viii ABSTRAK
PRASASTI KINTAMANI E KAJIAN EPIGRAFI
Penelitian prasasti di Kintamani telah dilakukan oleh berbagai pihak, namun penelitian tersebut hanya sebatas alih aksara dan penjelasan singkat. Penelitian terkait aspek kebahasaan dengan tinjauan bahasa, aksara, ejaan dan afiksasi belum banyak dilakukan. Studi ini dikonsentrasikan terhadap satu kelompok prasasti yang saat ini disimpan di Pura Bale Agung Kintamani. Merunut penamaan yang telah dilakukan oleh Goris, prasasti yang tersimpan di Pura tersebut dinamakan Prasasti Kintamani E. Bersandar atas hal tersebut maka rumusan masalah yang diajukan terdiri dari dua pertanyaan yaitu bagaimana aspek kebahasaan dan aspek pranata sosial yang terdapat dalam prasasti. Tujuan yang ingin dicapai yakni mengetahui bahasa, aksara, ejaan dan afiksasi serta sosial kemasyarakatan yang dilakukan pada masa saat itu.
Metode yang ditempuh dalam penelitian ini melalui dua tahapan yaitu pengumpulan data dan analisis data. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan observasi pada hasil dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan analisis morfologi dan analisis kualitatif. Analisis tersebut dibantu dengan Teori Strukturalisme, Teori Fungsional Struktural dan Teori Birokrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prasasti Kintamani E mengandung beberapa aspek kebahasaan yaitu afiksasi yang digunakan yaitu Perfiks ( awalan ) : di, sa, a atau ma, pa, ka , pari, Infiks ( sisipan ) : um, -in-, Sufiks ( akhiran ) : -nya-, -akĕn,- ĕn, Konfiks : (pa – an), (ma-an), (ka-an),
(ma-akĕn), ( pa-nya), (saka-nya). Pranata sosial meliputi aspek politik, ekonomi,
agama, dan sosial yang terkandung dalam prasasti ini sangat mungkin mencerminkan masyarakat pada kala itu.
Kata kunci : prasasti, kebahasaan, pranata sosial
ix ABSTRACT
THE KINTAMANI E INSCRIPTION STUDY OF EPIGRAFI
The inscription research in Kintamani has been done by various parties, but those researches limited to script and brief explanation.There are only small amount of researches related to the language aspects through language, script, spelling and affixation has been done.This study is concentrated on a group of
inscriptions currently stored in Bale Agung Kintamani Temple. Based on the
name identification has been done by Goris, the inscription stored in the temple is called Kintamani EInscription.Therefore the problemsis consists of two questions, those are: how the linguistic aspects of the inscription and aspects of social institutions enclosed to the inscription.The research is aimed to identify the language, script, spelling and affixation and social community that was done at that time.
The are two phasesresearch method in this research, those are data collection and data analysis.Data collection is done through libraryresearch and observation to documentation result.The collected dataare analyzed through morphological analysis and qualitative analysis.The analysis is sustained by Structuralism Theory, Structural Functional Theory and Bureaucratic Theory.The research results showed that the Kintamani E inscription contains several aspects of language such as the using of affixation are Perfix: (di-, sa-, a- or ma-, pa-,
ka-, pari-ka-, Infix: -um- ka-, -in-ka-, suffixes: -nya-ka-, -akĕn, - ĕn, konfiks: (pa - an), (ma - an),
(ka - an), (ma - akĕn), (pa - ), (saka-nya).The social orders involved the political
aspect, economic aspect, religious aspect and social aspects contained in the inscription very possibly reflectedthe society at that time
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………. i
PERSYARATAN GELAR ………. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ……… iii
PENETAPAN PANITIA UJIAN ………. iv
UCAPAN TERIMAKASIH ……….. iv
ABSTRAK ……….. vii
ABSTRACT ……….. ix
DAFTAR ISI ……… x
DAFTAR LAMPIRAN ………..………. xiv
BAB I PENDAHULUAN ……….………. 1 1.1 Latar Belakang ……….……….... 1 1.2 Rumusan Masalah ……….. 5 1.3 Tujuan Penelitian ……….. 6 1.3.1 Tujuan Umum ……….. 6 1.3.2 Tujuan Khusus ……….. 6 1.4 Manfaat Penelitian ………. 7 1.4.1 Manfaat Teoretis ………. 7 1.4.2 Manfaat Praktis ……… 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ………. 8
1.5.1 Ruang Lingkup Objek ……… 8
1.5.2 Ruang Lingkup Permasalahan ………. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN ……… 10
2.1 Tinjauan Pustaka ……….…. 10 2.2 Konsep ……… 14 2.2.1 Prasasti Kintamani E ……….….. 15 2.2.2 Kajian Epigrafi ……… 16 2.2.3 Pranata Sosial ………. 16 2.3 Landasan Teori ………. 17
xi
2.3.1 Teori Strukturalisme ………. 18
2.3.1 Teori Fungsionalisme Struktural ………..……. 19
2.3.4 Teori Kekuasaan ……….…… 20
2.4 Model Penelitian ……….. 21
BAB III METODE PENELITIAN ………. 24
3.1 Rancangan Penelitian ……… 24
3.2 Lokasi Penelitian ……….. 24
3.3 Jenis dan Sumber Penelitian ……… 25
3.3.1 Jenis Data ……… 25
3.3.2 Sumber Data ………. 25
3.4 Instrumen Penelitian ………. 26
3.5 Teknik Pengumpulan Data ……… 27
3.5.1 Studi Pustaka ………. 27
3.5.2 Observasi ……….………. 27
3.6 Teknik Analisis Data ……….. 28
3.6.1 Analisis Morfologi ………. 28
3.6.2 Analisis Kualitatif ……… 28
3.7 Penyajian Hasil Penelitian ……… 29
BAB IV GAMBARAN UMUM PRASASTI KINTAMANI E ………… 31
4.1 Identifikasi Tempat Penyimpanan Prasasti ……….. 31
4.2 Keadaan Prasasti ……… 36
4.3 Penamaan Prasasti ………. 38
4.4 Struktur dan Isi Prasasti ……… 40
4.4.1 Struktur ……… 41
4.4.2 Isi ……….. 43
BAB V ASPEK KEBAHASAAN PRASASTI KINTAMANI E ……… 47
5.1 Alih Aksara ……… 47
xii
5.3 Bahasa ………. 65
5.4 Ejaan ……… 67
5.4.1 Penggunaan ě pepet ….……… 68
5.4.2 Penggunaan Vokal Panjang ……… 70
5.4.3 Penggunaan Vokal Rangkap atau Diphtong ……… 72
5.4.4 Penggunaan Konsonan ……….. 73 5.5 Afiksasi ………. 79 5.5.1 Prefiks ……….. 79 5.5.2 Infiks ………. 81 5.5.3 Sufiks ………. 91 5.5.4 Konfiks ………... 98
BAB VI ASPEK PRANATA SOSIAL PRASASTI KINTAMANI E … 108 6.1 Aspek Politik ……….. 108
6.2 Aspek Ekonomi ……….………. 116
6.3 Aspek Agama ……….. 119
6.4 Aspek Hukum ……….. 122
BAB VII PENUTUP ………. 126
7.1 Simpulan ……… 126
7.2 Saran ……….. 130
DAFTAR PUSTAKA ………. 130
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benda-benda tinggalan sejarah merupakan data yang sangat penting untuk
mengungkapkan kehidupan manusia masa lampau. Benda-benda tinggalan sejarah
itu sendiri sering disebut dengan tinggalan arkeologi. Indonesia memiliki
berbagai jenis tinggalan arkeologi yang sangat melimpah tidak hanya tinggalan
berupa artefak, melainkan juga lingkungan sekitar yang pernah dimanfaatkan
manusia masa lampau atau biasa disebut ekofak juga merupakan objek penelitian
arkeologi. Salah satu tinggalan arkeologi berupa artefak yaitu tulisan yang
dipahatkan, digoreskan maupun ditatahkan pada media batu, logam, tanah liat,
dan daun lontar disebut prasasti.
Prasasti adalah piagam kerajaan yang dikeluarkan oleh raja atau pejabat
berwenang. Prasasti pada umumnya berisi tentang mantra-mantra keagamaan,
ketetapan hukum atau penetapan sebidang tanah menjadi sima atau daerah
otonom, larangan berlalu lalang di sekitar tempat suci, pemisahan pemerintahan
secara administratif antardesa, peninjauan pajak, dan lain sebagainya (Setiawan,
2011 :29)
Prasasti merupakan suatu putusan resmi, tertulis diatas batu atau logam,
dirumuskan menurut kaidah-kaidah tertentu, berisikan anugrah dan hak, yang
dikaruniakan dengan beberapa upacara.Isi dan struktur prasasti yang lengkap
2
pertanggalan dikeluarkan prasasti, nama raja yang mengeluarkan prasasti, nama
orang atau masyarakat yang menerima prasasti, titah raja, sambandha atau sebab
dan alasan dikeluarkan prasasti, daftar saksi yang hadir pada saat penganugrahan
prasasti, upacara peresmian prasasti, sapatha atau kutukan, serta asthu atau
penutup (Bakker, 1972 : 15-24).
Prasasti merupakan suatu keputusan atau perintah raja yang harus ditaati
oleh masyarakat pada waktu itu, maka kata-kata atau idiom-idiom yang digunakan
dalam prasasti dipilih secara khusus (Boechari dalam Prihandari, 2014 : 1).
Penelitian prasasti di Bali telah banyak dilakukan terkait dengan sejarah Bali
Kuno. Goris memberikan sistem penomoran dan penamaan menggunakan data
kronologis toponimis dengan pertimbangan umur prasasti, tempat ditemukan, dan
penyimpanan prasasti. Semua prasasti diberikan nama sesuai dengan tempat
prasasti ditemukan dan tersimpan. Kebanyakan prasasti ditemukan di sebuah pura,
maka ditambahkan nama pura di depan nama tempat ditemukan prasasti. Adapun
dalam satu daerah ditemukan lebih dari satu prasasti, dengan periode tahun dan
raja yang mengeluarkan berbeda maka dikelompokkan dengan ditambahkan kode
A, B, C, D, E, dan seterusnya, dan apabila prasasti memiliki periode berbeda
namun isi prasasti tersebut berkaitan maka diberikan penomoran AI, AII, AIII,
dan seterusnya atau BI, BII, BIII dan seterusnya, sehingga prasasti dengan periode
paling tua memiliki kode dan nomor paling kecil, sedangkan prasasti dengan
periode paling muda memiliki kode dan nomor paling besar.
Penelitian terhadap prasasti telah dilakukan oleh banyak pihak pada masa
3
Bali masih memiliki prospek yang panjang, dan terbuka peluang untuk melakukan
penelitian. Penelitian-penelitian baru masih perlu dilaksanakan, baik berupa
penelitian ulang atas penelitian-penelitian sebelumnya untuk mendapatkan
tafsiran-tafsiran baru, penelitian lanjutan terhadap prasasti-prasasti yang belum
diterbitkan, maupun penelitian atas temuan-temuan prasasti baru. Namun yang
menjadi kendala prasasti di Bali bersifat living monument, masyarakat
menganggap prasasti sebagai benda pusaka warisan leluhur yang sakral dan
keramat sehingga disimpan dalam bangunan suci. Membutuhkan waktu yang
tepat, hari baik, serta sarana upacara sesuai dengan adat istiadat setempat untuk
mengeluarkan prasasti dari bangunan suci tempat menyimpannya.
Prasasti yang ditemukan di Bali, paling banyak terdapat di Kabupaten
Bangli (Goris, 1954). Wilayah Kecamatan Kintamani dan sekitarnya memiliki
banyak tinggalan prasasti, salah satunya yaitu Prasasti Kintamani yang terdapat di
Desa Kintamani tepatnya di Pura Bale Agung. Prasasti ini berjumlah 17 lempeng
tembaga yang terbagi ke dalam tujuh kelompok berdasarkan pada raja yang
mengeluarkan, bentuk aksara, dan penggarapan. Berdasarkan jenis aksara dan
bahasa dapat dibagi menjadi dua yakni menggunakan aksara dan bahasa Bali
Kuno dan Jawa Kuno, serta dikeluarkan oleh raja yang berbeda. Tema pokok dari
tujuh kelompok Prasasti Kintamani berkaitan dengan perluasan pesanggrahan di
Air Mih, batas-batas wilayah, hak dan kewajiban masyarakat Kintamani,
pengaturan harta warisan, pengaturan perdagangan, serta pelestarian lingkungan.
Dilihat dari tujuh kelompok tersebut, hanya kelompok kelima dan keenam yang
4
pembukaan yang berisi angka tahun dan unsur penanggalan, nama atau gelar raja
yang memerintah, nama pejabat atau perwakilan desa yang menerima perintah,
selanjutnya bagian isi berisi tentang sebab-sebab dikeluarkan prasasti
(sambandha), keputusan raja mengenai pajak, hak, dan kewajiban penduduk desa
yang dianugrahkan prasasti. Terakhir bagian penutup berisi saksi-saksi yang
terdiri atas pejabat-pejabat, kadangkala disertakan nama dewa, kutukan dan
hukuman bagi yang melanggar.
Berdasarkan pada uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian pada
salah satu prasasti tembaga yang merupakan bagian himpunan beberapa kelompok
prasasti yang ada di Kintamani yakni Prasasti Kintamani E yaitu kelompok
kelima. Prasasti ini disimpan di Pura Bale Agung Kintamani, Desa Kintamani,
Kecamatan Kintamani. Prasasti Kintamani E merupakan prasasti yang dikeluarkan
oleh Paduka Sri Maharaja Ekajaya Lancana beserta permaisurinya Paduka Sri
Maharaja Sri Arjjaya Dengjaya Ketana. Sebelumnya Goris pernah menerbitkan
sebagian prasasti Kintamani, yaitu Prasasti Kintamani kelompok A, B, C, namun
hanya sebatas alih aksara dan penjelasan singkat saja, Kemudian, penelitian Goris
dilanjutkan oleh Putu Budiastra, tetapi hasil penelitiannya tidak diterbitkan dan
hanya sebatas laporan teknis tanpa dilengkapi dokumentasi yang memadai.
(Sunarya,dkk, 2015 : 3). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh tim epigrafi Balai
Arkeologi Bali pada tanggal 14 Juli 2014. Penelitian tersebut berupa alih aksara
dan penjelasan gambaran isi prasasti, kemudian diterbitkan dalam Berita
Penelitian Arkeologi tahun 2015 dengan judul Penelitian Prasasti Kintamani.
5
merupakan prasasti lengkap dibandingkan dengan kelompok lainnya dengan
menyebutkan angka tahun, nama raja, sambanda, larangan, hak, kewajiban, serta
para pejabat yang hadir. Hal menarik dalam isi prasasti dilihat dari sambanda
prasasti tersebut yakni masyarakat menginginkan dikeluarkan prasasti karena
prasasti terdahulu telah terbakar, menjadikan isi dari prasasti tersebut sangat
penting bagi masyarakat. Selain itu belum terdapat tulisan yang membahas secara
mendalam terkait aspek kebahasaan, aksara, maupun ejaan serta aspek sosial,
budaya, politik, ekonomi dan keagaaman terhadap Prasasti Kintamani.
Prasasti Kintamani E menyebutkan angka tahun dikeluarkan yakni pada
tahun 1122 Saka (1200 Masehi). Prasasti ini terdiri atas lima lempeng tembaga
yang ditulisi pada kedua sisinya kecuali pada lempeng satu hanya ditulisi pada sisi
b. Prasasti tersebut merupakan permohonan penduduk Desa Kintamani (dalam
prasasti disebut Cintamani) agar masyarakat diijinkan oleh raja menuliskan
prasastinya dalam lempengan tembaga karena prasasti sebelumnya anugerah raja
terdahulu yang terbuat dari lontar telah terbakar. Berdasar hal itu peneliti ingin
mengkaji lebih dalam tentang informasi yang dapat diperoleh dari Prasasti
Kintamani E, dengan menggunakan analisis dan teori guna menunjang penelitian
sehingga menghasilkan data yang menyeluruh dan dapat dipercaya ke
akuratannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan yang telah dipaparkan pada latar belakang penelitian, maka
6
1. Bagaimana aspek kebahasaan dari prasasti Kintamani E, khususnya berkenaan dengan aksara atau paleografi, ejaan, bahasa, dan afiksasinya?
2. Bagaimana aspek pranata sosial yang disebutkan dalam prasasti Kintamani E, khususnya dalam bidang politik, ekonomi, agama, dan hukum?
1.3 Tujuan Penelitian
Pada hakikatnya penelitian ilmiah memiliki tujuan tertentu, tidak ada satu
pun pekerjaan yang dilakukan tanpa memiliki tujuan. Tujuan inilah yang
memberikan arah bagi penulis untuk melangkah dalam kegiatan berikutnya,
penelitian ini memiliki dua tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini yakni secara umum bertujuan untuk
memahami serta merekonstruksi kehidupan masyarakat masa lampau, menyusun
cara – cara hidup masyarakat masa lampau serta memahami proses perubahan budaya pada masyarakat yang tercantum dalam prasasti. Penelitian ini juga
bertujuan memberikan gambaran kepada masyarakat luas khususnya masyarakat
di Wilayah Kintamani tentang peradaban manusia masa lalu sebagai pendukung
dari Prasasti Kintamani.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini untuk menjawab semua permasalahan yang
7
1. untuk mengetahui aspek kebahasaan melalui bahasa dan aksara, serta ejaan dan afiksasi yang terdapat pada prasasti Kintamani E,
2. untuk mengetahui aspek pranata sosial masyarakat yang disebutkan dalam prasasti Kintamani E terutama dalam politik, ekonomi, agama,
dan hukum.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan
sumbangan pemikiran, baik bersifat teoretis maupun bersifat praktis dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Manfaat penelitian sebagai berikut,
1.4.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis merupakan suatu manfaat yang berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah. Penelitian ini sangat
bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran secara ilmiah khususnya
bagi ilmu epigrafi. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai aspek sosial budaya pada masa lampau yang dapat diketahui melalui
aspek kebahasaan meliputi aksara, ejaan, bahasa, dan afiksasi, sehingga
diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut bagi perkembangan ilmu arkeologi. Selain itu, penelitian ini juga
diharapkan dapat membantu dalam penyajian data dan informasi yang berkaitan
8
1.4.1 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada pemerintah, instansi terkait serta masyarakat Desa Kintamani
dalam upaya mengetahui dan memahami isi prasasti sehingga menambah
pengetahuan masyarakat setempat mengenai sejarah kehidupan manusia
pendukung Prasasti Kintamani di masa lampau. Pada akhirnya, pemerintah dan
masyarakat setempat muncul rasa ingin melestarikan Pusaka Budaya yang
diwariskan oleh leluhur tersebut.
.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian sangatlah penting dalam melakukan penelitian
karena berisikan tentang batasan-batasan objek penelitian agar tidak melebar dan
menjauh dari objek dan permasalahan yang akan diteliti. Ruang lingkup
penelitian terdiri atas ruang lingkup objek dan ruang lingkup permasalahan.
1.5.1 Ruang Lingkup Objek
Ruang lingkup objek penelitian dalam penelitian ini yakni dokumentasi
foto prasasti kelompok kelima dari tujuh kelompok prasasti yang disimpan di Pura
Bale Agung Kintamani, Desa Kintamani, Kecamatan Kintamani, Kabupaten
Bangli. Prasasti kelompok kelima tersebut dikeluarkan oleh Raja Baginda Paduka
Sri Maharaja Haji Ekajaya Lancana beserta permaisurinya. Prasasti ini terdiri atas
9
pertama dan terakhir yang ditatah hanya satu sisi, prasasti tersebut diberikan nama
Prasasti Kintamani E. Dokumentasi foto diperoleh dari peneliti sebelumnya,
dikarenakan prasasti sangat disakralkan oleh masyarakat sehingga hanya hari
tertentu saja dapat dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan tidak semua orang
dapat melihat prasasti tersebut.
1.5.2 Ruang Lingkup Permasalahan
Ruang lingkup permasalahan dibuat untuk membatasi permasalahan
penelitian agar tidak melebar jauh dari tujuan penelitian. Ruang lingkup
permasalahan ini meliputi permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan
masalah. Permasalahan tersebut meliputi aspek kebahasaan dalam prasasti yang
aksara, ejaan, bahasa, dan afiksasi. Serta isi dari Prasasti Kintamani E yang ditijau