• Tidak ada hasil yang ditemukan

OTOMATISASI SISTEM REKOMENDASI LAYANAN KESEHATAN UNTUK BEROBAT BERBASIS WEBGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OTOMATISASI SISTEM REKOMENDASI LAYANAN KESEHATAN UNTUK BEROBAT BERBASIS WEBGIS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

OTOMATISASI SISTEM REKOMENDASI

LAYANAN KESEHATAN UNTUK BEROBAT BERBASIS WEBGIS

Subari dan Go Frendi Gunawan

Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia

subari@stiki.ac.id , frendi@stiki.ac.id Abstrak

Berpijak dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan yang mempunyai kewenangan menetapkan kebijakan sistem informasi nasional di bidang kesehatan maka perlu diadakan suatu penelitian ilmiah yang bertujuan mendukung kebijakan tersebut. Pijakan berikutnya adalah dinamika lingkungan strategis berupa revolusi teknologi telekomunikasi yang melahirkan bentuk sistem informasi geografis berbasis web interaktif dan dinamis. Sistem ini nantinya diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi semua pihak dalam rangka memudahkan tersedianya informasi kesehatan bagi masyarakat.

Penelitian ini mengambil studi kasus pada objek layanan kesehatan di kota Malang, Jawa Timur, dan jumlah pelayanan kesehatan di Kota Malang meliputi sekitar 700 titk sarana kesehatan dan berkembang sampai saat ini. Maksud dari Sistem ini yaitu memberikan Informasi yang dapat diotomatisasikan dalam bentuk representasi data geografis berupa informasi sarana pelayanan kesehatan yang terpublikasi secara luas di internet dalam bentuk WebGIS Pelayanan Kesehatan, meliputi informasi seperti rumah sakit, puskesmas, dokter praktek dan apotek serta bagian dari pelayan kesehatan pemerintah Kota yaitu Dinas kesehatan. Hasil informasi ini akan menjadi rekomendasi masyarakat pada khususnya untuk mencari sarana layanan kesehatan yang tepat sebagai tempat untuk berobat sesuai dengan penyakit yang diderita.

Sistem yang akan dibangun akan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi dari jenis layanan kesehatan berupa layer-layer yang diklasifikasikan mulai dari layer Rumah Sakit, Puskesmas, Apotek dan Dokter Praktek, serta didukung 7 layer basemap penggunaan Library Map Interactive Leaflet. Target jangka panjangnya penelitian ini bisa dilanjutkan dengan perbaikan metode sistem otomatisasi yang disesuaikan keadaan paling ideal dan memperbesar cakupan data baik dari segi zona wilayah maupun cakupan layanan kesehatan pemerintah dan swasta termasuk jangkauan layanan kesehatan di daerah terpencil.

Keyword : Layanan Kesehatan, WebGIS, Sistem Informasi Geografis. 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pelayanan kesehatan menurut DepKes RI (2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Pelayanan kesehatan secara umum dapat dibedakan atas dua, yaitu: Pelayanan kedokteran dan Pelayanan kesehatan masyarakat. Era pelayanan kesehatan dalam skema sistem jaminan kesehatan memerlukan kompetensi dan perilaku yang komprehensif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk lembaga pendidikan kesehatan. Dengan meningkatnya tempat-tempat layanan kesehatan yang tersebar secara geografis didalam suatu wilayah maka dibutuhkan suatu informasi yang dapat merepresentasikan data secara akurat, cepat dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Representasi data ini dapat berupa informasi yang dapat diakses oleh masyarakat luas berupa informasi bereferensi geografis (spasial). Informasi ini dapat diolah menggunakan teknologi internet dengan pengolahan yang melibatkan bidang Sistem Informasi Geografis.

Sistem Informasi Geografis (SIG) mempunyai kemampuan untuk dapat mengubah suatu sistem dari yang semula menggunakan konvensional yaitu sistem yang hanya dapat menampilkan data atribut saja menjadi sebuah sistem yang mempunyai basis grafis atau gambar berikut dengan data keruangan beserta atributnya. Dalam perkembangannya Sistem Informasi Geografis dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam mengambil suatu keputusan.

Dalam penelitian ini studi kasus pada objek-objek layanan kesehatan di kota Malang, dimana berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Malang tahun 2011 diketahui bahwa jumlah pelayanan kesehatan di Kota Malang yang meliputi rumah sakit sebanyak 22, puskesmas induk sebanyak 15, rumah bersalin sebanyak 6, praktek dokter sebanyak 519 dan apotek sebanyak 161. Maksud dari Sistem Informasi Geografis ini yaitu melayani masyarakat untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Informasi yang dapat diotomatisasikan dalam bentuk representasi data geografis adalah informasi sarana pelayanan kesehatan yang terpublikasi secara luas di internet dalam bentuk WebGIS Pelayanan Kesehatan, meliputi informasi sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dokter praktek dan apotek serta bagian

(2)

dari pelayan kesehatan pemerintah Kota yaitu Dinas kesehatan. Hasil informasi ini akan menjadi rekomendasi masyarakat pada khususnya untuk mencari sarana layanan kesehatan yang tepat sebagai tempat untuk berobat sesuai dengan penyakit yang diderita.

1.2 Tujuan

Menciptakan Aplikasi WebGIS Kesehatan yang mampu memberikan rekomendasi sarana kesehatan di Kota Malang secara lengkap. Rekomendasi berobat ini berdasarkan dari penyakit yang diderita masyarakat, dimana data akan ditampilkan secara cepat, detil dan mudah sesuai dengan prasarana atau layanan yang ada, terlebih bagi pengguna yang buta tentang wilayah Kota Malang. 1.3 Target Luaran

• Terciptanya WebGIS LAYANAN KESEHATAN yang mampu memberikan rekomendasi layanan sarana kesehatan dari penyakit yang diderita masyarakat secara cepat, detil dan mudah untuk berobat sesuai dengan prasarana yang ada, terlebih bagi pengguna yang buta tentang wilayah dari objek penelitian ini.

• Publikasi ilmiah dalam jurnal lokal memiliki ISSN atau nasional terakreditasi.

• Sebagai bahan pengayaan bahan ajar Mata Kuliah Sistem Informasi Geografis.

• Hasil penelitian ini juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan bidang sistem informasi geografis serta untuk pengembangan dan peningkatan layanan kesehatan masyarakat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan yang mempunyai kewenangan menetapkan kebijakan sistem informasi nasional di bidang kesehatan maka perlu diadakan suatu penelitian ilmiah yang bertujuan mendukung kebijakan tersebut.

1.4 Lingkup Penelitian

• Dalam penelitian ini akan dibatasi pada pembuatan perangkat lunak untuk tempat-tempat pelayanan kesehatan serta jalur transportasi berdasarkan ketersediaan data pada instansi terkait studi kasus di Kota Malang.

• Penelitian tidak mengerjakan aspek perangkat keras, seperti proses konfigurasi server yang sesungguhnya pada layanan hosting, pemesanan domain, sistem akan diimplementasikan pada server lokal (localhost).

• Untuk pengujian penelitian ini akan digunakan beberapa contoh kasus request user yang dikondisikan mendekati ideal sesuai dengan kenyataan data yang ada diamana data tersebut sudah diolah dalam perangkat lunak.

• Perangkat lunak berupa aplikasi GIS (Geographics Information System) ini menggunakan teknologi WebGIS.

2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian WebGIS

Web-based GIS (WebGIS) adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) yang terdistribusi dalam suatu jaringan komputer untuk mengintegrasikan dan menyebarluaskan informasi geografi secara visual pada World Wide Web. WebGIS dibandingkan dengan GIS yang berbasis dekstop menawarkan beberapa keuntungan seperti efisiensi biaya, efisiensi beban kerja sumber daya manusia untuk instalasi, pemeliharaan dan dukungan teknis, pemangkasan kurva pembelajaran untuk pengguna akhir dan keunggulan dalam hal integrasi data spasial dan data non spasial menggunakan DBMS (Databese Management System).

Objek geo spasial terdiri dari informasi data spasial dan data non spasial. Informasi spasial dapat divisualisasikan dengan mengkonversi data non spasial yang ditampilkan secara dinamis di halaman HTML. Gambaran proses request data yang standar pada WebGIS dapat dijelasakan sebagai berikut, database mengirimkan request data ke PHP, hasil respon dari request berupa format data dikirimkan kembali melalui browser. Untuk menerima data spasial dan non spasial dari DBMS dibutuhkan sebuah teknik yang mampu mengkomunikasikan antara client dan database pada server. Teknik seperti ini sudah tersedia di PHP, ASP, ASP.net, atau JSP. Pemilihan tekniknya disesuaikan dengan web server yang digunakan. Contoh pemanfaatan WebGIS ketika terjadi tsunami di Aceh bukti kehebatannya baru dapat kita analisa jika sudah ditampilkan kedalam bentuk peta.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang sistem informasi geografis masih terus berlanjut sampai saat ini. Beragam teknik telah digunakan, masing-masing dengan keunggulan dan kelemahannya. Berikut ini akan dibahas beberapa penelitian sebelumnya mengenai sistem informasi geografis. Sistem informasi Geografis menggunakan MapServer merupakan salah satu teknik merepresentasikan data ke peta yang sering digunakan.

Dari beberapa contoh penelitian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan beberapa hal kelemahan dan faktor-faktor yang dapat

(3)

dipertimbkangkan untuk sekiranya bisa dikembangkan dalam penelitian berikutnya, yaitu:

• Secara keseluruhan penelitian sebelumnya masih membatasi ruang untuk penyediaan peta utama dalam hal ini sebagai basemap layers, yang mana hanya disediakan satu pilihan basemap, sedangkan secara geografis dan perkembangan data map digital, saat ini sudah tersedia server-server yang bisa dijadikan acuhan sebagai basemap dimana masing-masing server memiliki keunggulan dalam detail data spasial geografis, antara lain jumlah informasi jalan, bentuk citra satellite terupdate (remote sensing), dan lainnya.

• Belum adanya ketersediaan data spasial dinamis yang komplek, yang akan diolah pada database spasial, dan terelasikan pada basemap secara otomatis pada saat representasi data di peta. • Minimnya beberapa filter yang melibatkan

interaktif peta dari request user dalam bentuk otomatisasi proses, pada penelitian diatas lebih banyak dilakukan secara analisa digitasi yang disetting manual oleh pihak administrator.

2.3 Leaflet

Leaflet adalah aplikasi open-source yang menggunakan JavaScript modern untuk peta yang interaktif. Aplikasi ini dikembangkan oleh Vladimir Agafonkin dari CloudMade dengan tim kontributor khusus. Beratnya hanya sekitar 27 KB kode JS gzip. Hal ini dibangun secara efisien dengan mengambil keuntungan dari HTML5 dan CSS3 pada browser modern. Fokusnya adalah pada kegunaan, kinerja, ukuran kecil dukungan, A-grade browser dan API sederhana dengan konvensi di atas konfigurasi. Kode OOP berbasis perpustakaan ini dirancang untuk menjadi modular, extensible dan sangat mudah dipahami.

Fitur-fitur dari leaflet diantaranya adalah: a. layer peta mendukung untuk :

• Lapisan Vektor seperti : polylines dan poligon. • Lapisan GeoJSON.

b. Fitur Visual: • Zoom animasi. • Tampilan Lebih Halus. • Animasi Poup. c. Kontrol Peta: • Zoom Peta. • Pemindah Layer. • Skala • Atribut. 3. Metode Penelitian 3.1 Rincian pelaksanaan • Studi literatur

Melakukan studi literatur dari sumber-sumber buku dan internet mengenai pemanfaatan teknologi webgis, kelemahan basemap, kelemahan request webgis, solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut, dan teori/metode lain yang terkait dengan pengolahan data atribut dan spasial pada webgis yang berhubungan dengan penelitian ini untuk penyempurnaan sistem.

• Pengumpulan data dan Analisis masalah: - Menentukan batasan-batasan permasalahan. - Mengumpulkan semua data atribut dan spasial

baik dari dinas kesehatan dan database pemerintah kota Malang.

- Mencari serangkaian solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

• Rancangan sistem

- Merancang user interface.

- Merancang sistem utama dengan menggunakan teknologi webgis dan otomatisasi representasi data atribut dan spasial.

- Merancang output data dari sistem. • Implementasi

Menerapkan dan mengimplementasikan rancangan-rancangan yang telah dibuat dalam sebuah perangkat lunak.

• Uji coba

Melakukan uji coba perangkat lunak dengan beberapa kasus yang mendekati ideal.

• Analisis hasil

Menganalisa keakuratan data output perangkat lunak dengan membandingkan data yang dihasilkan oleh sistem dengan data yang didapat dari pengamatan manual.

• Penulisan dokumentasi

Rencana jika penelitian ini selesai adalah mendokumentasikan keseluruhan proses, penjelasan algoritma sistem yang digunakan, dan keseluruhan hasil penelitian dalam sebuah Laporan hasil Penelitian.

• Penghitungan nilai pada hipotesa dilakukan dengan analisa hasil webgis yang dilakukan nantinya jika semua sistem sudah dibangun dalam tahapan Testing dan Debuging.

4. Pembahasan

Dalam penelitian ini pada langkah awal setelah data didapatkan maka dihasilkan rancangan dari sistem yang akan dibuat berdasarkan pada pola desain arsitektur sistem yang ditentukan, arsitektur ini memiliki beberapa blok proses yang dijelaskan sebagai berikut:

(4)

4.1 Arsitektur Sistem

Gambar 1 Arsitektur WebGIS Layanan Kesehatan • Input sistem berupa pendataan atribut dan data

spasial dari keempat layer Rumah Sakit, Dokter Praktek, Puskesmas dan Apotek. Beberapa kriteria berikut perlu diakomodasi supaya sistem berjalan optimal:

o Super Administrator membuat data identifikasi user untuk Administrator dari masing-masing instansi atau tempat.

o Super Administrator memasukkan master data template untuk Identitas instansi, kecamatan sebagai pembagian zona wilayah, Pelayanan yang disediakan dari instansi, master data penyakit, dan koordinat dimana instansi berada termasuk juga memasukkan rating dari masing-masing instansi berdasarkan kelengkapan dari jumlah layanan kesehatan yang ada.

o Administrator yang memasukkan data konten berupa kelengkapan dari layanan kesehatan yang disediakan, berbagai macam penyakit yang dapat diobati oleh instansi tersebut.

o Administrator mampu memodifikasi sub layanan kesehatan yang ada, termasuk

memodifikasi data spasial jika secara geografis terjadi perubahan alamat.

• Pada blok Web Server, hasil inputan diatas akan dimanajemen pada bagian ini untuk mengklasifikasikan antara data atribut dan data spasial. Beberapa proses yang dilakukan adalah: o Menyimpan data atribut pada database termasuk

dokumentasi dan detail sub pelayanan kesehatan tiap instansi.

o Mengklasifikasikan layer untuk tiap data atribut instansi kesehatan.

o Menyimpan semua data spasial mulai koordinat, zona wilayah tempat instansi serta data pendukung didalamnya ke dalam database spasial sesuai layer untuk tiap masing-masing instansi.

o Merelasikan data penyakit dengan tiap-tiap layanan yang disediakan dari masing-masing instansi.

• Pada blok filter didalam proses Leaflet, tiap data atribut dan spasial yang telah diproses pada blok sebelumnya akan diproses lebih lanjut untuk mendeteksi kesesuaian dengan penentuan posisi dan pembuatan map marker pada basemap yang aktif. Untuk blok ini terdapat tiga proses utama yang bisa dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 2 Blok Diagram Proses pada Leaflet Klasifikasi basemap layers dan object layers berguna untuk menetapkan layer peta utama (basemap) yang harus diambil dari map server, dimana klasifikasi ini akan menentukan peta utama apa saja yang akan disediakan dalam layer basemap. Terdapat 7 pilihan layer peta induk antara lain (Google Roadmap, Google Satellite, Google Hybrid, Mapnik yang akan mengaktifkan OpenStreetMap, MapQuest, Cloudemade, dan bing map). Selanjutnya menentukan multiple choice bagi layer objek yang terdiri dari 4 layer yaitu (Rumah Sakit, Dokter Praktek, Puskesmas dan Apotek).

(5)

Aktivasi map server, map marker dan hyperlink marker berguna untuk mengambil peta utama yang terpilih dari map server kemudian menentukan perbesaran dan skala tampilan awal peta tersebut (zoom), dan penempatan zona wilayah awal sesuai koordinat yang dibaca dari database spasial. Setelah ditetapkan property dari peta utama (basemap), selanjutnya membaca filter layer objek yang aktif, mengambil nama objek dan foto objek, serta menetapkan hyperlink objek tersebut. Sedangkan pada database spasial bagian ini akan membaca koordinat posisi masing-masing instansi, selanjutnya mengklasifikasikan marker untuk keempat layer objek (Rumah Sakit, Dokter Praktek, Puskesmas dan Apotek) yang aktif untuk dikaitkan posisi objeknya pada peta utama. Bagian ini juga yang akan membuat visualisasi layanan kesehatan apa saja yang akan ditampilkan ke peta utama sesuai request penyakit dari user (client).

Representasi data spasial pada basemap yang aktif berguna untuk menyiapkan pada frame leaflet peta utama terpilih beserta data marker hasil blok sebelumnya yang selanjutnya hasil set pada frame leaflet ini akan dikirimkan kembali pada web server untuk ditampilkan pada halaman web user yang merequest (client).

• Pada blok Client ini, melakukan request alamat web dari webgis layanan kesehatan ini, kemudian memilih jenis request pada halaman web berupa zona wilayah yang ingin ditampilkan (wilayah Kecamatan dan Kelurahan), pilihan peta utama (7 layer basemap), jenis objek layanan kesehatan yang perlu ditampilkan (4 layer objek layanan kesehatan), kategori sub pelayanan kesehatan (Poliklinik, kamar operasi, kamar bersalin, laboratorium, konsultasi kesehatan, dan sebagainya) yang diinginkan, halaman detail masing-masing objek dan pilihan tempat berobat dari penyakit (serangan jantung, asma, demam berdarah, dan sebagainya) yang dipilih.

• Output dari sistem adalah:

o Input berupa penyakit pasien dan lokasi pasien, Output berupa rekomendasi tempat berobat, dengan ranking yang bisa diubah urutannya, misalnya berdasarkan kedekatan lokasi, relevansi dengan spesialisasi penanganan penyakit.

o Representasi data atribut dan data spasial untuk peta utama yang aktif dan layer objek terpilih.

o Data identifikasi masing-masing tempat layanan kesehatan beserta sub pelayanan apa saja yang terdapat didalamnya.

o Data keberadaan posisi objek secara geografis dan info pendukungnya beserta objek terkait dalam hal ini kendaraan transportasi yang melewati objek tersebut.

o Data hasil pemilihan zona yang direpresentasikan dalam bentuk peta wilayah menurut Kecamatan dan Kelurahan.

o Data detail hasil pemilihan sub pelayanan kesehatan yang akan otomatis melakukan filter pilihan dari keempat layer objek yang memenuhi kondisi dari pilihan user.

o Data rekomendasi tempat berobat dari hasil proses otomatisasi pemilihan layanan kesehatan berdasarkan request jenis penyakit yang di derita client.

4.2 Fitur-Fitur Perangkat Lunak

Berikut akan dijabarkan lebih lanjut mengenai macam-macam fitur yang akan didukung oleh perangkat lunak:

• User Interface yang user-friendly

Halaman web didesain sedemikian rupa yang terlihat sangat mudah sekali untuk bisa dibaca dan interaksi user dipandu dengan navigasi yang sangat membantu untuk memilih atau melakukan request secara dinamis pada hasil halaman webgis.

• Pencarian POI (Point of Interest)

Fitur ini berguna untuk mencari pengelompokkan jenis objek tempat layanan kesehatan, zona wilayah dalam lingkup Kecamatan dan Kelurahan. Hasil filter akan ditampilkan berdasarkan satu jenis layanan kesehatan didalam kecamatan dan kelurahan yang dicari.

• Pemilihan Layer Peta Utama (Basemap layers) Fitur ini berguna untuk menentukan peta utama yang akan diaktifkan, menvisualkan peta baik dalam bentuk vector 2D maupun citra satellite (remote sensing). Masing-masing peta utama memeiliki kelebihan dan kekurangan dari sisi detail informasi geografis, dan ini menjadikan keleluasaan user untuk bisa menyesuaikan pilihan peta utama mana yang tepat dan mudah dibaca. • Pemilihan Layer objek Layanan Kesehatan (Object

layers)

Fitur ini untuk mengaktifkan dan menonaktifkan map marker dari masing-masing tempat layanan kesehatan.

(6)

• Pemilihan Sub Pelayanan Kesehatan

Fitur ini untuk melakukan filter objek tempat pelayanan kesehatan beradasarkan sub pelayanan kesehatan yang disediakan (Poliklinik, kamar operasi, kamar bersalin, laboratorium, konsultasi kesehatan, dan sebagainya).

• Pemilihan Jenis Penyakit

Fitur ini untuk melakukan otomatisasi pemilihan objek mana saja yang memiliki layanan pengobatan berdasarkan penyakit (serangan jantung, asma, demam berdarah, dan sebagainya) yang dipilih. Hasil akan ditampilkan dalam peta berdasarkan prioritas rating. • Navigasi dan Info Peta

Fitur ini untuk mengatur visualisasi peta dan informasi didalamnya. Beberapa navigasi dan informasi didalamnya antara lain adalah:

o Tile Layers, sebuah label yang menampilkan informasi layer peta utama yang aktif.

o Attribution, Informasi label masing-masing objek dan beberapa objek pendukung lain berupa label POI (point of interest) disekitar objek utama.

o Zoom in/out, untuk mengatur skala penampakan peta diperbesar atau diperkecil. o Markers, icon penanda dari masing-masing

objek layanan kesehatan yang dibedakan atas layer Rumah Sakit, Dokter Praktek, Puskesmas dan Apotek.

o Popups, menu interaktif yang terdapat pada masing-masing markers yang akan menampilkan dialog berupa foto dan nama objek layanan kesehatan. Dalam fitur ini user bisa melihat detail objek tersebut dengan cara mengklik hyperlink dari nama objek layanan kesehatan.

o Layer switcher, pilihan kategori layer yang terdiri dari pemilihan layer peta utama (basemap layers) dan layer jenis layanan kesehatan (object layers).

o Scale, informasi skala peta yang sedang ditampilkan.

• Halaman detail tempat layanan kesehatan

Fitur ini untuk menampilkan detail informasi data atribut dan spesifikasi data spasial dari masing-masing objek layanan kesehatan.

• Halaman detail sub pelayanan

Fitur ini untuk menampilkan informasi dan dokumentasi dari layanan-layanan yang disediakan oleh masing-masing objek pelayanan kesehatan. • Gambaran dari Layout WebGIS Layanan

Kesehatan Kota Malang, adalah sebagai berikut:

Gambar 3 Halaman Administrator pada WebGIS

Gambar 4 Halaman Input Objek Layanan Kesehatan

(7)

Gambar 6 Tampilan pemilihan layer sumber peta

Gambar 7 Tampilan Detail Objek Layanan Kesehatan

4.3 Platform Pembuatan Perangkat Lunak

Perangkat lunak tersebut akan dibuat menggunakan platform dan komponen sebagai berikut:

• Dibuat menggunakan bahasa PHP 5.4.4 pada server Apache 5.5.25A.

• Menggunakan library Map Interactive Leaflet, yang mengimplementasikan penggunaan Java Script.

• Menggunakan database MySQL 3.5.2.

5.4 Target Uji Coba Perangkat Lunak

Untuk pengujian perangkat lunak ada beberapa parameter yang akan menjadi tolok ukur keberhasilan sistem sebagai berikut:

• Uji coba dilakukan dengan kasus-kasus request berobat dari suatu penyakit yang disesuaikan dengan hasil penentuan sarana dan prasarana dari tempat layanan kesehatan.

• Koordinat posisi objek dan data sub layanan, serta penentuan rating dari tempat layanan kesehatan yang dijadikan acuhan, dan ini akan diujikan dalam beberapa contoh kasus pada saat penggunaan perangkat lunak ini yang akan disesuaikan dengan keadaan ideal yang ada. • Untuk menguji tingkat akurasi sistem, digunakan

cara manual, yaitu dengan menghitung rata-rata hasil rating berdasarkan keberadaan dan jumlah layanan yang ada berdasarkan data digital dan data bersumber dari data departemen kesehatan . Hasilnya lalu dibandingkan dengan hasil dari sistem.

5. Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dari penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut ini :

• Dengan adanya sistem informasi geografis pelayanan kesehatan di kota malang bebasis webgis maka masyarakat lebih mudah mencari informasi tentang letak dan dan informasi sarana yang disediakan dari tempat pelayanan kesehatan tersebut.

• Membantu pemerintahan kota malang dalam mengkoordinasi pelayanan kesehatan serta data pendukungnya.

• Pihak pelaku pelayanan kesehatan sendiri akan terbantukan dalam menginformasikan tentang letak dan pelayanan kesehatan yang disediakan. • Masyarakat akan dengan mudah mendapatkan

rekomendasi secara otomatis tentang informasi penyakit yang diderita sekaligus referensi tempat-tempat layanan kesehatan yang menyediakan layanan kesehatan sesuai permintaan.

• Sistem ini akan memberikan informasi tidak hanya data teks dan gambar, namun representasi objek pada peta geografis sesuai keadaan sebenarnya

(8)

sehingga sangat memungkinkan untuk mendapatkan data dengan tingkat kebenaran mendekati ideal.

5.2 Saran

Adapun saran untuk pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi geografis pelayanan kesehatan di kota malang berbasis webgis ini adalah penambahan fitur Rekam Medik personal bagi masyarakat berupa catatan perjalanan kesehatan yang dapat diakses secara terpusat (server) baik oleh masyarakat itu sendiri maupun oleh pelaku pelayanan kesehatan berbasis pada perangkat bergerak. Dan dapat dikembangkan untuk kota-kota lainnya di Indonesia.

6. Daftar Pustaka

[1] Andeka Rocky Tanaamah dan Retantyo Wardoyo, 2008, Perancangan Dan Implementasi Webgis Pariwisata Kabupaten Sumba Timur, Jurnal Informatika Vol. 9, No. 2, November 2008: 150 - 158.

[2] Budi Santosa, 2011, Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Open Source Untuk Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Yogyakarta, Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pemerintah Provinsi DIY Vol III, No.4 tahun 2011.

[3] Dewanto RA, 2010, Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Wisata Kuliner Berbasis Web Dengan Google Api, Jurnal Sitrotika Volume 6, Nomor 1, Januari 2010.

[4] Dewi Handayani Untari Ningsih, 2010, Analisa Optimasi Jaringan Jalan Berdasar Kepadatan Lalulintas Di Wilayah Semarang Dengan Berbantuan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus Wilayah Dati Ii Semarang), Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XV, No.2, Juli 2010 : 121-135 ISSN : 0854-9524. [5] Icha P., 2012 PENGERTIAN MUTU

PELAYANAN KESEHATAN Diunduh 7

Februari 2012

http://tugasnyaicha.blogspot.com/2011/02/penger tian-mutu-pelayanan-kesehatan.html

[6] Riyanto, 2010. Sistem Informasi Geografis berbasis mobile .Yogyakarta : Gava Media [7] Robert MacFarlane, DR., 2005, A Guide to GIS

Application in Integrated Emergency Managemen, CabinetOffice Emergency Planning College.

[8] Scott Davis, 2007, GIS for Web Developers (Adding Where to Your Web Applications), The Pragmatic Bookshelf.

[9] Siti Suryani, Priyo Sidik Sasongko, dan Edy Suharto, 2011, Sistem Informasi Geografis Pemetaan Sekolah Tingkat Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Kota Serang, Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 2, Nomor 3, ISSN 2086 – 4930, Tahun 2011.

[10] Suria Darma Tarigan, 2009, Pengembangan Sistem Informasi Spasial Berbasis Web (WebGIS) Untuk Sinergi Rehabilitasi DAS Kritis Nasional, Prosiding Seminar Nasional Himpunan Informatika Pertanian Indonesia 2009, ISBN: 978–979–95366–0-7.

[11] Tedy Setiadi dan Jefree Fahana, 2010, Pengembangan Aplikasi Untuk Menentukan Daerah Pencemaran Limbah Home Industry Berbasis Sistem Informasi Geografis, Jurnal Informatika Vol.4, No.2, Juli 2010.

Gambar

Gambar 1 Arsitektur WebGIS Layanan Kesehatan
Gambar 4 Halaman Input Objek Layanan Kesehatan
Gambar 6 Tampilan pemilihan layer sumber peta

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian Moore, kekuatan pencerita sebagai penyaring dan penerus pesan kesaksian atau ulasan sangat berpengaruh pada kekuatan promosi melalui getok

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini yang berjudul Analisa

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: a) Pekerja rental komputer laki-laki dan perempuan dengan usia 20-30 tahun, b) Pekerja rental yang mengalami nyeri otot

Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2020 tentang Pemberian Tunjangan Hari Rayat Tahun 2020 kepada Pegawai Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) bagaimanakah aktivitas belajar siswa kelas IV SD 2 Kesambi terhadap penerapan model pembelajaran Consept Sentence

Untuk hadiah yang sangat berharga tinggi yang Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja telah kirimkan dengan senang hati, bersama ini Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia

Diagram hubungan antara putaran motor terhadap tegangan dan regangan maksimal Dari gambar 10 terlihat percobaan pada putaran motor 280 rpm tegangan maksimumnya paling

5) Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.