat tidak

berwujud yang memberikan nilai kepada konsumen, hanya klien yang dapat

merasakannya. Produk tesebut dapat dirasakan oleh konsumen pada saat kegiatan

tersebut dilaksanakan. Perusahaan berusaha untuk menyiapkan produk yang

diharapkan oleh klien ketika mereka akan menggunakan jasa perusahaan seperti

mempersiapkan semua kebutuhan dan kelengkapan yang diinginkan oleh klien.

5.3.2. Harga (Price)

Penentuan harga dalam penyediaan jasa event atau kegiatan menjadi

masalah yang penting yang dihadapi oleh perusahaan. Selain melakukan

penentuan harga, pihak manajemen juga harus memperhatikan kemampuan klien

dalam melakukan pembelian jasa event organizer. PT. Jasa Warsindo berusaha untuk menawarkan harga yang menarik dan dan sesuai dengan kondisi pasar saat

itu. Dalam hal ini, perusahaan menetapkan sistem penentuan harga setelah

melakukan survei, baik itu survei tempat, harga maupun survei supplier atau

vendor untuk suatu acara. Konsumen melakukan pembayaran jasa pada saat event selesai dilaksanakan, sebelumnya biaya ditanggung sepenuhnya oleh pihak PT.

Jasa Warsindo, hal ini diharapkan akan memberikan kepuasan kepada konsumen

(51)

5.3.3. Distribusi/Jaringan (Place)

Distribusi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan kegiatan

penyampaian produk jasa kepada konsumen. Dalam hal ini perusahaan secara

langsung menyampaikan produknya kepada konsumen melalui account executive. Seorang account executive memiliki tugas seperti meyakinkan klien, melakukan

network pemasaran dan presentasi produk jasa kepada calon klien. Dengan adanya bantuan seorang account executive yang dapat berkomunikasi dengan klien dan mampu menawarkan produk secara jelas, maka proses penyampaian jasa

dapat berlangsung dengan lancar.

5.3.4. Promosi (Promotion)

Program pemasaran yang dilakukan oleh PT. Jasa Warsindo tidak akan

berhasil tanpa adanya promosi. Promosi merupakan salah satu cara untuk

mengkomunikasikan produk jasa perusahaan. Dalam melaksanakan promosi,

perusahaan melakukan berbagai cara seperti menyediakan berbagai informasi

yang dibutuhkan oleh konsumen, membujuk konsumen akan kelebihan produk

jasa perusahaan, dan mendorong konsumen untuk menggunakan jasa dari PT. Jasa

Warsindo. Promosi yang dilakukan bersifat langsung dan fokus kepada target

pasar yang sudah ditetapkan yaitu perusahaan nasional, perusahaan multi nasional

dan event organizer nasional. PT. Jasa Warsindo melakukan promosi secara langsung melalui account executive yang dapat menginformasikan secara jelas dan terperinci mengenai perusahaan. PT. Jasa Warsindo juga melakukan promosi

(52)

satu caranya adalah bekerjasama dengan media partner seperti Radio Kiss FM,

Prambors, Delta FM, Harian Analisa, Waspada dan lain-lain.

5.3.5. Orang (Personal)

Orang-orang yang terkait dan terlibat didalam PT. Jasa Warsindo adalah

karyawan perusahaan, supplier (vendor), pengisi acara (MC, Band, Dancer dan lain-lain). Yang ikut serta dalam menyukseskan acara, selain itu untuk

pelaksanaan acara perusahaan menggunakan crew, untuk membantu

melakasanakan suatu event.

5.3.6. Proses (Process)

Dalam menciptakan dan menyampaikan produk jasa kepada klien,

perusahaan menciptakan suatu proses yang menjelaskan sistem yang digunakan

oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Proses bermula dari sebuah

perencanaan (plan) yang dilakukan secara matang dan terperinci oleh perusahaan. Berbagai rencana dikemukakan oleh setiap tingkat jabatan, baik itu

rencana jangka pendek maupun jangka panjang. Proses berlanjut kepada

pendanaan (fund), pendanaan pada tahap ini di tanggung sepenuhnya oleh perusahaan sebelum akhirnya dibayar oleh klien. Didalam pendanaan semua hal

dihitung dengan hati-hati agar tidak keluar dari rancangan anggaran belanja

perusahaan. Selanjutnya adalah proses Decision (keputusan), setelah rencana dan anggaran ditetapkan, selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan.

(53)

lebih dimata klien. Dalam proses pemesanan (order), klien akan melakukan permintaan jenis event yang mereka inginkan sesuai dengan keinginan mereka. Setelah pesanan dipenuhi oleh pihak PT. JASA WARSINDO maka perusahaan

akan mendapatkan pendapatan (revenue) yang didapat dari klien melalui sistem pembayaran. Proses selanjutnya adalah laporan keuangan (financial report), laporan keuangan ini akan menyajikan seluruh pembiayaan perusahaan baik

keuntungan yang didapat maupun kerugiannya.

5.3.7. Produktivitas dan Kualitas

Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada klien, perusahan

meningkatkan profesionalitas karyawannya dengan melakukan berbagai

pengawasan dan pengarahan kepada setiap karyawannya. Selain itu, konsumen

dapat memberikan saran atau kritik kepada perusahaan mengenai pemberian

pelayanan ataupun tentang komplain melalui alamat email perusahaan di

smileorganizer@yahoo.com.

5.3.8. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Bukti fisik merupakan fasilitas pendukung yang memberikan petunjuk

visual atau berwujud lainnya yang memberikan bukti atas kualitas jasanya. Setiap

kali PT. Jasa Warsindo memperkenalkan produknya, dengan mengajukan

company profile kepada perusahaan-perusahaan atau konsumen. Company profile

yang ditawarkan berbentuk cd interactive dan juga berbentuk proposal. Selain itu,

(54)

Warsindo. Selain itu bukti fisik lainnya adalah dokumentasi event yang pernah

dikerjakan oleh perusahan sebelumnya.

PT. Jasa Warsindo saat ini telah melaksanakan banyak event dan

mempunyai beberapa perusahaan klien yang telah berulang kali menggunakan

jasa PT. Jasa Warsindo antara lain : PT. HM Sampoerna Tbk, PT. Smart Telecom

Tbk, Deteksi Production, PT. Bintang Toedjoe, M-150, Mandiri Kartu Kredit,

Singapore Tourism Board, Malaysia Airlines dan lain-lain.

5.4. Bauran Promosi PT. Jasa Warsindo

PT. Jasa Warsindo merupakan suatu perusahaan jasa event organizer yang berdiri semenjak tahun 2006. Untuk itu, kegiatan promosi merupakan suatu

kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan oleh perusahaan sehingga semua

produk jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diketahui oleh calon klien.

Tanpa adanya promosi, calon klien tidak akan mengetahui ataupun mengenal

produk perusahaan . Oleh karena itu beberapa aktifitas promosi yang dilakukan

oleh perusahaan adalah :

5.4.1. Penjualan Perorangan (Personal Selling)

Kegiatan promosi dengan personal selling merupakan kegiatan promosi yang paling sering dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan promosi penjualan

tersebut dilakukan dengan promosi langsung dengan tatap muka, yaitu kegiatan

yang dilakukan dengan cara menginformasikan langsung kepada sasaran klien

(55)

tentang produk perusahaan , sehingga klien akan merasa tertarik dan

menggunakan jasa perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk tenaga

account executive, perusahaan masih memiliki keterbatasan sumber daya manusia, oleh karena itu karyawan lainnya seringkali ikut membantu account executive. Dalam kegiatan ini account executive memberikan penjelasan mengenai produk jasa secara terperinci, penjelasan tersebut dilakukan dengan

cara presentasi. Account executive dalam memberikan penjelasannya harus mampu berkomunikasi dengan baik dan berpenampilan menarik agar terlihat

profesional dimata konsumen dan dapat meyakinkan konsumen.

5.4.2. Periklanan (Advertising)

PT. Jasa Warsindo melakukan kegiatan periklanan melalui iklan luar

ruang seperti baliho, billboard dan lain-lain mengenai event yang akan diselenggarakan oleh perusahaan. Selain itu perusahaan juga memasang iklan

pada media Yellow Pages , sehingga diharapkan dapat memberikan informasi kepada calon klien untuk mengetahui mengenai produk dan dapat berkomunikasi

langsung dengan perusahaan.

5.4.3. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Dalam melakukan promosi melalui direct marketing, perusahaan melakukan kegiatan pemasaran langsung dengan menggunakan media elektronik

seperti telepon, fax dan email. Dengan melakukan promosi seperti ini perusahaan dapat menghemat waktu dan biaya. Tetapi cara ini kurang berhasil karena

kurangnya tenaga yang dapat melakukan pekerjaan ini. Selain itu perusahaan atau

(56)

tindak lanjut setelah ada pertemuan tatap muka dengan calon klien. PT. Jasa

Warsindo menggunakan media promosi ini untuk dapat meyakinkan konsumen

lebih jauh mengenai produk jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Diharapkan

perusahaan tidak akan kehilangan klien , karena adanya kontak/komunikasi secara

berkesinambungan dengan para calon klien. Selain itu perusahaan juga

menggunakan fasilitas email sebagai sarana untuk mengirimkan pesan kepada

para calon klien yang dianggap potensial.

5.4.4. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

PT. Jasa Warsindo melakukan promosi penjualan karena dianggap dapat

menarik calon klien dalam menggunakan produk jasa. Saat ini banyak sekali

pesaing yang menawarkan produk serupa kepada konsumen. Dengan melakukan

promosi penjualan, maka perusahaan memiliki keunggulan dibandingkan

pesaingnya dengan cara memberikan keuntungan lebih kepada konsumen. Salah

satu caranya adalah dengan memberikan potongan harga kepada klien sesuai

dengan kesepakatan didalam kontrak, potongan harga tersebut berkisar antara

5%-10% kepada calon klien yang baru pertama kali akan menggunakan jasaPT. Jasa

Warsindo. Diharapkan dengan adanya potongan harga tersebut, klien tersebut

akan menggunakan kembali jasa perusahaan dalam event selanjutnya.

5.4.5. Komunikasi di Tempat Pembelian (Point of Purchase Communication)

PT. Jasa Warsindo melakukan kegiatan komunikasi ditempat pembelian

jasa dengan cara memberikan company profile, kepada para calon konsumen yang berada ditempat pembelian jasa ketika event sedang berlangsung. Kegiatan ini

(57)

launching produk, dan kegiatan lainnya yang diadakan oleh perusahaan. Selain itu

juga ada tenaga account executive yang berada di tempat tersebut, yang siap untuk menjelaskan dan menginformasikan mengenai produk jasa PT. Jasa Warsindo

kepada para calon klien yang tertarik. Dengan cara ini diharapkan perusahaan

dapat menjaring para calon klien.

5.4.6. Publisitas Media Massa (Publicity)

Dalam pelaksanaan event kerap perusahaan mengundang wartawan dari beberapa media massa baik elektronik maupun cetak dalam acara Press Conference , tujuanya adalah menginformasikan kepada masyarakat mengenai event yang akan dilaksanakan oleh perusahaan, sehingga masyarakat dapat

menghadiri event tersebut, selain itu juga berfungsi sebagai informasi kepada

calon klien mengenai event yang dapat dilaksanakan oleh PT. Jasa Warsindo.

5.4.7. Sponsorship

PT. Jasa Warsindo juga sering terlibat dalam membantu lembaga-lembaga

kepemudaan dan komunitas sosial dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan mereka

,dalam hal ini perusahaan memberikan kontribusi dalam bentuk jasa

penyelenggaran acara tanpa memungut bayaran dan mempromosikan acara

melalui beberapa media iklan yang dimiliki oleh perusahaan. Kegiatan diharapkan

(58)

BAB VI

ANALISIS DATA

6.1. Responden dan Atribut Penelitian

Pada penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada 11 (sebelas) responden,

dimana kesemua responden tersebut adalah klien yang pernah menggunakan jasa

PT. Jasa Warsindo. Kuesioner yang disebarkan ditujukan untuk mengukur jenis

promosi apakah yang sangat mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan

terkait penggunaan jasa yang disediakan oleh PT. Jasa Warsindo.

Tabel 6.1. adalah tabel yang digunakan sebagai kuesioner yang disajikan

kepada responden. Pada tabel ini, responden diminta untuk memilih jawaban

sesuai dengan standar pengisian kuesioner AHP. Berikut ini adalah keterangan

mengenai Tabel 6.1:

Ppe = Penjualan perorangan

I = Iklan

Prp = Promosi penjualan

S = Sponsorship

Pmass = Publikasi massal

(59)

Tabel 6.1. Kuesioner AHP Penelitian

Perhitungan AHP terdiri dari beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut

adalah sebagai berikut:

6.2.1. Pengumpulan Matriks Pendapat Individu (MPI)

Pendapat masing-masing responden akan dikumpulkan dalam matriks

(60)

responden dengan mengikuti kaidah-kaidah pengisian dan rekapitulasi data AHP.

Berikut ini adalah MPI yang dikumpulkan:

Tabel 6.2. MPI Responden 1

Ppe I Prp S Pmass POPC DM

Ppe 1.00 0.33 0.50 1.00 3.00 0.25 2.00

I 3.00 1.00 0.20 0.33 0.20 0.33 0.50

Prp 2.00 5.00 1.00 5.00 5.00 4.00 5.00

S 1.00 3.00 0.20 1.00 2.00 1.00 3.00

Pmass 0.33 5.00 0.20 0.50 1.00 2.00 1.00

POPC 4.00 3.00 0.25 1.00 0.50 1.00 0.33

DM 0.50 2.00 0.20 0.33 1.00 3.00 1.00

Dengan menggunakan cara yang sama, pengumpulan MPI juga dilakukan

terhadap 10 responden lainnya. Hasil pengumpulan MPI terhadap keseluruhan

responden dapat dilihat pada lampiran.

6.2.2. Perhitungan Matriks Pendapat Gabungan (MPB)

(61)

Dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh MPB seperti pada Tabel. 6.3.

Pengolahan Horizontal terdiri dari tiga bagia n, yaitu penentuan vektor

prioritas (Vektor Eigen), uji konsistensi dan revisi MPI dan MPG yang memiliki Rasio Inkonsistensi tinggi.

Vektor Prioritas dapat dicari dengan metode berikut:

1. Jumlahkan setiap elemen dalam masing-masing kolom Matriks

Pembandingan Berpasangan (MPB) yang telah terisi, dan dapatkan vektor

baris Cj, dengan

Cj = [cj] dan Cj = Σ aij

cj = elemen vektor baris Cj pada kolom j

aij = elemen MPB yang diolah pada baris ke-i dan kolom ke-j

Sebagai contoh perhitungan, untuk mendapatkan jumlah total

kolom pada kolom Ppe diperoleh dari hasil penjumlahan elemen-elemen

(62)

= 0,0909+2.7927+0.3636+0,0303+0,1455+0,4310+0,0033

= 3.8573

Dengan cara yang sama maka penjumlan kolom MPB dapat dilihat pada

Tabel 6.4.

MPB yang ada dinormalisasi dengan cara membagi setiap elemen matriks

pada setiap kolom dengan elemen vektor baris Cj pada kolom tersebut yang telah

didapat dari pengolahan pada langkah sebelumnya. Diperoleh matriks normalisasi

dij dengan

dij =

aij cj

dimana,

dij = elemen MPB setelah dinormalisasi pada baris ke-i kolom ke-j

Sebagai contoh, untuk mendapatkan elemen matriks yang dinormalisasi

pada baris Ppe dan kolom Ppe, diperoleh melalui cara membagikan nilai elemen

matriks (yang belum dinormalisasi) pada kolom dan baris yang sama dengan

(63)

236

Dengan menggunakan metoda perhitungan yang sama , maka normalisasi

MPB dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5. Normalisasi MPB

Elemen-elemen matriks normalisasi yang berada dalam satu baris

dijumlahkan dan didapat vektor kolom Ei dengan ei sebagai elemennya, dengan ei

= elemen vektor kolom Ei pada baris ke-i.

Untuk mendapatkan jumlah baris pada baris Ppe, diperoleh dengan cara

menjumlahkan

= 0,0236 + 0.0001 + 0,0868 + 0,1506 + 0.0052 + 0.0025 + 0,8563

= 1,1250

Dengan cara yang sama juga dilakukan untuk baris matriks lainnya, hasil

Gambar

Gambar 1.1.
Gambar 1.2. Grafik Target Event dan Realisasi Event
Tabel. 2.1 Matriks Pair-Wise Comparison
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Discovery Learning Terbimbing pada

Berdasarkan hal tersebut maka aktivitas perdagangan di wilayah Pegunungan Papua khususnya suku Ngalum melakukan perdagangan dengan menggunakan kulit kerang atau disebut (siwol)

Teori yang menjelaskan hal ini dikemukakan oleh Lawrence dan Atac (1992) dalam penelitiannya yang menjelaskan bahwa pada pasien luka bakar terjadi denaturasi

[r]

Scott (1986) melaporkan renin sapi dapat dipertahankan sebanyak 5-8% sedang renin mikroba mencapai 3-5%, sehingga nilai keju yang dibuat dengan enzim renin anak sapi

Tujuan penelitian ini adalah menyusun dan menghasilkan instrumen tes diagnostik untuk mengungkap miskonsepsi siswa dalam materi Fluida dan Teori Kinetik Gas di

Dari beberapa uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota Semarang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pelayanan

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Mohammad Akhlis Lubab, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: SIKAP DAN PERILAKU KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI