KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada TUHAN Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya Puji dan syukur penulis ucapkan kepada TUHAN Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MIKORIZA” yang mana makalah ini penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MIKORIZA” yang mana makalah ini
dibuat untuk melengkapi pembelajaran B
dibuat untuk melengkapi pembelajaran BIOLOGI di SMA ABDI SEJATI PERDAGANGAN.IOLOGI di SMA ABDI SEJATI PERDAGANGAN. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari susunan kata, bahasa Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari susunan kata, bahasa maupun yang lainnya. Karena itu,
maupun yang lainnya. Karena itu, penulis menerima setiap kritik dan saran penulis menerima setiap kritik dan saran yang bersifatyang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi setiap pembacanya dan semakin menambah Penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi setiap pembacanya dan semakin menambah wawasan pembaca tentang JAMUR MIKORIZA .Jika ada kata-kata yang kurang berkenan wawasan pembaca tentang JAMUR MIKORIZA .Jika ada kata-kata yang kurang berkenan penulis mohon maaf,lebih dan kurangnya penulis ucapkan terimakasih.
penulis mohon maaf,lebih dan kurangnya penulis ucapkan terimakasih.
Perdagangan, Februari 2018 Perdagangan, Februari 2018 Kelompok 6 Kelompok 6 IV IV
BAB 1
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Ektomikoriza menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel ujung akar. Akibat serangannya, terlihat jalinan miselia berwarna putih pada bagian rambut-rambut akar, dikenal sebagai hartig net. Serangan ini dapat menyebabkan perubahan morfologi akar. Akar-akar memendek, membengkak, bercabang dikotom, dan dapat
membentuk pigmen. Infektivitas tergantung isolat dan kultivar tumbuhan inang. Tumbuhan inangnya biasanyatumbuhan tahunan atau pohon. Beberapa di antaranya merupakan komoditi kehutanan dan pertanian seperti sengon,jati, serta beberapa tanaman buah seperti mangga, rambutan, dan jeruk. Selain itu pohon-pohon
anggota Betulaceae,Fagaceae, dan Pinaceae juga menjadi inangnya. B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja pemanfaatan mikoriza ?
2.Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan mikoriza? 3. Apa saja fungsi mikoriza
C. TUJUAN
1. Mengetahui proses pemanfaatan mikoriza
2. Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap mikoriza 3. Mengetahui fungsi dari mikoriza
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MIKORIZA
Mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistik antara cendawan (mykes) dan perakaran (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Cendawan mikorizamenyerang sistem perakaran , tapi dalam hal ini cendawan tidak merusak inangnya melainkan memberi suatu keuntungan. Begitujuga cendawan mendapat karbohidrat dan faktor pertumbuhan lainnya dari tanaman inang.
B. MANFAAT MIKORIZA
Ektomikoriza Peningkatan unsur hara
Ketahanan terhadap kekeringan Ketahanan serangan patogen tanah
Berpotensi untuk pembangunan hutan industry Mikoriza
Endomikoriza
Meningkatkan pertumbuhan tanaman Meningkatkan produktivitas
Mengurangi kebutuhan pemupukan fosfat Memproduksi bunga lebih awal
Manfaat Dari Mikoriza
Meningkatkan penyerapan unsur hara
Meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan
Tahan terhadap seranganpatogen akar
Mikoriza dapat memproduksi hormon dan zat pengatur tumbuhan
Manfaat Lain Dari Mikoriza
Mikoriza dapat menggantikan sebagian dari kebutuhan pupuk kira-kira 50% dari
kebutuhan fosfor, 40% dari kebutuhan Nitrogen dan 25% dari kebutuhan Kalium untuk jenis Leucena leucocepala.
Mikoriza juga mampu mengekstrak Ca, Mg serta beberapa unsur mikro yang biasanya
bukan bagian dari pupuk buatan.
Sekali tanaman terinfeksi oleh cendawan mkoriza maka manfaat akan diperoleh selama
hidupnya.
Pemakaian mikoriza merupakan keseimbangan ekologi, aman dipakai, tidak mencemari
lingkungan, dan berperan aktif dalam siklus hara.
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKORIZA Kadar air tanah
pH tanah Suhu
Bahan organik
Cahaya dan ketersediaan hara Logam berat dan unsur lain Fungisida
Teori-Teori Pembentukan Mikoriza
1. Teori Humus dan MineralTeori humus ini mengatakan bahwa mikorizan adalah organ-organ yang berhubungan dengan pemanfaatan humus hutan. Sedangkan teori garam mineral mengemukakan tumbuh-tumbuhan yang tidak mampu menyerap sebagianbesargaram-garam mineral karenaterbatasnya sistem perakaran dan tersedianyaunsur-unsur hara akan membentuk asosiasi mikoriza.
2. Teori Karbohidrat Bjorkman
Dalam teori ini dikemukakan bahwa pembentukan mikoriza sangat tergantung pada tersedianya karbohidrat-karbohidrat sederhana yang berlebihan didalam akar tumbuhan. 3. Teori Faktor “M”
Dari hasil studinya tentang pembentukan jamur mikoriza pada potongan-potongan akar pinus sylvestris ia berkesimpulan bahwa akar-akar pinus dapat mengeluarkan satu atau lebih metabolit yang dapat merangsang pertumbuhan yaitu faktor “M”.
Mikoriza Dapat dibagi Menjadi 3 antara lain:
1. ENDOMIKORIZA
Endomokoriza mempunyai sifat-sifat antar lain:
Akar yang kena infeksi tidak membesar, Lapisan hifa pada permukaan akar tipis,
Hifa masuk ke dalam individu sel jaringan koretks,
Dan sistem percabangan hifa yang dichotomous disebut arbuscules (arbuskul)
2. EKTOMIKORIZA
Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain :
Ektomikoriza menginfeksi diantara dinding sel korteks dan membentuk cover yang menyelimuti
akar, atau mantel, atau hifa yang menutupi seluruh akar.
Ektomikoriza merupakan jamur yang pendek, bercabang dua, dan terkadang seperti tandan yang
rapat.
Kebanyakan jamur ektomikoriza memproduksi mushrooms (badan buah), dan dapat dikelola di
media biakan dalam laboratorium.
Akar yang kena infeksi membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar
dan berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air. 3. EKTENDOMIKORIZA
Ektendomikoriza merupakan bentuk antara kedua mikoriza yang lain. Ciri - cirinya antara lain:
Adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan hartiq,
Hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga sel-sel korteknya.
Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang mikoiza tipe ini
sangat terbatas.
PERBEDAAN ENDOMIKORIZA DAN EKTENDOMIKORIZA Pengertian dari Klasifikasi lainnya:
Ericaceous Mikoriza,
Ericaceous Mikoriza ciri – cirinya:
Sel dalam korteks dibungkus dengan hifa jamur.
Sebuah benang hifa yang longgar tumbuh di atas permukaan akar, tetapi mantel sejati tidak
terbentuk.
Ericaceous Mikoriza ditemukan pada tanaman seperti Calluna (heather), Rhododendron (azalea dan
rhododendron) dan Vaccinium (blueberry) yang memiliki sistem akar yang sangat halus dan biasanya tumbuh di asam, tanah bergambut.
Jamur yang terlibat adalah ascomycetes dari Hymenoscyphus genus.
Arbutaceous Mikoriza,
Arbutaceous Mikoriza Karakteristik dari kedua EktoMikoriza dan Endomikoriza ditemukan yaitu:
Penetrasi intraseluler dapat terjadi,
Suatu bentuk mantel, dan jaring hartiq hadir.
Asosiasi ini ditemukan di arbutus (misalnya, pacific madrone), arctostaphylos (misalnya, bearberry),
Jamur yang terlibat dalam asosiasi adalah basidiomycetes.
Orchidaceous Mikoriza,
Orchidaceous Mikoriza ciri-cirinya yaitu:
Jamur mikoriza memiliki peran unik dalam siklus hidup tanaman di Orchidaceae ini. Anggrek
biasanya memiliki biji yang sangat kecil dengan cadangan nutrisi sedikit. Tanaman diinfeksi setelah perkecambahan, dan jamur mikoriza menyediakan karbon dan vitamin untuk perkembangan embrio.
Untuk spesies achlorophyllous, tanaman tergantung pada jamur untuk memasok karbon sepanjang
hidupnya.
Jamur tumbuh ke dalam sel tumbuhan, dan membentuk kumparan hifa dalam sel.
Jamur yang berpartisipasi dalam simbiosis adalah Basidiomycetes, mirip dengan mereka yang
terlibat dalam pembusukan kayu (misalnya, Coriolus, Fomes, Marasmius) dan patogenesis (misalnya, Armillaria dan Rhizoctonia).
Dalam anggrek dewasa, mikoriza juga memiliki peran dalam penyerapan unsur hara.
Monotropaceous Mikoriza.
Monotropaceous Mikoriza mempunyai ciri – ciri yaitu:
Jamur menginfeksi tanaman achlorophyllous (kurang klorofil) dan tanaman monotropaceae. Menghasilkan hartig dan mantel.
D. REPRODUKSI MIKORIZA Mikoriza dapat bereproduksi secara :
1. aseksual → spora yg dihasilkan oleh sporangium 2. seksual → konjungsi
Reprodusi Mikoriza
Mikoriza melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi a seksual terjadi dengan fragmentasi miselium atau spora aseksual (spora vegetatif), yang dihasilkan o leh sporangium. Sedangkan reproduksi seksual dengan perkawinan antara hifa yang berbeda jenis, disebut hifa (+) dan hifa (-) menghasilkan zigospora. Zigospora merupakan spora
seksual (spora generative), yaitu spora yang dihasilkan oleh reproduksi seksual. Tahap-tahapan proses reproduksi aseksual pada Mikoriza adalah:
Beberapa hifa akan tumbuh ke atas dengan ujung yang menggembung membentuk sporangium. Sporangium yang masak berwarna hitam, jika sudah masak sporangium akan pecah dan spora
tersebar.
Jika berada di lingkungan sesuai, spora akan tumbuh menjadi miselium baru.
Tahap-tahapan proses reproduksi seksual pada Mikoriza adalah:
Hifa (+) dan hifa (-) tersebut membentuk cabang hifa yang disebut gametangium (jamak:
gametangia). Kedua gametangia mengandung banyak inti haploid (n).
Dinding kedua gametangium kemudian pecah sehingga terjadi penyatuan plasma sel (plasmogami).
Inti haploid hifa (+) bergabung dengan inti haploid hifa (-) membentuk zigospora yang membelah secara meiosis.
Zigospora akan berkecambah dan akan membentuk cendawan muda.
Habitat:
Mikoriza dikenal dengan jamur tanah karena habitatnya berada di dalam tanah dan berada di area perakaran tanaman (rizosfer).
E. FUNGSI MIKORIZA
1. MIKORIZA VESIKULA-ARBUSKULA
v Struktur UmumMikoriza vesikula-arbuskula sejauh ini merupakan macam mikoriza yang paling banyak dijumpai. Akar yang terinfeksi umumnya tidaknya menunjukkan tanda morfologi yang mudah dikenali seperti ektomikoriza. Banyak mikoriza vesikula-arbuskula penampilannya tidak berbeda dengan akar-akar yang tidak terinfeksi, yaitu benar-benar tidak berubah bentuk dan mempunyai rambut-rambut akar. mikoriza vesikula-arbuskula mempunyai dua
macam organ yang terdapat didalam jaringan akar yang terinfeksi yaitu vesikula dan arbuskula.
Hifa tidak bersekat dari cendawan mikoriza vesikula-arbuskula bercabang-cabang didalam dan diantara sel-sel korteks akar. Hifa ini tidak termasuk ke jaringan stele atau jaringan yang mengandung klorofil. Didalam sel-sel yang diinfeksi dibentuk gelung-gelung hifa atau cabang hifa yang kompleks yang dinamakan arbuskula. Sedangkan struktur menggelembung yang dibentuk dari interkalar atau apikal sering kali dijumpai pada hifa-hifa utama, strukturini dinamakan vesikula. Kadang-kadang vesikula ukurannya sangat besar dan berdinding tebal, dan mengubah bentuk sel-sel atau ruang-ruang interseluler tempat vesikula itu berkembang umumna vesikula di bentuk setelah setelah arbuskula. Biasanya vesikula-vesikula menjadi ebih banyak dengan bertambah dewasanya tanaman.
v Penyebaran Mikoriza Vesikula-Arbuskula pada Tumbuhan
Mikoriza vesikula arbuskula terdapat pada kebanyakan Angiospermae, beberapa Gymnospermae, Pteredophyta, dan Bryophyta.Gerdemann mengemukakan ada 14 family yang hampir tidak atau tidak bermikoriza, diantaranya adalah Cruciferea, Chenopodiceae,Caryophyllaceae, Polygonaceae, dan Juncaceae. Kebanyakan tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi seperti Graminaeae dan leguminasae umumnya bermikoriza. Tumbuhan lain yang dilaporkan terinfeksi oleh mikoriza vesikula-arbuskula ialah anggur,
apel, bawang, coklat, cowpea, jeruk, kapas, karet, kedelai, kopi, nanas, padi gogo, pepaya, selada, singkong, dan berbagai umbi pohon hias.
v Cendawan Mikoriza Vesikula-Arbuskula
Cendawan mikoriza vesikula-arbuskula termasuk kedalam famili Endogonanceae, ordo Mucorales, kelas Zigomucetes. Cendawan ini merupakan simbion obligat atau tidak dapat ditumbuhkan pada medium sintetik yang tidak ada tanaman inangnya. Gerdemann dan Trappe mengklasifikasikan cendawan mikoriza vesikula-arbuskula mejadi empat macam genus yaitu Glomus, Gigaspora, Acaulspora, dan Sclerocystis. Dari keempat genus ini telah diketahui 17 spesies yang membentuk mikoriza vesikula-arbuskula, dan jumlah ini bertambah terus dengan bertambahnya spesies dan bahkan genusnya. Klasifikasi diatas di
dasarkan pada ciri-ciri bentuk spora dan hifa pembawa, sruktur dinding spora, cara perkecambahan spora, susunan spora didalam sporokarp.
v Pengaruh Mikoriza Vesikula-Arbuskula Terhadap Penyerapan Fosfor Tanaman Dan Pertumbuhan
Mikoriza sangat penting peranannya bagi tanaman terutama pada tanah-tanah yang kandungan fosfornya rendah. Adanya perbaikan fosfor yang tersedia di dalam tanah dan jenis tanamannya. Dalam membicarakan mekanisme pengambilan unsur hara fosfor oleh tanaman bermikoriza ada tiga komonen yang perlu di perhatikan yaitu tanah, tanaman, dan cendawan. Terjadinya peningkatan penerapan fosfor pada tanaman yang bermikoriza ini ditentukan oleh (1) spesies tanaman, keperluan tanaman akan fosfor dan kemampuan tanaman untuk menggunakan fosfor tanah dengan sebaik-baiknya, (2) kandungan fosfor dalam tanah, (3) infeksi mikoriza yang bergantung pada tanaman dan adaptasi cendawan pada tanah lingkungan, serta (4) efisiensi spesies cendawannya. Semua fosfor diambil apakah melalui simbion ataukah langsung oleh akar tanaman semuanya memang berasal dari akar tanah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikoriza menggunakan sumber fosfor tanah yang sama seperti akar yang tidak bermikoriza. Namun mikoriza dapat menyerap fosfor tanah lebih banyak dariakar yang tidak bermikoriza. Percobaan dengan tanah-tanah yang kahat fosfor menunjukkan bahwa tanaman bermikoriza dapat menyerap fosfor 100 kalilebih besar walaupun akarnya hanya dua kali lebih berat dibandingkan dengan tanaman bermikoriza.
v Fungsi Lain Mikoriza Vesikula-Arbuskula
Pengambilan hara selain fosfor oleh akar yang bermikoriza dapat juga bertambah. Penambahan fosfor akan mengurangi jumlah tembaga dan seng yang diserap oleh tanaman. Demikian juga pengambilan sulfur akan bertambah pada tanaman yang bermikoriza vesikula-arbuskula. Masalah salinitas merupakan salah satu faktor penghambat pertumbuhan
tanaman, tanaman yang bermikoriza lebih tahan terhadap salinitas dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza.
Tanaman yang bermikoriza mempunyai interaksi yangkhusus dengan patogen. Tembakau yang bermikoriza mendapat serangan Thielaviopsis basicola yang kurang dibandingkan dengan yang tidak bermikoriza. Cendawan mikoriza vesikula-arbuskulamenghambat pembentukan klamidospora patogen baik secara in vivo dan in vitro.
Fungsi lain dai mikoriza vesikula-arbuskula ialah dalam pengendalian erosi didaerah berpasir. mikoriza vesikula-arbuskula berkolonisasi sangat efektif pada pasir-pasir.
Miselium eksternalnya membentuk agregat, mungkin cendawannya menghasilkan zat perekat yang terdiri dari polisakarida.
v Introduksi Mikoriza Vesikula-Arbuskula
Dalam pengelolaan tanaman, introduksi cendawan mikoriza vesikula-arbuskula yang baru akanmemberi kesempatan tanaman untuk mengambil fosfor dari tanahdengan lebih baik. Macam mikoriza vesikula-arbuskula yang diintroduksi ialah mikoriza vesikula-arbuskula yang menghasilakan area hifa yang per unit yang dinfeksi lebih luas. Beberapa peneliti menyatakan ada cendawan mikoriza vesikula-arbuskula yang dapat mengambil fosfor lebih besar dari pada cendawan mikoriza vesikula-arbuskula yang ada dilapang.
. MIKORIZA VESIKULA-ARBUSKULA
Mikoriza Vesikula-Arbuskula (MA) merupakan satu kelopok jamur tanah biotrof obligat yang tidak dapat melestarikan pertumbuhan dan reproduksinyabila terpisah dari tanaman inang. Cendawan ini dicirikan oleh adanyastruktur vesikel dan atau arbuskel. Vesikel merupakan struktur berdinding tipis berbentuk bulat, lonjong atau tidak teretur. Struktur inimengandungsenyawa lipid. Arbuskel merupakan struktur dalam akar berbentuk seperti pohon berasal dari cabang-cabang hifa intraradikal setelah hifa cabang menembus dinding sel korteks, dan berbentuk antara dinding sel dan membran plasma. Pada akhir-akhir ini penggunaan tekhnik molekuler telah digunakan, selain teknik-teknik konvensional.
v Mekanisme Penyerapan Fosfat
Beberapa hipotesis dikemukakan oleh Tinker (1975) tentang penyerapan P salah satunya hifa dalam tanh mengabsorbsi P dan mengangkutnya ke akar-akar yang dikolonisasi, dimana P ditransfer ke inang bermikoriza, sehingga berakibat meningkatnya volume tanah yang dapat dijangkau oleh sistem akar tanaman. Rhodes dan Gerdemann (1980) membagi proses bagaimana hara dipasok ketanaman oleh cendawan MA menjadi tiga fase:
2. Translokasi haradari hifa eksternal ke miselium internaldalam akar tanaman inang. 3. Pelepasan hara dari miselium internal ke sel-sel akar.
P diangkut melalui hifaeksternal dalam bentuk polifosfat. Adanya granul polifosfat dalam vakuola hifa teah di buktikan melalui elektron mikroskop (Cox et al, 1975).
v Penyebaran
Cendawan MA terdapat dari berbagai ekosistem. Penyebaran cendawan MA ini sangatluas diseluruh dunia, mulai dari artik sampai daerah tropis (gerdemann, 1968), dan tidak hanya pada habitat darat tetapi juga pada habitat air (Sondergard and Laegard, 1977). Sieverding (1991) mengkompilasi data dari Brazil, Kolombia dan Zaire tentang keanekaragaman cendawan MA (jumlah spesies cendawan MA) dan mendapatkan pada ekosistem alami 16-21 spesies, ekosistem pertanian dengan masukan rendah 10-15 spesies, dan ekosistem pertanian intensif dengan masukan tinggi 6-9 spesies. Data ini emberikan indikasi bahwa keanekaragamnan spesies cendawan MA menurun dari ekosistem alami ke ekosistem pertanian dengan masukan tinggi.
v Teknologi Produksi Inokulan
Cara yang paling umum dipakai untuk memperbanyak inokulan cendawan MA adalah dengan kultur pot dimana cendawan MA tertentu yang telah diketahui keekfetifannya diinokulasikan padatanaman inang tertentu pada medium padat yang steril. Berbagai macam bahan padat seperti tanah, pasir, zeolit, expanded clay, dan gambut yang banyak digunakan
sebagai medium pertmbuhan/bahan pembawa. v Inokulan Spora
Bila spora yan akan digunakan sebagai inokulan maka produksi dapatdilakukan dalam kultur pot dengan menggunakan bebagai tanaman inang padamedium tanah steril. Berbagai tanaman
yang dapat dipakai sebagai tanaman misalnya jagung, rumput bahia, rumput guinea, kirinyu, sorghum, sirstro, dan sebagainya. Spora yang akan digunakan harus benar-banar spora murni dari suatu spesies tertentu. Ini hanya mungkin diperoleh bila betul-betulberasal dari suatu spora tunggal. Penggunaan lebih dari satu spora untuk menginokulasi tanaman inang mungkin menghasilkan spora dari spesies cendawan MA yang berbeda, karena dua spora yang kelihatannya sama belum tentu memilki sifat genetis yag sama. Bila spora yang dipakai sebagai inokulan maka inokula dapat dihitung.
v Inokulan Akar Bermikoriza
Penyediaan inokulan dalam bentuk akar masih lebih praktis dari pada inokulan spora. Yangdiperlukan adalah tanaman inang yangsangat responsif terhadap cendawan MA terpilih dan
memiliki sistem akar dengan massa besar. Akar tanaman inang dipanen setelah dicek terlebih dahulu apakah memiliki presentase kolonisasi mikoriza dan intensitas infeksi yang tingggi. Akar bermkoriza pada waktu panen dipisahkan dari medium tumbuh lalu dicuci dan disteril dirmukaan
dan kemudian dipotong-potong halus (1-2 mm). Segmen-segmen akar inilah selanjutnya yang diinokulasikan pada lubang tanaman.
v Inokulan Campuran
Apa yang dimaksud dengan inokulasi campurandalam makalah ini adalah inokulan yang mengandung kombinasi spora, hifa, dan akar bermikoriza. Pembuatan inokulan campuran dapat dilakukan dengan kultur pot yang berisi tanah atau substrat lain yang steril. Tanah steril ini selanjutnya diinokulasi dengan cendawan MA unggul dan ditanami dengan tanaman yang sesuai. Pada waktu panen akar dipisahkan dan diproses seperti pada pembuatan inokulan akar. Segmen-segmen akar ini selanjutnya dicampur rata kembalidengan mediaum tumbuhnya. Inokulan campuran ini pada akhirnya mengandung propagul yangmeliputi spora, akar terkolinisasi dan hifa.
v Perbanyakan Cendawan Ma Pada Tingkat Petani
Cendawan MA adalah simbion obligat yang tidak dapat diperbanyak secara aksenik di fermentor seperti halnya jenis mikroba pupuk ayati lainnya. Teknologi ini dapatditeruskan kepada petani dengan cara produksi insitu. Petani memperbanyak sendiri inokulan pada luasan tanah tertentu sebelum waktu tanam. Penyuluh pertanian dapat membimbing mereka dan institusi tertentu menyediakan starter inokulan yang akan diperbanyak petani.
v Ketergantungan Terhadap Cendawan Ma
Berbagai tanaman bebeda ketergantungannya terhadap cendawan MA.Ketergantungan tanaman terhadap mikoriza diartikan sebagai tingkatan ketergantungan terhadap kondisi mikoriza untukmenghasilkan pertumbuhan atau hasil pada suat taraf kesuburan tanah tertentu (Gerdemann, 1975). Pada umumnya hubungan simbiosis antara tanaman dan cendawan dapat dikatakan tidak spesifik tapi memiliki spektrumyna luas. Artinya suatu spesies cendwan MA dapat mengkolonisasi dan efektif terhadap lebih satu jenis tanaman tertentu. Tanaman dengan akarbesar lebih tergantung pada mikoriza dari pada tanaman dengan sistem perakaran yang memiliki rambutbanyak dan panjang. Perbedaan ketergantungan antara berbagai jenis tanaman dapat digolongkan menjadi besar, medium dan kecil. Cendawan MA dapat bersimbiosis dengan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan industri.
v Peranan Potensial Cendawan MA
Kolonisasi akar kedelai oleh cendawan MA dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai serta konsentrasi P tanaman kedelai. Selain itu juga dapat meningkatkan nodulasi, dan fiksasi N. Perbaikan hara karena simbiosis dengan cendawan MA tidak hanya terbatas pada fosfat, tetapi juga pada unsur lain. Simanungkalit dan lukiwati (2001) yang Callliandra calothyrsus dengan cendawan Mamendapatkan kenaikan bobot kering tajuk, tinggi tanaman, serapan N, P, S, dan Zn. Inokulasi inimenaikkan nilai nutrisi dari tanaman Calliandra.
Mikoriza berpengaruh terhadap agregasi tanah (Tisdall and Oades, 1979). Terutama ini dipengaruhi oleh persenase agregat tanah dengan ukuran >2mm,yang lebih tinggi pada tanaman yang di inokulasi mikoriza dari pada yang tidak diinokulsi. Adanya miselium cendawan MA yang dilapisi oleh zat berlendir (Glomalin) menyebabkan partikel-pertikel tanah melekat satu sama lain. Dengan kemampuan seperti disebutkan di atas simbiosis tanaman dengan cendawan MA dapat meingkatkan stabilitas tanah.
v Mikoriza Sebagai Pereduksi Stres Abiotis
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa MA dapat meningkatkan tolerensi tanaman terhadap kekeringan. Perbaikan toleransi tanaman bermikoriza terhadap stres air dapat disebabkan oleh peninkatan kondktivitas hidroulik, laju transpirasi yang kecil persatuan luas, adanya ekstraksi air dari tanah ke potensi yang lebih rendah, pemuihan tanaman yang lebih cepat dari stres air, P tanah yang lebih baik. Dari hasil-hasil enelitianyang ada berkaitan denan toleransi terhadap cekaman kekeringan ini, kelihatannya ada dua kubu yaitu: yang mengatakan perbaikan nutrisi P sebagai penyebab peningkatan toleransi dan yang mengakui adanya pengaruh-pengaruh yang bersifat nonnutrisi yang dapat terjadi (Auge,2001)
v Peran Mikoriza Pada Sistem Pola Tanam
Populasi mikoriza pada sisem pola tanam dapat berbeda karena pebedaan ketergantungan tanaman terhadap mikoriza. Oleh karena adanya perbedaan ketergantungan jenis tanaman yang ditanam pada suatu rotasi, maka pengelolaannya haruslah sedemikian rupa sehingga keberadaan berbagai jenis tanaman padalahan tersebut dapat mempertahankan jumlah populasi mikoriza
tetap tinggi.
v Peran Mikoriza Dalam Merehabilitasi Lahan-Lahan Terdegradasi
Di Jepang inokulan cendawan MA sudah digunakan paling berhasil untuk penanaman kembali (revegetasi) lahan-lahan yang dirusak oleh aktivitas gunung berapi. Berbagai bekas tambang dan industri sudah tidak memiliki lagi lapisan atas (top soil), sehingga tidak ada vegetasi lagi yang tumbuh. Oleh karena itu inokulasi tanaman-tanaman yang di gunakan untuk revegetasi lahan-lahan terdegradasi ini dengan cendawan MA sangat dibutuhkan.
v Praktek Pertanian Yang Merugikan Perkembangan Cendawan Ma
Penggunaan pupuk dan insektisida pada pertanian konvensional dapat mempengaruhi perkembangan simbiosis mikoriza arbuskuler dalam tanah. Oleh karena itu ada batas maksimal pemberian dosis pupuk P untuk berfungsinya simbiosis secara optimal. Infeksi mikoriza dan pertmbuhan tanaman bawang perai menurun nyata karena tetesan fungisida metalaxil di tanah
(jabai-Hare dan Kendrick, 1987).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikoriza merupakan kelompok fungi(jamur) yang dapat bersimbiosis dengan beberapa tumbuhan tingkat tinggi. Beberapa tumbuhan sangat bergantung dalam hal pertumbuhan terhadap mikoriza, sebaliknya mikoriza juga memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Mikoriza juga berperan dalam rantai makanan rizosfer akar dan memacu pertumbuhan hampir semua jenis pohon. Mikoriza juga dapat dimanfaatkan ke dalam dua bentuk teknik yaitu sterilisasi dan teknik inokulasi. Dalam teknik sterilisasi ada dua macam yaitu teknik media dan benih. Sedangkan dalam teknik inokulasi meliputi ektomikoriza dan endomikoriza. Pertumbuhan mikoriza pun dipengaruhi beberapa faktor sepertu suhu,pH tanah, cahaya, ketersediaan unsur hara dan sebagainya. Fungsi mikoriza bermacam-macam diantaranya berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi patogen akar, sebagai konservasi tanah, dan juga dapat
mempertahankan keanekaragaman tumbuhan.
B.SARAN
Sebelum ada kata terlambat dan kita bakal didahului oleh negara lain yangakan mengekspor mikoriza ‘eksotik’ ke Indonesia, dan belum tentu kompatibeldengan jenis komoditi tanaman hutan tropis Indonesia, sebaiknya kita harusmengambil langkah-langkah nyata untuk segera mengaplikasikan mikoriza ‘asli’dari hutan tropis Indonesia, yang jelas mampu beradaptasi dengan kondisi local. Mikoriza super strain dapat melawan dan meminimasi laju kerusakan hutan yang meningkat setiap tahunnya, dengan cara membantu pertumbuhan tanaman yang telah bermikoriza pada lahan-lahan hutan yang terd
terdegradasi di bekas areal pertambangan, padang alang-alang, dan lahan rawa-gambut dengan pola partisipatif dari masyarakat sekitar hutan. Diharapkan dengan input teknologi ini, lahan hutan terdegradasi akan menciut dan ekosistem hutan tropis menjadi pulih kembali, sehingga keterpurukan ekonomi Indonesia dan bencana-bencana alam yang datang silih berganti dapat berhenti sampai di sini saja. Selanjutnya perekonomian kita bangkit kembali khususnya ekspor legal komoditi kehutanan Indonesia kembali berjaya di perdagangan internasional. Kita harus berani mempromosikan dan menjual produk hasil hutan kayu maupun bukan kayu yang berasal dari input teknologi mikoriza yang ramah lingkungan dan berasal dari hutan yang
dikelola secara lestari.