• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL AKUNTANSI MULTI DIMENSI (JAMDI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL AKUNTANSI MULTI DIMENSI (JAMDI)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL AKUNTANSI MULTI DIMENSI (JAMDI)

Volume 3, Nomor 1, Mei 2020 (355 – 363) e-Journal ISSN: 2614 - 4239

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS

(RETURN ON ASSET) PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2017

Mat Juri

1

,Marwanto

2

, Pradana Setiawan

3

Email: MatJuri96@yahoo.com1, Email: Marwanto@polnes.ac.id2, danEmail: Prasetiawan8887@gmail.com

Program Studi Keuangan dan Perbankan (S1 Terapan).

Jurusan Akuntansi. Politeknik Negeri Samarinda. Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Kampus Gunung Lipan, Telp. 0541-260588, Samarinda 75131, Kalimantan Timur, Indonesia.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk Abstrak. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh parsial dan simultan dari variabel – variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan 5 variabel independen yaitu Capital adequacy Ratio (CAR), Non performing loan (NPL), Net interest Margin (NIM), Biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) dan Loan

To deposit ratio dan Return on Asset (ROA) sebagai variabel dependen. Objek penelitian ini

adalah PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) periode 2012 – 2017. Data berjumlah 24 dari laporan keuangan selama 6 tahun. Teknik analisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil analisis regresi berganda menggunakan SPSS versi 25 memperoleh persamaan yaitu Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5 + e. Nilai konstanta CAR sebesar 0.019, NPL sebesar -0,188, NIM sebesar 0.618, BOPO sebesar -0,106 dan LDR sebesar -0,029. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial CAR tidak berpengaruh terhadap ROA, NPL tidak berpengaruh terhadap ROA, NIM berpengaruh Positif dan signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap ROA dan LDR berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap ROA. Sementara Itu CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR berpengaruh secara simultan terhadap ROA.

Abstract: This study aims to analyze and prove the partial and simultaneous influence of the

variables studied. This study uses 5 independent variables, namely Capital Adequacy Ratio (CAR), Non-performing loans (NPL), Net interest Margin (NIM), Operating income operating costs (BOPO) and Loan To deposit ratio and Return on Assets (ROA) as the dependent variable. The object of this research is PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, which is listed on the Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id) period 2012 - 2017. Data amounted to 24 of the financial statements for 6 years. The analysis technique uses multiple linear regression. The results of multiple regression analysis using SPSS version 25 obtain the equation namely Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e. CAR constant value is 0.019, NPL is -0.188, NIM is 0.618, BOPO is -0.106 and LDR is -0.029. The results showed partially that CAR had no effect on ROA, NPL had no effect on ROA, NIM had a positive and significant effect on ROA, BOPO had a negative and significant effect on ROA and LDR had a negative effect and significant on ROA. While that CAR, NPL, NIM, BOPO and LDR have an effect on simultaneous ROA.

PENDAHULUAN

Berdasarkan judul di atas, maka dengan mentukan variabel yang berpengaruh terhadap Provitabillytas (Return On Asset) [1]. Lembaga Keuangan adalah suatu institusi atau badan usaha yang bergerak di bidang jasa keuangan. Kegiatan utama dari lembaga keuangan ini adalah menghimpun aset dalam bentuk dana dari masyarakat [2]. Menyalurkan dana tersebut untuk pendanaan kegiatan ekonomi dan proyek pembangunan dengan mendapatkan keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga dengan persentase tertentu dari dana yang disalurkan tersebut [3]. Kinerja perbankan diperlihatkan dengan melihat indikator keuangan yang sangat menentukan kinerja bank tersebut. Kinerja keuangan perbankan dapat tergambar dari laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Kinerja keuangan perbankan dapat dilihat dari berbagai indikator keuangan seperti kecukupan modal, kualitas aktiva produktif,

Informasi JAMDI

Masuk di JAMDI : Maret 2020 Review : April 2020 Terbit : Mei 2020 Publish : Juni 2020 Kata Kunci: Capital adequacy Ratio,

Non performing loan,Net interest Margin, biaya operasional

pendapatan operasional, Loan To

deposit ratio, Return on Asset

Keywords: capital adequacy ratio

non-performing loan, net interest margin, operating income operating costs, loan to deposit ratio, return on assets

(2)

manajemen risiko, rentabilitas, dan likuiditas [4]. Efisiensi kinerja suatu bank juga dilihat dari kemampuan bank dalam meakukan kegiatan operasi dengan biaya yang efisien sehingga keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar [5]. Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari rasio keuangan bank, seperti Rasio Capital Adequency Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), BOPO, dan Loan To Deposit Ratio (LDR) [6].

KAJIAN PUSTAKA

Menurut [6] profitabilitas merupakan hasil dari beberapa hal, seperti : struktur harga, jumlah usaha anda, dan seberapa baik anda mengendalikan usaha. Menurut [7] Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Menurut [6], selanjutnya [8] profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannnya dengan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri [9]. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk deviden [6]. Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan memper-oleh laba dengan suatu ukuran dalam persentase yang menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima.

Return On Asset (ROA)

Menurut [8] menjelaskan bahwa Return On Assets merupakan perbandingan (rasio) laba sebelum pajak (earning before tax EBT) selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama. Menurut Prastowo (2015:81) Return On Asset mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Ratio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya [4]. Ratio ini dapat diperbandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku [5]. Menurut [6] Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba [7]. Dalam penelitian ini Return On Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan adalah karena Return on Asset digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila Return on Asset menningkat, berarti profitabilitas perusahaan juga meningkat.

Rumus menghitung Return On Assets :

ROA =

x 100 % Pandia (2012:71)

Capital Adequency Ratio (CAR)

Menurut [10] Aspek permodalan atau Capital Adequacy Ratio dipergunakan untuk mengukur kecukupan modal guna menutupi kemungkinan kegagalan dalam pemberian kredit. Hal ini diperkirakan bagian terbesar ATMR berupa kredit. Menurut [5] Capital Adequacy Ratio (rasio kecukupan modal) rasio ini menunjukkan kecukupan modal yang ditetapkan lembaga pengatur yang khusus berlaku bagi industri-industri yang berada dibawah pengawasan pemerintah misalnya Bank, dan Asuransi. Rasio ini dimaksudkan untuk menilai keamanan dan kesehatan perusahaan dari sisi modal pemiliknya. Di Indonesia standar CAR adalah 9-12%. Menurut Ikatan Bankir Indonesia [11] Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah jumlah modal dikaitkan dengan risiko kredit pada aset pada neraca bank, baik on maupun off balance sheet, harus lebih besar dari 8% [12]. Dari Penjelasan di atas disimpulkan bahwa Capital Adequency Ratio (CAR) adalah rasio minimum untuk mengukur permodalan pada suatu bank, jika Rasio ini tinggi maka tinggi pula keuntungan atau laba perusahaan sehingga berpengaruh terhadap ROA, karena bank yang mempunyai CAR yang tinggi berarti bank tersebut mempunyai modal yang cukup untuk melaksanakan kegiatan usahanya, dan cukup pula menanggung risiko apabila bank tersebut dilikuidasi [11]. Rumus menghitung Capital Adequency Ratio :

CAR =

x 100 % Pandia (2012:58)

(3)

Berdasarkan Surat Edaran BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2001 Lampiran 14 kredit bermasalah adalah kredit kepada pihak ketiga bukan bank yang tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet. Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2015:36) Non Performing Loan atau Kredit bermasalah adalah seluruh kredit pada pihak ketiga bukan bank dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet [13]. Total kredit adalah kredit pada pihak ketiga bukan bank. Menurut Hariyani dkk. (2018:158) Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah adalah kredit yang tergolong kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Istilah “kredit bermasalah” digunakan oleh perbankan Indonesia sebagai terjemahan problem loan yang merupakan istilah yang sudah lazim digunakan di dunia internasional. Istilah lain dalam bahasa Inggris yang biasa dipakai bagi istilah kredit bermasalah adalah Non Performing loan.

Rumus menghitung Non Performing Loan :

NPL =

x 100 % Ikatan bankir Indonesia

(2015:36) Net Interest Margin (NIM)

Menurut [14] Net Interest Margin (NIM) adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif yang dimiliki oleh bank, rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih [15]. Menurut [14] Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Menurut Ikatan Bankir Indonesia [10] Net Interest Margin (NIM) atau pendapatan bunga bersih adalah pendapatan bunga dikurangi biaya bunga (disetahunkan). Pendapatan bunga meliputi seluruh pendapatan dari penyaluran kredit, sedangkan biaya bunga meliputi seluruh beban bunga sumber dana.

Dari Penjelasan di atas disimpulkan bahwa semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. NIM suatu bank dikatakan sehat bila memiliki NIM diatas 2%. Rumus perhitungan Net Interest Margin :

NIM =

x 100 % Pandia (2012:72)

Biaya Operasional Pendapatan Operasional

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 menjelaskan, Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Adalah Rasio yang mengukur tentang perbandingan Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi untuk mengetahui tingkat efisiensi dan kemampuan Bank tersebut dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan membagi antara Total beban operasional dan Total pendapatan operasional yang dihitung per posisi (tidak disetahunkan). Menurut [16] Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan perban-dingan antara total beban operasional dengan pendapatan operasional yang dimiliki bank. Menurut [17] Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional [18]. Dari Penjelasan di atas disimpulkan bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara Biaya Operasional dengan Penda-patan Operasional untuk mengetahui kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan untuk mengetahui tingkat efisiensi bank tersebut. Rumus perhitungan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional :

BOPO =

x 100 % Pandia (2012 72)

Loan To Deposit Ratio (LDR)

Menurut [6] Loan to deposit ratio sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja bank dari aspek likuiditas dalam penilaian kesehatan bank. Rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas bank “Y” berdasarkan kemampuan bank dalam membiayai pemberian pinjaman dengan menggunakan dana yang dihimpun dari masyarakat. Menurut [19] Loan to deposit ratio merupakan rasio yang menyatakan seberapa jauh bank telah menggunakan uang para penyimpan (depositor) untuk memberikan pinjaman kepada para nasabahnya. Dengan kata lain jumlah uang yang dipergunakan untuk memberi pinjaman adalah uang yang berasal dari titipan para penyimpan. Menurut [8] Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi

(4)

jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya Loan to deposit ratio menurut peraturan pemerintahan maksimum 110%. Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa, LDR merupakan rasio yang membandingkan antara penyaluran kredit dengan dana yang masuk ke bank, dimana LDR harus diperhatikan agar bank tidak melewati nilai standar yang telah ditetapkan. Dengan adanya standar LDR pada tingkat 78% - 100% membuat acuan bagi bank untuk menjaga tingkat LDR agar tidak melebihi ataupun kurang dari standar LDR yang telah ditentukan.

LDR =

x 100 % Pandia (2012:128) METODE

Data Kuantitatif, yaitu jenis data yang teratur atau mudah diukur, yang biasa dinyatakan dalam satuan- satuan berupa angka, yang merupakan gabungan antara data time series (data tahunan) dengan periode penelitian yang dimulai dari tahun 2012 hingga tahun 2017. Model dalam penelitian ini menggunakan 6 variabel yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Return On Assets (ROA).

Data kualitatif, adalah data non-numerik yang dikumpulkan selama proses penelitian berupa keterangan, penjelasan dari hasil perhitungan. Sumber Data, diperoleh melalui dokumen - dokumen perusahaan yang berhubungan dengan kinerja keuangan perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yaitu laporan keuangan yang berisi rasio- rasio keuangan Bank Rakyat Indonesia, Tbk yang diambil dari BEI. Website bank yang dijadikan objek dalam penelitian www.idx.co.id.

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah jumlah objek atau merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki ciri dan karakteristik yang sama. Penentuan spesifikasi populasi dalam suatu penelitian mutlak dilakukan agar penelitian dapat dilakukan dengan terarah dan sistematis. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah laporan keuangan tahunan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk periode 2012 – 2017.

Jumlah Sampel

Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposife sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria yang digunakan oleh peneliti. Sampel yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria yaitu memiliki 6 tahun laporan keuangan dan yang sudah dipublikasikan. Dari kriteria tersebut maka peneliti mengambil data dari PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu. Studi Pustaka

Penelitian ini dengan mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku dan penelitian terdahulu. Studi Dokumenter

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia yang diakses melalui www.idx.co.id yang berupa annual report PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2017.

Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data mempergunakan teknik statistik yang mencakup beberapa macam. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk menyele-saikan masalah. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier Berganda Sebelum analisis regresi linier dilakukan, data diuji dulu dengan uji asumsi klasik untuk memastikan model regresi digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolinearitas, heteroskedasitas, dan autokorelasi. Jika terpenuhi, model analisis tersebut layak digunakan.

Hipotesis Penelitian

Dari kerangka pemikiran teoritis diatas, maka dapat diambil beberapa hipotesis sebagai berikut : (1) 1.Diduga Capital Adequacy Ratio (CAR ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA). (2) Diduga Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA). (3) Diduga Net Interest Margin (NIM) berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA). (4).Diduga BOPO berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap Return

(5)

on Assets (ROA). (5).Diduga Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA). (6) Diduga Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),Net Interest Margin (NIM), BOPO dan Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara simultan terhadap Return On Assets (ROA).

HASIL

Berdasarkan Hasil Penelitian bahwa nilai konstanta α sebesar 8,559 dan koefisien regresi b1 0.019; b2 -0,188; b3 0.618; b4 -0,106; b5 -0,029 Nilai konstanta dan koefisien regresi (α,b1,b2,b3,b4,b5) ini dimasukkan dalam persamaan regresi linear berganda berikut ini : Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Sehingga, persamaan regresinya menjadi sebagai berikut : ROA = 8,559 + 0,019 CAR - 0,188 NPL + 0,618 NIM – 0,106 BOPO – 0,029 LDR

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : (1) Jika tidak ada variabel lain, maka Return On Asset sebesar 8,559. (2) 2.Jika Return On Asset ditambah dengan variabel Capital Adequacy Ratio , maka nilai Return On Asset meningkat sebesar 0,019 menjadi 8,578. Jika Capital Adequacy Ratio meningkat 1% maka nilai Return On Asset meningkat 0,019. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan positif antara Capital Adequacy Ratio dengan Return On Asset. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan [20] dan [21], serta [22] yang menyatakan Capital Adequacy berpengaruh positif. (3) 3.Jika Return On Asset ditambah dengan variabel Non Performing Loan, maka nilai Return On Asset menurun sebesar -0,188 menjadi 8,371. Jika Non Performing Loan Menurun 1% maka nilai Return On Asset menurun -0,188. Koefisien bernilai Negatif, artinya terjadi hubung-an Negatif hubung-antara Non Performing Lohubung-an denghubung-an Return On Asset. Hasil ini sama denghubung-an penelitihubung-an yhubung-ang dilakukhubung-an [20] dhubung-an [22] yang menyatakan Non Performing Loan berpengaruh Negatif. (4) 4.Jika Return On Asset ditambah dengan variabel Net Interest Margin, maka nilai Return On Asset meningkat sebesar 0,618 menjadi 9,177. Jika Capital Adequacy Ratio meningkat 1% maka nilai Return On Asset meningkat 0,618. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan positif antara Net Interest Margin dengan Return On Asset. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan [20], dan [23], serta [24] yang menyatakan Net Interest Margin berpengaruh positif. (5) 5.Jika Return On Asset ditambah dengan variabel Biaya Operasional Pendapatan Ope-rasional, maka nilai Return On Asset menurun sebesar -0,106 menjadi 8,453. Jika Biaya Operasional Pendapatan Operasional Menurun 1% maka nilai Return On Asset menurun -0,106. Koefisien bernilai Negatif, artinya terjadi hubungan Negatif antara Biaya Operasional Pendapatan Operasional dengan Return On Asset. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan [5], dan [4] serta [17] yang menyatakan Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh Negatif. (6) 6.Jika Return On Asset ditambah dengan variabel Loan To Deposit Ratio, maka nilai Return On Asset menurun sebesar -0,029 menjadi 8,530. Jika Loan To Deposit Ratio menurun 1% maka nilai Return On Asset menurun -0,106. Koefisien bernilai Negatif, artinya terjadi hubungan Negatif antara Loan To Deposit Ratio dengan Return On Asset. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan [4] dan [17], serta [9] yang menyatakan Loan To Deposit Ratio berpengaruh positif.

Capital Adeqeacy Ratio (CAR)

Nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,074 yang artinya nilai Thitung = 0,981 < dari Ttabel (0,981 < 2,100) dengan Signifikansi sebesar 0,340. Nilai signifikansi sebesar 0,340 lebih Besar dari 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa nilai Variabel CAR tidak berpengaruh terhadap ROA. Berdasarkan penjelasan di atas berarti bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA) tidak dapat diterima/ditolak.

Non Performing Loan (NPL)

Nilai koefisien regresi dengan arah Negatif sebesar -0,083 yang artinya nilai Thitung -1,413 < dari Ttabel (-1,413 < 2,100) dengan signifikansi sebesar 0,175. Nilai signifikansi sebesar 0,175 lebih Besar dari 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa nilai variabel NPL tidak berpengaruh terhadap ROA. Berdasarkan penjelasan di atas berarti bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA) tidak dapat diterima/ditolak.

Net Interest Margin (NIM)

Nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0,321 yang artinya nilai Thitung = 6,917 > dari T-tabel (6,917 > 2,100) dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih Kecil dari 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa nilai variabel NIM berpengaruh Positif dan signifikan terhadap ROA. Berdasarkan penjelasan di atas berarti bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA) dapat diterima.

(6)

Nilai koefisien regresi dengan arah Negatif sebesar -0,770 yang artinya nilai Thitung = -11,693 > dari Ttabel (-11,163 > 2,100) dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih Kecil dari 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa nilai variabel BOPO berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap ROA. Berdasarkan penjelasan di atas berarti bahwa BOPO berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA) dapat diterima.

Loan To Deposit Ratio (LDR)

Nilai koefisien regresi dengan arah Negatif sebesar -0,178 yang artinya nilai Thitung = -4,051 > dari Ttabel (-4,051 > 2,100) dengan signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih Kecil dari 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa nilai variabel LDR berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap ROA. Berdasarkan penjelasan di atas berarti bahwa Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA) tidak dapat diterima/ditolak.

CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR

Nilai probabilitas menunjukkan angka sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% atau (0,000) < (0,05) dan nilai Fhitung 131,788 > Ftabel dengan ketentuan (k; n-m-1) atau (5; 24-5-1) = F(5;18) sehingga diperoleh nilai Ftabel 2,77. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel CAR, NIM, NPL, BOPO, dan LDR berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini berarti, penelitian ini layak untuk dilanjutkan dan hipotesis yang menyatakan bahwa variabel CAR, NIM, NPL, BOPO, dan LDR secara bersama-sama berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) dapat diterima. HUBUNGAN VARIABEL

Menurut [1], dan[25] Capital Adequacy Ratio (rasio kecukupan modal) rasio ini menunjukkan kecukupan modal yang ditetapkan lembaga pengatur yang khusus berlaku bagi industri- industri yang berada dibawah pengawasan pemerintah misalnya Bank, dan Asuransi. Rasio ini dimaksudkan untuk menilai keamanan dan kesehatan perusahaan dari sisi modal pemiliknya. Di Indonesia standar CAR adalah 9 – 12%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar CAR maka ROA yang diperoleh bank akan semakin besar karena semakin besar CAR maka semakin tinggi, hal ini berarti kemampuan permo-dalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya berpengaruh terhadap tingkat pendapatan atau “earning” yang dihasilkan oleh bank tersebut, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank tersebut. Akan tetapi jika bank hanya berfokus pada peningkatan jumlah aktiva tetap (tanah, gedung, peralatan, dan mesin) yang memiliki bobot risiko tinggi tetapi tidak memberikan kontribusi terhadap perolehan pendapatan. Bank harus mengelola hartanya dengan baik, menurut [26] menjelaskan bahwa pengelolaan harta (asset management) sebagai kegiatan pengalokasian dana ke dalam berbagai kemungkinan investasi. Pengelolaan dana dimaksudkan untuk menyeimbangkan antara pencarian laba yang optimal dengan tetap memelihara tingkat likuiditas yang sehat. Pengalokasian/penggunaan dana dalam berbagai alternatif investasi dapat dilakukan dalam bentuk kas, surat berharga jangka pendek, kredit, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Dana yang diperoleh bank dari masyarakat termasuk dana jangka pendek, sehingga bank harus dapat memanfaatkan dana yang diperoleh untuk investasi yang meng-untungkan dengan cara menanamkan dana pada investasi yang minim risiko, mempunyai tingkat likuiditas yang relatif tinggi, tetapi dapat memberikan laba yang optimal.

Pengaruh NPL Terhadap ROA

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyaknya kredit bermasalah membuat bank tidak berani meningkatkan penyaluran kreditnya apalagi bila dana pihak ketiga tidak dapat dicapai secara optimal maka dapat mengganggu likuiditas suatu bank. Pada dasarnya, bank memiliki kebijakan untuk menaikkan dan menurunkan jumlah Suku Bunga kredit. Apabila suku bunga pinjaman kredit naik maka nasabah lebih memilih untuk menabung dari pada meminjam ke bank. Menurut [27] bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Selain itu, bunga bagi bank juga diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Bunga bank dibedakan menjadi dua macam yaitu bunga simpanan dan bunga pinjaman. Bunga simpanan merupakan harga beli yang harus dibayar oleh bank kepada nasabah pemilik simpanan, sedangkan bunga pinjaman merupakan harga jual yang harus dibayar nasabah peminjam dana (debitur) kepada bank. Kedua macam bunga ini menjadi komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank dan saling memengaruhi satu sama lain artinya apabila suku bunga simpanan tinggi, maka suku bunga pinjaman juga akan naik dan sebaliknya.

Pengaruh NIM Terhadap ROA

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan [8]. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi

(7)

dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. Menurut [6] Net Interest Margin (NIM) adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif yang dimiliki oleh bank, rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Meningkatnya bunga bersih bank secara tidak langsung akan meningkatkan ROA bank, karena laba merupakan komponen pembentuk ROA [9]. ROA yang meningkat menandakan profitabilitas bank tersebut juga meningkat. Artinya Semakin tinggi pen-dapatan bunga yang didapat dari kredit yang disalurkan maka laba juga akan meningkat. Salah satu komponen pembentuk laba yaitu bunga bersih.

Pengaruh BOPO Terhadap ROA

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa BOPO merupakan rasio yang mengukur tingkat efisiensi dan kemam-puan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya [28]. Kondisi ini terjadi disebabkan setiap peningkatan biaya operasi Bank yang tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan operasi akan berakibat berkurangnya laba sebelum pajak, yang pada akhirnya akan menurunkan ROA. Menurut [29] Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Adalah rasio renta-bilitas yang menunjukkan perbandingan antara total beban operasional dengan pendapatan operasional yang dimiliki bank. Bank yang efisien dalam menekan biaya operasionalnya dapat mengurangi kerugian akibat ketidakefisienan bank dalam mengelola usahanya sehingga laba yang diperoleh juga akan meningkat. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya sehingga semakin sehat bank tersebut [29]. Dalam penelitian ini BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA [30]. Semakin kecil rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya bank dalam menjalankan kegiatan usahanya, sehingga kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih akan semakin tinggi.

Pengaruh LDR Terhadap ROA

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan LDR [31] merupakan rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang dberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemam-puan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditas. Semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Menurut [32] Loan to deposit ratio merupakan rasio yang menyatakan seberapa jauh bank telah menggunakan uang para penyimpan (depositor) untuk memberikan pinjaman kepada para nasabahnya. Dengan kata lain jumlah uang yang dipergunakan. Bank bisa saja mengalami akumulasi dana (overlikuid) dan disisi lain bank juga mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana sehingga hal ini tidak meningkatkan ROA [8]. Management tetap harus menjaga keseimbangan antara sisi aktiva dan pasiva agar tidak terjadi short pada salah satu sisi. Menurut [6] sumber dana pihak ketiga merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini [32]. Dampak dari short pada salah satu sisi akan berpengaruh terhadap bank, seperti sisi pasiva (pendanaan) bank dapat menjadi kelebihan likuiditas maupun kekurangan likuiditas, tentunya hal tersebut akan mempengaruhi kinerja keuangan bank tersebut [33].

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terkait pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, Biaya Operasional Pendapatan Operasional dan Loan To Deposit Ratio terhadap Profitabilitas (Return On Assets) pada Bank Rakyat Indonesia, Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2017. Dapat disimpulkan bahwa : (1) Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap Return On Assets pada PT Bank Rakyat. Indonesia, Tbk. Artinya jika bank hanya berfokus pada peningkatan jumlah aktiva tetap (tanah, gedung, peralatan, dan mesin) yang memiliki bobot risiko tinggi tetapi tidak memberikan kontribusi terhadap perolehan pendapatan maka keuntungan yang didapatkan akan berkurang. (2) Non Performing Loan tidak berpengaruh terhadap Return On Assets pada PT Bank Rakyat. Indonesia, Tbk. Artinya banyaknya kredit bermasalah membuat bank tidak berani meningkatkan penyaluran kreditnya apalagi bila dana pihak ketiga tidak dapat dicapai secara optimal maka dapat mengganggu likuiditas suatu bank. Pada dasarnya, bank memiliki kebijakan untuk menaikkan dan menurunkan jumlah Suku Bunga kredit. Apabila suku bunga pinjaman kredit naik maka nasabah lebih memilih untuk menabung dari pada meminjam ke bank. (3) .Net Interest Margin berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Return On Assets pada PT Bank. Rakyat Indonesia, Tbk. Artinya Meningkatnya bunga bersih bank secara tidak langsung akan meningkatkan ROA bank, karena laba merupakan komponen pembentuk ROA. ROA yang meningkat menandakan profitabilitas bank tersebut juga mening-kat. Artinya Semakin tinggi pendapatan bunga yang didapat dari kredit yang disalurkan maka laba juga akan meningmening-kat. Salah

(8)

satu komponen pembentuk laba yaitu bunga bersih (4).Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap Return On Assets pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Artinya Bank yang efisien dalam menekan biaya operasionalnya dapat mengurangi kerugian akibat ketidakefisienan bank dalam mengelola usahanya sehingga laba yang diperoleh juga akan meningkat. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya sehingga semakin sehat bank tersebut (5) Loan To Deposit Ratio berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap Return On Assets pada PT Bank. Rakyat Indonesia, Tbk. Artinya seberapa jauh bank telah menggunakan uang para penyimpan (depositor) untuk memberikan pinjaman kepada para nasabahnya. Dengan kata lain jumlah uang yang dipergunakan. Bank bisa saja mengalami akumulasi dana (overlikuid) dan disisi lain bank juga mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana sehingga hal ini tidak meningkatkan ROA, dan (6) Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, Biaya Operasional Pendapatan. Operasional dan Loan To Deposit Ratio berpengaruh secara simultan/bersama terhadap Return On Assets pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Artinya semakin tinggi nilai CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR maka ROA semakin meningkat, namun apabila CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR menurun, maka ROA semakin menurun.

DAFTAR RUJUKAN

1. Diah, A.M. and L.O. Hasiara. Faktor yang Mempengaruhi Volume Penjualan pada Koperasi Daihatsu Cabang Samarinda. in Seminar Nasional Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M). 2019.

2. Bianchi, C. and B.G. Peters, Measuring Coordination and Coherence: Assessing Performance Across the Public Sector, in Outcome-Based Performance Management in the Public Sector. 2018, Springer. p. 143-159.

3. Caperchione, E., et al., Innovations in public sector financial management. Int. J. Public Sector Performance Management, 2016. 2(4): p. 303.

4. Harningsih, Evaluasi Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum Konvesional di Indonesia. Hasil Penelitian, tidak dipublikasikan, 2013.

5. Novia, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perbankan Swasta di BEI. Hasil Penelitian, tidak dipublikasikan, 2013.

6. Hasiara, Z.d.L.O., Analisis Kinerja Keuangan Keuangan Koperasi Serba Usaha Gemilang Sesuai Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 di Samarinda. Prosiding Simposium Akuntansi Vokasi ke-4 di Mando, 2014. 1(1).

7. Hasiara, L.O. and A.M. Diah. Laba Akuntansi dan Laba Ekonomi pada Petani Sawah Desa Bakuangan Kecataman Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara. in Seminar Nasional Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M). 2018.

8. Hasiara, L.O., Analisis Rasio Menilai Kinerja Keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Menggunakan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002. JAMDI (Jurnal Akuntansi Multi Dimensi), 2019. 2(2).

9. Hasiara, L.O., Analisis Teori Keputusan Investasi, dan Analisis Leverage pemilihan Sumber Pendanaan Perusahaan. Journal of Economics dnd Management, 2007. 8(3).

10. Triono, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Laba satu Tahun dan Dua Tahun Mendatang. Hasil Penelitian, tidak dipublikasikan, 2007.

11. Yasa, K.D.M. and N.G.P. Wirawati, Pengaruh Net Profit Margin, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio pada Dividend Payout Ratio. E-Jurnal Akuntansi, 2016: p. 921-950.

12. Safitri, A.L., Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt To Equity Ratio dan Market Value Added Terhadap Harga Saham Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index. Management Analysis Journal, 2013. 2(2). 13. Putra, M.A.M. and I.G.E. Damayanthi, Pengaruh Size, Return On Assets dan Financial Leverage Pada Tingkat

Underpricing Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi, 2013: p. 128-140.

14. Yuniarthi, N.N.S. and I.K. Sujana, Reaksi Pasar Modal Terhadap Pencalonan Jokowi Menjadi Presiden Republik Indonesia. E-Jurnal Akuntansi, 2016: p. 951-977.

15. Karina A, P., Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas dan Debt Defaul Terhadap Penerirmaan Opini Audit Goin Concern pada Perusahaan Manufactur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-20013. JURNAL AKUNTANSI UNESA, 2015. 3(2).

16. Nugroho, Peranan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Kimia Dasar di Kawasan Kunjang Cikampek Kabupaten Krawang. Hasil Penelitian, tidak dipublikasikan, 2008.

17. Tika, Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufactur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil Penelitian, tidak dipublikasikan, 2010.

18. Samsudin, Rasio Keuangan dan Prediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil Penelitian, tidak dipublikasikan, 2009.

19. Diah, A.M. and H. La Ode. Factors Influencing Tax Payer Compliance to Fulfill the Obligation to Pay Tax in Samarinda Municipality. in International Conference On Applied Science and Technology 2019-Social Sciences Track (iCASTSS 2019). 2019. Atlantis Press.

(9)

20. Pratiwi, R.N. and C. Hidayati, Analisa Rasio Keuangan dan common Size Dalam mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Otomotif dan Komponen tahun 2009-2013 (Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi Akuntansi, 2018. 3(02).

21. Oktavian, R.E. and T.E. Sandari, Analisis Kebangkrutan Perusahaan dengan Metode Score Altman pada 10 (Sepuluh) Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ekonomi Akuntansi, 2018. 3(01).

22. Anastasya, S. and C. Hidayati, Analisis Rasio Keuangan dan Common Size Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Kosmetik dan Peralatan Rumah tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015. Jurnal Ekonomi Akuntansi, 2019. 4(02).

23. Pramana, I.G.Y. and N.M. Rastini, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepercayaan Nasabah dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri Cabang Veteran Denpasar Bali. E-Jurnal Manajemen, 2016. 5(1).

24. Wiyanto, W., Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Tinggi dan Rendah Nasabah di Bank Syari’ah Mandiri Cabang Salatiga. Muqtasid: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 2016. 7(2): p. 117-135.

25. La Ode Hasiara, M., dan Usman, pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Laba Perusahaan Perbankan Yang Terdafatr di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Tahun 2008-2013. Prosing Simposium Akuntansi Vokasi ke-4 di Manado, 2015. 2(1). 26. Hasiara, L.O., Akuntansi Dasar Satu (Pendekatan Teoru dan Praktik Serta Penyelesaian Soal-Soal dan Cocok bagi Pemula

Yang Ingin Mendalami Akuntansi). Jurnal Iqtisad, 2014. 1(1).

27. Syukron, A., Dinamika perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Economic: Journal of Economic and Islamic Law, 2013. 3(2): p. 28-53.

28. Vitalis, H. and R. Scott, Joint ventures in the public sector: Translating lessons from the private sector to New Zealand government departments. Proceedings of the 2015 Australia and New Zealand Academy of Management, 2015.

29. Heinrich, C.J. and G. Marschke, Incentives and their dynamics in public sector performance management systems. Journal of Policy Analysis and Management, 2010. 29(1): p. 183-208.

30. Bahagia, B., S.W. Rahayu, and T.M. Mansur, Perlindungan Data Pribadi Nasabah Dalam Penawaran Transaksi Asuransi Oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero). Syiah Kuala Law Journal, 2019. 3(1): p. 18-34.

31. Matiin, N., T. Ratnawati, and S. Riyadi, The Influence of Investment Decisions, Funding Decisions, Risk of Strategy, To Efficeincy, Finance Performance, Value of Firm, Good Corporate Governance As Moderating Variable In The Mining Company Coal Sub Sector Go Public In Indonesia Stock Exchange. Archives of Business Research, 2018. 6(6). 32. Van Dooren, W., G. Bouckaert, and J. Halligan, Performance management in the public sector. 2015: Routledge.

33. Indonesia, P.R., Undang-undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. 1998: BP. Cipta Jaya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif dari beberapa ekstrak kulit batang jamblang (Syzygium cumini) yang dilakukan dengan beberapa variasi

Sama halnya dengan CAR, suatu perusahaan memiliki kinerja yang baik jika kepemilikan institusional tinggi maka akan meningkatkan nilai CAR.. Akan tetapi hasil pengujian

Namun Dewi (2014) meneliti kepuasan pasien pada pelayanan pendaftaran. Sedangkan subjek penelitian ini adalah pasien usia lanjut yang berkunjung ke

Kharisma Ide Nusantara Garmindo mengalami suatu permasalahan yaitu jumlah pencapaian ouput yang dihasilkan pada proses produksinya tidak sesuai dengan target produksi yang

[r]

Universitas Sumatera

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas X TKJ SMK Negeri 3 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Waktu penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik kausal, dimana data dianalisis dengan analisis jalur (path analysis). Selanjutnya dilakukan analisis pengaruh