• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DAN INOVASI KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI RA IBNU AQIL SOREANG KABUPATEN BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN DAN INOVASI KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI RA IBNU AQIL SOREANG KABUPATEN BANDUNG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 WALADUNA : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Vol 2 No 1

PENGEMBANGAN DAN INOVASI KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DI RA IBNU AQIL SOREANG KABUPATEN BANDUNG

Anwar Rifai

Dosen Program Studi PIAUD STAI Muhammadiyah Bandung anwarrifai.m.ag@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this paper is to describe the implementation of early childhood education developmentl and its innovation in early childhood education Ibnu Aqil. The Importance of Curriculum Development in Early Childhood Education. Human civilization is growing then challenges in the future also became heavier, so that the curriculum should also develop appropriate times. One form of State's attention towards the improvement of human resources in the face of the current globalization is through curriculum development. Teachers as implementer, adapter, curriculum developers, and researchers are responsible for determining the appropriate curriculum for the success of learners especially in order to be able to compete and adapt in a globalized world. Therefore, teachers should have an understanding of how to develop or design a curriculum that fits the situation, conditions, and characteristics of learners in an education unit based on the Government policy of Indonesia in the field of educational decentralization of education. Early childhood education curriculum must be appropriated with children character and the rule of government. This year every early childhood education use 2013’s curriculum. In PAUD Gemilang this curriculum applied too. Based on accreditation advise the institution have a problem in device learning because still applied the curriculum in a part of learning activity. The problem like: daily lesson plan and scientific evaluation. So, we improve device learning in order to appropriate.

Keywords : Development and Innovation, Curriculum 2013, Early Childhood Education

ABSTRAK

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengembangan kurikulum pendidikan anak usia dini beserta inovasinya di PIAUD-RA Ibnu Aqil. Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah pada kurikulum. Seiring perkembangan dan tantangan zaman, kurikulum terus mengalami perubahan dan pengembangan yang sistematis dan terarah. Implementasi kurikulum seharusnya dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional secara bertahap. Perubahan dan pengembangan kurikulum yang paling mendasar adalah pengembangan kurikulum pada pendidikan tingkat paling dasar yaitu Pendidikan

(2)

2 WALADUNA : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Vol 2 No 1

Anak Usia Dini (PAUD), karena mutu Pendidikan Anak Usia Dini menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa yang akan datang, salah satunya yaitu dengan kurikulum 2013 PAUD. Saat ini PAUD telah mempunyai kurikulum sendiri, karena selama ini PAUD belum mempunyai kurikulum. Diharapkan Kurikulum 2013 PAUD mendorong perkembangan peserta didik secara optimal. Kurikulum pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan karakter anak dan peraturan pemerintah. Tahun ini setiap pendidikan anak usia dini menggunakan kurikulum tahun 2013. Di PIAUD Ibnu Aqil kurikulum ini juga diterapkan. Terdapat beberapa masalah seperti rencana pembelajaran dan evaluasi berbasis saintifik. Kegiatan ini berusaha untuk memberikan pendampingan dalam penyusunan perangkat pembelajaran agar sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Kata Kunci : Pengembangan dan Inovasi, Kurikulum 2013, PAUD

PENDAHULUAN

Dalam mengembangkan dan mendesain kurikulum pada berbagai jenjang pendidikan di Indonesia maka seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan kurikulum dituntut untuk memiliki pemahaman yang memadai tentang kurikulum. Salah satu bentuk kesepakatan Indonesia bersama UNESCO adalah menerapkan education for all di mana negara perlu menyelenggarakan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yang mencakup learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together (Laksana, 2016: 46).

Keempat pilar tersebut kemudian diejawantahkan ke dalam kurikulum di setiap jenjang pendidikan agar output dapat bersaing di dunia global. Kebijakan pemerintah berupa desentralisasi pendidikan merupakan jalan masuk bagi guru dalam mendesain kurikulum yang sesuai dengan karakteristik peserta didik di lembaganya agar dapat bersaing dengan lulusan dari lembaga lain antar daerah sebagai bentuk awal dalam persaingan regional dan internasional.

Dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, kurikulum diartikan sebagai “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Syafruddin Nurdin, 2016: 50).

Dari pengertian kurikulum di atas, secara eksplisit terlihat ada tiga komponen kurikulum, yaitu: tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara atau metode yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan KBM. Meskipun evaluasi tidak dinyatakan secara eksplisit, tapi frase cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar secara implicit juga menyimpan arti tentang “evaluasi”. Karena, kegiatan belajar mengajar pada hakikatnya diawali dengan perencanaan, diiringi dengan pelaksanaan (implementasi) dan diakhiri oleh penilaian atau evaluasi. Jadi evaluasi merupakan bagian integral dari sebuah

(3)

3 WALADUNA : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Vol 2 No 1

kegaiatan belajar mengajar, dan juga sekaligus merupakan salah satu komponen utama kurikulum. Dengan demikian pengertian kurikulum yang terdapat dalam undang-undang

Dengan demikian pengertian kurikulum yang terdapat dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 sudah relevan dengan pandangan para ahli kurikulum dan sekaligus pengertian tersebut juga telah meliputi keempat komponen utama kurikulum, yaitu: tujuan, isi/bahan. Materi. Metode/KBM, dan evaluasi.

PENTINGNYA PENGEMBANGAN DAN INOVASI KURIKULUM 2013

Pengembangan kurikulum ibarat pondasi gedung, jika sebuah gedung memiliki fondasi yang kuat akan sulit dirobohkan. Namun sebaliknya, jika fondasi tersebut tidak kokoh, akan mudah terguncang oleh angin, dan tentu saja hal ini akan berimbas pada manusia (peserta didik). Pengembangan kurikulum merupakan suatu gagasan, asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum (Toto, 2011: 16).

Mengenai Inovasi pendidikan, Indonesia telah beberapa kali melakukan pembaharuan khususnya dalam bidang kurikulum, sejak tahun 1947 sampai 2013, terhitung sudah terjadi 11 kali perubahan kurikulum, mulai dari kurikulum pada zaman orde lama sampai sekarang.

Adapun inovasi kurikulum di Indonesia didasarkan pada tiga hal, yaitu (1) visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas; (2) tujuan inovasi kurikulum tidak lain adalah untuk memperbaiki sistem kurikulum yang ada agar lebih baik dari sebelumnya sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat; (3) sebagai bentuk usaha dalam mencari solusi atas permasalahan yang ada (Arifin, 2011: 296)

Pengembangan kurikulum bertujuan untuk memperbarui kurikulum yang sudah ada menjadi kurikulum yang lengkap, sesuai, inovatif, kontekstual, dan menjawab kebutuhan output untuk bersaing di tingkat daerah, nasional, maupun internasional. Menurut Hamalik, pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatankesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa (2007 : 97).

Kurikulum memuat berbagai panduan dalam menyelenggarakan suatu satuan pendidikan seperti standar isi pendidikan, proses pembelajaran, pengelolaan pembelajaran dan penilaian terhadap peserta didik yang dikembangkan sendiri dengan tetap mengacu pada standar nasional pendidikan sebagai kerangka acuan standar minimal penyelenggaraan di Indonesia. Standar PAUD yang menjadi acuan saat ini di Indonesia terdapat dalam Permendikbud No. 137 tahun 2014 yang

(4)

4 WALADUNA : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Vol 2 No 1

memuat 8 standar yaitu STPPA, isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Kurikulum 2013 PAUD memiliki keterkaitan dengan standar yang sudah ditentukan secara nasional untuk PAUD tersebut. Delapan standar yang dijadikan acuan dalam penyelenggaraan PAUD tersebut dijabarkan lagi ke dalam kurikulum 2013 yang berisi kompetensi inti, kompetensi dasar, program pengembangan, pembiasaan dan pendekatan saintifik, serta penilaian otentik.

Berpikir saintifik adalah Kemampuan berpikir dalam memahami masalah, menganalisa, mencari pemecahannya, dan menghasilkan sesuatu yang inovatif dan kreatif (Kuhn & Pearsall, 2000; Kuhn dan Schauble, & Garcia-Milla, 1992). Lepper (dalam Nugraha, 2008) pengembangan pembelajaran sains mencakup 4 kompetensi inti yaitu KI 1 : Sikap Spiritual; KI 2 : Sikap Sosial; KI 3 : Pengetahuan; KI 4 : Keterampilan. Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapat pengalaman belajar melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan (Permendikbud No. 81 A Tahun 2013) seperti bagan di bawah ini:

Kurikulum nasional yang sudah ditetapkan merupakan acuan minimal yang dapat dikembangkan oleh satuan PAUD di daerah sesuai dengan karakteristik, keunggulan, dan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, kurikulum 2013 yang sudah ada dapat dikembangkan lagi oleh guru di satuan PAUD sesuai dengan karakteristik, keunggulan, dan potensi yang dimiliki oleh daerah di mana satuan PAUD tersebut didirikan. Adapun kegiatan pengembangan kurikulum 2013 dapat dilakukan oleh pendidik PAUD pada saat menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebagai kurikulum operasional di PAUD. KTSP yang disusun mengacu pada Permendikbud No. 137 tahun 2014 dan kurikulum 2013 berbasis pendekatan saintifik terutama pada saat mengembangkan perencanaan pembelajaran. Peluang pendidik dalam mengembangkan kurikulum 2013 adalah pada saat menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan

(5)

5 WALADUNA : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Vol 2 No 1

mengimplementasikan pendekatan menyeluruh dan terpadu, ragam budaya, konstruktivisme, dan bermain kreatif (Hapidin, 2011: 19).

Pada saat menyusun KTSP, Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) merupakan salah satu komponen utama dalam memahami, menyusun, dan mengembangkan program pembelajaran (bermain) pada satuan pendidikan anak usia dini sesuai kelompok usia anak. STPPA pada Permendikbud No. 137 tahun 2014 menggambarkan kriteria pertumbuhan dan perkembangan normal yang diharapkan dicapai oleh anak pada rentang usia tertentu ( usia 0 – 6 tahun).

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak dari rentang usia 0 – 6 tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan guna membantu anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya baik jasmaniah maupun rohaniah agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Indrijati, 2016).

Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Dalam pendidikan anak usia dini yang harus dikembangkan ialah enam aspek perkembangan sesuai Permendikbud No. 137 tahun 2014 tentgang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) yaitu (1) Aspek nilai agama dan moral, (2) Aspek fisik motorik, (3) Aspek kognitif, (4) Aspek sosial emosional, (5) Aspek bahasa, dan (6) Aspek seni. Dan seluruh aspek perkembangan ini harus dikembangkan sesuai dengan usia perkembangan dan pertumbuhan anak (Hasyim, 2015) PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) merupakan salah satu lembaga dasar yang berfokus padapembentukan SDM (Sumber Daya Manusia) berkualitas. Hal ini sesuai dengan amanat UU No. 20 tahun 2003 mengenai SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) tentang pentingnya penanganan pendidikan anak usia dini (Ridho, Markhamah, Darsinah, 2015). Trend peningkatan pertumbuhan dan perkembanganberbagai jenis lembaga PAUD terjadi pada berbagai wilayah di Indonesia. Namun, kenyataannya fenomena tersebut terkadang kurang sejalan dengan kualitas mutu layanan PAUD yang seharusnya juga semakin meningkat. Terdapat berbagai macam permasalahan yang seringkali dihadapi lembaga PAUD, mulai dari permasalahan layanan PAUD, ketersediaan sarana dan prasana, pembiayaan proses penyelenggaraan PAUD yang terkadang minim, manajemen kurikulum yang digunakan dalam lembaga PAUD, dan ketersediaan waktu dalam perencanaan penyusunan kurikulum.

Berdasarkan STPPA PAUD di atas maka PIAUD-RA Ibnu Aqil sebagai salah satu lembaga PAUD juga sudah melaksanakan kurikulum 2013. Dalam proses

(6)

6 WALADUNA : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Vol 2 No 1

KBM berlangsung di PIAUD-RA Ibnu Aqil masih belum tersedianya pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Perangkat pembelajaran yang perlu perbaikan antara lain: program semester, RPPM, RPPH, media pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Oleh karena itu PIAUD-RA Ibnu Aqil hendaknya mulai melakukan pembenahan dan penyesuaian agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 yang berlaku. Berdasarkan hal di atas permasalahan PIAUD-RA Ibnu Aqil adalah penyusunan pengembangan perangkat pembelajaran yang terdiri dari: 1. masih mengalami kesulitan menyusun perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 PAUD, 2. belum memahami materi ajar yang harus dipersiapkan dalam kegiatan pembelajaran, 3. kebingungan untuk memenuhi kelengkapan media pembelajaran, dan 4. belum memahami sistem penilaian dengan cara yang benar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang dideskripsikan ataupun secara lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dan cenderung menggunakan analisis. Penelitian kualitatif juga memperoleh hasil secara langsung dengan cara berinteraksi langsung dengan subjek yang di teliti (Saat & Mania, (2018). Peneliti memilih pendekatan ini disebabkan oleh prosesnya yang sederhana dan memudahkan peneliti karena tidak membutuhkan pemahaman mengenai ilmu statistik yang terlalu mendalam (Sukardi, 2014). Lokasi penelitian bertempat di PIAUD-RA Ibnu Aqil di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Sumber data adalah subjek penelitian yakni kepala sekolah PIAUD-RA Ibnu Aqil (subjek tunggal penelitian). Adapun alasan pemilihan PIAUD-RA Ibnu Aqil sebagai lokasi penelitian karena pertama, memiliki karakteristik berupa profil manajemen kurikulum PIAUD-RA yang unik dengan ciri khas khusus dalam mengembangkan karakter peserta didik dan kedua, keterjangkauan lokasi penelitian yang berjarak relatif dekat dengan lokasi peneliti bermukim.

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik: 1) Indepth interview terhadap kedua subjek penelitian yakni wawancara semi terstruktur. Dimana peneliti mengumpulkan data dengan menyiapkan instrument terlebih dahulu. Dengan wawancara peneliti menggunakan pedoman wawancara agar memudahkan dan mengfokuskan pertanyaan yang diajukan. Peneliti juga menggunakan alat bantu rekam untuk membantu dalam mengolah data. (Saat dan Mania, 2018), 2) Observasi menggunakan pedoman observasi yakni cara menghimpun bahan bahan keterangan dengan melakukan pengamatan langsung pencatatan yang secara sistematis terhadap gejala gejala yang dijadikan objek pengmatan manajemen kurikulum PAUD.

(7)

7 WALADUNA : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Vol 2 No 1

(Harahap, 2017), 3) Angket yakni alat pengumpulan data yang berisi pertanyaanpertanyaan yang dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek penelitian atau responden secara tertulis (Husama, dkk, 2018). dan 4) Dokumentasi yakni berbagai peralatan penunjang dalam penelitian seperti dokumentasi foto melalui kamera, video rekaman, dan lainnya).

Peneliti merupakan instrumen utama penelitian, dimana peneliti sendiri yang bertindak sebagai perencana, pengumpul data dengan mengambil data langsung melalui wawancara dan observasi, kemudian menganalisis data, menafsirkan data, dan melaporkan hasil penelitian yang diperolehnya. Selanjutnya, data penelitian kemudian dianalisis dengan tahapan (Saat & Mania, 2018): 1) Reduksi data yaitu merangkum dan menyaring data penting, 2) Penyajian data yaitu menyajikan data yang tersedia dalam bentuk uraian singkat, dan 3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi yaitu mengambil kesimpulan dan verifikasi terhadap data yang terkumpul. Adapun pengujian keabsahan data menggunakan tahap (Suwendra, 2018): 1) Credibility (kepercayaan) yaitu peneliti berusaha mencapai credibility dengan mengajukan pertanyaan apakah proses dan hasil penelitian dapat dipercaya dan diterima oleh pembaca dengan menggunakan teknik berikut: a) Peer debriefing (diskusi) yaitu membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak berkepentingan dalam penelitian agar hasilnya objektif. Peneliti akan berdiskusi dengan informan penelitian seperti teman subjek. b) Triangulasi yaitu mengecek kebenaran data dengan mencari informasi dari berbagai sumber dengan cara dan waktu berbeda. Sumber data adalah subjek, teman subjek, dan dosen pembimbing skripsi subjek. 2) Transferbility (keteralihan) yaitu peneliti berusaha menyajikan data yang kaya deskripsi dan lebih rinci dengan mengenal subjek dan keadaan lapangan dengan baik, sehingga kehadiran peneliti tidak lagi mempengaruhi situasi. 3) Dependability (ketergantungan) yaitu peneliti berusaha untuk selalu berdiskusi dan mengkonsultasikan segala proses penelitiannya dengan pakar secara bertahap, khususnya dengan sesama rekan peneliti.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses pengembangan dan inovasi kurikulum 2013 PAUD pada RA Ibnu Aqil ditinjau dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan kurikulum di PAUD dijabarkan sebagai berikut:

Perencanaan (Planning) Subjek penelitian menjelaskan bahwa perencanaan kurikulum yang di gunakan di PIAUD-RA Ibnu Aqil sudah di rancang secara matang jauh sebelum proses pembelajaran berjalan dan uniknya orang tua berpartisipasi dalam perencanaan kurikulum. Fatimah dan Rohmah (2016) mendukung pernyataan ini, dimana perencanaan (planning) dianggap sangat penting karena dalam menjalankan suatu kegiatan pasti terdapat perencanaan untuk

(8)

8 WALADUNA : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Vol 2 No 1

merencanakan mulai dari materi pembelajaran, waktu yang akan dilaksanakan serta alat yang digunakan atau diperlukan dalam proses pembelajaran. Selain itu, terdapat dua pandangan mengenai perencanaan kurikulum. Pertama, yang dikemukakan oleh para behavioris mengatakan bahwa rancangan kurikulum didasarkan pada hal-hal yang diperlukan. Kedua, pandangan yang dikembangkan oleh para ahli perkembangan anak yang menyatakan bahwa rancangan harus berdasarkan telaah psikologi perkembangan yang mengatakan bahwa anak merupakan”pelajar” aktif dalam menelaah lingkungan dan berbagai pengalaman hidupnya (Suyadi, 2016)

Pelaksanaan (implementing) Hasil proses observasi dan wawancara terhadap subjek penelitian mengenai pelaksanan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di PIAUD-RA Ibnu Aqil sudah berjalan sesuai sebagaimana mestinya, pemilihan isi dan organisasi materi pembelajaran sesuai indikator dan kompetensi dasar pada kurikulum. Penyusunan pembuatan kurikulum di rencanakan terlebih dahulu dengan cara mengambil dari Kemendikbud, visi misi sekolah dan unsur manusia Ibnu Aqil di masukkan ke dalam kurikulum. PIAUD-RA Ibnu Aqil juga menyusun kurikulum setiap semester. Penyusunan kurikulum dilakukan jauh sebelum proses pembelajaran dan evaluasi dilakukan tiap semesternya. Secara umum pelaksanaan isi kurikulum di PIAUD-RA Ibnu Aqil sama dengan kurikulum nasional, hanya saja di Ibnu Aqil dalam kurikulumnya memiliki ciri khas khusus muatan yang menjadi penekanan muatan karakter pendidikan Islam terpadu. Setiap pelaksanaan suatu tema pembelajaran minimal harus ada satu penekanan muatan karakter tersebut. Pelaksanaan kurikulum di PIAUD-RA Ibnu Aqil di sesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, akan tetapi peserta didik yang memiliki pemahaman yang lebih cepat materi pembelajarannya di tambah sesuai kemampuan anak. Penggunaan metode dalam melakukan evaluasi terkait dengan perkembangan anak. Di PIAUD-RA Ibnu Aqil, orang tua siswa ikut serta dalam perencanaan kurikulum. Pelaksanaan dan penggunaan media pembelajaran sesuai dengan tema pada kurikulum, alokasi waktu yang digunakan dalam pembelajaran sudah sesuai dengan waktu yang dicantumkan di dalam kurikulum. Desain kurikulum sudah terencana dan terorganisir sehingga hasilnya efektif, Kegiatan, materi dan bahan ajar yang digunakan sudah sesuai dengan silabus dan isi program kurikulum sehingga memudahkan siswa untuk menguasai materi pembelajaran didalamnya mencakup pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan.

Pengembangan (developing) Subjek penelitian menjelaskan bahwa proses pengembangan kurikulum 2013 di PIAUD-RA Ibnu Aqil sudah berjalan selama tiga tahun terakhir dari 2016 , yakni berlangsung sejak bulan Juli 2016 hingga saat ini. Pada semester satu ini banyak hal yang akan dikembangkan secara maksimal dan menjadi dasar evaluasi dari PIAUD-RA Ibnu Aqil untuk melakukan berbagai penyempurnaan di semester yang akan datang. Interaksi guru dengan siswa selama proses pembelajaran cukup baik, Selanjutnya kurikulum harus disesuaikan dengan

(9)

9 WALADUNA : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Vol 2 No 1

kebutuhan anak. Kurikulum dari Kemendikbud tidak serta merta langsung di terapkan tapi harus di analisis dan disesuaikan dengan kebutuhan anak, dalam merancang penggunaan kurikulum, sekolah meminta orang tua siswa untuk berpatisiasi, serta siswa di observasi untuk mengetahui kebutuhan anak semester selanjutnya.

Pernyataan ini di dukung oleh Bahri (2011) yang menilai bahwa pengembangan (developing) kurikulum tidak hanya merupakan abstraksi akan tetapi mempersiapkan berbagai contoh dan alternatif untuk tindakan yang merupakan inspirasi dari beberapa ide dan penyesuaian-penyesuaian lain di masa mendatang yang di anggap penting bagi lembagaatau institusi pendidikan.

KESIMPULAN

Dalam mengembangkan dan mendesain kurikulum pada berbagai jenjang pendidikan di Indonesia maka seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan kurikulum dituntut untuk memiliki pemahaman yang memadai tentang kurikulum. Salah satu yang terlibat aktif dalam mendesain dan mengembangkan kurikulum adalah pendidik di satuan PAUD. Pendidik di satuan PAUD/ PIAUD diberi kebebasan mengembangkan kurikulum melalui penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Kurikulum 2013 sebagai acuan minimal dalam penyusunan kurikulum di satuan PAUD dikembangkan lagi sesuai dengan karakteristik sataun PAUD melalui KTSP, sehingga kurikulum yang sudah ada (kurikulum 2013) menjadi kurikulum yang lengkap, sesuai, inovatif, kontekstual, dan menjawab kebutuhan output untuk bersaing di tingkat daerah, nasional, maupun internasional.

Kurikulum yang dikembangkan wajib mendukung tumbuh kembang anak melalui metode yang menyenangkan bukan pemaksaan agar anak berkembang sesuai kemauan pendidik maupun orangtua. Pendidik yang mampu memahami kurikulum PAUD dengan baik juga akan mampu mengembangkan kurikulum dengan baik. Pendidik mampu memahami karakteristik anak, capaian perkembangan anak sesuai usia, serta kebutuhan tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya. Oleh karena itu, semakin paham seorang pendidik PAUD/PIAUD tentang kurikulum PAUD maka semakin berkualitas satuan PAUD tersebut.

Pengembangan dan inovasi perangkat pembelajaran kurikulum 2013 di PIAUD-RA Ibnu Aqil merupakan solusi untuk mengatasi kelemahan dalam penilaian tersebut antara lain pada program tahunan, program semester, RPPM, dan RPPH untuk kemudian disesuaikan dengan kurikulum 2013 PAUD. Perencanaan pengembangan kurikulum dilakukan secara kontinu yang dilaksanakan setiap semester dan di rancang jauh sebelum proses pembelajaran serta evaluasi dengan melibatkan peran orang tua peserta didik. Untuk itu pelaksanaan kurikulum di

(10)

10 WALADUNA : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Vol 2 No 1

PIAUD-RA Ibnu Aqil tetap mengacu pada kurikulum nasional, Pengembangan dan Inovasi kurikulum 2013 PAUD di RA Ibnu Aqil di kembangkan sesuai dengan kebutuhan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ahmad, H.M. (1998). Pengembangan Kurikulum. Bandung: CV Pustaka Setia. Bruce, Tina (1987). Early Childhood Education. London: Holder & Stoughton. Bahri, Syamsul. (2011). Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol. 11 No. 1 Tahun 2011

Hamalik, Oemar. (2006). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

___________________, (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Bahri, Syamsul. (2011). Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol. 11 No. 1 Tahun 2011

Laksana, S. D. (2016). Integrasi Empat Pilar Pendidikan (Unesco) dan Tiga Pilar Pendidikan Islam. Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, 6 (1).

Lubis, M. (2015). Kesiapan Para Guru sebagai Pengembang Kurikulum dalam Merespon Perubahan Kurikulum. IMC 2016 Proceedings, 1 (1).

Referensi

Dokumen terkait

/// AccelStepper significantly improves on the standard Arduino Stepper library in several ways: /// \li Supports acceleration and deceleration /// \li Supports multiple

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas kimiawi dari sirup yang sudah diketahui formula optimumnya dengan parameter penurunan kadar alkaloid yang terbaca

Peran keindahan selalu terkait dengan kehidupan sosial budaya manusia sehari-hari, misalnya: dalam arsitektur rumah tinggal, menata interior/eksterior, berbusana, menikmati

TELAH MELAKSANAKAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH PADA TANGGAL 25 FEBRUARI 2018 DAN 11 MARET 2018. Diperiksa

Setelah melakukan evaluasi isian kualifikasi yang telah Saudara Upload untuk paket pekerjaan Jasa Konsultan Supervisi Revitalisasi Terminal Pinang Baris.. Dinas Perumahan

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif, dimana akan menganalisis apakah terdapat perbedaan pemahaman untuk kedua level smartphone

Berdasarkan data perbandingan hasil keputusan antara sistem dan ahli, maka tingkat akurasi dari sistem pendukung keputusan pemilihan penanaman varietas unggul padi

Pluralisme agama adalah bahwa setiap pemeluk agama dituntut bukan saja mengakui keberadaan dan hak agama lain, tapi terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan