• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN V SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA LAMPIRAN V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN V SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA LAMPIRAN V"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN V

PEMBELIAN DAN PENJUALAN SBN SECARA OUTRIGHT DARI BANK INDONESIA DI PASAR SEKUNDER ... 2 I. CONTOH PERHITUNGAN PEMENANG LELANG PENJUALAN SBN .... 2 II. CONTOH PERHITUNGAN PEMENANG LELANG PEMBELIAN SBN .... 3 III. PERHITUNGAN HARGA SETELMEN PEMBELIAN/PENJUALAN SBN . 4 A. Rumus perhitungan Harga Setelmen per unit: ... 4 B. Contoh perhitungan Harga Setelmen per unit: ... 5

LAMPIRAN V

SURAT EDARAN BANK INDONESIA

NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 PERIHAL

(2)

2

PEMBELIAN DAN PENJUALAN SBN SECARA OUTRIGHT DARI BANK INDONESIA DI PASAR SEKUNDER

I. CONTOH PERHITUNGAN PEMENANG LELANG PENJUALAN SBN SOR dan Multiple Yield untuk SUN INDOGB 29 09/14

Target Indikatif : Rp1,5 Triliun Target Yield : 8,405% (99,80%) Rincian Penawaran:

Jumlah penawaran yang masuk melebihi target indikatif, maka tidak semua peserta memenangkan lelang. Pemenang lelang ditentukan sebagai berikut:

1. Pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran dengan yield yang sama atau lebih kecil dari SOR (Stop Out Rate) yaitu 8,405% (harga = 99,80%). Dengan demikian pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran yield yang sama dengan dan lebih kecil dari 8,405%, yaitu peserta 1 s.d. peserta 8;

2. Peserta 4 s.d. peserta 8 memenangkan lelang secara proporsional sesuai bobot jumlah penawaran masing-masing dibandingkan jumlah penawaran untuk yield 8,405%. Rincian jumlah yang dimenangkan secara proporsional dapat dilihat pada tabel di atas. Contoh perhitungan untuk nilai nominal yang dimenangkan peserta 4 adalah sebagai berikut:

Peserta 4 = (50 : (1.650 - 350)) x (1.500 - 350) = Rp44 miliar. Nominal (Rp Miliar) Kumulatif (Rp Miliar) Kumulatif (%) Yield (%) Price (%) RRT Yield (%) RRT Price (%) Nominal Dimenangka n (Rp Miliar) Kumulatif (Rp Miliar) 1. 100,00 100,00 5,00 8,35 99,90 8,35000 99,90000 100,00 100,00 2. 150,00 250,00 12,50 8,35 99,90 8,35000 99,90000 150,00 250,00 3. 100,00 350,00 17,50 8,35 99,90 8,35000 99,90000 100,00 350,00 4. 50,00 400,00 20,00 8,41 99,80 8,35688 99,88750 44,23 394,23 5. 400,00 800,00 40,00 8,41 99,80 8,38094 99,84375 353,85 748,08 6. 500,00 1.300,00 65,00 8,41 99,80 8,39019 99,82692 442,31 1.190,38 7. 250,00 1.550,00 77,50 8,41 99,80 8,39258 99,82258 221,15 1.411,54 8. 100,00 1.650,00 82,50 8,41 99,80 8,39333 99,82121 88,46 1.500,00 9. 200,00 1.850,00 92,50 8,42 99,70 8,39628 99,80811 0 1.500,00 10. 150,00 2.000,00 100,00 8,42 99,70 8,39810 99,80000 0 1.500,00 Penawaran Hasil No II. Contoh …

(3)

3

II. CONTOH PERHITUNGAN PEMENANG LELANG PEMBELIAN SBN

SOR dan Multiple Yield untuk SUN INDOGB 12 10/10 Target Indikatif : Rp 1,5 Triliun

Target Yield : 8,405% (99,80%) Rincian Penawaran:

Jumlah penawaran yang masuk melebihi target indikatif, maka tidak semua peserta memenangkan lelang. Pemenang lelang ditentukan sebagai berikut:

1. Pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran dengan yield yang sama atau lebih besar dari SOR (Stop Out Rate) yaitu 8,405% (harga = 99,80%). Dengan demikian pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran yield yang sama atau lebih besar dari 8,405%, yaitu peserta 1 s.d. peserta 7;

2. Peserta 5 s.d. peserta 7 memenangkan lelang secara proporsional sesuai bobot jumlah penawaran masing-masing dibandingkan jumlah penawaran untuk yield 8,405%. Rincian jumlah yang dimenangkan secara proporsional dapat dilihat pada tabel di atas. Contoh perhitungan untuk nilai nominal yang dimenangkan peserta 5 adalah sebagai berikut:

Peserta 5 = (400 : (1.650 – 500)) x (1.500 – 500) = Rp348 miliar. Nominal (Rp Miliar) Kumulatif (Rp Miliar) Kumulati f (%) Yield (%) Price (%) RRT Yield (%) RRT Price (%) Nominal Dimenangkan (Rp Miliar) Kumulatif (Rp Miliar) 1. 100,00 100,00 5,00 8,42 99,70 8,42057 99,70000 100,00 100,00 2. 200,00 300,00 15,00 8,42 99,70 8,42057 99,70000 200,00 300,00 3. 150,00 450,00 22,50 8,42 99,70 8,42057 99,70000 150,00 450,00 4. 50,00 500,00 25,00 8,42 99,70 8,42057 99,70000 50,00 500,00 5. 400,00 900,00 45,00 8,41 99,80 8,41365 99,74444 347,83 847,83 6. 500,00 1.400,00 70,00 8,41 99,80 8,41056 99,76429 434,78 1.282,61 7. 250,00 1.650,00 82,50 8,41 99,80 8,40972 99,76970 217,39 1.500,00 8. 100,00 1.750,00 87,50 8,35 99,90 8,40631 99,77714 0 1.500,00 9. 150,00 1.900,00 95,00 8,35 99,90 8,40186 99,78684 0 1.500,00 10. 100,00 2.000,00 100,00 8,35 99,90 8,39927 99,79250 0 1.500,00 Hasil No Penawaran III. PERHITUNGAN …

(4)

4

III. PERHITUNGAN HARGA SETELMEN PEMBELIAN/PENJUALAN SBN

A. Rumus perhitungan Harga Setelmen per unit:

1. Dalam hal SUN berupa Obligasi Negara dengan Kupon (termasuk ORI) Ps = P + AI dimana,     × × −                       + × +                       + =

=      +       + E a n c N n i 1 n c N n i 1 N P F 1 k E d 1 -k E d 1 -F E a n c N AI= × ×

2. Dalam hal SUN berupa Obligasi Negara tanpa kupon (zero coupon bond)

3. Dalam hal SUN berupa SPN

+

=

365

D

x

i

1

N

Ps

dimana,

Ps = Harga Setelmen per unit N = Nilai nominal SUN per unit

AI = Bunga Berjalan (accrued interest) per unit SUN c = Tingkat kupon (coupon rate) dalam persentase i = Imbal hasil sampai jatuh tempo (yield to maturity)

dalam persentase sampai dengan 5 (lima) desimal n = Frekuensi pembayaran kupon dalam setahun D = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang

dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo a = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang

dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal setelmen

d = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen sampai dengan tanggal pembayaran

(

)

365 D

i

1

N

Ps

+

=

kupon …

(5)

5

kupon berikutnya

E = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana pelaksanaan setelmen terjadi

F = Jumlah frekuensi pembayaran kupon yang tersisa dari tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo

k = 1, 2, 3, …, F

B. Contoh perhitungan Harga Setelmen per unit:

1. SUN berupa Obligasi Negara dengan Kupon (termasuk ORI) Pada tanggal 14 Juli 20XX dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual Obligasi Negara dengan nilai nominal per unit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dengan kupon sebesar 12,125% (dua belas koma seratus dua puluh lima persen) per tahun.

Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 20XX dan kupon dibayarkan di belakang pada tanggal 15 Februari dan 15 Agustus setiap tahunnya.

Jika yield yang ditawarkan sebesar 8,21000% (delapan koma dua puluh satu ribu persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 14 Juli 20XX, maka harga setelmen per unit SUN dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

N = Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah)

c = 12,125% (dua belas koma seratus dua puluh lima persen)

i = 8,21000% (delapan koma dua puluh satu ribu persen)

n = 2 (dua) kali dalam satu tahun (semi annually) yaitu setiap tanggal 15 Februari dan 15 Agustus

a = 149 (seratus empat puluh sembilan) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon (16 Februari 20XX) sampai dengan tanggal setelmen (14 Juli 20XX)

d = 32 (tiga puluh dua) hari yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu hari) sesudah tanggal setelmen (15 Juli 20XX) sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya (15 Agustus 20XX)

E = 181 (seratus delapan puluh satu) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana pelaksanaan setelmen terjadi (16 Februari 20XX sampai dengan 15 Agustus 20XX)

F = 4 (empat) kali, yaitu jumlah pembayaran kupon yang tersisa dari tanggal setelmen sampai dengan tanggal …

(6)

6

tanggal jatuh tempo k = 1, 2, 3,…, F

Harga bersih per unit dihitung sebagai berikut :  =  Rp1.000.000 (1 + ,%      +      Rp1.000.000  12,125%2 1 + 8,21%2      ! " # # # $ − &Rp1.000.000 x 12,125%2 149181* = Rp880.027,69 + Rp226.910,54 – Rp49.906,77 = Rp1.057.031,45

Dimana bunga berjalan (accrued interest) per unit dihitung sebagai berikut:

AI = Rp1.000.000 x 12,125%/2 x 149/181 = Rp49.906,77

Harga Setelmen per unit dihitung sebagai berikut: Ps = P + AI

= Rp1.057.031,45 + Rp49.906,77 = Rp1.106.938,22

= Rp1.106.938,00

Jadi Harga Setelmen per unit SUN setelah dibulatkan adalah sebesar Rp1.106.938,00 (satu juta seratus enam ribu sembilan ratus tiga puluh delapan rupiah).

2. SUN berupa Obligasi Negara tanpa kupon (zero coupon bond)

Pada tanggal 14 Juli 20XX dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual Obligasi Negara dengan nilai nominal per unit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 20XX. Jika yield yang ditawarkan sebesar 12,50000% (dua belas koma lima persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 14 Juli 20XX, maka harga setelmen per unit Obligasi Negara dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

N = Rp1.000.000,00 i = 12,50000%

D = 581 (lima ratus delapan puluh satu) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen (15 Juli 20XX) sampai dengan tanggal jatuh tempo (15 Februari 20XX) Ps = - Rp1.000.000 (1 + 12,50000%. / 0/1 Ps = Rp829.041,74 = Rp829.042,00 3. SUN …

(7)

7

3. SUN berupa SPN

Pada tanggal 14 Juli 20XX dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual SPN dengan nilai nominal per unit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). SPN ini jatuh tempo pada tanggal 18 Maret 20XX. Jika yield yang ditawarkan sebesar 12,00000% (dua belas persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 14 Juli 20XX, maka harga setelmen per unit SPN dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

N = Rp1.000.000,00 i = 12,00000%

D = 248 (dua ratus empat puluh delapan) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen (14 Juli 20XX) sampai dengan tanggal jatuh tempo (19 Maret 20XX) Ps = - Rp1.000.000 1 + (12,00000%  2483651 Ps = Rp924.612,42 = Rp924.612,00 KEPALA DEPARTEMEN PENGELOLAAN MONETER, FILIANINGSIH HENDARTA

Referensi

Dokumen terkait

No Kegiatan Nama Paket Jenis Volume Pagu

Data D2 yang tidak masuk pada D3 Serdos Ge lombang 20150 3 ini akan dice k kem bali pada database di PDPT untuk penyusunan data D3 Ser dos selanjutnya.. PT dapat mengusulkan dosen

Data D2 yang tidak masuk pada D3 Serdos Ge lombang 20150 3 ini akan dice k kem bali pada database di PDPT untuk penyusunan data D3 Ser dos selanjutnya.. PT dapat mengusulkan dosen

Dengan in kami mengundang saudara untuk mengikuti Pembuktian Kualifikasi Pengadaan Jasa Konsultan dengan Sistem Seleksi Sederhana untuk :. Perencanaan Normalisasi Tanggul Sungai

Simpulan didasarkan atas pernyataan generalisasi yang berlaku umum dan pernyataan khusus Tidak menerima generalisasi dari hasil observasi seperti penalaran induktif.. Seminar

Tujuan yang ingin dicapai adalah hasil tangkapan maksimum nelayan, pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap yang lestari (kelompok ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar dan

Perbuatan yang dilarang di dalam Pasal 72 Ayat (1) di atas adalah sengaja melanggar hak cipta atas suatu ciptaan karena tanpa izin pencipta/pemegang hak

Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun jambu biji semakin besar daya hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.. Kata kunci : Streptococcus mutans,ekstrak