• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA NALARIA REALISTIK DI KLINIK PENDIDIKAN MIPA CABANG 1 SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA NALARIA REALISTIK DI KLINIK PENDIDIKAN MIPA CABANG 1 SURABAYA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA NALARIA REALISTIK DI KLINIK

PENDIDIKAN MIPA CABANG 1 SURABAYA

Mela Vega Rinata

PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (rinatamela123@gmail.com)

Neni Mariana

PGSD FIP Universitas N

egeri Surabaya Abstrak

Penelit ian in i bertujuan untuk mengetahui penerapan metode Matematika Nala ria Realistik d i Klinik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kua litatif studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Te knik pengumpulan data menggunakan wa wancara, observasi, dan studi dokumentasi. Te knik Analisis Data terdiri dari me reduksi data, menyajikan data, dan menyimpu lkan data. Teknik Keabsahan Data menggunakan triangulasi sumber, tekn ik, dan waktu. Hasil penelit ian ini me muat fo kus penelitian pada penerapan metode Matematika Na laria Realistik yang terdiri dari perencanaan dala m metode Matemat ika Na laria Rea listik, pe laksanaan dala m metode Matemat ika Na laria Rea listik, evaluasi dalam metode Matemat ika Nala ria Rea listik, ha mbatan dalam metode Matematika Nala ria Rea listik, dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi ha mbatan dalam metode Matemat ika Na laria Rea listik d i Klinik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya.

Kata Kunci : Matematik a Nalaria Realistik , Klinik Pendidikan MIPA. Abstract

This research aims to determine the applicat ion of Realistic Nala ria Mathematics methods at the Branch of the MIPA Clinic Education Surabaya 1. This type of research is a qualitative case study using a qualitative approach. The technique of collecting data uses interviews, observation, and documentation studies. Data analysis techniques consist of reducing data, presenting data, and deducing data or verify ing data. Data validity techniques using triangulation of sources, techn iques, and time . The results of this study indicates that the application of Rea listic Na laria Mathemat ics method involves five stages: planning in Realistic Na laria Mathematics methods, imple mentation in Rea listic Na laria Mathemat ics methods, evaluation in Rea listic Nala ria Mathematics methods, obstacles that occur in Rea listic Na laria Mathemat ics methods, and how to overcome the obstacles that occur in Rea listic Na laria Mathemat ics methods at the Branch of the MIPA Clinic Education Surabaya 1.

Keywords: Realistic Nalaria Mathematics,

MIPA Clinic Education

PENDAHULUAN

Matematika sangat erat hubungannya dengan kema juan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, sehingga tidak dipungkiri lagi banyak penemuan-penemuan modern yang menggunakan mate matika sebagai landasan utamanya. Se jalan dengan hal tersebut, ma ka mate mat ika d ijad ikan sebagai salah satu mata pelajaran di dala m pendidikan di seko lah. Pendidikan d i sekolah terd iri dari Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Keduanya sama-sama men jadikan mate matika sebagai salah satu mata pela jaran yang harus dikuasai siswa. Apalagi pendidikan dasar yang menjadi bekal perta ma anak untuk mengembangkan kemampuannya menuju ke jenjang selanjutnya.

Matematika d i Se kolah Dasar cenderung menjadi mata pela jaran yang mena kutkan bagi sebagian besar siswa. Hal itu berdasarkan pengalaman peneliti pada saat

mengaja r di salah satu SD d i Surabaya (dala m rangka mene mpuh mata kuliah PPP) dan mengaja r d i salah satu bimbel maupun les privat di daerah Su rabaya. Menyebut kata “matematika” seolah menghadirkan sesuatu yang menyeramkan bagi siswa. Tidak hanya siswa, namun orangtua siswa kadangkala juga takut dengan mate matika. Ketakutan kepada mate mat ika sebenarnya terbentuk mu lai dari awal sebelum mengenal mate matika, karena sebelum mengenal apa itu mate matika siswa sudah mendapat informasi dari orangtua, ka kak, saudara, atau orang-orang di sekitarnya bahwasanya mate matika itu sulit. Ma ka tidaklah heran jika siswa sudah mendapat gambaran bahwa mate matika itu menakutkan dan sulit sebelum benar-benar mengenal matematika.

Adapun Informasi maupun gambaran yang diterima siswa ternyata sebanding dengan fakta yang terjadi d i lapangan. faktanya dala m pembela jaran mate matika, siswa berte mu

(2)

dengan banyak ru mus dan angka yang mana rumus – ru mus tersebut terkesan abstrak, ru mit, sulit, ke mudian d iperparah dengan bertemu guru mate matika yang terkenal k iller. Sehingga yang terjadi adalah siswa bukan berusaha mengatasi me lain kan menghindar jauh-jauh kalau bisa malah tidak usah berju mpa dengan mate mat ika . Sela in dari itu, menurut Saputra: 2014 penyebab lainnya adalah pada pembela jaran mate mat ika sebagian besar siswa menerima pengetahuan matemat ika secara langsung tanpa diajak untuk mencari tahu asal suatu konsep atau rumus -ru mus dala m mate mat ika . Seh ingga dampaknya yang terjad i adalah siswa kurang terasah penalarannya yang ke mudian berlanjut kepada sulitnya me maha mi matematika di tingkat selanjutnya.

Berdasarkan hasil TIMSS (Trend in International Mathematics and Science Study) pada 2015 menyebutkan bahwa Indonesia hanya mene mpati peringkat ke -45 dari 50 negara. Penyebab Indonesia berada pada peringkat tersebut adalah dikarenakan rendahnya kema mpuan penalaran yang dimiliki siswa. Se mentara itu hasil PISA (the Progra m for International Student Assessment) khususnya dalam b idang mate matika, indonesia berada pada peringkat ke-63 dari 70 negara. Menurut Dr. Bana Kartasasmita, keterpurukan peringkat yang diterima indonesia salah satunya adalah disebabkan oleh menganggap mate mat ika hanyalah pela jaran menghitung d an menghafal rumus saja.

Penalaran merupakan suatu hal yang tidak b isa dipisahkan dala m mate mat ika . Menurut Sumardyono (dalam Abdul halim Fathani, 2009 : 23), mate matika ada lah sebagai the way of thinking atau cara bernalar. Hal itu dikarena kan banyak sekali soal-soal mate matika yang me mpunyai cara-cara pe mbuktian yang valid dan mudah dipahami dengan bernalar. Seja lan dengan hal tersebut NCTM juga menge muka kan bahwasanya salah satu tujuan pembela jaran mate matika ada lah penalaran mate mat is. Adapun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No mor 58 Tahun 2014 menyebutkan bahwasanya tujuan pembelaja ran mate matika adalah salah satunya adalah siswa dapat mela kukan

penalaran. Penalaran menurut Ke raf (dala m

Fadjar Shadiq : 2004) adalah suatu proses berfikir dengan menghubungkan bukti, fa kta,

petunjuk, yang menuju kepada suatu kesimpulan. Se mentara Cop i I.M (dala m Fadjar Shadiq : 2004) menyatakan bahwa penalaran adalah akt ivitas berfikir untuk mene mu kan kesimpulan. Jadi antara penalaran dan berfikir terdapat keterkaitan. Aktiv itas berfikir sendiri ternyata mendapat perhatian yang khusus di dala m Al-Qur’an. Beberapa ayat salah satunya adalah QS. Al-Alaq 1-5 :

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”(1); “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” (2); “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia”; (3) “Yang mengajar (manusia) dengan qala m(pena).”;(4) “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(5).

Ayat di atas merupakan ayat yang Allah turunkan pertama kali yang menandakan pentingnya me mbaca sebagai landasan keilmuan bagi manusia. Ka rena pentingnya perintah me mbaca ini, ma la ikat Jibril mengulang kata “Iqra” atau “Bacalah” sampai tiga kali kepada Rasulullah sebagai penegasan. Menurut Al-raghib al-asfahani, me mbaca yang dimaksud dalam ayat in i adalah bukan sekedar me mbaca tulisan, namun mengandung arti yang luas yakni me mbaca dunia dan ala m sekitar, mengenali, mengidentifikasi, mengklasifikasi, me mbandingkan, menganalisa, dan menyimpu lkan. Sedangkan dala m kitab riyadhus shalihin (1997: 147) dikatakan bahwasanya banyak firman-firman Allah yang me merintahkan manusia untuk me renungkan keagungan Makhluk Allah serta dunia dan segala isinya. Merenungkan yang dimaksud tidak la in adalah me merintahkan manusia untuk berfikir atau bernalar.

Keterka itan yang erat antara penalaran dan isla m dan keterpurukan peringkat Indonesia, pada akhirnya mendorong seorang pembina olimp iade internasional (Ir. Ridwan Hasan saputra) untuk tertarik bagaimana dirinya bisa menciptakan metode belaja r mate matika yang fokus pada penalaran, namun tetap mengedepankan sisi religius untuk menghasilkan juara-juara mate matika yang shalih. Akh irnya tiga belas tahun sila m tepatnya pada tanggal 16 April 2001 berdirilah le mbaga

(3)

Klinik Pendidikan MIPA yang berte mpat di La ladon, Bogor. Le mbaga bimbingan belaja r mate mat ika ini tida k hanya menerapkan metode Matematika Nala ria Rea listik na mun juga dala m pembe laja rannya menerapkan materi akhla k yang mana sesuai cita-cita pendirinya yakni ingin menciptakan juara-juara mate matika yang shalih. Setelah beberapa tahun berdiri, baru pada tahun 2014 KPM Bogor me mbu ka cabang pertamanya di Surabaya yang dinamakan KPM Cabang 1 Surabaya.

Keberhasilan de mi keberhasilan telah diraih o leh KPM dengan penerapan metode Matematika Na laria Realistik. Puncaknya pada tahun 2014 metode ini ma mpu menghantarkan Tim Indonesia (yang berasal dari siswa KPM) men jadi Juara Umu m untuk yang perta ma kalinya pada lo mba IMWIC (International Mathenatics Wizard Cha llence) 2014 di Ind ia dengan meraih de lapan medali e mas, lima perak, dan tiga perunggu. Ke mudian d i tahun 2017 pada lomba yang sama KPM berhasil me raih 11 meda li e mas, tidak hanya itu, siswa KPM juga banyak yang men juarai OSN yang diselenggarakan oleh Ke mendikbud. Da ri berbagai fakta terka it pe mbela jaran mate mat ika, pentingnya penalaran dan banyaknya keberhasilan yang diraih oleh siswa KPM, ma ka peneliti terta rik untuk me la kukan penelit ian yang berjudul “Penerapan Metode MNR (Matemat ika Na laria Rea listik) di Klin ik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya”.

Tujuan dari penelitian ini yaitu

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan dala m metode Matemat ika Na laria Rea listik di Klinik Pendidikan MIPA Surabaya.

2. Untuk mendeskripsikan pe laksanaan dalam metode Matemat ika Na laria Rea listik di Klinik Pendidikan MIPA Surabaya.

3. Untuk mendeskripsikan evaluasi dala m metode Matemat ika Na laria Rea listik di Klinik Pendidikan MIPA Surabaya.

4. Untuk mendeskripsikan ha mbatan dala m metode Matemat ika Na laria Rea listik di Klinik Pendidikan MIPA Surabaya.

5.

Untuk mendeskripsikan upaya yang dila kukan untuk mengatasi hambatan dalam Metode Matematika Na laria Realistik di Klinik Pendidikan MIPA Surabaya.

METODE

Jenis penelitian in i ada lah penelit ian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto

(2010:3) penelit ian deskriptif ada lah penelit ian yang bertujuan untuk menyelid iki keadaan, kondisi, atau hal-hal la in yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Sedangkan menurut Ronny Kountour (2004:53) penelit ian deskriptif ada lah penelit ian yang mengga mbarkan suatu keadaan sejernih mungkin tanpa me mberikan suatu perlakuan terhadap obyek yang diteliti. Penelit ian deskriptif kualitatif in i s ecara khususnya merujuk kepada penelitian studi kasus.

Penelit ian studi kasus merupakan penelitian secara rinci dan mendala m terhadap sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2010:185) bahwa penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang dilaku kan secara intensif te rperinc i dan mendala m terhadap suatu organisasi, le mbaga, atau gejala tertentu. Selain itu dala m ka mus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English (1989:173) dijabarkan bahwa kata “case” atau kasus diartikan “instance or e xa mple of the occurance of sth, actual state of affairs; situation, and circu mstances or special conditions relating to a person or thing.” Atau jika diterje mahkan ke dala m Bahasa Indonesia adalah contoh kejadian sesuatu, kondisi aktual dari keadaan atau situasi, dan lingkungan atau kondisi tentang orang atau sesuatu.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasanya studi kasus adalah serangkaian kegiatan ilmiah yang dila kukan secara terperinci dan mendala m tentang suatu peris tiwa, geja la, akt ivitas baik yang dilaku kan kepada perorangan, le mbaga maupun organisasi untuk me mpero leh pengetahuan yang mendala m tentang suatu peristiwa tersebut. Peristiwa atau gejala yang ditelit i adalah yang aktual dan unik. Aktual mengandung artian kondisi yang terjadi saat ini bukan masa la mpau, sedangkan unik berarti sesuatu yang berbeda dengan yang lain misalnya hanya ada pada lokasi tertentu.

Penelit ian ini termasuk ke dala m penelitian deskriptif kualitatif jen is studi kasus . Penelit ian studi kasus ini spesifiknya me rujuk kepada penerapan metode MNR (Mate matika Nala ria Rea listik) pada pe mbela jaran mate mat ika di b imbingan belaja r Klin ik Pendidikan M IPA Surabaya. M NR disini adalah bertindak sebagai gejala atau peristiwa yang akan diteliti, selain itu Metode MNR ini

(4)

me rupakan sesuatu yang tergolong unik yang hanya diterapkan secara menyeluruh di Klin ik Pendidikan MIPA. Adapun fokus penelitian ini adalah meneliti secara mendala m dan terperinci terkait dengan penerapan metode MNR, mu lai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan hambatan-hambatan yang dihadapai sampai dengan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut. Data dan Sumber Data

Data adalah sesuatu yang dibutuhkan dala m penelit ian dan masih me me rlukan adany a suatu pengolahan. Peneliti menga mbil data di Klinik Pendid ikan MIPA Surabaya ini berupa data observasi, hasil wa wancara dengan beberapa narasumber, dan hasil ana lisis dokumen. Se mua data yang diperoleh selanjutnya akan dikelo la mela lui tekn ik analisis pengecekan keabsahan data sehingga menghasilkan suatu informasi yang merupakan hasil penelitian.

Data yang diperlu kan peneliti adalah mengenai metode Matemat ika Na laria Realistik, baik tahap perencanaan, pelaksanaan dalam pembela jaran, dan evaluasi, serta ha mbatan-hambatan yang diala mi dala m penerapan metode tersebut. Sedangkan Su mber data adalah te mpat dimana data diperoleh dengan menggunakan cara atau metode tertentu. Sehingga dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang diperlukan, yaitu :

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer ada lah sumber yang men jadi objek penelitian. Su mber data primer dapat diperoleh secara langsung mela lui observasi maupun wawancara pada objek penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer ada lah le mbaga b imb ingan belajar Klinik Pendid ikan MIPA Surabaya., yaitu mencakup Kepala Cabang KPM Surabaya, Koordinator Divisi Pendidikan KPM , Ka ryawan KPM, Staf pengajar KPM , Orangtua siswa KPM dan siswa KPM yang data tersebut diamb il selama penelit ian berlangsung (catatan lapangan) sehingga data-data tersebut dapat diperoleh sacara langsung dari informan. Sela in hal itu, untuk me mpermudah me mperoleh data, peneliti juga turut secara langsung dengan me libatkan diri pada proses penyelenggaraan pembela jaran mate matika dengan metode MNR di Klinik Pendidikan MIPA.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelit ian ini adalah data yang diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder dapat berupa dokumen atau dokumentasi penerapan metode MNR di Klinik Pendidikan MIPA Surabaya. Su mber data sekunder mela lui studi dokumentasi ini dapat dijadikan sebagai pendukung kevalidan data atau informasi sehingga penelitian men jadi leb ih terarah dan lebih sistematis.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun dalam penelit ian penerapan MNR di Klin ik Pendid ikan MIPA Surabaya menggunakan beberapa Teknik pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengaju kan beberapa pertanyaan kepada informan atau narasumber secara langsung. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:229), wawancara merupakan suatu Teknik pengumpulan data yang menuntut adanya pertemuan langsung atau komunikasi langsung. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dja ma rah (2005:258) yang menyatakan bahwa wa wancara berupa komunikasi langsung antara yang me wawancara i dengan yang diwawancarai. Sedangan Daryanto (2008:33) mengungkapkan bahwa wawancara adalah tanya jawab sepihak yang dilakukan guna mendapatkan jawaban dari informan..

Menurut Burhan (2011:111), wawancara terbagi menjad i dua yaitu wawancara mendala m dan wawancara bertahap. Penelit ian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara secara mendala m, ka rena wa wancara dila kukan berkali-ka li dan me mbutuhkan waktu yang la ma bersama informan d i lokas i penelit ian. wawancara secara mendala m a kan dila kukan kepada beberapa pihak yang turut andil dalam penerapan metode MNR yang terdiri dari Kepala Cabang KPM Surabaya, Kepala Div isi Pendidikan KPM Surabaya, Guru KPM Surabaya, Murid KPM Surabaya, dan Walimurid KPM Surabaya.

2. Observasi

Observasi me rupakan tekn ik pengumpulan data yang dila kukan mela lui pengamatan. Observasi dila kukan peneliti dengan mela kukan penga matan secara langsung terhadap peenerapan metode MNR pada

(5)

pembela jaran mate matika di Klinik Pendidikan MIPA Surabaya. Ha l tersebut sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2006:229) yang menyatakan bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data me lalu i pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap suatu kegiatan.

Sesuai juga dengan pendapat Daryanto (2008:33) yang mengungkapkan bahwa observasi me rupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara telit i serta pencatatan secara sistematis. Keg iatan yang dima ksud dalam penelitian ini ada lah mengacu pada penerapan metode MNR di Klinik Pendidikan MIPA Surabaya, sehingga peneliti a kan me la kukan pengamatan secara teliti serta me la kukan pencatatan secara sistematis terhadap penerapan metode MNR tersebut.

3. Studi Dokumentasi

Doku mentasi me rupakan catatan kejad ian atau peristiwa masa lalu yang dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar ataupun karya seseorang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto dan Cep i (2009:117) yang menyatakan bahwa dokumen adalah catatan kejadian d i masa lalu yang ditulis atau dicetak, ba ik dapat berupa surat, catatan harian, dan dokumen lainnya yang relevan.

Dala m penelitian ini, data dokumentasi yang berkaitan dengan penerapan metode MNR d i KPM Surabaya adalah : Profil KPM, Data siswa dan staf pengajar KPM , Jadwal pembela jaran MNR, Modul pe mbela jaran MNR, dokumen rencana kegiatan pembela jaran MNR, dokumen penila ian MNR, dan Data siswa berprestasi di KPM.

Teknik Analisis Data

Berdasarkan pendapat Bogdan (dala m Sugiyono, 2012:244), ana lisis data merupakan suatu proses pencarian atau penyusuna data secara sistematis yang didapatkan dari wawancara, observasi di lapangan, dan la in sebagainya. Ha l ini sama halnya dengan pendapat Sugiyono (2009:244) yang mengungkapkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang telah diperoleh peneliti dari hasil wa wancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara me mbuat kategori data, lalu men jabarkan, menyusun sampai dengan me mbuat kesimpulan yang mudah difahami. Sedangkan Miles and Huberman (Sugiyono,

2009:246) mengatakan bahwa dala m penelit ian kualitatif, a ktiv itas analisis data yang dilakukan yaitu secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, dan anlisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.

Oleh karena itu dapat diartikan bahwasanya analisis data adalah suatu proses yang akan ditempuh peneliti setelah pengumpulan data yang selanjutnya akan diproses peneliti sampa i me mpe roleh kesimpulan yang mudah difahami o leh diri sendiri maupun orang lain. Adapun dalam penelitian ini menggunakan analisis data model M iles and Huberman, yang dapat diuaraikan sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan a ktivitas yang dila kukan penelit i dengan merangku m data yang telah didapatkan di lapangan dari proses wawancara, observas i, dan studi dokumentasi. Dala m mereduksi data, tida k hanya me rangku mnya na mun juga me milah antara data mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan tujuan penelitian sehingga peneliti me mpero leh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti.

Dala m penelit ian ini, maka yang akan dila kukan peneliti adalah mengumpulkan se mua data yang sudah diperoleh dari wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang dila kukan di Klin ik Pendidikan MIPA Surabaya. Setelah itu, peneliti akan me milih, menyaring, dan me milah data yang sesuai dengan tujuan penelitian, ke mudian merangku m data yang sudah dipilah men jadi ga mbaran yang jelas untuk mempermudah pengumpulan data selanjutnya. 2. Penyajian Data

Penyajian data dila kukan peneliti setelah me reduksi semua data yang telah didapatkan. Dala m tahap penyajian data ini, peneliti me mbuat kategori-kategori atau menyusun data menurut ko mponen-komponen yang ada dala m metode MNR. Penyusunan tersebut diharapkan dapat me mpe rmudah peneliti dala m me lihat maupun me maha mi pola hubungan antara data satu dengan yang lainnya yang selanjutnya berguna untuk merencanakan apa-apa yang akan dikerjakan oleh peneliti.

3. Verifikasi Data

Verifikasi data atau penarikan kesimpulan adalah tahap terakh ir da la m ana lisis data. Dala m verifikasi data ini d iharapkan peneliti sudah me mpero leh gambaran atau

(6)

deskripsi yang jelas terkait obje k yang diteliti diperkuat dengan bukti-bukti atau data yang valid. Be rikut adalah ga mbaran terka it model analisis data yang dilakukan peneliti pada penelitian penerapan metode MNR d i KPM Surabaya :

Gambar 1. Skema Model Analisi Data Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Penelitian

Metode Matematika Na laria Realistik adalah suatu metode pembela jaran mate matika yang diciptakan oleh Owner sekaligus Presiden Direktur KPM Pusat yaitu Ir. Raden Ridwan Hasan Saputra. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode MNR ada lah produk dari KPM. Menurut Saputra (2012:ii) sebagai penggagas MNR menyatakan bahwa MNR me rupakan suatu metode pembela jaran mate mat ika yang menekan kan penggunaan penalaran dala m me maha mi mate mat ika dan menggunakan mate mat ika untuk men ingkatkan daya nalar dan ketera mpilan me mecahkan masalah khususnya dalam kehidupan sehari-hari. Metode MNR ini me rupakan metode pembela jaran mate matika yang lebih menekankan pada membentuk daya nalar siswa.

Dala m metode in i siswa dib imbing untuk me mbentuk nala rnya dengan mengacu kepada langkah-langkah MNR mula i dari pe mberian masalah nyata sampa i dengan eksplorasi mate mat ika . ke mudian soal-soal yang diberikan pun berupa soal yang realistik sifatnya yang berhubungan dengan dunia nyata sehingga lebih me mudahkan siswa untuk me maha mi mate mat ika . Sela in untuk men ingkatkan daya nalar siswa, metode MNR juga untuk melat ih siswa meningkatkan HOTS.

Metode MNR terbukti menghantarkan siswa-siswi Indonesia menjad i Juara Olimp iade

Internasional. Walaupun begitu, faktanya tidak semua mengetahui metode MNR. Secara u mu m, kalangan pendidik mengetahui PMRI atau Pendidikan Mate matika Rea listik Indonesia yang pastinya muncul leb ih dahulu daripada MNR. PM RI dan MNR me mpunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah MNR dan PMRI keduanya sama-sa ma berupaya untuk me mbuat be laja r mate mat ika itu harus berma kna. Se mentara perbedaannya adalah terletak pada tahap penyelesaian soal dan penyiapan mental berkompetisi siswa.

Dala m metode PM RI siswa diberikan kebebasan dalam menyelesaikan soal-soal sedangkan pada MNR siswa harus menempuh tahapan-tahapan tertentu dalam menyelesaikan soal mula i da ri mene mu kan informasi awa l, menentukan konsep yang akan d ipakai dan struktur berfikirnya. Tahapan-tahapan inilah yang nantinya men jadikan siswa terstruktur dan sistematis dala m mengerja kan sesuatu. Selanjutnya, perbedaan terletak pada penyiapan mental berko mpetisi siswa. Dala m M NR siswa tidak hanya sekedar bisa menyelesaikan soal setelah itu sudah. namun siswa juga disiapkan untuk berkompetisi. Dengan demikian men jadikan mental berko mpetisi siswa secara tidak langsung terasah dan siswa semakin tertantang untuk menyelesaikan soal-soal yang lebih tinggi tingkat nala rnya. Maka tida k heran lagi jika banyak sekali mene mukan siswa KPM yang berprestasi di kancah internasional.

Pada penelit ian penerapan metode MNR dala m pe mbe laja ran mate mat ika di Klin ik Pendidikan MIPA cabang 1 Surabaya ini me liputi lima fokus yakni : perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, kendala yang dihadapi, dan upaya yang dila kukan untuk mengatasi kendala yang dihadapai. Berikut butir-butir penjelasannya :

1. Perencanan dalam Metode Nalaria Realistik di KPM Cabang 1 Surabaya

Fokus Perencanaan penerapan metode MNR da la m pe mbela jaran mate matika di Klin ik Pendidikan M IPA Cabang 1 Surabaya ini terletak pada me mpersiapkan guru-guru yang berko mpeten dalam mengajar metode MNR. Mengapa demikian, karena metode MNR ini tidak semua mengetahui dengan pasti apa itu metode MNR dan bagaimana cara mengaja rkannya dan lain sebagainya. Dalam me mpe rsiapkan guru-guru yang berko mpeten

(7)

tentunya tidak mudah, me mbutuhkan langkah -langkah dan proses tertentu.

Langkah perta ma yang ditempuh adalah dengan mengadakan seminar terkait metode MNR. Ke mud ian langkah kedua adalah me mbe rikan pe latihan-pelatihan kepada calon guru terkait cara pengajaran metode MNR dan cara-cara penyelesaian soal bernalar dari t ingkat rendah sampai t ingkat t inggi. Langkah yang ketiga adalah le mbaga me la kukan pendampingan pengajaran terhadap calon-calon guru yang praktik mengajar di KPM, ke mudian yang terakhir le mbaga mela kukan tes ke ma mpuan yang bertujuan untuk menentukan kelas dan level mana ca lon guru tersebut bisa ditempatkan.

KPM me miliki level atau tingkatan yang berbeda-beda dalam setiap jenjang, ada kelas pintar regula r, ke las MNR Plus, dan kelas berbakat. Masing-masing dari setiap tingkatan atau level tersebut me miliki target yang berbeda-beda dan tahap pembelaja rannyapun berbeda. Sehingga guru harus ma mpu menyesuaikan pembe laja ran sesuai dengan levelnya dan yang paling penting sesuai dengan juklak pembelajaran.

Langkah-langkah yang dilaku kan oleh Klinik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya tersebut sesuai dengan pernyataan Majid (2013 : 15) yang menge muka kan bahwasanya perencanaan merupakan penyusunan tahap - tahap tindakan guna mencapai tujuan. Tahapan disini meruju k kepada langkah-langkah yang dila kukan untuk me mpe rsiapkan guru yang berko mpeten. Sedangkan tujuan yang dicapai tidak la in adalah keberhasilan penerapan metode Matematika Nalaria Realistik.

Langkah-langkah yang dilaku kan oleh Klinik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya tersebut sesuai dengan pernyataan Majid (2013 : 15) yang menge muka kan bahwasanya perencanaan merupakan penyusunan tahap -tahap tindakan guna mencapai tujuan. Tahapan disini meruju k kepada langkah-langkah yang dila kukan untuk me mpe rsiapkan guru yang berko mpeten. Sedangkan tujuan yang dicapai tidak la in adalah keberhasilan penerapan metode Matematika Nalaria Realistik.

Perencanaan penerapan metode MNR dala m pe mbela jaran mate matika d i Klin ik Pendidikan MIPA Cabang 1 surabaya ini dila kukan dengan merancang secara matang sebelum me lakukan penerapan atau pelaksanaan

metode. Adapun selain berfokus kepada me mpe rsiapkan guru yang berko mpeten di bidang MNR, KPM juga mengadakan rapat besar se KPM Cabang 1 Su rabaya. Rapat tersebut guna me mbahas rancangan pelaksanaan di tahun ajaran baru berikutnya. Rancangan dibuat muali dari me mbahas program apa saja yang akan dijalankan d i tahun ajaran baru, penyusunan juklak pe mbe laja ran, ke mudian penentuan level atau tingkatan apa saja yang akan dibuka.

Hal-hal yang dila kukan oleh KPM Cabang 1 Surabaya sesuai dengan teori perencanaan menurut Newman (dala m Ma jid, 2013 :15) yang menyatakan bahwa perencanaan ialah penentuan terhadap apa yang dilaksanakan tentang keputusan-keputusan, baik keputusan kebijakan, progra m, prosedur dala m jadwal kegiatan sehari-hari. Se lanjutnya terkait ha l-hal yang meru juk pada KPM Pusat tidak serta me rta diadopsi semua karena harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di KPM Cabang 1 Surabaya namun ada beberapa yang wa jib diadopsi misalnya langkah-langkah MNR, juklak pe mbela jaran, dan penggunaan bahan ajar yakni buku pintar MNR dan buku akh lak. Adapun perencanaan dala m metode MNR sa ma di setiap level kelasnya.

2. Pela ksanaan dalam penerapan metode MNR di KPM Cabang 1 Surabaya

Pela ksanaan penerapan metode M NR dala m pe mbela jaran mate matika d i Klin ik Pendidikan MIPA Surabaya meruju k kepada perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya me la lui rapat besar Kepala Cabang beserta dewan guru dan staf KPM cabang 1 surabaya. Dari rapat tersebut diperoleh keputusan-keputusan terkait p rogra m yang akan dijalan kan, penyusunan jukla k, sampa i dengan tingkatan atau level ke las yang akan d ibuka. Berdasarkan fokus penelitian, maka peneliti me mfokuskan diri pada pela ksanaan metode MNR pada pembelajaran di kelas.

Menurut hasil penelitian yang telah dila ksanakan di Klinik Pendidikan MIPA ditemu kan bahwasanya langkah-langkah pembela jaran secara umu m t idak jauh berbeda dengan langkah-langkah pembela jaran di sekolah. Ya kni d ike mas dala m tiga tahapan pembela jaran, terdapat kegiatan awa l, kegiatan inti, dan keg iatan akhir. Na mun di KPM penyebutannya tidak demikian, me la inkan

(8)

pembukaan mengajar, proses mengajar, dan penutupan mengajar. Adapun masing-masing tahapan mempunyai poin-poin tersendiri yakni :

a. Pada tahap pembukaan mengaja r tidak hanya sekedar me mbaca doa bersama, namun bacaan do’a terdiri dari membaca surat Al-Fatihah, Shala wat Nabi, do’a sebelum bela jar, dan dita mbah me mbaca Al-Qu r’an (surat-surat pendek). Ke mudian guru men jelaskan materi a khla k sesuai yang ada di buku materi akh lak. Satu perte muan satu materi.

b. Pada tahapan proses mengajar, guru me mbe rikan materi MNR berdasarkan modul pe mbelaja ran MNR. Ke mudian guru me mbe rikan soal-soal mula i dari soal pemaha man konsep sampai dengan aplikasi kehidupan (tergantung kema mpuan siswa dan tingkatan kelas siswa). Pada saat siswa fokus mengerja kan soal, guru me meriksa kartu shalat dan PR Bu ku Akh lak siswa sesekali berke liling melihat pekerjaan siswa. Buku a khla k berisi materi dan soal-soal mate matika yang dihubungkan dengan akhla k. Jadi sela in me mpunyai buku pintar MNR, siswa juga wajib mengisi buku Akhlak. Dala m proses mengajar, apabila Adzan berku mandang disaat belajar berlangsung, ma ka proses belajar d ihentikan sejenak untuk melakukan sholat berjama’ah. c. Pada tahap penutupan mengajar, terdiri dari Membaca Surat A l-‘Ashr, Me mbaca do’a penutup majelis, Membaca do’a Al Ihya / do’a bingkai h idup, Salam Penutup, Qu iz pulang dengan menggunakan materi yang baru dipelajari.

Menurut Saputra (2012:ii), mengatakan bahwasanya yang dimaksud realistik pada MNR adalah mengongkretkan suatu konsep mate mat ika dengan langkah-langkah yang terstruktur sesuai dengan langkah-langkah MNR. Adapun Langkah-langkah M NR terdiri atas : pemberian masalah nyata, pemaha man konsep, penalaran dan komunikasi, pemecahan masalah, ap likasi kehidupan, dan eksplorasi mate mat ika . Berdasarkan hasil penelit ian yang telah dilaksanakan di Klinik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya d ite mukan bahwasanya terdapat tingkatan kelas yang sama seperti di sekolah dasar, yakni ke las 1 sampa i dengan kelas 6. Na mun yang me mbedakannya adalah masing-masing tingkatan kelas me mpunyai tiga level yaitu ke las pintar regular, kelas M NR Plus ,

dan kelas berbakat. Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah terbatas pada kelas I dan IV pintar regula r, ke las IV MNR Plus, dan kelas IV Berba kat. Untuk semester ini ju mlah kelas di KPM Cabang 1 surabaya ada 20 kelas untuk jenjang sekolah dasar, ya itu : Kelas regular yang berju mlah 5 kelas, kelas M NR Plus yang berju mlah 4 kelas, dan kelas berbakat yang berjumlah 11 kelas.

Dala m pela ksanaan penerapan metode MNR da la m pe mbela jaran mate matika di Klin ik Pendidikan MIPA in i, siswa telah menggunakan langkah-langkah M NR yang telah d itentukan oleh Bpk. Raden Ridwan Hasan Saputra, ya kni : (1) pe mberian masalah nyata, (2) pe maha man konsep, (3) penalaran dan ko mun ikasi, (4) pemecahan masalah,(5) aplikasi kehidupan, dan (6) eksplorasi mate mat ika . Na mun tidak s e mua level ma mpu menerapkan se mua langkah MNR tersebut. Ternyata langkah-langkah yang ditempuh siswa dala m proses pembela jaran tersebut disesuaikan dengan jenjang level siswa. Untuk kelas pintar regular target pencapaiannya ma ksimal pada tahap penalaran dan komunikasi. Ke las MNR Plus sampai dengan eksplorasi mate matika dita mbah dengan latihan soal-soal suplemen olimp iade, selanjutnya untuk kelas berbakat menerapkan semua langkah ditambah dengan latihan soal tingkat tinggi (soal-soal o limp iade). Sela in materi MNR, siswa juga dia jarkan mate ri akh lak di setiap pertemuan dan diakhir pe mbela jaran guru me mberi PR di buku materi a khla k untuk dikerja kan di ru mah dengan dibimbing kedua orangtua serta mengingatkan siswa untuk mengisi centangan ibadah sunnah.

Penelit i me laku kan observasi pembela jaran kepada kelas I dan kelas IV, yang terdiri dari ke las 1 pintar regula r, ke las IV p intar regular, kelas IV MNR Plus, dan ke las IV berbakat. Diperoleh hasil bahwasanya di kelas pintar regule r rata-rata ma mpu menerapkan langkah MNR sa mpai pada tahap penalaran dan ko munikasi. Di ke las MNR ma mpu me la ksanakan lima langkah na mun t idak se mua soal dibahas. Sedangkan di kelas berbakat siswa sudah tidak me mbahas buku MNR lagi me la inkan langsung me mbahas soal suplemen, karena siswa me rupakan siswa pilihan yang berasal dari level ke las -ke las dibawahnya. Di kelas berbakat siswa diberikan materi-materi yang beberapa menggunakan bahasa inggris.

(9)

Pada pe mbela jaran M NR t idak hanya me mbahas mate matika dengan nalar, na mun juga me mpunyai buku materi akh lak dan centangan shalat. Buku materi a khla k berisi materi akh lak dan soal-soal yang nantinya akan dikerja kan siswa di ru mah setiap minggu dan di setiap pertemuan akan d ibaha sebelum masuk ke materi mate matika.. Sedangkan centangan ama lan sunnah wajib d iisi setiap hari. Kedua hal tersebut sangat penting untuk me mberi kesadaran siswa akan butuhnya mendekatkan diri kepada sang pemilik Ilmu. Ha l itu sesuai dengan QS. A l-Ma idah : 50 bahwasanya segala sesuatu di dunia dan seisinya adalah milik A llah. Tidak hanya siswa, guru juga harus menjad i suri tauladan yang baik tidak hanya mengatakan dan menyuruh siswanya. Hal in i sesuai dengan QS. As-Shaff :2-3, yang men jelaskan bahwasanya orang yang mengatakan sesuatu namun tidak me la kukannya maka Allah SWT s angat membencinya.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan metode MNR secara keseluruhan sesuai dengan juklak pembela jaran. Ada pembukaan mengajar, proses mengaja r, dan penutupan mengajar. Khusus pada proses mengajar me muat lima langkah khas dala m M NR, na mun tida k se mua kelas ma mpu menerap kan semua langkah-langkah MNR. Se mua itu berdasarkan kema mpuan tingkatan levelnya masing-masing. Ke mudian selain fo kus kepada mate matika siswa juga diberikan materi a khla k untuk me mb iasakan siswa akan pentingnya kedekatan kepada Rabbnya disamping semangat belajar matematika.

3. Evaluasi dala m penerapan metode MNR di KPM Cabang 1 Surabaya.

Evaluasi me rupakan tahap yang penting untuk dilaku kan setelah tahap pelaksanaan. Di tahap inilah dapat mengetahui secara keseluruhan terkait ketercapaian dari tujuan. Dala m penelitian ini evaluasi yang dima ksud adalah evaluasi penerapan metode pembela jaran MNR yang mencakup didala mnya evalasi pada saat proses pembela jaran dengan metode MNR. Menurut Arifin (2009) menyatakan bahwasanya evaluasi pembela jaran merupakan proses kegiatan yang sistematis, be rke lanjutan, dan menyeluruh untuk mengetahui ke ma mpuan peserta didik agar dapat dipertanggungjawabkan oleh guru. Ha l ini seja lan dengan hasil

pengamatan yang dila kukan peneliti d i Klin ik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya yang me miliki agenda evaluasi secara rutin dan terjadwa l. Di KPM Surabaya, evaluasi tidak hanya terfokus kepada kema mpuan siswa saja, namun ke ma mpuan guru juga sangat diperhatikan.

Untuk evaluasi pe mbela jaran, dala m setiap pertemuan guru me mantau perke mbangan siswa. Tidak ada format khusus untuk laporan penila innya me lain kan guru me mpunyai catatan sendiri terka it siswa yang menonjol, yang a ktif,, maupun yang kurang ke ma mpuannya. Sela in dengan pengamatan secara langsung, untuk me mpermudah mengetahui perke mbangan siswa guru dibantu dengan perolehan nilai yang didapat siswa di setiap pertemuan. Adapun di setiap pertemuan penilaian terhadap siswa mencakup nilai kehadiran, n ila i PR, nilai buku akh lak, dan nilai centangan shalat. Ke mudian di setiap satu bulan sekali diada kan tes eliminasi, yang mana tes inilah yang nantinya tida hanya untuk mengatahui perke mbangan siswa na mun juga tes ini digunakan untuk menentukan kenaikan tingkat level siswa. Misalnya dari level kelas pintar regular bisa naik ke ke las MNR atau bahkan ke kelas berbakat.

Menurut Arifin (2009 : 9) menge muka kan bahwa evaluasi t idak hanya terkait ko mponen prestasi atau hasil prestasi yang dipandang me la inkan juga me mpe rhatikan ko mponen lain seperti guru, siswa, maupun lingkungan sekitar. Klin ik Pendidikan MIPA juga me mperhatikan perke mbangan guru. Setiap satu bulan sekali diadakan rapat evaluasi yang dihadiri guru untuk me mbahas permasalahan-permasalahan atau kendala-kendala yang muncul dala m jangka waktu sebulan. Ke mudian dala m satu semester kurang lebih dua sampai tiga ka li diadakan upgrading guru untuk men ingkatkan ke ma mpuan nalar guru. Di akh ir tahun ajaran diadakan ke mbali tes ke ma mpuan guru guna me la kukan penentuan peletakan ke las dan level dala m mengaja r. Te rka it lingkungan yang dimaksud adalah peran orangtua siswa atau orang terdekat siswa juga dipe rhatikan. Dala m setiap satu bulan sekali KPM juga mengadakan pertemuan dengan walimu rid. Perte muan dengan walimurid bertujuan untuk menya mpaikan hal yang dianggap penting, misalnya terkait bagaimana me motivasi siswa

(10)

belajar, pendampingan siswa dalam mengerjakan PR, penjagaan ibadah-ibadah sunnah siswa, penyampaian informasi acara-acara, dan lain sebagainya. Dengan demikian titik poin yang penting dala m tahap evaluasi ini adalah tidak hanya guru dan siswa, na mun juga kerjasama dengan orangtua.

Berdasarkan hasil penelitian di Klin ik Pendidikan M IPA Cabang 1 Surabaya menunjukkan adanya tahap evaluasi sangat berpengaruh kepada keberhasilan yang dira ih siswa KPM. Pada tahap evaluasi ini tidak hanya dilakukan kepada siswa saja me la inkan juga me mperhatikan peran guru dan orangtua. Peningkatan daya nalarpun berdampak kepada peningkatan prestasi siswa di sekolah (nilai raportnya), maupun kejuaraan tingkat nasional dan internasional. Melalui tahap evaluasi ini juga yang nantinya men jadi pedoman untuk me rancang dan me mpert imbangkan target dan tujuan di tahun ajaran selanjutnya.

4. Ha mbatan yang dihadapi dalam penerapan metode MNR di klinik Pendidikan MIPA cabang 1 Surabaya

Ha mbatan merupakan ha langan atau rintangan yang terjadi baik dala m perencanaan maupun pelaksanaan. Ha mbatan yang dihadapi dala m penerapan metode Matematika Nala ria Realistik di Klin ik Pendidikan MIPA ini a kan dibahas satu persatu berdasarkan analisis hasil penelitian.

Ha mbatan yang diala mi pada penerapan metode MNR ini adalah yang pertama berupa kurangnya ketertarikan siswa terhadap mate mat ika dan kebiasaan siswa yang mene kankan pada hasil. Ta k bisa dipungkiri lagi bahwasanya mate matika merupakan mata pelajaran yang paling ditakuti dan tidak disenangi siswa. Bahkan, mendengar kata “matematika” saja siswa sudah berupaya menghidar. Ketakutan dan ket idaksenangan siswa bukan tanpa sebab, namun hal itu karena ada trauma-trau ma yang sebelumnya diala mi siswa terka it dengan mate matika. Misalnya lingkungan yang banyak me mberikan informasi tentang sulitnya mate matika yang ke mudian d ijad ikan mindset bahwa mate matika itu sulit. Akhirnya lingkunganpun ikut mendorong anak untuk berputus asa dalam belajar matematika.

Ke mudian terkait kebiasaan siswa yang mene kankan pada hasil juga menjad i ha mbatan. Dala m langkah MNR mene kankan pada proses

bukan pada hasil. Da la m mengerja kan soal, siswa harus sistematis mula i dari in formasi yang didapatkan, konsep yang dipakai, baru ke mudian cara pengerjaan dan terakhir kesimpulan. Hal tersebut ternyata masih menjadi hal yang sulit bagi siswa. Siswa kurang telaten dala m mengerjakan soal.

Ha mbatan yang kedua adalah terjadi pada kelas p intar reguler yang merupakan level paling dasar di KPM. Pada ke las reguler mayoritas siswa masih sulit untuk d iaja k berfikir nalar, sehingga perlu perhatian khusus dari guru. Ha mbatan yang ketiga adalah terka it tidak bisanya metode MNR ini untuk diterapkan di sekolah fo rma l. Ha l itu dikarenakan di sekolah sudah ada target-target yang hendak dicapai. Se mentara M NR me miliki modul sendiri yang mana itu berbeda dengan modul di sekolah.

Ha mbatan selanjutnya adalah dari segi SDM guru. Saat in i sulit untuk mencari guru yang me miliki ke mauan untuk mengembangkan dirinya. Karena kebanyakan guru mengajar sama dengan yang diajarkan tahun sebelumnya, bahkan terkadang soal-soal dari tahun ke tahun kurang mengala mi perubahan darstis. Sela in itu sulit mencari guru se-visi dan se-misi yang tidak hanya menjadikan mengajar untuk menggugurkan ke wa jiban se mata na mun semakin haus akan ilmu, update soal-soal bernalar, dan mau sema kin berke mbang ilmunya.

Ha mbatan yang terakhir adalah terka it kurangnya apresiasi terhadap siswa berprestasi oleh pemerintah. Banyak siswa KPM yang sudah me menangkan ke juaraan hingga kancah internasional merasa kecewa karena sertiikatnya tidak dia kui d i indonesia. Bah kan, sebagian dari me reka tidak masuk kategori siswa yang berprestasi. Ha l in i sangat menghambat karena akan menyurutkan se mangat anak dan t idak bisa dijadikan motivasi bagi yang lainnya.

Banyaknya berbagai ha mbatan dala m penerapan metode MNR tidak menyurutkan KPM untuk sema kin men ingkatkan inovasinya dala m me mpe rkenalkan metode MNR d i seluruh penjuru. Ha mbatan yang terjadi akan ma mpu men ingkatkan ke ma mpuan guru, siswa, maupun lembaga untuk mencari solusi bersama.

5. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam Matematika Na laria Rea listik di KPM Cabang 1 Surabaya

(11)

Upaya merupakan langkah terakhir dala m penerapan metode MNR di Klin ik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya. Sesuai dengan Kamus besar bahasa Indonesia bahwasanya upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai sesuatu, me mecahkan permasalahan, dan mencari jalan ke luar. Ma ka dala m tahap ini termuat berbagai upaya yang dilaku kan untuk mengatasi berbagai hambatan yang diala mi dalam penerapan metode ini.

Upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut: untuk me munculkan ketertarikan siswa terhadap matemat ika , KPM me mpunyai perma inan-perma inan yang menarik yang berhubungan dengan matemat ika . Pada tahun ini beke rjasa ma dengan TNI. KPM me mbu ka basecamp untuk belajar mate matika bela negara (semaca m perma inan) yang disitu pengajarnya adalah dari TNI. Seh ingga, anak me rasa bahwa belajar mate mat ika itu menyenangkan.

Klinik Pendidikan MIPA cabang 1 surabaya me mbu ka kelas-ke las yg diluar pelajaran ku liku ler. Dibukalah klub mate matika sekolah untuk men je mbatani (setiap sekolah bisa buka klub kms. Kms ke las 1, 2, 3, gurunya berasal dari seko lah itu sajadilatih oleh kp m), La lu ada Seko lah Center., yakni beberapa sekolah berku mpul untuk belajar mn r di suatu sekolah. Dengan pengajarnya berasal dari guru -guru berbagai sekolah yang sudah dilatih kp m sebelumnya. Disamp ing itu kp m juga kp m me mbu ka ke las-ke las mn r di berbagai te mpat bentuknya berbagai maca m,yaitu : RPM (Ru mah Pendidikan Mate matika) te mpatnya bisa di kantor, mushola, balai rw, instansi-instansi. Syaratnya ada pengajarnya dan siswanya anak sekitar situ. Ke mudian jika RPM sudah banyak ma ka bisa dibentuk ka mpung matematika.

Ha mbatan yang berhubungan dengan siswa pintar reguler diberikan solusi yakni mengadakan kuis perhitungan dasar yang dila kukan sebelu m pe mbe laja ran berakh ir. Dan diadakan upgrading guru KPM untuk men ingkatkan ke ma mpuan guru dalam mengaja r, seperti mengadakan pelatihan guru, pelatihan MNR 2 hari di berbagai kota. Pelatihan mnr 4 hari 3 ma la m yg khusus diadakan di padepokan kpm bogor, dan lain sebagainya. Hal in i sejalan dengan tafsir Surat Al-alaq ayat 1- 5 bahwasanya seperti yang dicontohkan Rasulullah bahwa men jadi guru

tidak hanya mengajarkan sesuatu ke mudian selesai namun idealnya guru adalah orang yang selalu menciptakan sesuatu yang baru, senantiasa menambah wa wasan ilmunya dengan me la kukan berbagai cara misalnya : banyak me mbaca, bela jar hal-hal yang baru yang berhubungan dengan bidangnya, mengikuti seminar-seminar, mengikuti pelatihan-pelatihan. PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan penelit ian yang telah dila kukan di Klinik Pendid ikan MIPA Surabaya me liputi lima fo kus , yakni : mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hambatan, dan upaya dalam mengatasai hambatan pada penerapan metode Matematika Nalaria Realistik

Perencanaan dalam penerapan metode Matematika Na laria Rea listik d i Klin ik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya lebih me mfokuskan diri untuk me mpersiapkan guru-guru yang berkompeten dala m mengaja r MNR, di samp ing itu KPM sudah me mpe rsiapkan juklak dan metode untuk panduan dalam mengajar.

Pela ksanaan dalam penerapan metode Matematika Na laria Rea listik d i Klin ik Pendidikan MIPA Cabang 1 Su rabaya mengacu kepada juklak pe mbela jaran dan modul MNR. Secara keseluruhan proses pembelaja ran sesuai dengan jukla k dan langkah-langkah MNR. Langkah-langkah M NR t idak serta me rta bisa ditrerapkan dala m seka li perte muan, me la inkan berbeda-beda ketercapaiannya tergantung level kelasnya.

Evaluasi dala m penerapan metode Matematika Na laria Rea listik d i Klin ik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya tidak hanya me mfo kuskan diri pada siswa, namun juga me mpe rhatikan peran guru dan orangtua siswa. Evaluasi berupa mela kukan penila ian terhadap siswa, mengadakan rapat besar di KPM Bogor, mengadakan rapat orangtua siswa, mengadakan rapat guru dan upgrading guru.

Ha mbatan-hambatan yang dihadapi dala m penerapan metode Matematika Nala ria Realistik d i Klin ik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya antara la in : Kurangnya ketertarikan anak terhadap mate matika, Le mahnya ke ma mpuan berhitung siswa di ke las pintar reguler, sulitnya mendapatkan guru yang mau berke mbang dengan men ingkatkan kualitasnya,

(12)

dan kurangnya apresiasi negeri kepada siswa berprestasi.

Upaya yang dilakukan da la m mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penerapan metode Matematika Na laria Realistik di Klinik Pendidikan MIPA Cabang 1 Surabaya adalah men jalin kerjasama dengan TNI terka it mate mat ika bela negara, me mbuka Klub Matematika, Se kolah Center, me mbu ka ke las-kelas MNR di masyarakat, ke mudian berupaya mengupgrade guru dengan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk guru di berbagai kota sampai ke KPM Pusat di Bogor. Hal ini tersirat dalam Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1-5 bahwasanya seperti yang dicontohkan Rasulullah bahwa menjadi guru t idak hanya mengaja rkan sesuatu ke mudian selesai namun idealnya guru adalah orang yang selalu menc iptakan sesuatu yang baru, senantiasa mena mbah wa wasan ilmunya dengan me la kukan berbagai cara misalnya: banyak me mbaca, bela jar hal-hal yang baru yang berhubungan dengan bidangnya, mengikuti seminar atau pelatihan-pelatihan.

Adapun me mbaca bukan berarti sekedar me mbaca tulisan, namun me miliki art i yang luas yakni me mbaca segala kondisi yang terjadi dala m pe mbela jaran dan fenomena yang terjadi pada siswa. Sehingga ma mpu me maha mi kondisi siswa yang nantinya berda mpak kepada keberhasilan siswa. Ha l ini sesuai dengan yang terkandung dalam tafsir A l-A laq. Menurut Al-raghib al-asfahani, me mbaca yang dima ksud dala m ayat ini adalah bukan sekedar me mbaca tulisan, na mun mengandung arti yang luas yakni membaca dunia dan alam sekitar.

Saran

Saran yang dapat peneliti ke muka kan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu:

1. Bagi Klinik Pendidikan MIPA agar me la kukan sosialisasi yang lebih banyak lagi agar masyarakat b isa mengetahui keunggulan daripada Matemat ika Nala ria Realistik. Sosialisasi tersebut bisa dila kukan juga di ka langan Mahasiswa Pendidikan khususnya yang jurusannya berkaitan, misalnya saja jurusan Pendidikan Guru SD atau Pendidikan Mate matika. Sela in sosialisasi juga dapat me mperbanyak mengadakan seminar-se minar di Perguruan Tinggi dan Seko lah-sekolah terkait metode MNR.

2. Bagi Gu ru agar dapat menerapkan pembela jaran mate matika dengan me mfokuskan pada penalaran siswa dan mengintegrasikannya dengan isla m, yakni dengan me mberikan kesadaran kepada siswa akan butuhnya mendekatkan diri kepada Sang Maha ilmu yaitu Allah SWT. Sehingga dapat menghasilkan siswa – siswi juara yang shalih.

3. Bagi Pe me rintah agar dapat menjadikan penerapan metode MNR sebagai alternatif dala m pe mbela jaran d isekolah u mu m guna men ingkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pe merintah juga sebaiknya me mbe rikan apresiasi kepada anak bangsa yang berprestasi guna menjadikan motivasi dan menciptakan generasi yang maju. 4. Bagi Pene lit i selan jutnya agar dapat

me mbahas lebih detail terkait M NR sekaligus SMS (Sistem Pe mbayaran Seikhlasnya).

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qu r’an dan terje mahannya. 2015. Bandung: CV. Diponegoro.

An-nawawi, Yahya bin Syarif. 1997. Riyadhus Shalihin. Terje mahan Makhrus Ali. Surabaya: Al-hidayah.

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Arikunto, Suharsimidan Jabar ,Cep iSafrudin Abdul. 2009. Evaluasi Program Pendidik an, Cet. II. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian

Suatu Pendek atan Praktik , Cet. XIII. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prak tik . Jakarta: Rine ka Cipta.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media.

Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidik an, Cet. V. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyat i dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Cet.III. Jaka rta: Rine ka Cipta.

Dja marah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interak si Edukatif, Cet. II. Jakarta: Rineka Cipta.

(13)

E.T.Ruseffendi. (1992). Pendidik an Matematika 3. Jaka rta: Depdiknas Dire ktorat Pe mbinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

Eman Suherman, d kk. 2003. Strategi pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.

Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, M. Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Fu’ad A.B., Muhammad. Mutiara Hadist Bukhari-Muslim. 2016. Te rje mahan Arif Rahman Hakim. Sukoharjo: Al-Andalus. Hadi, Sutarto. 2005. Pendidik an Matematika

Realistik dan Implementasinya. Banjarmasin : Tulip.

Halim, Abdul. 2009. Matematik a : Hak ikat & Logik a. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Ha ma lik, Oe mar. 2014. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ha mdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Putaka Setia.

Ismadi, J. 2006. From Zero to Hero. Jaka rta :Richardo.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Konstek stual dan Aplik asi. Bandung: Refika Aditama

Kountur, Ronny. 2007. Metode Penelitian untuk Penulisan Sk ripsi dan Tesis. Jakarta:

penerbit PPM

Majid, Abdul. 2013. Pe rencanaan pembelajaran. Bandung: PT. Re ma ja Rosdakarya.

Moelong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Re ma ja Rosdakarya.

Mukri, Rusdiono. 2015. Ridwan Hasan Saputra Guru Para Juara Matematika Internasional: Orang Bogor Mendunia dengan Keropak . Bogor: Klin ik Pendidikan MIPA.

NCTM. 2000. Principles and Standards for School mathematics. Reston, VA : NCTM.

Novianti, Endang. 2014. Angk adan Matematik a. Jakarta. Gramedia.

Oxford Advanced Learner’s Dictionary. 2005. Oxford: Oxford University Press.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repubik Indonesia No mor 20 Tahun 2006 tentang Standar Isi (tujuan pe mbelaja ran matematika). Jakarta: Direktorat Jenderal. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repubik

Indonesia No mor 41 Tahun 2007 tentang Standar Isi (tujuan pe mbelaja ran matematika). Jakarta : Direktorat Jenderal. Peringkat dan Capaian PISA Indonesia. Diakses

pada http://www. Ke mendikbud.go.id. (Diakses 10 Februari 2018).

Poerwodarminto. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Runtukahu, J.T, dkk. 2016. Pelajaran Matematika Dasar bagi Anak Berk ebutuhan Khusus. Yogyakarta :Ar-Ruzz Media.

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Saputra, R. Rid wan Hasan. 2012. Pintar MNR

(Matematika Nalaria Realistik). Bogor: Klinik Pendidikan MIPA.

Saputra, R. Ridwan Hasan dan Adelina, Astri. 2008. Pintar MNR (Matematika Nalaria Realistik). Bogor : Klin ik Pendidikan MIPA.

Shadiq, Fadjar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunik asih. Yogyaka rta: PPPG Mate matika. Diakses pada http://matematika.upi.edu (d iakses 10 Januari 2019).

Siswanto, dkk. 2008. Siapa Bilang Matematik a Itu Sulit. Semarang : Ghyyas Putra.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cet, IV. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidik an Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cet, IV. Bandung :Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Cet, XVII. Bandung: Alfabeta.

Sujana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Prosese Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Ba ru Algesindo.

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka baru press.

(14)

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2012. Metode Penelitian Pendidik an. Cet.VIII. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Uno, Ha mzah B dan Muhammad, Nurd in. 2014. Belajar dengan Pendek atan PAILKEM. Jakarta : Bumi Aksara.

Wicaksono, Wahyu. 2012. Konsep Pembelajaran Imam Al-Ghazali dan Imam Al-Zanurji. Undergraduate, IAIN Wa lisongo. (diakses 10 januari 2019).

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidik an Matematika Realistik : Yogyakarta : Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui keefektivan metode Pembelajaran Matematika Realistik terhadap prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas I di SLB

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan pembelajaran yang lebih baik antara pendektan pembelajaran langsung dan matematika realistik untuk

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penggunaan pen- dekatan Pendidikan Matematika Rea- listik dalam peningkatan pembela-jaran Matematika di kelas I SDN

(3) Mana yang lebih efektif untuk siswa pada masing-masingtipe kepribadian, pembelajaran menggunakan metode diskusi dengan pendekatan matematika realistik (PMR) atau

Hal ini berarti H 0 ditolak H 1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan penerapan pendekatan Pembelajaran Metematika

Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus dengan menerapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dalam pembelajaran matematika. Subjek penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan implikasi, peneliti me- nyarankan kepada: (1) guru, hendaknya menggunakan masalah realistik dalam pembelajaran matematika

Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan inti berdasarkan metode matematika nalaria realistik upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sesuai dengan kesepakatan