• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Latar Belaka ng Perusahaan

PT Perusahaan Pengelola Aset berdiri pada tanggal 27 Februari 2004, sebagi solusi pen gelolaan aset Negara diharapkan dapat memberikan kekuatan baru ke dalam urat nadi reformasi ekonomi nasional.

PT. PPA dipercaya Pemerintah Indonesia untuk mengelola aset-aset eks BPPN yan g tidak berperkara h ukum untuk dan atas nama Menteri Keuan gan pasca berakhirnya masa tugas BPPN (Keppres No. 15 tahun 2004). PT. PPA bert ugas tidak hanya untuk mencari calon pembeli / investor, tetapi juga menyusun strategi yan g efektif dan efisien untuk men goptimalkan nilai-aset-aset tersebut dalam up aya mencap ai target yan g ditetapkan oleh Menteri Keuan gan.

Pendirian PT. PPA sebagai skema solusi pen gelolaan aset Negara merupakan terobo san historis y ang menjadik an PT. PPA sebuah perusah aan den gan pola unik di In donesia. Dalam mencapai tujuan yan g diharapk an, PT. PPA dit ugaskan unt uk melak sanak an pen gelolaan aset dalam kurun waktu tertentu untuk memperoleh hasil yang optimal.

Untuk mencapai tujuan dan target kontribusi secara optimal dalam pemulih an dan pem ban gunan ekonomi dan pemban gunan nasional, PPA dip ercay a untuk melak san akan tugas-t ugas berik ut:

(2)

• Penagihan piutang;

• Bekerjasama dengan pihak ketiga untuk peningkatan nilai asset; • Penjualan aset, serta

• Melaksanakan tugas lain guna mendukung tugas-tugas tersebut diatas termasuk pen gelolaan dokumen aset, pemeliharaan dan pengamanan aset.

Dalam melakukan pen gelo laan aset yang diserah-k elolakan Menteri Keuan gan, PT. PPA bekerja berdasarkan pada Perjanjian Pen gelo laan Aset yan g tata cara pengelo laanny a diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 32/PMK.06/2006 tanggal 6 April 2006 yan g kemudian diubah menjadi Perat uran Menteri Keuan gan No. 92/PMK.06/2009, dimana PT. PPA diberi kewenan gan untuk:

• Bekerjasama dengan pihak lain yang memiliki keahlian dalam kaitan restrukt urisasi aset, penin gkatan nilai aset dan atau penjualan aset;

• Melakukan penagihan piutang bekerja sama dengan instansi lain seperti Panitia Urusan Piutan g Negara.

Selama 5 tahun masa operasi (2004 – 2008), PT. PPA berhasil memberikan kontribusi yan g sign ifikan kepada Negara den gan memberikan setoran kepada Pemerintah sebesar Rp 16.986.075 juta atau sebesar 186,6% dari total target RKAP 2004 -2008 untuk setoran APBN. Selain kontribusi setoran tersebut PT. PPA juga memberikan kontribusi selama 5 tahun berupa setoran pajak sebesar Rp 670. 389 juta dan setoran div iden sebesar Rp 889.632 juta.

(3)

Table 3.1 AnnualRepo rt

Den gan hasil yang dicapai oleh PT. PPA selama 5 tahun tersebut serta adanya kebutuhan Pemerintah akan existensi PT. PPA, maka p ada tan ggal 4 September 2008 melalui Perat uran Pemerintah No. 61 Tah un 2008, Pemerintah memperluas maksud dan tujuan pendiriannya dengan menambah ruan g lingk up tugas yan g sebelumnya hanya mengelola aset eks BPPN y ang tidak terkait perkara, den gan tugas-t ugas lain sebagai berik ut:

• Restrukt urisasi dan/atau revitalisasi Badan Usaha Milik Negara; • Kegiatan investasi;

(4)

Den gan adany a p erluasan tugas tersebut, jan gka waktu masa tugas PT. PPA diubah yan g sebelumnya hany a 5 tahun berdasarkan An ggaran Dasar Perusah aan menjadi tidak terbatas (Perusahaan Going Concern).

Gambar 3.1 Struktur O rganisasi

Visi PT. PPA

Sebagai korporasi unggulan, yan g memimpin dalam setiap bidang usah a.

Misi PT. P PA

• Bertindak sebagai katalis dan berperan penting dalam penginkatan bisnis BUMN,

• Menyehatkan suat u perusahaan agar t umbuh secara berkesinambungan, • Memanfaatkan dan mengoptimalkan peluang investasi untuk memberikan

nilai tambah bagi korporasi dan Negara

• Berperan utama dalam peningkatan pelaksanaan Tatakelola Perusahaan Yan g Baik (GCG) dan memberikan kontribusi positif secara berkelanjutan kepada peman gku kep entingan.

(5)

3.2 Sistem Komuni ka si PT.PPA

Secara infrastruktur, terdapat 2 (dua) jen is jarin gan pada PT. PPA yaitu jarin gan telepon analo g dan jaringan komputer. Kedua jarin gan ini digun akan sehari-hari untuk operasional PT. PPA. Berikut adalah topologi kondisi masing-masing jaringan saat tahap assesm ent.

a. Topologi Jaringan Telepon dan Fax

Jarin gan telepon PT. PPA menggunakan Private Analo gue Branch Exchange (PABX) Siemens Hipath 300 E. PABX keluaran Siemen s tahun 1998 terletak dalam Data Center PT. PPA. Kemampuan PABX ini dapat melayani 5000 extension telepon. Saat ini extension yan g digun akan adalah sebanyak 250 eksten sion. Line telepon keluar yan g ada adalah sebanyak 20 line trunk ke Telkom.

Fitur yan g terdapat dalam PABX ini antara lain Akses Trun k, Ring Group, Auto Attandance dan billing tagihan. Semua fitur tersebut sudah terkonfigurasi dan berjalan den gan baik.

(6)

Gambar 3.2 Topologi Jaringan Telepon dan Fax PT.PPA

Sistim telepon analog PT.PPA hanya memiliki satu jalur keluar telepon yaitu jalur k e Telkom.

(7)

b. Topologi Jaringan Komp uter

Jarin gan komputer PT. PPA menggun akan topologi mengikuti standar desain Cisco Campus Network dengan men ggunakan 3 layer yaitu Core, Distribution dan Access.

Jarin gan komputer men ggunak an fitur Vit ual LAN (VLAN) untuk memisahkan antar bagian dan serv er. Media konek si yang digun akan beragam yaitu dengan kabel tembaga, kabel optik maupun nirk abel.

Pada tah un 2010 PT. PPA mengganti perangkat jarin gan komputer. Perangkat yang diganti adalah switch, router dan firewall. Perangkat baru ini berkecep atan 1 Gbp s dan mendukung berbagai teknologi jaringan komputer seperti Virtual Trunkin g Protocol (VTP), Cataly st Switched Port Analy zer (SPAN) dan Quality of Serv ices (QoS). Hal ini menjadik an jarin gan komputer PT. PPA menjadi lebih baik dan siap dikembangkan den gan berbagai teknolo gi baru.

Berik ut adalah tabel perangkat jarin gan komputer yan g ada pada PT. PPA:

Jenis Bran d Seri Jumlah

Ro uter Cisco 2821 1

(8)

Switch Cisco Cataly st 3565 G 15

Ro uter/Firewall Mikrotik 3.30 3

Access Point Cisco WAP4410N 12

Ro uter/Firewall Sonicwall 4100 1

Switch 3Com 1100 5

Switch 3Com 3300 5

Switch 3Com 4400 5

Tabel 3.2 Perangkat Jaringan PT. PPA

Saat ini y an g aktif digunak an adalah Son icWall dan Mikrotik 3.30. Untuk Cisco Ro uter 2821 dan ASA5100 belum digunakan, tetapi masih dalam pen gembangan.

Seluruh p erangkat server dan core switch terletak didalam data center PT. PPA, sedangkan switch distribusi terletak pada ruan g ken dali di setiap lantai.

(9)

Gambar 3.3 Topologi Jaringan Komputer PT.PPA

Konek si Wide Area Net work (WAN) PT. PPA memiliki 3 jalur ak ses ke Internet rasio 1:1 den gan k ecep atan jalur internasional masin g-masin g 1 Mbps, dan ke lokal Indonesia Internet Exchan ge (IIX) sebesar 5 Mbps untuk Biznet, 3 Mbps untuk NAP dan 6 M bps unt uk ICON.

Biznet NAP ICON

Jalur Internasional 1 Mbps 1 Mbps 1 Mbps

Jalur IIX 5 Mbps 3 Mbps 6 Mbps

Rasio Koneksi 1:1 1:1 1:1

(10)

Berik ut adalah data trafik penggunaan Internet PT.PPA

Internet Service Provider Biznet

Gambar 3.4 Trafik Internet jalur Biznet selama 1 (satu) hari

Gambar 3.5 Trafik Internet jalur Biznet selama 1 (satu) minggu

Gambar 3.6 Trafik Internet jalur Biznet selama 1 (satu) bulan

(11)

Internet Service Provider NAP

Gambar 3.8 Trafik Internet jalur NAP selama 1 (satu) hari

Gambar 3.9 Trafik Internet jalur NAP selama 1 (satu) minggu

Gambar 3.10 Trafik Internet jalur NAP selama 1 (satu) bulan

(12)

Internet Service Provider ICO N

Gambar 3.12 Trafik Internet jalur ICON selama 1 (satu) hari

Gambar 3.13 Trafik Internet jalur ICO N selama 1 (satu) minggu

Gambar 3.14 Trafik Internet jalur ICON selama 1 (satu) bulan

(13)

Untuk mempermudah komunikasi antar karyawan pengguna peran gkat dan lay anan Black berry di PT. PPA, dibangun sebuah infrastruktur Black berry Enterprise Server (BES).

Dengan infrastruktur BES ini maka seluruh karyawan yan g memiliki peran gkat Black berry dapat mengakses email, contact dan calendar secara tepat waktu (push technology) dan dap at mengakses jalur internet PPA dengan metode VPN secara lan gsun g dari han dset blackberry.

Berikut adalah topologi jaringan BES PT.PPA:

Gambar 3.16 Topologi Jaringan BES PT.PPA

Jumlah kary awan y ang telah bergabun g dengan BES PT. PPA adalah sebanyak 70 orang. Den gan jen is layanan Blackberry BES sebanyak 39 dan Black Berry Internet Service (BIS) 31 oran g.

(14)

c. O perating System yang digunakan

Saat ini PT. PPA menggunak an berbagai operatin g sistim seperti W indows, Linux dan Mac. Untuk Server masih didominasi oleh W indows server 2003. Lainnya adalah Linux Centos 5.5 dan Ubuntu 10.10. Berikut adalah diagram sebaran Sistim Operasi di Data CenterPT. PPA:

W indows Server

2003 Windo ws XP Linux

Jumlah Server 14 3 7

Tabel 3.5 sebaran sistim operasi PT.PPA

Gambar 3.17 sebaran O perating S ystem PT. PPA

Pada sisi user, sistim operasi standar yang digunakan adalah Microsoft Windows XP Proffesion al SP3.

(15)

3.3 Anali sa Si stim Komunikasi

Untuk men ganalisa sistem komunikasi yan g berjalan, digun akan metode Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (ancaman) atau lebih dikenal den gan metode SW OT.

a. Kekuatan

Perangk at jarin gan baru berkecepatan tinggi 1 Gbps dan menduk un g teknologi baru seperti Virtual Trunking Protocol (VTP), Catalyst Switched Port Analyzer (SPAN) dan Quality of Services (QoS) menjadikan jarin gan komputer PT.PPA lebih mudah dikelo la dan dapat dik embangk an den gan berbagai fitur teknologi baru seperti VoIP, Video Streaming dan Network Monitoring.

Topologi jarin gan komp uter PT. PPA sudah memiliki 3 layer yaitu Core, Distribution dan Access yan g mengik uti stan dar jarin gan Cisco Cam pus Network. Den gan topolo gi in i PT. PPA dapat lebih mudah m engatur pengemban gan jaringan, QoS dan keamanan jaringan.

Konek si WAN PT. PPA yang redundant den gan memiliki 3 jalur ak ses ke Internet den gan rasio 1 :1. Den gan total 3 Mbp s untuk konek si Internasional dan 14 Mbp s untuk konek si IIX.

Fitur-fit ur yang terdapat dalam an alo g PABX sudah terkonfigurasi dengan baik antara lain Dial Plan, Ring Group, Auto Attandance dan billing

(16)

memiliki database tarif ke operator yang akan bermanfaat jika ada pengaturan billin g telepon untuk sistim telepon lainny a.

b. Kelemahan

Sistim telepon analog yan g dimiliki PT.PPA saat in i sudah cukup tua yaitu 14 tah un. Unt uk umur peran gkat komunikasi y ang sudah cuk up t ua dapat berpotensi terjadi kerusakan y ang dapat menghambat komunik asi keluar.

Belum ada konfigurasi QoS pada sistim jarin gan komputer PT.PPA, hal ini dapat menguran gi k ualitas data yan g berjenis RTP.

Jika dilihat dari beberapa topolo gi diatas terlihat belum ada konvergen si antara jaringan telepon dengan jarin gan komputer.

Dari jalur keluar telepon yan g hanya memiliki 1 (satu) jalur keluar melaui Telkom dapat disimpulkan bah wa Lea st Cost Routing(LCR) belum ada sehingga jalur telepon keluar menjadi lebih tinggi.

c. Peluang

Terdapat peluang untuk men gkonvergen sikan kanal komun ikasi telepon/fax den gan jaringan komputer dan jarin gan BES menjadi sat u sistim yang disebut Unified Communication (UC). Sistim UC ini di dukung o leh infrastruktur net work berkecep atan tinggi yan g memilik i fitur Quality of Services.

Den gan sistim UC ini maka :

(17)

telepon/fax yan g bisa berjalan berdampin gan (redundan t) sehin gga dap at dijadikan jalur alternatiif jika terjadi permasalahan den gan jalur utama. Dalam kata lain, PT.PPA akan memiliki backup sistim telepon.

2. Dapat tersambung den gan jaringan Skype. Hal ini dapat membuat 500.000.000 (lima ratus juta) p elan ggan Skype di seluruh dunia dap at melakuk an pan ggilan telepon secara gratis ke PT.PPA. Panggilan internasional juga dapat dilak uk an melalui jalur Skype den gan biaya yang lebih m urah dibandin g den gan ak ses Sambun gan Langsun g Internasional (SLI) yan g biasa digun akan PT.PPA.

3. Den gan teknologi VoIP maka metode Least Co st Ro utin g (LCR) dap at diterapkan di PT.PPA sehin gga akan men gurangi biaya penggun aan telepon PT.PPA.

4. Den gan memban gun server Instant Messaging(IM) sen diri, maka membuka jalur komunikasi pengiriman teks (m essaging) dan kemampuan memeriksa status dari user lain (presence) antara karyawan. Perangk at yan g dapat digunak an bersifat un iversal yaitu den gan komputer, Blackberry, iPhone, iPad, An droid atau perangkat komunikasi lainny a yan g men duk ung protokol XMPP.

5. Pengiriman fax ak an jauh lebih m udah, karena dapat langsun g mengirim dari komp uter masin g-masin g k aryawan tanpa harus

(18)

melalui mesin fax. Penerimaan fax juga akan menjadi jauh lebih mudah karena hasil fax yang masuk akan lan gsung di kirimkan ke email karyawan dalam format gambar jpeg. Sehin gga fax yan g masuk dapat dengan mudah di arsipk an secara digital.

d. Ancaman

Pada topologi jarin gan komputer terlihat bah wa sistim belum memiliki perangkat Intrusion Detection Sy stem (IDS) dan Intrusion Prevention Sy stem (IPS). Jika ada peny usup maka sistim tidak dapat memberikan perin gatan dan melin dun gi data.

Penggunaan komunikasi Instant Messenger melalui third party tidak menjamin kerahasiaan data m essaging p erusahaan.

(19)

Internal  Strengths  Weaknesses  1. Perangkat jaringan komputer baru  dengan kecepatan 1 Gbps  2. Perangkat jaringan komputer yang  mendukung QoS  3. Perangkat jaringan komputer yang  mendukung SPAN  4. Topologi jaringan komputer yang  mengikuti standar Cisco  5. Koneksi WAN yang redundant dengan  kecepatan 3 Mbps Internasional dan  14 Mbps IIX  6. Fitur‐fitur yang terdapat dalam analog  PABX sudah terkonfigurasi dengan baik  antara lain Dial Plan, Ring Group, Auto  Attandance dan billing    1. Umur perangkat PABX yang sudah tua  2. Belum adanya konfigurasi QoS   3. Belum konvergensi antara jaringan  telepon analog dengan jaringan  komputer  4. Belum ada LCR pada sistim telepon  berjalan  External  Opportunities  Threats  1. Membuat sistim Unified  Communication(UC) untuk dapat  membuka jalur komunikasi keluar  menjadi lebih luas  2. Membuat jalur telepon masuk dan  keluar melaui Skype dengan  memanfaatkan sistim UC.  3. Membuat koneksi telepon dengan  sistim VoIP BUMN/perusahaan lain  dengan memanfaatkan sistim UC.    1. Penyusup karena belum adanya sistim  IDS/IPS  2. Penggunaan instant messaging pada  third party tidak menjamin  kerahasiaan data  3. Layanan BES berpotensi membuka  celah keamanan jaringan  SWOT Analysis Summary  Infrastruktur Sistim Komunikasi PT.PPA yang ada saat ini sudah cukup baik tetapi masih  belum terkonvergensi antar kanal komunikasi sehingga fitur‐fitur yang dapat  meningkatkan produktifitas kerja kurang bisa dimanfaatkan. Solusinya adalah  mengkonvergensikan sistim yang ada dengan membuat sistim Unified Communication  sehingga dapat membuka kanal komunikasi menjadi lebih luas lagi. 

Tabel 3.6 Analisa SWO T Infrastuktur Sistim Komunikasi PT.

(20)

e. Rekomendasi

Memanfaatkan jarin gan komputer yan g baik tersebut untuk menggabungkan ketiga topolo gi diatas menjadi Unified Comm unications. Untuk dapat mencapai itu tahapan-tahapan diperlukan agar pen ggabun gan bisa berjalan den gan baik.

Tahapan pertama adalah memasan g server Unified Communication untuk dap at berjalan berdampingan dengan sistim yang ada. Setelah dapat berjalan bersama maka selanjutnya adalah mulai memindahkan data dan konfigurasi pada sistim telepon analog ke dalam sistim Unified Comm unication.

Tahapan terakhir adalah menjalankan kedua sistim secara redun dant dan memilik i scen ario ben cana untuk pergantian sistim telekomun ikasi utama jika terjadi masalah.

(21)
(22)

 

3.5 Desain Uni fied Communication

3.5. 1 Desain Topologi UC

Desain UC yan g dibuat adalah berdasark an hasil analisa SW OT infrastruktur komunikasi PT.PPA. Sistim UC yan g dirancang dapat mengkonvergen sikan jarin gan telepon, fax dan instant messaging. Sistim ini juga dap at terhubun g dengan Skype dan sistim Asterisk lainnya.

(23)

  Pada gambar disain diatas terlihat bah wa sistim UC berjalan berdampin gan den gan sistim analo g PABX. Keduanya berjalan bersama dan dapat salin g berkom unikasi.

3.4. 2 Kebutuhan Serve r UC

a. Kebutuh an hardware

1. Server den gan spesifik asi: a. Pentium 4 Processor b. Memory 4 GB c. Harddisk 80 GB

d. Kartu Jarin gan 100 Mbps 2. Voip Gateway den gan spesifikasi:

a. Berjenis PCI

b. Minimal memiliki 2 (dua) Foreign Exchange Office (FXO) c. Dapat berjalan den gan baik di lin gkun gan Lin ux

Perangk at voip gateway saat ini yang dapat berjalan baik di Centos dan Elastix serta dari sisi harga cuk up baik adalah Open Vox Voip Gateway.

b. Sistim operasi dan Aplikasi

Untuk dapat mengintegrasikan seluruh ch annel komunikasi den gan baik dibutuhk an sistim operasi dan aplikasi yang flek sibel dan tangguh. Karena jik a tidak, akan banyak berbenturan den gan lisensi dan aturan main

(24)

yang terbaik. Community Enterprise OS (CENTOS) adalah sistim operasi kelas enterprise yang han dal saat ini. Dukun gan yan g besar dari berbagai organisasi diseluruh dunia dan juga merup akan kembaran dari versi Red Hat Enterprise menjadikan Centos p ilih an utama pada pemilihan sistim operasi UC.

Untuk ap likasi karena pada p emilihan sistim operasi sudah menggunakan lin ux, maka sebaiknya juga men ggunak an lin ux. Saat ini ada beberapa aplik asi Unified Communication yang handal serta openso urce. Aplik asi tersebut bebas diun duh, dipasang, dan di modifikasi sesuai kebutuhan sesuai den gan lisensi GP Lnya masing-masing. Untuk dap at memenuhi kebutuh an PT.PPA, aplikasi Elastix adalah yang terbaik karena:

1. Aplik asi Full Openso urce y ang bebas di un duh dan dikem ban gkan. 2. Adanya duk ungan komersil jik a dibutuhkan

3. Aplik asi ini dapat menyatukan semua kanal kom unikasi yang PPA miliki

4. Aplik asi ini sudah terintegrasi dengan fasililas monitoring dan billing 5. Aplik asi ini memilik i modul-modul tambahan yan g terus bertambah

sehin gga memperkaya fitur-fit ur kedep an

3.4. 3 Desain Kone ksi ke Skype da n si stim UC

perusahaan lain

(25)

Setelah server UC terpasan g, maka selanjutnya dapat melak ukan trunking ke Skype atau BUMN/Perusah aan lain yang menggun akan sistim Asterisk.

3.4. 4 Desain Quality of Service

Untuk optimasi kinerja UC, maka diperlukan pen gat uran Quality of Service (QoS) yang baik. Ada beberapa teknik Qo S yan g dapat diterapk an salah satunya adalah den gan menggunakan Differentia ted Service Code Point ( DSCP). Pada optimasi jarin gan UC in i penelitian akan dilak ukan untuk menilai ap akah optimasi sudah secara benar dijalankan dan bermanfaat bagi perusahaan.

Desain Qo S DSCP untuk peran gkat Switch 4948 direkomen dasikan dari Cisco adalah sebagai berik ut:

(26)

Gambar 3.19 desain pembagian QoS DSCP Catalyst 4948

Pada desain in i jen is traffic dibagi menjadi 4 (empat) jenis yaitu prioritas utama untuk data suara sebesar 30%, untuk v ideo streamin g mendapat pembagian 40% , untuk paket yang tidak ditandai men dapat bagian 25% dan sisanya sebesar 5% untuk p aket lainny a.

3.4. 5 Lea st Cost Routi ng

Den gan Least Co st Routing maka jalur panggilan telepon k eluar akan melalui jalur yang paling murah.

(27)

Negara Tarif SLI 001 Tarif SLI 007 Tarif Skype Sin gapore 5650 4660 189,2 So uth Africa 5650 5090 576,2 Portugal 7150 6440 189,2 Australia 8300 6640 189,2 Can ada 8300 7470 189,2

Tabel 3.7 perbandingan tariff S LI dengan Skype

Terlihat bahwa dengan LCR jika ada panggilan SLI maka akan melalui jalur Skype sehingga terjadi efesiensi biaya telepon.

c. Pengawasan Sistim dan Penggun aan

Setelah sistim UC berjalan, maka lan gkah selanjutnya adalah pemantauan sistim yan g berjalan dan pemantauan p enggunaan jalur keluar telepon.

Untuk monitoring sistim yang berjalan dap at menggun akan softwa re open source n etwork monitoring seperti wireshark. Untuk billin g dap at menggunakan fasilitas yan g sudah ada pada Elastix.

(28)

Pada penelitian kali ini, dibuat desain rencana pen elitian yan g akan digunakan dalam menentukan kerangka, prosedur kerja serta gambaran hasil akhir dari penelitian ini. Adap un p ada penelitian ini menggunakan desain Pre Tes dan Post Test, dimana akan diteliti kualitas performa jaringan tanpa implementasi Differentiated Serv ice Co de Point (DSCP) yan g dibandin gkan den gan kualitas performa jarin gan men ggunak an DSCP.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Data adalah sesuatu y ang dik etahui atau diasumsikan. Kegunaan dari data adalah sebagai dasar yan g obyektif dalam proses pembuatan keputusan dalam rangka memecahkan atau menyelesaikan suat u permasalahan. Untuk itu data yan g baik adalah data y an g dap at dipercaya k ebenarannya, baru dan mencakup ruan g lin gkup yan g luas, seh in gga dapat memberikan gambaran tentang permasalahan secara menyeluruh.

Dalam penelitian ini data diambil dari aplik asi wireshark yan g akan mencatat packet loss, delay, dan jitter di dalam sistim jaringan PT. PPA dalam bent uk data dan grafik. Berikut adalah hasil screenshot dari program aplikasi network monitorin g wireshark:

(29)

Gambar 3.21 Pengambilan data QoS

3.8 Pengambilan Data

Pengam bilan data akan dijalankan dengan metode pre test dan post test. Pengam bilan data dilakukan pada saat jarin gan berada p ada keadaan tanpa ada trafik beban ap apun, untuk memberikan keadaan yan g sama pada saat pre-test dan post-test.

Adapun ran can gan skenario pengambilan datanya :

• Melakukan panggilan pada dua komputer. Komputer A dengan IP 192.168.2.169 dan Komputer B dengan IP 192.168.2.168.

• Pengam bilan data dilakukan pada keadaan jaringan yang dikondisikan den gan memberik an beban p ada jarin gan utama sebesar 10 GigaByte.

• Data ditangkap oleh komputer m an-in-the-m iddle (komputer monitoring) menggunakan wireshark. Komputer monitoring ini melakuk an capt ure data yang lewat melalui port yang digunakan o leh

(30)

server unified communication yang di-m irror dengan teknologi Switch Port Analyzer ( SP AN).

Den gan skenario seperti yan g sudah dirancang tersebut, diharapkan dapat memperlihatkan data pan ggilan telpon yang men ggambarkan keadaan delay, jitter dan packet lo ss yang terjadi selama pan ggilan telpon berlangsun g p ada jarin gan tanpa tergan ggu trafik dari device komputer yan g lainny a.

Pada pre test, setting Qo S DSCP tidak di aktifkan. Data dalam bentuk kiriman file sebesar 10 GigaByte akan dikirim dan bersamaan juga akan dilak ukan sambun gan telepon VoIP den gan rek aman yang sama selama 3 menit.

Berikut adalah diagram pengambilan data:

(31)

1. Lin gkun gan jaringan dibuat seperti gambar diagram diatas

2. Aplikasi network m onitoring wiresh ark diaktifkan pada komputer monitoring.

3. Dilakukan pembebanan pada jarin gan den gan mengirimkan file data sebesar 10 GigaByte.

4. Aplikasi softphone diaktifkan pada kedua komputer dan mikrofon di arahkan ke soundcard.

5. Konek si SIP dijalankan, den gan melakukan peman ggilan nomor exten sion SIP dari komputer A ke komputer B.

6. Rek aman Percakap an 3 menit dijalankan pada kedua sisi komp uter.

Setelah lan gkah-langkah tersebut dilakuk an, maka data tentang packet lo ss, delay dan jitter akan dapat dip eroleh oleh wireshark yang sudah diaktifkan sebelum terjadinya komunikasi pada kedua komp uter dalam keadaan tanpa DSCP.

Berikut adalah diagram pengambilan data dengan DSCP :

Lan gkah-langkah pen gambilan data adalah sebagai berik ut :

1. Lin gkun gan jaringan dibuat seperti gambar diagram diatas

2. Melak ukan konfigurasi pengaktifan DSCP di komputer A, komputer B, Co re S witch dan un ified comm unication server.

3. Aplikasi net work monitoring wireshark diaktifkan pada komputer monitoring.

(32)

4. Dilakukan pembebanan pada jarin gan den gan mengirimkan file data sebesar 10 GigaByte dari komputer A men uju ke komputer B, dan juga sebaliknya dari komputer Rio men uju ke komputer Akbar.

5. Aplikasi Softphone diaktifkan pada kedua komputer dan mikrofon di arahkan ke soundcard.

6. Konek si SIP dijalankan, dengan melakukan peman ggilan nomor exten sion SIP dari komputer A ke komputer B.

7. Rek aman Percakap an 3 menit dijalankan pada kedua sisi komp uter.

Setelah lan gk ah-langk ah tersebut dilak ukan, maka data tentang packet loss, delay dan jitter akan dapat dip eroleh oleh wireshark pada kedua komputer yang disetting den gan DSCP.

3.9 Metode Anali si s

Untuk men getah ui ada tidaknya korelasi antara optimasi pada QoS terhadap performa UC dilak ukan analisa dari data y ang sudah didapat melalui network m onitoring tool wireshark. Data yang didapat ditabulasi dan ditampilkan ke dalam bentuk grafik. Gambar grafik tersebut akan menampilkan nilai delay, jitter dan packet loss. Sehin gga dap at dilak ukan p em ban din gan antara jar in gan yang tidak diaktifkan DSCP

(33)

- Dela y - Jitter

Untuk komunik asi suara dan video, variabel delay, jitter dan packet loss adalah variabel yang mempengaruh i kualitas dari komunikasi data. Sehin gga den gan melak ukan optimasi diharapkan dapat memperbaiki nilai dari setiap variabel tersebut.

Setiap v ariabel diatas memiliki nilai minimum untuk menent ukan bah wa optimasi yang dilakukan sudah ben ar. Nilai yang harus dimiliki setiap v ariabel berdasarkan dari stan dar internasion al tentang transmisi data yan g dikeluarkan oleh ITU-T G.114 :

- packet loss, dengan nilai ≤ 1%

- delay, den gan nilai ≤ 150 ms

- jitter, den gan nilai ≤ 30 ms

Jika setiap variabel memiliki nilai yan g lebih tinggi dari nilai tersebut, maka variabel tersebut dapat dikategorik an memiliki nilai y ang buruk.

Gambar

Table 3.1 AnnualRepo rt
Gambar 3.1 Struktur O rganisasi
Gambar 3.2 Topologi Jaringan Telepon dan Fax PT.PPA
Tabel 3.2 Perangkat  Jaringan  PT. PPA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Muncul tiga istilah yakni, n-good yaitu apabila dari tiap-tiap faktorisasi setidaknya ada satu faktornya yang periodik, jika tidak ada yang periodik maka disebut n-bad, dan

Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi, yakni variabel CAR, NIM, dan karakter DPS mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap

Kebijakan KTR yang sudah termasuk dalam tata tertib sekolah Menggunakan anggaran MOS 2 Sosialsasi Kebijakan KTR saat rapat sekolah Mengunakan anggaran rapat sekolah

Tabel 38 Distribusi Frekuensi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 4 SDN Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten

Apabila lembaga pendidikan ini memperlakukan mahasiswa sebagai pelanggan dengan mengevaluasi kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dirasakan mahasiswa

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa gambaran sanitasi dasar pada masyarakat nelayan di Kelurahan Pohe Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo pada tahun 2012

Pemilihan themes yang kurang sesuai dapat menyebabkan tingkat penggunaan cpu pada hosting akan cukup tinggi, terutama jika themes yang di gunakan tidak compatible dengan versi

Cilacap 15030122010749 595 EKO WIDIHARTONO SMP KRISTEN GANDRUNGMANGU Pendidikan Jasmani dan Kesehatan PENJAS.02 MENGULANG KE-1 URAIAN 90 Kab.. Gunung Kidul 15040322010431 369