• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di hutan rakyat kayu bawang yang terdapat di tiga Desa, yaitu Desa Pasar Pedati di Kabupaten Bengkulu Tengah, Desa Sawang Lebar dan Desa Dusun Curup di Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Maret sampai April 2010.

Bahan dan Alat

Bahan atau obyek dalam penelitian ini adalah tegakan kayu bawang pada 25 petak ukur penelitian yang berukuran 30 m x 30 m. Petak ukur terdiri dari tiga pola tanam yaitu agroforestri kayu bawang dikombinasikan dengan tanaman semusim, agroforestri kayu bawang dikombinasikan dengan kopi, dan agroforestri kayu bawang dikombinasikan dengan kopi dan karet, tali raffia, plastik 1 kg, label sampel tanah, nomor sampel tanah.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global

Positioning System), pita ukur, clinometer, hagameter, kompas, parang, meteran

gulung 50 meter, ring sample, peti penyimpanan ring, cangkul, lux meter, timbangan, oven, ballpoint OHP Fine, tally sheet, kamera digital, alat-alat tulis, kuisioner penelitian serta seperangkat komputer dengan program-program pengolah data seperti Microsoft Office Excel, SExI-FS (Spatially Explicit

Individual-based Forest Simulator) dan Minitab 15.

Pengumpulan Data Data Vegetasi

Pengukuran dilakukan pada setiap petak ukur penelitian yang digunakan, yaitu pada tanaman budidaya (kayu bawang, pisang, kopi dan karet) dan tumbuhan bawah (rumput, ilalang, semak dan herba lainnya). Data yang dikumpulkan pada tanaman budidaya adalah jenis, diameter (cm) dan tinggi (m). Data-data hasil pengukuran akan digunakan untuk menghitung luas bidang dasar,

(2)

volume, riap volume dan biomassa. Gambaran masing-masing pola tanam dibuat profil tegakan menggunakan SExI-FS (Spatially Explicit Individual-based Forest

Simulator). Pada setiap petak ukur dibuat pula sub-petak berukuran 1 m x 1 m

sebanyak 3 buah, untuk risalah tumbuhan bawah dilakukan dengan memanen seluruhnya dalam sub-petak 1 m x 1 m tersebut. Selanjutnya diambil sampel sebanyak ± 200 gram dari masing-masing tumbuhan bawah tersebut untuk dianalisis di laboratorium. Desain petak penelitian disajikan pada Gambar 3.

Keterangan:

P x L = petak ukur berukuran 30 m x 30 m untuk tanaman budidaya P’ x L’ = sub-petak berukuran 1 m x 1 m untuk tumbuhan bawah

Gambar 3. Desain petak penelitian

Data Kondisi Tempat Tumbuh

Data kondisi tapak yang dikumpulkan berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder meliputi data suhu, kelembaban udara dan curah hujan yang diperoleh dari BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu. Sedangkan data primer berupa topografi, intensitas cahaya dan sifat tanah.

1. Pengamatan topografi dan intensitas cahaya

Pengamatan topografi meliputi kelerengan, arah lereng, letak geografis, dan ketinggian di atas permukaan laut pada setiap petak ukur yang dibuat dengan

L

P’

L’

(3)

menggunakan clinometer dan GPS (Global Positioning System). Intensitas cahaya (keterbukaan kanopi) diukur menggunakan lux meter.

2. Pengambilan contoh tanah

Pengambilan contoh tanah dilakukan pada kedalaman 0 – 20 cm, dengan cara mengambil dari tiga titik yang masih berada di dalam petak ukur, kemudian dicampurkan. Selanjutnya contoh tanah tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik sebanyak 1 kg dan diberi label sesuai lokasinya. Di samping itu, dilakukan pengambilan contoh tanah utuh dengan ring sample untuk analisis sifat fisik tanah. Contoh tanah dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, meliputi sifat fisik (kandungan liat, debu, pasir dan bulk density) dan sifat kimia (pH, C-organik tanah, N-total tanah, bahan organik, KTK dan KB) serta jenis tanah. Metode analisisnya disajikan pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1 Sifat-sifat tanah yang dianalisis dan metode yang digunakan

No Sifat-Sifat Tanah Metode Analisis

1 Tekstur tanah Hydrometer

2 Bulk density (g/cm3) Bobot kering per volume (ring sampel)

3 pH-H2O pHmeterelektrolisis

4 C-organik (%) Walkey dan Black

5 N-total Kjeldahl

6 KTK Destilasi

Data Perlakuan Silvikultur Kayu Bawang yang telah dilakukan Masyarakat

Pengumpulan data perlakuan silvikultur yang telah dilakukan masyarakat dilakukan melalui studi literatur dan wawancara semi terstruktur dengan snowball

sampling (Bungin 2001). Wawancara berupa tanya-jawab sistematis meliputi:

perlakuan silvikultur (pengadaan benih, pengadaan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan), perdagangan, pemanfaatan kayu dan non kayu.

(4)

Pengolahan Data Kerapatan Tegakan

1. Jumlah pohon per hektar

Jumlah pohon per hektar adalah jumlah pohon per petak ukur dibagi dengan luas petak ukur dilakukan sebagai berikut:

Ket : N = jumlah pohon per hektar

N = jumlah pohon dalam petak ukur Lp = luas petak ukur (ha)

2. Luas bidang dasar (LBDS)

Luas bidang dasar seluruh tanaman diperoleh dari jumlah luas bidang dasar individu tanaman dalam petak ukur dibagi dengan luas petak ukur dilakukan sebagai berikut:

dan Ket : Di = diameter tanaman ke-i (cm)

B = luas bidang dasar seluruh tanaman (m2/ha) Bi = luas bidang dasar tanaman ke-i (m2)

n = jumlah tanaman dalam petak ukur Lp = luas petak ukur (ha)

Volume tegakan

Volume tegakan diperoleh dari jumlah volume individu pohon dalam petak ukur dibagi dengan luas petak ukur dilakukan sebagai berikut:

Volume individu pohon dalam petak ukur diperoleh dengan persamaan penduga volume kayu bawang yang disusun oleh Sumadi et al. (2007):

p

L

n

N

/

n i p i L B B 1 / 10000 4 / 2 i i D B p n i i L V V / 1 769 , 0 13 , 2 0000501 , 0 i i i D H V

(5)

Ket : Di = diameter pohon ke-i (cm)

Hi = tinggi total pohon ke-i (m)

V = volume tegakan (m3/ha)

Vi = volume pohon ke-i hingga diameter ujung 10 cm dengan kulit (m3)

n = jumlah pohon dalam petak ukur Lp = luas petak ukur (ha)

Riap Volume Tegakan

Riap rata-rata tahunan dihitung dengan cara membagi volume yang dihasilkan pada umur tertentu dengan umur tegakan tersebut, dilakukan sebagai berikut:

Ket : VA = volume tegakan pada umur tertentu (m3/ha)

A = umur tegakan (tahun)

Pengukuran biomassa tanaman budidaya dan tumbuhan bawah

1. Biomassa tanaman budidaya

Penghitungan biomassa tanaman kayu bawang menggunakan rumus sebagai berikut:

W = V x Bj

Ket : V = volume tanaman kayu bawang (m3)

Bj = berat jenis tanaman kayu bawang (0.56 g/cm3) W = biomassa tanaman kayu bawang (kg)

Biomassa tanaman pisang, kopi dan karet menggunakan persamaan alometrik sebagai berikut:

Tabel 2 Persamaan alometrik penduga biomasaa tanaman pisang, kopi dan karet

No Jenis Persamaan Sumber

1 Pisang W = 0,03D2,13 Van Noordjwik et al. (2002)

2 Kopi W = 0,281D2,06 Van Noordjwik et al. (2002)

3 Karet W = 0,095D2,62 Indrawan (1999)

Ket : D = diameter (0,5 m dari permukaan tanah) tanaman pisang dan kopi, diameter (dbh) tanaman karet (cm), W = biomassa tanaman pisang, kopi dan karet (kg)

Total biomassa tanaman menggunakan rumus:

A V Riap A/ n i p t L 1 i / W W

(6)

Ket : Wi = biomassa tanaman ke-i (kayu bawang, pisang, kopi dan karet) (kg)

Wt = total biomassa tanaman per petak ukur (kg/ha)

Lp = luas petak ukur (ha)

2. Biomassa tumbuhan bawah

Sampel tumbuhan bawah yang dibawa ke laboratorium dengan berat basah contoh (BBc) sebanyak ± 200 gram kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 80 ºC selama 48 jam. Setelah selesai di oven, contoh sampel tersebut kemudian dilakukan pengukuran meliputi pengukuran kadar air, berat kering dan biomassa tumbuhan bawah.

Menurut Haygreen dan Bowyer (1989), perhitungan kadar air menggunakan rumus: % KA = BBc – BKc x 100 % BKc BK = BB 1 + % KA 100 Untuk menghitung biomassa tumbuhan bawah dapat digunakan rumus:

BM = BK x 10/Lp

Ket :

BBc = berat basah contoh (g) BKc = berat kering contoh (g) BK = berat kering (g)

BB = berat basah (g)

% KA = persen kadar air BM = biomassa (kg/ha) Lp = luas petak ukur (m2)

Analisis Data

Perlakuan silvikultur kayu bawang yang telah dilakukan masyarakat

Data-data yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah uraian secara verbal terhadap data-data hasil penelitian yang ditujukan untuk penjelasan agar mudah dipahami, dimana data kualitatif dapat berupa tabel, kalimat atau gambar.

Hubungan antara faktor-faktor tempat tumbuh terhadap produktivitas kayu bawang

Hubungan antara faktor-faktor tempat tumbuh terhadap produktivitas kayu bawang dapat dilakukan dengan principal component analysis (PCA) (Johnson & Wichern 1988) menggunakan program Minitab 15.

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran “image body size” dilakukan dengan cara membuka program Proscrustes TPSutil dan TPSdigg2 (Rohlf 1999) menggunakan komputer dan menyisipkan (insert)

Pemegang roda terdiri dari beberapa bagian yaitu poros roda, baja kanal dudukan engsel 4 batang penghubung, dan plat baja penguat. Poros roda dibuat dari baja poros bahan SC-45

Pengukuran meliputi kondisi cuaca sekitar greenhouse dan iklim mikro di dalam greenhouse, yaitu meliputi pengukuran radiasi matahari (W/m 2 ), suhu udara di dalam dan suhu

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga kesuburan tanah supaya dapat digunakan terus menerus untuk budidaya kentang, memberikan pupuk untuk menunjang pertumbuhan

Parameter yang diamati dalam pengukuran pohon terbaik pada kondisi drainase baik adalah tinggi, diameter batang, jumlah cabang, dan jumlah ruas.. Pengukuran dilakukan pada

Panjang telinga (PTl), diukur jarak antara pangkal daun telinga sampai titik ujung telinga dengan mistar ukur (satuan dalam cm).. Lebar telinga (LTl), diukur jarak antara dua

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan batas atas dan bawah untuk setiap variabel yang dikaji, adapun variabel yang dikaji yaitu konsentrasi jeruk

Setelah itu, kayu apu (Pistia stratiotes) diaklimatisasi dalam air PDAM selama 6 hari untuk mengetahui kualitas air yang digunakan sebagai pelarut dalam limbah