• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

Provinsi Kalimantan Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

Tahun 2018

KEMENTERIAN KEUANGAN

(2)
(3)

ii EXECUTIVE SUMMARY

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2018 tumbuh sebesar 5,13% sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya yang sebesar 5,29%. Dari struktur PDRB Kalsel 2018, terlihat bahwa sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi rumah tangga sebesar Rp80,71 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp59,69 triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010. Pengeluaran rumah tangga ini memberikan kontribusi lebih dari 46,98% dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel. Dari sisi permintaan, PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan dan penggalian; pertanian, kehutanan, dan perikanan; dan industri pengolahan.

Jumlah permintaan kredit dari masyarakat selama tahun 2018 di wilayah Kalimantan Selatan tidak begitu signifikan kenaikannya dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai dengan akhir bulan Desember 2018, kenaikan jumlah pinjaman masyarakat stagnan di kisaran angka Rp65,08 triliun, naik dibandingkan jumlah pinjaman pada bulan Januari 2018 yang sebesar Rp59,09 triliun.

Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sepanjang tahun 2018 berfluktuatif berkisar di angka 13.290-15.253. Nilai tukar terendah terjadi pada tanggal 25 Januari dimana kurs menyentuh angka 13.290 rupiah per dolar. Sedang angka tertinggi pada tanggal 11 Oktober 2018 dimana kurs menyentuh angka 15.253 rupiah per dolar AS.

Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat bervariasi, antara lain:

- IPM Kalsel 2017 mencapai nilai 69,65 atau meningkat 0,60 poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 69,05. IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang bernilai 70,81.

- Dalam rentang waktu Maret 2018 sampai dengan September 2018, terjadi sedikit kenaikan jumlah penduduk miskin di wilayah Kalimantan Selatan sebesar 598 jiwa. Kenaikan ini didominisi oleh peningkatan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan maupun perdesaan.

Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2018 mencapai 2,63%. Besaran inflasi ini lebih rendah dibanding inflasi tahun 2017 yaitu 3,73%. Inflasi tahun 2018 masih dipicu oleh administered price seperti TDL. Kalimantan Selatan inflasinya lebih rendah jika dibanding dari inflasi nasional yang sebesar3.13%. Inflasi Kalimantan Selatan 2018 ini juga paling rendah dibandingkan inflasi pada lima tahun sebelumnya, yaitu 6,98% (2013), 7,28% (2014), 5,14% (2015), 3,57(2016) dan 3,73(2017). Peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan cukup besar pengaruhnya terhadap turunnya angka inflasi di bawah level 3 % ini.

(4)

iii - Dibandingkan rata-rata nasional, kesenjangan kesejahteraan antar penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah. Secara nasional, gini rationya masih di level 0,384, sedangkan untuk wilayah Kalimantan berada di kisaran 0,340.

- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 70,27%, naik sebesar 0,21% dari tahun sebelumnya 70,06.

Pada tahun 2018, APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit. Realisasi pendapatan negara sebesar Rp9,6 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp26,7 triliun. Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari wilayah/provinsi lain. Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan.

Secara total, realisasi penerimaan Negara tahun 2018 mengalami kenaikan dari Rp9,25 triliun menjadi Rp8,63 triliun. Penerimaan perpajakan mengalami kenaikan cukup tajam (12,44%) dari Rp7,48 triliun menjadi Rp8,13 triliun. Dari sektor PNBP, realisasi PNBP tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 3% dari realisasi PNBP tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,15 triliun menjadi Rp1,12 triliun

Dari sisi belanja negara, performa kinerja belanja K/L di Kalimantan Selatan tahun 2018 mengalami peningkatan dalam hal penyerapan anggaran. Penyerapan anggaran belanja K/L tahun 2018 sebesar 97%, mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan serapan tahun 2017 sebesar 78%. Demikian juga untuk TKDD, realisasi penyerapannya mengalami kenaikan cukup signifikan yaitu sebesar 25,63% dari serapan sebelumnya yaitu 71,37% di tahun 2017 menjadi 99% tahun 2018.

Dalam APBD Tahun Anggaran 2018, Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan pendapatan daerah sebesar Rp23,65 triliun, naik 3% dari target pada tahun sebelumnya. Sedangkan pagu belanja daerah dalam APBD 2018 turun sebesar 9,3% dari pagu belanja daerah tahun 2017.

Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan tahun 2018 sebesar Rp14,93 triliun naik 9% dari pendapatan tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp30,06 triliun naik sedikit 0,09% dari tahun sebelumnya.

Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan Selatan sebesar 14,45 miliar ton atau 20,8% dari cadangan batubara nasional. Namun demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara merupakan sumberdaya takterbarukan. Untuk menggantikan peran sektor batubara tersebut, sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi). Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit.

(5)

iv Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain, pendapatan daerah belum optimal, peningkatan rasio pajak, belanja infrastruktur untuk pemerataan, dan struktur belanja pendidikan.

(6)
(7)

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2018

Kata Pengantar……….. i Executive Summary……….. ii Dashboard………... v DAFTAR ISI………. DAFTAR TABEL……….. DAFTAR GRAFIK……… DAFTAR GAMBAR………. BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL …………... 1

A. INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL………... 1

1. Produk Domestik Regional Bruto ………..……….……. 1

2. Suku Bunga ……….………….……….……….……… 7

3. Inflasi……….………... 8

4. Nilai tukar .……….……….…………... 9

B. INDIKATOR KESEJAHTERAAN .……….………...……… 11

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) ... 11

2. Tingkat Kemiskinan ……….……….. 14

3. Ketimpangan (Gini Ratio) ……….……… 16

4. Kondisi Ketenagakerjaan ……….………….………... 17

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISI PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL ……….. 19

A. APBN TINGKAT PROVINSI ……… 19

B. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI ..………. 20

1. Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi ………. 20

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi …… 21

3. Total Pendapatan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi ………... 23

C. BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI ………... 25

1. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Jenis Belanja …………. 26

2. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Organisasi ( Bagian Anggaran/ Kementerian/ Lembaga ) ………. 27

3. Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi ……….. 27

D. ANALISIS CASH FLOW PEMERINTAH PUSAT ………. 28

E. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA ( TKDD ) ………. 29

F. PENGELOLAAN BLU PUSAT ………... 31

1. Profil dan Jenis Layanan BLU Pusat ………. 31

2. Perkembangan Pengelolaan Aset, Pendapatan dan Belanja BLU Pusat … 32 3. Kinerja Keuangan ………. 33

(8)

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2018

5. Analisis Legal BLU ………... 35

6. Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP ……… 35

7. Potensi Satker PNBP menjadi Satker BLU ……….. 36

G. PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT ………. 38

1. Penerusan Pinjaman ……… 38

2. Kredit Program ………. 39

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN PELAKSANAAN APBD..… 45

A. APBD TINGKAT PROVINSI ………... 45

B. JENIS PENDAPATAN DALAM APBD ………...……… 46

C. JENIS BELANJA DALAM APBD 49 1. Rincian Belanja daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan ….……….. 49

2. Rincian Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja ( Sifat Ekonomi ) ….….….. 50

D. PENGELOLAAN BLU DAERAH ………..………..……… 53

1. Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah ..………... 53

2. Perkembangan Pengelolaan Aset, Pendapatan BLUD, dan APBD ….…… 54

3. Pagu dan Realisasi Pendapatan dan Belanja BLUD ...……….………..….. 55

4. Analisa Legal ………... 56

E. PENGELOLAAN INVESTASI DAERAH .…………..………... 57

1. Bentuk Investasi Daerah ……….……….………... 57

2. Profil dan Jenis Badan Usaha Milik Daerah …...……… 57

F. SILPA DAN PEMBIAYAAN ……….………..……….. 58

1. Perkembangan Surplus/ Defisit APBD ..………... 58

2. Pembiayaan Daerah ……….. …….……… 61

G. ANALISIS LAINNYA TERKAIT APBD TAHUN 2018 ...………..……… 62

1. Analisis Horizontal dan Vertikel ……….. 62

2. Analisis Kapasitas Fiskal Daerah ……….. 66

3. Peran Serta Pemda dalam Pembiayaan Ultra Mikro ……….. 68

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN ( APBN DAN APBD ) ..………... 69

A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN ...……… 69

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN …………...…………...……… 69

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ..……….….……… 70

2. Analisis Perubahan .………...………….. 71

3. Rasio Pajak ( Tax Ratio ) ……… 71

4. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan realisasi pendapatan pendapatan konsolidasian ……….. 72

(9)

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2018

C. BELANJA KONSOLIDASIAN ………...……….. 73

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ……….………... 73

2. Analisis Perubahan ……….……… 73

3. Analisis Rasio Belanja Operasi Konsolidasian Terhadap Total Belanja Konsolidasian ……….………... 74

4. Rasio Belanja Konsolidasian Terhadap Jumlah Penduduk ………... 74

5. Rasio Belanja Pendidikan Konsolidasian Terhadap Jumlah Penduduk ….. 76

6. Analisis Anggaran Belanja Sektoral ……….. 77

7. Analisis Rasio Jenis Belanja APBN dengan APBD ……… 80

8. Analisis Rasio belanja sektoral terhadap kontribusi sektoral kepada PDRB 81 9. Analisis kebijakan alokasi anggaran ……….. 82

10 Analisis dampak kebijakanfiskal kepada indicator ekonomi regional ..…. 83

D. SURPLUS / DEFISIT ……….. …….………..…..………. 84

1. Komposisi Surplus/ Defisit Konsolidasian dan Rasio ……… 84

2. Perbandingan Rasio Surplus/ Defisit antar Kabupaten/ Kota …..………… 84

E. ANALISI KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) ….………...……….. 85

BAB V KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL ……… 87

A. KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI REGIONAL ……….. 87

1. Sektor Unggulan Kalimantan Selatan ……… 87

2 Sektor Potensial Kalimantan Selatan ……… 89

B. TANTANGAN FISKAL REGIONAL ……….. 92

1. Pendapatan Daerah belum Optimal ……….. 92

2. Peningkatan Rasio Pajak ……… 92

3. Belanja Infrastruktur untuk Pemerataan ……… 92

4. Struktur Belanja Pendidikan ………. 93

BAB VI ANALISIS TEMATIK ………... 94

BAB VII PENUTUP ….……….………... 97

A. KESIMPULAN………..……….. 97

B. REKOMENDASI………. 99 DAFTAR PUSTAKA ………. PROFIL PENYUSUN……….

(10)

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2018

Tabel 1.2. PDRB ADHK dan ADHB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan Tahun 2018 ( dalam triliun rupiah )

3

Tabel 1.3. Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2014 - 2018

3

Tabel 1.4. Pengaruh Komponen Konsumsi LNPRT terhadap PDRB Kalsel 2014-2018 4 Tabel 1.5. Pengaruh Komponen PMTB terhadap PDRB Kalsel 2014-2018 4 Tabel 1.6. Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah terhadap PDRB Kalsel 2014-2017 5 Tabel 1.7. Pengaruh Komponen Ekspor Netto terhadap PDRB Kalsel 2014-2018 5 Tabel 1.8. Indeks Pembangunan Manusia 2010-2017 per Provinsi se Kalimantan 11 Tabel 1.9. Perbandingan Indikator IPM Kalsel dengan IPM Nasional 2017 12 Tabel 1.10. Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Kalimantan 14 Tabel 1.11. Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan dan Nasional

2014-2018

15

Tabel 1.12. Kesenjangan Penduduk Miskin antar kab/ Kota se-Kalimantan Selatan 2017 15

Tabel 1.13. Gini Ratio 2007-2018 per Provinsi di Kalimantan 16

Tabel 1.14. Gini Ratio 2004-2017 Kalimantan Selatan 17

Tabel 1.15. Statistik Penduduk Angkatan Kerja di Wilayah Kalimantan Selatan (2012-2018) 18 Tabel 1.16. Lapangan Pekerjaan utama yang Dipilih Penduduk Kalsel (2012-2017) 18 Tabel 2.1. Postur APBN Provinsi Kalimantan Selatan ( dalam miliar rupiah ) 19 Tabel 2.2. Rasio Penerimaan Pusat dan Daerah di Kalimantan Selatan 24

Tabel 2.3. Cash Flow Pemerintah Pusat Tahun 2018 29

Tabel 2.4. Ruang Fiskal dan Rasio APBD di Provinsi Kalsel 30

Tabel 2.5. Perkembangan Pengelolaan Aset, Pendapatan dan Belanja 32

Tabel 2.6. Sampel Rasio Keuangan Tahun 2018 33

Tabel 1.1. Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan

(11)

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2018

Tabel 2.7. Penilaian Kinerja Pelayanan Tahun 2018 34

Tabel 2.8. Penilaian Kepatuhan PPK BLU Tahun 2017 35

Tabel 2.9. Profil Satker PNBP Terbesar Tahun 2017 36

Tabel 2.10 Perkembangan Realisasi PNBP Satker Calon BLU 38

Tabel 2.11. Profil Penerusan Pinjaman Provinsi Kalsel 38

Tabel 2.12 Sebaran Debitur KUR 2018 Provinsi Kalsel 39

Tabel 2.13 Penyaluran SSRG di Provinsi Kalsel 43

Tabel 3.1. Profil APBD Pemda se Provinsi Kalsel (Agregat) 2016-2018 Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (miliar Rupiah )

45

Tabel 3.2. Profil Jenis Pendapatan Daerah Wilayah Kalsel ( Agregat ) 2016-2018 (Miliar Rupiah)

46

Tabel 3.3. Perbandingan Dana Transfer dan Dana Perimbangan (dalam miliar Rupiah) berikut Deviasinya (2017-2018)

47

Tabel 3.4. Perbandingan Pad, Dana Transfer, Pendapatan Daerah Terhadap Belanja Daerah (miliar Rupiah)

48

Tabel 3.5. Profil APBD Agregat Provinsi Kalsel 2018 Berdasarkan Klasifikasi Urusan 49 Tabel 3.6. Profil APBD Pemda se Provinsi Kalsel (Agregat) 2016-2018 Berdasarkan

Klasifikasi Ekonomi 9miliar Rupiah)

50

Tabel 3.7. Perbandingan Spesial Belanja Pegawai, Modal dan Barang Terhadap Total APBD 2018 se Kalsel

51

Tabel 3.8. Perkembangan Pagu Belanja APBD dalam miliar rupiah ( 2016-2018) 52 Tabel 3.9. Profil dan Jenis Layanan BLU Daerah di Provinsi Kalsel Tahun 2018 (miliar

Rupiah)

53

Tabel 3.10. Perkembangan Pengelolaan Aset Satker BLUD di Provinsi Kaliman Selatan (miliar Rupiah )

54

Tabel 3.11. Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD dan Pagu APBD Satker BLUD Provinsi Kalsel (miliar Rupiah )

54

Tabel 3.12. Bentuk Investasi Daerah di Kalsel Berupa Penyertaan Modal Pemerintah (dalam rupiah)

57

Tabel 3.13. Rasio Surplus/ Defisit terhadap Realisasi Pendapatan, Dana Perimbangan dan APBD (juta Rupiah)

(12)

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2018

Tabel 3.14. Perbandingan Horizontal Pendapatan Daerah dalam APBD 2018 per Pemda (miliar rupiah )

62

Tabel 3.15. Perbandingan Horizontal Belanja Daerah dalam APBD 2018 per Kabupaten /Kota (miliar rupiah )

63

Tabel 3.16. Perbandingan Vertikal Jenis Pendapatan Daerah terhadap PAD dan Dana Perimbangan dalam APBD 2018 di Kalsel ( miliar rupiah )

65

Tabel 3.17. Perbandingan Vertikal Jenis Pendapatan Daerah terhadap Total Pendapatan Daerah dalam APBD 2018 di Kalsel ( miliar rupiah )

66

Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 (dalam jutaan rupiah) 69 Tabel 4.2. Perkembangan Pendapatan Konsolidasian Tahun 2017-2018 71

Tabel 4.3. Rasio Pajak terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2017 (milyar rupiah)

71

Tabel 4.4. Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 dan 2017 (miliar rupiah)

72

Tabel 4.5. Rasio Belanja Operasi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 dan 2017 74 Tabel 4.6 Hubungan Belanja Pemerintah dengan Indikator Ekonomi Regiona 83

Tabel 4.7. Rasio Surplus/Defisit Konsolidasian terhadap PDRB pada Provinsi Kalsel 84 Tabel 4.8. Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Tahun 2017 85

Tabel 5.1. Analisis LQ Sektor Unggulan Kalsel 87

Tabel 5.2. Analisis LQ Sektor Potensial Kalsel 89

Tabel 6.1. Perkembangan IPD Kawasan Kalimantan 2014 – 2018 95

(13)

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2018

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDB dan PDRB 2015-2018 ( yoy ) 1

Grafik 1.2. Laju Pertumbuhan PDB dan PDRB 2015-2017 ( qtq ) 1

Grafik 1.3. Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kalimantan (2011-2017) 2 Grafik 1.4. Kontribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Kalimantan Selatan 2018 6 Grafik 1.5. Laju pertumbuhan Sektor Komoditas Unggulan Kalimantan Selatan 6 Grafik 1.6. Kontribusi Sektor Komoditas Unggulan Kalimantan Selatan 6 Grafik 1.7. PDRB per Kapita ADHB 2011- 2016 (dalam ribuan rupiah ) 7

Grafik 1.8. Tingkat Suku Bunga Berdasarkan BI 7 Day Repo Rate 7

Grafik 1.9. Pengaruh Jumlah Kredit Pinjaman ( Jutaan Rp ) terhadap Insflasi (yoy) Kalimantan Selatan 2018

8

Grafik 1.10. Laju Inflasi Bulanan (mtm) dan Tahunan (yoy) 2018 9

Grafik 1.11. Laju Inflasi Tahunan (yoy) 2012-2018 9

Grafik 1.12. Laju Nilai Tukar (Kurs) Jual dan Beli Rupiah terhadap US Dollar Tahun 2017 9

Grafik 1.13. Posisi Cadangan Devisa Indonesia 2013-2018 10

Grafik 1.14. Posisi Neraca Perdagangan Kalsel (dalam juta US$) 2018 10

Grafik 1.15. Indeks Pembangunan Manusia 2010-2017 11

Grafik 1.16. Indeks Pembangunan Manusia Kab/ Kota se-Kalimantan Selatan ( 2010-2017) 13 Grafik 1.17. Jumlah Penduduk Miskin Perkotaan Perdesaan Kalsel (2013-2018) 14 Grafik 1.18. Jumlah Penduduk Kalsel vs Angkatan Kerja Kalsel (2007-2017) 17 Grafik 2.1. Perbandingan Pendapatan Pajak dan Bukan Pajak TA. 2018 19

Grafik 2.2. Perbandingan Belanja K/ L dan TKDD TA. 2018 20

Grafik 2.3. Perbandingan Target Realisasi dan Pertumbuhan Perpajakan 20 Grafik 2.4. Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2017-2018 Kalsel 21

Grafik 2.5. Perbandingan Realisasi PNBP 2017 – 2018 Kalsel 21

Grafik 2.6. Porsi PNBP Fungsional 2018 Kalsel 22

(14)

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2018

Grafik 2.8. Penerimaan Fungsional di Provinsi Kalsel 23

Grafik 2.9. Proporsi Belanja Menurut Jenis Belanja Tahubn 2018 26 Grafik 2.10 Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Jenis Belanja di Kalsel 26 Grafik 2.11. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 10 KL

dengan terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

27

Grafik 2.12. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi Kalsel 28 Grafik 2.13 Perkembangan Pagu Realisasi TKDD di Provinsi Kalsel 29

Grafik 2.14 Penyaluran KUR per Sektor di Kalsel Tahun 2018 40

Grafik 2.15 Penyaluran KUR per Wilayah di Kalsel Tahun 2018 41

Grafik 3.1 Profil Target Pendapatan Satker BLUD 2018 56

Grafik 3.2. Profil Alokasi Belanja Satker BLUD 2018 56

Grafik 3.3. Rasio Jumlah SILPA terhadap Total Belanja APBD Pemda di Kalsel 61 Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Kalsel Tahun

2018 dan 2017

70

Grafik 4.2. Perbandingan Komposisi Perbandingan Penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018

70

Grafik 4.3. Pajak Perkapita Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Selatan dan Nasional Tahun 2018

72

Grafik 4.4. Realisasi Belanja Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 dan 2017 (miliar rupiah)

73

Grafik 4.5. Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 dan 2017

74

Grafik 4.6. Belanja Pemerintah Konsolidasian Provinsi Kalsel Tahun 2016 dan 2017 (Rupiah/ Kapita )

74

Grafik 4.7. Perkembangan Belanja Pemerintah Konsolidasian Per jiwa Kabupaten/ Kota pada Provinsi Kalsel Tahun 2018

76

Grafik 4.8. Rasio Belanja Pendidikan Konsolidasian Per Jiwa Kabupaten/ Kota pada Provinsi Kalsel Tahun 2017 dan Tahun 2018 (juta/ Jiwa)

76

Grafik 4.9. Proporsi Alokasi Per Jenis Belanja Konsolidasian Provinsi Kalsel Tahun 2018 82 Grafik 4.10. Proporsi Perrbandingan Belanja Konsolidasian Provinsi Kalsel Tahun 2018 83 Grafik 4.11. Rasio Surplus/ Defisit Konsolidasian per Kabupaten/ Kota pada Provinsi Kalsel

Tahun 2018

(15)

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2018

Grafik 5.1. Distribusi PDRB Kalsel menurut Lapangan Usaha 2015-2018 87 Grafik 5.2. Nilai Ekspor Industri Kelapa Sawit, Kayu dan Karet Kalsel 2016 90 Grafik 5.3. Rasio Panjang Jalan Terhadap Luas Wilayah ( km/ km2 ) Kabupaten/ Kota di

Kalsel

(16)

DAFTAR GAMBAR

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2018

Gambar 1.1. Komponen Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia 2017 11

Gambar 3.1. Indeks Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota se-Kalimantan Selatan 67

Gambar 5.1. Destinasi Wisata Kalsel 91

Gambar 6.1. Perkembangan IPD Menurut Dimensi Penyusunan IPD, 2014 - 2018 94

(17)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI

REGIONAL

PDRB Kalimantan Selatan memasuki pertengahan tahun 2018 angka pertumbuhan

5,78% (yoy). Angka ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan ini disumbang dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 8,08

persen diikuti oleh kategori jasa pendidikan 7,56 persen serta perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 7,34 persen.

Inflasi tahun 2018 berada pada angka 2,63 persen (ctc). Angka kemiskinan menurun

dari 4,70% periode Maret 2018 menjadi 4,65% pada September 2018. Angka ini

terendah di Regional Kalimantan. Gini ratio juga menurun 0,004 poin dari capaian

sebelumnya 0,344 menjadi 0,34.

TPT periode Februari 2018 sebesar 4,5% turun sedikit dari periode tahun sebelumnya

4,77% yang disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen.

IPM Kalsel tahun 2017 cukup menggembirakan dengan raihan 69,65 atau sedikit lagi

untuk masuk kategori tinggi.

Capaian 5 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target

yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori yang masih belum tercapai

yaitu angka IPM (target 70,13 capaian 69,65) serta Angka Kemiskinan (target 4,50%

capaian 4,65%).

1

a

b

V

(18)
(19)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 1 BAB I

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

A. Indikator Makroekonomi Fundamental 1. Produk Domestik Regional Bruto

Pada tahun 2018 perekonomian Kalimantan Selatan yang diukur melalui instrumen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 171,93 triliun rupiah. Tiga sektor dominan yang berpengaruh pada perekonomian Kalimantan Selatan adalah pertambangan dan penggalian; pertanian, kehutanan, dan perikanan dan industri pengolahan. Tiga sektor ini menyumbang hampir separuh (49%) perekonomian Kalimantan Selatan.

a. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Untuk tahun 2018, sebagai komoditas pertambangan dan penggalian yang selama ini menyumbang share terbesar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan mengalami penurunan.

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan PDB dan PDRB Kalimantan Selatan 2016-2018 yoy

Grafik 1.2 Laju Pertumbuhan PDB dan PDRB Kalimantan Selatan 2016-2018 qtq

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Secara kumulatif tahun 2018, perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh mencapai 5,13 persen. Pertumbuhan tersebut lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2017 (5,28%). Semua kategori memberikan sumbangan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan IV-2018 jika dibandingkan dengan periode yang sama setahun yang lalu (triwulan IV-2017/Y-on-Y) mengalami pertumbuhan 5,78 persen lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang tumbuh sebesar 5,18. Sementara itu, jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan

(20)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 2 IV-2017 turun -2,58 persen,demikian pula secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,69.

Grafik 1.3

Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kalimantan (2015-2018)

Tabel 1.1

Laju PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan (2012-2017) Kab/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Tala 6,03 5,49 3,19 2,87 3,26 4,64 Kotabaru 6,53 5,22 4,66 3,35 4,23 5,02 Banjar 6,28 4,60 5,08 4,40 4,70 4,66 Batola 4,88 4,12 4,51 5,27 5,15 5,77 Tapin 6,32 5,75 5,44 4,05 4,85 5,12 HSS 5,33 5,68 5,79 6,05 6,08 6,13 HST 4,85 5,83 5,56 6,13 6,21 5,72 HSU 5,40 5,34 5,99 5,34 4,70 5,77 Tabalong 5,33 4,36 4,03 2,36 3,06 3,80 Tanbu 6,29 3,80 3,74 2,93 3,11 4,14 Balangan 6,69 8,04 5,90 2,52 2,53 2,90 Banjarmasin 6,18 6,93 6,11 5,79 6,28 6,40 Banjarbaru 6,54 6,59 6,68 6,91 6,95 6,96 Provinsi 5,97 5,33 4,85 3,82 4,40 5,16

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Apabila diperbandingkan antar provinsi se-Kalimantan, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur yang paling rendah di antara provinsi lainnya. Sementara itu Kalimantan Selatan berada di urutan ketiga setelah Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah.

Di lingkup yang lebih kecil, beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan yang masih mengandalkan sumber daya alam mineral sebagai andalan utama sumber pendapatan daerah yang menopang perekonomiannya mengalami kenaikan pertumbuhan PDRB yang lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten/kota yang melakukan diversifikasi lapangan usaha.

Kabupaten Balangan merupakan salah satu kabupaten yang tingkat pertumbuhan ekonominya pada tahun 2016 terendah (2,53%) dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di wilayah Kalimantan Selatan. Meskipun demikian, perekonomian kabupaten Balangan tahun 2016 masih lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Pola yang sama juga terjadi di kabupaten Tabalong. Sekitar 50% perekonomian kedua kabupaten ini didominasi oleh kategori pertambangan dan penggalian. Perbaikan harga batubara di penghujung tahun 2016 sampai dengan akhir tahun 2017 berpengaruh terhadap perbaikan kinerja perekonomian kedua kabupaten tersebut.

a. Nominal PDRB

Dari struktur PDRB Kalimantan Selatan 2018 menurut pengeluaran, terlihat bahwa sharing terbesar pembentuk PDRB masih dipegang konsumsi rumah tangga sebesar Rp80,5 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp59,7 triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010. Pengeluaran rumah tangga ini

(21)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 3 memberikan kontribusi lebih dari 47% dari keseluruhan nominal PDRB Kalimantan Selatan. Meskipun nilai ekspor bruto mencapai 132,9 triliun rupiah (ADHB), namun apabila diperhitungkan secara netto (dikurangi impor) nilainya cuma sekitar Rp26,76 triliun atau 15,56% kontribusinya terhadap total PDRB Kalimantan Selatan.

Tabel 1.2. PDRB ADHK dan ADHB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan Tahun 2018 (dalam triliun rupiah)

Komponen Penggunaan ADHK Total ADHB Total I II III IV I II III IV Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga 14,497.20 15,019.20 15,092.20 15,104.70 59,713.30 19,356.39 20,160.95 20,404.54 20,597.84 80,519.72 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 282.40 293.20 296.20 312.30 1,184.10 412.89 430.27 438.97 464.67 1,746.80 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,477.10 3,387.90 3,473.30 4,041.00 13,379.30 3,786.26 5,384.54 5,536.48 6,195.28 20,902.56 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 6,636.40 7,032.80 7,333.30 7,675.00 28,677.50 9,290.08 9,808.00 10,453.09 11,250.32 40,801.49 Perubahan Inventori 277.30 511.60 (93.30) 268.00 963.60 363.33 642.62 (136.84) 342.60 1,211.71 Ekspor Barang dan Jasa 22,637.50 22,759.90 25,585.20 25,712.10 96,694.70 30,744.65 31,106.13 36,139.99 34,942.08 132,932.85 Dikurangi Impor Barang dan Jasa 17,045.80 17,132.80 18,015.70 20,311.80 72,506.10 24,277.94 24,783.58 27,164.94 29,952.92 106,179.38 PDRB 29,762.10 31,871.80 33,671.20 32,801.30 128,106.40 39,675.66 42,748.93 45,671.29 43,839.87 171,935.75

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan 1) PDRB kategori pengeluaran

a) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran masyarakat Kalimantan Selatan masih memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB. Untuk tahun 2018, kontribusinya terhadap PDRB sebesar 46,83% sedikit naik dibanding tahun sebelumnya, yakni 46,77%.

Tabel 1.3 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2014-2018

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018

Kontribusi Komponen

terhadap PDRB Kalsel (%) 45.80 46.55 47.23 46.77 46.83

Nilai Komponen ADHB

(Milyar Rp) 59,574.58 63,955.11 69,103.95 74,637.29 80,519.72

Nilai Komponen ADHK

(Milyar Rp) 49,351.08 51,741.80 54,233.88 56,831.00 59,713.30

Laju Pertumbuhan

Komponen (%) 4.86 4.84 4.82 4.82 5.09

Sumber : BPS Prov. Kalimantan Selatan

Meskipun secara nominal terjadi peningkatan namun hanya 0,06% peningkatan kontribusi rumah tangga, maka dapat diasumsikan bahwa

(22)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 4 masyarakat masih menahan keinginan untuk membelanjakan pendapatannya sampai ekonomi benar-benar pulih.

b) Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit

Kontribusi lembaga non profit terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada tahun 2018 dibandingkan dengan kontribusi komponen lainnya sangat kecil, yaitu hanya sekitar 1,02% dari PDRB Kalimantan Selatan.

Tabel 1.4

Pengaruh Komponen Konsumsi LNPRT terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2014-2018

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 Kontribusi Komponen

terhadap PDRB Kalsel (%) 0.91 0.95 0,98 0,98 1.02 Nilai Komponen ADHB

(Milyar Rp) 1.170,02 1.300,56 1.453,67 1.567,29 1.746,80 Nilai Komponen ADHK

(Milyar Rp) 919,31 975,12 1.028,81 1.088,86 1.184,10 Laju Pertumbuhan

Komponen (%) 13.02 6.07 5.51 5.84 8.74

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Pemilihan umum baik legislatif maupun Pilpres pada tahun 2019 sudah mulai berpengaruh terhadap kontribusi LNPRT. Agenda nasional tersebut membutuhkan persiapan yang matang antara lain untuk kegiatan sosialisasi, pengadaan alat peraga kampanye, spanduk, dan lain-lain. Kegiatan tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar. Pertumbuhannya mulai lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya, demikian juga secara nominal nilai rupiahnya mengalami kenaikan.

c) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)

Sharing PMTB terhadap struktur PDRB Kalimantan Selatan juga sedikit naik yaitu 23,73% sementara tahun sebelumnya 23,24% . Iklim investasi yang baru menggeliat kembali diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih di tahun mendatang.

Tabel 1.5

Pengaruh Komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2014-2018

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalimantan

Selatan (%)

22,84 23,48 23,57 23,24 23,73

Nilai Komponen ADHB

(Milyar Rp) 29.206,52 32.181,40 34.472,49 37.083,85 40.801,49

Nilai Komponen ADHK

(Milyar Rp) 23.375,03 24.622,97 25.455,83 26.551,07 28.677,50

Laju Pertumbuhan

Komponen (%) 5,71 5,34 3,38 4,30 8,01

(23)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 5 d) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Kontribusi komponen pengeluaran pemerintah, di luar belanja modal (PMTB), terhadap PDRB mengalami kenaikan, demikian juga laju pertumbuhan ekonomi untuk kategori ini mengalami peningkatan. Besarnya serapan anggaran pada tahun 2018 mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan.

Tabel 1.6

Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2014-2017

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalimantan Selatan (%) 12,54 13,30 13,05 12,39 14,13

Nilai Komponen ADHB

(Milyar Rp) 16.030,65 18.230,52 19.094,32 19.766,45

20.902 Nilai Komponen ADHK

(Milyar Rp) 12.196,05 12.883,38 12.894,55 13.029,12

13.378 Laju Pertumbuhan

Komponen (%) 2,67 5,64 0,09 1,04

2,71

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan e) Ekspor Netto Barang dan Jasa

Kontribusi komponen ekspor netto terhadap PDRB mengalami perlambatan dibanding tahun lalu sejalan dengan laju pertumbuhannya yang menurun.

Tabel 1.7

Pengaruh Komponen Ekspor Netto terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2014-2018

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalimantan

Selatan (%)

17,69 15,56 15,68 16,40 15,56

Nilai Komponen ADHB

(Milyar Rp) 22.621,59 21.322,82 22.943,36 26.179,84 26.753,47

Nilai Komponen ADHK

(Milyar Rp) 20.700,87 20.583,55 22.785,35 24.074,95

24.188,60 Laju Pertumbuhan

Komponen (%) 5,72 -0,57 10,70 5,66 4,58

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan 2) PDRB kategori lapangan usaha

Dari Grafik 1.4. terdapat tiga sektor utama penopang PDRB Kalimantan Selatan, yaitu pertambangan dan penggalian; pertanian, kehutanan, perikanan dan Industri pengolahan. Selanjutnya dari Grafik 1.5. Industri pengolahan merupakan kategori lapangan usaha yang pertumbuhannya tertinggi dibandingkan dengan dua kategori lapangan usaha lainnya, yaitu sebesar 4,23%. Sedangkan kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 3,97%, serta pertambangan dan penggalian tumbuh 4,21%.

(24)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 6 Grafik 1.4 Kontribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Kalimantan Selatan 2018

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Dari grafik 1.6. terlihat bahwa tahun 2018 kontribusi kategori pertambangan dan penggalian; pertanian kehutanan dan perikanan serta industri pengolahan dan perdagangan mengalami perlambatan dibanding tahun 2017.

Grafik 1.5

Laju pertumbuhan Sektor Komoditas Unggulan Kalimantan Selatan

Grafik 1.6

Kontribusi Sektor Komoditas Unggulan Kalimantan Selatan

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan

3) PDRB per Kapita

PDRB per kapita penduduk berdasarkan harga berlaku di Kalimantan Selatan pada tahun 2017 sebesar Rp38,74 juta atau naik 7,40% dari tahun sebelumnya, yang senilai Rp36,07 juta per kapita per tahun

20,61% 14,39% 14,00% 10,01% 7,95% 6,62% 5,95% 4,66% 3,61% 3,53% 2,21% 2,01% 1,95% 1,25% 0,68% 0,42% 0,14% 0% 5% 10% 15% 20% 25% -2,00% -1,00% 0,00% 1,00% 2,00% 3,00% 4,00% 5,00% 6,00% 7,00% 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 2015 2016 2017 2018

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan

(25)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 7 Grafik 1.7

PDRB per Kapita ADHB 2011-2017 (dalam ribuan Rp)

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Dari grafik 1.7. terlihat bahwa Kab. Balangan masih merupakan kabupaten yang PDRB per kapita per tahunnya terbesar di antara kabupaten/kota lainnya (Rp78,97 juta). Banyaknya perusahan tambang yang beroperasi di Balangan semisal PT. Adaro dan PT. Sapta Indra Sejati (SIS) mendongkrak pendapatan per kapita penduduk Balangan.

Sebaliknya Kabupaten Hulu Sungai Utara tidak beranjak dari kondisi pendapatan per kapita nya yang paling rendah di antara kabupaten/kota lainnya. Pendapatan per kapita tahun 2017 saja hanya Rp18,18 juta, sekitar seperempat dari pendapatan per kapita penduduk Balangan.

2. Suku Bunga

Suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate selama 2018 menunjukkan angka yang semakin naik dari awal tahun 4,25% hingga ke level 6,00% di akhir tahun. Dengan kebijakan BI tersebut menjadi salah satu dampak terkendalinya inflasi yang cenderung menurun dari awal tahun sampai akhir tahun.

Grafik 1.8

Tingkat Suku Bunga Berdasarkan BI 7 Day Repo Rate

Sumber : Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan

75.148 78.970 18.180 5.000 15.000 25.000 35.000 45.000 55.000 65.000 75.000 85.000 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Balangan Tabalong Kotabaru Tanah Bumbu Tapin Banjarmasin Tanah Laut Banjarbaru

Banjar HSS Batola HST HSU 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7%

18-Jan-18 15-Feb-18 22-Mar-18 19-Apr-18 17 Mei 2018

30 Mei 2018

29-Jun-18 19-Jul-18 15 Agt 2018 27-Sep-18 23 Okt 2018 15 Nop 2018 20 Des 2018 BI 7 day RR

(26)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 8 -6,00% -5,00% -4,00% -3,00% -2,00% -1,00% 0,00% 1,00% 2,00%

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

52.000.000 54.000.000 56.000.000 58.000.000 60.000.000 62.000.000 64.000.000 66.000.000

Kredit Pinjaman Inflasi

Jumlah permintaan kredit dari masyarakat selama tahun 2018 di wilayah Kalimantan Selatan tidak begitu signifikan kenaikannya dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai dengan akhir bulan Desember 2018, kenaikan jumlah pinjaman masyarakat stagnan di kisaran angka Rp65,08 triliun, naik dibandingkan jumlah pinjaman pada bulan Januari 2018 yang sebesar Rp57,09 triliun.

Grafik 1.9

Pengaruh Jumlah Kredit Pinjaman(Jutaan Rp) terhadap Inflasi (yoy) Kalimantan Selatan 2018

sumber : Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan

3. Inflasi

Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2018 mencapai 2,63%. Besaran inflasi ini lebih rendah dibanding inflasi tahun 2017 yaitu 3,73%. Inflasi tahun 2018 masih dipicu oleh komponen inti dan volatile. Kalimantan Selatan inflasinya lebih rendah jika disbanding dari inflasi nasional yang sebesar 3.13%. Inflasi Kalimantan Selatan 2018 ini juga paling rendah dibandingkan inflasi pada lima tahun sebelumnya, yaitu 6,98% (2013), 7,28% (2014), 5,14% (2015), 3,57(2016) dan 3,73(2017). Peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan cukup besar pengaruhnya terhadap turunnya angka inflasi di bawah level 3 % ini.

Seperti halnya pada tahun sebelumnya, bulan Juni 2018 merupakan bulan dimana mayoritas inflator mengalami kenaikan tertinggi, terutama inflator inti. Kenaikan inflasi terutama disebabkan kenaikan bahan makanan dan transportasi.Pada bulan tersebut masyarakat mengalami libur hari raya Idul Fitri dan liburan anak sekolah, dimana pada momen tersebut masyarakat membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk berlibur serta membeli

(27)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 9 bahan makanan dan peralatan sekolah dan biaya pendaftaran sekolah. Momen hari raya serta liburan anak sekolah tersebut mengerek Indeks Harga Konsumen (IHK) ke angka tertinggi selama tahun 2018.

Inflasi Kalimantan Selatan bulanan/month to month (mtm) bulan Desember 2018 berada di angka 0,70%, lebih rendah dari inflasi pada bulan yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 0,81%. Sedangkan deflasi tertinggi berada berada di bulan Pebruari 2018, yaitu -0,14%.

Grafik 1.10

Laju Inflasi Bulanan (mtm) dan Tahunan (yoy) 2018

Grafik 1.11

Laju Inflasi Tahunan (yoy) 2012-2018

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan

4. Nilai Tukar

Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sepanjang tahun 2018 berfluktuatif berkisar di angka 13.290-15.253. Nilai tukar terendah terjadi pada tanggal 25 Januari dimana kurs menyentuh angka 13.290 rupiah per dolar. Sedang angka tertinggi pada tanggal 11 Oktober 2018 dimana kurs menyentuh angka 15.253 rupiah per dolar AS.Grafik 1.12

Laju Nilai Tukar (Kurs) Jual dan Beli Rupiah terhadap US Dollar Tahun 2018

Sumber : Bank Indonesia

0,98 0,10 0,10 0,28 3,15 2,63 3,25 3,13 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 -0,50 -0,30 -0,10 0,10 0,30 0,50 0,70 0,90 1,10 Ja n Fe b Mar Ap r M e i Ju n Ju l Ag us Se p O kt N o v D e s Kalsel mtm Nasional mtm Kalsel yoy Nasional yoy

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 Ja n M e i Se p Ja n M e i Se p Ja n M e i Se p Ja n M e i Se p Ja n M e i Se p Ja n M e i Se p 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Kalsel Nasional 13.000,00 13.200,00 13.400,00 13.600,00 13.800,00 14.000,00 14.200,00 14.400,00 14.600,00 14.800,00 15.000,00 15.200,00 15.400,00 2-Jan -1 8 9-Jan -1 8 16 -J an -1 8 23 -J an -1 8 30 -J an -1 8 6- Feb-1 8 13 -F eb-1 8 21 -F eb-1 8 28 -F eb-1 8 7-Ma r-18 14 -Mar -1 8 21 -Mar -1 8 28 -Mar -1 8 5-A pr -1 8 12 -A pr -1 8 19 -A pr -1 8 26 -A pr -1 8 4 M ei 2 01 8 14 M ei 2 0 18 21 M ei 2 0 18 28 M ei 2 0 18 6-Jun-1 8 21 -J un-1 8 28 -J un-1 8 5-Jul -1 8 12 -J ul -1 8 19 -J ul -1 8 26 -J ul -1 8 2 A gus t 2 01 8 9 A gus t 2 01 8 16 A gus t 2 01 8 27 A gus t 2 01 8 3- Sep-1 8 10 -S ep-1 8 18 -S ep-1 8 25 -S ep-1 8 2 O kt 2 0 18 9 O kt 2 0 18 16 O kt 2 01 8 23 O kt 2 01 8 30 O kt 2 01 8 6 N o p 2 01 8 13 N o p 2 01 8 21 N o p 2 01 8 28 N o p 2 01 8 5 D es 2 01 8 12 D es 2 01 8 19 D es 2 01 8 28 D es 2 01 8

(28)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 10 Dengan sistem nilai tukar mengambang bebas (floating rate), kurs ditentukan oleh banyaknya permintaan dan penawaran.Apabila permintaan terhadap dollar AS meningkat, otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat. Ada beberapa alasan dibalik permintaan terhadap dollar AS menguat, antara lain untuk kebutuhan impor, pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo, dan penjualan barang dan jasa dalam valuta asing (valas).

ketidakpastian di pasar keuangan global yang masih tinggi juga mendorong investor global menempatkan dananya di aset-aset yang dianggap aman, khususnya di AS. Berbagai perkembangan tersebut pada gilirannya mengakibatkan dolar AS terus menguat dan akhirnya membuat tren pelemahan banyak mata uang negara berkembang berlanjut sampai dengan pertengahan Oktober 2018.

Meningkatnya kebutuhan dolar Amerika di akhir Desember, disebabkan Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah yang meningkat siginifikan di akhir tahun anggaran. Salah satu alasan

Grafik 1.13

Posisi Cadangan Devisa Indonesia (dalam miliarUS$) 2013-2018

Grafik 1.14

Posisi Neraca Perdagangan Kalimantan Selatan (dalam juta US$) 2018

Sumber: Bank Indonesia, BPS Indonesia, dan BPS Kalimantan Selatan

Posisi cadangan devisa Indonesia per 31 Desember 2018 tercatat sebesar US$120,654 miliar, menurun dari posisi per 31 Desember 2017 sebesar US$130,196 miliar.

Sepanjang tahun 2018, neraca perdagangan di Kalimantan Selatan mengalami surplus sebesar 7,149 miliar US$, dimana nilai ekspor dari transaksi barang yang masuk ke pelabuhan di Kalimantan Selatan mencatat angka sebesar 8,834 miliar US$. Sedangkan nilai impor dari transaksi barang yang keluar dari pelabuhan di Kalimantan Selatan mencatatkan nilai sebesar 1,684 miliar US$.

120,654 90,00 95,00 100,00 105,00 110,00 115,00 120,00 125,00 130,00 135,00

Cadangan Devisa Indonesia

0 200 400 600 800 1000 Ekspor Impor

(29)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 11 B. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) Selama dua tahun terakhir, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menunjukkan kenaikan secara gradual, dari 68,90 di tahun 2014 menjadi 70,81 di tahun 2017. Range nilai IPM Indonesia tersebut sudah dalam klasifikasi tinggi dan mencapai target pembangunan yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam APBN 2017 yaitu 70,8. Namun dilihat dari upaya pemerintah pusat mengejar ketertinggalan dari negara lain, bukan tidak mungkin target IPM Indonesia tahun 2019 yaitu 76,3 akan tercapai.

Bagaimana dengan Provinsi Kalimantan Selatan? IPM Kalimantan Selatan mencapai nilai 69,65 atau meningkat 0,60 poin atau 0,98% dari IPM tahun sebelumnya yang sebesar 69,05. Secara agregat terjadi kenaikan IPM selama lima tahun terakhir dengan rata-rata kenaikan 0,63 poin, sedikit lebih tinggi dari rata-rata kenaikan IPM Indonesia selama lima tahun terakhir, yaitu 0,62 poin.

Grafik 1.15

Indeks Pembangunan Manusia 2010-2017

Gambar 1.1

Komponen Pembentuk Indeks Pembangunan Manusia 2017

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Apabila dibandingkan dengan empat provinsi lain di wilayah Kalimantan, IPM Kalimantan Selatan tahun 2017 masih lebih rendah dibandingkan dengan IPM Kalimantan Timur (75,12) dan Kalimantan Utara (69,84). Namun apabila dibandingkan dengan rata-rata kenaikan IPM selama lima tahun terakhir, pertumbuhan rerata IPM Kalimantan Selatan per tahunnya lebih baik dari kedua provinsi tersebut, yaitu 0,63 poin berbanding 0,54 poin dan 0,46 poin.

Tabel 1.8

Indeks Pembangunan Manusia 2010-2017 per Provinsi se Kalimantan

Kabupaten Indeks Pembangunan Manusia

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 KALIMANTAN BARAT 61,97 62,35 63,41 64,3 64,89 65,59 65,88 66.26 KALIMANTAN TENGAH 65,96 66,38 66,66 67,41 67,77 68,53 69,13 69.79 65,2 65,89 66,68 67,17 67,63 68,38 69,05 69,65 62 63 64 65 66 67 68 69 70 1 2 3 4 5 6 7 8 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan IPM (69,05) HLS (12,46) & RLS (7,99) AHH (68,02) Konsumsi (11.600.000 )

(30)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 12 KALIMANTAN SELATAN 65,2 65,89 66,68 67,17 67,63 68,38 69,05 69.65 KALIMANTAN TIMUR 71,31 72,02 72,62 73,21 73,82 74,17 74,59 75.12 KALIMANTAN UTARA - - - 67,99 68,64 68,76 69,2 69.84

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Rendahnya IPM Kalimantan Selatan dibandingkan rata-rata IPM Nasional disebabkan hampir seluruh indikator pembentuk IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dari rata-rata indikator IPM Nasional. Hanya pengeluaran per kapita disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Nasional. Hal ini menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan sedikit “lebih layak” dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia.

Tabel 1.9

Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 2017

Indikator IPM Kalimantan Selatan Nasional

Angka Harapan Hidup (Tahun) 68,02 71,06

Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 7,99 8,10

Harapan Lama Sekolah (Tahun) 12,46 12,85

Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan

(Ribu Rupiah) 11.600 10.644

IPM 69,05 70,81

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Apabila dibandingkan antar kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Selatan, maka terlihat ketimpangan yang cukup signifikan antar wilayah tersebut. Contohnya adalah tingginya IPM di Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru sebagai sentra pendidikan, bisnis, dan perekenomian Kalimantan Selatan belum cukup mampu meningkatkan taraf hidup, kesehatan, dan pendidikan di wilayah sekitarnya. IPM Banjarmasin dan Banjarbaru selama enam tahun terakhir telah mencapai angka 70 ke atas, yang artinya tingkat kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan telah menunjukkan kualitas yang cukup tinggi. Sedangkan Kabupaten Barito Kuala sebagai daerah penyangga terdekat dengan kedua wilayah tersebut masih berkutat di angka 64,93 pada tahun 2017.

Begitu halnya dengan kabupaten/kota di wilayah yang terkenal dengan Banua Anam1. Tidak satupun dari daerah tersebut yang mencapai IPM 70 kecuali Tabalong. Padahal sebagian besar daerah tersebut merupakan daerah penghasil bahan tambang, seperti batubara dan mineral lainnya.

1 Banua Anam atau Banjar Hulu adalah wilayah gabungan enam kabupaten yang terdiri dari Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu

Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tabalong, Balangan, dan Tapin dan meliputi sepertiga dari wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Daerah tersebut sebagian besar merupakan daerah penghasil bahan tambang, seperti minyak dan batubara.

(31)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 13

Grafik 1.16

Indeks Pembangunan Manusia Kab/Kota se-Kalimantan Selatan (2010-2017)

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Dengan mengetahui IPM, pemerintah pusat dan daerah dapat menggunakannya sebagai bahan pengambilan kebijakan, salah satunya dalam menentukan besarnya alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) di tahun berikutnya, terutama DAK Pendidikan dan Kesehatan. Sedangkan bagi pemerintah daerah, IPM digunakan untuk menentukan besarnya anggaran yang harus dialokasikan bagi sektor pendidikan dan kesehatan.

Selama kurun waktu 3 tahun terakhir alokasi anggaran pendidikan yang disediakan pemda se-Kalimantan Selatan secara agregat mengalami penurunan kontribusi dari pagu APBD, meskipun masih di atas ketentuan 20 % mandatory spending yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tidak hanya urusan pendidikan, kesehatan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat yang dijamin oleh konstitusi juga mengalami penurunan kontribusi alokasi anggaran.

Untuk mengejar ketertinggalan taraf hidup pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan dibandingkan dengan provinsi lainnya, perlu perhatian yang lebih dari pemda se-Kalimantan Selatan, baik eksekutif maupun legislatifnya, dalam meningkatkan alokasi anggaran di sektor pendidikan dan kesehatan di tahun-tahun berikutnya. 77,96 78,32 64,21 50 55 60 65 70 75 80 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Banjarbaru Banjarmasin Tabalong Tanbu Tapin

HSS Tala Kotabaru HST Banjar

(32)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 14 2. Tingkat Kemiskinan

Dalam rentang waktu Maret 2018 sampai dengan September 2018, terjadi kenaikan sedikit jumlah penduduk miskin di wilayah Kalimantan Selatan sebesar 5.980 jiwa. Kenaikan jumlah penduduk miskin Kalimantan Selatan disebabkan kenaikan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan 1.980 jiwa dan di area perdesaan sebanyak 4.000 jiwa.

Grafik 1.17

Jumlah Penduduk Miskin Perkotaan Perdesaan Kalimantan Selatan (2013-2018)

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Apabila menilik dari kemampuan dalam mengakses atau memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) makanan maupun non makanan per bulannya, harga yang harus dibayar oleh penduduk miskin Kalimantan Selatan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimumnya rata-rata berkisar 424.670,-. Angka ini jauh lebih murah dibandingkan dengan harga yang harus ditebus penduduk miskin Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, yang masing seharga Rp589.588,- dan Rp581.681,-. Apabila dibandingkan dengan rata-rata Nasional, Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan lebih tinggi.

Tabel 1.10

Persentase Penduduk Miskin Dan Garis Kemiskinan di Kalimantan

Provinsi % Penduduk Miskin Garis Kemiskinan

Mar 2018 Sep 2018 Mar 2018 Sep 2018

Kalimantan Barat 7.77 7.37 402,349 413,806 Kalimantan Tengah 5.17 5.10 426,596 440,649 Kalimantan Selatan 4.54 4.65 414,494 424,670 Kalimantan Timur 6.03 6.06 570,012 589,588 Kalimantan Utara 7.09 6.86 561,681 581,681 Nasional 9.82 9.66 383,908 392,154

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan

Setelah sempat menurun di tahun 2016, indeks kedalaman dan kemiskinan di Kalimantan Selatan mulai menunjukkan tren naik kembali pada tahun 2018. Kesenjangan pengeluaran di antara penduduk miskin Kalimantan Selatan (P2)

68,70 70,68 120,33 124,33 189,03 195,01 0 50 100 150 200 250

Sep 2014 Mar 2015 Sep 2015 Mar 2016 Sep 2016 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Perkotaan Perdesaan Total

(33)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 15 pada tahun sedikit melebar. Begitu pula dengan disparitas antara rata-rata pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan (P1). Meski demikian, angka disparitas P1 dan P2 Kalimantan Selatan ini jauh lebih baik dibandingkan dengan rata-rata P1 dan P2 secara Nasional. Bahkan untuk wilayah Kalimantan sendiri, kesenjangan P1 dan P2-nya jauh lebih rendah dibandingkan dengan provinsi lainnya.

Tabel 1.11

Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan dan Nasional 2014-2018

Wilayah Indeks Mar 13 Sep 13 Mar 14 Sep 14 Mar 15 Sep 15 Mar 16 Sep 16 Mar

17 Sep 17 18-Mar 18-Sep

Kalbar P1 1.19 1.30 0.98 1.26 1.29 1.09 1.30 1.13 1.23 1.02 1.18 1.21 P2 0.28 0.32 0.18 0.35 0.32 0.24 0.32 0.24 0.295 0.208 0.28 0.28 Kalteng P1 0.86 1.02 0.75 0.97 0.89 1.02 0.86 0.65 0.840 0.840 0.81 0.82 P2 0.19 0.30 0.17 0.25 0.21 0.23 0.20 0.15 0.213 0.197 0.21 0.2 Kalsel P1 0.53 0.61 0.63 0.65 0.74 0.98 0.71 0.69 0.722 0.740 0,69 0.75 P2 0.11 0.11 0.14 0.15 0.18 0.30 0.16 0.16 0.163 0.167 0.16 0.18 Kaltim P1 0.83 1.25 1.08 0.79 0.90 0.69 1.04 0.81 0.885 0.874 0.85 0.76 P2 0.19 0.39 0.28 0.18 0.22 0.17 0.28 0.17 0.208 0.187 0.2 0.15 Kaltara P1 - - - - 0.79 0.70 0.78 0.88 1.027 0.340 1.1 0.91 P2 - - - - 0.18 0.17 0.17 0.21 0.340 0.312 0.27 0.17 Nasional P1 1.75 1.89 1.75 1.75 1.97 1.84 1.94 1.74 1.830 1.790 1.71 1.63 P2 0.43 0.48 0.43 0.44 0.53 0.51 0.53 0.44 0.480 0.460 0.44 0.41

Sumber: Badan Pusat Statistik Pusat, BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Kalteng, Kaltim, Kaltara dan Kalbar

Setelah membandingkan jumlah dan persentase penduduk miskin, garis kemiskinan, serta disparitas P1 dan P2 antar provinsi dalam satu kawasan Pulau Kalimantan, perlu dibandingkan juga kesenjangan penduduk miskin serta disparitas P1 dan P2 antar kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Selatan sendiri untuk mengetahui daerah-daerah yang mana perlu mendapatkan perhatian secara intensif terkait kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan sehingga kesenjangan antar daerah dapat diminimalkan.

Tabel 1.12

Kesenjangan Penduduk Miskin antar Kab/Kota se-Kalimantan Selatan 2018

Kabupaten/Kota Disparitas Penduduk Miskin Garis Kemiskinan P1 P2 Jumlah % (Rp/Kapita/Bulan) Tanah Laut 0.71 0.15 15,308 4.60 425,152 Kotabaru 0.76 0.23 14,440 4.38 384,977 Banjar 0.31 0.05 16,849 2.96 381,862 Barito Kuala 0.76 0.22 15,647 5.13 291,285 Tapin 0.4 0.08 7,011 3.77 390,488 HSS 0.7 0.14 13,447 5.80 431,296 HST 0.83 0.15 16,169 6.09 341,024 HSU 1.22 0.28 15,352 6.65 407,608 Tabalong 0.95 0.23 15,003 6.09 430,129 Tanah Bumbu 0.64 0.11 16,997 4.99 427,852 Balangan 0.8 0.16 7,213 5.68 368,580 Banjarmasin 0.84 0.25 8,935 4.19 445,428 Banjarbaru 0.66 0.14 1,539 4.68 539,608

(34)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 16 Dari tabel di atas, didapatkan hasil bahwa persentase penduduk miskin terhadap jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara paling besar di antara kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Selatan. Garis kemiskinan tertinggi ada di kota Banjarbaru sebesar Rp.539.608,- Hal ini menunjukkan bahwa orang miskin di daerah ini relatif ‘lebih sejahtera’ dibandingkan orang miskin di daerah lain di Kalimantan Selatan.

Sebagai salah satu pusat pertanian dan perdagangan terkemuka, Kabupaten Banjar mampu mengoptimalkan pendapatan daerahnya untuk kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini terbukti dari keberhasilan pemerintah daerahnya menurunkan persentase penduduk miskin terhadap total penduduknya dari angka 9,55 % di tahun 1996 menjadi 2,96 % di tahun 2017.

3. Ketimpangan (Gini Ratio)

Dibandingkan secara nasional, kesenjangan kesejahteraan antar penduduk untuk wilayah Kalimantan Selatan lebih rendah. Secara nasional, gini rasio tahun 2018 masih di level 0,38 sedangkan Kalimantan Selatan berada di kisaran 0,34. Namun untuk regional Kalimantan, gini rasio Kalimantan Selatan sama dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, dan yang terendah adalah Kalimantan Utara sebesar 0,30.

Tabel 1.13

Gini Ratio 2011-2018 per provinsi di Kalimantan

Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 KALIMANTAN BARAT 0.40 0.38 0.40 0.39 0.33 0.34 0.34 0.33 KALIMANTAN TENGAH 0.34 0.33 0.35 0.35 0.33 0.33 0.33 0.34 KALIMANTAN SELATAN 0.37 0.38 0.36 0.36 0.35 0.33 0.35 0.34 KALIMANTAN TIMUR 0.38 0.36 0.37 0.35 0.32 0.32 0.33 0.34 KALIMANTAN UTARA - - - - 0.29 0.30 0.31 0.30 INDONESIA 0.41 0.41 0.41 0.41 0.41 0.40 0.39 0.38 Sumber: Badan Pusat Statistik Pusat, BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Kalteng, Kaltim, Kaltara, dan Kalbar

Sedangkan Gini ratio antar Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi kalimantan Selatan sebagaimana angka di bawah ini:

Gini rasio tertinggi pada kabupaten Balangan dengan angka 0,41 sedangkan terendah pada Kab. Tanah Laut dengan angka 0,26. Perekonomian kabupaten Balangan didominasi oleh kategori pertambangan dan penggalian yang bersifat padat modal. Hal ini menyebabkan terjadi ketimpangan yang relatif cukup besar dibanding kabupaten lainnya.

(35)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 17 Tabel 1.14

Gini Ratio 2004-2017 Kalimantan Selatan

Kabupaten Gini Ratio

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kalimantan Selatan 0,36 0,35 0,35 0,37 0,37 0,38 0,36 0,36 0,35 0,33 0,35 Tanah Laut 0,24 0,22 0,25 0,25 0,33 0,32 0,27 0,24 0,27 0,28 0,26 Kotabaru 0,30 0,23 0,3 0,26 0,33 0,31 0,33 0,35 0,35 0,33 0,33 Banjar 0,26 0,24 0,27 0,27 0,35 0,33 0,33 0,35 0,32 0,31 0,35 Batola 0,27 0,27 0,29 0,26 0,32 0,32 0,33 0,34 0,37 0,31 0,31 Tapin 0,20 0,26 0,29 0,29 0,26 0,30 0,28 0,26 0,35 0,32 0,33 HSS 0,22 0,26 0,32 0,23 0,35 0,30 0,26 0,27 0,31 0,36 0,34 HST 0,19 0,25 0,28 0,25 0,29 0,31 0,30 0,28 0,33 0,27 0,30 HSU 0,23 0,29 0,28 0,25 0,28 0,29 0,26 0,27 0,36 0,32 0,31 Tabalong 0,20 0,26 0,29 0,27 0,35 0,33 0,33 0,3 0,29 0,32 0,33 Tanah Bumbu 0,20 0,22 0,27 0,26 0,35 0,32 0,33 0,29 0,33 0,31 0,30 Balangan 0,17 0,16 0,22 0,26 0,31 0,33 0,30 0,25 0,40 0,33 0,41 Banjarmasin 0,28 0,19 0,23 0,23 0,38 0,41 0,37 0,33 0,39 0,35 0,33 Banjarbaru 0,20 0,22 0,23 0,22 0,34 0,37 0,36 0,37 0,35 0,34 0,37

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan

4. Kondisi Ketenagakerjaan

Selama kurun waktu tujuh belas tahun terakhir (2000-2018) terjadi kenaikan jumlah penduduk di wilayah administrasi Kalimantan Selatan sebesar 40%, dari sekitar 2,98 juta jiwa menjadi 4,183 juta jiwa. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk tersebut tentu akan menimbulkan konsekuensi terhadap meningkatnya kebutuhan hidup yang harus disediakan bagi seluruh penduduk usia kerja beserta keluarganya.

Grafik 1.18

Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan vs Angkatan Kerja Kalimantan Selatan (2007-2017)

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Dengan jumlah angkatan kerja tahun 2018 yang mencapai lebih dari 50,61% terhadap jumlah penduduk Kalimanan Selatan. Namun tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 70,27%, naik 0,21% dari tahun sebelumnya.

4.183 2.117 1.500 2.500 3.500 4.500 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 R ibuan Ji wa

(36)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 18 Tabel 1.15

Statistik Penduduk Angkatan Kerja di Wilayah Kalimantan Selatan (2012-2018)

Rincian 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (5)

1 Penduduk Angkatan Kerja (Jiwa) 1,939,065 1,900,350 1,941,229 1,987,250 2,078,384 2,074,117 2,116,944

a Bekerja (Jiwa) 1,839,386 1,830,813 1,867,462 1,889,502 1,965,088 1,975,161 2,021,666

b Pengangguran (Jiwa) 99,679 69,537 73,767 97,748 113,296 98,956 95,287

2 TPAK (%) 72.01% 69.31% 69.46% 69.73% 71.57% 70.06 70.27

3 TPT (%) 5.14% 3.66% 3.80% 4.92% 5.45% 4.77 4.50

4 Pekerja Tidak Penuh (jiwa) 727,587 772,389 710,739 668,374 598,542 678,665 693,141 a

.

Setengah Pengangguran 226,450 154,373 139,524 156,314 163,936 150,902 120,253

b Pekerja Paruh Waktu 501,133 618,012 571,211 512,056 434,602 527,763 572,888

5 Lapangan Pekerjaan Utama (%) 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

a Pertanian 41.51% 40.55% 39.81% 36.01% 36.05% 34.05% 33.79% b Industri 7.11% 7.32% 6.04% 6.70% 6.87% 7.98% 8.81% c. Bangunan 5.35% 5.49% 5.36% 5.40% 4.72% 4.83% 4.58% d Perdagangan 21.34% 21.42% 23.28% 24.43% 25.17% 24.05% 25.65% e Jasa Kemasyarakatan 13.61% 14.94% 15.05% 17.36% 18.78% 17.49% 15.27% f. Lainnya *) 11.08% 10.28% 10.46% 10.10% 8.41% 11.60% 11.89%

6 Jumlah Kerja per Minggu 100.00% 100.00% 100.00% 100.01% 100.01% 100.00% 100.00%

a 1 - 7 1.65% 2.33% 1.77% 1.71% 1.69% 2.63% 2.74%

b 8 - 14 5.34% 6.89% 5.05% 5.72% 5.39% 5.33% 5.68%

c. 15 - 24 16.07% 16.44% 14.32% 12.74% 10.04% 12.46% 11.94%

d 25 - 34 16.50% 16.53% 16.92% 15.21% 13.35% 13.94% 13.92%

e ≥ 35 *) 60.44% 57.81% 61.94% 64.63% 69.54% 65.64% 65.72%

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan

Rasio pengangguran terbuka (TPT) menurun terhadap jumlah penduduk angkatan kerja, dari 4,77% di tahun 2017 menjadi 4,50% di tahun 2018. Penurunan ini banyak disumbang dari penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian, perdagangan dan jasa kemasyarakatan.

Tabel 1.16

Lapangan Pekerjaan Utama yang Dipilih Penduduk Kalimantan Selatan (2012-2017)

Jenis Lapangan Pekerjaan 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 a. Pertanian 41.51% 40.55% 39.81% 36.01% 36.05% 34.05% 33.79% b. Industri 7.11% 7.32% 6.04% 6.70% 6.87% 7.98% 8.81% c. Bangunan 5.35% 5.49% 5.36% 5.40% 4.72% 4.83% 4.58% d. Perdagangan 21.34% 21.42% 23.28% 24.43% 25.17% 24.05% 25.65% e. Jasa Kemasyarakatan 13.61% 14.94% 15.05% 17.36% 18.78% 17.49% 15.27% f. Lainnya *) 11.08% 10.28% 10.46% 10.10% 8.41% 11.60% 11.89% Total 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

Tabel 1.16 di atas menggambarkan bahwa sektor lapangan pertanian masih merupakan sektor utama yang menopang sebagian besar mata pencaharian penduduk Kalimantan Selatan, meskipun selama enam tahun terakhir terus menerus cenderung mengalami penurunan. Sebaliknya sektor industri dan perdangan mengalami peningkatan lapangan usaha, dimana tahun 2017 dari 7,98% dan 24,05% menjadi 8,81% dan 25,65% di tahun 2018.Di sisi lain, lapangan pekerjaan di bidang bangunan sedikit menurun dibanding tahun lalu.

(37)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL

APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal.

Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit, juga

mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam

menggerakkan sektor riil.

Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2018 yaitu “Memantapkan

Pengelolaan Fiskal untuk Mengakselerasi Pertumbuhan yang Berkeadilan”, alokasi

APBN di Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur

dan pengentasan kemiskinan.

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp9,25 triliun. Belanja pemerintah pusat

terealisasi Rp8,57 triliun dan TKDD tersalur Rp17,29 triliun.

Data tersebut

mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi

belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara. Hal itu

merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya

2

a

b

V

(38)

Gambar

Grafik 2.4 Realisasi Penerimaaan Pajak perdagangan Internasional 2017-2018  Kalimantan Selatan
Grafik  2.7. Penerimaan PNBP Fungsional di Provinsi Kalimantan Selatan   (dalam miliar)
Grafik  2.8. Penerimaan PNBP Fungsional di Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 2.2. Rasio Penerimaan Pusat dan Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

At visual impairment school with equipped by EE, the present of children with various level of blind should be facilitated not only by adjustment treatment,

Untuk mewujudkan upaya-upaya tersebut dalam rangka menunjang kegiatan para anggotanya (Promosi Anggota) , perusahaan koperasi pada organisasi yang didirikan oleh

Identifikasi sumber perolehan kayu bakar dimaksudkan untuk mengetahui lokasi tempat memungut kayu bakar.Jenis konsumsi energi oleh rumahtangga di Indonesia sebagian besar

Berdasarkan hasil data di atas diketahui bahwa tanggapan responden terhadap variabel gaya hidup (X2) terdiri dari 10 item pernyataan diantaranya yaitu, belanja online

Namun, responden menilai cukup baik tentang Internal Factor (perasaan berprestasi, pengakuan, rasa tanggung jawab dan memperoleh kemajuan) kerja karyawan Hotel Grand

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Hasil penelitian ini adalah berupa suatu pengetahuan baru dari data penjualan tersebut dengan mengimplementasikan Algoritma FP-Growth yang menggunakan konsep