• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBARUAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh Wayan Ardana 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBARUAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh Wayan Ardana 1"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBARUAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh Wayan Ardana1

Abstrak: Guru-guru bidang studi di dalam mengkomunikasikan materi ajarnya di kelas tidak bisa dipisahkan dengan persiapan mengajar yang dibuat sebelumnya. Persiapan mengajar sebelum proses pembelajaran di kelas, sering dikenal dengan Rencana Pelak-sanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat harus berpedoman pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Adapun sistematika dari RPP yang akan dikomunikasikan pada proses pembelajaran di kelas oleh seorang guru bidang studi adalah: identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kom-petensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Kata kunci: RPP, bidang studi, dan pembelajaran. Pendahuluan

Banyak guru di dalam proses pembelajarannya di kelas tidak menggunakan persiap-an mengajar. Persiappersiap-an mengajar ypersiap-ang dimaksudkpersiap-an adalah mempersiapkpersiap-an Rencpersiap-ana Pe-laksanaan Pembelajaran (RPP). RPP inilah yang digunakan oleh guru sebagai benchmark di dalam mengkomunikasikan materi ajarnya di kelas. Guru-guru yang tidak membuat RPP sebetulnya bisa saja mengajar di kelas, namun materi ajar yang dikomunikasikan cenderung tidak beralur.

Sugiartha (2007) menyatakan seorang guru sebelum mengkomunikasikan materi ajarnya di kelas, wajib membuat RPP. RPP ini dapat digunakan sebagai acuan untuk me-nentukan materi apa yang harus dikomunikasikan, apa indikatornya, metode apa yang digu-nakan untuk mengkomunikasikan materi ajar, dan instrumen apa yang digudigu-nakan untuk mengukur pencapaian indikator pembelajaran. Namun demikian, masih banyak juga guru-guru yang bersikap apriori dengan pembuatan RPP sebagai persiapan mengajar di kelas.

RPP yang dibuat guru-guru secara umum masih merupakan RPP copy paste yang format RPP-nya belum memenuhi harapan. Penyebab guru-guru melakukan copy paste adalah: (1) banyak guru-guru di sekolah umumnya sudah mencapai batas dekat pensiun, (2) tuntutan kebutuhan keluarga yang makin meningkat yang menuntut penghasilan yang lebih tinggi, (3) kemauan guru membaca acuan, buku-buku, permen-permen, yang berkaitan dengan pembuatan perangkat pembelajaran, seperti RPP sangat rendah, dan (4) kemampuan

1

(2)

guru memahami isi RPP, isi indikator pencapaian kompetensi, dan isi penilaian belum me-madai karena belum terbiasa untuk berkreativitas untuk bisa meningkatkan keilmuan.

Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut, maka pengawas sekolah sesuai tugas dan fungsinya sebagai pengawas akademik dituntut untuk dapat memperbarui semua kelemahan yang ada. Oleh karena itu, artikel ini perlu dideseminasikan untuk meningkat-kan kemampuan guru-guru dalam hal memperbaiki RPP yang salah dalam upaya mening-katkan mutu pembelajaran dan pencapaian nilai Ujian Nasional sesuai harapan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan salah satu persyaratan untuk disiapkan oleh guru sebelum melakukan pembelajaran di kelas. Hal ini tertuang dalam Per-aturan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Dalam Peraturan Menteri tersebut juga dijelaskan bahwa komponen-komponen RPP terdiri dari: 1) indikator mata pelajaran, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4) indikator pencapaian kompetensi, 5) tujuan pembelajaran, 6) materi ajar, 7) alokasi waktu, 8) metode pembelajaran, 9) kegiatan pembelajaran, 10) penilaian hasil belajar, dan 11) sumber belajar. Penjelasan dari isi masing-masing komponen RPP tersebut adalah:

1. Identitas mata pelajaran.

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/ program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah pertemuan. 2. Standar kompetensi.

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan kterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

3. Kompetensi dasar.

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik datam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator pencapaian kompetensi.

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

(3)

5. Tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan di-capai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Materi ajar.

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7. Alokasi waktu.

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

8. Metode pembelajaran.

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperang-kat indiseperang-kator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembel-ajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.

9. Kegiatan pembelajaran a. Pendahuluan.

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b. Inti.

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dila-kukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pem-belajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilai-an dpenilai-an refleksi, umppenilai-an balik, dpenilai-an tindak lpenilai-anjut.

(4)

10. Penilaian hasil belajar.

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indi-kator pencapaian kompetensi dan mengacukepada standar penilaian.

11. Sumber belajar.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom-petensi.

Selanjutnya, dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus memperhatikan eksplo-rasi, elaborasi dan konfirmasi seperti dijelaskan dalam Permen No. 41 Tahun 2007 adalah:

a. Eksplorasi.

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/ tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembel-ajaran; dan

5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

b. Elaborasi.

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

(5)

lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebang-gaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c. Konfirmasi

Dalarn kegiatan konfirmasi, guru:

1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan ba-hasa yang baku dan benar;

b) membantu menyelesaikan masalah;

c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

Dalam penerapan penyusunan RPP pada guru-guru di sekolah menengah sering mengalami kendala. Kendala-kendala yang dimaksud adalah:

1. Umur guru-guru merupakan faktor kendala kemampuan guru berkreasi. Umur yang sudah uzur dengan tingkatan berkisar 58 tahun ke atas sulit untuk berkreasi mengingat mereka akan segera pensiun. Walaupun demikian, sebagai guru yang mesti memegang keilmuan pendidikan tidak semestinya melakukan perbuatan yang kurang terpuji. Keil-muan yang mesti dikuasai guru-guru adalah bagaimana membuat RPP yang baik dan benar sesuai tuntutan Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang hal itu, yaitu Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Walaupun mereka sudah

(6)

ada pada tingkatan uzur, apa yang sudah terjadi dalam pembuatan RPP yang belum tepat sesuai aturan perlu juga mendapat ulasan-ulasan ilmiah sebagai upaya untuk me-motivasi dan melihat kebenaran yang mesti dilakukan dalam menulis RPP.

2. Di samping faktor umur ada lagi faktor lain yang berpengaruh, yakni pembuatan RPP yang copy paste. Salah satunya adalah karena tuntutan ekonomi keluarga yang tinggi akibat tuntutan kebutuhan-kebutuhan yang makin meningkat. Faktor ini sewajarnya tidak merupakan faktor penghambat guru-guru membuat RPP yang baik dan benar. Baik artinya yang kualitasnya lebih baik dari sebelumnya, sedangkan benar artinya benar dalam bentuk format yang baku sesuai Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Tuntutan keadaan ekonomi keluarga yang sudah sedemikian rupa tidak patut digunakan sebagai alasan untuk tidak membuat RPP sesuai harapan pemerintah karena berakibat pada kemampuan siswa untuk menerima pelajaran tidak sesuai dengan harapan.

3. Hal lain yang mempengaruhi guru-guru belum membuat RPP sesuai harapan adalah kurangnya minat baca guru-guru. Kurangnya minat baca tersebut terlihat dari hasil pengawasan yang dilakukan penulis selaku pengawas di beberapa sekolah, di mana RPP yang dibuat belum memenuhi harapan peraturan yang ada terutama dalam format pem-buatannya. Salah satu contoh RPP yang belum memenuhi format yang sesuai dapat di-lihat seperti berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran :

Kelas/Semester : Pertemuan ke : Alokasi Waktu : Standar Kompetensi

3. Menganalisis unsur-unsur geosfer. Kompetensi Dasar

3.1 Menganalisis dinamika dan kecendrungan perubahan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.

Indikator Pencapaian Hasil Belajar

No Indikator Pencapaian Hasil Belajar

1. Mendeskripsikan pengaruh tenaga eksogen (pelapukan, pengikisan, pengendapan dan perombakan/denudasi) terhadap bentuk permukaan bumi (C3).

(7)

2. 3. 4.

Membedakan jenis-jenis pelapukan (C2).

Mengidentifikasi jenis-jenis pengikisan berdasarkan pelaku utama yang berbeda (C1).

Mengklasifikasikan jenis-jenis pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya (C3). I. Tujuan Pembelajaran No Tujuan Pembelajaran 1. 2. 3. 4.

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, siswa diharapkan dapat:

Mendeskripsikan pengaruh tenaga eksogen (pelapukan, pengikisan, pengendapan dan perombakan/denudasi) terhadap bentuk permukaan bumi.

Membedakan jenis-jenis pelapukan.

Mengidentifikasi jenis-jenis pengikisan berdasarkan pelaku utama yang berbeda.

Mengklasifikasikan jenis-jenis pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya.

II. Materi Ajar

Tenaga Eksogen 1. Pelapukan. 2. Pengikisan. 3. Pengendapan.

4. Perombakan (denudasi). III. Metode Pembelajaran

- Ceramah bervariasi.

- Diskusi dengan pendekatan CTL. - Penugasan.

IV. Langkah Pembelajaran

No. Pert. TP Kegiatan Pembelajaran Siswa Alokasi 1. 1 & 2 1, 2 & 3 Pendahuluan

a. Apersepsi: · Absensi siswa

· Tanya jawab tentang tenaga geologi

b. Motivasi:

· Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

(8)

1. Eksplorasi.

Membaca referensi tentang pela-pukan, pengikisan dan pengendap-an.

2. Elaborasi.

a. Secara kelompok, mengamati gambar/film rupa bumi seba-gai akibat proses pelapukan, pengikisan dan pengendapan serta perombahakan (denu-dasi).

b. Melalui kajian berbagai refe-rensi, membedakan jenis-jenis pelapukan berdasarkan pelaku yang berbeda.

3. Konfirmasi.

a. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

b. Bersama siswa merefleksi materi yang sudah dibahas. Penutup

a. Rangkuman.

Guru menyampaikan simpulan materi yang telah dibahas selama KBM.

b. Penilaian proses.

Penilaian proses dilaksanakan selama KBM berlangsung:

· Tanya jawab · Penilaian sikap c. Penugasan

Buatlah laporan hasil diskusi ke-lompok mengenai pelapukan, pe-ngikisan dan pengendapan.

V. Sumber/Alat/Bahan Belajar

- Yusman Hestiyanto, Geografi 1 SMA Kelas X. - N. Daldjoeni, Pengantar Geografi.

(9)

VI. Penilaian No Soal No TP Soal 1 2 3 4 1 2 3 4

Jelaskan pengaruh tenaga eksogen (pelapukan, pengikisan, pengendapan dan perombahakan/denudasi) terhadap bentuk permukaan bumi!

Jelaskan perbedaan jenis-jenis pelapukan!

Sebutkan jenis-jenis pengikisan berdasarkan pelaku utama yang berbeda!

Jelaskan jenis-jenis pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya!

Sedangkan format RPP yang mesti dibuat sesuai aturan adalah: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

1. Identitas Mata Pelajaran

Satuan Pendidikan : ... Kelas : ... Semester : ... Program/Program Keahlian : ... Mata Pelajaran/Tema Pelajaran : ... Jumlah Pertemuan : ... 2. Standar Kompetensi ... ... ... 3. Kompetensi Dasar ... ... ... 4. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. ... 2. ... 3. ... 5. Tujuan Pembelajaran 1. ... 2. ...

(10)

3. ... 4. ... 5. ... 6. ... 7. ... 8. ... 9. ... 6. Materi Pembelajaran 1. ……….. 2. ……….. 3. ……….. 4. dan seterusnya.

7. Alokasi Waktu: ... x ... menit = ... menit 8. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : 2. Strategi Pembelajaran : 3. Model Pembelajaran: 4. Metode Ajar : 1. 2. 3. 4. 4. Teknik : 1. 2. 3. 4. 7. 9. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan Alokasi Waktu

1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ... ... menit Kegiatan Inti A. Explorasi 1. ... ...

(11)

... ... 2. ... ... ... ... 3. ... ... ... ... 4. ... ... ... ... 5. ... ... ... ... ... menit B. Elaborasi 1. ... ... ... ... 2. ... ... ... ... 3. ... ... ... ... 4. ... ...

(12)

... ... 5. ... ... ... ... 6. ... ... ... ... 7. ... ... ... ... 8. ... ... ... ... 9. ... ... ... ... ... menit C. Konfirmasi 1. ... ... ... ... 2. ... ... ... ... 3. ... ...

(13)

... ... 4. ... ... ... ... 5. ... ... ... ... ... menit Penutup 1. ... ... ... ... 2. ... ... ... ... 3. ... ... ... ... (Guru memberitahu pelajaran yang akan datang)

... menit

Jumlah waktu keseluruhan yang digunakan ... menit 10. Penilaian Hasil Belajar

1. Latihan 1 Bentuk Tes: Soal-soal Latihan: ... ... ... 2. Latihan 2 Bentuk Tes: Soal-soal Latihan: ... ...

(14)

... 3. Latihan 3 Bentuk Tes: Soal-soal Latihan: ... ... ... 4. Dan seterusnya sesuai jumlah tujuan pembelajaran. 11. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang mengandung pesan, baik yang sengaja di-kembangkan atau yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman dan atau praktik yang memungkinkan terjadinya belajar. Sumber belajar dapat berupa nara-sumber, buku, media non-buku, teknik dan lingkungan (Glosarium Permendiknas No. 41 Tahun 2007). 1. Buku: 1) 2) 3) 4) 2. Bahan: 3. Alat: 4. Sumber lain: ..., ... Mengetahui Kepala ... Guru ... (____________________) (____________________) NIP. NIP.

RPP yang dijelaskan di atas harus disusun oleh setiap guru secara lengkap dan sis-tematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, me-nantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang

(15)

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Masalah yang terakhir yang membuat guru belum mampu membuat RPP sesuai tun-tutan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 yang bisa membuat siswa memperoleh nilai rendah dalam Ujian Nasional adalah pengetahuan tentang isi indikator pencapaian kom-petensi, apa yang mesti dibuat dalam penilaian yang bisa memenuhi tuntutan Standar Ujian Nasional. Untuk itu, akan dijelaskan pada uraian berikut.

Departemen Pendidikan Nasional kita telah memberikan batasan standar kompe-tensi dan kompekompe-tensi dasar. Kompekompe-tensi Dasar adalah kompekompe-tensi atau kemampuan mi-nimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan atau yang harus ditampil-kan atau dapat dilakuditampil-kan oleh siswa (Depdiknas, 2005 Buku 4: 9). Selebihnya guru sen-dirilah yang harus berupaya menyusun sampai lengkap yang disebut RPP. Guru harus melengkapi RPP-nya dengan indikator, tujuan, materi yang dibuat secara sistematis dan sistemik. Sistematis artinya berurut-urut, dan sistemik artinya terkait satu dengan lain-nya. Selain itu harus ada strategi, metode, teknik pembelajaran, alur atau skenario pem-belajaran atau kegiatan pempem-belajaran dan seterusnya. Inilah yang penulis sebut dengan dimensi keilmuan dari RPP tersebut.

Dalam membuat indikator pencapaian kompetensi atau singkat saja dengan indi-kator, yang harus diperhatikan adalah kata-kata kerja operasional diberikan oleh Depar-temen Pendidikan Nasional kita pada ranah kognitif ada 6, yaitu: 1) pengetahuan, 2) pemahaman, 3) penerapan, 4) analisis, 5) sintesis dan 6) penilaian); ranah psikomotor ada 4, yaitu: 1) peniruan, 2) manipulasi, 3) ketetapan dan 4) artikulasi); ranah qfektif ada 5, yaitu: 1) menerima, 2) menanggapi, 3) menilai, 4) mengelola dan 5) meng-hayati). Untuk selengkapnya dapat dilihat pada label berikut ini.

Tabel 1. Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif

Pengetahuan (Cl) Pemahaman (C2) Penerapan (C3) Analisis (C4) Sintesis (C5) Penilaian (C6) Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi Membandingkan Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menyimpulkan Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkategorikan Mengkritik Mengidentiflkasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mendiagnosis Mengkode Menimbang Mendaftar Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi Mengkombinasikan Memutuskan Menunjukkan Menghitung Mengklasifikasi Memerinci Menyusun Memisahkan Memberi label Mengkontrasikan Menghitung Menominasikan Mengarang Memprediksi Memberi indek Mengubah Membangun Mendiagramkan Membangun Memperjelas Memasangkan Mempertahankan Mengurutkan Mengkorelasikan Menanggulangi Menugaskan Menamai Menguraikan Membiasakan Merasionalkan Menghubungkan Menafsirkan

Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan Mempertahankan

Membaca Membedakan Menentukan Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci Menyadap Mendiskusikan Menggambarkan Menjelajah Mengoreksi Mengukur Menghafal Menggali Menggunakan Membagankan Merancang Merangkum Menim Mencontohkan Menilai Menyimpulkan Merencanakan Membuktikan

(16)

Mencatat Menerangkan Melatih Menemukan Mendikte Memvalidasi Mengulang Mengemukakan Menggali Menelaah Meningkatkan Mengetes Mereproduksi Mempolakan Mengemukakan Memaksimalkan Memperjelas Mendukung Meninjau Memperluas Mengadaptasi Memerintahkan Memfasilitasi Memilih Memilih Menyimpulkan Menyelidiki Mengedit Membentuk Memproyeksikan Menyatakan Meramalkan Mengoperasikan Mengaitkan Merumuskan

Mempelajari Merangkum Mempersoalkan Memilih Menggeneralisasi Mentabulasi Menjabarkan Mengkonsepkan Mengukur Menggabungkan

Memberi kode Melaksanakan Melatih Memadukan

Menelusuri Meramalkan Mentransfer Membatasi

Menulis Memproduksi Mereparasi

Memproses Mengaitkan Menampilkan Mensuimulasikan Menyiapkan Memecahkan Memproduksi Mel.akukan Merangkum Mentabulasi Merekonstruksi Menyusun Memproses meramalkan

Tabel 2. Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Psikomotor (P1-P4)

PENIRUAN (PI) MANIPULASI (P2) KETETAPAN (P3) ARTIKULASI (P4)

Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan

Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mempertajam

Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk

Melamar Memilah Mengirim Memadankan

Mengatur Melatih Memindahkan Menggunakan

Mengumpulkan Memperbaiki Mendorong Memulai

Menimbang Mengidentifikasikan Menarik Menyetir

Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjelaskan

Membangun Menempatkan Mencampur Menempel

Mengubah Membuat Mengoperasikan Menskestsa

Membersihkan Memanipulasi Mengemas Mendengarkan

Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang

Mengkonstruksi Mencampur

Tabel 3. Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Afektif (A1-A5)

Menerima (Al) Menanggapi (A2) Menilai (A3) Mengelola (A4) Menghayati (A5)

Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Mengubah prilaku

Mempertanyakan Mem bantu Meyakini Mengubah Berakhlak mulia

Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi

Memberi Mengkompromikan Meyakinkan Mengklasifikasikan Mendengarkan Menganut Menyenangi Memperjelas Mengkombinasikan Mengkualifikasi

Mematuhi Menyambut Memprakarsai Mempertahankan Melayani

Meminati Mendukung Mengimani Membangun Menunjukkan

Mendukung Mengundang Membentuk pendapat Membuktikan

Menyetujui Menggabungkan Memadukan memecahkan

Menampilkan Memperjelas Mengelola Melaporkan Mengusulkan Menegosiasi

Memilih Menekankan Merembuk

Mengatakan Menyumbang Memilah

Menolak

Kata-kata kerja operasional di atas adalah kata-kata kerja operasional yang dapat diukur. Ada 2 kata kerja yang tidak operasional, yaitu mengetahui dan memahami. Dalam menentukan kata kerja yang mana yang akan dipakai di indikator maka tuntutan yang ada pada kompetensi dasar mesti mendapat perhatian. Apabila pada kompetensi dasar sudah dituntut di C4 (analisis), maka tidak wajar apabila guru membuat indikator

(17)

di bawah C4. Apabila guru membuat indikator di bawah C4, maka sama saja artinya

bahwa guru tidak berupaya agar siswanya bisa lulus dalam menempuh Ujian Nasional. Bila soal-soal ujian akan diberikan soal yang setingkat dengan C4 maka siswa akan

me-nemui kesulitan dalam menjawab soal akibat rendahnya indikator pencapaian kompe-tensi yang dibuat guru. Apabila ini berlanjut pada pengajaran di kelas, sama saja artinya dengan guru mengajar di bawah indikator yang dituntut dan bisa saja dikatakan bahwa guru tidak memberi pembelajaran sesuai logika kompetensi dasar akibat minimnya waktu yang disediakan untuk pembelajaran tingkat tersebut, akibat waktu yang terlalu banyak diambil oleh tingkat-tingkat ranah yang lebih rendah. Untuk tingkat pembel-ajaran yang lebih rendah dari tuntutan kompetensi dasar, kalau guru bersikeras untuk mengajar seperti itu, mungkin saja bisa diberikan dalam beberapa menit saja dan tidak mengorbankan tuntutan kompetensi dasar. Selanjutnya guru semestinya mampu mem-berikan pembelajaran yang lebih tinggi dari tuntutan kompetensi dasar apabila mau me-ningkatkan kemampuan siswa untuk memperoleh nilai yang lebih tinggi dari Ujian Nasional.

Simpulan dan Saran

Berdasar uraian pembahasan yang sudah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa RPP merupakan hal yang amat penting disusun oleh guru dengan sistematis dan benar. Sistematis berarti berurutan dan benar berarti mengikuti aturan yang ada. Selanjutnya dalam membuat indikator pencapaian kompetensi, guru harus betul-betul memperhatikan tingkat tuntutan kompetensi dasar karena sudah jelas-jelas Depdiknas menulis bahwa kompetensi dasar adalah kompetensi minimal. Minimal berarti tidak perlu mengajar lebih rendah dari tuntutan minimal tersebut kecuali karena alasan-alasan yang diterima secara logika. Dalam membuat agar indikator bisa dibuat sesuai tuntutan kompetensi dasar maka guru-guru mesti memperhatikan kata-kata kerja operasional yang sudah diberikan oleh Depdiknas. Selain tuntutan tersebut, dalam melaksanakan pembelajaran guru diharapkan mampu mengemas pembelajarannya mengikuti tuntutan eksplorasi, elaborasi dan konfir-masi. Untuk dapat membuat pembelajaran sesuai alur tersebut, guru sudah semestinya me-miliki ilmu yang mendalam dan bukan meme-miliki ilmu pada tingkat kulit-kulit saja. Satu hal yang sangat penting adalah sebagai seorang guru sudah sepatutnya mampu membuat peni-laian sesuai tuntutan kompetensi dasar. Hal ini tentu tidak gampang untuk dilakukan meng-ingat dalam pembuatannya memerlukan konsentrasi dan pemikiran keilmuan yang memadai, di samping memerlukan waktu yang cukup untuk pembuatannya.

(18)

Berpijak atas simpulan yang sudah dikemukakan, dapat disarankan kepada guru bidang studi untuk mengoreksi diri sendiri, apakah persiapan mengajar yang dibuat sudah matang atau sudah sesuai harapan. Apabila guru tidak mau mengkoreksi dirinya sendiri sedangkan orang lain mulai melek dan mulai mau mengoreksi kebenaran pendidikan, maka apabila ada kesalahan-kesalahan yang diketahui oleh masyarakat, pasti gejolak akan timbul. Koreksi diri sendiri sangat penting dilakukan.

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2003. Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran. Jakarta: Direk-torat Pendidikan Menengah Umum.

Depdiknas. 2005. Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas. 2008. Pengembangan Silabus. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Susanto, Dwi dan Zainuddin Djafar. 1990. Perubahan Politik di Negara-Negara Timur.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Tabel 1. Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif
Tabel 2. Daftar  Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Psikomotor (P1-P4)

Referensi

Dokumen terkait

Peran fisioterapi pada kondisi inkontinensia urin adalah senam kegel, yaitu senam yang berupa latihan untuk menguatkan otot panggul atau senam yang bertujuan untuk

Penyaluran dana modal bergulir dilaksanakan oleh Badan Kredit Kecamatan dan Bank Pasar kepada Koperasi dan Usaha Kecil Menengah setelah mendapat rekomendasi dari Kelompok

Model pada tahap awal ini berangkat dari pendapat Davies dalam Tennent (2005,; 72) yang menyatakan bahwa pengajaran reflektif bukanlah mengevaluasi siswa atau

1) Menganalisa data yang lalu, tahap ini berguna untuk pola dari data-data yang terjadi pada masa lalu. 2) Menentukan metode yang digunakan. Metode peramalan yang baik adalah

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar head stand dan sikap lilin senam ketangkasan meningkat melalui

Aspek pengetahuan: kemampuan menyelesaikan soal tentang luas lingkaran, teknik penilaian dengan penugasan (mengerjakan soal) dan tertulis, waktu penilaian saat kegiatan inti

JIka melihat kondisi lingkungan selama penelitian pada ke empat stasiun pengamatan yang berbeda salinitasnya menunjukan variasi suhu, salinitas, bahan organic mauppun

Penyidik t idak m enyelidiki dahulu bagaim ana bent uk kerj asam a yang dilakukan ISP besar seperti Indo.net yang ternyata juga melakukan bentuk subnet sert a penyidik