• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI PEMETAAN PROFIL KRIMINALITAS BERBASIS WEB (STUDI KASUS: KEJAHATAN KONVENSIONAL KOTA BOGOR) Oleh : RIZA MUHAMMAD NURMAN G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM INFORMASI PEMETAAN PROFIL KRIMINALITAS BERBASIS WEB (STUDI KASUS: KEJAHATAN KONVENSIONAL KOTA BOGOR) Oleh : RIZA MUHAMMAD NURMAN G"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Nama

:

Riza Muhammad Nurman

NRP

:

G64102033

Menyetujui :

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc

Rindang Karyadin, ST., M.Komp

NIP 131 414 854

NIP 132 311 915

Mengetahui :

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS

NIP 131473999

(3)

Oleh :

Riza Muhammad Nurman

G64102033

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Dibimbing oleh MEUTHIA RACHMANIAH dan RINDANG KARYADIN.

Penggunaan aplikasi dengan menggunakan teknologi informasi berbasis komputer yang tepat guna akan memudahkan pengguna untuk menyimpan dan mengolah data serta memperoleh informasi secara cepat dan aktual. Banyaknya kejahatan yang terjadi di berbagai tempat dan waktu kejadian yang berbeda-beda menyebabkan kesulitan tersendiri dalam menentukan daerah-daerah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu pihak kepolisian dalam membandingkan kerawanan kejahatan antardaerah. Daerah yang diambil dalam penelitian meliputi kecamatan dan kelurahan di Kotamadya Bogor.

Metode pengembangan sistem pada penelitian ini menggunakan prototipe Jenis I. Pengembangan prototipe Jenis I digunakan karena masalah yang diambil tidak terstruktur dengan baik serta persyaratan data yang tidak menentu. Selain itu, sistem yang dihasilkan tidak dijadikan sebagai cetak biru bagi kepolisian di daerah lain melainkan khusus dipakai di Polresta Bogor.

Penelitian ini mencoba mengembangkan suatu sistem informasi yang mampu menampilkan peta serta memetakan jumlah kejahatan yang terjadi di dalam peta tersebut dalam bentuk warna yang beragam. Pewarnaan pada masing-masing daerah dikelompokkan dan diambil berdasarkan ciri-ciri tertentu sehingga output yang dihasilkan diharapkan akan memudahkan pengguna dalam membedakan tingkat kerawanan antara daerah satu dan lainnya. Selain itu, sistem mampu menampilkan grafik dan perhitungan jumlah tindak pidana yang terjadi berikut penyelesaiannya berdasarkan bulan dan tahun. Dengan menggunakan tampilan visual peta dan grafik, diharapkan sistem akan membantu memudahkan Kepolisian Resort Kota Bogor dalam menganalisa tingkat kerawanan setiap kecamatan, kelurahan, jenis kejahatan, pola waktu kejadian pada setiap bulan dan tahunnya, serta mengolah data kriminalitas yang terbaru dan aktual.

(5)
(6)

SWT, karena atas rahmat dan petunjuk-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir ini. Tema yang dipilih dalam tugas akhir ini adalah sistem informasi pemetaan profil kriminalitas berbasis web studi kasus kejahatan konvensional kota Bogor.

Keberhasilan dalam menyelesaikan suatu perkara tidak akan pernah bisa digapai tanpa ulur tangan dan bantuan orang lain. Begitu pula halnya dengan penyusunan skripsi ini yang tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa, motivasi, dan kasih sayang yang tulus dan ikhlas selama ini, selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc dan Bapak Rindang Karyadin, ST, M.Komp selaku pembimbing yang senantiasa membimbing penulis dengan sabar dan selalu memberikan saran-saran terbaik dalam penulisan skripsi ini.

2. Adikku tersayang : Rima Nurmayasari dan M. Rizki Nurmansyah atas kebersamaan, keceriaan, dan dukungannya selama ini.

3. Sahabat-sahabatku : Musa, Lana, Adam, Mala, Dimas, Aris, Sylvi, dan Triani atas kebersamaan dan dukungannya.

4. Kapolresta Bogor, Bu Harjanti, Bapak Baihaqi, Bapak Budi, Bapak Catur, Bapak Sunaryo, dan Aa Mimid serta seluruh staf Bagian Operasional Polresta Bogor atas informasi, arahan serta bantuannya selama ini.

5. Ilkomerz 39 atas dukungan dan semangatnya.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ilmu Komputer. 7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Januari 2007

(7)

Basis Data... 3

Sistem Manajemen Basis Data...3

Structured Query Languange (SQL) ... 3

PHP Hypertext Preprocessor (PHP) ... 3

Pengujian black box ...4

METODE PENELITIAN... 4

Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai... 4

Mengembangkan Prototipe...5

Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima ... 5

Menggunakan Prototipe...5

HASIL DAN PEMBAHASAN ...5

Prototipe Tahap I...5

Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai... 5

Mengembangkan Prototipe ... 7

Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima... 10

Prototipe Tahap II ... 10

Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai... 10

Mengembangkan Prototipe ... 10

Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima ... 12

Prototipe Tahap III... 12

Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai... 12

Mengembangkan Prototipe ... 13

Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima ... 14

Menggunakan Prototipe... 14

Fungsi-fungsi pada sistem operasional... 15

Pengujian sistem ... 17

KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

Kesimpulan... 18

Saran ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 18

(8)

vi

1 Nama dan tipe daerah peta kecamatan ... 7

2 Tambahan beberapa field pada tabel lap_harian ... 10

3 Pengujian black box ... 17

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Arsitektur aplikasi web...4

2 Pengujian black-box...4

3 Pengembangan Prototipe Jenis I ...4

4 Skema Ilustrasi Perangkat Lunak...4

5 Diagram Konteks ... 7

6 Peta rancangan pertama...8

7 Rancangan antarmuka sistem...8

8 Tampilan header pertama... 8

9 Tampilan navigasi pertama... 8

10 Pencarian peta... 9

11 Navigasi administrator pertama ...9

12 Form input pelapor... 9

13 Form input lap_harian ... 9

14 Form input kejahatan...9

15 Peta rancangan kedua... 10

16 Tampilan header kedua... 11

17 Tampilan navigasi kedua... 11

18 Perubahan kedua form input lap_harian ... 11

19 Perubahan kedua form input pelapor... 12

20 Tampilan header ketiga... 13

21 Tampilan navigasi ketiga... 13

22 Form pencarian peta kedua... 14

23 Pewarnaan peta kota Bogor ... 15

24 Pewarnaan peta Bogor Barat ... 16

25 Informasi JTP dan PTP ... 17

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Nama dan tipe daerah peta kelurahan... 20

2 Hubungan antara fungsi sistem dan kebutuhan pengguna ... 21

3 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 ... 22

4 Flowchart SIPILAB halaman anggota kepolisian... 23

5 Daftar tabel dalam SIPILAB ... 27

6 Entity Relationship SIPILAB... 32

7 Diagram Entity Relationship (ERD) SIPILAB... 33

8 Tampilan login SIPILAB ... 34

9 Grafik Jumlah Kejahatan... 35

10 Pengujian dengan metode black box ... 37

11 Pertanyaan Kuisioner ... 47

(9)

berimplikasi kontijensi (kerawanan sosial), dan kejahatan terhadap kekayaan negara (korupsi).

Polres Kota Bogor merupakan instansi yang diharapkan bisa memberikan keamanan dan perlindungan bagi masyarakat khususnya yang berada di kota Bogor. Apalagi mengingat kondisi sekarang ini, dimana kriminalitas semakin meningkat khususnya yang berada pada daerah Polwil Bogor. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menangani data secara cepat dan aktual. Kriminalitas yang terjadi di berbagai tempat inilah yang dapat dijadikan obyek pemetaan. Pemetaan jumlah kriminalitas dalam bentuk warna pada peta bisa dilakukan dengan menggunakan script tanpa menggunakan teknologi SIG secara utuh.

Kota Bogor yang terdiri dari banyak kecamatan dan kelurahan merupakan bahan informasi yang cukup baik untuk dijadikan sebagai bagian dari sistem informasi yang akan dibangun. Dengan menggunakan sistem ini, pihak kepolisian akan memperoleh peta informasi mengenai daerah-daerah yang merupakan daerah rawan terjadinya kriminalitas.

Pada karya tulis ini, penulis mencoba untuk menerapkan sebagian konsep sistem informasi yang berteknologi SIG berbasis web intranet yang berisi informasi pola persebaran kriminalitas yang terjadi di kota Bogor. Bidang kajian kriminalitas yang diambil adalah mengenai kejahatan konvensional di kota Bogor. Kejahatan konvensional itu sendiri adalah kejahatan yang dilakukan dengan motivasi dan modus kejahatan umum. Kejahatan konvensional terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:

1. Kejahatan terhadap manusia seperti pembunuhan, penganiayaan dengan menggunakan alat berat (anirat),

(curanmor r4), dll.

3. Kejahatan terhadap masyarakat seperti judi, pelacuran, ketertiban, pengrusakan, dll.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sebuah sistem informasi dengan memetakan jumlah kejahatan dalam bentuk warna di setiap daerah ke dalam peta geografis berbasis web intranet untuk menampilkan informasi mengenai pola kriminalitas yang berada di kota Bogor. Informasi tersebut berupa teks, peta dan grafik.

Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini penulis hanya menjadikan daerah kriminalitas pada Polres Kota Bogor sebagai bidang yang akan dikaji. Walaupun demikian diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna baik bagi diri sendiri, pembaca maupun kepolisian khususnya yang berada dalam ruang lingkup kota Bogor. Selain itu, sistem yang dibuat memiliki ruang lingkup sebagai berikut: 1. Batasan daerah terjadinya kriminalitas

hanya daerah yang berada di kota Bogor. 2. Bidang yang dikaji adalah mengenai

kejahatan konvensional.

3. Model proses pengembangan perangkat lunak menggunakan metode prototipe Jenis I.

Manfaat Penelitian

1. Menjadikan bahan acuan bagi kepolisian dalam memprediksi jadwal patroli polisi serta penugasan polisi ke berbagai daerah. 2. Melihat pola kriminalitas yang ditampilkan dalam bentuk geografis dan grafik.

3. Membantu kepolisian khususnya Polresta Bogor melakukan pengelolaan data

(10)

kriminalitas yang disimpan di dalam basis data.

TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem yang menerima sumber data sebagai input kemudian diproses menjadi suatu sistem informasi berupa output yang terdiri dari sumber daya perangkat keras (mesin dan media), perangkat lunak (program dan prosedur), dan sumber daya manusia (spesialis dan end user). Pengelolaan sumber daya informasi dilakukan melalui proses aktivitas sistem informasi yaitu pemasukan data (input), pengolahan data (processing), penyimpanan (storage), pengeluaran (output), dan pengendalian (control activities) (O’Brien 1999).

Sistem Informasi Geografis

Menurut Siar dan Estes (1990) dalam Barus dan Wiradisastra (2000), Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data bereferensi spasial atau berkoordinat geografi. Dengan kata lain, suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk data yang bereferensi spasial bersamaan dengan seperangkat operasi kerja.

Komponen utama dalam SIG dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu perangkat keras, perangkat lunak, organisasi (manajemen), dan pemakai. Porsi masing-masing komponen tersebut berbeda-beda dari satu sistem ke sistem lainnya, tergantung tujuan dari dibuatnya SIG tersebut. Berdasarkan operasinya SIG dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. SIG secara manual, yang beroperasi memanfaatkan peta cetak (kertas/transparan) atau bersifat data analog.

2. SIG secara terkomputer atau lebih sering disebut SIG otomatis (prinsip kerjanya sudah dengan menggunakan komputer sehingga datanya merupakan data dijital). Peta dan Pemetaan

Peta merupakan penyajian secara grafis dari kumpulan data maupun informasi sesuai lokasinya secara dua dimensi. Ditinjau dari perannya peta adalah bentuk penyajian

informasi spasial tentang permukaan bumi untuk dapat dipakai dalam pengambilan keputusan. Sedangkan pemetaan adalah semua kegiatan untuk menghasilkan tampilan informasi tersebut secara keruangan (spasial). Pemetaan adalah suatu bentuk komunikasi secara grafis antara pembuat dan pemakai peta yang telah lama dikenal orang (Barus & Wiradisastra 2000).

Data utama dalam SIG adalah data berbentuk sebaran spasial obyek yaitu peta. Dalam hal ini terdapat tiga cara dasar dalam penyajian data spasial, yaitu dalam bentuk titik, garis, dan area. Titik merupakan cara penyajian yang tidak berdimensi, dan hanya menyajikan lokasi dalam bentuk koordinat. Penyajian cara ini lebih menekankan pada lokasi obyek, yang tidak berkait dengan ukuran panjang maupun luas dari obyek. Garis merupakan deretan titik yang sambung menyambung, berdimensi satu seperti jalan, sungai, akan tetapi sudah mempunyai sifat tambahan yaitu mempunyai arah dan ukuran panjang, akan tetapi tidak mempunyai luasan. Area dinyatakan dalam bentuk poligon, merupakan cara penyajian dasar yang berdimensi dua, sehingga dapat menggambarkan luas area.

Prototyping

Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototipe disebut prototyping (McLeod 2001).

Menurut McLeod (2001) terdapat dua jenis prototipe. Prototipe Jenis I merupakan suatu model yang akan berkembang menjadi sistem operasional. Prototipe Jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan pada prototipe Jenis I hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototipe memuat semua elemen penting dari sistem baru. Sedangkan pendekatan prototipe Jenis II dilakukan jika prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting.

Langkah-langkah yang terdapat pada pengembangan prototipe Jenis I adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai. Analis sistem mewawancarai pemakai

(11)

diinginkan dalam sistem baru seperti menu, laporan, layar, basis data, dan sebagainya. Prototyping toolkits mencakup sistem-sistem perangkat lunak yang terpisah, yang masing-masing mampu menghasilkan sebagian tampilan sistem yang diinginkan.

3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Analis mendidik pemakai untuk menggunakan prototipe dan memberi kesempatan kepada mereka untuk membiasakan diri dengan sistem. Pemakai memberi masukan kepada analis apakah prototipe memuaskan. Jika ya, langkah 4 akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2, dan 3 dengan pengertian yang lebih baik mengenai kebutuhan pemakai.

4. Menggunakan Prototipe. Prototipe ini menjadi sistem operasional.

Basis Data

Basis data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan, yang dirancang agar dapat memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi (Connolly & Begg 2002). Basis data digunakan untuk menangani sekumpulan data dalam suatu sistem organisasi dalam hal pengolahan data seperti penyimpanan data, mengubah data, menampilkan data, dan menghapus data. Sistem Manajemen Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2002) sistem manajemen basis data adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memudahkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses terhadap basis data. Secara lebih spesifik, sistem manajemen basis data menyediakan fasilitas sebagai berikut:

1. Membantu pengguna untuk

mendefinisikan basis data, seperti

e. Katalog yang berisi deskripsi data di dalam database.

Basis data relasional adalah kumpulan tabel-tabel yang berelasi, yang sesamanya dapat dikaitkan dengan kunci (keys). Sistem relasional dicirikan oleh kesederhanaan struktur, dimana semua data disimpan dalam tabel (relasi) yang terdiri dari baris dan kolom. Sistem ini berhasil menanggulangi permasalahan semantik, konsistensi dan redundansi yang dipecahkan melalui konsep normalisasi (Barus & Wiradisastra 2000).

Structured Query Language (SQL)

Structured Query Language merupakan bahasa query standar yang digunakan untuk mengakses basis data relasional (Connolly & Begg 2002). Sebuah ekspresi SQL dasar hanya terdiri atas tiga klausa, yaitu: SELECT, FROM, dan WHERE:

• Klausa SELECT digunakan untuk menetapkan daftar atribut (field) yang diinginkan sebagai hasil query.

• Klausa FROM digunakan untuk

menetapkan tabel (atau gabungan tabel) yang akan ditelusuri selama query data dilakukan.

Klausa WHERE yang sifatnya opsional, digunakan sebagai predikat (kriteria) yang harus dipenuhi dalam memperoleh hasil query.

PHP Hypertext Preprocessor (PHP)

Menurut Prihatna (2005) PHP merupakan pemrograman berbasis web yang dijalankan pada sisi server. PHP bersifat open source. Script PHP ditulis menyatu dengan tag-tag HTML atau bisa juga sendiri. PHP digunakan untuk membuat halaman web menjadi dinamis, berinteraksi dengan pengguna, dan menyimpan informasi. Tujuan dari bahasa scripting ini adalah untuk membuat aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada teknologi web.

(12)

Gambar 1 merepresentasikan arsitektur aplikasi web.

Gambar 1 Arsitektur aplikasi web (Greenspan & Bulger 2001).

Pengujian black-box

Pengujian black-box adalah suatu pendekatan ke arah pengujian di mana hasil uji diperoleh dari program atau spesifikasi komponen. Dalam hal ini, pengujian black-box lebih berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak dan bukan dari implementasinya. Gambar 2 menggambarkan model suatu sistem yang diuji dengan menggunakan pengujian black-box (Sommerville, 2001).

Gambar 2 Pengujian black-box (Sommerville 2001). METODE PENELITIAN

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan prototipe jenis I. Gambar 3 menunjukkan langkah-langkah yang terdapat pada metode pengembangan perangkat lunak

Sistem Informasi Pemetaan profIl kriminaLitas berbAsis weB (SIPILAB).

1 2 3 4 Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai Mengembangkan Prototipe Apakah Prototipe Dapat Diterima Menggunakan Prototipe Ya Tidak

Gambar 3 Pengembangan Prototipe Jenis I (McLeod 2001).

Perangkat lunak yang digunakan dalam membangun sistem operasional SIPILAB ialah MySQL yang berfungsi sebagai server data, ArcView GIS 3.3, Adobe Photoshop 7.0, dan SWISHmax sebagai perancangan peta dan antarmuka sistem, Mecromedia Dreamweaver MX 2004 sebagai editor bahasa pemrograman, dan Apache sebagai server web. Skema ilustrasi perangkat lunak tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Skema Ilustrasi Perangkat Lunak. 1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai

Pada tahap ini pengembang dan pengguna bertemu dan mendefinisikan secara objektif keseluruhan dari perangkat

Web Server (Apache,IIS) Middleware PHP, ColdFusion, ASP, JSP Web Browser (Internet Explorer,Netscape) Internet Relational Database ( MySQL, Oracle, MS SQL )

(13)

Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan prototipe sistem tersebut antara lain:

a. MySQL sebagai pengolah basis data b. PHP sebagai bahasa pemrograman c. ArcView GIS 3.3 untuk mendesain peta d. Adobe Photoshop 7.0 untuk mendesain

tampilan grafis antar muka

e. SWISHmax untuk mendesain tampilan grafis antarmuka

f. Macromedia Dreamweaver MX2004 sebagai editor bahasa pemrograman g. Internet Explorer 6.0 sebagai browser

Prototipe dikembangkan melalui beberapa tahap yaitu:

a. Perancangan basis data b. Perancangan peta

c. Perancangan antarmuka situs d. Perancangan menu

Pada tahap ini SIPILAB menggunakan MySQL sebagai penyedia akses dan manajemen data, ArcView GIS 3.3 digunakan untuk membangun peta buta kecamatan dan kelurahan kota Bogor. Tampilan antarmuka situs yang terdiri dari menu, layar, dan animasi diolah dengan menggunakan Adobe Photoshop 7.0 dan SWISHmax.

3. Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima

Prototipe yang dihasilkan dijelaskan setiap fungsinya kepada pengguna. Jika prototipe yang dikembangkan memuaskan pengguna maka dilanjutkan ke langkah 4 yaitu menggunakan prototipe. Jika tidak maka prototipe akan direvisi dengan mengulangi langkah 1,2, dan 3 (Gambar 3) dengan tambahan masukan atau saran dan pemahaman mengenai sistem yang lebih baik dari pengguna. Pengulangan yang dilakukan dibatasi hanya dua kali.

Evaluasi sistem operasional SIPILAB diuji dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan perangkat lunak. Pengujian sistem yang akan digunakan adalah pengujian dengan metode black-box. Sistem diuji dimulai dari fungsi-fungsi yang terkait seperti fungsi pencarian, input, dan output. Sebelum sistem operasional SIPILAB yang telah selesai diuji diberikan, terlebih dahulu dilakukan survei ke sepuluh orang staf Polresta Bogor. Setelah survei dilakukan, SIPILAB yang akan ditempatkan pada kantor Polresta Bogor bagian operasional agar data kriminalitas yang masuk dapat ditangani dengan cepat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah prototipe Jenis I. Pengulangan pada prototipe yang dibangun dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada langkah 1, 2, dan 3. Dengan adanya pengulangan tersebut, maka pengembangan sistem dibagi menjadi tiga tahap antara lain Prototipe Tahap I yang merupakan tahap kali pertama prototipe dibangun, Prototipe Tahap II, dan Prototipe Tahap III yang merupakan perbaikan pada setiap prototipe dari tahap sebelumnya.

Prototipe Tahap 1

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai Aplikasi web dibangun dengan tujuan untuk menyediakan informasi kejahatan konvensional yang terjadi di kota Bogor. Informasi yang disajikan berupa teks yang berisikan data kejahatan, bentuk grafis berupa peta yang terdiri dari peta kecamatan dan peta kelurahan kota Bogor, dan diagram. Setiap kebutuhan informasi dalam aplikasi tersebut diperoleh melalui diskusi dengan pengguna. Aplikasi web yang

(14)

dibangun diberi nama Sistem Informasi Pemetaan profIl kriminaLitas berbAsis weB (SIPILAB).

Berdasarkan hasil diskusi terdapat beberapa kebutuhan informasi dari aplikasi SIPILAB, yaitu:

a. Informasi kepolisian secara umum. Seluruh informasi ini berupa teks yang berisi segala sesuatu yang berhubungan dengan profil kepolisian. Informasi ini berisi profil mengenai kejahatan dan visi misi.

b. Informasi kejahatan yang ditampilkan dapat berisikan data seluruh kejahatan ataupun data tertentu hasil pencarian yang berada dalam basis data Data hasil pencarian diperoleh dengan cara memasukkan potongan teks sebagai kata kunci ke dalam textfield di dalam form yang tersedia, kemudian tombol cari diklik.

c. Informasi data kejahatan yang dipetakan dalam bentuk grafis berupa peta kecamatan dan peta kelurahan. Pewarnaan pada kedua peta itu merepresentasikan banyaknya kejahatan yang terjadi berdasarkan pola waktu, kejahatan umum, kejahatan spesifik, bulan, dan tahun kejadian. Masing-masing daerah yang terdapat dalam peta menyimpan informasi data kejahatan di daerah tersebut. Dasar pewarnaan penentuan kejahatan diambil antara 0 s.d. 20 sebagai acuan jumlah kejahatan yang terjadi. Dasar pewarnaan diperoleh setelah berdiskusi dengan pengguna untuk membedakan setiap daerahnya. Pewarnaan pada peta ini dibagi menjadi tiga kelompok antara lain:

• RGB (252, 0, 0)

Daerah kecamatan dan kelurahaan yang menampilkan warna ini berarti banyaknya kejahatan di daerah tersebut berada diatas dua puluh.

• RGB (250, 216, 216)

Warna RGB (250, 216, 216) pada kecamatan atau kelurahan tertentu merepresentasikan banyak kejahatan di daerah tersebut berada diantara sebelas sampai dengan dua puluh.

• RGB (250, 213, 213)

Banyaknya kejahatan di daerah kecamatan atau kelurahan syang ditampilkan dengan menggunakan warna ini berada di bawah sebelas.

Peta kecamatan dan kelurahan dalam bentuk digital dapat ditampilkan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan menggunakan perangkat lunak MapServer. Perangkat lunak ini tidak digunakan karena efisiensi dalam pengembangan sistem. Penggunaan MapServer akan lebih banyak bermanfaat pada aplikasi SIG yang menggunakan banyak layer baik yang berupa titik, garis, maupun area atau poligon. Sedangkan SIPILAB yang dibangun hanya menampilkan peta kecamatan dan kelurahan yang berbentuk poligon. Berdasarkan pengamatan, hasil pengembangan pada SIPILAB dengan menggunakan MapServer ataupun tidak diperkirakan akan menampilkan output harapan yang sama yaitu menampilkan informasi data apabila daerah tertentu pada peta diklik. Selain itu server yang menggunakan MapServer harus memiliki java runtime environment (jre) untuk mendukung user interface yang menggunakan java applet. Pengembangan aplikasi SIPILAB ini dapat dimaksimalkan dengan menampilkan pewarnaan peta yang dinamis.

d. Informasi data kejahatan disajikan dalam bentuk grafik. Grafik pada SIPILAB ditampilkan dalam bentuk grafik diagram batang yang merepresentasikan banyaknya kejahatan setiap bulannya dalam satu tahun, serta jumlah kejahatan per kelurahan, kejahatan umum, kejahatan spesifik, dan pola waktu berdasarkan bulan dan tahun kejadian. e. Simulasi perhitungan Jumlah Tindak

Pidana (JTP) dan Penyelesaian Tindak Pidana (PTP). Pada simulasi perhitungan ini, aplikasi hanya akan menampilkan output berupa jumlah tindak pidana yang terjadi berikut jumlah penyelesaiannya untuk setiap jenis kejahatan berdasarkan bulan dan tahun kejadian. Output tersebut tidak akan disimpan ke dalam basis data. f. Informasi tambahan lainnya meliputi

agenda kegiatan kepolisian, komentar,dan buku tamu sebagai sarana komunikasi antar anggota polisi.

Pengguna SIPILAB ini terdiri atas dua kategori pengguna yaitu anggota kepolisian dan administrator. Anggota kepolisian yaitu semua polisi di Polresta Bogor yang dapat mengakses data umum yang diberikan oleh SIPILAB, sedangkan administrator adalah

(15)

Gambar 5 Diagram Konteks. anggota kepolisian Polresta Bogor pada

bagian operasional yang berperan dalam mengelola dan memelihara data pada sistem.

Proses yang terjadi pada penggunaan SIPILAB berupa pencarian data, pemasukan data, pengeditan data, dan penghapusan data. Pemasukan data terdiri dari data umum dan data admin. Pengeditan data dan penghapusan data dilakukan pada data yang sama.

Data umum adalah data yang dapat dimasukkan oleh pengguna umum, seperti data komentar dan buku tamu, sedangkan data admin adalah data yang hanya bisa diisi, diakses dan dimanipulasi oleh administrator sistem, seperti data agenda, buku tamu, komentar, laporan harian, dan user. Aliran data pada SIPILAB digambarkan melalui diagram konteks (Gambar 5).

2. Mengembangkan Prototipe

Prototipe dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan SIPILAB adalah Personal Computer (PC) dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Prosessor Intel Celeron 1,7 GHZ b. Memori 228 MB

c. Hard disk 40GB

d. Resolusi monitor 1024x768 pixels Prototipe yang dikembangkan terdiri dari perancangan basis data, peta, tampilan antarmuka situs, dan menu.

a. Perancangan basis data

Basis data yang digunakan untuk menyimpan dan memberikan informasi data merupakan implementasi dari hasil identifikasi kebutuhan antara analis sistem dengan pengguna. Data yang digunakan dalam membangun SIPILAB adalah data umum dan data admin yang terbagi atas beberapa tabel yang saling berelasi. Data laporan harian merupakan data utama pada SIPILAB.

b. Perancangan peta

Peta yang dirancang adalah peta lengkap kota Bogor dalam bentuk file. Peta tersebut kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3 untuk membuat peta buta kecamatan dan kelurahan kota Bogor. Peta tersebut terdiri atas enam kecamatan dan enam puluh delapan kelurahan. Nama dan tipe masing-masing daerah kecamatan dan kelurahan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Lampiran 1.

Tabel 1 Nama dan tipe daerah peta kecamatan

No Kecamatan Tipe 1 Bogor Utara Poligon 2 Bogor Timur Poligon 3 Bogor Selatan Poligon 4 Bogor Barat Poligon 5 Bogor Tengah Poligon 6 Tanah Sareal Poligon

Adobe Photoshop 7.0 digunakan untuk mengolah peta buta kecamatan dan kelurahan dan membuatnya dalam format PNG. Pewarnaan pada peta ditampilkan dalam bentuk rectangle. Masing-masing

(16)

warna pada rectangle mencirikan tingkat kejahatan masing-masing daerah. Tampilan peta kelurahan rancangan pertama dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Peta rancangan pertama. c. Perancangan antarmuka situs

Tampilan antarmuka situs SIPILAB dibangun dengan menggunakan Adobe Photoshop 7.0. Tampilan antarmuka SIPILAB terdiri dari tiga bagian utama yaitu area header terdiri dari logo Kepolisian dan Jawa Barat yang digunakan sebagai ciri khas sistem untuk Polresta Bogor yang berada di daerah Jawa Barat dan di bawah Kepolisian Republik Indonesia serta nama sistem, menu navigasi baik untuk anggota kepolisian maupun administrator terdapat di sebelah kiri, dan isi yang berada pada tengah halaman. Tampilan rancangan antarmuka sistem dapat dilihat pada Gambar 7 dan area header SIPILAB (Gambar 8).

Gambar 7 Rancangan antarmuka sistem.

Gambar 8 Tampilan header pertama. d. Perancangan menu

Perancangan menu atau navigasi sistem dilakukan untuk memberi gambaran mengenai setiap informasi yang akan ditampilkan dan sebagai kerangka kerja dalam pembuatan sistem informasi (Gambar 9). Rancangan navigasi sistem merupakan pegangan dalam pembuatan halaman-halaman web beserta semua link yang diperlukan.

Gambar 9 Tampilan navigasi pertama. Adapun deskripsi navigasi SIPILAB ialah sebagai berikut :

• Depan

Halaman ini merupakan indeks atau halaman awal SIPILAB yang menampilkan informasi mengenai arti kejahatan konvensional yang menjadi fokus utama dalam sistem, informasi agenda atau kegiatan yang diadakan pada waktu saat ini, dan input data komentar serta tampilan komentar para pengguna sistem.

• Informasi Profil

Informasi profil yang ditampilkan pada sistem adalah visi dan misi Kepolisian Republik Indonesia.

• Buku Tamu

Halaman buku tamu berisi informasi pelapor kejahatan dimana fasilitas input data informasi tersebut diisi oleh pengguna SIPILAB.

• Agenda

Halaman ini berisi informasi seluruh agenda kegiatan Polresta Bogor.

• Analisis

Halaman ini merupakan menu terpenting sistem yang berisi analisis berbagai kejahatan konvensional yang selama ini terjadi di kota Bogor. Analisis ini disajikan dalam bentuk tampilan peta yaitu peta kecamatan dan peta kelurahan, teks, dan grafik.

Selain menu navigasi SIPILAB di atas, fasilitas yang disediakan SIPILAB adalah fasilitas pencarian yang terdapat pada menu administrator dan navigasi Analisis. Pencarian pada menu administrator terdiri atas pencarian data agenda, komentar, Header

Isi

Footer Menu

(17)

Gambar 10. Pencarian peta bukutamu, user, dan laporan harian

kejahatan. Pada navigasi Analisis, form pencarian ditujukan untuk melihat informasi jumlah penyelesaian tindak pidana serta grafik kejahatan berdasarkan bulan dan tahun serta untuk melihat pewarnaan pada peta yang diambil berdasarkan lima kategori yaitu pola waktu, kejahatan umum, kejahatan spesifik, bulan, dan tahun (Gambar 10), informasi jumlah penyelesaian tindak pidana serta grafik kejahatan berdasarkan bulan dan tahun. Selain itu, fasilitas yang disediakan adalah fasilitas pengolahan data untuk administrator yang terdiri atas input, edit, dan hapus.

Gambar 11 Navigasi administrator pertama. Menu laporan harian yang terdapat pada navigasi administrator (Gambar 11) merupakan menu utama dalam pengolahan data pada SIPILAB. Menu input laporan harian terdiri dari lap_harian, kejahatan, pelapor, korban, dan pelaku. Identitas pelapor, korban, dan pelaku dimasukkan melalui form pelapor, korban, dan pelaku. Di sisi lain, form input lap_harian terdiri atas Nomor Polisi (Nopol), tanggal dan jam kejadian kejahatan terjadi, tanggal dan jam laporan pelapor kepada pihak kepolisian, Tempat Kejadian Perkara (TKP), kelurahan, Modus Operandi (MO) yaitu cara yang dilakukan oleh pelaku pada saat melakukan kejahatan, status laporan yang berarti status mengenai penyelidikan kejahatan yang terjadi, dan uraian singkat kejadian. Pada form input kejahatan terdiri dari Nopol dan

kejahatan yang dilakukan oleh pelaku. Form

menu input pelapor, lap_harian, dan

kejahatan dapat dilihat Gambar 12, 13, dan 14.

Gambar 12 Form input pelapor.

Gambar 13 Form input lap_harian.

(18)

3. Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima

Prototipe yang telah selesai dikembangkan dijelaskan setiap fungsinya kepada pengguna. Dari hasil penjelasan, sistem kemudian dicek oleh pengguna. Berdasarkan hasil evaluasi bersama pengguna, maka terdapat beberapa perubahan pada sistem. Perubahan ini terjadi karena prototipe kurang sesuai dengan keinginan pengguna serta adanya penambahan informasi. Perubahan yang terjadi diantaranya adalah penambahan informasi umum mengenai kepolisian, perubahan basis data, peta untuk hasil analisis dan antarmuka SIPILAB. Setiap kali perubahan, maka langkah dalam pengembangan SIPILAB kembali ke langkah 1 dan 2. Hasil perubahan yang terjadi dibahas pada Prototipe Tahap II. Prototipe Tahap II

4. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai Pada tahap ini, setiap tambahan dan perubahan kebutuhan informasi dalam aplikasi didiskusikan kembali dengan pengguna. Hasil perubahan yang diperoleh antara lain:

a. Informasi kepolisian secara umum. Tambahan informasi pada modul ini adalah adanya halaman kode etik, tugas polisi pada bagian operasional, Tri Brata dan Catur Prasetya, dan Struktur atau bagan Polresta Bogor.

b. Perubahan pada basis data. Perubahan yang dilakukan adalah dengan memperinci keterangan pelapor, pelaku, korban, menambah tabel saksi dan beberapa field pada tabel lap_harian. c. Perubahan tampilan SIPILAB. Tampilan

ini meliputi peta kejahatan, antarmuka situs dan menu.

2. Mengembangkan Prototipe

Prototipe yang dikembangkan sebagai tindak lanjut dari respon pengguna mencakup perancangan basis data, peta, tampilan antarmuka situs, dan menu. a. Perancangan basis data

Tabel-tabel yang mengalami perubahan adalah tabel pelapor, pelaku, korban, dan lap_harian. Tabel-tabel tersebut pada awalnya hanya berisi dua field yaitu berupa nama dan keterangan. Setelah perubahan, tabel-tabel tersebut memiliki beberapa field

seperti nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, warga negara, alamat, dan keterangan. Sedangkan perubahan pada tabel lap_harian adalah penambahan beberapa field seperti ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Tambahan beberapa field pada tabel lap_harian

No Nama field Deskripsi 1 ApaYgTerjadi Mendeskripsikan

tindak kejahatan apa yang sedang terjadi 2 BgmnTerjadi Tentang bagaimana kejahatan itu terjadi 3 Pasal Pasal yang dilanggar 4 BarangBukti Barang bukti kejahatan 5 Tindakan Tindakan yang

dilakukan polisi

b. Perancangan peta

Gambar 15 Peta rancangan kedua. Perubahan perancangan peta yang terjadi adalah perubahan penempatan pewarnaan sebagai representasi dari banyaknya kejahatan yang terjadi. Pewarnaan yang pada peta tahap pertama ditampilkan dalam bentuk rectangle diubah dengan menampilkan warna sesuai koordinat masing-masing daerah. Hal ini dilakukan karena tampilan warna yang

menggunakan bentuk rectangle

menyulitkan pengguna dalam mengidentifikasi kesesuaiannya dengan daerah yang disimbolkan dengan warna tersebut. Oleh karena itu, dibuatlah rancangan peta kedua seperti yang ditampilkan pada Gambar 15. Label atau

(19)

Gambar 16.

Gambar 16 Tampilan header kedua. d. Perancangan menu

Pada tahap ini dilakukan evaluasi perubahan menu navigasi. Perbedaan paling mendasar terjadi pada menu Profil. Menu tersebut dibagi menjadi lima bagian, yaitu Visi & Misi, Kode Etik, Tri Brata dan Catur Prasetya yang disingkat menjadi TBCP, Struktur, dan Bag Ops sehingga tampilan navigasi utama sistem terbagi menjadi sembilan bagian ditambah Depan, Buku Tamu, Agenda, dan Analisis. Perubahan pada menu navigasi dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Tampilan navigasi kedua Adapun deskripsi tambahan navigasi SIPILAB ialah sebagai berikut :

• Kode Etik

Halaman ini berisi informasi mengenai kode etik Kepolisian Republik Indonesia.

• Struktur

Bagan umum struktur Polresta Bogor terdapat pada halaman ini.

• Bag Ops

Halaman ini berisi informasi mengenai tugas-tugas kepolisian yang berada di bagian operasional Polresta Bogor.

Selain navigasi di atas, form input lap_harian, pelapor, korban, pelaku, dan

kejahatan itu terjadi.

• Pasal yang dilanggar

Pasal yang dilanggar oleh pelaku diisi pada input ini.

• Barang bukti

Input ini berisi barang bukti kejahatan yang diperoleh pihak kepolisian.

• Tindakan yang diambil

Tindakan yang diambil oleh pihak kepolisian setelah menerima laporan dari pelapor diisi pada input ini.

Pada form input pelapor, korban, dan pelaku terjadi perubahan dengan menambahkan field umur, jenis kelamin, pekerjaan, warga negara, agama, alamat, dan keterangan lainnya pada masing-masing form. Keterangan setiap field pada form input tersebut berlaku pula pada tabel saksi. Semua field yang disebutkan merupakan identitas dari setiap pelapor, korban, pelaku, dan saksi kejahatan. Pemasukan data pelapor, korban, pelaku, dan saksi terbagi atas dua cara, antara lain dengan memasukan data secara langsung berurutan setelah data lap_harian dimasukan atau dengan memasukan data secara terpisah. Tampilan perubahan form input pelapor dan lap_harian dapat dilihat pada Gambar 18 dan 19.

Gambar 18 Perubahan kedua form input pelapor.

(20)

Gambar 19 Perubahan kedua form input lap_harian. 3. Menentukan Apakah Prototipe Dapat

Diterima

Setiap prototipe yang telah diubah diperlihatkan dan dijelaskan setiap fungsinya kepada pengguna. Setelah dicek, terjadi perubahan kembali yaitu pada bagian basis data, antarmuka situs, penambahan halaman web dalam bentuk format laporan polisi, tampilan peta untuk hasil analisis, serta penghapusan modul-modul tertentu. Hasil perubahan yang terjadi dibahas pada Prototipe Tahap III.

Prototipe Tahap III

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai Proses yang dibangun pada SIPILAB akan terus mengalami perubahan selama pengembangan sistem terus berlanjut. Oleh karena itu Prototipe Tahap III merupakan perubahan tahap akhir pada sistem ini. Untuk mengetahui setiap perubahan yang terjadi maka identifikasi kebutuhan pada sistem didiskusikan kembali dengan pengguna. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, diperoleh beberapa tambahan dan pengurangan informasi dari aplikasi SIPILAB, yaitu:

a. Informasi buku tamu. Informasi ini dihapus karena pencatatan data pelapor telah memiliki form tersendiri.

b. Data laporan harian. Data yang terdapat pada basis data sistem disesuaikan dengan informasi pada laporan polisi serta dapat ditampilkan sesuai dengan format laporan.

c. Informasi data kejahatan yang dipetakan dalam bentuk grafis berupa peta kecamatan dan peta kelurahan. Tampilan informasi kejahatan dalam bentuk peta tidak terbagi atas dua level berbeda yaitu level kecamatan dan kelurahan seperti sebelumnya, melainkan dibuat berjenjang. d. Tampilan antarmuka situs. Perubahan ini meliputi tampilan antarmuka situs dan menu.

Perubahan informasi yang diperoleh melengkapi semua informasi dan fungsi-fungsi pada SIPILAB yang didapat pada tahap sebelumnya. Hubungan antara fungsi sistem dengan kebutuhan pengguna dapat dilihat pada Lampiran 2.

Data yang mengalir dalam sistem dipresentasikan dalam suatu Diagram Aliran Data atau Data Flow Diagram (DFD). DFD didesain sesuai kebutuhan

(21)

anggota kepolisian seperti visi dan misi, Bag Ops, struktur, kode etik, TBCP, dan agenda. Di sisi lain, informasi administrator terdiri atas data laporan harian dan data admin yaitu data agenda, Bagian Administrasi Operasional (BaminOps), Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (KaSPK), komentar, dan user. Flowchart SIPILAB dapat dilihat pada Lampiran 4. 2. Mengembangkan Prototipe

Prototipe yang dikembangkan pada tahap ini merupakan prototipe yang mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi terdapat pada perancangan basis data, peta, tampilan antarmuka situs, dan menu SIPILAB.

a. Perancangan basis data

Tabel pada basis data yang mengalami perubahan adalah tabel lap_harian dan bukutamu. Pada tabel lap_harian ditambahkan beberapa field yang dapat menyimpan informasi penyelidik kejahatan, Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (Ka SPK), dan penerima laporan, sedangkan informasi tabel bukutamu dihapus dari basis data. Rancangan terakhir tabel-tabel basis data dapat dilihat pada Lampiran 5. Sedangkan relasi antar tabel dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7 yang digambarkan dengan model Entity Relationship (ER) dan Entity Relationship Diagram (ERD). b. Perancangan peta

Peta kelurahan merupakan peta yang mengalami perubahan. Pada tahap sebelumnya, peta kelurahan SIPILAB menampilkan semua kelurahan di kota Bogor. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan dengan pengguna, peta kelurahan tersebut tidak dibuat dalam satu level kelurahan, melainkan dibuat berjenjang. Kelurahan yang ditampilkan pada peta

ataupun terlalu terang serta membuat komposisi warna yang sesuai antar background dan gambar.

Gambar 20 Tampilan header ketiga. Di samping itu, pembuatan tampilan antarmuka situs dipermudah dengan membangun dua buah template yang akan digunakan pada setiap halaman pengguna umum dan administrator. Template ini digunakan apabila ada penambahan halaman pada sistem. Tampilan antarmuka SIPILAB untuk login, pengguna umum dan administrator dapat dilihat pada Lampiran 8.

d. Perancangan menu

Perubahan pada menu navigasi terletak pada tampilan navigasi dan penghapusan modul buku tamu (Gambar 21). Informasi yang ditampilkan pada masing-masing modul tidak mengalami perubahan kecuali pada modul analisis. Perubahan pada modul ini terletak pada tampilan menu pencarian peta dimana form pencarian peta untuk level kelurahan dihapus.

Gambar 21 Tampilan navigasi ketiga. Modul analisis merupakan fasilitas untuk melihat tampilan pewarnaan pada peta yang diambil berdasarkan pilihan dari lima kategori yaitu pola waktu, kejahatan umum, kejahatan spesifik, bulan, dan tahun. Pola waktu terbagi atas tiga waktu. Dasar

(22)

pengambilan pola waktu ini adalah dengan membagi waktu satu hari atau 24 jam kedalam tiga waktu. Pola waktu pertama terjadi pada pukul 08.01 s.d. 16.00, pola waktu kedua (16.01 s.d. 00.00), dan pola waktu ketiga (00.01 s.d. 08.00). Kejahatan Umum dan Kejahatan Spesifik berisi data kejahatan konvensional. Form pencarian peta yang terdapat pada modul analisis dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22 Form pencarian peta kedua. 3. Menentukan Apakah Prototipe Dapat Diterima

Prototipe Tahap III merupakan prototipe tahap akhir. Prototipe ini tidak akan mengalami perubahan lagi setelah disetujui oleh pengguna, sehingga identifikasi kebutuhan pemakai dan pengembangan prototipe tidak perlu diulang kembali.

Pada tahap ini dijelaskan setiap perubahan yang telah terjadi dari Prototipe Tahap I sampai dengan Prototipe Tahap III. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

a. Basis data

• Prototipe Tahap I

Tabel-tabel terdiri dari tabel agenda, bukutamu, lap_harian, pelapor, kejahatan, pelaku, korban, dan pelaku.

• Prototipe Tahap II

Penambahan field pada tabel lap_harian, pelapor, pelaku, dan korban serta penambahan tabel saksi.

• Prototipe Tahap III

Penghapusan tabel bukutamu dan penambahan field pada tabel lap_harian b. Peta

• Prototipe Tahap I

Pewarnaan pada peta Bogor per kecamatan dan kelurahan berbentuk rectangle. Peta yang dirancang tidak dibuat berjenjang.

• Prototipe Tahap II

Pewarnaan pada peta dibuat berdasarkan koordinat masing-masing daerah.

• Prototipe Tahap III

Tampilan peta Bogor antara kecamatan dan kelurahan dibuat berjenjang. c. Antarmuka situs

• Prototipe Tahap I

Tampilan SIPILAB terbagi menjadi tiga baian utama yaitu area header, navigasi, dan isi. Gambar logo Kepolisian RI dan Jawa Barat digunakan pada area header. Latar belakang tampilan situs bercorak gelap.

• Prototipe Tahap II

Header situs diubah menjadi lebih terang dan disesuaikan dengan keinginan pengguna. Tampilan pada Prototipe sebelumnya terlihat terlalu gelap. Komposisi warna antara gambar dan latar belakang lebih disesuaikan.

• Prototipe Tahap III

Nama situs yaitu SIPILAB ditampilkan pada halaman situs.

d. Menu

• Prototipe Tahap I

Menu terdiri dari depan, profil, buku tamu, agenda, dan analisis.

• Prototipe Tahap II

Menu profil dibagi menjadi lima bagian, yaitu visi dan misi, kode etik, Bag Ops, TBCP, dan struktur.

• Prototipe Tahap III

Penghapusan menu buku tamu serta penambahan menu BaminOps dan KaSPK pada halaman administrator. 4. Menggunakan Prototipe

Prototipe yang telah diterima dikembangkan menjadi sistem operasional SIPILAB dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Pengkodean terhadap prototipe diperlukan agar sistem dapat menampilkan fungsi-fungsi yang dibutuhkan pengguna. Prototipe yang telah menjadi sistem operasional ini yang akan digunakan oleh pengguna SIPILAB yaitu anggota kepolisian dan administrator. Fungsi-fungsi dan pengujian pada sistem dijelaskan pada tahap ini.

(23)

halaman pengguna adalah informasi yang dapat diakses oleh anggota kepolisian. Informasi tersebut antara lain informasi komentar, agenda, visi dan misi kepolisian, kode etik, TBCP, tugas-tugas kepolisian pada bagian operasional (BagOps), bagan struktur Polresta Bogor, dan analisis. Fungsi utama sistem terletak pada modul analisis. Fungsi yang dimaksud adalah fungsi untuk menampilkan peta beserta pewarnaannya, grafik, serta perhitungan JTP dan PTP.

Peta pada SIPILAB terdiri dari peta Kotamadya Bogor dan peta setiap kecamatan yang berada di kota Bogor. Tampilan peta dibangun dengan menggunakan titik-titik koordinat pada setiap kecamatan dan kelurahan masing-masing peta. Titik-titik koordinat tersebut dibuat melalui script PHP dan disimpan ke dalam basis data. Pewarnaan dan label pada peta dibangun dengan menggunakan fungsi imagepolygon dan imagestring disesuaikan dengan titik-titik koordinat yang telah dibuat.

Fungsi dari pewarnaan pada peta adalah untuk membandingkan kerawanan kejahatan setiap daerah kecamatan atau kelurahan sehingga tingkat kerawanan antara daerah satu dan lainnya menjadi lebih mudah dibedakan. Pewarnaan pada peta dikelompokkan menjadi tiga warna. Ketiga warna tersebut merepresentasikan keadaan masing-masing kecamatan dan kelurahan. Warna RGB (250, 213, 213) merepresentasikan banyaknya kejahatan berada di bawah sebelas, RGB (250, 216, 216) berada di antara sebelas sampai dengan dua puluh, sedangkan apabila terlihat warna RGB (252, 0, 0) berarti banyak kejahatan lebih dari dua puluh. Dengan demikian, akan terlihat secara objektif seberapa rawan daerah kota Bogor.

Gambar 23 Pewarnaan peta kota Bogor. Banyaknya kejahatan tiap kecamatan dan kelurahan dihitung menggunakan fungsi COUNT dalam bahasa SQL. Jumlah ini diambil berdasarkan banyaknya record kejahatan yang masuk ke dalam basis data. Warna pada masing-masing daerah disesuaikan dengan jumlah kejahatan yang terjadi dan ditampilkan berdasarkan pola waktu kejadian, kejahatan dalam bentuk umum dan spesifik, bulan, dan tahun yang dipilih pengguna.

Contoh kasus pertama adalah peta keadaan kota Bogor pada bulan Januari 2005 (Gambar 23). Pewarnaan pada peta tersebut memperlihatkan bahwa banyaknya kejahatan kecamatan Bogor Utara dan Bogor Timur pada bulan Januari 2005 berada pada kisaran sebelas sampai dengan dua puluh. Kedua kecamatan ini memiliki tingkat kejahatan yang lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya yang berada di bawah sebelas. Apabila dilihat secara keseluruhan berarti persentase banyak kejahatan di kota Bogor yang ditampilkan dengan warna RGB (252, 0, 0) adalah 0%, RGB (250, 213, 213) 33,33%, dan RGB (251, 161, 161) sebanyak 66,67%. Contoh kasus kedua adalah peta keadaan kecamatan Bogor Barat pada tahun 2006. Persentase banyak kejahatan di kecamatan Bogor Barat yang ditampilkan dengan warna RGB (252, 0, 0) adalah 0%, RGB (250, 213, 213) 18,75%, dan RGB (251,

(24)

161, 161) sebanyak 81,25%. Kelurahan Cilendek Barat, Menteng, dan Pasirkuda merupakan kelurahan yang tingkat kejahatannya lebih banyak dibandingkan kelurahan lainnya. Pewarnaan pada peta Bogor Barat dapat dilihat pada Gambar 24. Gambar kotak hitam yang terdapat di kelurahan Menteng pada peta adalah lokasi kantor Polsekta Bogor Barat. Hal ini membuktikan bahwa secara umum kejahatan yang terjadi tidak terlalu tergantung dari lokasi kantor polisi berada.

Gambar 24 Pewarnaan peta Bogor Barat. Apabila dilihat dari kedua contoh kasus tersebut, daerah yang memiliki tingkat kejahatan lebih banyak memiliki jarak yang saling berdekatan. Daerah tersebut antara kecamatan Bogor Utara dan Bogor Timur serta kelurahan Cilendek Barat dan Menteng. Adapun faktor-faktor penyebab suatu daerah mengalami tindak kejahatan lebih tinggi dibandingkan lainnya ialah senagai berikut:

- Sifat pengulangan kejahatan yang dikarenakan adanya kemudahan dalam melakukan kejahatan di daerah tersebut. - Kedua daerah memiliki keuntungan yang

lebih bagi pelaku.

- Jalan pelarian bagi pelaku lebih mudah. (Sumber Polresta Bogor 2007)

Dengan adanya pengelompokkan jumlah kejahatan yang diperlihatkan dengan pewarnaan pada peta, kepolisian Polresta Bogor dapat lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap daerah-daerah yang memiliki tingkat kerawanan lebih tinggi

dibanding daerah lainnya. Beberapa tindak lanjut yang dapat dilakukan polisi adalah dengan melakukan tindakan pengamanan, pemantauan, dan pencegahan seperti patroli di tempat-tempat yang rawan sesuai dengan pola waktu dan lokasi.

Informasi data kejahatan pada SIPILAB selain diperlihatkan melalui tampilan peta juga dapat dilihat pada gambar grafik tiap kejahatan. Grafik ini terbagi menjadi beberapa kategori yaitu grafik per kecamatan, kelurahan, kejahatan umum, kejahatan spesifik, pola waktu, dan tahun. Dengan adanya tampilan grafik, pola kejahatan yang terjadi terlihat lebih jelas.

Contoh kasusnya adalah grafik kejahatan pada kecamatan Bogor Barat tahun 2006. Kejahatan yang paling banyak terjadi adalah kejahatan terhadap harta benda dimana kasus pencurian, baik tanpa menggunakan alat berat (curing) maupun dengan menggunakan alat berat (curat) menempati peringkat pertama dan kedua. Kejahatan tersebut lebih banyak terjadi karena tingginya tingkat pengangguran yang merupakan ciri khas dari suatu daerah berkembang yang memiliki tingkat perekonomian menengah ke bawah. Jika dilihat dari segi pola waktu, secara global kejahatan yang terjadi dapat terjadi kapan saja tanpa mengenal waktu-waktu tertentu. Berdasarkan grafik per bulannya, tindak kejahatan sering terjadi berada di bulan September. Hal ini disebabkan karena awal bulan puasa terjadi pada bulan tersebut.

Grafik yang ditampilkan diurutkan dari yang tertinggi sampai dengan terendah kecuali grafik kejahatan per bulan. Khusus grafik kejahatan yang spesifik, setiap kejahatan diurutkan dan dikelompokan sesuai dengan kejahatan umum masing-masing. Warna batang pada kejahatan terhadap manusia berwarna merah, kejahatan terhadap harta benda berwarna biru, dan kejahatan terhadap masyarakat berwarna hijau. Tampilan grafik dapat dilihat pada Lampiran 9.

Simulasi perhitungan jumlah tindak pidana (JTP) dan penyelesaiannya (PTP) serta jumlah kejahatan yang tertera pada grafik menggunakan fungsi COUNT. Informasi JTP, PTP, serta banyaknya kejahatan pada grafik diambil berdasarkan bulan dan tahun. Informasi kejahatan yang ditampilkan adalah kejahatan konvensional. No A adalah kejahatan terhadap manusia

(25)

kejahatan yang disimpan dalam tabel laporan harian pada basis data.

Gambar 25 Informasi JTP dan PTP. Gambar 25 adalah gambar tampilan informasi JTP dan PTP kecamatan Bogor Barat pada tahun 2006. Berdasarkan informasi yang diperoleh terlihat bahwa total jumlah tindak pidana pada tahun 2006 yang terjadi sebanyak delapan puluh kasus dan kasus tersebut telah diselesaikan seluruhnya. Hal ini berarti persentase tingkat keberhasilan penyelesaian kasus kejahatan konvensional pada tahun 2006 di kecamatan Bogor Barat mencapai 100 %. Melalui informasi ini, tingkat keberhasilan penyelesaian kasus kejahatan yang terjadi dapat diketahui oleh pihak kepolisian.

• Administrator

Fungsi yang dapat diakses oleh administrator adalah fungsi input, edit, dan hapus data, serta mencetak laporan polisi. Data agenda, BaminOps, KaSPK, komentar, laporan harian, dan user merupakan data

adanya menu ubah dan hapus akan mempermudah pengguna dalam memasukkan input baru ke dalam basis data apabila terjadi kesalahan masukan.

b. Pengujian Sistem

Pada tahap ini juga dilakukan pengujian fungsi-fungsi SIPILAB dengan menggunakan metode black box. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mencari kesalahan pada sistem dan mengetahui sejauh mana sistem dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan pengguna. Tabel 3 adalah tabel pengujian untuk beberapa kasus pada sistem.

Tabel 3 Pengujian black box

Kasus Uji Menu yang diuji Tampilan

Informasi

- Depan - Komentar - Visi dan Misi - Kode Etik - TBCP - Struktur - BagOps - Agenda - JTP - PTP - Peta Bogor - Peta kelurahan per kecamatan - Grafik - Data agenda - Data lap_harian - Data kejahatan - Data pelapor - Data korban - Data pelaku - Data saksi - Data user - Data BaminOps - Data KaSPK - Laporan Polisi Validasi Login - Login administrator

- Login anggota kepolisian Pencarian Data - Data agenda

- Data BaminOps - Data KaSPK - Data komentar - Data laporan harian

(26)

Kasus Uji Menu yang diuji - Data User - Data JTP dan PTP - Peta kecamatan - Peta kelurahan per kecamatan - Grafik Pengiriman komentar - Komentar Proses tambah, ubah dan hapus data - Agenda - BaminOps - KaSPK - Hapus komentar - Lap_harian - Kejahatan - Pelapor - Korban - Pelaku - Saksi - User

Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh menu telah berfungsi sesuai harapan. Hasil lengkap pengujian dapat dilihat pada Lampiran 10. Selain itu, sistem telah diuji dengan menggunakan browser Internet Explorer 6.0 dan Mozilla Firefox. Fungsi-fungsi yang terdapat pada SIPILAB apabila dijalankan pada kedua browser tersebut dapat berjalan dengan baik.

Untuk mengetahui sejauh mana sistem operasional yang dibangun sesuai dengan keinginan pengguna, maka dilakukan survei dalam bentuk kuisioner. Kuisioner ini diberikan kepada sepuluh orang staf Polresta Bogor. Berdasarkan hasil kuisioner, sistem yang dibangun dapat disimpulkan hampir memenuhi setiap kriteria yang diinginkan pengguna. Hal ini dikarenakan penilaian baik sekali yang tidak mencapai 100% serta tidak adanya penilaian yang kurang atau kurang sekali dari hasil tersebut. Hasil dari kuisioner terdapat pada Lampiran 17 dan 18.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi web yang menampilkan informasi kejahatan konvensional yang berada di kota Bogor. Informasi yang ditampilkan berupa data teks, peta, dan grafik. Pewarnaan pada peta mencirikan tingkat kerawanan setiap kecamatan dan kelurahan. Semakin tinggi intensitas warna maka semakin banyak pula kejahatan yang terjadi. Berdasarkan tampilan grafik, setiap jenis kejahatan baik per kecamatan, kelurahan, dan dalam pola waktu tertentu yang sering terjadi akan lebih terlihat, sehingga diharapkan ada tindak lanjut dari

Kepolisian terhadap daerah yang sering terjadi kriminalitas. Sebagai tambahan informasi, ditampilkan pula data hasil perhitungan jumlah tindak pidana dan penyelesaiannya berdasarkan bulan dan tahun pada kecamatan atau kelurahan tertentu. Selain itu, disediakan format laporan polisi yang bisa langsung dicetak berdasarkan nomor polisi (Nopol) tertentu. Dengan demikian, sistem ini diharapkan dapat memudahkan kepolisian untuk memperoleh data kejahatan konvensional secara cepat.

Saran

Aplikasi SIPILAB ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mempersempit daerah yang bisa ditampilkan oleh peta seperti RT dan RW serta memperluas kajian jenis kejahatan, seperti penambahan jenis kejahatan transnasional, kejahatan yang berimplikasi kontijensi, dan kejahatan terhadap kekayaan negara. Selain itu, penambahan fungsi grafik seperti tren pola kejahatan umum dan kejahatan spesifik setiap tiga tahun sekali akan menambah informasi bermanfaat lainnya bagi kepolisian. Aplikasi ini akan menjadi lebih baik apabila dibuat sebagai aplikasi SIG temporal. Dengan demikian, setiap perubahan yang terjadi seperti adanya perluasan daerah tertentu dapat diatasi.

DAFTAR PUSTAKA

Barus B, Wiradisastra US. 2000. Sistem Informasi Geografis : Sarana Manajemen Sumberdaya. Bogor : Fakultas Pertanian, IPB.

Connolly TM, Begg CE. 2002. Database Systems: A Practical Approach to Design, implementation, and Management – Third Edition. USA : Addison Wesley.

Greenspan J, Bulger B. 2001. MySQL/PHP Database Applications. New Delhi :IDG Books India(P) Ltd.

McLeod R. 2001. Sistem Informasi Manajemen - Jilid 1 Edisi Ketujuh Versi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Prenhalllindo.

O’Brien J. 1999. Management Information System. New York : McGraw-Hill. Prihatna H. 2005. Kiat Praktis Menjadi

Webmaster Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sommerville I. 2001. Software Engineering – 6th Edition. Essex : Addison-Wesley.

(27)
(28)

1 Bogor Utara Tegalgundil Polygon

2 Bogor Utara Bantarjati Polygon

3 Bogor Utara Kedunghalang Polygon

4 Bogor Utara Ciparigi Polygon

5 Bogor Utara Cibuluh Polygon

6 Bogor Utara Ciluar Polygon

7 Bogor Utara Tanahbaru Polygon

8 Bogor Utara Cimahpar Polygon

9 Bogor Timur Baranangsiang Polygon

10 Bogor Timur Sukasari Polygon

11 Bogor Timur Katulampa Polygon

12 Bogor Timur Sindangsari Polygon 13 Bogor Timur Sindangrasa Polygon

14 Bogor Timur Tajur Polygon

15 Bogor Selatan Lawanggintung Polygon 16 Bogor Selatan Batutulis Polygon 17 Bogor Selatan Bondongan Polygon

18 Bogor Selatan Empang Polygon

19 Bogor Selatan Pamoyanan Polygon 20 Bogor Selatan Ranggamekar Polygon 21 Bogor Selatan Mulyaharja Polygon

22 Bogor Selatan Cikaret Polygon

23 Bogor Selatan Bojongkerta Polygon 24 Bogor Selatan Rancamaya Polygon 25 Bogor Selatan Kertamaya Polygon 26 Bogor Selatan Harjasari Polygon 27 Bogor Selatan Muarasari Polygon

28 Bogor Selatan Genteng Polygon

29 Bogor Selatan Pakuan Polygon

30 Bogor Selatan Cipaku Polygon

31 Bogor Barat Menteng Polygon

32 Bogor Barat Sindangbarang Polygon

33 Bogor Barat Bubulak Polygon

34 Bogor Barat Margajaya Polygon

35 Bogor Barat Balumbangjaya Polygon

36 Bogor Barat Situgede Polygon

37 Bogor Barat Semplak Polygon

38 Bogor Barat Cilendek Barat Polygon 39 Bogor Barat Cilendek Timur Polygon

40 Bogor Barat Curugmekar Polygon

41 Bogor Barat Curug Polygon

42 Bogor Barat Pasirjaya Polygon

43 Bogor Barat Pasirkuda Polygon

44 Bogor Barat Pasirmulya Polygon

45 Bogor Barat Gunungbatu Polygon

46 Bogor Barat Loji Polygon

47 Bogor Tengah Babakan Polygon

48 Bogor Tengah Sempur Polygon

49 Bogor Tengah Tegalega Polygon

50 Bogor Tengah Babakanpasar Polygon

51 Bogor Tengah Gudang Polygon

52 Bogor Tengah Paledang Polygon

(29)

66 Tanah Sareal Kencana Polygon

67 Tanah Sareal Kayumanis Polygon

68 Tanah Sareal Cibadak Polygon

Lampiran 2 Hubungan antara fungsi sistem dan kebutuhan pengguna

No Fungsi Aktor Deskripsi

1 Menampilkan Informasi Umum

Anggota Kepolisian Informasi umum bisa diakses oleh pengguna umum yaitu polisi di Kepolisian Resort Kota Bogor tetapi tanpa bisa mengubah informasi didalamnya.

2 Informasi Agenda Anggota Kepolisian SIPILAB menyediakan fasilitas untuk mempermudah kepolisian dalam mengetahui agenda, baik yang berlangsung pada saat ini ataupun yang akan datang.

3 Input Komentar Anggota Kepolisian SIPILAB menyediakan fasilitas untuk mengirimkan komentar. Komentar ini ditampilkan di dalam textarea pada halaman Depan secara langsung.

4 Pewarnaan peta Anggota Kepolisian SIPILAB mampu menampilkan peta dengan warna-warna tertentu berdasarkan jumlah kejahatan pada setiap kecamatan dan kelurahan sehingga mempermudah kepolisian dalam membandingkan banyaknya kejahatan antarkecamatan atau antarkelurahan. 5 JTP dan PTP Anggota Kepolisian Untuk mempermudah perhitungan jumlah

tindak pidana kejahatan berikut jumlah penyelesaiannya, maka SIPILAB dapat melakukan perhitungan JTP dan PTP secara otomatis berdasarkan bulan atau tahun yang dipilih oleh polisi.

6 Grafik Anggota Kepolisian Gambar grafik pada SIPILAB mempermudah kepolisian dalam melihat dan membandingkan banyak tindak pidana secara visual.

7 Pencarian Admin Untuk mempermudah mencari informasi

mengenai data tertentu, SIPILAB menyediakan fasilitas pencarian.

8 Tambah, Ubah, dan Hapus

Admin Administrator mempunyai otoritas untuk menambah, menghapus, atau mengubah data.

(30)

Lampiran 3 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Anggota Kepolisian 1. Tambah Komentar kriminalitas 2. Peta Bogor 5. Peta Kecamatan 3. Lihat Grafik Bogor 9. Lihat Grafik Kelurahan 6. Lihat Grafik Kecamatan 4. Lihat JTP PTP Bogor 7. Lihat JTP PTP Kecamatan 10. Lihat JTP PTP Kelurahan 8. Lihat Data Kelurahan data komentar Analisis Grafik Bogor kecamatan Grafik kecamatan kelurahan Grafik kelurahan JTP PTP Bogor JTP PTP kecamatan JTP PTP kelurahan Simpan komentar Ambil komentar Ambil data kejahatan Admin 16. User 11. Agenda 15. Laporan Harian 14. Menghapus Komentar 12. Bamin Ops 13. Ka SPK Hapus komentar Tampil grafik Bogor Tampil peta Bogor Tampil JTP PTP Bogor Tampil JTP PTP kecamatan Tampil peta kecamatan Tampil grafik kecamatan Tampil JTP PTP kelurahan Tampil data kelurahan Tampil grafik kelurahan Ambil data Bamin Ambil data KaSPK Ambil data komentar Tampil komentar Ambil data laporan Ambil data user Ambil data agenda Hapus Data komentar Manipulasi agenda Manipulasi user Manipulasi laporan harian Manipulasi bamin ops Manipulasi Ka SPK Data hasil manipulasi Data hasil manipulasi Status penghapusan data komentar Data hasil manipulasi Data hasil manipulasi Data hasil manipulasi

(31)
(32)

Lampiran 3 (Lanjutan) Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Proses 13 13.1 Tambah KaSpk 13.2 Menghapus KaSpk 13.3 Ubah KaSpk Hapus data KaSpk Manipulasi KaSpk Masukkan data KaSpk kriminalitas Simpan data KaSpk Hapus KaSpk Ubah data KaSpk 13.4 Cari KaSpk Cari data KaSPK Ambil data KaSPK Admin Status penambahan Data KsSPK Status penghapusan Data KaSPK Status perubahan Data KaSPK Hasil pencarian Data KaSPK

(33)

Lampiran 4 Flowchart SIPILAB halaman anggota kepolisian Start Selesai Tambah Menu Data Komentar Simpan data komentar Informasi umum Peta Bogor Peta kecamatan per kelurahan Data laporan per kelurahan Grafik Bogor Grafik Kecamatan Grafik Kelurahan JTP PTP Bogor JTP PTP Kecamatan JTP PTP Kelurahan

(34)
(35)

8 Korban IdKorban Berisi data korban kejahatan

9 Ks IdKS Berisi data jenis kejahatan dalam

bentuk spesifik

10 Ku IdKU Berisi data jenis kejahatan dalam

bentuk umum

11 Lap_harian Nopol Berisi data laporan harian

12 Pelaku IdPelaku Berisi data pelaku kejahatan

13 Pelapor IdPelapor Berisi data pelapor kejahatan

14 Pengguna Username Berisi data pengguna SIPILAB

15 Pola_waktu IdWaktu Berisi data pola waktu kejadian

16 Saksi IdSaksi Berisi data saksi kejahatan

Lampiran 5.1 Tabel Agenda

Nama : agenda

Deskripsi : tabel ini berisi data agenda acara/ kegiatan kepolisian

Primary Key : IdAcara

Foreign Key :

-No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi

1 IdAcara int tidak Id acara

2 Acara varchar tidak Nama acara

3 TempatAcr varchar tidak Tempat acara itu dilaksanakan

4 TglAcr date tidak Tanggal acara dilaksanakan

5 JamAcr time tidak Jam acara dilaksanakan

6 KetAcr text ya Keterangan acara yang lainnya

7 UpdateUsr varchar tidak Id pengguna kali terakhir memasukkan

input Lampiran 5.2 Tabel BaminOps

Nama : BaminOps

Deskripsi : tabel ini berisi data polisi bagian administrasi operasional

Primary Key : NrpBamin

Foreign Key :

-No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi

1 NrpBamin int tidak Nrp polisi bagian BaminOps

2 NamaBamin varchar tidak Nama polisi bagian BaminOps

3 PangkatBamin varchar tidak Pangkat polisi BaminOps

4 UpdateUsr varchar tidak Id pengguna kali terakhir memasukkan

(36)

Lampiran 5.3 Tabel KaSPK

Nama : KaSPK

Deskripsi : tabel ini berisi data polisi Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (Ka SPK)

Primary Key : NrpSPK

Foreign Key :

-No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi

1 NrpSPK int tidak Nrp polisi Ka SPK

2 NamaSPK varchar tidak Nama polisi Ka SPK

3 PangkatSPK varchar tidak Pangkat polisi Ka SPK

4 UpdateUsr varchar tidak Id pengguna kali terakhir memasukkan

input Lampiran 5.4 Tabel Kecamatan

Nama : kecamatan

Deskripsi : tabel ini berisi data kecamatan

Primary Key : IdKecamatan

Foreign Key :

-No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi

1 IdKecamatan int tidak Id kecamatan

2 Kecamatan varchar tidak Nama kecamatan

3 KoorKecamatan text tidak Koordinat kecamatan

Lampiran 5.5 Tabel Kejahatan

Nama : kejahatan

Deskripsi : tabel ini berisi data kejahatan yang terjadi

Primary Key : IdAcara

Foreign Key : Nopol, IdKS

No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi

1 IdKejahatan int tidak Id kejahatan

2 IdKS varchar tidak Id kejahatan spesifik

3 Nopol varchar tidak Nomor laporan

4 UpdateUsr varchar tidak Id pengguna kali terakhir memasukkan

input Lampiran 5.6 Tabel Kelurahan

Nama : kelurahan

Deskripsi : tabel ini berisi data kelurahan kota Bogor

Primary Key : IdKelurahan

Foreign Key : IdKecamatan

No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi

1 IdKelurahan int tidak Id kelurahan

2 Kelurahan varchar tidak Nama kelurahan

3 IdKecamatan int tidak Id kecamatan

4 KoorKelurahan text tidak Koordinat kelurahan

Lampiran 5.7 Tabel Komentar

Nama : komentar

Deskripsi : tabel ini berisi data komentar

Primary Key : IdKomentar

(37)

2 NamaKorban varchar tidak Nama korban

3 UmurKorban int tidak Umur korban

4 PkrjaanKorban varchar tidak Pekerjaan korban

5 JKKorban int tidak Jenis kelamin korban

6 WNKorban varchar tidak Warha negara korban

7 AgmKorban varchar tidak Agama korban

8 AlmtKorban varchar tidak Alamat korban

9 Nopol varchar tidak Nomor laporan

10 KetKorban text ya Keterangan korban lainnya

11 UpdateUsr varchar tidak Id pengguna kali terakhir memasukkan

input Lampiran 5.9 Tabel Ks

Nama : ks

Deskripsi : tabel ini berisi jenis kejahatan dalam bentuk spesifik

Primary Key : IdKS

Foreign Key : IdKU

No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi

1 IdKS char tidak Id kejahatan spesifik

2 KS varchar tidak Jenis kejahatan spesifik

3 IdKU char tidak Id kejahatan umum

Lampiran 5.10 Tabel Ku

Nama : ku

Deskripsi : tabel ini berisi jenis kejahatan dalam bentuk umum

Primary Key : IdKU

Foreign Key :

-No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi

1 IdKU char tidak Id kejahatan umum

2 KU varchar tidak Jenis kejahatan umum

3 KetKU varchar tidak Keterangan jenis kejahatan

Lampiran 5.11 Tabel Lap_harian

Nama : lap_harian

Deskripsi : tabel ini berisi data laporan harian

Primary Key : Nopol

Foreign Key : IdKelurahan, IdWaktu, NrpSPK, NrpBamin

No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi

1 Nopol varchar tidak Nomor laporan

(38)

No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi 3 JamKejadian time tidak Waktu ketika kejahatan terjadi

4 IdWaktu int tidak Id Waktu

5 TglLaporan date tidak Tanggal ketika kejahatan dilaporkan

6 JamLaporan time tidak Waktu ketika kejahatan dilaporkan

7 TKP varchar tidak Tempat kejadian perkara

8 IdKelurahan int tidak Id kelurahan

9 ApaYgTerjadi text tidak Apa yang terjadi di TKP

10 Bgmnterjadi text tidak Bagaimana terjadinya kejahatan

11 Pasal text tidak Pasal yang dilanggar

12 BarangBukti text tidak Barang bukti kejahatan yang

ditemukan

13 Tindakan text tidak Tindakan yang dilakukan polisi setelah

ada pelaporan kejahatan

14 MO varchar tidak Modus operandi

15 Penyelidik varchar tidak Penyelidik kasus kejahatan

16 NrpSPK int tidak Nrp polisi Ka SPK

17 NrpBamin int tidak Nrp polisi bagian BaminOps

18 Status varchar tidak Status laporan

19 KetLaporan text tidak Keterangan laporan lainnya

20 Model char tidak Model laporan

21 UpdateUsr varchar tidak Id pengguna kali terakhir memasukkan

input Lampiran 5.12 Tabel Pelaku

Nama : pelaku

Deskripsi : tabel ini berisi data pelaku

Primary Key : IdPelaku

Foreign Key : Nopol

No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi

1 IdPelaku int tidak Id pelaku

2 NamaPelaku varchar tidak Nama pelaku

3 UmurPelaku int tidak Umur pelaku

4 PkrjaanPelaku varchar tidak Pekerjaan pelaku

5 JKPelaku int tidak Jenis kelamin pelaku

6 WNPelaku varchar tidak Warha negara pelaku

7 AgmPelaku varchar tidak Agama pelaku

8 AlmtPelaku varchar tidak Alamat pelaku

9 Nopol varchar tidak Nomor laporan

10 KetPelaku text ya Keterangan pelaku lainnya

11 UpdateUsr varchar tidak Id pengguna kali terakhir memasukkan

input Lampiran 5.13 Tabel Pelapor

Nama : pelapor

Deskripsi : tabel ini berisi data pelapor

Primary Key : IdPelapor

Foreign Key : Nopol

No Nama field Tipe Boleh NULL Deskripsi

1 IdPelapor int tidak Id pelapor

2 NamaPelapor varchar tidak Nama pelapor

3 UmurPelapor int tidak Umur pelapor

4 PkrjaanPelapor varchar tidak Pekerjaan pelapor

Gambar

Gambar 1 merepresentasikan arsitektur aplikasi web.
Gambar 5 Diagram Konteks.
Gambar 6 Peta rancangan pertama.
Gambar 10. Pencarian peta bukutamu, user, dan laporan harian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Negara tempat si pelaku kejahatan itu berada tidak boleh menangkap ataupun menahan orang yang bersangkutan, sepanjang keberadaannya di negara itu tidak bertentangan dengan

Menurut Sari dan Adhariani (2009) dalam penelitian Brilianti (2013) pilihan metode akuntansi yang terdapat dalam SAK akan berpengaruh terhadap angka yang disajikan dalam

melaksanakan refleksi pembelajaran dengan alasan takut dikoreksi dan dinilai oleh peserta didik. Namun, sesungguhnya masalah ini biasanya berakar pada ketidaksanggupan guru

Lampiran 10 Kuesioner mengenai Pengaruh Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada CV Anugerah Kencana Motor

(4) Krisis Strategi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan perubahan yang terjadi pada tahapan proses kegiatan yang akan/sedang dilakukan oleh organisasi

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dijelaskan pada Pasal 1 bahwa Penyelidikan adalah serangkaian tindakan

Pada studi kasus perbandingan waktu yang digunakan menyelesaikan batik dengan latar warna tua dan warna muda adalah kurang lebih 1: 4 sehingga dapat dianggap dari 8 jam waktu

Oleh karena usaha klinik kesehatan bersama merupakan institusi yang relatif baru diselenggarakan di Indonesia, sehingga dalam sistem hukum di Indonesia dapat dilihat ada