• Tidak ada hasil yang ditemukan

[Type the document title]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "[Type the document title]"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI

BANYUASIN

D I N A S S O S I A L

Alamat : JL. Merdeka No. 453 Rt.03 Rw. 02 Kel. Serasan Jaya Kec. Sekayu 30711 Telp.0714-321071

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH

(LKjIP) DINAS SOSIAL KAB. MUSI BANYUASIN

TAHUN ANGGARAN 2015

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015 sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), Penyusunan laporan ini berpedoman pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Secara substantif Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin merupakan sarana pelaporan kinerja dalam rangka mengimplementasikan sistem akuntabilitas instansi pemerintah yang menginformasikan tentang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan kebijakan, serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan tujuan, misi dan visi Dinas/Badan/Kantor Kabupaten/Kota.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2015 merupakan media pertanggungjawaban kinerja yang didasarkan pada Penetapan Kinerja Tahun 2015 dan Indikator Kinerja Utama Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin sebagaimana tertuang Peraturan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2014 tentang tentang Indikator Kinerja Utama Renstra Tahun 2014-2017 sebagaimana ditetapkan dalam Rencana strategis Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2014-2017, hal ini sebagai perwujudan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel, serta menciptakan Clean

Government dan Good Governance. Hasil pencapaian kinerja penyelenggaraan instansi

pemerintahan tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak yakni Semuga Pegawai Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin baik dalam perumusan kebijakan, implementasi maupun pengawasannya.

(3)

Akhir kata, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bahan tambahan masukan bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja dalam penyelenggaraan instansi pemerintahan, pembangunan dan pelayanan prima terhadap masyarakat.

Sekayu, Februari 2016

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin

Drs. H. M. SAYUTI, M.Si NIP. 19620106 198503 1 014

(4)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor 13 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kinerja Dinas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.

Dinas Sosial mempunyai tugas pokok dibidang sosial sesuai dengan wewenangnya dan tugas lain yang dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah kabupaten Musi Banyuasin.

Untuk menyelenggarakan tugas, Dinas Sosial mempunyai fungsi: a. Pengelolaan unsur kepegawaian, keuangan, umum dan perlengkapan;

b. Penyusunan rencana dan penjabaran kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan penyuluhan dibidang sosial, perencanaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk merencanakan, mempersiapkan, mengelola, menelaah serta menyusun kebijakan teknis dan program dibidang sosial;

c. Koordinasi yang meliputi segala usaha dan kegiatan guna mewujudkan kebenaran yang berhubungan dengan peningkatan tugas dibidang sosial;

d. Penyusunan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan penyusunan teknis atau pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Penelitian dan pengembangan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk menyelenggarakan, mengelola, meneliti dan meningkatkan tugas dibidang sosial; f. Perumusan dan penjabaran kebijakan teknis dan pemberian bimbingan dibidang

sosial;

g. Melakukan bimbingan teknis penetapan sistem pembinaan terhadap peningkatan kesejahteraan sosial;

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dilimpahkan Bupati.

Jumlah Pegawai Pada Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 46 orang PNS. Secara Struktur organisasi terbagi dalam 5 bidang yaitu: 1) Sekretariat

(5)

2) Bidang Rehabilitasi Sosial, 3) Bidang Jaminan Sosial, 4) Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan 5) Bidang Perlindungan Sosial.

Capaian Indikator Kinerja Meningkatnya Perlindungan Sosial Kepada Masyarakat Pada Tahun 2015 Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) PMKS memperoleh Bantuan Sosial untuk memenuhi Kebutuhan Dasar sebesar 10%, persentase Panti Sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial sebesar 100%, yang menerima Program Pemberdayaan KUBE sebesar 100%, Persentase Penyandang Cacat Fisik dan mental serta lanjut Usia tidak potensial yang menerima jaminan sosial sebesar 100%, Korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat 100%, dan Persentase menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap untuk evakuasi korban bencana sebesar 100%.

Untuk akuntabilitas keuangan Pengeluaran Belanja Langsung dan Tidak Langsung Dinas Sosial yang tercantum dalam anggaran tahun 2015 dan menjadi dasar penyusunan perhitungan anggaran ini adalah sebesar Rp. 13.221.830.214,- dan realisasi sebesar Rp. 10.178.893.933,- atau sebesar 76,99%. Untuk Belanja Langsung Anggaran sebesar Rp. 6,544.728,750,- dan realisasi sebesar Rp. 5.961.665.408,- atau sebesar 91,09%.

Sekayu, Februari 2016 Kepala Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin

Drs. H. M. SAYUTI, M.Si NIP. 19620106 198503 1 014

(6)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Ikhtisar Eksekutif ... iii

Daftar Isi ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi ... 3

1.3. Maksud dan Tujuan Penyusunan LkjIP ... 9

1.4. Sistematika Penyajian ... 10

BAB II PERENCANAAN DAN PENYAJIAN KINERJA ... 11

2.1. Rencana Strategis dan Indikator Utama ... 11

2.2.Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan ... 13

2.3. Rencana Kerja SKPD ... 17

2.4. Penetapan Kinerja Tahun 2015 ... 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 20

3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja ... 21

3.2. Evaluasi dan Analisis Indikator ... 22

3.3. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2014 dan Tahun 2015 ... 29

3.4. Perbandingan Realisasi Sampai dengan Tahun Berkenaan Dan Tahun Terakhir Periode Renstra ... 33

3.5. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 dengan Standar Nasional ... 34

3.6. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ Penurunan serta alternatif solusi yang dilakukan ... 35

3.7. Akuntabilitas Keuangan ... 33

3.8. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Tahun Lalu ... 38

BAB IV PENUTUP ... 40 Lampiran-lampiran

(7)

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1. LATAR BERLAKANG

Sebagai implementasi Nomor 7 Tahun 1999, bahwa setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk membuat proses manajemen dengan paradigma manajemen kinerja yang didahului melalui tahap perencanaan yang disebut Rencana Strategi (RENSTRA) dan diakhiri evaluasi yang dalam hal ini evaluasi kinerja juga merupakan umpan balik dalam perencanan berikutnya.

Pada tahun 2014 ini merupakan tahun ke dua dalam Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor 13 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kinerja Dinas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.

Diatas telah disinggung, bahwa sebagai awal proses manajemen adalah pelaksanaan dan fungsi perencanaan, dengan perencanaan yang baik artinya jelas, terukur dan telah dibuat atas identifikasi dari berbagai aspek akan mengantarkan pada pencapaian tujuan yang lebih efektif dan efisien.

Namun demikan mungkin saja masih terdapatnya beberapa aspek serta variabel yang belum teridentifikasi dalam Rencana Kerja Tahun 2015 terutama dari perolehan input (sumber-sumber) yang muncul pada proses pelaksanaan, sehingga dalam pencapaian tujuannya tidak seperti yang ditetapkan sebagaimana dalam perencanaan. Dinas Sosial adalah unsur pelaksanaan di bidang Sosial sesuai

(8)

kewenangannya, kewenangan pemerintah daerah serta berdasarkan peraturan perundang–undangan yang berlaku dan Dinas Sosial dipimpin Kepala Dinas yang berada dibawah dan tanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Sosial mempunyai tugas pokok dibidang sosial sesuai dengan wewenangnya dan tugas lain yang dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.

Untuk menyelenggarakan tugas, Dinas Sosial mempunyai fungsi: i. Pengelolaan unsur kepegawaian, keuangan, umum dan perlengkapan;

j. Penyusunan rencana dan penjabaran kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan penyuluhan dibidang sosial, perencanaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk merencanakan, mempersiapkan, mengelola, menelaah serta menyusun kebijakan teknis dan program dibidang sosial;

k. Koordinasi yang meliputi segala usaha dan kegiatan guna mewujudkan kebenaran yang berhubungan dengan peningkatan tugas dibidang sosial;

l. Penyusunan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan penyusunan teknis atau pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku;

m. Penelitian dan pengembangan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk menyelenggarakan, mengelola, meneliti dan meningkatkan tugas dibidang sosial;

n. Perumusan dan penjabaran kebijakan teknis dan pemberian bimbingan dibidang sosial;

o. Melakukan bimbingan teknis penetapan sistem pembinaan terhadap peningkatan kesejahteraan sosial;

(9)

p. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dilimpahkan Bupati.

1.2. STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2014 mempunyai tugas pokok dan fungsi, serta susunan organisasi dan tata kerja sebagai berikut :

1. Kondisi Kepegawaian

Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin merupakan kumpulan dari berbagai jenis tingkatan pendidikan yang terdiri dari berbagai disipilin ilmu, pangkat/golongan serta masa kerja dalam rangka menunjang peningkatan kinerja serta optimalisasi target kinerja berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2014-2017.

a. Jumlah pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan

Distribusi Pegawai Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat pada tabel 1.1. Komposisi Pegawai Dinas Sosial :

(10)

Tabel.1.1

Daftar Pegawai Dinas Sosial berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Pegawai

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Strata 2 (S2) Strata 1 (S1) Diploma 3 (D III) Diploma 2 (D II) Diploma I (D I) SLTA/ SMK SLTP SD 13 Orang 22 Orang 6 Orang - - 5 Orang 0 Orang 0 Orang Jumlah 46 Orang

Sumber : DUK Dinsos Tahun 2015

Berdasarkan Tabel.1.1 Daftar Pegawai Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan tingkat pendidikan yaitu pendidikan Strata 2 (S2) sebanyak 13 orang, Strata 1 (S1) sebanyak 22 orang, DIII sebanyak 6 orang, D II dan D I tidak ada, pendidikan SMA sebanyak 5 orang, sedangkan pendidikan SD dan SMP tidak ada.

b. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan

Untuk mengetahui secara detail jumlah pegawai berdasarkan pengkat dan golongan, dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut :

(11)

Tabel.1.2

Daftar Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pangkat dan Golongan

No Pangkat Golongan Jumlah Pegawai

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Pembina Utama Muda Pembina Tingkat I Pembina Penata Tk. I Penata Penata Muda Tk. I Penata Muda Pengatur TK. I Pengatur Pengatur Muda TK. I Pengatur Muda Juru Muda TK. I Juru Muda Juru TK I Juru IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a I/d I/c I/b I/a 1 Orang 0 Orang 2 Orang 10 Orang 9 Orang 14 Orang 5 Orang 1 Orang 2 orang - - - - - 2 Orang Jumlah 46 Orang

Sumber : DUK Dinsos Tahun 2015

Berdasarkan Tabel.1.2 Daftar Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pangkat dan Golongan yaitu Pangkat Pembina Utama Muda (IVc) sebanyak 1 orang, Pembina Tingkat 1 (IVb) tidak ada , Pembina (IVa) sebanyak 2 orang, Penata TK I (IIId) sebanyak 10 orang, Penata (IIIc) sebanyak 9 orang, Penata Muda TK I (IIIb) sebanyak 14 orang, Penata Muda (IIIa) sebanyak 5 orang, Pengatur TK I (IId) sebanyak 1 orang, Pengatur (IIc) 2 orang, Pengatur Muda TK I (IIb) tidak ada , Pengatur (IIa) tidak ada, Juru Muda TK I (Id) tidak ada, Juru Muda (Ic) tidak ada, Juru TK. I (Ib) tidak ada, Juru (Ia) sebanyak 2 orang.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 7 Tahun 2013, tentang pembentukan organisasi Dinas dalam Kabupaten Musi Banyuasin. Struktur

(12)

organisasi yang mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial terdiri dari:

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat terdiri dari:

1. Sub Bagian Penyusunan Program, Evaluasi dan Pelaporan; 2. Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian;

3. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan. c. Bidang Rehabilitasi Sosial terdiri dari :

1. Seksi Rehabiltasi Sosial Penyandang Disabilitas;

2. Seksi Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak dan Lanjut usia; 3. Seksi Rehabilitasi Sosial, Tuna Sosial dan Korban NAPZA. d. Bidang Jaminan Sosial terdiri dari :

1. Seksi Bantuan Langsung dan Tunjangan Berkelanjutan; 2. Seksi Asuransi Kesejahteraan Sosial;

3. Seksi Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial. e. Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan terdiri

dari:

1. Seksi Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil;

2. Seksi Pemberdayaan Keluarga dan Kelembagaan Sosial;

3. Seksi Pengembangan Nilai Kepahlawanan Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial.

f. Bidang Perlindungan Sosial terdiri dari :

1. Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam; 2. Seksi Perlindungan Korban Bencana Sosial;

(13)

3. Seksi Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Imigran.

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) : 1. UPTD Panti Asuhan Amal Bhakti; 2. UPTD Graha Lansia;

3. UPTD Loka Bina Karya; h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Dalam menjalan organisasi Dinas Sosial Kabupaten memiliki tugas pokok dan fungsi, sebagai berikut :

● Tugas Pokok Kepala Dinas

Dinas Sosial mempunyai tugas pokok dibidang sosial sesuai dengan wewenangnya dan tugas lain yang dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah kabupaten Musi Banyuasin.

● Tugas Pokok Sekretaris

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Sosial, yaitu memberikan pelayanan dibidang kesekretariatan, melakukan koordinasi, penatausahaan, mengelola urusan kepegawaian, pendidikan dan pelatihan pegawai, keorganisasian dan ketatalaksanaan, keuangan, rumah tangga, perlengkapan, hubungan masyarakat, keprotokolan, surat menyurat, melaksanakan penyusunan program kerja, evaluasi dan pelaporan, perjalanan dinas dan pelayanan administrasi lainnya kepada seluruh organisas dalam lingkungan Dinas Sosial.

(14)

● Tugas Pokok Bidang Rehabiltas Sosial

Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Sosial di bidang rehabilitasi sosial terhadap penyandang masalah sosial

● Tugas Pokok Bidang Jaminan Sosial

Bidang Jaminan Sosial mempunyai melaksanakan tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang jaminan sosial

● Tugas Pokok Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan

Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penaggulangan Kemiskinan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis dibidang pemberdayaan sosial dan penanggulangan kemiskinan

● Tugas Pokok Bidang Perlindungan Sosial

Bidang Perlindungan Sosial mempunyai tugas Merumuskan kebijakan teknis Bidang Perlindungan sosial korban bencana alam, bencana sosial, dan korban tindak kekerasan serta pekerja imigran.

● Tugas Pokok Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

1. Dinas Unit Pelaksana Teknis (UPTD) adalah unsur pelaksana teknis pada dinas di Kecamatan dalam Kabupaten yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;

(15)

2. Ketentuan lebih lanjut tentang UPTD akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati sepanjang mengenai peraturan pelaksanaanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

● Tugas Pokok Kelompok Jabatan Fungsional

a. Pada Dinas Sosial, dapat dibentuk kelompok jabatan fungsional;

b. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya;

c. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok pegawai negeri sipil yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka mendukung kelancaran tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial; d. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional yang diangkat

oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah;

e. Jenis, jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Bupati berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LkjIP

Adapun tujuan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Tahun 2015 untuk mewujudkan akuntabilitas seseorang atau pimpinan kolektif lembaga/instansi kepada pihak-pihak yang mendapat mandat LkjIP merupakan perwujudan pertanggung jawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi tujuan organisasi.

(16)

Manfaat penyusunan LkjIP adalah :

1. Meningkatkan akuntabilitas Instansi Pemerintah,

2. Sebagai umpan balik peningkatan kinerja instansi pemerintah;

3. Peningkatan perencanaan diberbagai bidang, baik perencanaan maupun penggunaan sumber daya instansi;

1.4. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Dalam Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, terbagi dalam beberapa bab yang terdiri dari :

BAB I : Pada Bagian ini dijelaskan hal-hal umum tentang serta uraian singkat mandat apa yang dibebankan kepada Instansi (gambaran umum tupoksi) yang berisikan latar belakang, struktur organisasi dan tugas pokok dan fungsi, maksud dan tujuan LkjIP serta Sistematika Penyajian.

BAB II : Pada Bab ini disajikan gambaran singkat mengenai, Rencana Strategis dan Indikator Kinerja Utama, rencana kerja dan penetapan kinerja.

BAB III : Pada Bab ini membahas Akuntabilitas Kinerja yang berisikan Pengukuran Capaian Kinerja, Evaluasi dan Analisis Indikator Kinerja, Perbandingan realisasi indikator kinerja, Akuntabilitas Keuangan, dan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Tahun Lalu.

(17)

BAB II

PERENCANAAN DAN PENYAJIAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS DAN INDIKATOR UTAMA

Untuk mewujudkan Visi dan menyelenggarakan Misi suatu kinerja dan kebijakan sektor sosial proyeksi kedepan dari Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut :

a. Visi

Dalam bidang kesejahteraan Sosial sebagai subyek atau obyek dalam pembangunannya adalah kelompok masyarakat yang belum hidup layak, permasalahan penyandang masalah kesejahteraan sosial atau objek dan subyek pembangunan tersebut diatas dengan Visi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Menetapkan tujuan umum pembangunannya melalui Visi: “PEDULI SOSIAL MENUJU HIDUP MANDIRI “

Makna dari Visi tersebut adalah Pembangunan kesejahteraan sosial pada kurun waktu 2 tahun ke depan (2015–2017) dilaksanakan berdasarkan pada visi “Peduli Sosial Menuju Hidup Mandiri”. Visi ini mengandung makna bahwa suatu kondisi sejahtera sebagai wujud dari penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang terarah dan terencana baik.

b. Misi

Misi adalah pernyataan komperhensif mengenai tujuan secara menyeluruh dari organisasi sebagai penjabaran dari visi organisasi yang telah ditetapkan.

Misi merupakan suatu pernyataan dan keinginan menyatukan langkah-langkah dan gerak untuk mewujudkan Visi. Misi dari Dinas Sosial Kabupaten

(18)

Musi Banyuasin. Agar pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan visi dan misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan aksesibilitas pelayanan sosial

2. Mengembangkan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS

3. Mengembangkan fungsi sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial dan mengembangkan kapasitas kelembagaan sosial.

Meningkatkan kesejahteraan sosial yaitu seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan kesulitan atau gangguan tidak dapat melakukan fungsi sosialnya serta tidak dapat menjalin hubungan hubungan yang serasi, kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani dan rohani sosialnya) secara memadai dan wajar perlu ditingkatkan kesejahteraan sosialnya.

Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial yaitu sistem kerjasama keperangkatan pelayanan sosial dari masyarakat yang terdiri dari usaha kelompok, lembaga ataupun jaringan. Wahana ini tumbuh melalui proses alamiah dan tradisional maupun lembaga dapat menampung penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Dinas Sosial Kabupaten memiliki Rencana Strategis (RENSTRA), didalam RENSTRA disusun indikator kinerja utama dan sasaran renstra, sebagai berikut :

1. Meningkatnya perlindungan Sosial Masyarakat

- Persentase penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

(19)

- Persentase PMKS memperoleh bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar.

- Persentase Panti Sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial.

- Persentase yang menerima program pemberdayaan sosial melalui KUBE. - Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa

tanggap darurat.

- Persentase menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap untuk evakuasi korban bencana.

2. Meningkatnya kualitas pelayanan Administrasi Perkantoran - Persentase Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran - Persentase peningkatan sarana dan prasarana aparatur - Tingkat disiplin aparatur

- Persentase operator yang kompeten dibidangnya - Laporan Keuangan yang disampaikan tepat waktu.

2.2. TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN a. Tujuan

Tujuan pembangunan bidang kesejahteraan sosial yang ingin dicapai Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2014 – 2017 adalah

1. Terwujudnya aksesibilitas Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) untuk pemenuhan kebutuhan sosial dasar

2. Melindungi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dari segala resiko sosial, perlakuan salah, tindakan kekerasan, dan eksploitasi sosial

(20)

3. Tersedianya pelayanan dan rehabilitasi sosial yang berkualitas bagi Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial (PMKS)

4. Terwujudnya organisasi/lembaga sosial kemasyarakatan yang berkualitas. b. Sasaran

Sasaran pembangunan kesejahteraan sosial Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin Selama masa periode RPJMD (2014-2017) adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya kemauan dan kemampuan individu, kelompok PMKS dalam

memenuhi kebutuhan dasar.

2. Terpenuhinya perlindungan dan jaminan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

3. Meningkatnya fungsi sosial penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) melalui pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial.

c. Strategi

1. Pemberdayaan sosial :

a. Memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial supaya mampu memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri.

b. Meningkatkan peran serta lembaga/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya dalam menyelenggarakan kesejahteraan sosial.

2. Perlindungan sosial :

Untuk mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.

3. Rehabilitasi Sosial :

Untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

(21)

a. Untuk menjamin fakir miskin, anak yatim piatu, anak terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mengalami masalah ketidakmampuan sosial ekonomi agar kebutuhan dasar terpenuhi.

b. Menghargai pejuang, perintis kemerdekaan dan keluarga pahlawan atas jasa-jasanya.

5. Mendorong Pelayanan Publik yang cepat dan Tepat 6. Mendorong Aparatur Disiplin

7. Mendorong Aparatur bertambah SDMnya

8. Mendorong Aparatur dengan Cepat dan Tepat Membuat Laporan d. Kebijakan

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota, pembangunan bidang kesejahteraan sosial diarahkan kepada :

1. Rehabilitasi sosial, adalah memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksana-kan fungsi sosialnya secara wajar. Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dapat dilaksanakan secara persuasif, motivatif, koersif baik dalam keluarga, masyarakat maupun panti sosial.

2. Jaminan sosial, adalah jaminan sosial yang diberikan dalam bentuk asuransi kesejahteraan sosial dan bantuan langsung berkelanjutan dan tunjangan berkelanjutan untuk :

a. Menjamin fakir miskin, anak yatim piatu, anak terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan mental yang mengalami masalah ketidakmampuan sosial ekonomi agar kebutuhan dasarnya terpenuhi

b. Menghargai penjuang, perintis kemerdekaan, dan keluarga pahlawan atas jasa-jasanya.

(22)

3. Pemberdayaan sosial :

a. Memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri

b. Meningkatkan peran serta lembaga dan/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Pemberdayaan sosial dilakukan melalui : peningkatan kamauan dan kemampuan; penggalian potensi dan sumber daya; penggalian nilai-nilai dasar; pemberian akses; dan/atau pemberian bantuan usaha.

4. Perlindungan sosial dimaksud untuk mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. Kegiatan tersebut meliputi :

a. Mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana serta pemberian bantuan kebutuhan dasar minimal kepada masyarakat akibat bencana.

b. Penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana. c. Mencegah terjadinya konplik sosial didalam masyarakat

d. Melaksanakan usaha-usaha pembinaan dan bimbingan motivasi sosial untuk mencegah terjadinya korban tindak kekerasan dalam pekerja migran, serta penyiapan tempat (Trauma Centre) bagi korban tindak kekerasan dan pekerja migran.

Memperhatikan hal tersebut di atas maka kebijakan pembangunan bidang kesejahteraan sosial tahun 2014 – 2017 diarahkan untuk :

1. Meningkatkan dan pemeratakan pelayanan sosial yang adil, dalam arti bahwa setiap orang khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) berhak memperoleh pelayanan sosial.

2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia (SDM) kesejahteraan sosial berbasis pekerjaan sosial dalam penanganan masalah dan potensi kesejahteraan sosial

(23)

3. Memantapkan manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta koordinasi.

4. Menciptakan iklim dan sistem yang mendorong peningkatan dan pengembangan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial

5. Mendukung terlaksananya kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan berdasarkan nilai-nilai sosial budaya serta mengedepankan potensi dan sumber sosial keluarga dan masyarakat setempat.

2.3. RENCANA KERJA SKPD

1. Meningkatkan Perlindungan dan tanggung jawab sosial kemasyarakatan, mecakup:

a. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial b. Program Pembinaan Para Penyandang cacat dan eks trauma c. Program Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo

d. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

e. Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS.

2. Pelayanan Administrasi Perkantoran dan disiplin : a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

d. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan

(24)

Cara Pencapaian Tujuan 2015

Untuk mewujudkan Visi, Misi Tujuan dan Strategi Dinas sosial tahun 2015 meliputi:

- Kebijakan Internal

Kebijakan internal Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin dalam mengelola pelaksanaan program-program dibidang kesejahteraan sosial yaitu :

a. Sinkronisasi dan integrasi program kesejahteraan sosial melalui : ► Meningkatkan jangkauan dan pemerataan sosial.

► Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial serta peran aktif masyarakat dalam pelayanan sosial.

► Mendukung terlaksananya kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan.

► Membentuk KUBE ( Kelompok Usaha Bersama ) di desa – desa. b. Sinkronisasi dan integrasi program kesejahteraan sosial melalui : - Kebijakan Eksternal

a. Mendorong peningkatan terbentuknya KUBE. b. Mendorong kemitraan sosial.

2.4. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015

Penetapan Kinerja Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin adalah pernyataan komitmen/ janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam masa satu tahun tertentu dengan mempertimbangan SDM. Tujuan Khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparasi dan profesionalisme.

(25)

Dokumen penetapan kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin. Dokumen Penetapan Kinerja adalah dokumen yang berisikan perjanjian kinerja untuk tahun yang direncanakan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dokumen penetapan kinerja dimanfaatkan oleh Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin untuk :

1. Memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin.

2. Melaporan capaian realisasi kinerja dalam laporan Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin

3. Menilai keberhasilan kegiatan Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin

Dokumen penetapan kinerja Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin ditetapkan pada Bulan April 2015, penetapan kinerja tahun 2015 tingkat daerah berisikan sasaran, indikator kinerja, dan taget capaian mendukung tercapainya target yang telah ditetapkan untuk setiap indikator kinerja. Penetapan kinerja tahun 2015 secara rinci dapat dilihat dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2015. Sasaran strategis tahun 2015 ditetapkan sebanyak 5 sasaran dengan target indikator sebanyak 5 Indikator. Pencapaian atas target kinerja yang ditetapkan dalam indikator dapat dilihat pada lampiran Pengukuran Kinerja (PK).

(26)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima laporan akuntabilitas/pemberi amanah.

Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin selaku pengemban amanah masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Keputusan kepala LAN Nomor : 239/IX/618/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayaguna Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaaan dan Aparatur Negara dan Repormasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas capaian Kinerja Instansi Pemerintah.

Proses penyusunan LKjIP Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin masih banyak mengalami hambatan. Hambatan utama yang dijumpai dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2015 ini adalah

(27)

kesulitan dalam pengumpulan data kinerja yang tersebar pada Bidang-bidang Pada Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin. Oleh karena itu di masa yang akan datang, pengembangan sistem pengukuran kinerja akan menjadi fokus perhatian seluruh bidang Pada Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin.

3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja a. Metode Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi, dengan cara perhitungan sebagai berikut:

1) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus:

Capaian Indikator Kinerja Realisasi x 100% Rencana

2) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:

Capaian Indikator Kinerja= Rencana- (Realisasi – Rencana) x 100% Kinerja Rencana

Selain membandingkan rencana dengan realisasi, pengukuran kinerja juga capaian sampai dengan tahun ini dengan target pada akhir periode dokumen dilakukan dengan membandingkan realisasi tahun ini dengan realisasi tahun lalu, serta RPJMD.

b. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada

(28)

level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung hubungan antara sasaran dengan indikator kinerja pengukur keberhasilan sasaran yang telah direncanakan.

Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk masing-masing indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran. Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut :

 X > 85 % : Sangat Berhasil  70 % < X < 85 % : Berhasil

 55 % < X < 70 % : Cukup Berhasil  X < 55% : Tidak Berhasil

Hasil pengukuran kinerja sesuai mekanisme perhitungan pencapaian kinerja yang diperoleh melalui pengukuran kinerja atas pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian sistematik yang sebagian besar didasarkan pada kelompok indikator kinerja berupa indikator masukan, keluaran dan hasil.

3.2. EVALUASI DAN ANALISIS INDIKATOR

3.2.1. Hubungan Indikator Kinerja Utama dengan Pencapaian Kinerja Sasaran Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/05/2007, indikator kinerja utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. IKU ditetapkan oleh instansi pemerintah dan digunakan sebagai acuan dalam penetapan indikator dalam Renstra, Renja, Penetapan Kinerja, serta RKA/DPA SKPD. Dengan demikian akan tercipta keselarasan antara indikator kinerja dalam IKU dengan dokumen perencanaan yang ada dalam pemerintahan daerah.

(29)

Nilai capaian kinerja sasaran dicerminkan oleh capaian kinerja dari indikator kinerja sasaran. Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur pencapaian sasaran merupakan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen indikator kinerja utama. Target pencapaian indikator kinerja ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja secara definitif setiap tahun. Pengukuran terhadap setiap pencapaian indikator kinerja tersebut dilakukan pada setiap akhir tahun yang diwujudkan dalam bentuk formulir pengukuran kinerja. Dengan demikian pengukuran kinerja sasaran sekaligus menggambarkan pengukuran pencapaian indikator kinerja utama.

1.2.1.1. Meningkatnya Perlindungan Sosial Kepada Masyatakat Tabel.3.1

Hasil Capaian Indikator Kinerja Meningkatnya Perlindungan Sosial Kepada Masyarakat Tahun 2015

Indikator Kinerja Utama Satuan Rencana

2015 Realisasi Capaian 1. Persentase PMKS

Memperoleh Bantuan Sosial untuk memenuhi Kebutuhan dasar

% 2,57 10 389

2. Panti Sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial (Jumlah Panti) % 12 8 67 3. Persentase yang menerima Program Pemberdayaan Sosial melalui KUBE (Kelompok) % 8,20 100 1.220 4. Persentase Penyandang Cacat Fisik dan Mental Serta Lanjut Usia tidak Potensial yang menerima Jaminan Sosial (orang) % 20 1 5 5. Persentase Korban Bencana yang menerima bantuan sosial selama masa

(30)

tanggap darurat Persentase

menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap untuk evakuasi korban bencana

% 100 100 100

Gambar 3.1

Grafik Capaian Meningkatnya Perlindungan Sosial Kepada Masyarakat Tahun 2015 2,57 10 389 12 8 67 8,2 100 1220 20 1 5 100100100 100 100100 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Persentase PMKS Memperoleh Bantuan Sosial untuk memenuhi Kebutuhan dasar

Panti Sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial (Jumlah Panti) Persentase yang menerima Program Pemberdayaan Sosial melalui KUBE (Kelompok) Persentase Penyandang Cacat Fisik dan Mental Serta

Lanjut Usia tidak Potensial yang menerima Jaminan Sosial (orang) Persentase Korban Bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat

Persentase menggunakan sarana

prasarana tanggap darurat lengkap untuk

evakuasi korban bencana

Rencana 2015 Realisasi Capaian

1) Capaian Indikator Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar meningkat sebesar 389% , dimana target sebesar 2,57% dan realisasi pada tahun 2015 sebesar 10%, realisasi ini didapat jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial sebesar 10.026 orang dengan jumlah

(31)

PMKS yang seharusnya memperoleh bantuan sebesar 102.585 orang. Meningkatnya PMKS yang mendapatkan bantuan dikarenakan adanya Pemberian Bantuan didalam Program Keluarga Harapan (PKH) Kepada 8.185 RTSM, pemberian bantuan KUBE sebanyak 1.412 orang atau 146 kelompok KUBE, pemberian bantuan kepada 1 panti jompo dan 7 panti asuhan sebanyak 296 orang dan pemberian pelatihan bagi pecandang cacat sebanyak 6 orang, Orang terlantar yang menerima bantuan sosial sebanyak 6 orang, Penerima bantuan alat bantu cacat sebanyak 35 orang dan RTLH sebanyak 50 orang atau 5 kelompok.

2) Capaian Indikator Persentase Panti Sosial yang menyedia Sarana Prasarana Pelayanan Sosial mencapai 100% dikarenakan rencana pada tahun 2015 sebanyak 8 panti dan realisasi pada tahun 2015 sebanyak 8 panti sosial :

1) Panti Asuhan At-Taqwa 2) LKS Bina Ananda

3) Panti Asuhan Hari Kurnia 4) Panti Asuhan Nurul Huda 5) Panti Asuhan Elnuza 6) Panti Asuhan Amal Bhakti 7) Panti Asuhan Al-Bustan 8) Graha Bina Lanjut Usia Sekayu

3) Capaian Indikator Persentase Penyandang PMKS yang menerima Program Pemberdayaan Sosial Melalui KUBE atau Kelompok Sejenis Lainnya capaiannya meningkat sebesar 1.220% dimana rencana pada tahun 2015 sebesar 8,20% sedangkan realisasi yang dicapai untuk kegiatan tersebut sebesar 100% didapat dari Jumlah PMKS yang menjadi peserta Program Pemberdayaan Masyarakat melalui KUBE atau Kelompok Sosial Ekonomis sebanyak 146 Kelompok atau

(32)

1.412 orang dibagi Jumlah PMKS yang seharusnya menjadi peserta Program Pemberdayaan Masyarakat melalui KUBE atau Kelompok Sosial Ekonomis sebanyak 1.412 orang atau 146 kelompok KUBE.

4) Capaian indikator Persentase Penyandang Cacat Fisik dan Mental Serta Lanjut Usia tidak Potensial yang menerima Jaminan Sosial sebesar 5%, pada tahun 2015 ditargetkan persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang menerima jaminan sosial sebesar 1%. Angka realisasi indikator persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang menerima jaminan sosial pada tahun 2015 yaitu 1% yang merupakan perbandingan antara 22 orang yang dibina di Graha Bina Lanjut Usia Sekayu dengan jumlah penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang seharusnya menerima bantuan sosial 1.974 orang.

5) Capaian Indikator Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat tahun 2015 sebesar 100%. Capaian indikator tersebut sesuai dengan target yang di rencanakan, hal ini disebabkan pada tahun 2015 Jumlah korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat dalam tahun 2015 sebanyak 42 kepala keluarga sedangkan jumlah korban bencana yang seharusnya menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat sebanyak 42 kepala keluarga sehingga capaian kinerja untuk Indikator persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat sebesar 100%. Capaian indikator tersebut mencapai target dikarenakan Badan Penaggulangan Bencana Daerah Kabupaten Musi Banyuasin mendapat bantuan dari BNPB, Pemkab Muba dan Dinas Sosial Provinsi. Dan Capaian indikator

(33)

Persentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat lengkap tahun 2015 sebesar 100%. hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana yang digunakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupten Musi Banyuasin seperti perahu karet cukup memadai dan Jumlah korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana dan prasrana tanggap darurat dalam tahun 2015 sebanyak 42 kepala keluarga sedangkan jumlah korban bencana yang seharusnya dievakuasi selama masa tanggap darurat sebanyak 42 kepala keluarga sehingga capaian kinerja untuk indikator persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat sebesar 100% atau sesuai target.

1.2.1.2 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi Perkantoran Tabel.3.2

Hasil Capaian Indikator Kinerja Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi Perkantoran Tahun 2015

Nama Indikator Satuan Rencana

2014 Realisasi

% Capaian 1. Pelayanan Jasa

Administrasi Perkantoran % 100 91,9 91

2. Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur % 100 86,1 86

3. Tingkat Disiplin Aparatur %

100 100 100

4. Persentase Operator yang

kompeten di bidangnya % 100 100 100

5. Laporan Keuangan yang

(34)

Gambar 3.2

Grafik Capaian Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi Perkantoran Tahun 2015 100 91,9 91 100 86,1 86 100 100 100 100 100 100 100 100 100 75 80 85 90 95 100 Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tingkat Disiplin Aparatur Persentase Operator yang kompeten di bidangnya Laporan Keuangan yang disampaikan tepat waktu Rencana 2015 Realisasi Capaian

1) Pada Indikator Pelayanan administrasi perkantoran didukung oleh 11 kegiatan dengan rencana pada tahun 2015 sebesar 100 dengan perbandingan realisasi 91,09% maka capaian sebesar 91%.

2) Pada indikator Peningkatan sarana dan prasarana aparatur didukung oleh 3 kegiatan dengan rencana pada tahun 2015 sebesar 100%, realisasinya sebesar 86,1%, maka pesentasi yang dicapai sebesar 86%.

3) Pada indikator tingkat disiplin aparatur sebesar 100% dengan rencana pada tahun 2015 sebesar 100% sesuai dengan realisasi 100%.

4) Pada indikator persentase operator yang kompeten dibidangnya dengan rencana pada tahun 2015 100% dengan realisasi sebesar 100%

(35)

5) Indikator Laporan Keuangan yang tepat waktu diselesaikan dengan realisasi 100% didapat dari perbandingan antara rencana tahun 2015 dengan realisasi pada tahun 2015 sebesar 100%.

3.3. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA SERTA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 DAN 2015

3.3.1.1. Meningkatnya Perlindungan Sosial Masyarakat

Tabel.3.5

Hasil Capaian Indikator Kinerja Meningkatnya Perlindungan Sosial Masyarakat Tahun 2014 dan Tahun 2015

Nama Indikator Satuan

Rencana 2014 Capaian Kinerja Tahun 2014 (%) Tahun 2015 Capaian Tahun 2015 (%) T R T R 1. PMKS Memperoleh Bantuan Sosial untuk memenuhi Kebutuhan Dasar % 2,50 97 38,8 2,55 10 389

2. Panti Sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial % 11 8 0,72 12 8 67 3. Persentase yang menerima Program Pemberdayaan Sosial melalui KUBE % 7,80 0,03 0,38 8,20 100 1.220 4. Korban Bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat % 100 100 100 100 100 100 5. Persentase menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap untuk evakuasi korban % 100 100 100 100 100 100

(36)

bencana 6 Persentase

Penyandang Cacat Fisik dan Mental Serta Lanjut Usia Tidak Potensial yang menerima jaminan Sosial

% 18 26 1,44 20 22 110

Gambar 3.5

Grafik Perbandingan Capaian Meningkatnya Perlindungan Sosial Tahun 2014 dan Tahun 2015

38,8 389 0,72 67 0,38 1220 100 100 100 100 1,44 110 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 PMKS Memperoleh Bantuan Sosial untuk

memenuhi Kebutuhan Dasar

PMKS Memperoleh Bantuan Sosial untuk

memenuhi Kebutuhan Dasar

Persentase yang menerima Program

Pemberdayaan Sosial melalui KUBE

Korban Bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat Persentase menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap untuk evakuasi korban bencana Persentase Penyandang Cacat

Fisik dan Mental Serta Lanjut Usia Tidak Potensial yang

menerima jaminan Sosial

Capaian 2015 Capaian 2017

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh gambaran bahwa dari 4 Indikator sasaran yang ditetapkan menghasilkan capaian kinerja, dua indikator yang mengalami kenaikan yang relatif tinggi untuk Persentase PMKS yang memperoleh Bantuan Sosial untuk pemenuhan kebutuhan Dasar sebesar 389% dikarenakan pada tahun 2015 Meningkatnya PMKS yang mendapatkan bantuan dikarenakan adanya Pemberian Bantuan didalam Program Keluarga Harapan (PKH) Kepada 8.185 RTSM, pemberian bantuan KUBE sebanyak 146 kelompok KUBE (1.412

(37)

orang), pemberian bantuan kepada 1 panti jompo dan 7 panti asuhan sebanyak 296 orang dan pemberian pelatihan bagi penyandang cacat sebanyak 6 orang, orang terlantar yang menerima bantuan sebanyak 6 orang, pemberian bantuan RTLH bagi 5 kelompok (50 orang), 29 orang yang mendapatkan bantuan alat cacat, dan persentase panti sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan sosial meningkat sebesar 110% hal ini terjadi karena bertambahnya jumlah Lansia yang dijamin di UPTD Graha Lansia. Sedangkan pada tahun 2014 target yang ditetapkan lebih kecil dibandingkan realisasi pada tahun tersebut. Kenaikan yang tidak signifikan terjadi pada Persentase Capaian Kinerja untuk indikator Penyandang Cacat Fisik dan Mental serta lanjut usia tidak potensial yang menerima jaminan sosial pada tahun 2015 sebesar 110% dikarenakan adanya penambahan jumlah Lanjut Usia yang dibina pada Graha Bina Lanjut Usia yang pada tahun 2014 hanya 20 orang dan pada tahun 2015 ini ada 22 orang.

Pada persentase PMKS yang menerima Program Pemberdayaan Sosial melalui KUBE atau Kelompok Sejenis lainnya pada tahun 2015 mengalami peningkatan pada tahun 2014 capaian Kinerja sebesar 0,38% meningkat menjadi 100% ini disebabkan karena Bantuan KUBE yang diajukan sebanyak 140 kelompok KUBE (1.412 orang) diterima sebanyak 146 kelompok KUBE, ini merupakan pendanaan dari dana APBN yang meningkat, untuk pendanaan APBD tidak ada.

(38)

3.3.1.2. Meningkatnya Kualitas Administrasi Perkantoran Tabel.3.6

Hasil Capaian Indikator Kinerja Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi Perkantoran Tahun 2014 dan Tahun 2015

Indikator Kinerja Utama Satuan Rencana 2014 Capaian Kinerja Tahun 2014 (%) Tahun 2015 Capaian Tahun 2015 (%) T R T R 1. Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran % 100 88,6 88,6 100 91,09 91 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur % 100 57,89 57,89 100 86,1 86 3. Tingkat Disiplin Aparatur % 100 100 100 100 100 100 4. Persentase Operator yang kompeten di bidangnya % 100 100 100 100 100 100 5. Laporan Keuangan yang disampaikan tepat waktu % 100 100 100 100 100 100

(39)

Gambar 3.6

Grafik Perbandingan Capaian Meningkatnya Kualitas Administrasi Perkantoran Tahun 2014 dan Tahun 2015

88,6 91 57,89 86 100 100 100 100 100 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tingkat Disiplin Aparatur Persentase Operator yang kompeten di bidangnya Laporan Keuangan yang disampaikan tepat waktu Capaian 2014 Capaian 2015

Berdasarkan evaluasi terhadap sasaran tersebut diatas, diperoleh gambaran bahwa dari 5 (lima) indikator capaian kinerja pada tahun 2015 sebesar 100%.

3.4. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA SAMPAI DENGAN TAHUN 2015 DENGAN RENSTRA

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(40)

3.4.1. Capaian Sasaran Meningkatnya Perlindungan Sosial Kepada Masyarakat

Tabel.3.7

Capaian Indikator Meningkatnya Perlindungan Sosial Realisasi Akumulasi dengan Target Tahun 2017

Nama Indikator Satuan

Realisasi Akumulasi s.d Tahun 2015 Target Renstra 2017 Capaian % 1. Persentase PMKS yang memperoleh

Bantuan Sosial Untuk Pemenuhan Kebutuhan Dasar

% 10 2,71 369

2. Persentase Panti Sosial yang menyediakan Sarana Prasarana Pelayanan Sosial

% 8 13 62

3. Persentase PMKS yang menerima Program Pemberdayaan Sosial Melalui KUBE atau Kelompok Sejenis Lainnya

% 100 9 1.111

4. Persentase Penyandang Cacat Fisik dan Mental Serta Lanjut Usia tidak Potensial yang menerima Jaminan Sosial

% 22 22 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2017 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan 369%, 62%, 1.113% dan 100%.

3.5. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2015 DENGAN STANDAR NASIONAL

(41)

3.6. ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN ATAU PENINGKATAN/PENURUNAN SERTA ALTERNATIF SOLUSI YANG DILAKUKAN

Penyebab keberhasilan tahun 2015 ini dalam meningkatnya capaian sasaran/indikator pada Dinas Sosial karena banyaknya dukungan dan bantuan sosial yang diberikan kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) baik melalui dana APBD, APBD Provinsi maupun APBN.

3.7. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Jumlah anggaran dan realisasi belanja Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin yang tercantum dalam APBD Perubahan dan Menjadi dasar penyusunan akuntabilitas keuangan ini :

Belanja Anggaran Dinas Sosial Tahun 2015 sebesar Rp. 13.221.830.214,- dan realisasi sebesar Rp.10.178.893.933,- yang tediri dari :

a. Belanja Tidak Langsung anggaran sebesar Rp.6.677.101.464,- dan realisasi sebesar Rp.4.197.228.525,-

b. Belanja Langsung, anggaran sebesar Rp.6.544.728.750 dan realiasi sebesar Rp.5.981.665.408,-

(42)

Tabel. 3.8 Akuntabilitas Keuangan No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Capaian (%) Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Meningkatnya Perlindungan Sosial Masyarakat Persentase Penanganan Penyandang masalah kesejahteraan Sosial (PMKS)

100 % Progran Pelayanan dan

Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 20.000.000,- 17.388.900,- 86,94 Program Pemberdayaan Kelembagaan 895.915.000,- 834.595.500,- 93,16 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adar Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya 965.211.250,- 875.077.810,- 90,66 Persentase PMKS memperoleh Bantuan Sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar 100% Program Pembinaan

Para Penyandang Cacat dan Trauma 141.280.000,- 133.216.250,- 94,29 Persentase Panti Sosial yang menyediakan sarana Prasarana Pelayanan Kesejahteraan Sosial 100% Program Pembinaan

Panti Asuhan / Panti Jompo 2.106.704.800,- 1.983.951.025,- 94,17 4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Perkantoran Persentase Pelayanan Jasa Administrasi perkantoran 100% Program pelayanan Administrasi perkantoran 1.926.225.700,- 1.759.807.753,- 91,36 Persentase Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 100% Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur 156.892.000,- 135.089.370,- 86,1 Tingkat Disiplin Aparatur 100% Program Peningkatan disiplin Aparatur 0 0 0 Laporan Keuangan yang disampaikan tepat waktu 100% Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 262.500.000,- 159.603.800,- 60,8 100% Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja 70.000.000,- 62.935.000,- 89,91 Rata-rata Capaian 100% Sub Jumlah 6.544.728.750,- 5.961.665.408,- 91,09

Berdasarkan tabel 3.12 jumlah rencana Pengeluaran Belanja Dinas Sosial yang tercantum dalam perubahan anggaran tahun 2015 dan menjadi dasar penyusunan perhitungan anggaran ini adalah sebesar Rp. 6.544.728.750,- dan realisasi sebesar

(43)

Rp. 5.961.665.408,- atau sebesar 91,09%, dengan capaian kinerja indikator sebesar 100%, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini dengan rician sebagai berikut :

Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan APBD Kabupaten Musi Banyuasin dengan Indikator Capaian sebesar 90% didukung 3 (tiga) program kegiatan yaitu Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial dengan anggaran sebesar Rp. 20.000.000,- dengan realiasi sebesar Rp. 17.388.900,- atau 86,94%, Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial dengan anggaran sebesar Rp. 895.915.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 834.595.500,- atau sebesar 91,16%, sedangkan Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya dengan anggaran sebesar Rp.965.211.250,- dengan realisasi sebesar Rp. 875.077.810,- atau sebesar 90,66%.

Pada Indikator Kinerja Persentase PMKS memperoleh Bantuan Sosial untuk memenuhi kebutuhsan Dasar Indikator Capaian sebesar 94% didukung 2 (tiga) program kegiatan yaitu Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma dengan pagu anggaran sebesar Rp.141.280.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp.133.216.250,- atau sebesar 94,29%. Sedangkan pada indikator Persentase Panti Sosial yang menyediakan sarana Prasarana Pelayanan Kesejahteraan Sosial dengan didukung oleh Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo anggaran sebesar Rp.2.106.704.800,- dengan realisasi keuangan Rp.1.983.951.025,- atau sebesar 94,17%.

Untuk sasaran Peningkatan kualitas Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan indikator kinerja sasaran sebanyak 4 (empat) didukung oleh 4 (empat) Program yaitu

program pelayanan administrasi perkantoran dengan anggaran sebesar Rp. 1.926.225.700,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp.1.759.807.753,-,- atau

(44)

sebesar Rp.156.892.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.135.089.370,- atau sebesar 86,1%, Program Peningkatan Disiplin aparatur anggaran sebesar Rp.0,- dengan realisasi sebesar Rp.0,- atau sebesar 0%, karena tidak ada kegiatan yang dijalankan. Untuk program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan anggaran sebesar Rp.262.500.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp.159.603.800,- atau 60,8%. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dengan anggaran sebesar Rp.70.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 62.935.000,- atau sebesar 89,91%.

3.8. TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI TAHUN LALU

Berdasarkan surat Inspektorat Kabupaten Musi Banyuasin Nomor:800/ 233a/Inspektorat/ 2015 tanggal 30 Juni 2015 periha Hasil Evaluasi Laporan Kinerja Dinas /Instansi dalam Kabupaten Musi Banyuasin. Berdasarkan hasil evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2014 Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin memperoleh nilai sebesar 65,70 kategori B baik. Perlu kami sampaikan bahwa Dinas Sosial baru berpisah dengan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tanggal 7 Februari 2014.

Rekomendasi Evaluasi Tahun 2014 pada Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin beserta jajarannya agar dilakukan perbaikan sebagai berikut:

1. Kepala SKPD agar berkoordinasi dengan BAPPEDA agar segera meminta Salinan Surat Keputusan Kepala Daerah No. 1495 tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012

tentang pengesahan Restra SKPD. Serta dilampirkan SK Kepala Dinas.

2. Dokumen Renstra SKPD seharusnya menetapkan hal-hal yang seharusnya ditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugas fungsi/latar belakang pendirian).

(45)

4. Agar Segera melampirkan SK pengesahan Kepala Daerah dan SK pengesahan Kepala SKPD.

5. Penetapan Kinerja seharusnya dimonitor pencapaiannya secara berkala.

6. Dokumen PK seharusnya selaras dengan dokumen PK atasannya dan Dokumen Renstra.

7. Dokumen PK seharusnya selaras dengan dokumen PK atasannya dan Dokumen Renstra.

8. Penetapan Kinerja seharusnya dimanfaatkan dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan.

9. Untuk kedepannya nama Dokumen LAKIP diganti LKjIP dan penyusunan sesuai dengan PERMENPAN

Pada penyusunan LKjIP tahun 2014 sudah menyajikan mengiplemntasikan dokumen Renstra sebagai acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan kinerja (RENJA) dan Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Penyusunan mekanisme pengumpulan data kinerja sudah kami jabarkan dalam penyusunan dan perbandingan data kinerja memadai antara realisais tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya sudah mengacu kepada target renstra.

(46)

BAB IV

P E N U T U P

A. TINJAUAN UMUM

LKjIP Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin dibuat untuk menggambarkan keadaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015. Dengan keterbatasan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana, prosedur/mekanisme pelaksanaan perlu disempurnakan, faktor sosial budaya masyarakat dan sebagainya. Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin masih tetap berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Tiada gading yang tak retak, begitupun Dinas Sosial menyadari selalu ada ketidakpuasan dan kritikan dari masyarakat dalam pemberian pelayanan. Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin terus berusaha berbenah diri mulai dari optimalisasi sumber daya, evaluasi kinerja, penyempurnaan sistem, advokasi lintas sektor, sosialisasi kepada masyarakat, dengan harapan dapat mencapai tujuan organisasi dimasa-masa yang akan datang. Program kegiatan tahun 2015 pada umumnya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

B. TINJAUAN KHUSUS

Penetapan kinerja ini merupakan amanah yang tertuang dalam Inpres No.4/2004. dengan demikian penetapan kinerja harus dipandang sebagai salah satu langkah sistematis yang diperlukan perubahan terhadap system management pemerintah untuk terealisasinya keberhasilan Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin yang akan datang diperlukan :

(47)

1. Peningkatan kinerja sumber daya manusia Dinas Sosial Kabupaten Musi Banyuasin dalam pelaksanaan pembangunan baik kualitas maupun kuantitas 2. Peningkatan sarana dan prasarana operasional dan dukungan anggaran yang

memadai mengingat beban kerja yang terus bertambah di masa-masa yang akan datang.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.

(48)

Gambar

Grafik Capaian Meningkatnya Perlindungan Sosial Kepada Masyarakat  Tahun 2015   2,57 10 389 12 8 67 8,2 100 1220 20 1 5 100100100 100 100100 0200400600800100012001400 Persentase PMKS Memperoleh Bantuan Sosial untuk memenuhi Kebutuhan dasar
Grafik Perbandingan  Capaian Meningkatnya Perlindungan Sosial   Tahun 2014 dan Tahun 2015

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak.. diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas

Selanjutnya fungsi produksi translog digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut : (1) bentuk fungsional ini telah banyak digunakan dalam penelitian empiris,

KINERJA 1. PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHA N DAERAH KABUPATEN/K OTA 1) Meningkatnya Kesejahteraan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) Persentase pemenuhan

Begitu banyak penelitian dilakukan terhadap manfaat gerakan sholat bagi kesehatan tubuh manusia, bahkan belakangan dengan penelitian intensif diketahui bahwa

Untuk mendukung proses kerjasama antara UMHR dengan Industri perlu wadah atau kelompok kerja (POKJA) yang berisi para pihak yang memiliki kepentingan terhadap berlangsungnya

[r]

Ubuntu didasarkan pada paket- paket dari Debian yang tidak stabil keduanya menggunakan distro Debian’s deb format dan alat manajemen paket, APT dan Synaptic walaupun Debian dan

Dari seluruh responden yang menjawab, terdapat 22,77% responden menyatakan telah merealisasikan investasi pada semester I-2004 (periode Januari-Juni), atau terjadi penurunan