• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSPORTASI BAHAN BAKAR BEKAS UNITED STATES ORIGIN DALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRANSPORTASI BAHAN BAKAR BEKAS UNITED STATES ORIGIN DALAM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

*) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN 189

TRANSPORTASI BAHAN BAKAR BEKAS UNITED STATES ORIGIN

DALAM RANGKA KEGIATAN REPATRIASI KE AMERIKA SERIKAT

Dyah Sulistyani R, Purwantara*)

ABSTRAK

TRANSPORTASI BAHAN BAKAR BEKAS UNITED STATES ORIGIN DALAM RANGKA KEGIATAN REPATRIASI KE AMERIKA SERIKAT. Kegiatan transportasi

bahan bakar bekas asal Amerika Serikat dalam kegiatan reekspor ke Amerika Serikat sebanyak 42 buah yang terdiri dari 34 bahan bakar standar silisida dan oksida, dan 8 elemen kontrol silisida dan oksida dari kolam penyimpanan KH-IPSB3 ke pelabuhan Ciwandan Cilegon Banten telah dilakukan pada tanggal 29 Juli 2009. Konvoi berangkat dari Puspiptek pukul 23.00 WIB, dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam tiba di Pelabuhan Ciwandan pada pukul 03.00 WIB.. Kegiatan ini melibatkan beberapa pihak, diantaranya: BATAN, US-DOE, PRO2SERVE, AREVA Transnuclear, Inc, PT. SpeedMark Indonesia, BAPETEN, MABES POLRI, TNI AL, BIN, PT. Pelindo II Banten, BEA CUKAI. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Panitia Pengiriman Kembali (Repatriasi) Bahan Bakar Nuklir Bekas RSG-GAS dan Bahan Nuklir lainya (Keputusan Kepala Batan No. 111/KA/VI/2008 dan perubahan Lampiran Keputusan tersebut No. 304/KA/II/2009). Panitia dibantu oleh 2 (dua) tim pelaksana kegiatan yaitu Tim Loading Bahan Bakar Nuklir Bekas RSG-GAS Dalam Rangka Pelaksanaan Repatriasi (Keputusan Kepala PTLR No. 11/PLR/I/2009) dan Tim Transportasi Bahan Bakar Nuklir Bekas RSG-GAS dan Bahan Nuklir Lainnya dari PPTN Serpong ke Pelabuhan Cigading, Banten ( Keputusan Kepala Batan No. 079/KA/IV/2009). Pada 26 September 2009 kapal pengangkut ”OCEAN BIRD” tiba di Savanah

River Site Amerika Serikat.

Kata kunci: bahan bakar bekas, transportasi, Amerika Serikat

ABSTRACT

US ORIGIN SPENT FUEL TRANSPORTATION IN CONNECTION WITH

REPATRIATION ACTIVITY TO UNITED STATES. Activity of spent fuel transportation of US.Origin in connection with reexport activity of 42 units consisting of 34 standard fuel silicides and oxides , and 8 control elements silicides and oxides from the KH-IPSB3 storage pond to Ciwandan port Cilegon was performed on July 29, 2009. Convoy of transportation was leaving from Puspiptek site at 23:00 pm, with an average speed of 40 km/h and arrives in Ciwandan Port at 03:00 pm.. This activity involves several parties, including: BATAN, US-DOE, PRO2SERVE, Areva Transnuclear, Inc., PT. SpeedMark Indonesia, BAPETEN, Police Headquarter, Navy, BIN, PT. Pelindo II Bante and Customs. Implementation of the activities were carried out by the Committee for Return Shipping (Repatriation) of spent nuclear fuel of RSG-GAS and other Nuclear Material (Decree of Head of Batan No.111/KA/VI/2008 and changing the Annex to Decree No.304/KA/II/2009). This activities assisted by two teams, namely are Nuclear Spent Fuel RSG-GAS Loading Team (Decree of Head of PTLR No. 11/PLR/I/2009) and Nuclear Spent Fuel RSG-GAS Transport Team (Decree of Head of Batan No. 079/KA/IV/2009). On September 26, 2009, the transport ship "OCEAN BIRD" arrived at the Savanah River Site US.

(2)

190

PENDAHULUAN

Strategi daur bahan bakar nuklir di Indonesia adalah daur terbuka, artinya bahan bakar bekas tidak diolah kembali namun dianggap sebagai limbah radioaktif. Sejak tahun 1996, Pemerintah Amerika Serikat melalui Department of Energy (DOE) membuat suatu kebijakan yang menyatakan bahwa sangat terbuka bagi negara manapun apabila mereka akan me-repatriasi bahan bakar dan batang kendali bekas yang uraniumnya berasal dari Amerika Serikat

(US Origin). Terdapat suatu periode tertentu dimana bahan bakar bekas dapat dikembalikan ke negara asal (Amerika Serikat) dan berdasarkan perjanjian repatriasi antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat tentang re export bahan bakar bekas dari Reaktor Serba Guna (RSG GAS) ke USA, maka pada tahun 2009 diputuskan bahwa 42 bahan bakar nuklir bekas dan batang kendali bekas RSG-GAS direpatriasi ke Savanah River Site (SRS) Amerika Serikat. Kegiatan repatriasi bahan bakar nuklir bekas ke Savannah River Site tersebut telah dilaksanakan di akhir bulan Juli 2009 merupakan kegiatan tahap ketiga untuk skala nasional. Pada kegiatan repatriasi tahap ketiga satuan kerja yang bertanggung jawab melaksanakan adalah Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR), Badan Tenaga Nuklir Nasional.

Kegiatan repatriasi tahun 2009 merupakan kegiatan repatriasi tahap III. Pelaksanaan kegiatan repatriasi dilakukan oleh Panitia Pengiriman Kembali (Repatriasi) Bahan Bakar Nuklir Bekas RSG-GAS dan Bahan Nuklir lainya (Keputusan Kepala BATAN No. 111/KA/VI/2008 dan perubahan Lampiran Keputusan tersebut No. 304/KA/II/2009). Panitia dibantu oleh 2 (dua) tim pelaksana kegiatan. Dua tim tersebut adalah : Tim Loading Bahan Bakar Nuklir Bekas RSG-GAS Dalam Rangka Pelaksanaan Repatriasi (Keputusan Kepala PTLR No. 11/PLR/I/2009) dan Tim Transportasi Bahan Bakar Nuklir Bekas RSG-GAS dan Bahan Nuklir Lainnya dari PPTN Serpong ke Pelabuhan Cigading, Banten ( Keputusan Kepala Batan No. 079/KA/IV/2009).

Dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan zat radioaktif penangananya harus melalui syarat-syarat tertentu, sesuai aturan dalam

Undang-Undang No. 10 /1997, tentang ketenaganukliran. Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang transportasi zat radioaktif adalah PP No.26/ 2002 yaitu tentang keselamatan pengangkutan zat radioaktit. Pengangkutan limbah radioaktif baik padat, cair maupun sumber bekas, dilakukan dari instansi penimbul limbah (BATAN, rumah sakit dan industri) ke Instalasi Pengolahan Limbah radioaktif (IPLR), maupun untuk re export.

TATA KERJA Alat dan Bahan

Alat-alat yang diperlukan meliputi :

1. Cask TN-MTR yang digunakan untuk membawa bahan bakar bekas ke

Savannah River Site (Amerika Serikat), buatan Perancis

2. Mobile Crane 40 ton, yang digunakan untuk mengangkat dan memindahkan

Cask TN MTR ke dalam kontainer 3. Fork Lift tonase 7 ton, untuk

mengangkat dan memindahkan transfer

hood dan peralatan 4. Mobil Patroli Jalan Raya 5. Mobil Pengawal

6. Mobil WANTEROR 7. Truk Pengangkut kontainer

8. Mobil Petugas Proteksi Radiasi dan Keamanan Sumber Radioaktif

9. Mobil Kimia Biologi dan Radiasi (KBR-POLRI)

Metode

Kegiatan transportasi bahan bakar bekas US Origin dalam kegiatan reekspor ke Amerika Serikat merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi teknis pelaksanaan pemindahan cask TN-MTR kedalam kontainer bahan bakar nuklir bekas, kegiatan yang berkaitan dengan teknis pengangkutan bahan bakar nuklir bekas ke pelabuhan Ciwandan-Cilegon dan kegiatan yang berkaitan dengan proteksi fisik bahan nuklir pada saat kedatangan cask kosong, pemuatan cask dan pengiriman ke pelabuhan Ciwandan, Cilegon, Banten.

Kegiatan repatriasi ini melibatkan beberapa pihak, diantaranya :

BATAN, US-DOE, PRO2SERVE, AREVA Transnuclear, Inc., PT. SpeedMark Indonesia, Badan Pengawas Tenaga Nuklir

(3)

191

(BAPETEN), Markas Besar Polisi Republik Indonesia (MABES POLRI), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Badan Intelegen Negara (BIN), PT. Pelindo II Banten, BEA CUKAI. Tugas dan tanggungjawab dari masing-masing instansi adalah sebagai berikut:

1. PTLR bertindak sebagai penanggungjawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan repatriasi bahan bakar nuklir bekas RSG-GAS tahap ketiga.

2. PRSG sebagai penanggungjawab data bahan bakar nuklir bekas yang direpatriasi

3. PKTN bertanggungjawab terhadap keamanan kegiatan repatriasi di Kawasan Nuklir Serpong

4. BSDM bertanggungjawab pengurusan Surat Keputusan (SK) Panitia dan Tim Transportasi Repatriasi Bahan Bakar Nuklir Bekas RSG-GAS dan Bahan Nuklir Lainnya.

5. US-DOE bertanggungjawab atas seluruh kegiatan repatriasi bahan bakar bekas dari RSG-GAS ke Savannah

River Site, Amerika Serikat.

6. Pro2Serve bertanggung jawab terhadap transportasi laut dari Indonesia ke Amerika Serikat.

7. Areva Transnuclear bertanggung jawab terhadap loading bahan bakar bekas dari KH-IPSB3 ke transfer cask. 8. PT. SpeedMark Indonesia (lokal kontraktor) bertanggung jawab terhadap kedatangan cask kosong dan perlengkapannya, peralatan bantu

loading dan peralatan transportasi bahan bakar nuklir bekas ke pelabuhan Ciwandan, Cilegon.

9. BAPETEN bertanggung jawab atas pengeluaran izin operasi KH-IPSB3, izin Pemanfaatan Bahan Nuklir, Persetujuan Pengiriman Kembali Bahan Bakar Nuklir Bekas, Revalidasi

Cask TN-MTR, Persetujuan Pelaksanaan Pengangkutan Bahan Nuklir.

10. MABES POLRI bertanggung jawab terhadap pengamanan pengangkutan bahan bakar nuklir bekas dari RSG-GAS sampai Pelabuhan Ciwandan Cilegon.

11. TNI AL bertanggungjawab atas pengamanan kapal pengangkut bahan bakar nuklir bekas selama berada di wilayah Indonesia.

12. BIN bertanggung jawab terhadap kondisi lingkungan terkait gerakan masa atau sabotase terhadap kegiatan repatriasi.

13. PT. Pelindo II Banten bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana pelabuhan Ciwandan.

14. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bertanggungjawab atas pengeluaran izin impor dan ekspor peralatan pemotong bahan bakar bekas dan peralatan pemindah bahan bakar bekas dari IPSB3 ke dalam transport cask serta izin ekspor bahan bakar bekas RSG-GAS.

PEMBAHASAN

Pengangkutan bahan bakar nuklir bekas ke pelabuhan Ciwandan-Cilegon

Pengiriman kembali bahan bakar bekas US origin ke Amerika Serikat harus memenuhi peraturan pengangkutan bahan berbahaya dan peraturan tentang ekspor impor dari instansi yang berwenang. Dalam pelaksanaannya, PTLR telah mendapatkan dokumen sebagai berikut:

a. Ijin Operasi Instalasi Nuklir (KH-IPSB3) No. 460/IO/DPI/11-XII/2008

b. Ijin Pemanfaatan Bahan Nuklir No. 354/IB/DPIBN/I-V/2009

c. Sertifikat Revalidasi Cask TN-MTR :

Revalidation Of French Competent Autority Certificate F/357/B(U)F-96(Ct)

No. RI/043/B(U)F-96

d. Persetujuan Pelaksanaan Pengangkutan Bahan Nuklir No. 359/IP/Ka-BAPETEN/24-VII/2009

e. Persetujuan Pengiriman Kembali Bahan Bakar Nuklir Bekas No. 356/IB/Ka-BAPETEN/15-VI/2009

f. Surat Persetujuan Untuk Mengangkut Bahan Berbahaya dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat No. AJ.309/31/017/DJPD/2009/36059003 g. Persetujuan ekspor dari Kantor

Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean

Merak No.

001031/WBC.06/KPP.MP.02/200 Tanggal : 27-07-2009.

Pada kegiatan ini, diangkut 2 (dua) buah Iso kontainer 20’ dengan No. TPNU 446 601/2 yang berisi Transport cask

TN-MTR yang telah memuat material radioaktif berupa 42 perangkat bahan bakar nuklir

(4)

192

bekas RSG-GAS dengan berat 27 ton dan Iso Kontainer 20’ No. TPNU 297 007 0 yang berisi material non radioaktif berupa peralatan pendukung dan mini pool dengan berat 17 ton. Kegiatan pemuatan cask yang didahului denga uji radiologi dan dapat dilihat pada Gambar 1 – 6.

Dalam pelaksanaan pengangkutan bahan bakar nuklir bekas ada dua hal penting yang harus diperhatikan. Pertama adalah hal teknis yang menyangkut kelayakan peralatan transportasi dan keselamatannya. Kedua adalah hal yang terkait dengan non teknis, yang meliputi keamanan dan kelengkapan administrasi.

Aspek utama dalam kegiatan pengangkutan adalah pengamanan fisik atas bahan bakar bekas yang diangkut dengan mengacu pada prosedur Proteksi Fisik Pengangkutan Bahan Bakar Bekas dari KH-IPSB3 ke Pelabuhan Ciwandan. Kegiatan ini dilakukan oleh tim transportasi yang berjumlah 59 orang yang anggotanya dari internal BATAN dan instansi terkait, serta tim dari POLRI yang bersandi ”Operasi LIRA 2009” yang melibatkan anggota sebanyak 350 personil. Kegiatan ini terus menerus dievaluasi dengan memperhatikan perkembangan situasi dan kondisi keamanan sepanjang rute yang akan ditempuh untuk mengantisipasi titik-titik rawan yang

berpotensi menimbulkan gangguan keselamatan teknis dan keamanan selama pengangkutan.

Dalam upaya memperlancar kegiatan transportasi, pada tanggal 27 Juli 2009 dilakukan simulasi pengangkutan bahan bakar nuklir bekas dari Kawasan Nuklir Serpong ke Pelabuhan Ciwandan. Seluruh kegiatan pengangkutan bahan bakar nuklir bekas yang menyangkut aspek keamanan menjadi tanggung jawab POLRI, dengan sandi Operasi LIRA 2009. Kegiatan ini diawali dengan briefing oleh Ketua ”Operasi LIRA 2009” pada pukul 20.00 WIB, dilanjutkan dengan simulasi pengangkutan bahan bakar nuklir bekas dari Kawasan Nuklir Serpong ke Pelabuhan Ciwandan sesuai dengan skenario pengawalan yang optimal dengan rute perjalanan yang telah ditentukan. Pengangkutan bahan bakar nuklir bekas dilakukan pada pukul 23.00 WIB dengan asumsi bahwa lalu lintas kendaraan sudah berkurang. Dalam simulasi ini disimulasikan adanya gangguan teknis kendaraan berupa pecah ban dan penggantian truk dengan truk cadangan, selain itu disimulasikan juga terjadi gangguan keamanan berupa serangan dari teroris di jalan.

(5)

193

Dari hasil evaluasi simulasi, ada beberapa hal yang perlu diketahui :

1. Kecepatan kendaraan sesuai dengan rencana, yaitu 40 km/jam

2. Kesiapsiagaan aparat POLRI pada setiap titik kerawanan tercapai

3. Penanganan gangguan teknis kendaraan selama jalan dapat berlangsung dengan cepat dan tepat sesuai dengan waktu perkiraan, yaitu kurang dari 30”.

4. Serangan teror dapat diatasi oleh pasukan wanteror 81 tanpa mengganggu jalannya konvoi pengangkutan.

5. Waktu tempuh dari Kawasan Nuklir Serpong ke Pelabuhan Ciwandan selama 4 jam dengan kecepatan 40 km/jam..

Dari hasil simulasi diatas, dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan sesungguhnya yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2009.

Pada tanggal 29 Juli 2009, kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan melakukan penempatan ISO container No. TPNU 446 601/2 dan ISO container 20’ No. TPNU 297 007 0 ke atas chasis truk pengangkut. Truk pengangkut ISO container No. TPNU 446 601/2 dengan nomor polisi B 9996 MJ, sedangkan Truk pengangkut ISO container 20’ No. TPNU 297 007 0 dengan nomor polisi B 9862 QU. Pada pukul 14.00 WIB truk dengan nomor polisi B 9862 QU yang bermuatan material non radioaktif berangkat menuju pelabuhan Ciwandan dengan pengawalan petugas Unit Pengamanan Nuklir-BATAN dan tiba di lokasi pada pukul 18.07 WIB.

Pada pukul 21.00 WIB pelaksanaan pengiriman bahan bakar nuklir bekas diawali dengan briefing oleh kepala pelaksana operasi LIRA 2009. Dalam acara tersebut dipastikan kesiapan masing-masing tim pengawal, baik dari POLRI maupun BATAN dan BAPETEN. Dipastikan juga langkah-langkah antisipasi terhadap gangguan teknis maupun keamanan.

Antisipasi terhadap gangguan teknis terutama kerusakan truk pengangkut, disiapkan truk cadangan yang akan mengikuti konvoi truk pengangkut material radioaktif dan disiapkan mobile crane 40 ton yang standby di Ciujung, Kragilan, Serang. Antisipasi terhadap gangguan

keamanan dilakukan dengan pengawalan oleh Unit POLRI terkait. Keberangkatan

konvoi ke pelabuhan Ciwandan dengan

urutan sebagai berikut :

1. Mobil Pembuka Jalan/ Patroli Jalan Raya 2. Mobil Pengawal I

3. Mobil WANTEROR

4. Truk Pengangkut Material Radioaktif 5. Mobil Petugas Proteksi Radiasi dan

Keamanan Sumber Radioaktif

6. Mobil Kimia Biologi dan Radiasi (KBR-POLRI)

7. Mobil WANTEROR 8. Mobil Pengawal II.

Disamping konvoi tersebut diatas disusul dengan konvoi kedua yang terdiri dari mobil rombongan BAPETEN, Kedutaan AS, BATAN, mobil peralatan teknis, truk cadangan, POLRI, mobil logistik. Konvoi berangkat pada pukul 23.00 WIB, dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam. Sepanjang perjalanan, pengamanan cukup ketat oleh satuan POLRI pada setiap titik ruas jalan yang dilalui konvoi dari PUSPIPTEK sampai dengan Pelabuhan Ciwandan sehingga perjalanan aman dan lancar sesuai dengan rencana. Seluruh kegiatan rapat dan pengawalan dapat dilihat pada Gambar 7-12. Konvoi tiba di Pelabuhan Ciwandan pada pukul 03.00 WIB. Setelah ISO Container tiba di pelabuhan Ciwandan Cilegon dilakukan pemeriksaan radiologi yaitu pengukuran laju dosis pada semua titik ISO Container dan langsung diadakan serah terima dari BATAN ke US DOE.

Pemuatan dan Pengangkutan Bahan Bakar Bekas ke Savanah River Site (SRS)

Pemuatan ISO container No. TPNU 446 601/2 dan ISO container 20’ No. TPNU 297 007 0 dimasukan ke kapal Ocean Bird, menggunakan crane milik PT. Pelindo II pada tanggal 30 Juli 2009 pukul 04.00 WIB. Setelah kontainer masuk kedalam kapal, pemindahan tanggungjawab material bahan bakar nuklir bekas dari pihak PTLR-BATAN ke pihak US DOE dilakukan dengan penandatanganan laporan safeguard yaitu Inventory Change Document (ICD). Kapal Ocean Bird bertolak meninggalkan Pelabuhan Ciwandan pada tanggal 30 Juli 2009, pukul 06.00 WIB menuju Savanah River Site dengan rute yang telah ditentukan. Selama berada di perairan Indonesia kapal ”OCEAN BIRD” dikawal oleh Kapal Perang Teuku Umar dari TNI AL

(6)

194

Kegiatan pemuatan cask ke kapal dan penandatanganan safeguard dapat dilihat pada Gambar 13-15. Pada tanggal 26 September 2009, kapal pengangkut

Transport cask TN-MTR tiba di Savanah

River Site dengan aman dan selamat.

Kegiatan Proteksi Fisik Bahan Bakar Nuklir Bekas

Sesuai dengan PP No 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, ada persyaratan proteksi fisik yang harus dipenuhi, antara lain :

1. Proses pengawalan transfer cask kosong dari Tanjung Priok ke kawasan nuklir Serpong.

a. Tim pengamanan nuklir bersama tim Proteksi Radiasi melakukan pengecekan kondisi kendaraan pengakut kontainer, kesiapan

pengemudi dan keamanan bahaya kontaminasi bahan radioaktif

b. Berkoordinasi dengan pihak POLRI melakukan penyiapan rangkaian konvoi kendaraan pengawalan sesuai prosedur

c. Dalam perjalanan, tim pengamanan nuklir pada titik-tik tertentu melaporkan situasi dan kondisi keamanan perjalanan kepada Pengusaha Instalasi Nuklir

2. Pengamanan transfer cask di kawasan nuklir Serpong.

a. Pengamanan dilakukan selama 24 jam atau 1 hari dan melakukan pembatasan daerah proteksi terlarang dan terbatas.

b. Secara fisik dilakukan patroli secara berkala setiap 2 (dua) jam dan dilakukan pemantauan melalui kamera CCTV selama 24 jam

(7)

195

c. Setiap kegiatan dan personel yang melakukan kegiatan di daerah proteksi dilakukan pencatatan dan pemantauan oleh petugas pengamanan nuklir.

3. Pengamanan pada saat loading ke bahan bakar nuklir bekas ke cask.

a. Pengamanan dilakukan selama 24 atau jam 1 hari dan secara fisik dilakukan penjagaan dan pemantauan melalui kamera CCTV yang dikendalikan dari gedung 90 PKTN; b. Dilakukan penjagaan selama kegiatan

loading oleh satuan pengamanan nuklir untuk membatasi akses masuk personel yang tidak berkepentingan di daerah proteksi.

c. Bekerjasama dengan POLRI, melakukan penyiapan tim perespon dalam rangka menghadapi situasi gangguan pengamanan

4. Pengawalan transportasi cask kontainer bahan bakar nuklir bekas dari kawasan nuklir Serpong ke Ciwandan Banten. a. Melakukan pengecekan fisik

kesiapan pengemudi, kelaikan kendaraan pengangkut cask kontainer bahan bakar nuklir bekas dan kemungkinan adanya sabotase yang dapat mengganggu keselamatan dan keamanan

d. Berkoordinasi dengan POLRI melakukan penyiapan konvoi kendaraan pengawalan

e. Melakukan koordinasi secara intensif dengan jajaran pengamanan pengawal dan Pengusaha Instalasi Nuklir melalui radio komunikasi (HT) dan telepon seluler setiap perkembamngan baik normal maupun kemungkinan adanya ancaman keamanan

5. Pengamanan pada saat cask kontainer berada di pelabuhan Ciwandan Banten. a. Tim keselamatan dan pengamanan

nuklir melakukan pengecekan

paparan radiasi dan mengisolasi daerah proteksi;

b. Melakukan penjagaan secara fisik dan melakukan koordinasi dengan pihak POLRI dan satuan keamanan terkait di Pelabuhan Ciwandan; c. Melakukan pengawasan dan

pemantauan daerah proteksi, terlarang dan terbatas selama proses pengangkutan cask kontainer ke kapal pengangkut;

KESIMPULAN

Kegiatan repatriasi bahan bakar nuklir bekas RSG-GAS ke Amerika Serikat dimulai dari tanggal 10 Juni 2009 dan berakhir pada tanggal 30 Juli 2009. Jumlah Bahan bakar nuklir bekas US origin yang dikirim sebanyak 42 buah yang terdiri dari 34 bahan bakar standar silisida dan oksida, dan 8 elemen kontrol silisida dan oksida. Secara keseluruhan kegiatan repatriasi tahap III yang dimulai dengan pengajuan perizinan sampai dengan pemuatan dan pengangkutan Bahan Bakar Bekas ke Savanah River Site (SRS) berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Kegiatan Repatriasi Bahan Bakar Bekas Rsg-Gas Ke Savannah

River Site Amerika Serikat, PTLR, 2009 2. International Atomic Energy Agency, Regulation for the Safe Transport of Radioactive Material, Safety Requirements No. TS-R-1, Safety Standards Series, IAEA, Vienna, 2005. 3. Laporan Analisis Keselamatan Kanal

Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (LAK KH-IPSB3),rev 7, PTLR –BATAN, 2009.

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 2002 tentang Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif, Himpunan Peraturan Di Bidang Tenaga Nuklir (Buku I), Biro Humas Organisasi dan Pengamanan, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta, 2004.

(8)

196

TANYA JAWAB

1. Nama Penanya : Sagino

Instansi : Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pertanyaan :

a. Bagaimana Prosedur Loading Bahan Bakar Bekas Ke Kontainers/Cask?

b. Bagaimana Prosedur Transportasi Bahan Bakar Bekas dari KH-IPSB3 Serpong ke Pelabuhan Ciwandan?

Jawab :

a. Prosedur Loading Bahan Bakar Bekas (BBB) dari teras PRSG ke Cask TNMTR adalah: - BBB dari teras PRSG dipindahkan ke Kolam KH-IPSB3 melalui kanal

penghubung antara PRSG dan KH-IPSB3

- Dengan menggunakan intermediate platform BBB dimasukkan ke dalam Transfer Hood

- Setelah didekontaminasi, trasnfer hood dibawa menggunakan forklift dibawa menuju transfer cask TNMTR.

- Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di prosedur pemindahan BBB dari kolam KHIPSB3 ke cask TNMTR

b. Prosedur Loading Bahan Bakar Bekas (BBB) dari KHIPSB3 ke Cask Pelabuhan Ciwandan adalah adalah:

- Loding BBB dari kolam ke cask TNMTR - Cask ditutup dengan absorber

- Cask dimasukkan kedalam kontainer

- Cask di angkut ke Pelabuhan Ciwandan dengan pengawalan TNI, MABES POLRI, WANTEROR, Densus dan Petugas Proteksi Radiasi.

- Cask dimasukkan kedalam Kapal Ocean Bird dengan menggunakan Crane milik PT. Pelindo II

Referensi

Dokumen terkait

Melihat kenyataan tersebut maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian yang berjudul efektivitas layanan informasi dengan model cooperative learning tipe

Tryout Kimia PMK Persiapan PKK/PKTB Siswa 1. Akhir Perkuliahan Semster Ganjil

Jika pengguna dalam jangkauan area interaksi suatu obyek dan menekan tombol E pada keyboard: sistem menjalankan UC01. Jika pengguna menekan tombol M pada keyboard:

pemerhatian.Antara hasil kajian diperolehi terdapat pengaruh budaya dari negara luar selari dengan proses globalisasi terhadap fesyen hijab yang menuntut wanita

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan bagi guru sekolah yang bersangkutan dalam merencanakan dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang

Trotoir berfungsi untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pejalan kaki baik dari segi keamanan maupun kenyamanan .Konstruksi trotoir direncanakan sebagai pelat beton

Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan, sumber daya air dan irigasi yang diarahkan pada penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan

Penelitian dilakukan oleh Chow et al., dalam Lin (2010) menemukan bahwa mahasiswa dengan karakter kepribadian yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata dari