• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan mendidik. Sementara dalam bahasa Inggris, education (Pendidikan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perbuatan mendidik. Sementara dalam bahasa Inggris, education (Pendidikan)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dan usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.” Sementara dalam bahasa Inggris, education (Pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik) artinya memberi peningkatan (to eicit, to give rise to), dan pengembang (to evolove, to devolop ). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (McLeod, 1989). Jadi Pendidikan adalah proses mendidik dan memberitahu kepada seseorang atau suatu kelompok orang dalam usaha mendewasakan dan memperoleh pengetahuan.

Di dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah pendidikan, yang mana pendidikan itu sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu: pendidikan yang bersifat formal dan pendidikan yang bersifat non formal. Pendidikan formal didapat melalui lembaga-lembaga pendidikan baik itu negeri dan swasta, sementara itu pendidikan non formal itu didapat dari keluarga dan masyarakat. Pendidikan salah satu usaha untuk mengembangkan potensi individu sehingga terbentuklah sebuah karakter.

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadianya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan dalam perkembangannya,istilah pendidikan atau peadogogie berarti bimbingan atau pertolongan yang di berikan dengan sengaja oleh orang dewasa

(2)

agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau kehidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Pendidikan yaitu tuntutan menurut pendapat KI Hajar Dewantara (Hasbullah, 2005:4) dasar-dasar ilmu pendidikan mengatakan bahwa pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kuadrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya

Pendidikan juga diatur dalam UUD 1945 yang mana untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pendidikan hendaknya harus mencakup 3 hal yaitu aspek kognitif, aspel afektif dan aspek psikomotor.

Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam belajar, yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Hasil belajar ini sering dicerminkan sebagai nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa belajar. Hasil belajar sendiri meliputi tiga aspek, yaitu: Pertama, aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasan pengetahuan dan perkembangan keterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, kedua, aspek efektif, meliputi perubahan-perubahan dalam

(3)

sikap mental, perasaan dan kesadaran, dan ketiga, aspek psikomotor, meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.

Hasil belajar yang penulis maksud dalam penelitian ini yaitu dilihat dari aspek kognitif siswa, di mana hasil belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk nilai yang diperoleh siswa yang dapat dilihat dari nilai harian. Hasil belajar ini dipengaruhi oleh lingkungan belajar, Pengelolaan lingkungan belajar mengutip pendapat Blocher lingkungan belajar merupakan suatu kontek fisik, sosial dan psikologi yang dalam konteks tersebut anak belajar dan memperoleh perilaku baru Adapun hasil belajar di SMP Negeri 3 Merlung belum sesuai dengan yang di inginkan. Berdasarkan hasil observasi nilai atau hasil belajar masih di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimal) sebesar 70. Hal ini dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 hasil belajar siswa SMP Negeri 3 Merlung No Kelas Jumlah Siswa KKM Nilai Rata-Rata < Rata-Rata >Rata-Rata 1 VII A 19 70 65,84 10 9 2 VII B 18 70 60,66 9 8 3 VIII A 20 70 68,55 10 10 4 VIII B 20 70 66 9 11 5 IX A 17 70 71,3 8 9 6 IX B 16 70 67,5 10 6

(4)

Berdasarkan tabel hasil penelitian pada evaluasi nilai tengah semester masih banyak siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan. Adanya kesenjangan nilai yang diharapkan dengan yang seharusnya di atas KKM dengan angka 70. Rendahnya hasil belajar merupakan salah satu masalah yang dihadapi di sekolah.hasil belejar yang tidak memenuhi kriteria diduga ada kaitanya dengan lingkungan sekolah. Jadi baik buruknya lingkungan mempengaruhi perkembangan jiwa dan keberhasilan anak. Tidak hanya hasil belajar yang baik saja yang diharapkan tetapi sifat alami siswa dalam merespon dengan baik secara bermoral tentu juga diinginkan. Akan tetapi fakta di lapangan masih banyak siswa yang tidak jujur dan menghormati tenaga pendidik di sekolah.

Lingkungan belajar siswa terbagi menjadi tiga, yaitu: pertama, Lingkungan keluarga, Contohnya ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. Kedua, Lingkungan masyarakat atau perkampungan, Contohnya lingkungan terletak diperkampungan yang sangat jauh dari kota. ketiga, Lingkungan sekolah, Contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk, kondisi alat-alat belajar yang berkualitas rendah. Empat lingkungan belajar yang penulis maksud dalam penelitian ini dilihat dari lingkungan sekolah/ lingkungan kelas siswa, karena lingkungan kelas siswa masih sangat jauh dari kata kondusif dan letaknya yang kurang strategis.

Lingkungan sekolah mempengaruhi hasil belajar yang didapatkan anak dari pihak sekolah seperti interaksi guru dengan baik, cara guru mengajar, penggunaan media yang tersedia, serta sikap anak terhadap guru dan lingkungan belajarnya. Lingkungan sekolah termasuk ke dalam keterampilan guru dalam melakukan pengelolaan kelas yang meliputi keterampilan guru untuk menciptakan

(5)

pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.

Lingkungan belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya lingkungan belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan dan rasa bosan. Jadi lingkungan belajar yang baik akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Lingkungan sekolah sangatlah berpengaruh terhadap sebuah proses pembelajaran bagi anak didik, karena bagaimanapun lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan. Pada dasarnya lingkungan mencakup: Tempat (lingkungan fisik : keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam), kebudayaan (lingkungan budaya: dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan dan tempat beribadah), kelompok hidup bersama (lingkungan sosial dan masyarakat: keluarga, kelompok bermain, desa dan perkumpulan). Maka dari itu sekolah mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam keberlangsungan pendidikan bagi anak-anak, menjadi kepercayaan masyarakat terhadap lingkungan sekolah, cerminan dari keberhasilan pendidikan adalah output (lulusan) pendidikan dari sekolah itu sendiri, semakin output yang dihasilkan semakin baik artinya Sumber daya manusia mampu bersaing dan bermanfaat bagi masyarakat. Maka sekolah tersebut di pandang sekolah berkualitas.

Selain itu mutu sekolah tidak hanya dilihat dari outputnya saja melainkan lingkungan sekolah, di mulai dari pengelolaan sekolah yaitu kepala sekolah beserta jajaran dan guru-guru yang harus memberikan kenyamanan kepada siswa,

(6)

baik kenyamanan bersifat fisik maupu non fisik, lingkungan sekolah yang sehat dan didukung dengan fasilitas yang memadai maka akan mendukung tumbuh kembangnya anak secara optimal, anak-anak lebih terjaga kesehatannya, leluasa mengeksplorasi dan mengimplementasikan ilmunya dari hasil belajar di kelas. Karena itu lingkungan sekolah harus semaksimal mungkin di rancang agar dapat memberikan kenyamanan kepada peserta didik dalam proses suasan belajar dan proses pembelajaran.

Fakta sementara yang ada di setiap sekolah-sekolah masih banyak lingkungan sekolah yang kurang sehat dan kurang layak untuk mendukung suasana proses belajar dan mengajar termasuk di sekolah yang akan diteliti di SMP Negeri 3 Merlung Tanjung Jabung Barat MA, dari hasil observasi lingkungan sekolah ini masih terbatas tidak banyak fasilitas saran dan prasarana (SARPRAS) yang memadai diantaranya kurangnya ruang kelas, ruang 4 multimedia, laboratorium yang tidak terawat, perpustakaan yang kurang terkelola, kurangnya pengelolaan kegiatan ekstrakulikuler dll, begitupun porses belajar dan mengajarnya yang kurang terlihat menarik. Sehingga menjadi penghambat bagi siswa yang ingin mengeksplorasi, mengasah ilmu pengetahuannya dan memberikan pengaruh terhadap kurang minatnya siswa terhadap proses belajar di sekolah.

Karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dalam membentuk kepribadian seorang anak. Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual maupun sosial ialah mereka yang memiliki akhlak, moral, dan budi

(7)

pekerti yang baik. Mengingat begitu pentingnya karakter ,maka institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menanamkannya melalui proses pembelajaran. Ditengah-tengah kehidupan kita sekarang ini pendidikan karakter sangatlah berpengaruh terhadap krisis moral yang sedang terjadi di negara kita ini. Sadar dengan tidaknya hal inilah yang terjadi didalam kehidupan masyarakat kita yang mana generasi penerus kita yaitu anak-anak kita sedang mengalami krisis moral.

Pengertian karakter menurut pusat bahasa Depdiknas “bawaan, hati, jiwa kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas,sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun karakter adalah keperbadian, perilaku, bersifat,bertabiat dan berwatak”. Kamus Besar Bahasa Indonesia belum memasukan kata karakter,yang ada adalah watak yang diartikan sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku, budi pekerti, dan tabiat.

Pendidikan karakter bukanlah sekedar pendidikan untuk menanamkan kebiasaan tentang hal yang mana yang baik dan mana yang salah akan tetapi pendidikan karakter lebih dari pada itu. Pendidikan karakter yang baik dengan kata lain harus melibatkan semua pihak agar dapat terbentuk karakter seorang anak supaya ia dapat berperilaku yang baik. Pendidikan karakter adalah suatu system penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dengan adanya kurikulum -13 diharapkan karakter pendidikan dapat terwujud dan terlaksana.

Faktor yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

(8)

Pembentukan karakter di lingkungan sekolah sangat diperlukan karena seorang anak memiliki waktu cukup banyak untuk berada di lingkungan sekolah maupun berada di luar lingkungan sekolah bersama teman-teman satu sekolanya. Lingkungan sekolah merupakan kesatuan ruang dalam pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, atau pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal baik yang menyangkut aspek moral–sipiritual, intelektual, emosional, sosial maupun fisik motoriknya. Sebuah lingkungan sekolah harus mempunyai misi menciptakan budaya sekolah yang menantang dan menyenangkan, adil, kreatif, inovatif, dan dedikatif terhadap pencapaian visi ,menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dan mempunyai karakter takwa, jujur, kreatif mampu menjadikan teladan bekerja keras, toleran dan cakap dalam memimpin dan serta menjawab tantangan kebutuhan sumber daya manusia yang akan berperan dalam perkembangan iptek dan yang berlandaskan imtak.

Dari penelitian awal yang penulis adakan di SMP Negeri 3 Merlung Tanjung Jabung Barat masih terdapatnya siswa yang berperilaku kurang berkarakter dan bermoral. Di sekolah tersebut masih ada siswa yang malas beribadah, berbohong, tidak disiplin, kurang minat membaca, kurang minat untuk belajar, dan kurang peduli dengan lingkunganya. Dan disamping itu juga masih ada siswa perkataannya kurang sopan baik terhadap guru dan staf yang lainnya.

Bedasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul” Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Pendidikan Karakter Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa SMP Negeri 3 Merlung”

(9)

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penelitian dibatasi pada kajian lingkungan berupa lingkungan sekolah pada saat proses pembelajaran, serta karakter yang dimaksud dibatasi dengan tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran. Dan untuk hasil belajar ditinjau dari hasil belajar harian.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu siswa di SMP Negeri 3 Merlung

2. Apakah terdapat pengaruh pendidikan karakter terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu siswa di SMP Negeri 3 Merlung.

3. Apakah terdapat pengaruh lingkungan sekolah dan pendidikan karakter terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu siswa di SMP Negeri 3 Merlung.

1.4 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu siswa di SMP Negeri 3 Merlung.

2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan karakter sekolah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu siswa di SMP Negeri 3 Merlung.

(10)

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah dan pendidikan karakter terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu siswa di SMP Negeri 3 Merlung.

1.5 Manfaat penelitian 1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terhadap dunia pendidikan, khususnya tentang pengaruh pendidikan karakter dan lingkungan terhadap hasil belajar.

Penelitian ini sebagai landasan untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas lagi tentang pengaruh pendidikan karakter dan lingkungan terhadap hasil belajar.

2. Manfaat praktis

Bagi guru dan sekolah, dapat digunakan sebagai informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pendidikan karakter dan lingkungan terhadap hasil belajar siswa.

Bagi siswa, dapat digunakan sebagai acuan untuk lebih meningkatkan keinginan atau motivasi belajar serta menjaga dan manjalin hubungan yang baik dengan guru maupun sesama siswa lainnya.

Bagi sekolah untuk acuan bagi sekolah untuk menigkatkan mutu dan kualitas pendidikan disekolah.

1.6 Defenisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah gambaran prestasi yang dicapai oleh individu atau siswa pada saat proses pembelajaran setelah mengikuti serangkaian proses

(11)

belaajar dilihat dari (1) segi perubahan afektif, (2) kognitif, dan (3) psikomotor, dalam bentuk penugasan evaluasi harian.

2. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah sesuatu yang ada di sekitar sekolah yang memiliki makna dan pengaruh tertentu pada individu. Adapun indikatornya : (1) metode mengajar, (2) kurikulum, (3) relasi guru dengan siswa, (4) relasi siswa dengan siswa, (5) disiplin sekolah, (6) alat belajar, (7) waktu sekolah, (8) keadaan gedung, (9) dan tugas rumah.

3. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah bimbingan yang diberi kepada anak yang mampu memberikan potensi yang berada pada dirinya sebagai sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, dan terminologi. Adapun indikatornya : (1) pendidikan karakter dalam kelurga, (2) pendidikan karakter di sekolah, (3) serta pendidikan di masyarakat

Gambar

Tabel 1.1  hasil belajar siswa SMP Negeri 3 Merlung  No   Kelas  Jumlah  Siswa  KKM  Nilai  Rata-Rata  &lt; Rata-Rata  &gt;Rata-Rata  1  VII A  19  70  65,84  10  9  2  VII B  18  70  60,66  9  8  3  VIII A  20  70  68,55  10  10  4  VIII B  20  70  66  9

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan AISAS model pada konsumen mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam memilih GO-JEK sebagai alat transportasi di

Penyakit Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih dihadapi di Indonesia hingga saat ini, Diabetes Mellitus adalah suatu kelompok

Kelompok Kerja III Unit Layanan Pengadaan di lingkungan Kantor Pusat Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan

Kapabilitas perusahaan yang dilihat dari kapabilitas operasinya yang diukur dengan indikator OPM memiliki perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perusahaan

Teknik Geologi UGM Batuan Induk Batuan Reservoir Batuan Tudung Gas Minyak Air Migrasi Minyak/Gas. Akumulasi

Jadi, saran saya di halaman 9 ini, bagian kedua, itu norma itu langsung dimuat, jangan kita menunggu sampai kita melihat di alasan-alasan permohonan karena kita nanti

(3) Tidak termasuk Objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah.. Subjek Retribusi

Dalam perawatan endodontik, desinfeksi dan pembersihan saluran akar dilakukan secara mekanis, kemis dan biologis. Pembersihan saluran akar secara mekanis dan kemis