BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN EPISIOTOMI DI RUANG FATIMAH RS. ROEMANI SEMARANG
Dalam bab ini penulis akan menguraikan hasil pemberian asuhan keperawatan klien Ny. F dengan Post Partum dilakukan episiotomi di Ruang Fatimah RS. Roemani Semarang. Dalam uraian bab ini penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi, mulai tanggal 27 sampai dengan 29 April 2009. A. Pengkajian
Pengkajian di lakukan pada tanggal 27 April 2009 jam 09.30 WIB, di ruang Fatimah RS. Roemani Semarang dan diperoleh data sebagai berikut :
1. Biodata Identitas Klien
Nama : Ny.F, umur : 27 tahun, jenis kelamin : Perempuan, suku/bangsa : Jawa/Indonesia, agama : Islam, Pendidikan : SMEA, pekerjaan : Karyawan Swasta, alamat : Randu Sari, Semarang, tanggal masuk : 26 April 2009, diagnosa medis : Partus spontan, register : 222774
Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. E, umur : 26 tahun, jenis kelamin : Laki - laki, agama : Islam, pendidikan : STM, pekerjaan : Karyawan Swasta, hubungan dengan Klien : Suami Klien.
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri di daerah perineum, nyeri dirasa meningkat jika digunakan untuk bergerak dan berkurang saat untuk istirahat, nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, nyeri terasa pada daerah perineum (luka bekas jahitan), skala nyeri 5, nyeri timbul tidak teratur, lama nyeri 10-15 detik, terutama jika digunakan untuk bergerak.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien hamil 39 minggu G1PoAo, kontraksi +, riwayat asma +, VT Ø belum ada, DJJ His + pada tanggal 25 April 2009. Kemudian dirujuk ke bidan ke RS. Roemani Semarang pada tanggal 26 April 2009 jam 17.00 WIB. Pada tanggal 27 April 2009 di periksa DJJ 12-12-12 dan VT jam 07.00 – 1 jam longgar. Melahirkan bayi secara spontan dan dilakukan episiotomi pada jam 08.20 WIB. Kondisi klien saat dikaji masih lemah, ada luka episiotomi dengan 3 jahitan
c. Riwayat Kesehatan atau Penyakit Dahulu
Klien mengatakan ini adalah rengalaman pertama dalam persalinan. Klien mengatakan sebelum menikah pernah dirawat di RS. Roemani dengan penyakit asma, klien mempunyai riwayat asma sejak masih dibangku sekolah SMEA, klien tidak memiliki penyakit seperti jantung, Diabetes melitus, Tuberculosis , Hipertensi maupun penyakit menular lainnya.
Klien mengatakan dulu kakek klien memiliki riwayat penyakit asma, klien mengatakan di keluarga sampai saat ini tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti, Hepatitis, Tuberculosis dan Human immunodeficiency virus e. Riwayat Obstetri
Riwayat menstruasi meliputi menarche : 14 th, Siklus haid : 28 hari, Lama haid : 57 hari, Bau : amis, warna : merah tua, dismenorhea : jarang terjadi, HPHT : 15 Juli 2008, HPL : 22 April 2009.
Riwayat pernikahan, pernah menikah : 1 kali, usia istri saat menikah : 26 tahun, usia suami saat menikah : 25 tahun.
f. Riwayat Kehamilan Sekarang
G1P0A0 Hamil 39 minggu, Keluhan pada hamil muda tidak ada keluhan sedangkan pada hamil tua keluhannya pegal-pegal pada pinggang, Pemeriksaan Kehamilan meliputi Trimester I : 3x, Trimester II : 3x, Trimester III : 3x, Imunisasi TT : 2x, Periksa di bidan dan mendapat terapi Ruborantio dan LC, Minum obat, Ruborantio seperti fe+, kalsium.
g. Riwayat Persalinan
Klien melahirkan anak pertama dengan partus spontan. Dengan jenis kelamin laki – laki keadaan bayi sehat, normal tidak pucat, tidak cacat. Berat badan bayi 2900 gram, Pb : 51 cm, Lk : 33 cm. Bayi lahir pada tanggal 27 April, jam 08.20 WIB. Placenta lengkang, bentik ukuran cakram dengan ukuran 20x20x2 cm, jumlah kotiledon lengkap, Apgar Score 9,10,10.
h. Riwayat Haid atau menstruasi
i. Riwayat KB klien belum pernah KB, setelah kelahiran anak pertama klien berencana akan KB suntik.
3. Pengkajian Pola Fungsional
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan.
Persepsi klien terhadap kesehatan adalah klien mengatakan bahwa kesehatan merupakan suatu nikmat yang sangat besar dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, kita harus bersyukur dan selalu menjaga kesehatan,sehingga klien selalu memeriksakan kehamilannya kebidan. Klien mengatakan untuk mempertahankan kesehatannya dengan makan teratur, bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa kepelayanan kesehatan terdekat.
b. Pola nutrisi dan metabolik.
Sebelum dirawat klien biasa makan 3- 4 kali sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk-pauk dan terkadang daging. Klien biasa minum 5-6 gelas sehari ditambah 2 gelas susu ibu hamil diminum pagi dan malam sebelum tidur, klien mempunyai makanan pantangan selama kehamilan karena klien memiliki riwayat asma antara lain kacang atom, kacang goreng, jagung dan es makanan inilah yang menyebabkan kekambuhan asma.
Selama dirawat di Rumah Sakit klien mendapat diit makan sehari 3x sesuai dengan yang telah diprogramkan dan klien makan pagi habis ½ porsi . Klien minum baru minum 2 - 3 gelas berupa air putih dan teh.
c. Pola eliminasi
Sebelum dirawat di Rumah Sakit, klien mempunyai kebiasaan BAB 1x sehari, sedangkan untuk BAK 4 - 5x sehari. Selama di Rumah sakit klien belum
BAB, karena belum ingin BAB dan BAK. Klien tidak tepasang DC karena takut tambah sakit.
d. Pola istirahat dan tidur.
Sebelum dirawat di Rumah Sakit, kebiasaan tidur mulai jam 21.00- 05.00 WIB klien tidak mempunyai gangguan pola tidur. Selama dirawat di Rumah Sakit klien mengatakan tidak ada gangguan pola istirahat dan tidur yang signifikan dan tidak ada gangguan dengan kehadiran bayinya, karena dalam merawat bayi dibantu ibu kandung dan ibu mertuanya.
e. Pola aktivitas dan latihan.
Sebelum dirawat di Rumah Sakit, klien beraktivitas sebagai ibu rumah tangga dan tidak ada gangguan selama beraktifitas. Selama dirawat di Rumah Sakit pada hari pertama post partum dilakukan episiotomi sudah mampu melakukan aktivitas dengan bantuan keluarga dan perawat dalam hal pemenuhan perawatan diri, misalnya mandi, makan, minum. Klien belum tahu cara perawatan vulva dan perineum bekas luka episiotomi.
f. Pola persepsi kognitif.
Klien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan gangguan sensori pendengaran, penciuman, maupun penglihatan, kemampuan kognitif klien saat ini baik. Hal ini dapat dilihat pada saat diajak berkomunikasi klien mampu memahami pembicaraan. Klien mengeluh nyeri di daerah perineum, nyeri dirasa meningkat jika digunakan untuk bergerak dan berkurang saat untuk istirahat, nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, nyeri terasa pada daerah perineum
(luka bekas jahitan), skala nyeri 5, nyeri timbul tidak teratur, lama nyeri 10-15 detik, terutama jika digunakan untuk bergerak.
g. Pola hubungan dengan orang lain.
Hubungan klien dengan keluarga, perawat dan klien lain terjalin dengan baik, dibuktikan adanya keluarga yang menungguinya. Hubugan klien dengan perawat dan klien lain terjalin juga dengan baik dibuktikan dengan saat ditanya kooperatif serta tersenyum.
j. Pola reproduksi dan seksual.
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang pertama dan merupakan kehamilan yang diharapkan oleh keluarga.
k. Persepsi diri dan konsep diri. 1. Persespsi diri
Klien berharap setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit, agar klien bisa cepat pulang dan beraktifitas layaknya ibu rumah tangga juga sebagai ibu bagi anaknya.
2. Status emosi
Pengkajian dilakukan pada hari pertama dengan Post Partum dilakukan episiotomi, namun klien sudah mampu menerima kehadiran bayinya. Hal ini terlihat klien sudah berusaha untuk menggendong bayinya meskipun masih sakit. Keadaan emosi klien saat ini stabil.
3. Konsep diri a. Gambaran diri
b. Identitas diri
Klien sudah menikah dan sekarang sudah melahirkan anak laki-laki. c. Peran
Klien adalah pegawai swasta dan sekarang klien adalah seorang ibu yang baru dari kehadiran bayinya yang baru lahir.
d. Ideal diri
Klien dapat membesarkan anaknya dan memberi pandidikan yang terbaik, agar anaknya nanti menjadi anak yang sholeh dan orang sukses.
e. Harga diri
Klien tidak mengalami harga dari terhadap kondisi tubuhnya. l. Mekanisme koping.
Dalam mengatasi masalah, klien selalu bermusyawarah dengan suami dan keluarga.
m. Pola nilai kepercayaan.
Klien seorang muslim dan selalu berdoa untuk kesehatan diri dan keluarga. 4. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik diperoleh data sebagai berikut : a. Keadaan umum : lemah
b. Tingkat kesadaran : komposmentis
c. Tanda – tanda vital : TD :110 /70 mmHg RR : 22x/menit N : 88x/menit S : 37° C d. Kepala : bentuk mesochepal, tidak ada luka.
1. Rambut : hitam campur merah, lurus.
2. Mata : konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu.
3. Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip.
4. Mulut : selaput mukosa agak kering, tidak ada sianosis. 5. Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada edema, tidak menggunkan alat bantu.
e. Leher dan tenggorok : tidak ada benjolan pada leher, tidak ada nyeri tekan, tidak terpasang trakeostomy, tidak ada pembesaran tensil.
f. Dada dan Thorak : bentuk dada normal.
g. Payudara : payudara terasa keras saat ditekan keluar sedikit ASI, payudara sedikit bengkak.
h. Paru – paru : I : simetris, statis, tidak ada bunyi. Pa : teraba kanan sama dengan kiri. Pe : sonar seluruh lapisan paru - paru. Au : Vesikuler.
i. Jantung : I : ictus kordis tidak tampak.
Pa : ictus kordis di SC V 2cm medial linia media clavicula sinistra
Au : BI- II, normal tidak bising usus ,tidak ada gallop.
j. Abdomen : I : supel, datar.
Pa : supel, tidak teraba adanya massa. Pe : bunyi abdomen tympani.
Au : bising usus 10 – 12 x/menit.
k. Genitalia : terdapat lokhea rubra yang masih keluar, terpasang pembalut, ada luka episiotomi 3 cm dengan 3 jahitan, luka masih basah.
l. Ekstremitas : atas dan bawah : tidak ada masalah
m. Kulit : putih, tidak ada edem, ada luka episiotomi di perineum
5. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 26 April 2009 Jam : 17.22
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan Hemotologi Haemoglobin Leukosit Trombosit Hematokrit Eosinofil Basofil N.segmen Limfosit Monosit 11.7 12.200 208.000 41.8 3 1 62 24 10 12-16 4.000-11.000 150.000-450.000 35-55 0-5 0-2 36-66 22-40 2-8 g/dl /mm3 /mm3 % % % % % %
LED Erytrosit MCV MCH MCHC 8 3.91 107 35 33 0-20 4.00-6.20 80-100 26-34 31-35 Mm/jam Juta/mm3 Um pg g/dl Imunoserologi
HBsAg Negatif < cut off 0.095
Kimia darah
Gula darah Sewaktu 82 80-150 Mg/dl
b. Diit yang diberikan : diit biasa dianjurkan tidak makan pantangan c. Therapy diberikan pada tanggal senin,27 April 2009
Amoxicilin 3 x 500 mg , Inbion 1 x 1 mg As. Mefenamat 2 x 500 mg , Herbalactan 1 x 1 mg
B. Pengelompokkan Data
No Tgl/jam Data Fokus TT
Senin, 27 April 2009
Ds : Klien mengeluh nyeri di daerah perineum dengan pengkajian :
P : Nyeri di rasa meningkat jika di gunakan untuk bergerak, dan berkurang saat untuk istirahat Q : Nyeri terasa seperti tertusuk - tusuk
R : Nyeri terasa pada daerah perineum (luka bekas jahitan)
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri timbul tidak teratur ,lama nyeri 10 -15 detik, terutama jika digunakan untuk bergerak, klien mengatakan belum tahu cara perawatan
luka episiotomi dengan baik, klien mengatakan payudara terasa nyeri saat ditekan, ASI keluar sedikit
Do: Ada luka episiotomi dengan 3 jahitan, luka episiotomi masih basah, klien lemas,makan pagi habis ½ porsi, Hb:11,7 g/dl, Leukosit:12,200 /mm3, wajah meringis kesakitan, klien tidak mencuci tangan saat pegang genetalianya, lokhea rubra masih keluar, bayi belum diteteki,bayi tidak rooming in, payudara terasa keras saat ditekan keluar sedikit ASI, payudara sedikit bengkak
C. Analisa Data
Nama Klien : Ny. F Umur : 27 tahun No. Register : 222774 Ruang : Fatimah
No Data Fokus Problem Etiologi
1. Ds : Klien mengeluh nyeri di daerah perineum
P : Nyeri dirasa meningkat jika digunakan untuk bergerak dan berkurang saat untuk istirahat
Q : Nyeri terasa seperti tertusuk – tusuk R : Nyeri terasa pada daerah perineum
(luka bekas jahitan) S : Skala nyeri 5
T : Nyeri timbul tidak teratur , lama nyeri 10 - 15 detik , terutama jika digunakan untuk bergerak
Do: Ada luka episiotomi dengan 3 jahitan, klien lemas, wajah meringis
Gangguan rasa nyaman nyeri Adanya luka episiotomi di perineum
kesakitan.
2. Ds: Klien mengatakan belum tahu cara perawatan luka episiotomi dengan baik
Do: terdapat luka episiotomi dengan 3 jahitan, lokhea rubra masih keluar, luka episiotomi masih basah, klien tidak mencuci tangan saat pegang genetalianya, badan klien teraba hangat, suhu badan:37oC, nadi :88X/menit, klien makan pagi habis ½ porsi, Hb:11,7g/dl, Leukosit : 12,200/mm3
Resiko infeksi Trauma
jaringan luka episiotomi
3. Ds : Klien mengatakan payudara terasa nyeri saat ditekan, ASI keluar sedikit
Do : Payudara terasa keras saat ditekan keluar sedikit ASI, payudara sedikit bengkak, klien makan pagi habis ½ porsi, bayi belum diteteki, bayi tidak rooming in Resiko tidak efektifnya laktasi Produksi ASI tidak adekuat D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka episiotomi 2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan luka episiotomi
3. Resiko.tidak efektifnya laktasi berhubungan dengan produksi ASI tidak adekuat
E. Rencana Keperawatan
Nama Klien : Ny. F Umur : 27 tahun No. Register : 222774 Ruang : Fatimah
Rencana Keperawatan No
Dx
Waktu
(tgl/jam) Tujuan dan
Kriteria Hasil Intervensi
Rasional 1. Senin, 27 April 2009 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri dapat berkurang Kriteria hasil : a. Klien mengatakan nyeri berkurang b. Ekspresi wajah tenang, rileks c. Klien dapat beristirahat d. Skala nyeri 3 1. Kaji derajat ketidaknyamanan melalui isyarat verbal dan non verbal menggunakan skala 0-10
2. Berikan tindakan kenyamanan, misal : sering ubah posisi, gosokan pada kaki, punggung
3. Inspeksi perbaikan perineum dari episiotomi
4. Ajarkan klien cara mengontrol nyeri dengan
menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam 5. Kolaborasi dengan - Untuk melokalisasi kuantitas nyeri yang menunjukkan adanya perubahan - Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian - Dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal dan terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi atau intervensi lebih lanjut - Relaksasi dapat menurunkan rasa nyeri - Memberikan
dokter dalam pemberian analgetik untuk mengurangi rasa nyeri kenyamanan sehingga klien dapat memfokuskan pada perawatan sendiri dan bayinya 2. Senin, 27 April 2009 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam infeksi tidak terjadi Kriteria hasil : a. Luka
episiotomi sembuh dengan sempurna dan tidak ada tanda - tanda infeksi (kalor, tumor, rubor, dolor dan fungsiolaesa) b. Klien mampu mendemonstras ikan tehnik - tehnik untuk meningkatkan penyembuhan 1. Kaji adanya perubahan suhu 2. Observasi episiotomi seperti adanya kemerahan nyeri tekan yang berlebihan dan eksudat yang berlebihan
3. Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh genital 4. Berikan informasi
tentang makanan pilihan tinggi protein, vitamin C dan zat
- Peningkatan suhu sampai 38oC pada 2-10 hari setelah melahirkan sangat menandakan infeksi - Dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal dan terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi atau intervensi lebih lanjut - Membantu mencegah penyebaran infeksi - Membantu meningkatkan penyembuhan dan
besi 5. Kolaborasi untuk memberian antibiotik regenerasi jaringan baru - Mencegah infeksi dan penyebaran ke jaringan sekitar 3. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, menyusui menjadi efektif. Kriteria hasil : a. Ibu mampu mengenal cara memberikan ASI b. Reflek hisap bayi kuat c. Bayi tidak rewel d. Bayi mencapai keadaan nutrisi yang cukup ditunjukkan dengan peningkatan BB, tumbang dalam batas normal 1. Kaji pengetahuan klien tentang menyusui sebelumnya 2. Beri informasi mengenai fisiologi dan keuntungan menyusui, perawatan payudara dan faktor – faktor yang
memudahkan atau keberhasilan menyusui
3. Anjurkan klien untuk menyusui bayinya secara teratur dan sesering mungkin
4. Anjurkan klien untuk tidak menggunakan BH terlalu kencang - Untuk mengidentifikasi pengalaman klien tentang menyusui - Membantu klien dalam menangani permasalahannya tentang menyusui, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan klien - Untuk merangsang produksi ASI dan mengurangi resiko terjadinya pembengkakan pada payudara. - Dengan pelindung puting dapat menyebabkan tekanan sehingga mengganggu proses laktasi
F. Tindakan Keperawatan
Nama Klien : Ny. F Umur : 27 tahun No. Register : 222774 Ruang : Fatimah No
Dx Tglataujam
Tindakan
Keperawatan Respon Klien (S dan O) 1.2 Senin,22 April 2009
10.00
Mengkaji keadaan umum klien
S : klien mengatakan nyeri di daerah perineum O : klien lemas, 10.10 Memberi tindakan kenyamanan, ganti posisi, mengganti pembalut
S : klien mengatakan luka jahitan masih sakit
O : terdapat lokhea rubra, ada luka episiotomi
1. 10.15 Mengkaji
karakteristik nyeri (P, Q, R, S, T)
S : Klien mengatakan nyeri di daerah perineum, nyeri dirasa meningkat jika digunakan untuk bergerak dan berkurang saat untuk istirahat, nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, nyeri terasa pada daerah perineum (luka bekas jahitan), skala nyeri 5, nyeri timbul tidak teratur, lama nyeri 10-15 detik, terutama jika digunakan untuk bergerak.
3 jahitan, wajah meringis kesakitan, klien lemas. 1 10.20 Mengajarkan klien
cara mengontrol nyeri dengan menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam
S : klien mengatakan sudah bisa melakukan sendiri O : klien mendemonstrasikan
tarik nafas, klien sudah bisa
1 10.25 Menganjurkan klien untuk melakukan
ambulasi dini
S : klien mengatakan mau melakukan ambulasi dini O: klien ganti posisi, wajah
sambil meringis
1,2,3 10.30 Memonitor vital sign S : klien mengatakan Tensi berapa ? O : TD : 110/70mmHg N : 88x/menit RR : 22x/menit S : 37 oC 1,2,3 12.00 Memberikan nutrisi
dan terapi P.O a. Amoxicillin b. As.Mefenamat c. Herbalacta d. Inbion
S : klien bersedia
O : nutrisi dan obat masuk
Selasa, 28 April 2009
1,2,3 07.30 Mengganti alat tenun S : klien bersedia
O : alat tenun sudah diganti, tempat tidur bersih, rapi 1,2 07.40 Mengkaji keadaan
umum klien
S : klien mengatakan masih mengeluarkan darah, nyeri masih terasa
pembalut 2 08.00 Menganjurkan klien
untuk selalu menjaga kebersihan luka dan dijaga agar tidak basah
S : klien bersedia O : klien mendengarkan,
mengangguk, kooperatif
2 08.10 Menganjurkan klien untuk mencuci tangan
sebelum dansesudah menyentuh genitalia S : klien bersedia O : klien mendengarkan, mengangguk, kooperatif 2 09.00 Memberikan informasi tentang makanan pilihan tinggi protein,
vitamin C dan zat besi
S : klien bersedia O : klien mendengarkan,
mengangguk, kooperatif
10.20 Memonitor vital sign S : -
O : TD : 110/60mmHg N : 72x/menit RR : 24x/menit S : 36,7oC 1,2,3 11.40 Memberikan nutrisi
dan terapi P.O
S : klien bersedia
O : nutrisi dan obat masuk
3 12.30 Mengkaji
pengetahuan klien tentang perawatan payudara dan tehnik menyusui bayinya
S : klien mengatakan sudah tahu tehnik menyusui,
perawatan payudara sedikit - sedikit
O : klien menyusui bayi 3 12.50 Mengkaji payudara
klien
S : klien mengatakan payudara terasa nyeri saat ditekan ASI keluar sedikt
ditekan dan keluar sedikit ASI warna putih agak kekuningan,
ada pembengkakan sedikit pada payudara
1,2 13.00 Melakukan vulva hygiene dan
pemberian antibiotik (iodine)
S : klien mengatakan masih sakit luka jahitannya O : Lokhea rubra masih
keluar, ada luka episiotomi 3 cm dengan 3 jahitan 2 13.30 Memonitor suhu S : - O : 36,9oC Rabu, 29 April 2009 3 07.30 Menganjurkan klien untuk menyusui
bayinya secara teratur dan sesering mungkin
S : klien mengatakan bersedia O : klien menyusui bayinya
07.35 Memberi informasi perawatan payudara
dan keuntungan menyusui
S : klien mengatakan bersedia O : klien mendengarkan,
mengangguk, kooperatif
08.00 Menganjurkan klien untuk tidak
menggunakan BH yang terlalu kencang
S : klien mengatakan bersedia O : klien mengangguk
G. Evaluasi
Tgl/jam No.Dx Evaluasi (SOAP) TT Selasa, 28 April
2009 08.00
1 S : klien mengatakan bahwa nyeri sudah berkurang, skala nyeri 3
klien sudah bisa bangun dari tempat tidur A : masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi Selasa, 28 April
2009 13.35
S : klien mengatakan sudah mengerti perawatan luka episiotomi dengan baik O : daerah sekitar luka bersih,luka
episiotomi sudah dibersihkan,luka jahitan episiotomi mulai membaik
TD : 110/60mmHg RR : 24x/menit N : 88x/menit S : 36,7oC A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
a. Anjurkan klien untuk cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh genitalia
b. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik
Rabu, 29 April 2009
08.30
S : klien mengatakan ASInya sudah keluar, payudara tidak bengkak
O : klien menyusui bayinya, wajah puas, klien mampu menjelaskan perawatan payudara
A : masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi
a. Anjurkan untuk menyusui bayinya secara teratur dan sesering mungkin