• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA 2020 DIREKTORAT AKREDITASI LEMBAGA INSPEKSI DAN LEMBAGA SERTIFIKASI. Kedeputian Akreditasi Badan Standardisasi Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA 2020 DIREKTORAT AKREDITASI LEMBAGA INSPEKSI DAN LEMBAGA SERTIFIKASI. Kedeputian Akreditasi Badan Standardisasi Nasional"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA 2020

DIREKTORAT AKREDITASI LEMBAGA INSPEKSI

DAN LEMBAGA SERTIFIKASI

Kedeputian Akreditasi

Badan Standardisasi Nasional

(2)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi 2

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah. Laporan Kinerja juga merupakan komponen dari prinsip "good governance" yang menjadi persyaratan bagi setiap instansi, dalam upaya mewujudkan visi dan misi Lembaga yang selaras dengan visi dan misi Presiden. Sejalan dengan itu, penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020 dimaksudkan untuk melaporkan secara transparan penggunaan seluruh sumber daya yang menjadi kewenangan Badan Standardisasi Nasional (BSN) kepada semua pihak yang berkepentingan.

Laporan Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020 merupakan Laporan Kinerja tahun pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2020 telah mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Surat Keputusan Sekretaris Utama BSN Nomor 22/KEP/SESTAMA/11/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan BSN, serta Rencana Strategis BSN Tahun 2020-2024.

Laporan Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020 ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat dan umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja bagi organisasi dan seluruh Unit Kerja di lingkungan BSN di masa yang akan datang.

Jakarta, Januari 2021

Kepala Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

Triningsih Herlinawati, S.P., M.Si.

Photo (optional)

(3)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perjanjian Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020 telah menetapkan tiga (3) sasaran dengan tiga (3) Indikator Kinerja. Sasaran dan Indikator Kinerja tersebut merupakan perwujudan pelaksanaan Program Pengembangan Standardisasi Nasional yang diamanatkan kepada Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi.

Berikut disajikan tabel capaian perjanjian kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi tahun 2020 menurut Sasaran:

Tabel Sasaran, Indikator Kinerja, Target dan Capaian Tahun 2020

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Reali-sasi Capaian% 1 Meningkatnya Kualitas Lembaga Penilaian Kesesuaian dan Keberterimaan Skema Akreditasi 1 Jumlah Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi yang Terakreditasi 402 LPK 445 100 2 Terselenggaranya Akreditasi LPK 2 Jumlah Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi 530 Layanan 505 95 3

Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Anggaran 3 Persentase Realisasi Anggaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifkasi  97 % 99,16 100

Rata-rata capaian tahun 2020 98,3%

Dua indikator (indikator ke 1 dan 2) merupakan indikator yang diturunkan langsung dari indikator Deputi Bidang Akreditasi.

(4)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

4 Dari tiga indikator kinerja di Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi, terdapat dua indikator kinerja mencapai mencapai target dan satu indikator tidak mencapai target. Indikator yang tidak mencapai target adalah “ Jumlah Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi ”. Dari 530 layanan akreditasi yang ditargetkan hanya tercapai 505 layanan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya pandemi global novel corona virus (COVID-19) yang berakibat pada tertundanya pelaksanaan asesmen/witness karena pemberlakuan pembatasan social berskala besar ataupun pelarangan kunjungan ke daerah/negara tertentu serta pelemahan ekonomi global.

(5)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi 5

DAFTAR ISI

Halaman Cover ... 1 Kata Pengantar ... 2 Ringkasan Eksekutif ... 3 Daftar Isi ... 6 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 6

I.2 Maksud dan Tujuan ... 7

I.3 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ... 7

I.4 Sumber Daya Manusia ... 11

I.5 Peran Strategis ... 12

BAB II PERENCANAAN KINERJA II.1 Perencanaan Strategis ... 12

II.1.1 Visi dan Misi ... 15

II.1.2 Tujuan dan Sasaran ... 15

II.2 Perjanjian Kinerja ... 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III.1 Capaian Kinerja ... 21

III.2 Realisasi Anggaran ... 31

BAB IV PENUTUP Penutup ... 35 LAMPIRAN

(6)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

6

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PermenPANRB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi. Laporan Kinerja tersebut merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) tersebut juga menjadi kewajiban Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi, sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang disusun secara berjenjang.

Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi memberikan kontribusi khususnya pada kinerja Kedeputian Akreditasi dan secara keseluruhan terhadap BSN. Oleh karena itu, penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi merupakan bahan masukan dalam penyusunan Laporan Kinerja Kedeputian Akreditasi tahun 2020.

(7)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

7 I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas pelaksanaan program/kegiatan serta akuntabilitas kinerja dalam rangka mencapai visi dan misi Kedeputian Akreditasi, dengan tujuan sebagai berikut : 1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi

mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

Hasil evaluasi yang dilakukan akan digunakan sebagai dasar penyusunan beberapa rekomendasi untuk menjadi masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kinerja Unit Kerja.

I.3 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 10 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional, tugas Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasiadalah

“melaksanakan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan akreditasi lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi”

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasimenyelenggarakan fungsi:

(8)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

8 a. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang akreditasi lembaga

inspeksi dan lembaga sertifikasi;

b. pelaksanaan proses akreditasi lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi; dan

c. penyiapan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang akreditasi lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi.

Struktur Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasidapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar I.1

Struktur Organisasi Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi di dalam Struktur Organisasi Badan Standardisasi

Nasional

Kepala Badan Standardisasi

Nasional

Deputi I Deputi II Deputi Bidang Akreditasi Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Deputi IV Sekretaris Utama

(9)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

9

Gambar I.2

Struktur Organisasi Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

Berdasarkan struktur organisasi tersebut, Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasimempunyai tata kerja yang didukung oleh empat subdirektorat dan kelompok fungsional.

Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi terdiri atas:

1. Subdirektorat Akreditasi Lembaga Inspeksi, Lembaga Verifikasi, dan Lembaga Validasi (LIVV);

Subdirektorat Akreditasi Lembaga Inspeksi, Lembaga Verifikasi, dan Lembaga Validasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan kebijakan akreditasi, proses akreditasi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang akreditasi lembaga inspeksi, lembaga verifikasi, dan lembaga validasi.

Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Sub Direktorat Akreditasi LIVV Sub Direktorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi SM Sub Direktorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi PPJ Sub Direktorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi PPB Kelompok Fungsional

(10)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

10 2. Subdirektorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen

(SM);

Subdirektorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan kebijakan akreditasi, proses akreditasi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang akreditasi lembaga sertifikasi sistem manajemen.

3. Subdirektorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk, Proses, dan Jasa (PPJ);

Subdirektorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk, Proses, dan Jasa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan kebijakan akreditasi, proses akreditasi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang akreditasi lembaga sertifikasi produk, proses, dan jasa.

4. Subdirektorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Personal dan Pembangunan Berkelanjutan (PPB);

Subdirektorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Personal dan Pembangunan Berkelanjutan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan kebijakan akreditasi, proses akreditasi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang akreditasi lembaga sertifikasi personal dan pembangunan berkelanjutan.

(11)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

11

I.4 SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk mendukung pelaksanaan operasional organisasi, sampai dengan 31 Desember 2020 Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi memiliki personel berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak dua puluh delapan (28) orang, dengan rincian sesuai tabel berikut:

Tabel I.1

Personel ASN Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

No Uraian Jenjang Pendidikan Jumlah

Orang < S1 S1 S2

1. Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi

dan Lembaga Sertifikasi 1 1 2

2. Subdirektorat Akreditasi Lembaga Inspeksi, Lembaga Verifikasi, dan Lembaga Validasi

5 1 6

3. Subdirektorat Akreditasi Lembaga

Sertifikasi Sistem Manajemen 1 5 2 8

4. Subdirektorat Akreditasi Lembaga

Sertifikasi Produk, Proses, dan Jasa 7 7

5 Subdirektorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Personal dan Pembangunan Berkelanjutan

1 4 5

(12)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

12

Gambar I.3

Personel Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

I.5 PERAN STRATEGIS

Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK), BSN diharapkan memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah yang dihadapi selama ini.

Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi mempunyai peran strategis dalam mendukung pelaksanaan fungsi BSN, yaitu 1) pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang standardisasi nasional 2) penyelenggaraan kegiatan kerja sama dalam negeri dan internasional di bidang standardisasi Untuk itu sesuai dengan tugas dan fungsinya. Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi telah mengidentifikasi potensi, permasalahan yang

(13)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

13 dihadapi, dan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam mendukung pelaksanaan fungsi BSN.

Tabel I.2

Potensi dan Permasalahan Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

POTENSI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT

1. Meningkatnya jumlah LPK 2. Meningkatnya permintaan penerapan skema akreditasi baru 3. pengembangan saling pengakuan (MRA) yang mendukung ekspor 4. Sumber daya manusia

1. Proses akreditasi yang lama

2. Banyak regulasi yang belum menggunakan regulatory impact assessment (RIA) 3. Belum sepenuhnya

standar nasional harmonis dengan standar

internasional

4. Pandemi COVID-19 yang menyebabkan

terganggunya kegiatan asesmen secara on-site

1. Capacity building layanan akreditasi untuk mendukung MRA 2. Peningkatan waktu proses layanan akreditasi dengan antara lain proses audit kecukupan dilakukan di kantor, dll 3. Perekrutan asesor baru

dan tenaga ahli 4. Refreshment/pelatihan

asesor, sekretariat, dan panitia teknis 5. Perubahan metode

asesmen secara remote (jarak jauh)

(14)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

14

BAB II PERENCANAAN KINERJA

II.1 PERENCANAAN STRATEGIS II.1.1 Visi dan Misi

adan Standardisasi Nasional (BSN) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari satu kesatuan pemerintah Republik Indonesia yang harus bekerja secara bersama-sama dan saling bersinergi dengan seluruh Kementerian/Lembaga sesuai dengan tanggung jawab, tugas dan kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024. Berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, Kementerian/Lembaga (K/L) hanya memiliki 1 (satu) visi, yaitu visi Presiden Republik Indonesia 2020-2024 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Hal ini berarti bahwa visi BSN harus selaras dengan visi Presiden Republik Indonesia, sehingga visi BSN sebagaimana yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:

VISI

B

(15)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

15 “Badan Standardisasi Nasional yang Andal, Profesional, Inovatif, dan

Berintegritas dalam Pelayanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong.”

Secara umum, visi ini bermakna bahwa 5 (lima) tahun ke depan, semua upaya strategis yang dilakukan BSN harus bermuara untuk menggerakkan sektor pembangunan nasional melalui penerapan standardisasi dan penilaian kesesuaian secara komprehensif dan terintegrasi untuk menciptakan produk Indonesia terstandardisasi nasional dan berdaya saing global sehingga dapat turut serta dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.

Presiden Republik Indonesia memiliki 9 (sembilan) misi yang dikenal dengan Nawacita Kedua yang harus dilakukan dalam pembangunan Indonesia 5 (lima) tahun (2020-2024) yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia indonesia.

2. Penguatan struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing.

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan. 4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.

5. Memajukan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa. 6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan

terpercaya.

7. Perlindungan bagi segenap bangasa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.

(16)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

16 9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.

Dalam konteks standardisasi dan penilaian kesesuaian, BSN berkontribusi secara langsung terhadap misi nomor 2, yaitu Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing. Oleh karena itu, misi Badan Standardisasi Nasional yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 yaitu:

MISI

“Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing melalui Pengelolaan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian”

Pengelolaan standardisasi dan penilaian kesesuaian ini meliputi tahapan :

1. Mengembangkan Standar Nasional Indonesia yang berkualitas dan responsif terhadap perubahan,

2. Menyelenggarakan tata kelola penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara komprehensif dan menyeluruh,

3. Mengelola sistem akreditasi Lembaga Penilaian Kesesuaian dengan berorientasi pada kompetensi, konsistensi dan imparsialitas serta keberterimaan global.

4. Mengelola standar nasional satuan ukuran untuk menjamin ketertelusuran pengukuran nasional ke Sistem Internasional. 5. Mengelola sumber daya manusia di bidang standardisasi dan

(17)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

17 6. Menerapkan reformasi birokrasi BSN sesuai roadmap reformasi

birokrasi nasional.

II.1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan sesuatu apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis, serta mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasi misi. Tujuan yang dirumuskan berfungsi juga untuk mengukur sejauh mana visi dan misi Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. Tujuan Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi mengacu pada tujuan BSN pada renstra 2020 – 2024 adalah sebagai berikut:

TUJUAN

Tujuan Indikator Tujuan

Terwujudnya produk Indonesia terstandardisasi nasional dan berdaya saing global

Indeks pertumbuhan Lembaga

Penilaian Kesesuaian (LPK) terakreditasi berdasarkan prioritas nasional dan pemenuhan kewajiban internasional, dengan target sd 2024 sebesar 5%.

(18)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

18 Sasaran disini merupakan sasaran di lingkungan Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi selaku Unit Teknis di lingkungan BSN. Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi dituntut agar dapat mengikuti perkembangan dan dinamika di lingkungan BSN untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan kinerja pelaksanaan fungsi BSN. Untuk itu, pencapaian kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi harus dapat dinilai dari aspek ketepatan penentuan sasaran strategis, indikator kinerja, ketepatan target dan keselarasan antara kinerja output dan kinerja outcome.

Sasaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi mengacu pada sasaran yang tertuang dalam Renstra BSN tahun 2020 – 2024 adalah sebagai berikut:

SASARAN

Sasaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi sesuai Renstra BSN tahun 2020 – 2024:

“Terselenggaranya akreditasi LPK “

II.2 PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan Pernyataan Kinerja atau Perjanjian Kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Perjanjian kinerja dimanfaatkan oleh pimpinan instansi pemerintah untuk menilai keberhasilan organisasi pada akhir tahun.

(19)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

19 Sebagai upaya untuk terus melakukan perbaikan dalam pengukuran kinerja, pada tahun 2020 telah dilakukan penyempurnaan Indikator Kinerja Sasaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi sehingga Perjanjian Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020 juga mengalami perubahan.

Perjanjian Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi tahun 2020 berdasarkan sasaran, indikator kinerja dan target diuraikan pada table II.1.

Tabel II.1

Perjanjian Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Meningkatnya Kualitas Lembaga Penilaian Kesesuaian dan Keberterimaan Skema Akreditasi

1 Jumlah Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi yang

Terakreditasi

402 LPK

2

Terselenggaranya Akreditasi LPK 2 Jumlah Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi 530 Layanan 3 Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Anggaran 3 Persentase Realisasi Anggaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifkasi

 97 %

Sebagaimana tercantum dalam tabel II.1, Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi pada tahun 2020 menetapkan sebanyak tiga (3) sasaran dimana setiap sasaran memiliki indikator kinerja sebagai acuan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan pada setiap pelaksanaannya.

(20)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

20 Dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi melaksanakan 1 kegiatan dalam 1 program. Adapun keseluruhan program dan kegiatan tersebut termasuk output yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:

A. Program Pengembangan Standardisasi Nasional melalui:

- Kegiatan: “Peningkatan Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi”, yang akan menghasilkan output “Penilaian Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi”. Dalam rangka menghasilkan output ini, melaksanakan komponen kegiatan “Layanan akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga sertifikasi”

(21)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

21

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

kuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi dan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi lembaga.

Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi berkewajiban untuk melaporkan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja. Laporan Kinerja tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan selama kurun waktu 1 (satu) tahun berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Untuk mendukung pencapaian kinerjanya, Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi telah melaksanakan beberapa aktivitas kegiatan yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya. Pelaksanaan aktivitas kegiatan tersebut selanjutnya dituangkan dalam Laporan Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020.

III.1 CAPAIAN KINERJA

Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran untuk mewujudkan visi dan misi Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi, maka telah ditetapkan sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target kinerja

(22)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

22 tersebut dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan serta aktivitas kegiatan sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-masing sasaran dan target yang terkait Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi yang direncanakan dalam Tahun 2020 berdasarkan Perjanjian Kinerja, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel III.1 Pencapaian Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga

Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Reali-sasi Capaian% 1 Meningkatnya Kualitas Lembaga Penilaian Kesesuaian dan Keberterimaan Skema Akreditasi 1 Jumlah Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi yang Terakreditasi 402 LPK 445 100 2

Terselenggaranya Akreditasi LPK 2 Jumlah Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi 530 Layanan 505 95 3 Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Anggaran 3 Persentase Realisasi Anggaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifkasi  97 % 99,16 100

Rata-rata capaian tahun 2020 98,3%

Berdasarkan tabel di atas, berikut diuraikan capaian kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi untuk masing-masing sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Pencapaian sasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut.

(23)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

23

SASARAN 1

Meningkatnya Kualitas Lembaga Penilaian

Kesesuaian dan Keberterimaan Skema Akreditasi

Tabel III.2

Capaian Kinerja Sasaran 1

Indikator Kinerja Satuan Capaian

2019 Capaian 2020 Capaian s.d 2024 (kumulatif)

LPK Target Realisasi % Target % Jumlah Lembaga

Inspeksi dan Sertifikasi

yang Terakreditasi LPK 426 402 445 100 545 82 %

Indikator Kinerja 1 : Jumlah Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi yang Terakreditasi

Indikator 1 ini dihitung dengan formula menghitung jumlah lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN. Sumber data indikator ini adalah direktori lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi yang diakreditasi yang dapat diakses pada laman http://kan.or.id.

Pertumbuhan lembaga sertifikasi yang diakreditasi mengindikasikan semakin besarnya pasar sertifikasi di Indonesia dan semakin sadarnya masyarakat dan pelaku usaha akan pentingnya sertifikasi pada kelangsungan usaha dan perlindungan pada kesehatan, keamanan dan lingkungan hidup. Sertifikat sertifikasi merupakan bukti kesesuaian suatu Barang, Jasa, Sistem, Proses, atau Personal telah memenuhi SNI atau persyaratan lainnya. Sertifikat kesesuaian diberikan oleh Lembaga Sertifikasi yang diakreditasi KAN kepada pelaku usaha, khususnya industri/organisasi, setelah melalui proses penilaian kesesuaian terhadap persyaratan sertifikasi, SNI. Semakin banyak jumlah sertifikat kesesuaian yang diberikan oleh LPK

(24)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

24 menunjukkan bahwa penggunaan SNI oleh pelaku usaha telah semakin meningkat.

Sampai dengan 31 Desember 2020, sebanyak 445 lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi telah diakreditasi. Realisasi ini telah melampaui target yaitu 402 lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi yang diakreditasi, yang berarti capaian kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi sebesar 111%. Kontribusi keberhasilan ini adalah semakin banyaknya skema akreditasi yang dikembangkan dan dioperasikan oleh KAN, baik dalam rangka merespon pasar inspeksi dan sertifikasi yang dibutuhkan oleh pemangku kepentingan maupun antisipasi dari perkembangan kebutuhan skema akreditasi lembaga inspeksi dan lembaga sertifiakasi internasional. Hal ini menunjukkan semakin banyaknya kebutuhan inspeksi dan sertifikasi untuk menunjang kebutuhan industri dan kebijakan pemerintah.

(25)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

25

Gambar III.1

Tren Jumlah Akreditasi Lembaga Sertifikasi tahun 2016 sd 2020

Gambar III.2

(26)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

26

Tabel III.4

Perkembangan Jumlah Lembaga Sertifikasi yang Diakreditasi per Skema Akreditasi

Lembaga Sertifikasi 2016 2017 2018 2019 2020

Lembaga Inspeksi 53 80 91 114 117

Lembaga Validasi dan Verifikasi Gas Rumah

Kaca 2 3 3 3 3

Lembaga Sertifikasi Produk 47 59 69 72 75

Lembaga Sertifikasi Organik 8 8 9 9 9

Lembaga Sertifikasi Halal 0 0 1 1 1

Lembaga Sertifikasi Ekolabel 2 2 2 2 3

Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu 22 25 25 27 28

Lembaga Sertifikasi PPIU - - 2 13 21

Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata 52 49 37 34 31

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi

Lestari 13 14 14 15 17

Lembaga Sertifikasi Personel 7 11 16 18 18

Lembaga Sertifikasi Sistem Manajamen Bioresiko

Laboratorium 0 0 0 1 1

Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen 36 40 46 51 51

Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen

Keamanan Pangan 8 8 8 8 8

Lembaga Sertifikasi HACCP 8 8 8 8 8

Lembaga Sertifikasi Sistem Manajamen Kemanan

Informasi 2 4 6 10 10

Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu Alat

Kesehatan 2 2 2 2 2

Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Anti

Penyuapan 0 2 6 9 9

Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen

Lingkungan 16 20 21 23 23

Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Energi 1 1 2 2 3

Lembaga Sertifikasi SMK3 0 0 0 3 6

Lembaga Sertifikasi SMKRP 0 0 0 1 1

(27)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

27

SASARAN 2

Terselenggaranya Akreditasi LPK

Tabel III.3

Capaian Kinerja Sasaran 2

Indikator Kinerja Satuan Capaian

2019 Capaian 2020 Capaian s.d 2024 (kumulatif)

LPK Target Realisasi % Target % Jumlah Akreditasi

Lembaga Inspeksi dan

Sertifikasi LPK 826 530 505 95 815 62 %

Indikator Kinerja 1 : Jumlah Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi

Indikator ini dihitung dengan formula menghitung jumlah layanan akreditasi lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi. Sumber data indikator ini adalah data layanan akreditasi yang diberikan kepada lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi.

Layanan akreditasi terdiri dari layanan:

1. akreditasi awal, yaitu layanan asesmen Lembaga inspeksi dan Lembaga Sertifikasi yang ingin mendapatkan akreditasi dari KAN. 2. penambahan ruang lingkup, yaitu layanan kepada Lembaga inspeksi dan Lembaga Sertifikasi yang ingin menambah ruang lingkup akreditasi. Proses penambahan ruang lingkup ini sama dengan proses akreditasi awal.

3. Surveliance, yaitu pemantuan dan evaluasi kompetensi yang bertujuan untuk memastikan Lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi memenuhi kriteria standard an praktek sertifikasi selalu dipelihara.

(28)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

28 4. Asesmen penyaksian (witness). Witness adalah proses penyaksian

audit oleh lembaga sertifikasi. Witness ini adalah bagian dari proses asesmen dimana dapat diamati secara langsung bagaimana auditor bekerja di lapangan. Sesuai dengan persyaratan akreditasi, lembaga sertifikasi berkewajiban untuk dilakukan witness sesuai dengan wakil kelompok produk dan person minimal sekali dalam satu siklus akreditasi

5. akreditasi ulang, yaitu layanan kepada Lembaga inspeksi dan lembaga sertifiaksi yang bertujuan untuk memperbaharui status akreditasi lembaga sertifikasi. Proses reasesmen sama seperti proses asesmen awal, namun memperhatikan hasil asesmen dan informasi pada siklus sebelumnya.

Selain layanan tersebut, KAN juga memiliki layanan asesment Cross Frontier, yaitu layanan melakukan asesmen pada LS yang berada di Indonesia atas permintaan Lembaga Akreditasi Negara lain yang menjadi anggota APAC/IAF/ILAC atau memiliki perjanjian kerjasama dengan KAN.

Untuk meningkatkan kualitas layanan akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi telah melakukan peningkatan terus menerus terhadap waktu yang dibutuhkan dalam layanan akreditasi kurang dari 12 bulan dengan rata-rata 6 – 8 bulan.

Selama tahun 2020, Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi telah melaksanakan 505 paket layanan akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi dari target 530 paket layanan.

Jika dibandingkan dengan layanan akreditasi tahun 2019, yaitu sebanyak 829 layanan, maka layanan tahun 2020 mengalami

(29)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

29 penurunan. Selain dari pada itu, target layanan sebanyak 530 layanan tidak dapat dicapai. Hal ini disebabkan oleh adanya pandemi COVID-19 (novel corona virus) yang menyebabkan layanan sempat berhenti selama 3 bulan diawal pandemi dengan adanya PSBB berskala nasional. Dengan dikeluarkannya kebijakan untuk melakukan asesmen jarak jauh (remote assessment), sesuai dengan kebijakan APAC ID 003, maka layanan akreditasi mulai bisa beroperasi secara bertahap pada bulan Mei 2020. Dengan adanya pandemi tersebut, terjadi pelemahan ekonomi dan pembatasan transportasi dan kontak fisik sehingga proses sertifikasi juga mengalami penurunan yang berakibat pada penurunan target layanan terutama witness karena bergantung pada kondisi pelaku usaha yang tersertifikasi terdampak pandemic COVID-19 yang menjadi obyek witness.

Gambar III.4

(30)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

30

SASARAN 3

Meningkatnya Kinerja Pengelolaan

Anggaran

Tabel III.4

Capaian Kinerja Sasaran 3

Indikator Kinerja Satuan Capaian

2019 Capaian 2020 Capaian s.d 2024 (kumulatif)

LPK Target Realisasi % Target % Persentase Realisasi

Anggaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifkasi

% 99,69 >97 99,9 100 >97 20 %

Indikator : Persentase Realisasi Anggaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifkasi

Sebagaimana telah ditetapkan bahwa, pelaksanaan program dan anggaran di Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi meliputi kegiatan:

1. Penyusunan Program Kerja.

2. Penyusunan Rincian Anggaran Biaya (RAB). 3. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

4. Penyusunan Rencana Penarikan Dana (Rencana Aksi). 5. Penyusunan Laporan Capaian Output Triwulanan.

Pelaksanaan kegiatan tersebut mengacu pada ketentuan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di BSN.

Capaian atas sasaran 3 yaitu Meningkatkan Kinerja Pengelolaan Anggaran di Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi presentasinya sebesar 100% dengan rincian realisasi anggaran diuraikan pada sub bab III.2.

(31)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

31

III.2 Realisasi Anggaran

Berdasarkan DIPA Nomor SP DIPA-084.01.-0/2020 tanggal 12 November 2019, pagu anggaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi adalah sebesar Rp. 7.142.412.000. Dengan adanya pandemik covid-19, maka estimasi penerimaan PNBP menjadi berkurang, oleh karena itu pagu ini dilakukan revisi menjadi 6.617.624.000 dan realisasi anggaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi TA 2020 adalah sebesar Rp 6.417.463.179 sebesar 99,99 %.

Pagu dan realisasi anggaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi TA 2020 per komponen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel III.5

Pagu dan Realisasi Anggaran

Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi TA. 2020

Kode Output/Komponen 2020 Dalam rupiah %

Pagu Realisasi

3555 Peningkatan Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

3555.01 Penilaian Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

052 Layanan akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga sertifikasi

6.617.624.000 6.617.463.179 99,99

(32)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

32

III.3 Capaian Lain

III.3.1 Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi

Pada tahun 2020 Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi dalam pelayanan publiknya mendapat penghargaan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang diserahkan pada tanggal 21 Desember 2020.

WBK adalah predikat yang diberikan kepada unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria dalam

mengimplementasikan enam area perubahan program reformasi birokrasi serta telah mampu mencegah terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme. Enam area perubahan tersebut adalah manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen sumber daya manusia, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja.

Dalam acara penyerahan penghargaan tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan bahwa predikat Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) merupakan gerbang awal dalam mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani.

(33)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

33

III.3.1 Peer Evaluasi APAC

Tahun 2020, Asia Pacific Accreditation Cooperation (APAC) kembali melaksanakan Peer Evaluation terhadap Komite Akreditasi Nasional (KAN). Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 9 - 18 Juli 2020 bertempat di Kantor KAN, Jakarta. Dalam peer evaluasi ini, 7 orang Peer Evaluator berasal dari badan akreditasi anggota APAC mengevaluasi KAN untuk 7 skema akreditasi yang telah mendapatkan MRA ditambah 1 skema akreditasi penambahan ruang lingkup, yaitu akreditasi Lembaga verifikasi/validasi gas rumah kaca (GHG).

APAC merupakan organisasi kerjasama badan akreditasi laboratorium dan lembaga inspeksi di kawasan Asia Pasifik. Tujuan utama ALAC adalah membangun dan memelihara saling pengakuan sistem akreditasi lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi di antara anggota APAC melalui Mutual Recognition Arrangement (MRA). MRA tersebut bermuara pada pengakuan atas kompetensi lembaga penilaian kesesuaian yang telah mendapatkan akreditasi dari badan akreditasi anggota APAC.

Dalam skema saling pengakuan antar badan akreditasi di Asia Pasifik, peer-evaluasi terhadap badan akreditasi yang telah menandatangani MRA APAC dilaksanakan setiap 4 tahun. KAN sebagai badan akreditasi di Indonesia telah menandatangani MRA APAC untuk bidang akreditasi sebagaimana pada table III.6.

(34)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

34

Tabel III.6

MRA/MLA APAC/ILAC

Bidang Akreditasi MRA/MLA APAC MRA IAF/ILAC

Sistem Manajemen Mutu 24-08-2000 2-09-2001 Sistem Manajemen Lingkungan 08-07-2004 6-10-2007

Produk 16-06-2009 19-10-2015

Sistem Manajemen Keamanan Pangan

22-05-2013 21-10-2015

Person 15-06-2016 26-10-2018

Sistem Manajemen Keamanan Inforasi

14-12-2017 21-06-2019

Sistem Manajemen Energi 14-12-2017 21-06-2019

Lembaga Inspeksi 09-12-2004 24-10-2012

Gambar III.5 Pelaksanan APAC Peer Evaluation melalui evaluasi jarak jauh

(35)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

35

BAB IV PENUTUP

aporan Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan

Lembaga Sertifikasi Tahun 2020 menyajikan

pertanggungjawaban dan pencapaian kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020 dalam mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi.

Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020, seluruh kinerja kegiatan telah terlaksana sesuai perjanjian kinerja dan indikator kinerja, meskipun ada satu target yang tidak dapat dicapai yang disebabkan oleh kejadian luar biasa yaitu pandemi COVID-19.

Pencapaian terhadap indikator tersebut, menunjukkan bahwa Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi telah memberikan kontribusi nyata dalam melaksanakan pengembangan dan pembinaan standardisasi di Indonesia sesuai amanah yang diberikan, khususnya di bidang akreditasi lembaga inspeksi dan lembaga sertifikasi.

Laporan Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020 ini diharapkan dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan sekaligus menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi, di masa mendatang, melalui pelaksanaan program dan kegiatan secara lebih optimal.

L

(36)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

36

LAMPIRAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

(37)

2020| Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

Gambar

Tabel II.1
Tabel III.1 Pencapaian Kinerja Direktorat Akreditasi Lembaga  Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi Tahun 2020
Tabel III.2
Gambar III.2
+6

Referensi

Dokumen terkait

Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Batang Hari Tahun 2011. Tabel 57 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin

Uraian di atas menjadi alasan penelitian ini dilakukan, yaitu untuk merancang alat pengering kabinet untuk dapat memperoleh proses pengeringan ikan yang lebih baik dari

Unit pengupas merupakan komponen terpenting dari mesin pengupas kulit buah kopi yang terdiri dari selinder berputar (rotor) yang memiliki permukaan bertonjolan dan permukaan

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VII SMP Negeri di Sokaraja Kabupaten Banyumas menunjukan bahwa Analisis koefisien determinasi

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dengan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas V

Dari penelitian ini dapat diketahui beberapa langkah yang telah dilakukan Perguruan Tinggi dalam rangkat itu mensukseskan Pemilihan Umum, antara lain

Hubungan Koloni Pseudomonas aeruginosa dengan Persentase Take Split Thickness Skin Graft (STSG) pada Pasien Luka Bakar di RSUP H..

Pada prosedur pelaksanaan metode analisis glass ini permainan kartu bergambar dapat ditampilkan sebagai media pembelajaran yang menarik sekaligus stimuli agar