BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang
Dekompensasi kordis (DK) atau gagal jantung (GJ) adalah suatu keadaan dimana Dekompensasi kordis (DK) atau gagal jantung (GJ) adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat mempertahankan sirkulasi yang adekuat yang ditandai oleh adanya jantung tidak dapat mempertahankan sirkulasi yang adekuat yang ditandai oleh adanya suatu sindroma klinis berupa dispnu (sesak nafas), fatik (saat istirahat atau aktivitas), suatu sindroma klinis berupa dispnu (sesak nafas), fatik (saat istirahat atau aktivitas), dil
dilataatasi si venvena a dan dan edeedema, ma, yanyang g diadiakibkibatkaatkan n oleoleh h adaadanya nya kelkelainainan an strstruktuktur ur atau atau funfungsigsi jantung.
jantung.
Insiden penyakit gagal jantung saat ini semakin meningkat. Dimana jenis penyakit Insiden penyakit gagal jantung saat ini semakin meningkat. Dimana jenis penyakit gagal jantung yang paling tinggi prevalensinya adalah Congestive Heart Failure (CHF). Di gagal jantung yang paling tinggi prevalensinya adalah Congestive Heart Failure (CHF). Di Eropa, tiap tahun terjadi 1,3 kasus per 1000 penduduk yang berusia 25 tahun. Sedang pada Eropa, tiap tahun terjadi 1,3 kasus per 1000 penduduk yang berusia 25 tahun. Sedang pada anak–anak yang menderita kelainan jantung bawaan, komplikasi gagal jantung terjadi 90% anak–anak yang menderita kelainan jantung bawaan, komplikasi gagal jantung terjadi 90% sebelum umur 1 tahun, sedangkan sisanya terjadi antara umur 5 – 15 tahun.
sebelum umur 1 tahun, sedangkan sisanya terjadi antara umur 5 – 15 tahun.
Perlu diketahui, bahwa dekompensasi kordis pada bayi dan anak memiliki segi Perlu diketahui, bahwa dekompensasi kordis pada bayi dan anak memiliki segi tersendiri dibandingkan pada orang dewasa, yaitu :
tersendiri dibandingkan pada orang dewasa, yaitu :
1. Sebagian besar penyebab gagal jantung pada bayi dan anak dapat diobati (potentially 1. Sebagian besar penyebab gagal jantung pada bayi dan anak dapat diobati (potentially curable).
curable). 2.
2. DaDalalam m memengngatatasasi i gagagagal l jajantntunung g titidadak k hahanynya a beberhrhenenti ti sasampmpai ai gegejajalanlanya ya hihilalangng,, melainkan harus diteruskan sampai ditemukan
melainkan harus diteruskan sampai ditemukan penyebab dasarnya.penyebab dasarnya. 3.
3. SetSetelaelah h ditditemuemukan kan penpenyebyebabnabnya, ya, bilbila a masmasih ih dapdapat at dipdiperberbaikaiki i makmaka a harharus us segsegeraera dilakukan perbaikan.
dilakukan perbaikan.
4. Lebih mudah diatasi dan mempunyai prognosis yang lebih baik daripada gagal jantung 4. Lebih mudah diatasi dan mempunyai prognosis yang lebih baik daripada gagal jantung pada orang dewasa.
pada orang dewasa.
Sementara itu, menurut Aulia Sani, penyakit gagal jantung meningkat dari tahun ke Sementara itu, menurut Aulia Sani, penyakit gagal jantung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data di RS Jantung Harapan Kita, peningkatan kasus dari penyakit tahun. Berdasarkan data di RS Jantung Harapan Kita, peningkatan kasus dari penyakit gagal jantung ini pada tahun 1997 adalah
gagal jantung ini pada tahun 1997 adalah 248 kasus, kemudian melaju dengan pesat hingga248 kasus, kemudian melaju dengan pesat hingga mencapai puncak pada tahun 2000 dengan 532 kasus. Karena itulah, penanganan sedini mencapai puncak pada tahun 2000 dengan 532 kasus. Karena itulah, penanganan sedini mungkin sangat dibutuhkan untuk mencapai angka mortalitas yang minimal terutama pada mungkin sangat dibutuhkan untuk mencapai angka mortalitas yang minimal terutama pada bayi dan anak-anak.
Faktor yang dapat menimbulkan penyakit jantung adalah kolesterol darah tinggi, Faktor yang dapat menimbulkan penyakit jantung adalah kolesterol darah tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, gula darah tinggi (diabetes mellitus),
tekanan darah tinggi, merokok, gula darah tinggi (diabetes mellitus), kegemukan, dan stres.kegemukan, dan stres. Aki
Akibat bat lanlanjut jut jikjika a penpenyakyakit it janjantuntung g tidtidak ak ditditangangani ani makmaka a akaakan n menmengakgakibaibatkatkan n gaggagalal jantung, kerusakan otot jantung hingga 40% dan kematian.
jantung, kerusakan otot jantung hingga 40% dan kematian.
Menurut data yang diperoleh penulis hingga sekarang penyakit jantung merupakan Menurut data yang diperoleh penulis hingga sekarang penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu (Sampurno,1993). WHO menyebutkan rasio penderita gagal
pembunuh nomor satu (Sampurno,1993). WHO menyebutkan rasio penderita gagal jantungjantung di dunia adalah satu sampai lima orang setiap 1000 penduduk. Penderita penyakit jantung di dunia adalah satu sampai lima orang setiap 1000 penduduk. Penderita penyakit jantung di Indonesia kini diperkirakan mencapai 20 juta atau sekitar 10% dari jumlah penduduk di di Indonesia kini diperkirakan mencapai 20 juta atau sekitar 10% dari jumlah penduduk di Nusantara (www.depkes.go.id). Nusantara (www.depkes.go.id). B. Tujuan Penulisan B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum 1. Tujuan Umum Memper
Memperoleh gambaran oleh gambaran tentantentang g penerapenerapan pan asuhaasuhan n keperkeperawatan dengan awatan dengan masalamasalahh penyakit jantung.
penyakit jantung.
2. Tujuan Khusus 2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh gambaran tentang pengkajian dengan masalah penyakit jantung. a. Memperoleh gambaran tentang pengkajian dengan masalah penyakit jantung.
b. Memperoleh gambaran tentang masalah dan diagnosa keperawatan dengan masalah b. Memperoleh gambaran tentang masalah dan diagnosa keperawatan dengan masalah
penyakit jantung. penyakit jantung.
c. Memperoleh gambaran tentang rencana keperawatan dengan masalah penyakit c. Memperoleh gambaran tentang rencana keperawatan dengan masalah penyakit
jantung. jantung.
d. Melakukan tindakan keperawatan serta evaluasi proses tindakan keperawatan dengan d. Melakukan tindakan keperawatan serta evaluasi proses tindakan keperawatan dengan
masalah penyakit jantung. masalah penyakit jantung.
e. Melakukan evaluasi hasil yang dibahas melalui catatan perkembangan dengan e. Melakukan evaluasi hasil yang dibahas melalui catatan perkembangan dengan
masalah penyakit jantung. masalah penyakit jantung.
f. Memperoleh gambaran tentang faktor penunjang dan faktor penghambat dalam f. Memperoleh gambaran tentang faktor penunjang dan faktor penghambat dalam
penerapan asuhan keperawatan dengan masalah penyakit jantung. penerapan asuhan keperawatan dengan masalah penyakit jantung.
C. Sistematika Penulisan C. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari empat bab, yaitu : Makalah ini terdiri dari empat bab, yaitu : Bab I:
Bab I: PendaPendahuluhuluan an berisiberisikan latar kan latar belakabelakang, tujuan ng, tujuan penulpenulisan, metode penulisanisan, metode penulisan, , dandan sistematika penulisan.
sistematika penulisan.
Bab II: Tinjauan teoritis yang terdiri dari konsep dasar penyakit. Bab II: Tinjauan teoritis yang terdiri dari konsep dasar penyakit.
Bab
Bab III: III: TinTinjaujauan an kaskasus us yanyang g mermerupaupakan kan asuasuhan han kepkeperawerawataatan n menmencakcakup up penpengkagkajianjian,, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Bab IV: Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II BAB II TINJAUAN TEORITIS TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian A. Pengertian D
Deecocommppeennssasasi i ccoordrdiis s aaddaallaah h kkeeggagagaallaan n jjaannttuunng g ddaallaam m uuppaayya a uunnttuuk k me
mempmperertatahahanknkan an pepereredadararan n dadararah h sesesusuai ai dedengngan an kekebubututuhahan n tutububuh.h.(D(Dr. r. AhAhmamadd ramali.1994)
ramali.1994)
Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung (Tabrani, 1998; fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung (Tabrani, 1998; Price, 1995).
Price, 1995).
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik yang mana jantung sebagai pompa Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik yang mana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Carleton,P.F dan tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995 ; Ignatavicius and Bayne,
M.M. O’Donnell, 1995 ; Ignatavicius and Bayne, 1997 ).1997 ).
Gagal jantung kongestif adalah keadaan yang mana terjadi bendungan sirkulasi Gagal jantung kongestif adalah keadaan yang mana terjadi bendungan sirkulasi ak
akibibat at gagagagal l janjantutung ng dadan n memekakaninismsme e kokompmpenensasatotorikriknynya a (C(Carlarletetonon,P,P.F .F dadan n M.M.M.M. O’Donnell, 1995 ; Ignatavicius and Bayne,
O’Donnell, 1995 ; Ignatavicius and Bayne, 1997).1997). Menuru
Menurut t BraunwBraunwald, gagal ald, gagal jantunjantung g adalah suatu adalah suatu keadaakeadaan n patofipatofisiolosiologis gis adanyadanyaa kelain
kelainan an fungsfungsi i jantujantung ng berakberakibat ibat jantujantung ng gagal memompakgagal memompakan an darah untuk darah untuk memenmemenuhiuhi keb
kebutuutuhan han metmetaboabolislisme me jarjaringingan an dandan/at/atau au kemkemampampuanuannya nya hanhanya ya ada ada kalkalau au disdisertaertaii peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.
peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri. Defi
Definisnisi i altealternarnatif tif menmenuruurut t PackPacker, er, gaggagal al janjantuntung g kokongengestistif f mermerupaupakan kan suasuatutu sindrom klinis yang rumit yang ditandai dengan adanya abnormalitas fungsi ventrikel kiri sindrom klinis yang rumit yang ditandai dengan adanya abnormalitas fungsi ventrikel kiri dan kelainan regulasi neurohormonal, disertai dengan intoleransi kemampuan kerja fisis dan kelainan regulasi neurohormonal, disertai dengan intoleransi kemampuan kerja fisis (effort intolerance), retensi cairan, dan memendeknya umur hidup (reduced longevity). (effort intolerance), retensi cairan, dan memendeknya umur hidup (reduced longevity). Termasuk di dalam kedua batasan tersebut adalah suatu spektrum fisiologi-klinis yang Termasuk di dalam kedua batasan tersebut adalah suatu spektrum fisiologi-klinis yang luas, mulai dari cepat menurunnya daya pompa jantung (misalnya pada infark jantung yang luas, mulai dari cepat menurunnya daya pompa jantung (misalnya pada infark jantung yang luas, takiaritmia atau bradikardia yang mendadak), sampai pada keadaan-keadaan di mana luas, takiaritmia atau bradikardia yang mendadak), sampai pada keadaan-keadaan di mana proses terjadinya kelainan fungsi ini berjalan secara bertahap tetapi progresif {misalnya proses terjadinya kelainan fungsi ini berjalan secara bertahap tetapi progresif {misalnya pada pasien dengan kelainan jantung yang berupa pressure atau. volume overload dan hal pada pasien dengan kelainan jantung yang berupa pressure atau. volume overload dan hal ini terjadi akibat penyakit pada jantung itu sendiri, seperti hipertensi, kelainan katup aorta ini terjadi akibat penyakit pada jantung itu sendiri, seperti hipertensi, kelainan katup aorta atau mitral dll).
Secara singkat menurut Sonnenblik, gagal jantung terjadi apabila jantung tidak lagi Secara singkat menurut Sonnenblik, gagal jantung terjadi apabila jantung tidak lagi mampu memompakan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh pada mampu memompakan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh pada tekanan pengisian yang normal, padahal aliran balik vena (venous return) ke jantung dalam tekanan pengisian yang normal, padahal aliran balik vena (venous return) ke jantung dalam keadaan normal.
keadaan normal.
B. Anatomi dan Fisiologi Jantung B. Anatomi dan Fisiologi Jantung 1. Anatomi Jantung
1. Anatomi Jantung Beban Awal
Beban Awal
Beban awal adalah derajat peregangan serabut miokardium pada akhir pengisian Beban awal adalah derajat peregangan serabut miokardium pada akhir pengisian ventrikel atau diastolik. Meningkatnya beban awal sampai titik tertentu memperbanyak ventrikel atau diastolik. Meningkatnya beban awal sampai titik tertentu memperbanyak tumpang tindih antara filament-filamen aktin dan miosin, sehingga kekuatan kontraksi dan tumpang tindih antara filament-filamen aktin dan miosin, sehingga kekuatan kontraksi dan cur
curah ah janjantuntung g menmeningingkatkat. . HuHubunbungan gan ini ini dindinyatyatakaakan n dendengan gan HukHukum um StaStarlirling, ng, yaiyaitutu pe
peregregangangan an seraserabutbut-ser-serabuabut t miomiokarkardiudium m selselama ama diadiastostol l akaakan n menmeningingkatkatkan kan kekkekuatuatanan kontraksi pada sistol (Carleton,P.F dan M.M. O’
kontraksi pada sistol (Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995).Donnell, 1995). Beban awal
Beban awal dapat meningkdapat meningkat at dengadengan n bertambertambahnybahnya a volumvolume e diastdiastolik ventrikel,olik ventrikel, mis
misalnalnya ya karkarena ena reteretensi nsi caicairanran, , sedsedangangkan kan penpenuruurunan nan bebbeban an awaawal l dapdapat at terjterjadi adi padpadaa diuresis. Secara fisiologis, peningkatan volume akan meningkatkan tekanan pada akhir diuresis. Secara fisiologis, peningkatan volume akan meningkatkan tekanan pada akhir diastol untuk menghasilkan perbaikan pada fungsi ventrikel dan curah jantung, namun diastol untuk menghasilkan perbaikan pada fungsi ventrikel dan curah jantung, namun pada ventrikel yang gagal, penambahan volume ventrikel tidak selalu disertai perbaikan pada ventrikel yang gagal, penambahan volume ventrikel tidak selalu disertai perbaikan fungsi ventrikel. Peningkatan tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan bendungan fungsi ventrikel. Peningkatan tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan bendungan paru atau
paru atau sistesistemik, edema mik, edema akibaakibat t transtransudasi cairan dan udasi cairan dan mengumengurangi peningkrangi peningkatan lebihatan lebih lanjut dari volume dan tekanan. Perubahan dalam volume intrakardia dan perubahan akhir lanjut dari volume dan tekanan. Perubahan dalam volume intrakardia dan perubahan akhir pada tekanan bergantung pada kelenturan daya regang ruang-ruang jantung. Ruang jantung pada tekanan bergantung pada kelenturan daya regang ruang-ruang jantung. Ruang jantung yang sangat besar, daya regangnya dapat menampung perubahan volume yang relative yang sangat besar, daya regangnya dapat menampung perubahan volume yang relative besar tanpa peningkatan tekanan yang bermakna. Sebaliknya, pada ruang ventrikel yang besar tanpa peningkatan tekanan yang bermakna. Sebaliknya, pada ruang ventrikel yang
ga
gagagal, l, yayang ng kukurarang ng lelentnturur, , pepenanambmbahahan an vovolulume me yayang ng kekecicil l dadapapat t memengngakakibibatatkakann pe
peninningkagkatan tan tektekanaanan n yanyang g berbermakmakna na dan dan dapdapat at berberlanlanjut jut menmenjadjadi i pempembenbendundungan gan dandan edema ( Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995 ).
edema ( Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995 ).
Kontraktilitas Kontraktilitas
Kontraktilitas menunjukkan perubahan-perubahan dalam kekuatan kontraksi atau Kontraktilitas menunjukkan perubahan-perubahan dalam kekuatan kontraksi atau keadaan inotropik yang terjadi bukan karena perubahan-perubahan dalam panjang serabut. keadaan inotropik yang terjadi bukan karena perubahan-perubahan dalam panjang serabut. Pe
meningkatkan kontraktilitas, sedangkan hipoksia dan asidosis akan menekan kontraktilitas. meningkatkan kontraktilitas, sedangkan hipoksia dan asidosis akan menekan kontraktilitas. Pada gagal jantung terjadi depresi dari kontraktilitas miokardium ( Carleton,P.F dan M.M. Pada gagal jantung terjadi depresi dari kontraktilitas miokardium ( Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995 ).
O’Donnell, 1995 ).
Beban Akhir Beban Akhir
Beban akhir adalah besarnya tegangan dinding ventrikel yang harus dicapai untuk Beban akhir adalah besarnya tegangan dinding ventrikel yang harus dicapai untuk mengejeksikan darah sewaktu sistolik. Menurut Hukum Laplace , ada tiga variabel yang mengejeksikan darah sewaktu sistolik. Menurut Hukum Laplace , ada tiga variabel yang mempengaruhi tegangan dinding yaitu ukuran atau radius intraventrikel, tekanan sistolik mempengaruhi tegangan dinding yaitu ukuran atau radius intraventrikel, tekanan sistolik ventrikel dan tebal dinding. Vasokonstriksi arteri yang meningkatkan tahanan terhadap ventrikel dan tebal dinding. Vasokonstriksi arteri yang meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel dapat meningkatkan tekanan sistolik ventrikel, sedangkan retensi cairan ejeksi ventrikel dapat meningkatkan tekanan sistolik ventrikel, sedangkan retensi cairan dapat meningkatkan radius intraventrikel. Pemberian vasodilator dan hipertrofi ventrikel dapat meningkatkan radius intraventrikel. Pemberian vasodilator dan hipertrofi ventrikel sebagai konsekuensi lain dari gagal jantung dapat mengurangi beban akhir ( Carleton,P.F sebagai konsekuensi lain dari gagal jantung dapat mengurangi beban akhir ( Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995 ).
dan M.M. O’Donnell, 1995 ).
2. Fisiologi Jantung 2. Fisiologi Jantung Fisiologi otot jantung Fisiologi otot jantung
Terdi
Terdiri dari ri dari tiga tipe otot jantung yang utama yaitu otot tiga tipe otot jantung yang utama yaitu otot atriumatrium, otot , otot ventrventrikel, danikel, dan serat otot khusus pengantar rangsangan, sebagai pencetus rangsangan. Tipe otot atrium dan serat otot khusus pengantar rangsangan, sebagai pencetus rangsangan. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka dengan kontraksi otot ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka dengan kontraksi otot ya
yang ng lelebibih h lalamama. . SeSedadangngkakan n seserarat t khkhususus us pepengnghahantntar ar dadan n pepencncetetus us rarangngsasangnganan berkontraksi dengan lemah sekali sebab serat-serat ini hanya mengandung sedikit serat berkontraksi dengan lemah sekali sebab serat-serat ini hanya mengandung sedikit serat kontraktif malahan serat ini menghambat irama dan berbagai kecepatan konduksi sehingga kontraktif malahan serat ini menghambat irama dan berbagai kecepatan konduksi sehingga serat ini bekerja sebagai suatu sistem pencetus rangsangan bagi jantung.
serat ini bekerja sebagai suatu sistem pencetus rangsangan bagi jantung.
Fungsi umum otot jantung Fungsi umum otot jantung Sifat Ritmisitas/otomatis Sifat Ritmisitas/otomatis
Otot jantung secara potensial dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar. Otot jantung secara potensial dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar. Jantung dapat membentuk rangsangan (impuls) sendiri. Pada keadaan fisiologis, sel-sel Jantung dapat membentuk rangsangan (impuls) sendiri. Pada keadaan fisiologis, sel-sel miokardium memiliki daya kontraktilitas yang tinggi.
miokardium memiliki daya kontraktilitas yang tinggi.
Mengikuti hukum gagal atau tuntas Mengikuti hukum gagal atau tuntas
Bila impuls yang dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruh Bila impuls yang dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruh jan
sins
sinsitium sehingga impuls itium sehingga impuls jantujantung ng segara dapat segara dapat mencapmencapai ai semusemua a bagian jantung. Jantungbagian jantung. Jantung selalu berkontraksi dengan kekuatan yang sama. Kekuatan berkontraksi dapat selalu berkontraksi dengan kekuatan yang sama. Kekuatan berkontraksi dapat berubah-uba
ubah h berbergangantuntung g padpada a fakfaktor tor terttertententu, u, mismisalnalnya ya serserat at otootot t janjantuntung, g, susuhu, hu, dan dan horhormonmon tertentu.
tertentu.
Tidak dapat berkontraksi tetanik Tidak dapat berkontraksi tetanik
Refraktor absolut pada otot jantung berlangsung sampai sepertiga masa relaksasi Refraktor absolut pada otot jantung berlangsung sampai sepertiga masa relaksasi jantung, merupakan upaya tubuh untuk melindungi diri.
jantung, merupakan upaya tubuh untuk melindungi diri.
Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot
Bila seberkas otot rangka diregang kemudian dirangsang secara maksimal, otot Bila seberkas otot rangka diregang kemudian dirangsang secara maksimal, otot terseb
tersebut ut akan berkontraakan berkontraksi dengan ksi dengan kekukekuatan atan tertenttertentu. u. Serat otot Serat otot jantujantung ng akan bertambahakan bertambah panjang bila volume diastoliknya bertambah. Bila peningkatan diastolik melampaui batas panjang bila volume diastoliknya bertambah. Bila peningkatan diastolik melampaui batas
tertentu kekuatan kontraksi akan menurun
tertentu kekuatan kontraksi akan menurun kembali.kembali.
C. Jenis-Jenis Gagal Jantung C. Jenis-Jenis Gagal Jantung
Man
Manifeifestastasi si kliklinis nis gaggagal al JanJantuntung g sansangat gat berberagaagam m dan dan berbergangantuntung g padpada a banbanyak yak faktor antara lain etiologi kelainan Jantung, umur pasien, berat atau ringannya, terjadinya faktor antara lain etiologi kelainan Jantung, umur pasien, berat atau ringannya, terjadinya secara mendadak atau berlangsung perlahan dan menahun, ventrikel mana yang menjadi secara mendadak atau berlangsung perlahan dan menahun, ventrikel mana yang menjadi pencetus (bahkan pada fase siklus Jantung mana terjadinya proses ini), serta faktor-faktor pencetus (bahkan pada fase siklus Jantung mana terjadinya proses ini), serta faktor-faktor
lain yang mempercepat terjadi gagal Jantung. lain yang mempercepat terjadi gagal Jantung. 1. Gagal Jantung Backward & Forward
1. Gagal Jantung Backward & Forward
Hipotesis backward failure pertama kali diajukan oleh James Hope pada tahun Hipotesis backward failure pertama kali diajukan oleh James Hope pada tahun 1832: apabila ventrikel gagal untuk memompakan darah, maka darah akan terbendung dan 1832: apabila ventrikel gagal untuk memompakan darah, maka darah akan terbendung dan tekanan di atrium serta vena-vena di belakangnya akan naik. Hipotesis forward failure tekanan di atrium serta vena-vena di belakangnya akan naik. Hipotesis forward failure diajukan oleh Mackenzie, 80 tahun setelah hipotesis backward failure. Menurut teori ini diajukan oleh Mackenzie, 80 tahun setelah hipotesis backward failure. Menurut teori ini manifestasi gagal Jantung timbul akibat berkurangnya aliran darah (cardiac output) ke manifestasi gagal Jantung timbul akibat berkurangnya aliran darah (cardiac output) ke siste
sistem m arteriaarterial, l, sehinsehingga terjadi gga terjadi pengupengurangarangan n perfusperfusi i pada organ-orgpada organ-organ an yang vital yang vital dengadengann segala akibatnya.
segala akibatnya.
Ked
Kedua ua hiphipoteotesis sis tertersebsebut ut salsaling ing melmelengengkapkapi, i, serserta ta menmenjadjadi i dasdasar ar patpatofiofisiosiologlogi i gaggagalal Jantung : Kalau ventrikel gagal mengosongkan darah maka menurut hipotesis backward Jantung : Kalau ventrikel gagal mengosongkan darah maka menurut hipotesis backward failure :
a.
a. Isi dan Isi dan tekanan (volumtekanan (volume dan e dan pressure) pada pressure) pada akhirfase diastolik akhirfase diastolik (end- diastolicp(end- diastolicpressure)ressure) meninggi.
meninggi. b.
b. Isi dan tekanan akaIsi dan tekanan akan meninggn meninggi pada atrium di belakang veni pada atrium di belakang ventrikel yang gagtrikel yang gagal.al. c.
c. Atrium inAtrium ini akan bekerja lebi akan bekerja lebih keras (sesih keras (sesuai dengauai dengan hukum Fran hukum Frank – Starlinnk – Starling).g). d.
d. Tekanan pada Tekanan pada vena dan kvena dan kapiler di belakang apiler di belakang ventrikel yang ventrikel yang gagal akan meninggagal akan meninggi.gi. e.
e. TerjadTerjadi transudai transudasi pada jaringasi pada jaringan interstitn interstitial (baik pulmonial (baik pulmonal maupun sistal maupun sistemik)emik)
Akibat berkurangnya curah Jantung serta aliran darah pada jaringan/organ yang Akibat berkurangnya curah Jantung serta aliran darah pada jaringan/organ yang menyebabkan menurunnya perfusi (terutama pada ginjal dengan melalui mekanisme yang menyebabkan menurunnya perfusi (terutama pada ginjal dengan melalui mekanisme yang rumit), yang akan mengakibatkan retensi garam dan cairan serta memperberat ekstravasasi rumit), yang akan mengakibatkan retensi garam dan cairan serta memperberat ekstravasasi cairan yang sudah terjadi. Selanjutnya terjadi gejala-gejala gagal Jantung kongestif sebagai cairan yang sudah terjadi. Selanjutnya terjadi gejala-gejala gagal Jantung kongestif sebagai akibat bendungan pada jaringan dan organ.
akibat bendungan pada jaringan dan organ.
Kedua jenis kegagalan ini jarang bisa dibedakan secara tegas, karena kalau gagal Kedua jenis kegagalan ini jarang bisa dibedakan secara tegas, karena kalau gagal Jantung kongestif, pada kenyataannya, kedua mekanisme ini berperan, kecuali pada gagal Jantung kongestif, pada kenyataannya, kedua mekanisme ini berperan, kecuali pada gagal jantu
jantung ng yang terjadinyang terjadinya ya secara mendadsecara mendadak. Contoh forward failure ak. Contoh forward failure : : gagal ventrikgagal ventrikel el kanankanan akut yang terjadi akibat emboli paru yang masif, karena terjadinya peninggian isi dan akut yang terjadi akibat emboli paru yang masif, karena terjadinya peninggian isi dan tekana
tekanan n pada ventrikepada ventrikel l kanan serta tekanan pada kanan serta tekanan pada atrium kanan dan atrium kanan dan pembupembuluh darah luh darah balik balik si
siststememikik, , tetetatapi pi papasisien en susudadah h memeniningnggagal l sesebebelulum m terterjajadi di ekekststravravasasasasi i cacairiran an yayangng menimbulkan kongesti pada vena-vena sistemik. Baik back¬ward maupun forward failure menimbulkan kongesti pada vena-vena sistemik. Baik back¬ward maupun forward failure dapat terjadi pada infark jantung yang luas. Forward failure terjadi akibat berkurangnya dapat terjadi pada infark jantung yang luas. Forward failure terjadi akibat berkurangnya output ventrikel kiri dan renjatan kardiogenik dan yang akan menimbulkan manifestasi output ventrikel kiri dan renjatan kardiogenik dan yang akan menimbulkan manifestasi berkurangnya perfusi jaringan/organ. Sedangkan backward failure terjadi karena adanya berkurangnya perfusi jaringan/organ. Sedangkan backward failure terjadi karena adanya output yang tidak sama (inequal) antara kedua ventrikel, yang meskipun bersifat sementara output yang tidak sama (inequal) antara kedua ventrikel, yang meskipun bersifat sementara berakibat terjadinya edema paru yang akut.
berakibat terjadinya edema paru yang akut.
Hipotesis backward dan forward failure yang klasik ini meskipun banyak celah Hipotesis backward dan forward failure yang klasik ini meskipun banyak celah kelemahannya ditinjau dengan perkembangan konsep patofisiologi gagal jantung saat ini, kelemahannya ditinjau dengan perkembangan konsep patofisiologi gagal jantung saat ini, mas
masih ih tettetap ap dapdapat at menmenjadjadi i pegpegangangan an untuntuk uk menmenjelajelaskaskan n patpatogeogenesnesis is gaggagal al janjantuntungg terutama bagi para edukator.
terutama bagi para edukator.
2. Gagal Jantung Right-Sided dan Left-Sided 2. Gagal Jantung Right-Sided dan Left-Sided
Penjabaran backward failure adalah adanya cairan bendungan di belakang ventrikel Penjabaran backward failure adalah adanya cairan bendungan di belakang ventrikel yan
kongesti pulmonal pada infark ventrikel kiri, hipertensi dan kelainan-kelainan pada katup kongesti pulmonal pada infark ventrikel kiri, hipertensi dan kelainan-kelainan pada katup aorta serta mitral menunjukkan gagal jantung kiri (left heart failure).
aorta serta mitral menunjukkan gagal jantung kiri (left heart failure). Ap
Apababilila a kekeadadaaaan n inini i beberlrlanangsgsunung g cucukukup p lalamama, , cacairiran an yayang ng teterbrbenendudung ng akakanan b
bererakakumumululasasi i sesecarcara a sisiststememik ik : : di di kakakiki, , asasititeses, , hehepapatotomemegagalili, , efefususi i plpleueura ra dldll, l, dadann menjadikan gambaran klinisnya sebagai gagal jantung kanan (right
menjadikan gambaran klinisnya sebagai gagal jantung kanan (right heart failure).
heart failure).
3. Gagal Jantung Low-Output dan High-Output 3. Gagal Jantung Low-Output dan High-Output
Gagal Jantung golongan ini menunjukkan bagaimana keadaan curah Jantung (tinggi Gagal Jantung golongan ini menunjukkan bagaimana keadaan curah Jantung (tinggi atau
atau renrendahdahnyanya) ) sebsebagaagai i penpenyebyebab ab terjterjadiadinya nya manmanifeifestastasi si kliklinis nis gaggagal al JanJantuntung. g. CurCurahah Jantu
Jantung ng yang rendah pada yang rendah pada penyapenyakit kit jantujantung ng apa apa pun (bawaan, hipertenspun (bawaan, hipertensi, i, katupkatup, , koronkoroner,er, kardiomiopati) dapat menimbulkan low-output failure. Sedangkan pada penyakit-penyakit kardiomiopati) dapat menimbulkan low-output failure. Sedangkan pada penyakit-penyakit dengan curah jantung yang tinggi misalnya pada tirotoksikosis, beri-beri, Paget’s, anemia dengan curah jantung yang tinggi misalnya pada tirotoksikosis, beri-beri, Paget’s, anemia dan fistula arteri-vena, gagal jantung yang terjadi dinamakan high-output failure.
dan fistula arteri-vena, gagal jantung yang terjadi dinamakan high-output failure.
4. Gagal Jantung Akut dan Menahun 4. Gagal Jantung Akut dan Menahun
Manifestasi klinis gagal jantung di sini hanya menunjukkan saat atau lamanya Manifestasi klinis gagal jantung di sini hanya menunjukkan saat atau lamanya gagal jantung terjadi atau berlangsung. Apabila terjadi mendadak, misalnya pada infark gagal jantung terjadi atau berlangsung. Apabila terjadi mendadak, misalnya pada infark jantung akut yang luas, dinamakan gagal jantung akut (biasanya sebagai gagal jantung kiri jantung akut yang luas, dinamakan gagal jantung akut (biasanya sebagai gagal jantung kiri akut). Sedangkan pada penyakit-penyakit jantung katup, kardiomiopati atau gagal jantung akut). Sedangkan pada penyakit-penyakit jantung katup, kardiomiopati atau gagal jantung akibat infark jantung lama, terjadinya gagal jantung secara perlahan atau karena gagal akibat infark jantung lama, terjadinya gagal jantung secara perlahan atau karena gagal jantungnya bertahan lama dengan pengobatan yang diberikan, dinamakan gagal jantung jantungnya bertahan lama dengan pengobatan yang diberikan, dinamakan gagal jantung
menahun. menahun.
5. Gagal Jantung Sistolik dan Diastolik 5. Gagal Jantung Sistolik dan Diastolik
Secara implisit definisi gagal jantung adalah apabila gagal jantung yang terjadi Secara implisit definisi gagal jantung adalah apabila gagal jantung yang terjadi sebagai akibat abnormalitas fungsi sistolik, yaitu ketidak mampuan mengeluarkan darah sebagai akibat abnormalitas fungsi sistolik, yaitu ketidak mampuan mengeluarkan darah dari ventrikel, dinamakan sebagai gagal jantung sistolik. Jenis gagal jantung ini adalah dari ventrikel, dinamakan sebagai gagal jantung sistolik. Jenis gagal jantung ini adalah ya
yang ng papaliling ng klklasasik ik dadan n papaliling ng didikekenanal l sesehahariri-h-hariari, , pepenynyebebababnynya a adadalaalah h gagangngguguanan kemampuan inotropik miokard. Sedangkan apabila abnor-malitas kerja jantung pada fase kemampuan inotropik miokard. Sedangkan apabila abnor-malitas kerja jantung pada fase dia
diastostoliklik, , yaiyaitu tu kemkemampampuan uan penpengisgisian ian dardarah ah padpada a venventritrikel kel (te(terutrutama ama venventritrikel kel kirkiri),i), misalnya pada iskemia jantung yang mendadak, hipertrofi konsentrik ventrikel kiri dan misalnya pada iskemia jantung yang mendadak, hipertrofi konsentrik ventrikel kiri dan kardio
Petanda yang paling nyata pada gagal jantung di sini adalah : fungsi sistolik ventrikel Petanda yang paling nyata pada gagal jantung di sini adalah : fungsi sistolik ventrikel b
biaiasasanynya a nonormrmal al (t(tererututamama a dedengngan an pepengngukukururan an ejejectectioion n frafractctioion n mimisasalnlnya ya dedengnganan pemeriksaan ekokardiografi).
pemeriksaan ekokardiografi).
D. Etiologi D. Etiologi
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan timbulnya dekompensasi kordis adalah Mekanisme fisiologis yang menyebabkan timbulnya dekompensasi kordis adalah keadaa
keadaan-keadn-keadaan aan yang meningkayang meningkatkan beban tkan beban awal, beban awal, beban akhir atau akhir atau yang menurunyang menurunkankan kontr
kontraktilitaktilitas as miokamiokardiumrdium. . KeadaKeadaan an yang meningkayang meningkatkan tkan beban awal beban awal seperseperti ti regurgregurgitasiitasi aorta, dan cacat septum ventrikel. Beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi aorta, dan cacat septum ventrikel. Beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta atau hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada stenosis aorta atau hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokard atau kardiomyopati.
infark miokard atau kardiomyopati. Fa
Faktktor or lalain in yayang ng dadapapat t memenynyebebababkakan n jajantntunung g gagagagal l sesebabagagai i popompmpa a adadalalahah gangguan pengisisan ventrikel (stenosis katup atrioventrikuler), gangguan pada pengisian gangguan pengisisan ventrikel (stenosis katup atrioventrikuler), gangguan pada pengisian dan
dan ejeejeksi ksi venventritrikel kel (pe(perikrikardarditiitis s konkonstrstriktiktif if dan dan temtemponponade ade janjantuntung). g). DarDari i selseluruuruhh penyebab tersebut diduga yang paling mungkin terjadi adalah pada setiap kondisi tersebut penyebab tersebut diduga yang paling mungkin terjadi adalah pada setiap kondisi tersebut mengakibatkan pada gangguan penghantaran kalsium di dalam sarkomer, atau di dalam mengakibatkan pada gangguan penghantaran kalsium di dalam sarkomer, atau di dalam sistesis atau fungsi protein kontraktil ( Price. Sylvia A, 1995).
sistesis atau fungsi protein kontraktil ( Price. Sylvia A, 1995).
E. Patofisiologi E. Patofisiologi
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas myokard yang khas pada gagal jantung akibat Kelainan intrinsik pada kontraktilitas myokard yang khas pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup, dan meningkatkan Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup, dan meningkatkan vol
volume ume resresidu idu venventritrikelkel. . SebSebagaagai i resrespon pon terterhadhadap ap gaggagal al janjantuntung, g, ada ada tigtiga a mekmekanianismesme primer yang dapat di lihat :
primer yang dapat di lihat : a.
a. MeningMeningkatnykatnya aktiva aktivitas aditas adrenergrenergic simpic simpatik.atik. b.
b. Meningkatnya beban Meningkatnya beban awal akibat akawal akibat aktivasi system tivasi system rennin angiotenrennin angiotensin aldosteron, sin aldosteron, dandan c.
c. HipHipertertrofrofi vi vententrikrikel.el. Ket
Ketiga iga resrespon pon komkompenpensatsatoriorik k ini ini menmencermcerminkinkan an usausaha ha untuntuk uk memmemperpertahtahankankan an curcurahah jantung.
jantung.
Kelainan pada kerja ventrikel
Kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak padadan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan menjadi keadaan beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan menjadi se
semamakikin n kukurarang ng efefekektitif. f. MeMenunururunnnnya ya cucurarah h sesekukuncncup up papada da gagagagal l jajantntunung g akakanan mem
sim
simpatpatik ik mermerangangang ang penpengelgeluaruaran an katkatekoekolamilamin n dardari i sarsaraf af sarsaraf af adradreneenergirgic c janjantuntung g dandan me
medudulllla a adadrerenanal. l. DenDenyuyut t jajantntuiuing ng dadan n kekekukuatatan an kokontntraraksksi i akakan an memeniningngkakat t ununtutuk k menambah curah jantung. Juga terjadi vasokonstriksi arteria perifer untuk menstabilkan menambah curah jantung. Juga terjadi vasokonstriksi arteria perifer untuk menstabilkan tekanan arteria dan redistribusi volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ tekanan arteria dan redistribusi volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ organ yang rendah metabolismenya seperti kulit dan ginjal, agar perfusi ke jantung dan organ yang rendah metabolismenya seperti kulit dan ginjal, agar perfusi ke jantung dan otak dapat dipertahankan.
otak dapat dipertahankan.
Penurunan curah jantung pada gagal jantung akan memulai serangkaian peristiwa : Penurunan curah jantung pada gagal jantung akan memulai serangkaian peristiwa :
a.
a. PenuruPenurunan aliran danan aliran darah ginjal dan akrah ginjal dan akhirnyhirnya laju filtrasi gloa laju filtrasi glomerulmerulus.us. b.
b. PelepaPelepasan rennisan rennin dari apparatn dari apparatus jukstus juksta glomerua glomerulus.lus. c.
c. IteraksIteraksi i rennirennin dengan angiotenn dengan angiotensinogsinogen dalam darah untuk menghasien dalam darah untuk menghasilkan angiotelkan angiotensinnsin I.
I. d.
d. KonvKonversi angiersi angiotensotensin I menjadin I menjadi angioti angiotensin II.ensin II. e.
e. PerangPerangsangasangan sekresn sekresi aldosti aldosteron dari keeron dari kelenjar adrlenjar adrenal.enal. f.
f. RetansRetansi natrium di natrium dan air pada tuan air pada tubulus dbulus distal daistal dan duktun duktus pengus pengumpulmpul..
Respon kompensatorik terakhir pada gagal jantung adalah hipertrofi miokardium Respon kompensatorik terakhir pada gagal jantung adalah hipertrofi miokardium atau bertambahnya tebal dinding. Hipertrofi meningkatkan jumlah sarkomer dalam sel-sel atau bertambahnya tebal dinding. Hipertrofi meningkatkan jumlah sarkomer dalam sel-sel mio
miokarkardiudium; m; tertergangantuntung g dardari i jenjenis is bebbeban an hemhemodiodinamnamik ik yanyang g menmengakgakibaibatkatkan n gaggagalal jantung,sarkomer dapat bertambah secara parallel atau serial. Respon miokardium terhadap jantung,sarkomer dapat bertambah secara parallel atau serial. Respon miokardium terhadap beban volume, seperti pada regurgitasi aorta, ditandai dengan dilatasi dan bertambahnya beban volume, seperti pada regurgitasi aorta, ditandai dengan dilatasi dan bertambahnya
tebal dinding. tebal dinding.
F. Manifestasi Klinis F. Manifestasi Klinis
Dampak dari cardiak output dan kongesti yang terjadi sisitem vena atau sistem Dampak dari cardiak output dan kongesti yang terjadi sisitem vena atau sistem pulmonal antara lain :
pulmonal antara lain : aa.. LLeellaahh
b
b.. AnAngiginnaa cc.. CCeemmaass d.
d. OliguOliguri. Pri. Penuruenurunan nan aktifiaktifitas GItas GI e.
e. KulKulit dit dingingin din dan pan pucaucatt
Tanda dan gejala yang disebabkan oleh kongesti balik dari ventrikel kiri, antara lain : Tanda dan gejala yang disebabkan oleh kongesti balik dari ventrikel kiri, antara lain :
b
b.. BaBatutuk k c.
c. OrOrththopopeaea d.
d. ReReleles ps pararuu e.
e. Hasil xHasil x-ray me-ray memperlimperlihatkan hatkan kongkongesti paesti paru.ru.
Tanda-tanda dan gejala kongesti balik ventrikel kanan : Tanda-tanda dan gejala kongesti balik ventrikel kanan :
a.
a. EdEdemema a peperirifer fer b.
b. DisDistentensi vesi vena lena leher her c.
c. HatHati i memembmbesesar ar d.
d. PeninPeningkatan cgkatan central ventral venous enous presspressure (CPVure (CPV))
G. Komplikasi G. Komplikasi
Komplikasi dari decompensatio cordis adalah: Komplikasi dari decompensatio cordis adalah:
a.
a. SyoSyok k karkardiodiogengenik.ik. b.
b. EpiEpisodsode e trotrombomboembembolioli.. c.
c. Efusi Efusi dan dan tampotamporiade riade perikperikardiumardium
H. Pemeriksaan Penunjang H. Pemeriksaan Penunjang
a.
a. PemeriPemeriksaan fisiksaan fisik EKG untuk mek EKG untuk melihat ada tidaklihat ada tidaknya infark mynya infark myocardiocardial akut, dan gunaal akut, dan guna mengkaji kompensaai sepperti hipertropi ventrikel
mengkaji kompensaai sepperti hipertropi ventrikel b.
b. EchocEchocardioardiografi dapat membantgrafi dapat membantu evaluasi miokaru evaluasi miokard yang iskemik atau nekrotid yang iskemik atau nekrotik padak pada penyakit jantung kotoner
penyakit jantung kotoner c.
c. Film X-ray thoFilm X-ray thorak untuk melirak untuk melihat adanya konghat adanya kongesti pada paru dan pembesti pada paru dan pembesaran jantuesaran jantungng d.
d. eseshoho-c-carardidiogograram, m, gagateted d popool ol imimagagining, g, dadan n kakateteteteririsasasi si ararteteri ri popolmlmononalal.u.ututuk k menyajikan data tentang fungsi jantung
menyajikan data tentang fungsi jantung
I. Faktor Resiko I. Faktor Resiko 1. Kebiasaan merokok 1. Kebiasaan merokok
Yaitu bahwa rokok mengandung nikotin dan zat beracun yang berbahaya dan dapat Yaitu bahwa rokok mengandung nikotin dan zat beracun yang berbahaya dan dapat merusak fungsi jantung. Nikotin pada rokok dapat meningkatkan faktor resiko kerusakan merusak fungsi jantung. Nikotin pada rokok dapat meningkatkan faktor resiko kerusakan pembuluh darah dengan mengendapnya kolesterol pada pembuluh darah jantung koroner, pembuluh darah dengan mengendapnya kolesterol pada pembuluh darah jantung koroner,
sehingga jantung bekerja lebih keras. sehingga jantung bekerja lebih keras. 2. Hipertensi
Yaitu meningkatnya tekanan darah sistolik karena pembuluh darah tidak elastis Yaitu meningkatnya tekanan darah sistolik karena pembuluh darah tidak elastis serta naiknya tekanan diastolic akibat penyempitan pembuluh darah tersebut, aliran darah serta naiknya tekanan diastolic akibat penyempitan pembuluh darah tersebut, aliran darah pada pembuluh koroner juga naik.
pada pembuluh koroner juga naik. 3. Obesitas
3. Obesitas
Yaitu penumpukan lemak tubuh, sehingga menyebabkan kerja jantung tida normal Yaitu penumpukan lemak tubuh, sehingga menyebabkan kerja jantung tida normal dan menyebabkan kelainan.
dan menyebabkan kelainan. 4. Kolesterol tinggi
4. Kolesterol tinggi Ya
Yaititu u memengngenendadapnpnya ya kokoleleststererol ol dadalalam m pepembmbululuh uh dadararah h jajantntunung g kokororonener r menyebabkan kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh menjadi lebih berat. menyebabkan kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh menjadi lebih berat. 5. Diabetes Mellitus
5. Diabetes Mellitus
Karena kadar glukosa yang berlebih bisa menimbulkan penyakit yang agak berat Karena kadar glukosa yang berlebih bisa menimbulkan penyakit yang agak berat dan bersifat herediter.
dan bersifat herediter. 6. Ketegangan jiwa/stres 6. Ketegangan jiwa/stres
Stres terjadi bias meningkatkan aliran
Stres terjadi bias meningkatkan aliran darah dan penyempitan pada pembuluh darahdarah dan penyempitan pada pembuluh darah koroner.
koroner. 7. Keturunan 7. Keturunan
8. Kurang makan sayur dan buah 8. Kurang makan sayur dan buah
J. Pencegahan J. Pencegahan
Pencegahan gagal jantung, harus selalu menjadi hal yang diutamakan, terutama Pencegahan gagal jantung, harus selalu menjadi hal yang diutamakan, terutama pada kelompok dengan risiko tinggi.
pada kelompok dengan risiko tinggi. a.
a. Obati peObati penyebanyebab potensb potensial dari keruial dari kerusakan msakan miokardiokard.. b.
b. Pengobatan infark Pengobatan infark jantung segera jantung segera di triase, di triase, serta pencegahan serta pencegahan infark ulangan.infark ulangan. c.
c. PengoPengobatan batan hiperhipertensi tensi yang yang agresiagresif.f. d.
d. KorekKoreksi kelainan konsi kelainan kongenitgenital serta penyakial serta penyakit katup jantungt katup jantung.. e.
e. MemerluMemerlukan kan pembpembahasan ahasan khuskhusus.us. f.
f. Bila sudaBila sudah ada disfunh ada disfungsi miokgsi miokard, upayard, upayakan elimakan eliminasi penyinasi penyebab yanebab yang mendasg mendasari.ari.
K.
K. PenatalaksanaPenatalaksanaanan
Penatalaksanaan dari dekompensasi kordis pada dasarnya diberikan hanya untuk Penatalaksanaan dari dekompensasi kordis pada dasarnya diberikan hanya untuk menunggu saat terbaik untuk melakukan tindakan bedah pada penderita yang potentially menunggu saat terbaik untuk melakukan tindakan bedah pada penderita yang potentially curable. Dasar pengobatan dekompensasi kordis dapat dibagi menjadi :
curable. Dasar pengobatan dekompensasi kordis dapat dibagi menjadi : 1. Non medikamentosa.
Dalam pengobatan non medikamentosa yang ditekankan adalah istirahat, dimana kerja Dalam pengobatan non medikamentosa yang ditekankan adalah istirahat, dimana kerja jantung dalam keadaan dekompensasi harus dikurangi benar–benar dengan tirah baring jantung dalam keadaan dekompensasi harus dikurangi benar–benar dengan tirah baring
(bed rest) mengingat konsumsi oksigen yang relatif
(bed rest) mengingat konsumsi oksigen yang relatif meningkat.meningkat.
Sering tampak gejala–gejala jantung jauh berkurang hanya dengan istirahat saja. Sering tampak gejala–gejala jantung jauh berkurang hanya dengan istirahat saja. Diet umumnya berupa makanan lunak dengan rendah garam. Jumlah kalori sesuai dengan Diet umumnya berupa makanan lunak dengan rendah garam. Jumlah kalori sesuai dengan kebut
kebutuhan. Penderituhan. Penderita a dengdengan an gizi kurang diberi gizi kurang diberi makanmakanan an tinggtinggi i kalori dan kalori dan tinggtinggi i proteprotein.in. Cairan diberikan sebanyak 80–100 ml/kgbb/hari dengan maksimal 1500 ml/hari.
Cairan diberikan sebanyak 80–100 ml/kgbb/hari dengan maksimal 1500 ml/hari.
2. Medikamentosa 2. Medikamentosa
Pengobatan dengan cara medikamentosa masih digunakan diuretik oral maupun Pengobatan dengan cara medikamentosa masih digunakan diuretik oral maupun parenteral yang masih merupakan ujung tombak pengobatan gagal jantung. Sampai edema parenteral yang masih merupakan ujung tombak pengobatan gagal jantung. Sampai edema atau asites hilang (tercapai euvolemik). ACE-inhibitor atau Angiotensin Receptor Blocker atau asites hilang (tercapai euvolemik). ACE-inhibitor atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal. Penyekat beta (ARB) dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal. Penyekat beta dos
dosis is keckecil il samsampai pai optoptimaimal l dapdapat at dimdimulaulai i setsetelah elah diudiuretretik ik dan dan ACEACE-inh-inhibiibitor tor terstersebuebutt diberikan.
diberikan.
Digitalis diberikan bila ada aritmia supra-ventrikular (fibrilasi atrium atau SVT Digitalis diberikan bila ada aritmia supra-ventrikular (fibrilasi atrium atau SVT lain
lainnyanya) ) dimdimana ana digdigitaitalis lis memmemilikiliki i mammamfaafaat t utautama ma daldalam am menmenambambah ah kekkekuatuatan an dandan ke
kececepapatatan n kokontntraraksksi i otototot. . JiJika ka keketitiga ga obobat at didiatatas as bebelulum m memembmberierikakan n hahasisil l yayangng memua
memuaskan. Aldosteroskan. Aldosteron n antagoantagonis nis dipakdipakai ai untuk memperkuuntuk memperkuat at efek efek diurediuretik tik atau atau padapada pa
pasiesien n dendengan gan hiphipokaokalemlemia, ia, dan dan ada ada bebbeberaperapa a stustudi di yanyang g menmenunjunjukkukkan an penpenuruurunannan mortalitas dengan pemberian jenis obat ini.
mortalitas dengan pemberian jenis obat ini.
Pemakaian obat dengan efek diuretik-vasodilatasi seperti Brain N atriuretic Peptide Pemakaian obat dengan efek diuretik-vasodilatasi seperti Brain N atriuretic Peptide (N
(Nesesirirititidide) e) mamassih ih dadalalam m ppenenelelititiaian. n. PePemamakakaiaian n alalat at BaBantntu u ssepepererti ti CCararddiaiacc Resychronization Theraphy (CRT) maupun pembedahan, pemasangan ICD (Intra-Cardiac Resychronization Theraphy (CRT) maupun pembedahan, pemasangan ICD (Intra-Cardiac Defibrillator) sebagai alat pencegah mati mendadak pada gagal jantung akibat iskemia Defibrillator) sebagai alat pencegah mati mendadak pada gagal jantung akibat iskemia maupu
maupun n non-non-iskemiskemia ia dapat memperbaidapat memperbaiki ki statustatus s fungfungsionasional l dan dan kualikualitas tas hiduphidup, , namunamunn mahal. Transplantasi sel dan stimulasi regenerasi miokard, masih terkendala dengan masih mahal. Transplantasi sel dan stimulasi regenerasi miokard, masih terkendala dengan masih minim
minimalnya jumlah alnya jumlah miokmiokard ard yang dapat yang dapat ditumditumbuhkbuhkan an untuuntuk k menggmengganti anti miokmiokard ard yangyang rusak dan masih memerlukan penelitian lanjut.
rusak dan masih memerlukan penelitian lanjut.
3. Operatif 3. Operatif
Pemakaian Alat dan Tindakan Bedah antara lain : Pemakaian Alat dan Tindakan Bedah antara lain :
a.
b.
b. OpeOperasrasi katui katup mitrp mitral.al. c.
c. AnAneueurirismsmekektotomi.mi. d.
d. KardKardiomiomiopioplaslasti.ti. e.
e. ExtExternernal cardal cardiac suiac suppopport.rt. f.
f. Pacu jantuPacu jantung, konvng, konvensioensional, resinnal, resinkronikronisasi pacu jantusasi pacu jantung biventrng biventricularicular.. g.
g. ImplanImplantable carditable cardiovertoverter defibriler defibrillators (Ilators (ICD).CD). h.
h. Heart transHeart transplantatplantation, vention, ventricular assiricular assist devicesst devices, artificial heart., artificial heart. i.
BAB III BAB III TINJAUAN KASUS TINJAUAN KASUS A. Pengkajian A. Pengkajian
1. Aktivitas dan Istirahat 1. Aktivitas dan Istirahat
o Gejala : Mengeluh lemah, cepat lelah, pusing, rasa berdenyut dan berdebar. o Gejala : Mengeluh lemah, cepat lelah, pusing, rasa berdenyut dan berdebar.
Mengeluh sulit tidur (keringat malam hari). Mengeluh sulit tidur (keringat malam hari).
o Tanda: Takikardia, perubahan tekanan darah, pingsan karena kerja, takpineu, o Tanda: Takikardia, perubahan tekanan darah, pingsan karena kerja, takpineu,
dispneu. dispneu. 2. Sirkulasi
2. Sirkulasi
o Gejala: Menyatakan memiliki riwayat demam reumatik hipertensi, kongenital: o Gejala: Menyatakan memiliki riwayat demam reumatik hipertensi, kongenital:
kerusakan arteial septal, trauma dada, riwayat murmur jantung dan palpitasi, kerusakan arteial septal, trauma dada, riwayat murmur jantung dan palpitasi, serak, hemoptisisi, batuk dengan/tanpa sputum, riwayat anemia, riwayat shock serak, hemoptisisi, batuk dengan/tanpa sputum, riwayat anemia, riwayat shock hipovolema.
hipovolema.
o Tanda: Getaran sistolik pada apek, bunyi jantung; S1 keras, pembukaan yang keras, o Tanda: Getaran sistolik pada apek, bunyi jantung; S1 keras, pembukaan yang keras,
takikardia. Irama tidak teratur; fibrilasi arterial. takikardia. Irama tidak teratur; fibrilasi arterial. 3. Integritas Ego
3. Integritas Ego
o Tanda: Menunjukan kecemasan; gelisah, pucat, berkeringat, gemetar. Takut akan o Tanda: Menunjukan kecemasan; gelisah, pucat, berkeringat, gemetar. Takut akan
kematian, keinginan mengakhiri hidup, merasa tidak
kematian, keinginan mengakhiri hidup, merasa tidak berguna,berguna, kepribadian neurotik.
kepribadian neurotik. 4. Makanan / Cairan
4. Makanan / Cairan
o Gejala: Mengeluh terjadi perubahan berat badan, sering penggunaan diuretik. o Gejala: Mengeluh terjadi perubahan berat badan, sering penggunaan diuretik. o Tanda: Edema umum, hepatomegali dan asistes, pernafasan payah dan bising o Tanda: Edema umum, hepatomegali dan asistes, pernafasan payah dan bising
terdengar krakela dan mengi. terdengar krakela dan mengi. 5. Neurosensoris
5. Neurosensoris
o Gejala: Mengeluh
o Gejala: Mengeluh kesemutan, pusingkesemutan, pusing o Tanda: Kelemahan
o Tanda: Kelemahan 6. Pernafasan
6. Pernafasan
o Gejala: Mengeluh sesak, batuk menetap atau nokturnal. o Gejala: Mengeluh sesak, batuk menetap atau nokturnal.
o Tanda: Takipneu, bunyi nafas; krekels, mengi, sputum berwarna bercak darah, o Tanda: Takipneu, bunyi nafas; krekels, mengi, sputum berwarna bercak darah,
gelisah. gelisah. 7. Keamanan
7. Keamanan
o Gejala: Proses infeksi/sepsis, riwayat operasi o Gejala: Proses infeksi/sepsis, riwayat operasi
o Tanda: Kelemahan tubuh o Tanda: Kelemahan tubuh 8. Penyuluhan / pembelajaran 8. Penyuluhan / pembelajaran
o Gejala: Menanyakan tentang keadaan penyakitnya. o Gejala: Menanyakan tentang keadaan penyakitnya. o Tanda: Menunjukan kurang informasi.
o Tanda: Menunjukan kurang informasi.
Menurut Brunner & Suddarth, 2002: Menurut Brunner & Suddarth, 2002:
Fokus pengkajian keperawatan untuk pasien gagal jantung ditujukan untuk mengobservasi Fokus pengkajian keperawatan untuk pasien gagal jantung ditujukan untuk mengobservasi adanya tanda-tanda dan gejala kelebihan cairan paru dan tanda serta gejala sistemis Semua adanya tanda-tanda dan gejala kelebihan cairan paru dan tanda serta gejala sistemis Semua tanda yang mengarah kesana harus dicatat dan dilaporkan.
tanda yang mengarah kesana harus dicatat dan dilaporkan.
Pernapasan. Pernapasan.
Paru harus diauskultasi dengan interval sesering mungkin untuk menentukan ada ata
Paru harus diauskultasi dengan interval sesering mungkin untuk menentukan ada ata u tidak u tidak ada
adanya nya krekrekel kel dan dan whewheeziezing. ng. KrekKrekel el terterjadjadi i oleoleh h gergerakaakan n udaudara ra melmelalui alui caircairan, an, dandan menunjukkan terjadinya kongesti paru. Frekuensi dan dalamnya pernapasan juga harus menunjukkan terjadinya kongesti paru. Frekuensi dan dalamnya pernapasan juga harus dicatat.
dicatat.
Jantung. Jantung.
Jantung diauskultasi mengenai adanya bunyi jantung S3 atau S4. Adanya tanda tersebut Jantung diauskultasi mengenai adanya bunyi jantung S3 atau S4. Adanya tanda tersebut berarti bahwa pompa mulai mengalami kegagalan, dan pada setiap denyutan, darah yang berarti bahwa pompa mulai mengalami kegagalan, dan pada setiap denyutan, darah yang tersisa didalam ventrikel makin banyak. Frekuensi dan irama juga harus dicatat. Frekuensi tersisa didalam ventrikel makin banyak. Frekuensi dan irama juga harus dicatat. Frekuensi yang terlalu cepat menunjukkan bahwa ventrikel memerlukan waktu yang lebih banyak yang terlalu cepat menunjukkan bahwa ventrikel memerlukan waktu yang lebih banyak untuk pengisian, serta terdapat stagnasi darah yang terjadi di atria dan pada akhirnya juga untuk pengisian, serta terdapat stagnasi darah yang terjadi di atria dan pada akhirnya juga di paru.
di paru.
Penginderaan/Tingkat Kesadaran. Penginderaan/Tingkat Kesadaran.
Bila volume darah dan cairan dalam pembuluh darah meningkat, maka darah yang beredar Bila volume darah dan cairan dalam pembuluh darah meningkat, maka darah yang beredar menjadi lebih encer dan kapasitas transpor oksigen menjadi berkurang. Otak tidak dapat menjadi lebih encer dan kapasitas transpor oksigen menjadi berkurang. Otak tidak dapat bertoleransi terhadap kekurangan oksigen dan pasien
bertoleransi terhadap kekurangan oksigen dan pasien mengalami konfusi.mengalami konfusi.
Perifer. Perifer.
Bagian bawah tubuh pasien harus dikaji akan adanya edema. Bila pasien duduk tegak, Bagian bawah tubuh pasien harus dikaji akan adanya edema. Bila pasien duduk tegak, maka yang diperiksa adalah kaki dan tungkai bawah; bila pasien berbaring telentang, yang maka yang diperiksa adalah kaki dan tungkai bawah; bila pasien berbaring telentang, yang dikaji adalah sakrum dan punggung untuk melihat adanya edema. Jari dan tangan kadang dikaji adalah sakrum dan punggung untuk melihat adanya edema. Jari dan tangan kadang
juga bisa mengalami edema. Pada kasus khusus gagal jantung, pasien dapat mengalami juga bisa mengalami edema. Pada kasus khusus gagal jantung, pasien dapat mengalami
edema periorbital, dimana kelopak mata tertutup karena bengkak. edema periorbital, dimana kelopak mata tertutup karena bengkak.
Hati Hati
Hati diperiksa juga akan adanya hepatojugular refluks (HIR). Pasien diminta bernapas Hati diperiksa juga akan adanya hepatojugular refluks (HIR). Pasien diminta bernapas secara normal pada saat dilakukan penekanan pada hati selama 30 sampai 60 detik. Bila secara normal pada saat dilakukan penekanan pada hati selama 30 sampai 60 detik. Bila distensi vena leher meningkat lebih dari 1 cm,, maka tes ini positif menunjukkan adanya distensi vena leher meningkat lebih dari 1 cm,, maka tes ini positif menunjukkan adanya peningkatan tekanan vena.
peningkatan tekanan vena.
Distensi Vena Juguler. Distensi Vena Juguler.
JVD Juga harus dikaji. Ini dilakukan dengan mengangkat pasien dengan sudut sampai 45°. JVD Juga harus dikaji. Ini dilakukan dengan mengangkat pasien dengan sudut sampai 45°. Jarak antara sudut Louis dan tingginya distensi vena juguler ditentukan. (Sudut Louis Jarak antara sudut Louis dan tingginya distensi vena juguler ditentukan. (Sudut Louis adalah hubungan antara korpus sternum dengan manubrium). Jarak yang lebih dari 3 cm adalah hubungan antara korpus sternum dengan manubrium). Jarak yang lebih dari 3 cm dikatakan tidak normal. Ingat bahwa ini hanya perkiraan dan bukan pengukuran pasti. dikatakan tidak normal. Ingat bahwa ini hanya perkiraan dan bukan pengukuran pasti.
Haluaran Urin. Haluaran Urin.
Pasien bisa mengalami oliguria (berkurangnya haluaran urin kurang dari 100 dan 400 Pasien bisa mengalami oliguria (berkurangnya haluaran urin kurang dari 100 dan 400 ml/24 jam) atau anuria (haluaran urin kurang dari 100 ml/24 jam). Maka penting sekali ml/24 jam) atau anuria (haluaran urin kurang dari 100 ml/24 jam). Maka penting sekali men
mengukgukur ur halhaluaruaran an sesseserinering g munmungkigkin n untuntuk uk memmembuabuat t dasdasar ar penpengukgukurauran n efekefektivtivitaitass diuretik. Masukan dan haluaran harus dicatat dengan baik dan
diuretik. Masukan dan haluaran harus dicatat dengan baik dan pasien ditimbang setiap hari,pasien ditimbang setiap hari, pada saat yang sama dan pada timbangan yang sama.
pada saat yang sama dan pada timbangan yang sama.
B. Diagnosa
B. Diagnosa KeperawataKeperawatann 1. Diagnosa Utama:
1. Diagnosa Utama: a.
a. IntIntoleoleranransi aktivsi aktivitas berhitas berhubuubungangan n dendengan kelelgan kelelahaahan n dan dispdan dispnu akibanu akibat t turturunnunnyaya curah jantung.
curah jantung. b.
b. KecemaKecemasan berhusan berhubungbungan dengaan dengan kesulin kesulitan napas dan ketan napas dan kegelisgelisahan akibaahan akibat oksiget oksigenasinasi yang tidak adekuat.
yang tidak adekuat. c.
c. GanggGangguan puan perfusi erfusi jaringjaringan perian perifer berhfer berhubunubungan degan dengan sngan stasis vtasis vena.ena. d.
d. PoPotentensisial al kukurarang ng pepengngetetahahuauan n memengngenenai ai prprogogram ram peperarawawatan tan didiri ri beberhrhububunungagann dengan tidak bisa menerima
dengan tidak bisa menerima perubahan gaya hidup yang dianjurkan.perubahan gaya hidup yang dianjurkan.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul 2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a.
a. KerKerusausakan pertukan pertukarkaran an gas b.d konggas b.d kongestesti i parparu u seksekundunder er perperubaubahan membhan membran kapilran kapiler er alveoli dan retensi cairan interstisiil.
alveoli dan retensi cairan interstisiil. b.
b. PenurPenurunan curah janunan curah jantung b.d petung b.d penurunnurunan pengisan pengisian ventrikian ventrikel kiri, peninel kiri, peningkatan atrigkatan atriumum dan kongesti vena.
dan kongesti vena.
C. Intervensi C. Intervensi
Perencanaan menurut Brunner &
Perencanaan menurut Brunner & Suddarth, 2002:Suddarth, 2002:
Tujuan utama mencakup bertambahnya istirahat, penghilangan kecemasan, pencapaian Tujuan utama mencakup bertambahnya istirahat, penghilangan kecemasan, pencapaian perfusi jaringan yang normal, pemahaman mengenai program perawatan diri dan tidak perfusi jaringan yang normal, pemahaman mengenai program perawatan diri dan tidak
terjadi komplikasi. terjadi komplikasi.
Diagnosa Keperawatan 1) : Diagnosa Keperawatan 1) :
Kerusakan pertukaran gas b.d kongesti paru sekunder perubahan membran kapiler alveoli Kerusakan pertukaran gas b.d kongesti paru sekunder perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan interstisiil
dan retensi cairan interstisiil Tujuan :
Tujuan : Memper
Mempertahantahankan ventilasi dan kan ventilasi dan oksioksigenasgenasi i secara adekuat, PH secara adekuat, PH darah normal, PO2 darah normal, PO2 80-1080-1000 mmHg, PCO2 35-45 mm Hg, HCO3 –3 – 1,2
mmHg, PCO2 35-45 mm Hg, HCO3 –3 – 1,2 Tindakan:
Tindakan:
•
• Kaji kerja pernafasan (frekwensi, irama , bunyi dan dalamnya)Kaji kerja pernafasan (frekwensi, irama , bunyi dan dalamnya) •
• Berikan tambahan O2 6 lt/mntBerikan tambahan O2 6 lt/mnt •
• Pantau saturasi (oksimetri) PH, BE, HCO3 (dengan BGA)Pantau saturasi (oksimetri) PH, BE, HCO3 (dengan BGA) •
• Koreksi kesimbangan asam basaKoreksi kesimbangan asam basa •
• Beri posisi yang memudahkan klien meningkatkan ekpansi Beri posisi yang memudahkan klien meningkatkan ekpansi paru.(semi fowler)paru.(semi fowler) •
• Cegah atelektasis dengan melatih batuk efektif dan nafas dalamCegah atelektasis dengan melatih batuk efektif dan nafas dalam •
• Lakukan balance cairanLakukan balance cairan •
• Batasi intake cairanBatasi intake cairan •
• Evaluasi kongesti paru lewat radiografiEvaluasi kongesti paru lewat radiografi • • Kolaborasi :Kolaborasi : RL 500 cc/24 jamRL 500 cc/24 jam Digoxin 1-0-0Digoxin 1-0-0 Furosemid 2-1-0Furosemid 2-1-0
Rasional Rasional
•
• Untuk mengetahui tingkat efektivitas fungsi pertukaran gas.Untuk mengetahui tingkat efektivitas fungsi pertukaran gas. •
• Untuk meningkatkan konsentrasi O2 dalam proses pertukaran gas.Untuk meningkatkan konsentrasi O2 dalam proses pertukaran gas. •
• Untuk mengetahui tingkat oksigenasi pada jaringan sebagai dampak adekuat tidaknyaUntuk mengetahui tingkat oksigenasi pada jaringan sebagai dampak adekuat tidaknya
proses pertukaran gas. proses pertukaran gas.
•
• Mencegah asidosis yang dapat memperberat fungsi pernafasan.Mencegah asidosis yang dapat memperberat fungsi pernafasan. •
• Meningkatkan ekpansi paruMeningkatkan ekpansi paru •
• Kongesti yang berat akan memperburuk proses perukaran gas sehingga berdampak Kongesti yang berat akan memperburuk proses perukaran gas sehingga berdampak
pada timbulnya hipoksia. pada timbulnya hipoksia.
•
• Meningkatkan kontraktilitas otot jantung sehingga dapat meguranngi timbulnya odemMeningkatkan kontraktilitas otot jantung sehingga dapat meguranngi timbulnya odem
sehingga dapat mecegah ganggun pertukaran gas. sehingga dapat mecegah ganggun pertukaran gas.
•
• Membantu mencegah terjadinya retensi cairan dengan menghambat ADH.Membantu mencegah terjadinya retensi cairan dengan menghambat ADH.
Diagnosa Keperawatan 2) : Diagnosa Keperawatan 2) :
Penurunan curah jantung b.d penurunan pengisian ventrikel kiri, peningkatan atrium dan Penurunan curah jantung b.d penurunan pengisian ventrikel kiri, peningkatan atrium dan kongesti vena.
kongesti vena. Tujuan :
Tujuan : Stabil
Stabilitas hemodinaitas hemodinamik dapat mik dapat diperdipertahantahanakan dengan kriteria akan dengan kriteria : : (TD > (TD > 90 /60), 90 /60), FrekwFrekwensiensi jantung normal.
jantung normal. Tindakan: Tindakan:
•
• Pertahankan pasien untuk tirah baringPertahankan pasien untuk tirah baring •
• Ukur parameter hemodinamik Ukur parameter hemodinamik •
• Pantau EKG terutama frekwensi dan irama.Pantau EKG terutama frekwensi dan irama. •
• Pantau bunyi jantung S-3 dan S-4Pantau bunyi jantung S-3 dan S-4 •
• Periksa BGA dan saO2Periksa BGA dan saO2 •
• Pertahankan akses IVPertahankan akses IV •
• Batasi Natrium dan air Batasi Natrium dan air •
• Kolaborasi :Kolaborasi :
ISDN 3 X1 tabISDN 3 X1 tab
Rasional Rasional
•
• Mengurangi beban jantungMengurangi beban jantung •
• Untuk mengetahui perfusi darah di organ vital dan untuk mengetahui PCWP, CVPUntuk mengetahui perfusi darah di organ vital dan untuk mengetahui PCWP, CVP
sebagai indikator peningkatan beban kerja jantung. sebagai indikator peningkatan beban kerja jantung.
•
• Untuk mengetahui jika terjadi penurunan kontraktilitas yang dapat mempengaruhiUntuk mengetahui jika terjadi penurunan kontraktilitas yang dapat mempengaruhi
curah jantung. curah jantung.
•
• UntUntuk uk menmengetgetahuahui i tintingkagkat t ganganggugguan an penpengisgisian ian sissistoltole e atauataupun pun diadiastostole. le. UntUntuk uk
mengetahui perfusi jaringan di perifer. mengetahui perfusi jaringan di perifer.
•
• Untuk maintenance jika sewaktu terjadi kegawatan vaskuler.Untuk maintenance jika sewaktu terjadi kegawatan vaskuler. •
• Mencegah peningkatan beban jantungMencegah peningkatan beban jantung •
• Meningkatkan perfusi ke jaringanMeningkatkan perfusi ke jaringan •
• Kalium sebagai salah satu komponen terjadinya konduksi yang dapat menyebabkanKalium sebagai salah satu komponen terjadinya konduksi yang dapat menyebabkan
timbulnya kontraksi otot jantung. timbulnya kontraksi otot jantung.
Intervensi Keperawatan menurut Brunner
Intervensi Keperawatan menurut Brunner & Suddarth, 2002:& Suddarth, 2002: Bertambahnya Istirahat.
Bertambahnya Istirahat. Pasie
Pasien n perlu sekali beristirahperlu sekali beristirahat at baik secara baik secara fisik maupun emosiofisik maupun emosional. Istirahat akannal. Istirahat akan men
mengurgurangangi i kerkerja ja janjantuntung, g, menmeningingkatkatkan kan tentenaga aga cadcadangangan an janjantuntung, g, dan dan menmenuruurunkankann tek
tekanaanan n dardarah. ah. LamLamanyanya a berberbarbaring ing jugjuga a mermerangangsansang g diudiuresresis is karkarena ena berberbarbaring ing akaakann me
mempmpererbabaikiki i peperfurfusi si giginjnjalal. . IsIstitirarahahat t jujuga ga memengngururanangi gi kekerja rja ototot ot pepernrnapapasasan an dadann peng
penggunaagunaan n oksioksigen. gen. FrekuFrekuensi ensi jantujantung ng menurmenurun, un, yang yang akan akan mempmemperpanjaerpanjang ng periodperiodee diastole pemulihan sehingga memperbaiki efisiensi
diastole pemulihan sehingga memperbaiki efisiensi kontraksi jantung.kontraksi jantung.
Posisi. Posisi.
Kepala tempat tidur harus dinaikkan 20 sampai 30 cm (8-10 inci) atau pasien Kepala tempat tidur harus dinaikkan 20 sampai 30 cm (8-10 inci) atau pasien did
diduduudukkakkan n di di kukursirsi. . PadPada a posposisi isi ini aliran ini aliran balbalik ik venvena a ke ke janjantuntung g (pr(preloeload) ad) dan parudan paru berkurang, kongesti paru berkurang, dan penekanan hepar ke diafragma menjadi minimal. berkurang, kongesti paru berkurang, dan penekanan hepar ke diafragma menjadi minimal. Lengan bawah harus disokong dengan bantal untuk mengurangi kelelahan otot bahu akibat Lengan bawah harus disokong dengan bantal untuk mengurangi kelelahan otot bahu akibat berat lengan yang menarik secara terus-menerus.
Pasien yang dapat bernapas hanya pada posisi tegak (ortopnu) dapat didudukkan di Pasien yang dapat bernapas hanya pada posisi tegak (ortopnu) dapat didudukkan di sisi tempat tidur dengan kedua kaki disokong kursi, kepala dan lengan diletakkan di meja sisi tempat tidur dengan kedua kaki disokong kursi, kepala dan lengan diletakkan di meja tempat tidur dan vertebra
tempat tidur dan vertebra lumbosakral disokong dengan bantal.lumbosakral disokong dengan bantal.
Bila terdapat kongesti paru, maka lebih baik pasien didudukkan di kursi karena Bila terdapat kongesti paru, maka lebih baik pasien didudukkan di kursi karena posisi ini dapat memperbaiki perpindahan cairan dari paru. Edema yang biasanya terdapat posisi ini dapat memperbaiki perpindahan cairan dari paru. Edema yang biasanya terdapat di bagian bawah tubuh, berpindah ke daerah sakral ketika pasien dibaringkan di tempat di bagian bawah tubuh, berpindah ke daerah sakral ketika pasien dibaringkan di tempat tidur.
tidur.
Penghilangan Kecemasan. Penghilangan Kecemasan.
K
Kaarerenna a ppasasiieen n yyaanng g mmeennggaallamami i ggaaggaal l jjaannttuunng g mmeennggaallaammi i kkesesuulliittaann mempertahankan oksigenasi yang adekuat, maka mereka cenderung gelisah dan cemas mempertahankan oksigenasi yang adekuat, maka mereka cenderung gelisah dan cemas karena sulit bernapas. Gejala ini cenderung memburuk pada malam hari.
karena sulit bernapas. Gejala ini cenderung memburuk pada malam hari.
Menaikkan kepala tempat tidur dan membiarkan lampu menyala di malam hari Menaikkan kepala tempat tidur dan membiarkan lampu menyala di malam hari sering sangat membantu. Kehadiran anggota keluarga cukup memberi rasa aman pada sering sangat membantu. Kehadiran anggota keluarga cukup memberi rasa aman pada kebanyakan pasien. Oksigen dapat diberikan selama stadium akut untuk mengurangi kerja kebanyakan pasien. Oksigen dapat diberikan selama stadium akut untuk mengurangi kerja pernapasan dan untuk meningkatkan kenyamanan pasien. Morfm dengan dosis kecil dapat pernapasan dan untuk meningkatkan kenyamanan pasien. Morfm dengan dosis kecil dapat diberikan untuk dispnu yang berat dan hipnotis juga dapat diberikan untuk membantu diberikan untuk dispnu yang berat dan hipnotis juga dapat diberikan untuk membantu pasien tidur.
pasien tidur.
•
• PaPada da papasisien en dedengngan an kokongngesesti ti hehepapatitik, k, hahati ti titidadak k mamampmpu u memelalakukukakan n prprososeses
detoksifikasi racun obat-obatan dalam jangka waktu yang normal. Oleh sebab itu detoksifikasi racun obat-obatan dalam jangka waktu yang normal. Oleh sebab itu obat-obat harus diberikan secara hati-hati.
obat-obat harus diberikan secara hati-hati.
•
• HipHipoksoksia ia serserebrebral al yanyang g disdisertaertai i reteretensi nsi nitnitrogrogen en mermerupaupakan kan masmasalah alah padpada a gaggagalal
ja
jantuntung ng dan dan dapdapat at menmenyebyebabkabkan an paspasien ien berbereakeaksi si negnegatiatif f terterhadhadap ap penpenenaenang ng dandan hipnotik, ditandai dengan adanya konfusi dan peningkatan rasa
hipnotik, ditandai dengan adanya konfusi dan peningkatan rasa cemas.cemas.
•
• Hindari penggunaan ikatan karena dapat menjerat, yang menyebabkan kerja jantungHindari penggunaan ikatan karena dapat menjerat, yang menyebabkan kerja jantung
meningkat. meningkat.
Pasien yang tidak dapat tidur di tempat tidur di malam hari dapat duduk dengan Pasien yang tidak dapat tidur di tempat tidur di malam hari dapat duduk dengan nyaman di kursi. Posisi ini menyebabkan sirkulasi serebral maupun sistemik membaik, nyaman di kursi. Posisi ini menyebabkan sirkulasi serebral maupun sistemik membaik, sehingga kualitas tidur menjadi lebih baik.
sehingga kualitas tidur menjadi lebih baik.
Menghindari Stres. Menghindari Stres.
Pasien yang sangat cemas tidak akan mampu beristirahat dengan cukup. Stres emosional Pasien yang sangat cemas tidak akan mampu beristirahat dengan cukup. Stres emosional men