• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Dan Fungsi Geotextile

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Definisi Dan Fungsi Geotextile"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Definisi dan Fungsi Geotextile Woven

October 5, 2010 § Leave a comment

Geotextile (Geotekstil) Woven adalah jenis Geotextile yang teranyam. Bahan dasar

pembuatannya biasanya Polypropilene (PP). Untuk mempermudah visualisasi, Geotextile Woven ini mirip dengan karung beras (bukan yang dari bahan goni) tetapi berwarna hitam.

Fungsi

Fungsi Geotextile Woven adalah sebagai bahan stabilisasi tanah dasar (terutama tanah dasar lunak), karena Geotextile jenis ini mempunyai tensile strength (kuat tarik) yang lebih tinggi dibandingkan dengan Geotextile Non Woven (sekitar 2 kali lipat untuk gramasi atau berat per m2 yang sama).

(2)

Cara kerja Geotextile Woven adalah membrane effect, yang hanya mengandalkan tensil strength, sehingga tidak mereduksi terjadinya penurunan setempat (differensial settlement) akibat tanah dasar yang lunak atau jelek.

(3)

GEOTEXTILE

October 1, 2014 Uncategorized

Geosintetik adalah material yang saat ini populer dalam proyek konstruksi di Indonesia terutama dalam pembangunan jalan di atas tanah lunak seperti di pulau Sumatera dan Kalimantan yang banyak terdapat tanah gambut. Selain itugeosintetik juga diaplikasikan sebagai filter pada konstruksi penahan gelombang baik di tepian pantai maupun lepas pantai . Istilah geosintetik mengacu pada material sintetik yang digunakan dalam permasalahan geoteknik. Material sintetik merupakan hasil

polimerisasi dari industri-industri kimia atau minyak bumi.

Penggunaan bahan sintetik ini berkaitan dengan sifat ketahanan (durabilitity) material sintetik terhadap senyawa-senyawa kimia, pelapukan, keausan, sinar ultra violet dan mikroorganisme. Polimer utama yang digunakan untuk pembuatan geosintetik adalah Polyester (PET), Polyamide (PM), Polypropylene (PP), dan Polyethylene (PE).

Geosintetik yang ada terdiri dari berbagai jenis dan diklasifikasikan dalam beberapa bentuk sebagai berikut :

1. Geotekstil, bahan lulus air dari anyaman (woven) atau tanpa anyaman (non woven) dari benang-benang atau serat- serat sintetik yang digunakan dalam pekerjaan tanah.

2. Geogrid, produk geotekstil yang berupa lubang-lubang berbentuk segi empat (geotextile grid) atau lubang berbentuk jaring (geotextile net) , biasanya terbuat dari bahan Polyester (PET) atau High Density Polyethylene (HDPE)

3. Geofabric, semua produk geosintetik yang berbentuk lembaran 4. Geocoposite, kombinasi dua atau lebih tipe geosintetik

5. Geomembrane, geosintetik yang bersifat impermeable atau tidak tembus air, biasanya dibuat dari bahan high density polyethylene (HDPE).

6. Geocell, berbentuk sel-sel sebagai bahan penahan erosi atau perkuatan , terbuat dari bahan High Density Polyethylene (HDPE)

7. Geotube, berbentuk tabung memanjang yang digunakan di daerah pantai 8. Geobag, berbentuk karung sebagai perkuatan di aliran sungai atau pantai.

(4)

9. Geocontainer, sebagai bahan pembuat pulau atau konstruksi ditengah laut dan diturunkan dari kapal .

10. Vertical drain, sebagai bahan pemercepat aliran disipasi air pori sehingga mempercepat proses settlement.

11. Concrete matras, berbentuk matras atau kasur yang diisi dengan beton untuk penahan dinding sungai pencegah erosi

12. Geojute, terbuat dari jaring-jaring atau bahan serat alami seperti dari serat kelapa sawit untuk penahan erosi .Produk ini mempunyai aplikasi yang sangat luas di bidang geoteknik & teknik sipil dari mulai konstruksi jalan raya, embankmen, perkuatan tanah lunak, jalan kereta api, jembatan, perkuatan lereng dan dinding, waduk, reklamasi pantai dan lainnya.

GEOTEXTILE

Geotextile meliputi woven (tenun) dan non woven (tanpa tenun). Tenun dihasilkan dari ‘interlaying’ antara benang-benang melalui proses tenun, sedangkan non woven dihasilkan dari beberapa proses seperti : heat bonded (dengan panas), needle punched (dengan jarum), dan chemical bonded (enggunakan bahan kimia). Baik woven maupun non woven dihasilkan dari benang dan serat polimer terutama : polypropelene, poliester, polyethilene dan polyamide.

Sebenarnya geotekstil pada awalnya dibuat dari berbagai bahan seperti serat-asli (kertas, filter, papan kayu, bambu) , misalnya penggunaan jute untuk percepatan konsolidasi sebagi pengganti pasir sebagai bahan drainase (vertical drain) yang banyak dilakukan di India atau dilakukan di Belanda dengan menggunakan serat filter.

Perkuatan tanah lunak juga menggunakan papan-papan kayu atau anyaman bambu yang ditempatkan di atas di atas tanah lunak (jaman Romawi kuno dan juga di Kalimantan Indonesia). Hanya bahan organik tersebut mudah lapuk sehingga umur konstruksi tidak dapat lama kecuali bahan dari bambu atau kayu yang apabila berada dalam air secara terus menerus akan bersifat permanen.

1. Woven Geotextile

Woven Geotextile adalah lembaran Geotextile terbuat dari bahan serat sintetis tenunan dengan tambahan pelindung anti ultra violet yang mempunyai kekuatan tarik

(5)

yang cukup tinggi, yang dibuat untuk mengatasi masalah untuk perbaikan tanah khususnya yang terkait di bidang teknik sipil secara efisien dan efektif, antara lain untuk mengatasi atau menanggulangi masalah pembuatan jalan dan timbunan pada dasar tanah lunak, tanah rawa.

Bahan baku material ini adalah Polypropylene polymer (PP) dan ada juga dari Polyester (PET) yang didukung oleh hasil test dan hasil riset di laboratorium, mengikuti standar ASTM, antara lain : kekuatan tarik, kekuatan terhadap tusukan, sobekan, kemuluran dan juga ketahanan terhadap mico organisme, bakteri, jamur dan bahan-bahan kimia.

Material ini dibuat dalam berberapa macam tipe. Pemilihan tipe yang tepat tergantung pada kondisi tanah dasar, fungsi dan beban yang direncanakan.

2. Non Woven Geotextile

Geotextile (Geotekstil) Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik) adalah jenis Geotextile yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Umumnya bahan dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP).Non Woven Geotextile

FUNGSI

Geotextile Non Woven berfungsi sebagai : 1. Filter / Penyaring

Sebagai filter, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah terbawanya partikel-partikel tanah pada aliran air. Karena sifat Geotextile Non Woven adalah permeable (tembus air) maka air dapat melewati Geotextile tetapi partikel tanah tertahan. Aplikasi sebagai filter biasanya digunakan pada proyek-proyek subdrain (drainase bawah tanah).

2. Separator / Pemisah

Sebagai separator atau pemisah, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah tercampurnya lapisan material yang satu dengan material yang lainnya.

(6)

Contoh penggunaan Geotextile sebagai separator adalah pada proyek

pembangunan jalan di atas tanah dasar lunak (misalnya berlumpur). Pada proyek ini, Geotextile mencegah naiknya lumpur ke sistem perkerasan, sehingga tidak

terjadi pumping effectyang akan mudah merusak perkerasan jalan. Selain itu keberadaan Geotextile juga mempermudah proses pemadatan sistem perkerasan.

3. Stabilization / Stabilisator

Fungsi Geotextile ini sering disebut juga sebagai Reinforcement / Perkuatan. Misalnya dipakai pada proyek-proyek timbunan tanah, perkuatan lereng dll. Fungsi ini sebenarnya masih menjadi perdebatan dikalangan ahli geoteknik, sebab

Geotextile bekerja menggunakan metode membrane effect yang hanya mengandalkan tensile strength (kuat tarik) sehingga kemungkinan terjadinya penurunan setempat pada timbunan, masih besar, karena kurangnya kekakuan bahan. Apalagi sifat Geotextile yang mudah mulur terutama jika terkena air (terjadi reaksi hidrolisis) menjadikannya rawan sebagai bahan perkuatan lereng.

4. Lain-lain

Fungsi Geotextile yang lain adalah sebagai pengganti karung goni pada

proses curingbeton untuk mencegah terjadinya retak-retak pada proses pengeringan beton baru.

GEOTEXTILE SEBAGAI PENANGANAN LONGSORAN

Salah satu aplikasi geotekstil adalah untuk penanganan longsoran, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penanggulangan longsoran dengan bahan geosintetik atau geotekstil pada ruas jalan sebagai perkuatan timbunan jalan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Geosintetik atau geotekstil sebagai separator, yaitu mencegah bercampurnya agregat pilihan dengan lapisan asli tanah lunak

2. Geosintetik atau geotekstil sebagai perkuatan tanah dasar, yang mana

material geosintetik atau geotekstil memiliki properties kekuatan tarik yang melawan pergerakan tanah dasar baik mengembang ataupun menyusut.

3. Geosintetik atau geotekstil sebagai perkuatan lereng jalan sementara atau permanen

(7)

4. Geomembrane sebagai perkuatan pada bahu jalan, yang berfungsi untuk mencegah perubahan kadar air pada tanah dasar karena geomembran mempunyai sifat kedap air, tahan pelapukan terhadap zat kimia tanah, dan organisme

pembusukan dalam tanah, selain itu mempunyai tahanan terhadap kekuatan tarik terhadap longsoran , daya tahan terhadap sobek, dan daya tahan coblos yang tinggi. 5. Geotekstil non woven atau tanpa tenunan yang terbuat dari serat

polyprophylene melalui proses needle punched adalah cocok untuk apliaksi pada tanah dasar yang banyak mengandung sisa-sisa tanaman karena mempunayi daya tahan coblos yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan lainnya. Disamping itu geotekstil non woven memiliki sifat hidrolik propertis yang lebih bagus shingga bisa sekaligus berfunsi sebagai filter yang hanya melarutkan air tanpa membawa agregat tanah .

Langkah-langkah perhitungan adalah :

1. Penentuan beban yang bekerja di ruas jalan

2. Analisa stabilitas internal dengan menghitung : tebal lapis perkuatan tanah, panjang geotekstil di depan dan di belakang bidang longsor, panjang total geotekstil bidang longsor, panjang overlap bahan perkuatan, panjang overlap bahan perkuatan, analisis stabilitas lereng, stabilitas terhadap kuat dukung tanah.

1.2 GEOTEXTILE/GEOGRID PADA TIMBUNAN TANAH

Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil.

Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.

Beberapa fungsi dari geotekstil yaitu: 1. untuk perkuatan tanah lunak.

2. untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.

3. sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai lapisan pelindung.

(8)

1. Timbunan tanah diatas tanah lunak 2. Timbunan diatas pondasi tiang

3. Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence Timbunan Tanah Diatas Tanah Lunak

Pada hakekatnya, timbunan diatas tanah lunak merupakan masalah daya dukung. Pertimbangan lain adalah bahwa stabilitas timbunan kritis pada akhir konstruksi. Hal ini dikarenakan permeabilitas tanah lempung lunak yang tidak memungkinkan pengaliran dan konsolidasi pada masa konstruksi. Pada akhir konstruksi, beban telah diterapkan, tetapi tidak ada peningkatan kuat geser tanah akibat konsolidasi. Sesudah konsolidasi terjadi, peningkatan kuat geser umumnya menghilangkan perlunya perkuatan geotextile untuk menambah stabilitas. Untuk memperoleh peningkatan kuat geser, tinggi timbunan harus sedemikian sehingga pada awal kosntruksi mengakibatkan tegangan vertikal yang melewati tegangan pra-konsolidasinya.

Jadi peranan geotextile adalah mempertahankan stabilitas sampai tanah lunak terkonsolidasi (kuat geser meningkat berarti) sampai saat dapat memikul beban timbunan itu sendiri.

Keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan geotekstil perkuatan tanah lunak adalah Konstruksi sederhana sehingga mudah untuk dilaksanakan, menghemat waktu pelaksanaan, menghemat biaya konstruksi. Sedangkan kerugian dari penggunaan geotekstil adalah bahwa geotekstil tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan penutupan berupa pasangan batu kali ataupun dengan bahan lainya.

1.3 GEOTEXTILE PADA STRUKTUR DINDING PENAHAN TANAH

Penambahan lapis geotekstil pada lapisan tanah sirtu sering dipergunakan untuk mengatasi permasalahan pada struktur penahan tanah. Cara ini mampu memberikan peningkatan kemampuan rnenerima beban yang cukup besar. Suatu model penelitian dibuat di laboratorium untuk mempelajari

seberapa besar peningkatan beban yang dapat dipikul oleh model struktur penahan tanah. Model percobaan berupa bak uji berukuran 100 x 50 x 60 cm3. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan lateral displacement pada model struktur

(9)

penahan tanah tanpa geotekstil maupun dengan penambahan lapis geotekstil. Dilakukan tes pembebanan dengan mengamati peningkatan beban yang dapat dipikul model struktur penahan tanah.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa peningkatan beban terbesar yang dapat dipikul oleh model struktur penahan tanah dengan lapisan geotekstil dibandingkan dengan tanpa lapisan geotekstil adalah sebesar 824%, yaitu pada percobaan dengan menggunakan geotekstil type HATE Reinfox sebanyak 7 lapis (sejarak 7.5 cm). Peningkatan beban yang terjadi dengan pemakaian 5 lapis HATE Reinfox (sejarak 10 cm) adalah sebesar 684%, sedangkan pada pemakaian 3 lapis HATE Reinfox adalah sebesar 586% bila dibandingkan dengan tanpa pemakaian geotekstil.

Sedangkan dan type HDPE G-Line, peningkatan beban terbesar yang dapat dipikul oleh model struktur penahan tanah dengan lapisan geotekstil dibandingkan dengan tanpa lapisan geotekstil adalah sebesar 683%, yaitu pada percobaan dengan menggunakan 7 lapis HDPE G-Line (sejarak 7.5 cm).

Peningkatan beban yang terjadi dengan penambahan 5 lapis HDPE G-Line

(sejarak 10 cm) adalah sebesar 519%, sedangkan pada pemakaian 3 lapis HDPE G-Line adalah sebesar 142% bila dibandingkan dengan tanpa pemakaian lapisan geotekstil.

GEOGRID

Geogrid adalahPerkuatan sistem anyaman.Geogrid berupa lembaran berongga dari bahan polymer. Pada umumnya sistem serat tikar banyak digunakan untuk

memperkuat badan timbunan pada jalan, lereng atau tanggul dan dinding tegak. Mekanisme kekuatan perkuatan dapat meningkatkan kuat geser.

Pembangunan jalan diatas tanah lunak dengan metode:

1. Penggunaan cerucuk kayu yang berfungsi sebagai settlement reducer, yang walaupun memiliki kelemahan keterbatasan umur material namun telah terbukti dan diterima sebagai suatu sistem.

2. Penggunaan sistem Corduroy/geotextile bagian dari tanah soil reinforcement untuk menaklukkan kuat geser.

3. Penggunaan sistem Cakar ayam yang dikombinasikan dengan geotextile diatas tanah lunak.

(10)

4. Menggunakan cerucuk matras beton dengan komponen cerucuk dan matras dimana setiap unit pelat matras masing-masing berada disebuat titik/cerucut.

5. Penggunaan bahan expandsed Polysstyrene yang yang mempunyai berat jenis sangat rendah untuk konstruksi timbunan jalan raya, maupun sebagai lapisan pendukung fondasi diatas tanah lunak sehingga memperkecil tegangan yang bekerja.

VERTIKAL DRAIN

Umumnya jenis tanah yang mengalami konsolidasi berlebihan adalah lempung lunak jenuh. Terdapat beberapa metode yang bisa dilakukan guna perbaikan tanah lunak terhadap penurunan yang berlebihan (settlemen) dan secara garis besar dapat dikelompokan dalam tiga kategori : pertama dapat dilakukan dengan memasang vertical drain, kedua dengan menggunakan cerucuk atau corduroy serta yang ketiga dengan menggunakan pondasi tiang.

Pertama memasang vertical drain, tanah lempung lunak jenuh adalah tanah dengan rongga kapiler yang sangat kecil sehingga proses konsolidasi saat tanah dibebani memerlukan waktu cukup lama, sehingga untuk mengeluarkan air dari tanah secara cepat adalah dengan mebuat vertical drain pada radius tertentu

sehingga air yang terkandung dalam tanah akan termobilisasi keluar melalui vertical drain yang telah terpasang. Vertical drain ini dapat berupa stone column atau

menggunakan material fabricated yang diproduk oleh geosinindo atau pabrik yang lainnya. Pekerjaan vertical drain ini biasanya dikombinasikan dengan pekerjaan pre-load berupa timbunan tanah, dengan maksud memberikan beban pada tanah sehingga air yang terkandung dalam tanah bisa termobilisasi dengan lebih cepat. Kedua dengan menggunakan cerucuk bamboo atau corduroy, prinsip kerjanya sebelum dilakukan penimbunan terlebih dahulu memasang bantalan baik yang terbuat dari bamboo (cerucuk) atau dari kayu gelondongan (corduroy) sehingga saat tanah dihampar tidak bercampur dengan tanah asli dibawahnya dan tanah timbunan tersebut membentuk satu kesatuan yang mengapung diatas tanah aslinya semacam pontoon yang mengapung diatas air. Terdapat pondasi cerucuk bamboo yang telah dimodifikasi dan dipatentkan oleh Pak Mansyur Irsyam (dosen ITB) yang telah diaplikasikan pada bebepara daerah di indonesia serta telah terbukti manfaatnya. Ketiga dengan menggunakan taing pancang, bisa berupa bore pile atau PC spun pile, sehingga struktur yang akan kita bangun diatas tanah tersebut tidak lagi

(11)

menumpuh pada tanah lunak tersebut akan tetap menumpu pada lapisan tanah keras dibawahnya. Satu hal yang perlu diperhatikan saat merencanakan pondasi tiang pancang pada tanah lunak adalah negative skin friction.

Dua metode perbaikan tanah lunak yang saya sebutkan pertama cocok diaplikasikan pada pekerjaan jalan, yard penumpukan barang pada dermaga dll. Sementara untuk untuk pondasi dari struktur atau proses equipment yang tepat diguanakan adalah menggunakan pondasi tiang pancang.

Woven Geotextile Reinforcement yaitu Geotextile / geotekstil dengan kekuatan tarik tinggi sehingga berfungsi sebagai kekuatan ikatan pada konstruksi dinding penahan tanah, dapat menjaga kestabilan struktur tanah bisa menyalurkan menjadi kuat tarik, sehingga dinding penahan tanah menjadi stabil dan kuat

Geotextile Woven Kelebihan

- Bentuknya teratur dan teranyam sehingga memiliki kuat tarik yang besar (sangat cocok sebagai lapis perkuatan)

- Permeable (tembus air) sehingga bisa digunakan sebagai lapisan penyaring. Kekurangan

- Tidak tahan terhadap sinar matahari (karena sinar matahari mengandung sinar UV yang dapat menyebabkan degradasi yang kuat)

- Rentan terhadap tusukan benda tajam

Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan

pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.

Beberapa fungi dari geotekstil yaitu: untuk perkuatan tanah lunak.

untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.

sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai lapisan pelindung.

Geotextile dapat digunakan sebagai perkuatan timbunan tanah pada kasus:

Timbunan tanah diatas tanah lunak Timbunan diatas pondasi tiang

Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence

Penggunaan konstruksi perkuatan pada lahan basah pertama kali dilaporkan dengan menggunakan steel mseh di bawah konstruksi timbunan pada daerah pasang surut di Perancis. Perbandingan antara

(12)

timbunan di atas tanah gambut di Afrika dengan dan tanpa perkuatan dilaporkan. Dinyatakan bahwa selain woven polypropylene fabric, tegangan tarik semua jenis geotextile yang diambil contohnya dari

pemasangan setahun sebelumnya berkurang antara 25% sampai 36% dari tegangan tarik awalnya, meskipun tidak berpengaruh banyak pada

fungsinya.

Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan geotextile dapat menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada tanah lunak karena rendahnya daya dukung tanah. Keuntungan pemasangan geotextile pada pelaksanaan jalan di atas tanah lunak adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah di bandingkan dengan metoda penimbunan konvensional

Jenis geotextile ada 2 ,yaitu; 1. Woven Geotextile (Anyaman) 2. Non-Woven Geotextile (Nir-Anyam)

Penggunan Woven Geotextile akan memberikan hasil yang lebih baik sebab arah gaya dapat disesuaikan dengan arah serat, sehingga deformasi dapat dikontrol dengan baik.

Pada non-Woven Geotextile arah serat dalam struktur geotextile tidak terarah, sehingga apabila dibebani, maka akan terjadi deformasi yang sangat besar, dan sulit dikontrol.

Dalam penggunaan geotekstil kita harus menetapkan perkuatan sebesar apa yang dibutuhkan, berikut faktor-faktor yang harus diperhatikan; 1. Jenis geotekstil yang akan digunakan

2. Sifat hubungan dan regangan,hal ini diperlukan agar deformasi yang terjadi pada konstruksi perkuatan kecil.

3. Sifat pembebanan, Perkuatan di atas tanah lunak,beban timbunan yang lebih besar akan memerlukan perkuatan dengan tensile strength yang lebih besar pula.

4. Kondisi lingkungan, Perubahan cuaca, air laut, kondisi asam atau basa serta mikro organisme seperti bakteri akan mengurangi kekuatan

geotextile.

5. Bahan timbunan yang akan digunakan

Pemasangan Goetextile

Geotekstil pada jalan berfungsi sebagai lapis perkuatan sekaligus sebagai lapis pemisah (separator) antara material timbunan dengan tanah dasar sehingga konstruksi jalan menjadi stabil, tidak bergelombang dan rata pada permukaannya.

Beberapa keuntungan menggunakan geotekstil,diantaranya :

1. Mencegah kontaminasi agregat subbase dan base oleh tanah dasar lunak dan mendistribusikan beban lalulintas yang efektif melalui lapisan-lapisan timbunan.

2. Meniadakan kehilangan agregat timbunan ke dalam tanah dasar yang lunak dan memperkecil biaya dan kebutuhan tambahan ‘lapisan agregat terbuang’.

(13)

3. Mengurangi tebal galian stripping dan meminimalkan pekerjaan persiapan.

4. Meningkatkan ketahanan agregat timbunan terhadap keruntuhan setempat pada lokasi beban dengan memperkuat tanah timbunan. 5. Mengurangi penurunan dan deformasi yang tidak merata serta deformasi dari struktur jadi.

Selain itu, geotekstil juga mempunyai kelemahan, yaitu SINAR

ULTRAVIOLET, karena bahan geosintetik akan mengalami degradasi yang cepat dibawah terik sinar matahari.

Metode/cara Pemasangan Geotekstil;

1. Geotextile harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau kerutan.

2. Sambungan geotekstil tiap lembarannya dipasang overlapping terhadap lembaran berikutnya.

3. Pada daerah pemasangan yang berbentuk kurva (misalnya tikungan jalan), geotekstil dipasang mengikuti arah kurva.

4. Jangan membuat overlapping atau jahitan pada daerah yang searah dengan beban roda (beban lalu-lintas).

5. Jika Geotextile dipasang untuk terkena langsung sinar matahari maka digunakan geotekstil yang berwarna hitam.

Referensi

Dokumen terkait

Degradasi pada pakan sorgum ditunjukkan dengan hasil kecernaan bahan kering, bahan organik, protein, lignin, selulosa dan hemiselulosa yang diberi probiotik lebih tinggi

Dengan pemahaman bahwa perlindungan konsumen mempersoalkan perlindungan (hukum) yang diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memperoleh barang dan jasa dari

Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan di antaranya adalah jaringan saraf tiruan backpropagation dapat digunakan dalam melakukan perkiraan biaya perangkat

Hasil analisis sidik ragam pada taraf 5% menunjukkan bahwa tidak ada interaksi perlakuan suhu dan jenis isolat namun perlakuan suhu berpengaruh nyata terhadap

Temuan penelitian ini sebagai berikut (1) Program kerja dalam pembentukan karakter kemandirian anak asuh adalah dengan menyelenggarakan pendidikan Formal dan Pendidikan Informal,

Pengaruh profitabilitas dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan Tabel 3 di bawah menunjukkan pengaruh profitabilitas dan kebijakan dividen terhadap nilai

7 persen dari kasus spondilitis tuberkulosis mempunyai skipped lesion pada kolom vertebra dan 12% melibatkan tulang lain dan persendian (kecuali spinal), 20% dari kasus