• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teknologi Informasi (Information technology) biasa disebut TI, IT atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. Teknologi Informasi (Information technology) biasa disebut TI, IT atau"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (Information technology) biasa disebut TI, IT atau infotech. Beberapa ahli IT telah medefinisikan beberapa pengertian mengenai teknologi informasi.

Menurut Kadir & Triwahyuni (2011:2), teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.

Teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data (Darmawan, 2012:47).

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan gabungan perangkat keras dan perangkat lunak dengan jalur komunikasi untuk mengolah, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, menampilkan dan memanipulasi data, suara, dan video.

2.1.2 Internet

Internet merupakan contoh sebuah jaringan komputer. Jaringan ini menghubungkan jutaan komputer yang tersebar di seluruh dunia. Yang menarik, siapapun dapat terhubung ke dalam jaringan ini (Kadir & Triwahyuni, 2011:444).

(2)

Menurut Rainer & Cegielski (2011:518), internet adalah jaringan global yang menghubungkan sekitar satu juta organisasi jaringan komputer pada lebih dari dua ribu negara pada semua benua.

Maka, dapat disimpulkan bahwa internet adalah jaringan yang dapat menghubungkan siapapun dari jutaan organisasi jaringan komputer di seluruh dunia.

2.1.3 Sistem Informasi

Sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Menurut Yakub (2012:17), sistem informasi adalah suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan aliran informasi.

Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari kompnen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi (Ladjamudin, 2013:13).

Berdasarkan teori di atas, maka sistem informasi dapat disimpulkan sebagai suatu komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan untuk menyajikan informasi.

2.1.3.1 Sumber Daya Sistem Informasi

Menurut Yakub (2012:21), Sistem informasi memiliki lima sumber daya dasar, yaitu : sumber daya manusia,

(3)

perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data dan jaringan.

a. Sumber Daya Manusia

Sistem daya manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan semua sistem informasi. Sumber daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar sistem informasi ;

1. Pemakai akhir, adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan sistem tersebut. Pemakai akhir dapat berupa pelanggan, tenaga penjualan, teknisi, staf administrasi, akuntan, dan para manajer.

2. Pakar sistem informasi, adalah orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi. Pakar sistem informasi ini meliputi sistem analis, programmer, operator, dan personil tingkat manajerial, teknisi dan staf administrasi lainnya.

b. Sumber Daya Hardware

Sumber daya hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Sumber daya ini meliputi sistem komputer dan perlengkapan lainnya.

(4)

c. Sumber Daya Software

Sumber daya software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Sumber daya ini meliputi sistem software, software aplikasi, dan prosedur.

1. Software sistem, seperti program sistem operasi yang mengendalikan serta mendukung operasi sistem komputer.

2. Software aplikasi, yang memprogram pemroresan langsung dari penggunaan tertentu komputer oleh pemakai akhir, misalnya : program penjualan, penggajian, dan pengolahan data.

3. Prosedur, perintah bagi orang-orang yang akan menggunakan sistem informasi, misalnya : perintah untuk mengisi formulir atau menggunakan software.

d. Sumber Daya Data

Sumber daya data yang harus dikelola secara efektif agar dapat memberikan manfaat para pemakai akhir dalam sebuah organisasi.

1. Data alfanumerik, yang terdiri dari angka dan huruf yang menjelaskan bisnis.

2. Data teks, terdiri dari kalimat dan paragraf yang digunakan dalam menulis komunikasi.

(5)

3. Data gambar, seperti bentuk grafik dan angka, gambar video.

4. Data audio, seperti suara manusia, dan suara lainnya.

e. Sumber Daya Jaringan

Sumber daya jaringan yang menekankan bahwa teknologi komunikasi dan jaringan, meliputi media komunikasi dan dukungan jaringan.

1. Media komunikasi, yang meliputi kabel twisted pair, kabel tembaga dan optical fiber, serta teknologi gelombang mikro, selular dan satelit.

2. Dukungan jaringan, yang menekankan bahwa hardware, software dan teknologi dibutuhkan untuk mendukung operasi dan penggunaan jaringan, misalnya : model dan lain-lain.

2.1.4 e-Business

e-Business mencakup proses pembelian, penjualan, transfer atau pertukaran produk, layanan, serta pelayanan kepada pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis, e-tailing, dan transaksi elektronik dalam perusahaan melalui internet. Pengertian paling sederhana, e-Business adalah penggunaan teknologi internet untuk meningkatkan dan mengubah bentuk proses bisnis utama (Yakub, 2012:126).

Sedangkan menurut Rainer & Cegielski (2011:201), e-Business adalah konsep melayani pelanggan, berkolaborasi dengan mitra bisnis dan melakukan transaksi elektronik dalam sebuah organisasi.

(6)

Dapat disimpulkan bahwa, e-Business adalah proses transaksi jual-beli, transfer produk, layanan kepada pelanggan, serta berkolaborasi dengan mitra bisnis dalam sebuah organisasi melalui internet.

2.1.4.1Dampak e-Business Terhadap Praktik Bisnis

Penerapan e-Business berdampak besar terhadap prkatik bisnis dalam menyempurnakan direct marketing, mentransformasi organisasi, dan mendefinisikan organisasi. E-business berdampak pada akselerasi pertumbuhan direct marketing yang secara tradisional berbasis mail order dan telemarketing (Yakub, 2012:129). Kemunculan e-Business memberikan beberapa dampak positif bagi aktivitas pemasaran, diantaranya :

1. Memudahkan promosi produk dan jasa secara interaktif melalui saluran komunikasi langsung lewat internet.

2. Menciptakan saluran distribusi baru yang dapat menjangkau lebih banyak pelanggan di hampir semua belahan dunia.

3. Memberikan penghematan signifikansi dalam hal biaya pengiriman informasi dan produk terdigitalisasi.

4. Menekan waktu siklus dan tugas-tugas administratif, terutama untuk pemasaran internasional mulai dari pesanan hingga pengiriman produk.

(7)

5. Layanan pelanggan yang lebih responsif dan memuaskan karena pelanggan dapat mendapatkan informasi lebih rinci dan respon cepat secara online. 6. Memudahkan aplikasi one to one atau direct

advertising yang lebih efektif dibandingkan mass advertising.

7. Menghemat biaya dan waktu dalam menangani pesanan, karena sistem pemesanan elektronik memungkinkan pemrosesan yang lebih cepat dan akurat.

8. Menghadirkan pasar maya (virtual) sebagai komplemen pasar tradisional (marketplace).

2.1.5 Marketing

Selama ini, pengertian marketing sering disamakan dengan “penjualan”. Pada kenyataannya, “penjualan” hanyalah salah satu kegiatan dalam pemasaran atau marketing.

Menurut Anggen (2012:4), marketing adalah cara untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan masyarakat yang berada dalam target pasar serta berusaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan masyarakat dengan melakukan pertukaran yang saling menguntungkan.

Sedangkan menurut Pride & Ferrell (2012:4), marketing adalah proses menciptakan, mendistribusikan, mempromosikan, dan memberi harga barang, pelayanan, dan ide untuk memfasilitasi hubungan pertukaran yang memuaskan dengan pelanggan dan mengembangkan dan memelihara

(8)

hubungan baik dengan pemangku kepentingan dalam lingkungan yang dinamis.

Simpulan dari dua teori tersebut yaitu, proses untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan masyarakat dengan menciptakan, menawarkan, mendistribusikan, dan mempromosikan barang, serta memberi pelayanan dan ide untuk memfasilitasi pertukaran sesuatu yang bernilai satu sama lain untuk memuaskan pelanggan.

2.1.6 Social Marketing

Social Marketing menurut Cugelman, Thelwall, & Dawes (2011), adalah penggunaan prinsip-prinsip pemasaran dan teknik untuk mempengaruhi target pemirsa untuk secara sukarela menerima, menolak, memodifikasi, atau meninggalkan perilaku untuk kepentingan individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan.

Menurut Lefebvre (2012), social marketing adalah penerapan prinsip-prinsip pemasaran untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan kesejahteraan rakyat

Maka, dapat disimpulkan bahwa social marketing adalah prinsip-prinsip pemasaran untuk mempengaruhi masyarakat agar secara sukarela menerima, menolak, atau meninggalkan perilaku untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan kesejahteraan rakyat.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Metodologi Penelitian

Sugiyono (2013: 3), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

(9)

Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara Ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah, misalnya mencari uang yang hilang, atau provokator, atau tahanan yang melarikan diri melalui paranormal). Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

2.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2013:187) menyatakan bahwa apabila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket) dan observasi (pengamatan).

2.2.2.1 Interview

Menurut Creswewll dikutip dalam buku Sugiyono, wawancara dalam penelitian survey dilakukan oleh peneliti dengan cara merekam jawaban atas pertanyaan yang diberikan responden. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden dengan pedoman wawancara, mendengarkan atas jawaban, mengamati perilaku dan merekam semua respon dari semua yang di survey.

(10)

2.2.2.2 Kuesioner

Menurut Creswewll dikutip dalam buku Sugiyono, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana partisipan/responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti.

2.2.2.3 Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek – obyek alam yang lain.

2.2.3 Variabel Penelitian

Sugiyono (2013:63) menjelaskan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapata dikatakan variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain.

Sugiyono (2013:64) menjelaskan, menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam – macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:

(11)

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut juga sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen

Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut juga variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas).

3. Variabel Moderator

Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderator disebut juga sebagai variabel independen kedua. Contohnya hubungan perilaku suami dan isteri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang.

4. Variabel Intervening

Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/ antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga

(12)

variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

5. Variabel Kontrol

Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

2.2.4 Hipotesis

Sugiyono (2013:99) menjelaskan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitan. Dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat dinyatakan juga sebagai jawaban teoristis terhadap rumusan masalah penelitian.

2.2.4.1 Bentuk - Bentuk Hipotesis

Sugiyono (2013:102) menyatakan bentuk–bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya rumusan masalah penelitian ada 3 yaitu: deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif (Hubungan). Oleh

(13)

karena itu, bentuk hipotesis juga ada tiga yaitu: hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif .

a) Hipotesis Deskriptif

Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif yaitu berkenaan dengan variabel mandiri.

b) Hipotesis Komparatif

Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.

c) Hipotesis Asosiatif

Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

2.2.5 Populasi

Sugiyono (2013:119) menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda alam lainnya. Juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki subyek/ obyek ini.

(14)

2.2.6 Sampel

Sugiyono (2013:120) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul betul representatif (mewakili).

2.2.7 Teknik Sampling

Sugiyono (2013:121) menjelaskan teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai macam teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.

2.2.7.1 Probability Sampling

Sugiyono (2013:122) menjelaskan Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik Probability Sampling ini meliputi :

a) Simple Random Sampling

Teknik ini dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan

(15)

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

b) Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.

c) Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proposional.

d) Cluste Sampling (Area Sampling)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang ditetapkan.

2.2.7.2 Nonprobability Sampling

Sugiyono (2013:125) menjelaskan Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atay anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :

(16)

a) Sampling Sistematis

Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberikan nomor urut.Misal anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota diberi nomor urut (1 - 100), Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu.

b) Sampling Kuota

Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri – ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Contohnya, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam izin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, kalau pengumpulan data belum didasarkan 500 orang maka penelitian dipandang belum selesai.

c) Sampling Insidential

Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. d) Sampling Purposive

Adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya, akan melakukan

(17)

penelitian tentang kualitas makanan maka sampel sumber datanya adalah ahli masakan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

e) Sampling Jenuh

Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi yang digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan apabila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.

f) Snowball Sampling

Adalah teknik penentuan sampel yang mula– mula jumlahnya kecil lalu kemudian semakin membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang inibelum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tau dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya.

2.2.8 Menentukan Ukuran Sampel

Menurut Sugiyono (2013:127), jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, makin besar kesalahan generalisasi. Berikut ini diberikan salah satu contoh menghitung jumlah sampe dari populasi yang diketahui jumlahnya dengan rumus Isaac dan Michael yang

(18)

berguna untuk menentukan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Rumus Isaac dan Michael ditunjukan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Rumus Menentukan Sampel

Tabel 2.1 Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Taraf Kesalahan 1%, 5%, dan 10% N Siginifikasi N Siginifikasi N Siginifikasi 1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10% 10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247 15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248 20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251 25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254 30 29 28 28 340 225 172 151 4500 578 323 255 35 33 32 32 360 234 177 155 5000 586 326 257 40 38 36 36 380 242 182 158 6000 598 329 259 45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261 50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263 55 51 48 46 440 265 195 168 9000 613 334 263 60 55 51 49 460 272 198 171 10000 618 335 263 65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266 70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267 75 67 62 59 550 301 213 182 30000 649 344 268 80 71 65 62 600 315 221 187 40000 563 345 269 85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269 90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270 95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270 100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270 110 94 84 78 850 373 247 205 200000 661 347 270 120 102 89 83 900 382 251 208 250000 662 348 270 130 109 95 88 950 391 255 211 300000 662 348 270 140 116 100 92 1000 399 258 213 350000 662 348 270

(19)

N Siginifikasi N Siginifikasi N Siginifikasi 1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10% 150 122 105 97 1100 414 265 217 400000 662 348 270 160 129 110 101 1200 427 270 221 450000 663 348 270 170 135 114 105 1300 440 275 224 500000 663 348 270 180 142 119 108 1400 450 279 227 550000 663 348 270 190 148 123 112 1500 460 283 229 600000 663 348 270 200 154 127 115 1600 469 286 232 650000 663 348 270 210 160 131 118 1700 477 289 234 700000 663 348 270 220 165 135 122 1800 485 292 235 750000 663 348 270 230 171 139 125 1900 492 294 237 800000 663 348 271 240 176 142 127 2000 498 297 238 850000 663 348 271 250 182 146 130 2200 510 301 241 900000 663 348 271 260 187 149 133 2400 520 304 243 950000 663 348 271 270 192 152 135 2600 529 307 245 1000000 664 349 271 ∞ 664 349 272 (Sumber : Sugiyono, 2013) 2.2.9 Skala Pengukuran

Sugiyono (2013:135) menjelaskan skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran dapat menghasilkan data kuantitatif.

2.2.9.1 Macam – Macam Skala Pengukuran

Sugiyono (2013:136) menyatakan bahwa terdapat empat macam skala pengukuran, yakni :

1. Skala Likert

Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata, antara-lain:

(20)

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu – Ragu d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju 2. Skala Guttman

Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu: “ya-tidak”; “positif-negatif”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah” dan lain-lain.

3. Semantic Differensial

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun cheklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya “sangat positif” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya.

4. Rating Scale

Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitaifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

Sekaran & Bougie (2010:141) menyatakan bahwa ada 4 tipe skala pengukuran, yaitu:

(21)

1. Nominal

Skala nominal adalah suatu pengukuran yang memungkinkan peneliti untuk mengelompokkan berdasarkan kategori atau grup. Misalnya variable dari jenis kelamin, responden dapat dikelompokkan ke dalam 2 kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Kedua grup ini dapat diberikan nomor kode 1 dan 2.

2. Ordinal

Skala ordinal tidak hanya mengkategorisasikan variabel, tetapi juga membuat urutan dari kategori, misalnya urutan dari paling baik ke paling buruk, serta nomor 1, 2, 3, dan seterusnya.

3. Interval

Skala interval tidak hanya membuat urutan, juga menyediakan informasi dari beberapa variable yang berbeda, misalnya kepuasan seseorang terhadap pelayanan suatu jasa dapat diberi skala interval 1-2-3-4-5, dimana nilai:

1: Sangat tidak puas 2: Tidak puas 3: Biasa 4: Puas 5: Sangat puas 4. Ratio

Skala ratio yaitu skala yang dapat memberi arti perbandingan / perkalian.

(22)

2.2.10 Instrumen penelitian

Sugiyono (2013:147) menjelaskan instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang akan diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian.

2.2.10.1 Validitas

Sugiyono (2013: 168) menyatakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

2.2.10.2 Reliabilitas

Sugiyono (2013:168) menyatakan bahwa reliabilitas adalah instrumen bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh instrumen yang tidak reliabel/konsisten.

2.2.10.3 Teknik Korelasi Produk Moment

Menurut Sugiyono (2012:153), produk moment adalah teknik korelasi untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu dependen.

Menurut Sugiyono (2012:183), teknik korelasi produk momen dapat dirumuskan sebagai berikut:

(23)

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi (-1 ≤ r ≥ + 1), dimana: x = Variabel Bebas

y = Variabel Terikat n = Jumlah Sampel

2.2.10.4 Teknik Analisis Regresi

Menurut Sugiyono (2012:153), analisis regresi digunakan untuk prediksi, bagaimana perubahan nilai dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (manipulasi).

Menurut Sugiyono (2012:188), analisis regresi linear dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + bX Keterangan:

Y = Variabel terikat X = Variabel bebas a = Nilai konstan

b = Koefisien arah regresi

2.2.11 Produk 3C (Computer, Communication, Consumer-Electronics)

Produk 3C adalah istilah untuk produk industri komputer yang berkembang secara cepat dengan dipengaruhi oleh teknologi internet (Chen,

(24)

2011). Produk 3C merupakan industri yang sangat kompetitif, sehingga produsen harus sangat sensitif untuk menghadapi perubahan pasar yang cepat.

2.3 Variabel Penelitian yang Digunakan

Gambar 2.1 Research model (Sumber: Chen, 2011)

2.3.1 Technology Readiness

Parasuraman (2000) mendefinisikan bahwa Technology Readiness sebagai kecenderungan orang untuk menerima dan menggunakan teknologi baru untuk mencapai tujuan dalam kehidupan sehari-sehari dan pekerjaan. Parasuraman dan Colby (2001) menjabarkan empat dimensi untuk mengukur Technology Readiness indeks yaitu The Optimism, The Innovatiness, The Discomfort, The Insecurity.

2.3.1.1 The Optimism

Pandangan positif pada teknologi baru, dan itu berarti bahwa orang merasa lebih terkendali, fleksibel dan efisien ketika

(25)

menggunakan teknologi baru. Orang yang optimis terhadap teknologi berpikir bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi baru, dan percaya bahwa teknologi baru dapat membantu mereka meningkatkan kehidupan dan pekerjaan mereka.

2.3.1.2 The Innovativeness

Hasrat untuk menjadi pelopor teknologi dan teknologi leader. Orang dengan persepsi inovasi suka mencoba teknologi baru setiap saat.

2.3.1.3 The Discomfort

Perasaan berkurangnya pengendalian atas teknologi baru. Orang dengan persepsi ketidaknyamanan umumnya tidak percaya diri dalam menggunakan teknologi baru dan kewalahan dalam menggunakan teknologi baru.

2.3.1.4 The Insecurity

Ketidakpercayaan akan teknologi baru. Orang dengan persepsi keraguan atas ketidakamanan terhadap teknologi kurang dapat bekerja dengan baik.

2.3.2 Satisfaction 2.3.2.1 Psychology

Menurut Chen (2011), pelanggan merasa puas jika hasil pembelian lebih baik dari apa yang mereka harapkan.

(26)

2.3.2.2 Economically

Menurut Chen (2011), pelanggan merasa puas jika manfaat dari produk atau jasa lebih bernilai daripada waktu.

2.3.2.3 Experience

Menurut Anderson, Fornell and Lehman (1994), evaluasi akumulatif keseluruhan terhadap perusahaan setelah pelanggan memiliki pengalaman terhadap barang dan jasa perusahaan tersebut.

2.3.2.4 Service Recovery

Menurut Maxham III (2001), proses dimana perusahan berusaha untuk memperbaiki kesalahan / kegagalan pelayanan.

2.3.3 Electronic Word-of-Mouth

Menurut Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler (2004), e-WOM adalah pelanggan online atau pelanggan potensial sering mencari informasi tentang produk atau perusahaan dan berbagi pengetahuan, pengalaman dan pendapat, baik positif atau negatif.

2.3.3.1 Focus Related Utility

Menurut Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler (2004), manfaat yang pelanggan terima ketika menambahkan nilai kepada komunitas melalui kontribusinya. Manfaat ini didasarkan pada asumsi bahwa “nilai tambah” kepada komunitas merupakan tujuan penting dari individu.

(27)

2.3.3.2 Consumption Utility

Menurut Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler (2004), pelanggan mendapatkan nilai melalui “penggunaan langsung kontrubusi dari anggota komunitas lainnya”.

Menurut Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler (2004), penggunaan terjadi ketika individu membaca ulasan dan komentar produk yang ditulis oleh orang lain, yang juga bisa memoti-vasi pelanggan untuk menulis komentar.

Menurut Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler (2004), pelanggan boleh menjelaskan komentar online yang menjabarkan pengalaman pelanggan dengan produk dan permintaan dari pelanggan lainnya.

Menurut Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler (2004), pelanggan yang puas ingin membayar lebih banyak dan lebih toleran terhadap kenaikan harga untuk manfaat yang diterima

2.3.3.3 Approval Utility

Menurut Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler (2004), fokus pada kepuasan pelanggan yang datang ketika pelanggan lainnya mengkonsumsi dan menyetujui kontribusi pelanggan itu sendiri.

Berdasarkan literatur komunikasi WOM, Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler (2004) telah mengidentifikasi dua motif konkrit yang berkaitan dengan Approval Utility :

(28)

Self enchacement didorong oleh keinginan seseorang untuk mendapatkan pengakuan positif dari orang lain. Dalam konteks platform pendapat berbasis Web, hal ini dapat dilakukan dalam bentuk pelanggan terlihat sebagai ahli atau pembelanja yang pintar oleh pelanggan lainnya. Economic reward telah dibuktikan untuk menjadi pendorong penting dari perilaku manusia pada umumnya dan dianggap oleh penerima sebagai tanda apresiasi dari perilaku sendiri oleh pemberi hadiah. Dengan demikian, penerima penghargaan ekonomi untuk komunikasi eWOM dari operator platform adalah bentuk lain dari approval utility.

2.3.3.4 Moderator-Related Utility

Menurut Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler (2004), terjadi ketika pihak ketiga menyampaikan keluhan dengan lebih mudah bagi anggota komunitas.

2.3.3.5 Homeostasis Utility

Menurut Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, & Gremler (2004), pengalaman penggunaan yang positif memberikan kontribusi pada dorongan psikologis individu karena keinginan yang kuat untuk berbagi sukacita dari pengalaman dengan seseorang.

(29)

2.3.4 Continuance Intention (Loyalty) 2.3.4.1 Expectation

Menurut Bhattacherjee (2001), keyakinan pelanggan sering digambarkan dari kesan pertama yang dirasakan oleh pelanggan tersebut. Oleh karena itu, ekspektasi pasca pembelian mereka mungkin berbeda dari ekspektasi pra pembelian mereka. Ekspektasi pra-penerimaan biasanya didasarkan dari pendapat orang lain atau informasi yang disebarluaskan melalui media massa, sementara ekspektasi pasca-penerimaan sifatnya pengalaman penggunaan pertama pelanggan, karena itu, lebih realistis.

2.3.4.2 Perceived Performance

Menurut Spreng (1999), kinerja yang dirasakan berbagai konsumen dapat mengacu pada evaluasi yang berbeda sedangkan proses stimulusnya sama. Misalnya terdapat salah satu konsumen yang lebih suka bass dalam reproduksi stereo, sementara yang lain belum tentu menyukainya.

2.3.4.3 Confirmation

Menurut Bhattacherjee (2001), konfirmasi adalah keyakinan kognitif (sejauh mana ekspektasi pengguna dalam penggunaan sistem informasi direalisasikan selama penggunaan aktualnya) yang berasal dari penggunaan sistem informasi sebelumnya. Selain itu, hal itu mempengaruhi

(30)

penggunaan sistem informasi berikutnya melalui variabel kepuasan (mempengaruhi) dan niat.

2.3.4.4 Satisfaction

Menurut Bhattacherjee (2001), kepuasaan adalah evaluasi dari emosi (yaitu apakah pengalaman setelah pemakaian sesuai dengan harapan). Oleh sebab itu, walaupun seseorang merasa puas dengan produk atau jasa (yaitu postive attitude), namun masih merasa kecewa apabila tidak sesuai harapan.

Gambar

Gambar 2.1 Rumus Menentukan Sampel
Gambar 2.1  Research model  (Sumber: Chen, 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Bila dilihat dari aspek substansi dan fungsi berita, topik yang diangkat oleh media akan diterima masyarakat menjadi agenda mereka manakala topik tersebut

Demikian pula dalam hal pekerjaan survey/pemetaan, pemrosesan data, perusahaan ini juga memberikan pelatihan untuk Sistem Survey / Pemetaan dalam SIG dengan metode

Pelean ilu manetek yang diharapkan mampu menghasilkan solidaritas yang kuat di tengah masyarakat atau malah hanya sebagai ritual Gereja biasa saja yang berjalan

31 Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: "Jikalau kamu tetap dalam firmanKu (tidak menyimpang dan tidak sembarangan menampung pengjaran dari sumber

Adalah putaran motor listrik yang dihasilkan dari putaran pompa yang digerakan oleh regulator tegangan yang dikontakan dengan listrik setelah terdapat hasil daya RPM lalu

Dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menarik bagi anak autis yaitu menerapkan media digital sebagai sarana atau media belajar anak akan meningkatkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kawasan Jati Bali, pola pengaturannya tidak mengikuti sepenuhnya dari konsepsi arah orientasi ruang , perletakan bangunan

karena atonia uteri dan ke!emasan. bu men bu mengatak gatakan ada p an ada penge engeluara luaran darah n darah dari jal dari jalan lah an lahir. Pen Pengel geluar uaran an