INFORMAN
1. Nama : AMOS HAREFA
Tempat/ Tanggal Lahir : Hilinawalö Fau, Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan/ Jabatan : Kepala Desa Hilinawalö Fau/ Budayawan Alamat Rumah : Desa Hilinawalö Fau
Kecamatan Fanayama Kabupaten Nias Selatan Handphone : 081361970267, 081376502159
2. Nama : Pdt. BAMBÖWÖ LAIYA, S.Th, M.A. Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan/ Jabatan : Eporus BNKP Raya/ Budayawan Alamat Rumah : Jl Saönigeho Km.1, Rane Batu
Kelurahan Pasar Telukdalam Kabupaten Nias Selatan Handphone : 081362249954
3. Nama : ARISTON MANAÖ Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan/ Jabatan : Kepala Desa Bawömataluo/ Budayawan Alamat Rumah : Desa Bawömataluo
Kecamatan Fanayama Kabupaten Nias Selatan Handphone : 081397303774, 085306300333
4. Nama : HIKAYAT MANAÖ Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan/ Jabatan : Swasta/ Seniman, Budayawan
Alamat : Desa Bawömataluo Kecamatan Fanayama Kabupaten Nias Selatan
GLOSARIUM
Bawöfanayama : Suatu kampung tertua dan kini disebut desa Bawömataluo
Binu : Orang-orang yang telah kalah dan menjadi tawanan
perang dan dipersiapkan untuk persembahan pada setiap upacara adat; keluarga bangsawan, untuk pendirian bangunan rumah adat, menjadi teman di dalam kubur jika ada seorang bangsawan meninggal dunia atau pada penyambutan pengantin putri bangsawan.
Bolanafo : Puan sirih
Botohösi : Suatu kampung tertua tergolong besar dan warganya sangat jaya pada masa itu tetapi tahun 1863 kampung ini dimusnahkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan pada akhirnya warga berserak-serakkan, ada yang mengungsi di desa Hilisimaetanö, Bawömataluo, Botohili, Hilinifaoso, Hilisondekha. Saat ini telah dikuasai oleh penduduk desa Bawögosali.
Böröfösi : Salah satu pohon yang dianggap keramat dan terletak diantara desa Hilinawalö Fau dengan Ono Hondrö.
Ere : Pemimpin seluruh kegiatan keagamaan, baik yang
bersifat personal maupun komunitas. Keberadaan Ere dalam kehidupan masyarakat tradisional Maenamölö diyakini sebagai representasi Inada Silewe Nazaria di dunia ini. Dimana pengetahuan dan kuasa yang diperoleh seorang Ere sesungguhnya bukanlah berasal dari dirinya sendiri melainkan karunia Inada Silewe Nazarata.
Famadaya Harimao : merupakan bagian integral yang berfungsi sebagai sarana upacara adat-istiadat dan religi keagamaan tradisional masyarakat Maenamölö Kabupaten Nias Selatan Kepulauan Nias pada masa lalu dan masa kini.
Famatö Harimao : Suatu upacara keagamaan tradisional bagi masyarakat Maenamölö yang dilaksanakan di pinggir sungai Gomo, Jumali dalam rangka pembaharuan (restorasi) totalitas kehidupan manusia seutuhnya.
Fanowai Tome : Suatu upacara penyambutan adat istiadat masyarakat Maenamölö sebagai tanda penghormatan kepada setiap tamu yang hendak datang berkunjung
Foloitö : Babi, ayam yang dibiarkan untuk persembahan pada upacara Fondrakö, Famatö Harimao
Fondrakö : Sumber segala hukum yang menjadi landasan hidup masyarakat Nias yang berhubungan dengan Huku sifakhai ba mboto niha (hukum perlindungan tubuh, fisik manusia), Huku sifakhai ba gokhöta niha (hukum harta kekayaan), Huku sifakhai ba jumane niha (hukum kehormatan setiap orang) yang dibentuk melalui musyawarah adat dan pengesahannya dilakukan dengan cara mengusung suatu patung Harimao sembari berarak-arakkan bagaikan pawai.
Hili’amaigila : Suatu kampung tertua yang dijadikan sebagai pusat pelaksanaan musyawarah Fondrakö Maenamölö, namun sekarang lokasi tersebut menjadi semak belukar karena tidak seorangpun penduduk yang menghuninya lagi. Hiliwamöda Danö : Tempat dimana Mölö mendirikan pertama sekali desa di
Nias Selatan.
Hiligombu : Suatu kampung tertua di wilayah Kecamatan Aramö Kabupaten Nas Selatan dan kini namanya disebut desa Sifaoro’asi
Hilizondrege’asi : Suatu kampung tertua kini menjadi semak belukar ditinggalkan oleh warga dan pindah ke desa Hili’amaetaniha dan Botohilitanö.
Hölitö : Orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati karena melanggar hukum adat dan tidak mampu membayar denda lalu ditebus oleh bangsawan.
Idanoi : adalah suatu Öri (negeri) yang terletak di wilayah Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kabupaten Nias.
Inada Samihara Luo : Dewa paling tertinggi yang menciptakan segala sesuatu (universe) yang berada di atas langit lapisan ke 9 untuk menjaga keharmonisan bumi.
Jumali : Suatu sungai untuk pembuangan patung Harimao yang dilaksanakan pada ritual Famatö Harimao
Maenamölö : Sekumpulan masyarakat beberapa kampung yang
memiliki hubungan darah dalam satu garis keturunan leluhur yang sama bernama Mölö di wilayah Kabupaten Nias Selatan Kepulauan Nias.
Maniamölö : Tanda peringatan bagi Mölö untuk mengenang masa lalu di Sifalagö Gomo tempat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan.
Lawindra : Nama suatu kampung tertua di kepulauan Nias, seperti desa Lawindra di Kecamatan Majinö, Lawindra di Kecamatan Umbunasi, desa Lawindra di pulau Lawindra yang terdapat di wilayah Kecamatan Tello, desa Lawindra di Kecamatan Gunungsitoli Barat. Pengertian lainnya adalah tempat pembaringan, peristrahatan yang
kekal bagaikan padang yang berumput hijau, air yang tenang, tempat menyegarkan jiwa, tempat jalan yang benar.
Lasara : Dewa pelindung.
Tanö Niha : Pulau Nias
Ono Niha : Anak Manusia, Orang Nias
27 September 1865 : Hari Jubellium (berita injil, keselamatan) yang diperingati setiap tahun oleh seluruh denominasi gereja dipenjuru kepulauan Nias.
Ono Mbanua : Penduduk yang sederhana dan tergolong merdeka. Ono Mbanua merupakan representasi Lature Danö. Ono mbanua terdiri dari Si’ila dan Sato
Ono Mönö : Secara geografi berada di Hilifaedo pinggir hulu sungai Dömba di diantara kampung Hilimondregeraya, Hilifalagö, Hilinamöja’ua, Hilifarono. Kampung tersebut sudah ditinggalkan dan hingga kini menjadi semak belukar. Di sinilah pertama sekali Lalu membangun peradabannya dan pada akhirnya ia disebut leluhur Öri (negeri) Ono Lalu.
Owasa : Suatu upacara adat masyarakat suku Nias, seperti pesta kelahiran, pernikahan, kematian, menaikkan status sosial dan sebagainya yang bertujuan untuk memperoleh kehormatan di tengah-tengah masyarakat.
Sato : Lapisan masyarakat yang memegang peranan aktif dalam menjaga benteng pertahanan dan keamanan kampung dalam menghadapi agresi musuh dari luar serta memelihara hubungan yang harmonis terhadap lingkungan dimanapun ia berada.
Sawuyu : Orang-orang yang menduduki lapisan paling bawah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah melanggar hukum adat, kalah dalam perang, korban penculikan. Kaum budak, terdiri dari: Sondrara hare, Hölitö, Binu.
Si’ila : Lapisan masyarakat terkemuka diantara status Sato yang memegang peranan aktif dalam pelaksanaan orahua (musyawarah) terkait kemaslahatan dalam program kelangsungan komunitas suatu kampung.
Silewe Nazarata : Dewa penghubung antara Inada Samihara Luo dengan Lature Danö.
Siraha : Patung yang bercabang dua. Dalam pengesahan
Fondrakö patung tersebut berfungsi sebagai tempat untuk menghukum sekaligus tempat untuk menuturkan segala hasil musyawarah Fondrakö.
Si’ulu : Golongan masyarakat yang berkuasa mutlak untuk memerintah seluruh warga di kampung secara turun-temurun dimana pengukuhannya hanya dapat
dilaksanakan melalui upacara Owasa. Keberadaan Si’ulu adalah sebagai representasi Inada Samihara Luo, penggagas dan yang mendirikan kampung, sebagai teladan yang baik bagi seluruh warga di kampung, setiap perselisihan yang terjadi di masyarakat harus mampu menetralisasikannya, tidak bertindak otokrasi dalam kepemimpinannya, segala kebijakan harus dilakukan secara musyawarah mufakat.
Sondrara hare : Orang-orang yang telah melanggar hukum adat dan tidak mampu membayar denda.
Tanoi : Suatu öri (negeri) yang terletak di wilayah Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kabupaten Nias. di tempat inilah Mölö leluhur Maenamölö dikuburkan.
Teteholi Ana’a : Langit lapisan ke sembilan, tempat dewa pencipta bertahta, rahim sang ibu, suatu negeri yang sangat indah dan permai. Disanalah Sirao Uwu Jihönö bertahta. Raja tersebut memiliki tiga orang permaisuri dan masing-masing dikaruniai tiga orang anak laki-laki. Permaisuri yang pertama adalah bernama Mburutio Rao Gawe Zihönö. Anaknya laki-laki bernama Baewadanö, La’indrö Lai Sitambaliwö, Balugu Luo Mewöna. Permaisuri yang kedua adalah bernama Nawaöndru Ere Gowasa. Anaknya laki-laki bernama Lasoro Gae Sitölu
Ndraha, Gözö Tuuha Zangaröfa, Hia Walani Adu. Permaisuri yang ketiga adalah bernama Zi’adulo Rao Ana’a. Anaknya laki-laki bernama Lahari Sofusö Kara, Daeli Bagabölö Lani, Lulu Hada Ana’a.
LAMPIRAN
Etnografi Masyarakat Öri Maenamölö
SKETS
Sirao
Lahari Daeli Hulu
Mburutio Rao Ana’a
Mölö Jinö
Telau
Lalu Tuha Ene
Boto Bawa Mata Ikhu Talina Tana Ahe Tara Hia = Samihara Luo
Hia La’indrö Luomewona Laso Gözö La’indrö
Nawaöndru Ee Gowasa Mburutio Rao
Struktur Pemerintah Kolonial Belanda
Goverrnment Sumatera Westksest
Residentis Tapanuli
Afdeeling Nias
Onder Afdeeling Nias Selatan Onder Afdeeling Nias Onder Afdeeling Nias Utara
Distric (Öri) Distric (Öri)
Distric (Öri)
Struktur Pemerintahan Jepang Di Kepulauan Nias
Assistant Resident (Panglima Tentara Angkatan Laut)
Kepala Negeri (Tuhenöri) Kampung (Banua) Kampung (Banua) Kampung (Banua) Kampung (Banua)
Struktur Pemerintahan Republik Indonesia
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara
Pemerintah Daerah Tingkat I I Kabupaten Nias
Kecamatan Sirombu Kecamatan Lahewa Kecamatan Telukdalam
Struktur Masyarakat Maenamölö --- --- Balö Ji’ulu/ Si’ulu Sima’awali Ere Fatuwusö Jato (Si’ila Samagurui) Tambalina (Si’ila Sifelendrua)
Fatuwusö Ndra Ama (Si’ila Sitölu nafulu)
Balö Niha Si’ulu Samuhe Tuka Nomo Tuka Dofao Tuka Gana’a Tuka Mialu Tuka Nowo
Balö Mo’ama Balö Gana Balö Nafulu Sambua Mo’ama Gana Nafulu Balö Jamuru Telaumbanua Bohalima
Balö Jamu’i Dödölala Kabölö- Kabera Ere Börönadu Ere Hoho Ere Döröu dan lain-lain Sato Fadölö
Sato Fadölö Sato Fadölö Sato Fadölö Sato Fadölö
Sawuyu Sawuyu Sawuyu