• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 _kajian Fikrah Jaulah 2017 _pemikiran Destruktif 240817

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2 _kajian Fikrah Jaulah 2017 _pemikiran Destruktif 240817"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PE

PE

M

M

I

I

KI

KI

R

R

A

A

N

N

D

D

ES

ES

T

T

R

R

UKT

UKT

I

I

F

F

terhadap

terhadap

K

K

E

E

T

T

A

A

H

H

A

A

NA

NA

N K

N K

E

E

L

L

U

U

A

A

R

R

G

G

A

A

dan ANTISIPASINYA

dan ANTISIPASINYA

1 1

(2)

L

LAANDANDASSAAN: MAN: MANHANHAJ J HHIMIMAAYAYATTUUL L UUSSRRAAHH

 BAGIAN I : PEREMPUAN DAN ANAK DALAM AGENDABAGIAN I : PEREMPUAN DAN ANAK DALAM AGENDA

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

A. Pembukaan

A. Pembukaan

  1. S 1. Sttaandandar r IntInteerrnanassioionanal tl teentntaang Png Peerrssooaalalan Pn Peerreempuampuann

  2. Feminisme dan Gender 2. Feminisme dan Gender

  3. K 3. Koomisi Pmisi Peerreempmpuauan di PBn di PBBB

B

B. . PPooin-in-PPooin in PPeentnting ing KKeesseepapakakattaan n IntInteerrnanassioionanal l tteentntaangng

P

Peerrempuaempuan dan dan Anan Anakk

2

(3)

L

LAANDANDASSAAN: MAN: MANHANHAJ J HHIMIMAAYAYATTUUL L UUSSRRAAHH

 BAGIAN I : PEREMPUAN DAN ANAK DALAM AGENDABAGIAN I : PEREMPUAN DAN ANAK DALAM AGENDA

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

A. Pembukaan

A. Pembukaan

  1. S 1. Sttaandandar r IntInteerrnanassioionanal tl teentntaang Png Peerrssooaalalan Pn Peerreempuampuann

  2. Feminisme dan Gender 2. Feminisme dan Gender

  3. K 3. Koomisi Pmisi Peerreempmpuauan di PBn di PBBB

B

B. . PPooin-in-PPooin in PPeentnting ing KKeesseepapakakattaan n IntInteerrnanassioionanal l tteentntaangng

P

Peerrempuaempuan dan dan Anan Anakk

2

(4)

 4 4. K. Koonvenvensnsi Ci CEEDADAWW

C

C. . PPererempuempuaan n dadan n Anak Anak dadallaam m AgAgendaenda

Internasional

Internasional 

 Istilah-istilah Penting yang terkandung dalam Istilah-istilah Penting yang terkandung dalam

K

Keesseepapakakattaan n IntInteerrnanassionaionall 

 5. Istilah Kekerasan Dalam Rumah Tangga 5. Istilah Kekerasan Dalam Rumah Tangga

 6. Istilah Pemberdayaan Perempuan 6. Istilah Pemberdayaan Perempuan

 77. . IsIsttilailah h KKeesseehahattaan n RReepprroodduksuksii

3

(5)

K

KEELLUUAARRGGA MA MUUSSLLIM DI IM DI TTEENGNGAAH H PPEERRTTAARRUUNGNGAAN N IDEIDEOOLLOOGGII

Saat ini diperkirakan populasi ummat Islam di seluruhSaat ini diperkirakan populasi ummat Islam di seluruh

dunia berjumlah sekitar 2,1 Miliar. Dari jumlah tsb

dunia berjumlah sekitar 2,1 Miliar. Dari jumlah tsb

sekitar 18% hidup di negara2 Arab, 20% di Afrika, 20%

sekitar 18% hidup di negara2 Arab, 20% di Afrika, 20%

di Asia Tenggara, 30% di Asia Selatan: Pakistan, India,

di Asia Tenggara, 30% di Asia Selatan: Pakistan, India,

Bangladesh. (data PBB th. 2012)

Bangladesh. (data PBB th. 2012) 

Populasi muslim yang signifikan juga tersebar di RRT,Populasi muslim yang signifikan juga tersebar di RRT,

AS, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia.

AS, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia.

4

(6)

5

5

Tantangan & Ancaman: sebuah Keniscayaan

Tantangan & Ancaman: sebuah Keniscayaan

«Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan

«Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan

hanya dengan mengatakan, “kami telah beriman”, dan

hanya dengan mengatakan, “kami telah beriman”, dan

mereka tidak diuji?» (29 : 2)

mereka tidak diuji?» (29 : 2)

“Begitulah bagi setiap Nabi telah Kami adakan musuh dari

“Begitulah bagi setiap Nabi telah Kami adakan musuh dari

or

oraang2 ng2 yg byg beerrdodossaa. T. Teettaapi cpi cukuukuplaplah h TTuhuhaanmu nmu memenjanjadidi

pemberi petunjuk dan penolong” (25 : 31)

(7)

TANTANGAN:  Religiusitas >< Disorientasi  Keyakinan >< Ambigu  Soliditas >< Kerapuhan  Keutuhan >< Perceraian  Kesejahteraan >< Kemiskinan  Kokoh Kepribadian >< Split

personality

 Kohesivitas lingkungan ><

Individualistis

ANCAMAN:

 Ideologi dan Gerakan

Internasional : Zionisme, Kapitalisme, Liberalisme, Komunisme, China

Overseas, etc.

 Feminisme dan Gender

Mainstreaming

(8)

. KONSPIRASI IDEOLOGI-IDEOLOGI DUNIA terhadap KEMANUSIAAN

IDEOLOGI-IDEOLOGI DUNIA

PEMIKIRAN KEBUDAYAAN POLITIK

DISINTEGRASI INDIVIDU/ KEPRIBADIAN DISINTEGRASI UMMAT/ BANGSA DEHUMANISASI

INVASI (PENJAJ AHAN)

LEMBAGA-LEMBAGA ALAMIAH DISINTEGRASI KELUARGA KELUARGA INDIVIDU UMMAT/BANGSA 7

(9)

8

INVASI IDEOLOGI

GHAZWUL FIKRI GHAZWUTSSA

QAFI DISINTEGRASI KEPRIBADIAN DISINTEGRASI PEMIKIRAN TASYKIK (PENDANG KALAN) TAGHRIB (PEMBA RATAN) TADZWIB (PELARU TAN) TASYWIH (PENGIMI TASIAN)

(10)

Arus penyerbuan pemikiran dan budaya

KRISIS KEPERCAYAAN NETRALITAS NILAI INFERIOR KONFLIK PEMIKIRAN 9

(11)

INFERIOR TERPESONA PADA YG LAIN PHOBIA KONFLIK MENTAL 10

(12)

AKULTURASI PEMIKIRAN DAN BUDAYA AL – IMMA’AH /terbawa arus SINKRETISME PERMISIFISME 11

(13)

DEVIASI PERILAKU KEHILANGAN NILAI-NILAI BERTINGKAH ANEH KEKACAUAN BERFIKIR DAN BERPERILAKU 12

(14)

FEMINISME

Feminisme berasal dari konflik internal peradaban

Barat, antara perempuan dan laki-laki. Sebab peradaban barat berakar pada budaya yang

zhalim, di antaranya adalah menganggap rendah perempuan.

Berkembang (dikembangkan) sebagai sebuah

GERAKAN ideologis yang menjadikan perempuan sebagai kekuatan dominan di dunia.

(15)

FEMINISME

 Istilah feminisme dicetuskan oleh seorang filsuf dari

Perancis bernama Charles Fourier pada tahun 1837. Istilah ini kemudian berkembang di Perancis dan Belanda tahun 1872, di Inggris Raya tahun 1890-an dan di Amerika Serikat tahun 1910. Di kamus Oxford English Dictionary, kata

“ feminist ” muncul tahun 1894, dan kata “ feminisme” tahun 1895.

 Definisi: gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria (KBBI)

(16)

LATAR BELAKANG FEMINISME

Reaksi yang muncul di masyarakat Barat pada

akhir abad 19 sebagai antitesa dari kondisi

perempuan di Barat yang mengalami opresi dan diskriminasi.

Dengan ideologi dan filosofi g reec o-roman yang

menjadi fondasi peradaban, perempuan di dunia Barat tidak memiliki posisi yang diakui sejajar

martabatnya dengan lelaki.

(17)

LATAR BELAKANG FEMINISME

Setelah Revolusi Perancis di tahun 1789 yang

lahir dari semangat Rennaissance—pencerahan

kegelapan Eropa karena interaksinya dengan dunia Islam—secara filosofis dan di mata

hukum, perempuan di Eropa dan Amerika saat itu tetaplah menjadi warga negara kelas dua. Konstitusi Perancis tahun 1792 secara jelas

melarang perempuan terlibat di ranah publik 

(18)

LATAR BELAKANG FEMINISME

 Bahkan Undang-undang Hukum Perdata Kaisar Napoleon tahun

1804—yang sempat diberlalukan di sebagian besar Eropa— menempatkannya beserta harta dan penghasilannya dalam kontrol mutlak suaminya. Perempuan yang sudah menikah  juga dibatasi perannya hanya dalam rumahnya saja. Terputus

dari urusan kemasyarakatan.

 Perempuan dilarang masuk Universitas. Hingga tahun 1871

Aletta Henriette Jacobs diijinkan masuk Fak. Kedokteran,The University of G roning en. Putri Abraham J acobs (dokter Belanda berkebangsaan Yahudi) dan ibunya Anna de Jongh (asli

Belanda). Mendapat rekomendasi dari PM. J .R. Thorbecke. 17

(19)

LATAR BELAKANG FEMINISME

 Pabrik-pabrik bermunculan membutuhkan banyak tenaga kerja perempuan diberi kesempatan menjadi buruh

pabrik diskriminasi upah, dll.

 Tahun 1844 terjadilah protes besar-besaran dari para buruh perempuan di pabrik tekstill Lowel Mill Massachusetts

Amerika. Organisasi buruh perempuan yang pertama ialah Lowell Female Labor Reform Association (LFLRA) Sarah Bagley.

(20)

PERKEMBANGAN FEMINISME

Martha Lear, 1968

 FIRST WAVE:

 Gelombang pertama feminisme ini dibentuk oleh

perlawanan terhadap tindak diskriminatif dan konflik kelas. Masa ini lazim dikenal sebagai munculnya feminis liberal dan feminis marxis-sosialis.

 Mary Wollstonecraft tahun 1792 menulis“Vindication

of the Rig hts of Woman”. Buku ini disebut sebagai

 feminism arg ument  pertama. Dalam buku ini Mary Wollstonecraft mengatakan bahwa walaupun

perempuan Barat diberi pendidikan namun amat terbatas. Dan merekapun tidak memiliki ruang cita-cita yang memadai, kecuali harapan-harapan yang amat terbatas. Ini semua karena konsep diri

perempuan yang didiktekan oleh laki-laki sesuai

(21)

 SUFFRA G ETE: perjuangan untuk memperoleh hak politik

bagi perempuan.

 Gerakan suffrag ete Konvensi Seneca Falls yang

dimotori oleh Lucretia Mott dan Elizabeth Cady Stanton tahun 1848 di Amerika, 300 peserta perempuan dan beberapa laki-laki dari seluruh Amerika Serikat.

 Tiga hal utama yang mereka persoalkan:  perempuan tidak diberi hak kepemilikan

asset/property,

 perempuan tunduk di bawah kekuasaan laki-laki—

ialah suaminya—dan

 perempuan tidak memiliki akses pada politik dan

kebijakan publik.

(22)

Tiga tuntutan Dec laration of Sentimens:

perbaikan status legal agar sama di

hadapan hukum dengan lelaki sebagai warga negara, hak ekonomi yang sama dan hak pilih.

Sosialisme Internasional pada tahun 1907

menyatakan dukungan penuh pada gerakan feminis.

Hak pilih bagi perempuan Eropa &

Amerika: 1902 – 1920

(23)

 PENETRASI KE NUSANTARA:

BELANDA: SDAP (Social Democratische

Arbeiders Partij) RED LADY/Cornélie Lydie

Huygens (perempuan anggota parpol pertama) mengkader Stella

25 Mei 1899 korespondensi pertama Stella

(putri dari Jacob Israel Zeehandelaar & Johana Meijers) dengan R.A. Kartini (usia 20 tahun)

ISDV berubah menjadi PKI tahun 1920, dengan

dukungan dari Sarekat Rakyat (SI Merah) Munasiah dan Sukaesih--tumbuh dari

pergerakan Perempuan Sarekat Rakyat,

dengan isu pokoknya: persamaan hak wanita dan laki-laki 1926 ditangkap.

(24)

 SECOND WAVE

 Periode ini meliputi awal tahun 1960 hingga

akhir 1980. Dikenal sebagai masa emas feminis liberal dan feminis radikal yang sebetulnya

didasari oleh teori feminisme eksistensialis. Ide-ide utamanya adalah kesetaraan-keadilan

gender dalam keluarga dan tempat kerja, seksualitas (hak seksual perempuan), hak reproduksi—termasuk legalisasi aborsi— hak politik berupa tuntutan persamaan jumlah posisi-posisi jabatan politik dan publik bagi perempuan, serta perlawanan terhadap

praktek diskriminasi secara legal dan faktual. 23

(25)

 Betty Friedan, seorang feminis Yahudi menulis

The Feminine Mystique (1963) “holy book ”

 “The problem that has no name”: para wanita selama ini mengerjakan peran-peran

domestik dengan sukarela dan merasa

bahagia dengan kondisi itu—punya rumah indah, anak-anak yang lucu, suami yang bertanggungjawab—karena itulah yang

dikatakan dan didoktrinkan kepada mereka selama ini. Dan mereka terlalu takut

dikucilkan untuk melawan doktrin-doktrin tersebut WANITA HARUS BEKERJ A DI LUAR RUMAH

(26)

 PENETRASI GERAKAN FEMINIS KE PBB/UN:

CSW 21 JUNI 1946 Konferensi2 Internasional

Perempuan

CEDAW 1979

NA IROBI LOO KING FORWA RD STRATEG IES 3rd 

c onf. 1985

Dalam dokumen di atas ditegaskan bahwa

teori gender menjadi pisau analisa terhadap perkembangan dari ke 10 isu NLFS, dimana tiap negara anggota PBB harus membuat

laporannya. Pada saat yang sama, konsep partisipasi perempuan dalam pembangunan diubah menjadi G ENDER A ND DEVELO PMENT

(27)

 PENETRASI KE INDONESIA:

 Feminis sosialis, Gerwani, 1960 melanjutkan tahun

1920an. Buruh adalah pusat perhatian Gerwani yang utama

 J anuari 1964, Gerwani mengklaim punya anggota

sebanyak 1.750.000 orang dibubarkan ORBA.

 1978 Menteri Muda Urusan Peranan Wanita dalam

struktur Kabinet Ibu Lasijah Soetanto

 Pelatihan feminis liberal untuk mahasiswi2 ke LN  1984 Ratifikasi CEDAW (UU no. 7/1984)

 28 Maret 1985 Kalyanamitra  1994 LBH APIK

 Era 90 an banyak negara donor

(28)

THIRD WAVE:

Feminis postmodern ini sangat

dipengaruhi oleh teori eksistensialisme Beauvoir plus teori dekonstruksi Derrida serta psikoanalisa J acques Lacan. Dari kemendasaran keaslian ini, feminisme dianggap terbebas dari segala bentuk opresi.

(29)

Implikasinya sampai pada konsep

seksualitas dan konsep keluarga. Ialah bahwa hak seseorang untuk menentukan identitas seksualnya yang tak ada kaitan dengan kondisi fisiknya. Bahkan

dimunculkan konsep Queer  yang intinya

adalah konsep seksualitas yang anti

mainstream, bebas ‘dogma’ dan bebas dari pendiktean siapapun. Karena itu pula konsep keluarga tidak bisa hanya

mengikuti format tunggal. Maka kata family harus diubah menjadi families.

(30)

Di negeri tercinta masa gelombang ketiga

ini seiring dengan penetrasi feminisme ke kebijakan publik. Melalui institusi

pemerintah maupun LSM

pengarusutamaan gender (PUG) berjalan leluasa karena dinaungi oleh Inpres no 9 tahun 2000. Di samping itu beberapa

undang-undang juga membawa

semangat filosofi feminisme, misal UU PKDRT.

(31)

Sekilas sejarah…

30 REV PERANCIS 1789 REV INDUSTRI mesin uap, Watt 1796 Feminism, Charles F, 1837 USA

SENECA FALL S CONV. 1848, DECL. OF SENTIMENTS

Susan B Ant hony, EC Stanton & L Mott

ISM dukung FEM MOV

1907 IWSA 1902 LFLRA USA, Sarah Bagley 1844 UK: Kensington Society Charlotte Manning Women’s Suffrage Committee

Leigh Smith Bodichon 1865 WSPU - UK Emmeline Pankhrust 1903 UN Commission on the Status of Women 21 Jan. 1946

(32)

SEKILAS SEJ ARAH HARI PEREMPUAN

INTERNASIONAL (IWD) 8 MARET

1909

Partai Sosialis AS mencetuskan IWD pertama kali untuk menghormati protes para perempuan buruh pabrik di th. 1908 atas kondisi tempat kerja yang buruk.

1910

Gerakan Sosialis Internasional dalam pertemuan di Kopenhagen

menetapkan perlunya IWD untuk mendorong hak pilih bagi

perempuan

1917:

Tgl. 8 Maret Perempuan Rusia

memprotes perang dan menyerukan slogan: “Bread and Peac e”

1920

Atas permintaan Clara Zetkin dalam konferensi komunis internasional di Moskow tahun 1920, 8 Maret

ditetapkan sebagai Hari Perempuan

1975

(33)

PENETRASI ke DALAM NEGERI

32 1894

SDAP - Nederland Huygens (Red lady)

Perempuan angg parpol ptama Murid Mina Kruseman (perintis feminisme Bld) 1899 Estelle Zehandelaar (kader Huygens) menyurati RA. Kartini 1914 ISDV Sneevliet/ Maring 1920 SI MERAH PKI

Munasiah & Sukaesih (feminis indo awal)

1926 Digul 1950 GERWANI 1985 NEW LEFT KLYNMTR Dll. 2000 PUG Lbg2 kajian di PT 1984 Ratifikasi CEDAW 1978 Kementerian dapur konsepsi PERATURAN PER-UU-AN

KEBIJ AKAN2 PUBLIK & ARUS UTAMA PEMIKIRAN

ISU & OPINI PUBLIK

Komitmen laporan

(34)

GENDER

Seksolog J ohn Money mengenalkan

terminologi perbedaan seks biologis dan peran gender pada tahun 1955.

Meluas tahun 1970-an, ketika teori

feminis memasukkan konsep perbedaan antara seks biologis dan peran gender. Hari ini, perbedaan tersebut secara ketat diterapkan dalam beberapa konteks,

khususnya ilmu sosial dan dokumen-dokumen yang ditulis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

(35)

GENDER

Dalam Sastra Inggris

 , tric hotomy 

antara seks biologis, psikologis

gender, dan peran sosial gender

pertama kali muncul dalam sebuah

makalah feminis mengenai

transeksualisme pada tahun 1978

(36)

 Dalam teori feminisme dibuat pemisahan

antara konsep identitas jenis kelamin

(seksual biologis) dan konsep konstruk sosial  jenis kelamin tersebut (gender), dimana

ditegaskan bahwa konstruk sosial tersebut berlaku relatif (sesuai perkembangan

zaman).

 Pemisahan ini juga memberi ruang

‘pembenaran’ terhadap orientasi dan/atau ekspresi identitas jenis kelamin yang tidak sesuai dengan kehendak Sang Khaliq.

35

TINJ AUAN/

KRITISI:

(37)

Konsep gender membuka peluang

adanya tatanan yang tidak lagi

membakukan keluarga sebagai

sebuah institusi kemanusiaan yang

mulia dengan segala fungsinya, yang

dibangun berdasarkan sebuah

pernikahan sah antara laki-laki dan

perempuan menurut ketentuan

agama.

36

TINJ AUAN/

KRITISI:

(38)

TINJAUAN/

KRITISI

Sebab konsep gender yang tak terkait

dengan sexual-biolog ic al identity  memberi

kebebasan bagi seseorang untuk

mendefinisikan ekspresi gendernya dan

formulasi g ender role masing-masing.

Sehingga konsekuensinya keluarga tidak lagi dibatasi oleh konstruk sosial yang baku dan tetap: pernikahan dua jenis kelamin

laki-laki dan perempuan menurut ketentuan agama.

(39)

TINJAUAN/

KRITISI

 Hal inilah yang melatarbelakangi penolakan

Negara-negara sekuler meratifikasi Deklarasi Doha tentang Keluarga, walaupun Deklarasi tersebut sudah disahkan dalam sidang Majelis Umum PBB. Negara-negara yang menolak

tersebut mendesak agar kata keluarga

mengambil bentuk jamak: FAMILIES bukan FAMILY , sebagai konsekuensi dari

perkembangan konstruk sosial mereka, dimana pernikahan sesama jenis menjadi fakta yang diterima masyarakat bahkan dilegalkan.

(40)

FEMINISME & TEORI GENDER

Berakar pada TEORI KONFLIK Mengarah pada KEHIDUPAN BEBAS NILAI & INDIVIDUALISTIK Bersifat DESTRUKTIF terhadap KELUARGA 39

TIDAK AKAN PERNAH SEJALAN dengan KONSEP KELUARGA karena KELUARGA berakar pada

TEORI SOSIAL FUNGSIONAL

GENDER

•PEMISAHAN IDENTITAS SEKSUAL & PERAN SOSIAL

•NIRSISTEM/ KEBEBASAN MUTLAK

KONSEP SEKSUALITAS

•BEBAS ORIENTASI SEKSUAL

•BEBAS EKSPRESI

•KEDAULATAN TUBUH

DEKONSTRUKSI KELUARGA

•KEPALA KELUARGA bersifat KOLEGIAL

•KELUARGA NON TRADISIONAL

•STRUKTUR SOSIAL HANCUR

HILANGKAN MAKNA SOSIAL

SIGNIFIKAN dari IDENTITAS

(41)

KELUARGA dalam SKEMA REKAYASA

PERADABAN MATERIALISTIK SEKULER

ISTERI /IBU ANAK-ANAK SUAMI /AYAH 40 KELUARGA LAKI-LAKI PEREM PUAN ANAK-ANAK PERADABAN MATERIALISTIK SEKULER INDIVIDUA LISTIK & BEBAS NILAI

(42)

EVOLUSI KONSEP & ISU STRATEGIS:

Kesetaraan & kemitraan gender

( g ender role)

• Hak & kewajiban yg sama Sensitif gender (anti patriarki) • Perempuan bebas dari subordinasi laki2 G ender based (kebijakan publik berbasis gender) • kekhasan pengalaman perempuan sbg basis kebijakan 41 Keharmonisan gender sebagai istilah yang diluncurkan pertama,

sosialisasi masiv

 UU KDRT: definisi kekerasan multi tafsir, penyelesaian konflik tdk

sesuai agama.

  My body my c hoic e

 PUG

 ARG (anggaran responsif gender)

 Teori-teori feminisme di seluruh sektor sbg perspektif

(43)

EVOLUSI KONSEP & ISU STRATEGIS:

42

Gender system

(perspektif dan praktek kehidupan sehari-hari)

•Struktur sosial-ekonomi

•Pola relasi di masyarakat

•Perilaku, karakter & kepercayaan pribadi

Gender rights (kebebasan mutlak)

•Kebebasan ‘hakiki’ yg menjadi inti HAM

IPG & IDG LG BTQI

(44)

Penetrasi kebijakan publik

UU:

UU eksisting (UU no.7/th.1984, UU no.10/th. 2012), RUU2

Inpres 9/2000 PP 87/2014 Permen 6/2013 KETAHANAN KELUARGA ala FEMINISME (eq. RIKK) INEQUALITY , DISKRIMINASI (planet 50-50) PERKADA, SK KADIS, dll ‘KEBERAGAMAN’ 43

(45)

URGENSI KETAHANAN KELUARGA MUSLIM

Keluarga merupakan tahapan kedua pada tingkatan amal dan target

dakwah

Keluarga merupakan bagian dasar dari struktur bangunan masyarakat

Keluarga merupakan batu pijakan dasar yang orisinil (alamiah) yang

tidak ada gantinya dalam membangun suatu masyarakat

44

(46)

URGENSI KETAHANAN KELUARGA MUSLIM

Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang di dalamnya individu

memulai kehidupannya

Keluarga merupakan tempat seseorang mendapat berbagai nilai dan moral serta terbentuknya karakter

Masyarakat tidak akan baik kecuali dengan baiknya bangunan keluarga

45

(47)

URGENSI KETAHANAN KELUARGA MUSLIM

Tidak pernah tergambar ada sebuah masyarakat muslim yang mulia dan

menegakkan prinsip2 Islam, sementara rumah tangga dan keluarganya lemah dan jauh dari indikasi menerapkan manhaj Allah

Gerakan dakwah ini berusaha menjaga entitas keluarga, menguatkan tali hubungan antara individu2nya, dan menjaganya dari

keretakan dan perpecahan

46

(48)

TUJ UAN PEMBENTUKAN KELUARGA

Agar sumber daya yang melimpah ini tetap memberikan kontribusi SDM yang shalih dan

berkualitas kepada masyarakat dan membangunnya menjadi masyarakat yang maju dan mulia

Agar terbentuk jalinan kasih sayang antara anggota keluarga yang merupakan kebutuhan dasar manusia dalam bingkai manhaj Allah

(49)

PENGINGAT

”Kamu adalah Umat terbaik yang dilahirkan untuk

manusia…” (3: 110)

”J anganlah kamu bersikap lemah,dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang2 yg paling tinggi

(derajatnya), jika kamu orang2 yg beriman…” (3:139 )

”J agalah dirimu dan keluargamu dari siksa api

neraka…” (66 : 6)

“Sebaik2 kalian adalah yg paling baik terhadap keluarganya. Dan aku adalah

yang paling baik terhadap keluargaku..”(HR Tirmidzi)

”Dan henda klah takut kpd A llah orang2 yg seandainya meningg alkan di belakang mereka anak2 yg lemah,

 yg merek a khawa tir terhadap (k esejahteraan) mereka.O leh sebab itu hendaklah mereka be rtaqwa k pd

 A llah dan hendak lah mere ka meng ucapk an perkataan yg benar.”

(4:9)

(50)

ISHA: CIRI POKOK KELUARGA MUSLIM

menghargai fikrahnya

menjaga etika Islam dlm setiap aktivitas kehidupan rmh tangganya

memilih istri yg baik  jelas hak dan kewajiban

mendidik anak-anak mendidik ART

membimbing dg prinsip2 Islam

49

“Pembentukan klg. muslim yaitu dengan mengondisikan

(51)

TARGET PEMBENTUKAN KELUARGA MUSLIM

KOMITMEN dengan PRINSIP SYARI’AT

KEMAMPUAN AYAH dalam MENTARBIYYAH

TERLAKSANANYA RUKUN2 RUMAH TANGGA: Ta’aruf, tafahum & takaful antar anggotanya

(52)

TARGET PEMBENTUKAN KELUARGA MUSLIM

MEMBERIKAN PERHATIAN BESAR TERHADAP PERAN WANITA, TARBIYYAH dan PEMBINAANNYA

KELUARGA yang MAMPU MENGATUR EKONOMI RUMAH TANGGA

KELUARGA dengan SELURUH ANGGOTANYA MEMBERIKAN KONTRIBUSI SEBAGAI WARGA NEGARA

(53)

PENINGKATAN KETAHANAN KELUARGA sebagai TITIK UNGKIT KEMAJUAN PERADABAN

REGULASI: KEBIJAKAN PUBLIK RAMAH KELUARGA EDUKASI: PENDIDIKAN KELUARGA FASILITASI: “PEMBANGUNAN PRO KELUARGA”

- FASUM RAMAH KELUARGA - PEMBERDAYAAN EKONOMI

KELUARGA

- PENANGANAN KRISIS KELUARGA

(54)

IKHTITAM

Wanita dan Keluarga: “Citra sebuah Peradaban”

Menjauhkan wanita dari keluarga sama dengan menghancurkan peradaban

Wanita adalah tiang Negara… baiknya wanita baiklah Negara, buruknya

wanita, buruklah Negara

Referensi

Dokumen terkait

Pinjaman Antara Perpustakaan (PAP) adalah perkhidmatan untuk memperolehi bahan samada buku atau artikel yang tidak terdapat dalam Perpustakaan ini dari perpustakaan atau institusi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar jiwa kewirausahaan yang dimiliki pengurus Gapoktan penerima Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha

Hipotesis dari penelitian ini adalah pertama, variabel input mempengaruhi tingkat efektivitas program pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP) pada peternakan babi di Desa

Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020, seluruh kinerja kegiatan telah

Pada bagian tengah terdapat alamat cabang, nomor telepon, nomor fax, Pada bagian kiri terdapat menu dan harga minuman, sedangkan bagian kanan cover menu yang

– Transfusi platelet harus dimulai selama atau pada saat persalinan , • Pada tindakan pembedahan, terutama pada saat inpartum perlu. diberikan konsentrat trombosit preoperatif

Nindiah Clara Meyliyana, 2013, D1810059, “Penelusuran Bahan Pustaka Menggunakan OPAC Di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta” Tugas Akhir. Fakultas Ilmu Sosial