HUBUNGAN PENGELOLAAN PROGRAM PELATIHAN MEISTER OTOMOTIF DENGAN KOMPETENSI PESERTA
(Studi Deskriptif di Lembaga Pelatihan “Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung”)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Disusun Oleh
Winda Insani Moulina 0907406
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
WINDA INSANI MOULINA
HUBUNGAN PENGELOLAAN PROGRAM PELATIHAN MEISTER OTOMOTIF DENGAN KOMPETENSI PESERTA
(Studi Deskriptif di Lembaga Pelatihan “Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
PEMBIMBING I
Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd NIP. 19600926 198503 1 003
PEMBIMBING II
Drs. Ade Cahyana, M.Sc NIP. 19501108 197803 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
PERNYATAAN
“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Pengelolaan Program Pelatihan Meister Otomotif dengan Kompetensi Peserta” ini
beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas penyataan ini, saya siap
menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.
Bandung, Februari 2014
Yang membuat pernyataan,
Winda Insani Moulina
Hubungan Pengelolaan Program Pelatihan Meister Otomotif dengan Kompetensi Peserta
(Studi Deskriptif di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung)
Abstrak
Program pelatihan meister otomotif merupakan pelatihan yang diadopsi dari Jerman, pelatihan ini adalah salah satu pelatihan yang menciptakan lulusan yang dicari perusahan-perusahan besar. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Memperoleh gambaran mengenai pengelolaan program pelatihan meister otomotif, 2) Memperoleh gambaran mengenai kompetensi peserta pelatihan program meister otomotif, 3) Mengetahui hubungan antara pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta. Adapun landasan teori yang digunakan adalah meliputi : 1) Konsep dasar Pendidikan Nonformal, 2) Konsep dasar pelatihan, 3) konsep kompetensi. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung (BBPLKDN), yang berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto No.170 Bandung 40275. Lokasi penelitian ini dipilih peneliti karena merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang pelatihan yang merupakan bagian dari pendidikan pendidikan nonformal. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN yang berjumlah 16 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji chi square yang dibarengi oleh uji koefisien kontingensi untung melihat hubungan antara variabel x dan y. Berdasarkan hasil pengujian Chi Square dengan bantuan program SPSS Versi 20, diperoleh nilai Sig untuk tes Fisher sebesar 0,019 < 0,05. Dikarenakan nilai Sig < 0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta di BBPLKDN Bandung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara pengelolan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta dilihat dari peserta yang menilai pengelolaan program yang baik, memiliki nilai kompetensi yang baik pula.
Relationship Management of Meister Automotive Training Program with Competence Participants
(Descriptive Studies at Center for Development of Domestic Training Bandung)
Abstrak
Meister automotive training program is adopted from the German training , this training is one of the training that creates graduates who look for companies on large . This study aims to 1 ) Obtain an overview of the automotive meister management training program , 2 ) Obtain an overview of the competence of the trainee program automotive meister , 3 ) determine the relationship between the management training program with a competency automotive meister . The theoretical basis used is included : 1 ) the basic concept of Non-formal Education , 2 ) the basic concept of training , 3 ) the concept of competence . The hypothesis of this study is that there is a significant association between meister automotive management training program with competency . The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach . This research was conducted at Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri ( BBPLKDN ) , which is located at Jalan Gatot Subroto 170 Bandung 40275 . The location of this research the researcher selected because it is one of the institutions engaged in training that is part of nonformal education. The samples in this research are all participants in the automotive training program meister BBPLKDN totaling 16 people.. Data collection techniques in this study were interviews , questionnaires and documentation studies . Hypothesis testing using chi square test is accompanied by a gain contingency coefficient test the relationship between variables X and variables Y. Based on the results of the Chi Square test with SPSS Version 20 , obtained the Sig for Fisher tests for 0.019 < 0.05 . Due to the Sig < 0.05 , it can be concluded that there is a significant correlation between meister automotive management training program with a competency in BBPLKDN Bandung . The conclusion of this study is the relationship between the management training program with a competency automotive meister views of participants who assess program management good , have a good competence value anyway .
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK………... i
KATA PENGANTAR………. ii
UCAPAN TERIMA KASIH……… iii
DAFTAR ISI………... iv
DAFTAR TABEL……… vii
DAFTAR GAMBAR……… ix
DAFTAR LAMPIRAN……… x
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Penelitian………... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………... 4
C. Tujuan Penelitian………... 5
D. Manfaat / Signifikansi Penelitian……….. 5
E. Struktur Organisasi Skripsi………... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 7
A. Konsep Pendidikan Nonformal………... 7
1. Pengertian Pendidikan Nonformal……….. 7
2. Karakteristik Pendidikan Nonformal………... 8
3. Komponen Pendidikan Nonformal………... 10
4. Cakupan Pendidikan Nonformal………. 12
B. Konsep Pelatihan……….. 13
1. Pengertian Pelatihan……… 13
2. Tujuan Pelatihan………... 16
3. Prinsip-prinsip Pelatihan………... 17
4. Landasan-landasan Pelatihan………... 18
5. Jenis-jenis Pelatihan………... 19
6. Pengelolaan Pelatihan……….………. 20
7. Pendekatan Sistem Untuk Pelatihan………. 23
C. Konsep Kompetensi Peserta………..……… 28
1. PengertianKompetensi……… 28
2. Karakteristik Kompetensi…..……….. 31
3. Kategori Kompetensi………..……… 32
D. Kerangka Pemikiran …….……… 33
E. Hipotesis………..………... 34
BAB III METODE PENELITIAN………... 36
A. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 36
1. Lokasi Penelitian……… 36
2. Sampel……… 36
B. Desain Penelitian……….. 37
C. Metode Penelitian………. 38
D. Definisi Operasional………. 39
E. Instrumen Penelitian………. 41
1. Penyusunan Kisi-kisi………... 42
2. Penyusunan Angket………. 42
F. Uji Coba Instrumen……..……… 43
1. Uji Validitas……… 43
2. Uji Reliabilitas………... 45
G. Teknik Pengumpulan Data……… 46
1. Data Primer……… 47
2. Data Sekunder…..……… 48
H. Analisis Data………...………. 49
1. Pengolahan Data……….……….. 50
2. Analisis Univariat………..………... 52
3. Analisis Bivariat……… 53
I. Pengujian Hipotesis……… 54
1. Uji Chi Square……….. 54
2. Koefisien Kontingensi………. 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 57
1. Sejarah BBPLKDN………. 57
2. Tugas Pokok dan Fungsi………. 58
3. Visi, Misi dan Strategi……… 59
B. Hasil Penelitian………..………... 61
1. Analisis Univariat……… 61
2. Analisis Bivariat………..… 71
C. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 82
A. Kesimpulan………... 82
B. Saran………... 83
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Masyarakat merupakan salah satu modal dan sekaligus faktor dominan dalam
pembangunan. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terus menerus / proses
yang dilakukan oleh masyarakat, lembaga / pemerintah guna meningkatkan taraf
hidup / kesejahteraan.
Sumber daya manusia yang berjumlah besar seharusnya mampu membangun
Indonesia. Pengembangan suatu sistem pendidikan dan pelatihan dalam kaitannya
dengan upaya pengembangan sumber daya manusia umumnya dan pembangunan
ketenagakerjaan khususnya, kiranya memang keharusan dan kebutuhan yang
semakin terasa dewasa ini.
Persoalan kompetensi adalah salah satu persoalan penting dalam
ketenagakerjaan nasional. Semakin rendah kompetensi yang dimiliki para pekerja,
akan semakin sulit baginya untuk mendapatkan kesempatan bekerja. Sebab,
perusahaan akan cenderung memprioritaskan pencarian tenaga kerja yang
memang kompeten di bidangnya. Hal ini sejalan dengan prinsip perusahaan untuk
mencari pekerja yang berkualitas di bidangnya atau prinsip the right man in the
right place.
Masalahnya adalah, kurikulum pendidikan di Indonesia kurang berorientasi
pada kurikulum berbasis kompetensi. Sehingga, kebanyakan siswa lulusan SMA
yang ingin langsung bekerja tidak siap dengan persyaratan ketrampilan atau
keahlian dari para perusahaan.
Begitu pula dengan para lulusan perguruan tinggi. Tidak sedikit mereka yang
hanya memiliki kemampuan dan pengetahuan di bidang akademis, namun tidak
memiliki keahlian yang dibutuhkan dunia kerja. Mereka-mereka inilah, yang tidak
siap dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia kerja, yang berpotensi menambah
daftar panjang angka pengangguran di Indonesia.
Sistem pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan sebagai wahana
menghasilkan tenaga kerja berkompeten. Pendidikan merupakan salah satu sektor
pembangunan, oleh karenanya pendidikan dan pelatihan tidak dapat dilepaskan
atau dipisahkan dari tujuan, sasaran dan titik berat pembangunan. Peningkatan
kompetensi manusia dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam
era globalisasi. Pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas,
maka diperlukan pendidikan dan pelatihan yang bermutu.
Dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dengan demikian pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi
seseorang untuk mensejahterakan hidupnya serta dapat menjadi suatu nilai
pembangunan bangsa. Pendidikan tentunya tidak akan terlepas dari pembelajaran.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
Lebih lanjut dijelaskan di dalam Undang-undang Sisdiknas No.20 tahun
2003, pasal 13 ayat 1 menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari jalur
pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dapat
dilakukan melalui jalur pendidikan nonformal seperti yang dikemukakan oleh
Hamojoyo dalam Kamil. M (2009 : 14) sebagai berikut :
Pendidikan nonformal adalah usaha yang terorganisir secara sistematis dan kontiyu diluar sistem persekolahan, melalui hubungan sosial untuk membimbing individu, kelompok dan masyarakat agar memiliki sikap dan cita-cita sosial (yang efektif) gina meningkatkan taraf hidup dibidang materil sosial dan mental dalam rangka usaha mewujudkan kesejahteraan sosial.
Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan nonformal berperan
penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang produktif dan mandiri,
dalam arti mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan mampu meningkatkan
pendapatannya yang dilakukan melalui pendidikan nonformal salah satunya
Hakikat tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan nilai / sikap seseorang di luar sistem pendidikan formal dalam
waktu yang relatif singkat dengan menggunakan metode yang mengutamakan
praktik daripada teori, seperti yang dijelaskan oleh Satrodipoero (2006 : 122)
dalam Kamil (2010 : 152).
Simamora (1995 : 287) mengartikan pelatihan sebagai serangkaian aktivitas
yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman,
ataupun perubahan sikap seorang individu. Sementara dalam Instruksi Presiden
No. 15 tahun 1974, pengertian pelatihan dirumuskan sebagai berikut :
Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relative singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori.
Dari definisi pelatihan diatas, maka disimpulkan bahwa pelatihan merupakan
proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan
sikap individu sebagai anggota masyarakat dalam pekerjaan dan kehidupan
sehari-hari.
Lembaga pelatihan yang merupakan satuan pendidikan nonformal merupakan
wadah bagi masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan yang berfungsi
sebagai pelengkap, penambah, dan pengganti dalam upaya pendidikan
pengembangan sumber daya manusia yang terintegritas. Balai Besar
Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri (BBPLKDN) Bandung adalah salah
satu Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) yang berada dibawah naungan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang mempunyai
tugas pokok (Permenakertrans RI Nomor: PER.02/MEN-SJ/VIII/2008) yaitu:
“Melaksanakan dan mengembangkan pelatihan, uji kompetensi, sertifikasi dan konsultansi bidang instruktur, tenaga pelatihan dan tenaga kerja”.
Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan di BBPLKDN Bandung dengan
menggunakan teknik wawancara dan observasi diperoleh data mengenai Program
Meister Otomotif, program ini mengadopsi sistem pelatihan dari Jerman ini
membekali peserta secara teknikal dan manajerial. Selain belajar ilmu teknik
akuntansi, hukum, kepemimpinan, metodologi pelatihan, bahasa, dan komputer.
Sehingga lulusan dari program ini diharapkan akan menjadi seorang yang terampil
di bidang teknik otomotif sekaligus menjadi manajer bengkel yang handal dan
profesional. Program ini merupakan suatu langkah penting dan sangat perlu
dilaksanakan dalam rangka mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan
terampil. Bagi peserta yang mengikuti program ini diharapkan dapat mengatasi
kekurangan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dengan persyaratan
pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki baik untuk bekerja dan untuk
mengadakan kegiatan mandiri berupa wirausaha dan lain sebagainya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat penelitian dengan judul “Hubungan pengelolaan program pelatihan
meister otomotif dengan kompetensi peserta di BBPLKDN Bandung”. B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil observasi lapangan, maka
teridentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Program pelatihan meister otomotif BBPLKDN Bandung merupakan
program yang di adaptasi dari Jerman.
2. Program pelatihan meister otomotif BBPLKDN Bandung tidak hanya
belajar ilmu teknik otomotif, program ini juga memberikan pengetahuan
dan keterampilan di bidang akuntansi, hukum, kepemimpinan, metodologi
pelatihan, bahasa, dan komputer.
3. Peserta program pelatihan meister otomotif memiliki latar belakang dunia
otomotif.
4. Lulusan program pelatihan meister otomotif BBPLKDN Bandung
diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
C. Perumusan Masalah
Dari uraian yang dipaparkan pada identifikasi masalah, penulis merumuskan
permasalahan penelitian terkait dengan bagaimana hubungan pengelolaan
program pelatihan meister dengan kompetensi peserta. Untuk memperjelas
lingkup penelitian, maka penulis merumuskan ke beberapa bentuk pertanyaan
1. Bagaimana gambaran pengelolaan program pelatihan meister otomotif di
BBPLKDN Bandung?
2. Bagaimana kompetensi peserta program pelatihan meister otomotif di
BBPLKDN Bandung?
3. Apakah terdapat hubungan antara pengelolaan program pelatihan meister
otomotif dengan kompetensi peserta di BBPLKDN Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang:
1. Pengelolaan program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung
2. Kompetensi peserta program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN
Bandung
3. Hubungan pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan
kompetensi peserta di BBPLKDN Bandung?
E. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Bagi peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti baik teori maupun praktek
dilapangan mengenai Pendidikan Luar Sekolah yang diperoleh semasa
perkuliahan.
b. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia
Manfaat dari penelitian ini ialah untuk mengaplikasikan ilmu yang di peroleh
semasa perkuliahanyang berhubungan dengan skripsi yang berjudul “Hubungan
Pengelolaan Program Pelatihan Meister Otomotif dengan Kompetensi Peserta”
dan membawa nama besar perguruan tinggi sewaktu turun melaksankan penelitian
di lapangan.
c. Bagi Balai Besar Latihan Kerja Dalam Negeri (BBPLKDN) Bandung
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dan
masukan bagi BBPLKDN mengenai hubungan pengelolaan program pelatihan
F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang berisi, sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan : Latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi.
Bab II : Kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis mengenai konsep
pendidikan luar sekolah, konsep pelatihan, pengelolaan program pelatihan meister
dan kompetensi.
Bab III Metode penelitian : Lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian,
metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji instrumen, teknik
pengumpulan data, analisis data dan pengujian hipotesis.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan : Gambaran lokasi penelitian, hasil
penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam
Negeri Bandung (BBPLKDN), yang berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto No.170
Bandung 40275. Lokasi penelitian ini dipilih karena Balai Besar Pengembangan
Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung (BBPLKDN) Bandung merupakan salah satu
Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) yang berada dibawah naungan Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Lokasi penelitian ini dipilih
peneliti karena merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang pelatihan yang
merupakan bagian dari pendidikan pendidikan nonformal. Selain itu alasan peneliti
memilih lokasi penelitian ini adalah peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
hubungan pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi
peserta..
2. Sampel
Menurut Sugiyono dalam Fajar (2011 : 62) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Adapun Zurih dalam Fajar (2006 : 119) berpendapat bahwa “sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi sampel penelitian ini yaitu
seluruh peserta progam pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung yang
berjumlah 16 orang. Selain itu, data yang peneliti butuhkan juga dari pihak pengelola
lembaga dan instruktur pada pelatihan tersebut dengan menggunakan metode
wawancara sebagai pelengkap data untuk melakukan penelitian. Adapun tujuan dari
penelitian ini untuk mengungkap data tentang hubungan pengelolaan program
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sebuah rancangan dalam menentukan alur
penelitian. Desain penelitian digunakan agar proses kegiatan yang dilakukan tidak
keluar dari tujuan penelitian sehingga penulisan skripsi akan tetap pada alur yang
efektif dan efisien (Aziz 2013:3).
Desain penelitian dapat dikatakan sebagai rancangan kompleks peneliti dalam
meneliti suatu permasalahan. Apapun jenis penelitiannya, desain penelitian selalu
dimulai dari adanya permasalahan yang merupakan kesenjangan dari kenyataan dan
harapan, ataupun dari yang tersedia dan seharusnya. Dengan adanya kesenjangan
tersebut, peneliti mencari konsep serta teori yang tepat untuk menunjang
permasalahan tersebut agar dapat teratasi melalui penelitian ini, atau setidaknya hasil
dari penelitian ini akan bias digunakan untuk mengurangi permasalahan tersebut
(Aziz 2013:33).
Oleh karena itu, peneliti membuat terlebih dahulu desain penelitian yang akan
menunjang pada penelitian pengelolaan program pelatihan meister otomotif dalam
meningkatkan kompetensi peserta di BBPLKDN Bandung.
Desain penelitian ini dimulai dari keinginan peneliti mengetahui hubungan
pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi peserta.
Penelitian ini kemudian ditunjang oleh teori-teori mengenai konsep pendidikan
nonformal, konsep pelatihan, dan konsep kompetensi peserta. Setelah itu, masalah
lalu dikumpulkan dan dirumuskan kedalam rumusan masalah. Data lalu dikumpulkan
melalui angket atau kuesioner yang sebelumnya telah diuji instrumen melalui uji
validitas dan reliabilitas, kemudian dicari kecenderungan umum skornya. Pendekatan
yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif.
Data kemudian dianalisis dengan menggunakan pengujian hipotesis uji chi square dan
analisis koefisien kontingensi setelah sebelumnya data dianalisis menggunakan
univariat dan bivariat. Setelah pengujian hipotesis dilakukan, kemudian ditarik
pihak-pihak terkait. Adapun bila digambarkan dalam sebuah bagan menjadi seperti dibawah
ini :
Gambar 3.1. Desain Penelitian C. Metode Penelitian
“Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud” (Purwadarminta dalam Sudjana, 2005 : 7). Sedangkan penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mecari
bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara
hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahanya (Ali 1992 dalam Fajar 2013:50).
Dari pengertian mengenai metode dan penelitian, dapat disimpulkan bahwa
metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan data dari
subjek penelitian. Sebagaimana menurut Arikunto dalam Fajar (2006 : 160), bahwa “Metode penelitian yaitu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Berdasarkan kecenderungan data yang di dapat dari studi ke lapangan dan kesesuaian dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang diambil oleh
penulis adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Metode yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah metode
deskriptif. Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk berupaya memecahkan
atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan
analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama
untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu
deskriptif situasi.
Adapun dalam pengolahan data peneliti menggunakan teknik analisis data
statistik deskriptif. Menurut Sugiyono dalam Fajar (2008 : 147) sebagai berikut :
Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif karena dalam penelitian ini
teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket cara pengolahannya dengan
perhitungan uji chi kuadrat dan analisi koefisien kontingensi.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menjabarkan penelitian ini, maka
1. Pengelolaan
Pengelolaan merupakan serangkaian kegiatan yang terencana diselenggarakan
oleh seorang atau lebih, dalam suatu kelompok atau organisasi/lembaga, untuk
mencapai tujuan yang telah dicapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan
perencanaan yang dirumuskan (Fajar 2013:51). Pengelolaan pada penelitian ini
bermaksud untuk mengungkap bagaimana pengelolaan yang dilakukan di BBPLKDN
Bandung yang terdiri dari beberapa tahap pengelolaan yaitu mulai dari perencanaan,
pelaksanaan serta evaluasi yang dilakukan oleh BBPLKDN Bandung khususnya
dalam mengelola pelatihan.
2. Pelatihan
Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku,
dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih
mengutamakan praktek daripada teori (Instruksi Presiden No. 5 tahun 1974 dalam
Mustofa Kamil). Sementara itu, pelatihan biasanya diasosiasikan untuk
mempersiapkan seseorang dalam melaksanakan suatu peran atau tugas dalam dunia
kerja, namun pelatihan bisa juga dilihat sebagai elemen khusus atau keluaran dari
suatu proses pendidikan yang lebih umum. Pelatihan pada penelitian ini adalah
sebagai bidang kajian yang diambil sebagai salah satu wadah untuk meneliti suatu
pengelolaan lewat BBPLKDN Bandung sebagai suatu lembaga pelatihan.
3. Program Pelatihan Meister Otomotif
Meister adalah jabatan professional yang sangat dikenal di Eropa terutama
Jerman. Meister di Jerman sangatlah dihargai karena dalam sebuah industri maupun
jasa diharuskan adanya seorang Meister. Untuk menjadi Meister dipersyaratkan sudah
mempunyai pengalaman atau melakukan kegiatan jasa bengkel mobil/motor atau di
bidang otomotif. Program pelatihan meister otomotif yang dilaksanakan berdurasi
keterampilan teknis otomotif, kewirausahaan, metodologi pelatihan, hukum
perburuhan, manajerial, keuangan dan lain-lain.
4. Kompetensi
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan kemampuan atau karakteristik
kepribadian seseorang yang secara langsung mempengaruhi kinerjanya ( Dadang
Budiaji dalam Sedarmayanti 2001:4). Kompetensi pada pelatihan ini mengarah pada
kemampuan peserta pelatihan yang telah diberikan di BBPLKDN Bandung berupa
keterampilan, motivasi, dan pembentukan kepribadian yang selanjutnya dapat
dimiliki sebagai kompetensi para peserta pelatihan dalam memenuhi tujuannya dalam
mengikuti pelatihan yang dinilai dari 3 aspek yaitu sikap, teori dan pratek.
5. BBPLKDN Bandung
Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung (BBPLKDN)
Bandung merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) yang berada
dibawah naungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans),
lembaga ini yang melaksanakan program pelatihan meister otomotif, pesertanya
merupakan montir-montir yang telah memenuhi persyaratan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono dalam Putri, 2013: 102).
Instrumen penelitian disusun berdasarkan pada pokok permasalahan yang terdapat
dalam kegiatan penelitian, selanjutnya dikembangkan dalam bentuk pernyataan. Pada
pernyataan angket terdiri dari perkembangan beberapa aspek dan indikator penelitian,
sebagai dasar untuk mendapatkan data penelitian. Angket berawal dari permasalahan
yang ada dan kemudian diturunkan menjadi kisi- kisi penelitian yang selanjutnya
dibuat semacam angket atau kuesioner (Putri 2013:48).
Pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul
data yang berbentuk angket yang berisi tentang sejumlah pertanyaan atau pernyataan
pengelolaan program pelatihan meister berbentuk pertanyaan atau pernyataan. Untuk
penilaian peneliti menggunakan skala likert dengan empat pilihan kemungkinan
jawaban, yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, dan Tidak Setuju dengan bobot
nilai SS= 4, S= 3, KS= 2, dan TS= 1. Bobot nilai setiap responden dijumlahkan
sehingga diperoleh skor total (Putri 2013:49).
Adapun langkah- langkah dalam penyusunan instrumen yang akan dipakai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut ini
1. Penyusunan Kisi- kisi Instrumen Penelitian
Penyusunan kisi- kisi instrumen penelitian dilakukan secara sistematis sesuai
dengan perumusan masalah, tujuan penelitian dan variabel penelitian yang sudah
dijabarkan. Penyusunan kisi- kisi instrumen penelitian yang merupakan acuan
pembuatan alat pengumpul data berupa angket.
Kisi- kisi penelitian ini disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian
yang sudah ditetapkan, kemudian dijabarkan berdasarkan indikatornya, sehingga
memudahkan dalam pembuatan angket.
2. Penyusunan Angket
Item pertanyaan dalam angket ini merupakan penjabaran dari indikator- indikator
yang akan dijadikan pernyataan (Putri 2013:49). Penyusunan angket tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Penyusunan kisi- kisi yang akan dijadikan pedoman dalam pembuatan angket.
b. Membuat daftar pernyataan yang dibuat berdasarkan kisi- kisi angket (terlampir),
disusun secara singkat, jelas dan sederhana untuk memudahkan responden
memberikan jawaban yang sesuai dengan pernyataan yang disediakan.
c. Membuat alternatif jawaban yang terdiri dari empat alternatif pilihan.
d. Membuat petunjuk pengisian angket yaitu untuk menghindari kesalahan dalam
pengisian angket.
e. Membuat surat pengantar angket agar responden mengetahui maksud dan tujuan
Penyusunan angket ini dapat diperinci sebagai berikut:
a. Variabel pengelolaan program pelatihan terdiri dari 22 item pernyataan yang
berisikan tentang indikator pengelolaan program pelatihan meister otomotif.
F. Uji Coba Instrumen
Angket yang telah disusun diuji cobakan kepada kelompok sasaran yang
dianggap memiliki karakteristik yang logis dengan sampel penelitian. Tujuannya
untuk memperoleh data yang akurat, yaitu dengan maksud untuk mengetahui tingkat
kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) instrumen penelitian tersebut.
(Putri 2013:50).
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah diuji cobakan, maka
digunakan teknik validitas item. Penggunaan teknik ini berdasarkan atas
pertimbangan bahwa terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen secara
keseluruhan. Dengan kata lain, bagian-bagian instrumen yang mendukung misi
instrumen keseluruhan yang mengungkap data dari variabel yang dimaksud (Putri
2013:50).
Untuk menguji tingkat validitas sebuah instrumen penelitian digunakan Korelasi
Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
n = jumlah responden uji coba
X = skor setiap item
Y = skor seluruh item
(Sugiyono dalam Putri, 2013: 225)
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu
instrumen. Suatu instrumen yang baik mempunyai validitas yang tinggi,
sabaliknya instrumen yang kurang baik memiliki validitas yang rendah (Putri
2013:451).
Uji coba instrumen ini diberikan kepada peserta program pelatihan meister
otomotif dengan jumlah 22 item untuk variabel X. Hasil uji coba dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Uji Validitas Instrumen
Variabel No Item Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5)
Pengelolaan Program
Pelatihan Meister
Otomotif
1 0,346 0,300 Valid
2 0,306 0,300 Valid
3 0,455 0,300 Valid
4 0,561 0,300 Valid
5 0,429 0,300 Valid
6 0,609 0,300 Valid
7 0,474 0,300 Valid
8 0,492 0,300 Valid
9 0,361 0,300 Valid
10 0,612 0,300 Valid
12 0,601 0,300 Valid
13 0,437 0,300 Valid
14 0,419 0,300 Valid
15 0,462 0,300 Valid
16 0,605 0,300 Valid
17 0,429 0,300 Valid
18 0,605 0,300 Valid
19 0,519 0,300 Valid
20 0,338 0,300 Valid
21 0,402 0,300 Valid
22 0,495 0,300 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Uji Alat Ukur dengan Program SPSS Versi 20
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh instrumen pernyataan yang
digunakan memiliki nilai koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh
instrumen pernyataan tersebut dinyatakan Valid. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa seluruh instrumen pernyataan yang digunakan dalam penelitian sudah mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur dan layak dijadikan sebagai alat ukur
penelitian.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas atau keterandalan suatu instrumen sebagai alat ukur dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana kebenaran alat ukur tersebut cocok digunakan
sebagai alat ukur untuk mengukur sesuatu (Mardalis dalam Hendra, 2009).
Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan
pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan
Keterangan :
Pengujian ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 20 (Statistical
Package for Social Scince). Perhitungan reliabilitas instrumen dapat dilihat dalam
tabel berikut ini:
Meister Otomotif 0,827 0,600 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data Uji Alat Ukur dengan Program SPSS Versi 20
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach yang diperoleh
adalah sebesar 0,827 > 0,600 dan dinyatakan Reliabel. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan yang digunakan dalam
penelitian merupakan instrumen yang dapat dipercaya dan sudah teruji kesahihan
maupun keabsahanya sehingga layak untuk dijadikan sebagai alat ukur penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Keberhasilan penelitian sebagian besar tergantung pada teknik-teknik
pengumpulan data yang digunakan. Menurut Sugiyono dalam Fajar (2008 : 224),
Untuk memperoleh data seperti prosedur-prosedur, alat-alat serta kegiatan nyata,
penulis menentukan teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :
Sugiyono dalam Fajar (2008 : 137) mengemukakan, bahwa “sumber data dapat menggunakan dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder”. Data primer meliputi wawancara, observasi, angket dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder
meliputi company profil dan studi kepustakaan. Mengacu kepada pendapat tersebut,
penulis menentukan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data
(Sugiyono dalam Fajar, 2008 : 139). Untuk mendapatkan hasil data primer penulis
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, seperti :
a. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana terjadinya
komunikasi secara verbal antara pewawancara atau peneliti dengan subjek
pewawancara. Sejalan dengan pengertian diatas, dapat diperjelas bahwa wawancara
yaitu percakapan Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan
secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu (Kartini kartono dalam fajar,
1998 : 187).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada pengelola dan tenaga
pengajar untuk mengetahui bagaimana pengelolaan pada pelatihan di BBPLKDN
Bandung. Dilakukannya wawancara agar mengetahui secara mendalam apa yang
diterima oleh peserta pelatihan dalam kegiatan pelatihan, apa yang telah diusahakan
oleh pihak pengelola lembaga dalam melakukan pengelolaan pelatihan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelatihan di BBPLKDN Bandung.
b. Observasi
Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
Observasi analisis dokumen dilaksanakan selama penulis melakukan penelitian
mengenai pengelolaan pada pelatihan yang ada di BBPLKDN Bandung dan
kompetensi peserta pelatihannya. Ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara
langsung mengenai pengelolaan yang dilakukan oleh pengelola di BBPLKDN
Bandung.
c. Angket atau Kuesioner
Angket dipilih untuk mengungkap hal-hal yang bersifat rahasia, penggunaan
angket dilakukan agar lebih efisien dalam mengumpulkan data yang diinginkan.
Zuriah dalam Fajar (2006 : 182) mengemukakan kuesioner atau angket adalah “suatu
alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab responden”.
Adapun menurut Sugiyono dalam Fajar (2011 : 199) kuesioner adalah “teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab”.
Angket disebar pada peserta program pelatihan meister otomotif karena
jumlahnya yang besar sebanyak 16 orang.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data misalnya melalui orang lain atau dokumen (Sugiyono dalam Fajar,
2008).
a. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto dalam Fajar (2002 : 206) mengemukakan “bahwa
metode dokumentasi mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan
sebagainya.
Studi dokumentasi ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data yang sudah
tersedia dalam catatan dokumen dengan tujuan untuk memperoleh data tertulis yang
mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang
sedang diteliti. Dokumen yang menjadi salah satu sumber pengumpulan data berupa
foto, profil, dan data warga belajar serta mendokumentasikan kegiatan pengelolaan
pada pelatihan di BBPLKDN Bandung.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti
dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti
dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada
kaitannya dengan penelitiannya, dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan
semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.
Menuru Subino dalam Fajar (1982) mengemukakan :
Studi kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori, konsep-konsep, sebagai bahan
pertimbangan, penguatan atau penolakan terhadap temuan hasil penelitian dan untuk
mengambil beberapa kesimpulan, literature dan buku-buku yang dikaji dalam studi
kepustakaan yang berkaitan langsung dengan permasalahan penelitian.
Studi kepustakaan yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh konsep dan
teori-teori sebagai dasar pemikiran dan bahan acuan bagi penulis didalam penelitian
yang dilakukan melalui buku-buku, majalah, maupun tulisan-tulisan yang ada
hubungannya dengan penelitian.
Adapun teori-teori yang diperoleh penulis dengan menggunakan teknik studi
kepustakaan ini, diantaranya yaitu membahas mengenai konsep dan teori : 1) Konsep
Pendidikan Nonformal, 2) Konsep Pelatihan, dan 3) Konsep Kompetensi.
H. Analisis Data
Dalam penelitian Kuantitatif, jika semua data telah terkumpul, maka kegiatan
selanjutnya adalah pengolahan data dan analisis data. Berikut penjabaran lebih
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah-langkah
pengolahan data yaitu:
a. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang telah terkumpul dari hasil pengisian
responden. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat kelengkapan pengisian
angket secara menyeluruh.
b. Koding, yaitu pemberian kode atau skor pada setiap alternatif jawaban
berdasarkan ketentuan yang ada. Berikut merupakan pembobotan untuk koding
tersebut:
Tabel 3.3
Pembobotan Kuesioner No Alternatif Jawaban Bobot
1 Sangat Setuju 4
2 Setuju 3
3 Kurang Setuju 2
4 Tidak Setuju 1
c. Tabulasi, bertujuan untuk menuangkan semua hasil koding ke dalam tabel
rekapitulasi secara menyeluruh. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden Skor Item Total
1 2 3 4 5 6 ... N 1
d. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor
Perhitungan kecenderungan umum skor responden merupakan penjabaran dari
nilai presentase dan kriteria setiap variabel. Sugiyono dalam Aziz (2010:246)
menyatakan bahwa tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui kesesuaian
data yang dihitung dengan skor idealnya yaitu dengan menggunakan rumus:
P =
Keterangan :
P = Proporsi
X = Jumlah skor hasil penelitian (aktual)
Xid = Skor ideal (skor ynag diharapkan).
e. Pemberian Kategori, hal ini dimaksudkan sebagai syarat analisis bivariat dalam
perhitungan chi square. Adapun rumus untuk mencari kategori adalah sebagai
berikut:
Interval Pengkategorian
-
Xn Xi
C
k
C = Panjang Interval Kelas
Xn = Persentase Maksimum
Xi = Persentase Minimum
k = Banyaknya kelas/ kategori
Presentase maksimum diperoleh dari hasil pembagian antara bobot tertinggi (4)
dengan banyaknya kategori yang digunakan dalam kuesioner (4), sehingga preentase
maksimum dapat dihitung sebagai berikut :
4
x 100 100% 4
Presentase minimum diperoleh dari hasil pembagian antara bobot terrendah (1)
dengan banyaknya kategori yang digunakan dalam kuesioner (4), sehingga preentase
minimum dapat dihitung sebagai berikut :
1
x 100 25%
4
Persentase Minimum
Dalam penelitian ini banyaknya kategori yang akan digunakan sebagai kesimpulan
dibagi menjadi 3 yaitu kategori baik, cukup dan kurang. Setelah diketahui nilai
presentase maksimum dan minimum maka interval pengkategorian dapat dihitung
sebagai berikut :
100% - 25%
25% 3
C
Setelah dilakukan perhitungan interval pengkategorian, maka kategori yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
25% sampai 50% = Kurang
50,01% sampai 75% = Cukup
75,01% sampai 100% = Baik
2. Analisis Univariat
Penelitian analisis univariat adalah analisis yang dilakukan menganalisis tiap variabel
dari hasil penelitian (Notoatmodjo dalam Aziz, 2005:188). Analisa univariat
berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa
sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.
Peringkasan tersebut dapat berupa ukran statistik, table, grafik. Analisis univariat
dilakukan masing-masing variabel yang diteliti. Berikut merupakan table perhitungan
Tabel 3.5 Analisis Univariat No Pengelolaan Program Pelatihan
Meister Otomotif Frekuensi %
1 Baik
2 Cukup
3 Kurang
Total
No Kompetensi Peserta Frekuensi %
1 Baik
2 Cukup
3 Kurang
Total
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
keterkaitan dua variabel. Setelah semua data dijadikan kategori, maka selanjutnya
dibentuk sebuah cross tabulation contingency table dengan mencocokkan tiap skor
responden pada variabel pengelolaan program pelatihan dan variabel kompetensi
peserta lalu disejajarkan berdasarkan ketiga kategori tersebut (Aziz 2014:48).. Hasil
analisis bivariat di sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 3.6
Tabulasi Silang, Uji Chi Square dan Koefisien Kontingensi Antara X dengan Y
Kompetensi
Total Sig C Keterangan
Kurang Cukup Baik
Pengelolaan
Program Kurang
f
Pelatihan
Meister Otomotif
Cukup f
%
Baik f
%
Total f
%
I. Pengujian Hipotesis a. Uji Chi Square
Chi square (dibaca: kai kuadrat), merupakan metode perhitungan statistika non
parametrik yang jenis datanya harus bersifat nominal atau kategorik. Uji chi square
menurut (Andi Supangat dalam Aziz, 2007:364) merupakan “uji hipotesis tentang
asosiasi atau korelasi antara frekuensi observasi dengan frekuensi harapan yang didasarkan pada hipotesis tertentu pada setiap penelitian”. Ekspresi matematis tentang distribusi chi square hanya tergantung pada suatu parameter, yaitu derajat kebebasan
(degree of freedom).
Adapun rumus uji chi square adalah sebagai berikut:
∑ = ∑ ∑ ∑
(Andi Supangat dalam Aziz, 2007:369)
Keterangan :
= Nilai chi hitung ∑ Jumlah skor aktual
= Frekuensi yang diharapkan ∑ = Jumlah skor ideal
= Skor aktual ∑ = Skor total
= Skor ideal
Dengan kriteria penerimaan :
Tolak jika nilai Sig. Chi square pada output SPSS ≤ dari 0,05 (α).
b. Koefisien Kontingensi
Koefisien kontingensi merupakan metode yang digunakan untuk mengukur taraf
hubungan, atau ketakbebasan (ketergantungan) dari klasifikasi-klasifikasi pada suatu
tabel kontingensi. Asumsi dari koefisien kontingensi yaitu semakin besar nilai C,
maka semakin besar pula taraf hubungannya. Dalam tabel kontingensi, jumlah baris
dan kolom menentukan nilai maksimum C yang tidak pernah lebih besar dari 0 (Aziz
2014:50).
Adapun rumus dari koefisien kontingensi adalah sebagai berikut:
C = √
Sedangkan rumus dari koefisien kontingensi maksimum adalah sebagai berikut:
= √ Keterangan:
C = Nilai koefisien Kontingensi
= Nilai chi hitung
N = Jumlah Responden
k = kategori
Tabel 3.7
Nilai Proporsi Menurut Guilford
Proporsi Keterangan
Kurang dari 0,20 Sangat rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,70 Sedang
0,70 – 0,90 Tinggi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya dapat disimpulkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa tedapat
hubungan antara pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan kompetensi
peserta. Hal tersebut diurai sebagai berikut :
1. Gambaran Pengelolaan Program Pelatihan Meister otomotif di BBPLKDN
Bandung
Setelah dilakukan perhitungan terhadap variabel pengelolaan program pelatihan
dapat diketahui bahwa pengelolaan program pelatihan meister otomotif di
BBPLKDN Bandung sudah dikelola dengan baik, hal ini ditunjukan oleh mayoritas
dari responden yang menilai pengelolan pelatihan dalam kategori baik sebanyak 9
orang (56,23%). Pengelolaan program pelatihan meister yang terdiri dari 3 tahap
yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan dibagi lagi menjadi 5
tahapan, pertama identifikasi kebutuhan pelatihan, kedua merumuskan tujuan
pelatihan, ketiga penyusunan program pelatihan, keempat rekrutmen peserta pelatihan
dan kelima pengadaan dan pemilihan media. Perencanaan dibagi lagi menjadi 6
tahapan, pertama kurikulum, kedua waktu pelaksanaan, ketiga instruktur, keempat
peserta pelatihan, kelima tempat pelatihan dan keenam sarana pendukung. Dan yang
terakhir evaluasi dibagi menjadi 3 tahapan, pertama evaluasi perencanaan pelatihan,
kedua evaluasi pelaksanaan pelatihan dan ketiga evaluasi hasil pelatihan.
2. Gambaran Kompetensi Peserta Program Pelatihan Meister Otomotif di
BBPLKDN Bandung
Setelah dilakukan perhitungan terhadap variabel kompetensi peserta dapat
diketahui peserta program pelatihan meister otomotif di BBPLKDN Bandung
memiliki kompetensi yang tergolong baik, hal ini ditunjukan oleh mayoritas dari
(75,00%). Penilaian kompetensi peserta dilihat dari 3 aspek, yaitu sikap, teori dan
praktek. Sikap terdiri dari 4 penilaian, yang pertama kehadiran, kedua disiplin, ketiga
prakarsa dan keempat kerjasama. Selanjutnya teori dan praktek terdiri dari 7 penilaian
yang sama yaitu, umum, engine, chasis & power rain, kelistrikan, kelompok non unit
kompetensi teknis, methodologi dan non teknis.
3. Hubungan antara Pengelolaan Program Pelatihan Meister Otomotif dengan
Kompetensi Peserta
Diperoleh temuan studi, bahwa dari aspek pengelolaan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi, hanya aspek pelaksanaan yang memiliki hubungan yang
signifikan dengan kompetensi pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa aspek
pengelolaan secara individual tidak bisa memberi kontribusi optimal kepada output
pelatihan. Setiap aspek hanya bisa memberikan kontribusi kepada output pelatihan
jika masing-masing fungsinya bersinerji dengan aspek-aspek lainnya untuk saling
melengkapi jika ada kelebihan dari aspek yang satu, untuk melengkapi kekurangan
pada aspek-aspek yang lainnya, sehingga fungsi pengelolaan dapat dipandang sebagai
fungsi gabungan efektivitas dari aspek-aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
terhadap output pelatihan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan bagi pihak terkait diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Dengan adanya temuan studi bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara aspek-aspek perencanan dan evaluasi terhadap output pelatihan,
diharapkan memberikan umpan balik kepada para pengelola Program
Pelatihan Meister Otomotif di BBPLKDN Bandung untuk melakukan kajian
tentang kelemahan pada kedua aspektersebut, untuk memperbaikinya, dalam
rangka meningkatkan efektifitas aspek perencanaan dan evaluasi terhadap
2. Bagi peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang hubungan pengelolaan program pelatihan meister otomotif dengan
output pelatihan disarankan untuk mengkaji lebih lanjut, aspek-aspek
perencanaan dan evaluasi yang patut mendapat perhatian para pengelola
Program Pelatihan Meister Otomotif di BBPLKDN Bandung, sehingga
efektivitas program ini semakin meningkat. Di sampimg itu, diharapkan
penelitian yang akan datang mampu memperbaiki kekurangan studi ini dalam
rangka mengkaji lebih dalam mengenai aspek-aspek pelatihan lainnya yang
perlu dikaji lanuut untuk meningkatkan efektivitas program pelatihan dalam
konten serupa, termasuk upaya untuk mengkaji hubungannya dengan
aspek-aspeklainnya yang mencakup menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Adi, F. (2013). Pengelolaan Pada Pelatihan Pra Rekrutmen Magang Ke Jepang
dalam Meningkatkan Kompetensi Peserta Pelatihan di LPK Putra Maju Lembang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UPI : tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kamil, Mustofa. (2012). Model Pendidikan Dan Pelatihan: Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Alfabeta.
Maliki, Aziz. (2014). Hubungan penerapan model problem based learning dengan
hasil belajar peserta bimbingan keterampilan kerja jurusan montir motor di BPSBR Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UPI : tidak
diterbitkan.
Rakhmat, Jalaludin. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Salsa, Putri. (2013). Pengaruh Hasil Pelatihan Orientasi dan Mobilitas terhadap
Peningkatan Kemandirian Penyandang dengan Kecacatan Netra di PSBN Wyata Guna Bandung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UPI : tidak
diterbitkan.
Sardin. Hand Out Pengantar Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
Mandar Maju.
Siegel, Sidney.( 1992). Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Gramedia.
Sudjana, D. (2001). Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah, Perkembangan,
________, (2004). Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.
________, (2007). Sistem & Manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi). Bandung:
Falah Production.
Sugiyono. (2013). Motode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supangat, A. (2007). Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan
Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sumber Internet:
Admin. 2013. Definisi kompetensi. In google online [online]. (http://deroe.wordpress.com/2007/10/05/kompeten-dan-kompetensi/). [22
November 2013].
Admin. 2013. Persoalan kompetensi. In google [online]. (infopublik.layanan.go.id).
[agustus 2013].
Admin. 2013. In google [online]. digilib.unm. [september 2013]
Admin. 2013. In google [online]. thesis.binus.ac.id. . [september 2013]
Admin. 2013. In google [online]. asm.ariyanti.ac.id. . november 2013]
Admin. 2013. In google [online]. jurnal-sdm-olif.blogspot. . [september 2013]
Admin. 2013. In google [online]. bloghidupgue.com. . [november 2013]
Syarifudin. 2013. Manajemen sumber daya manusian. In google [online].
(syarifudin-manajemendayamanusia.blogspot.com). [agustus 2013].
Asmarita. 2013. Undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 3. In google [online].