PERLINDUNGAN PASIEN RENTAN TRHADAP KEKERASAN PERLINDUNGAN PASIEN RENTAN TRHADAP KEKERASAN
BAB I BAB I DEFINISI DEFINISI A.
A. PePendndahahululuauann Ko
Konsnsep ep papasisien en rerentntan an ((vulnevulnerable rable patienpatient t ) ) titidadak k terterlelepapas s dadari ri kokonsnsepep pasien
pasien dengan dengan pengertian pengertian rentan rentan menjadi menjadi sakit. sakit. Konsep Konsep pasien pasien rentan rentan padapada dasarnya mengacu pada konsep risiko, yaitu risiko seseorang yang saat ini dasarnya mengacu pada konsep risiko, yaitu risiko seseorang yang saat ini ti
tidadak k saksakit it dadan n di di kekemumudidian an hahari ri akakan an jajatutuh h memenjnjadadi i saksakitit, , yayang ng dadapapatt men
menuruurunkankan n derderajaajat t keskesehaehatan tan mermereka. eka. Hal Hal ini ini seirseiring ing dendengan gan lanslansia ia yanyangg akan mengalami kondisi penurunan fungsi tubuh akibat berbagai perubahan akan mengalami kondisi penurunan fungsi tubuh akibat berbagai perubahan yang tejadi. Masalah penyakit degeneratif sering menyertai lansia dan bersifat yang tejadi. Masalah penyakit degeneratif sering menyertai lansia dan bersifat kroni
kronis s beserta multi beserta multi patolopatologis gis (Depk(Depkes, es, 2!2!). ). MayoriMayoritas tas indi"indi"idu idu lansialansia me
mengngalalamami i kokondndisisi i pepenynyakakit it krkrononis is yayaititu u sesebebesasar r #$#$% % dadan n kokondndisisii ketidakmampuan lainnya (&llender
ketidakmampuan lainnya (&llender ' pradley, 2).' pradley, 2).
*eberapa karakteristik yang berhubungan dengan kelemahan yang dialami *eberapa karakteristik yang berhubungan dengan kelemahan yang dialami oleh lansia yaitu adanya kondisi penurunan kesehatan fisik dan kesehatan oleh lansia yaitu adanya kondisi penurunan kesehatan fisik dan kesehatan men
mental, tal, stastatus tus sossosial ial ekoekonomnomi i yanyang g renrendahdah, , adaadanya nya isoisolasi lasi sossosial ial karkarenaena ketidakmampuan dan peningkatan jangka +aktu menerima pelayanan rumah ketidakmampuan dan peningkatan jangka +aktu menerima pelayanan rumah saki
sakit t sertserta a penpeningingkatkatan an penpengelgeluaruaran an biabiaya ya untuntuk uk penpengobgobatan atan mermerupaupakankan faktor risiko (pringhouse, 22). isiko yang berkaitan dengan kondisi fisik faktor risiko (pringhouse, 22). isiko yang berkaitan dengan kondisi fisik dan penyakit
dan penyakit yang dialami oleh yang dialami oleh lansia menyebablansia menyebabkan kan lansia dikatagolansia dikatagorikanrikan sebagai populasi penerima jasa layanan kesehatan (Miller, !##). Dari sebagai populasi penerima jasa layanan kesehatan (Miller, !##). Dari 2,- juta
juta lansia lansia yang yang mengalami mengalami ketidakmampuan ketidakmampuan karena karena penyakit penyakit kronis,kronis, setengahnya dira+at dirumah sakit (Mauk, 2!). tanhope dan ancaster setengahnya dira+at dirumah sakit (Mauk, 2!). tanhope dan ancaster
! !
(2$) menjelaskan bah+a untuk pelayanan kesehatan pada populasi lansia dilaporkan telah menggunakan biaya sebesar $% tahun !##/.
esuai jenis kelamin dan perbedaan umum pasien perempuan dan usia anak0anak lebih sering memiliki tingkat ketergantungan serta risiko terjadi kekerasan 1 mendapatkan respon kekerasan dengan penyebab kematian. *erdasarkan data hasil sur"ei terhadap perempuan dan anak pada tahun 2/ yang diselenggarakan oleh * menghitung pre"alensi kekerasan terhadap perempuan -,3% (n4!) dan kekerasan anak -,2%.
B. Pengertian
elayanan pasien rentan, lanjut usia, anak0anak dengan ketergantungan bantuan dan risiko kekerasan memiliki pengertian yang diuraikan sebagai berikut
!. isiko adalah kondisi dimana terjadi peningkatan keadaan lansia untuk mendapatkan akibat dari penurunan fungsi. Kondisi yang dimaksud seperti kondisi berisiko karena adanya penyakit tindakan pengobatan, lingkungan, gaya hidup, sistem pendukung, keadaan psikologik dan sikap yang mencerminkan kurangnya pengetahuan (Miller, !##). Menurut Hitchcock, chubert dan 5homas (!###) banyak faktor risiko yang dapat ditampakkan oleh indi"idu lansia sehingga dinyatakan sebagai populasi yang berisiko.
2. asien rentan (vulnerable patients) dapat diartikan sebagai indi"idu yang memiliki risiko akan menjadi sakit (secara sudut pandang kesehatan tidak
mampu memenuhi kebutuhan dasar fisik terhadap kesehatannya) akibat berbagai peristi+a yang mereka alami.
-. anjut usia
ansia (lanjut usia) adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, keji+aan dan sosial (66 7o2- 5ahun !##2
tentang kesehata). engertian dan pengelolaan lansia menurut 6ndang0 6ndang epublik 8ndonesia 7omor !- 5ahun !##9 tentang lansia sebagai berikut
a. ansia adalah seseorang yang telah mencapai usia / tahun keatas b. ansia usia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa
c. ansia tak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain
$. &nak0anak
&nak merupakan indi"idu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0! tahun) usia bermain1toddler (!02, tahun), pra sekolah (2,0), usia sekolah (0!! tahun) hingga remaja (!!0!9 tahun).
C. Tujuan
5ujuan pelayanan pasien rentan, lansia, anak0anak dan kelompok populasi yang berisiko terjadi kekerasan adalah untuk memberikan guidance 1 panduan
- pelayanan agar dapat memberikan pelayanan terintegrasi dengan semua disiplin ilmu yang memberikan pelayanan kepada pasien sehingga bisa memberikan kontribusi pelayanan yang tidak terkotak0kotak dan menyeluruh.
D. Daar hu!u"
Dasar hukum yang menjadi payung dalam memberikan pelayanan pasien rentan, lansia, anak0anak dan kelompok populasi yang berisiko terjadi kekerasan sebagai berikut
!. 6ndang06ndang no $$ tahun 2# tentang umah akit
2. eraturan Menteri Kesehatan 8 no !21MenKes1er18:123 tentang i;in praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran
-. eraturan Menteri Kesehatan no 2#1MenKes1er188129 tentang ersetujuan 5indakan Kedokteran
$. Keputusan Menteri Kesehatan 8 no !22/1MenKe1K1<8812# tentang edoman enatalaksanaan pelayanan terpadu korban kekerasan terhadap perempuan dan anak di rumah sakit
. eraturan Menteri Kesehatan 8 7o !/#!1MenKes1=1:88812!! tentang Keselamatan pasien rumah sakit
/. eraturan Menteri 7egara emberdayaan erempuan dan erlindungan &nak 8 no / tahun 2!! tentang anduan pencegahan kekerasan terhadap anak di lingkungan keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan 3. eraturan Menteri 7egara emberdayaan erempuan dan erlindungan &nak 8 no !# tahun 2!! tentang edoman pemberdayaan perempuan korban kekerasan
9. eraturan Menteri 7egara emberdayaan erempuan dan erlindungan &nak 8 no 9 tahun 2!2 tentang anduan penguatan kelompok dasa+isma untuk pencegahan dan penanganan dini tindak kekerasan terhadap anak
BAB II
RUANG LINGKUP E. Ling!u# #ela$anan
ingkup pelayanan1 perlindungan yang diberikan sesuai kebutuhan pasien sebagai berikut 4
%. Auhan #aien $ang rentan & 'erii!(
asien yang diberikan asuhan yang termasuk pada katagori rentan meliputi a. asien dengan risiko perilaku kekerasan
erilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. *erdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara "erbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. erilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau ri+ayat perilaku kekerasan. >ontoh pasien dengan perilaku kekerasan adalah pasien amuk dan perilaku bunuh diri.
b. asien dengan penurunan imunitas 1 autoimun
enyakit penurunan imunitas 1 autoimun cenderung menyerang +anita dengan sembilan kali lebih sering dibanding pria, penyakit ini sering mulai pada usia a+itan rata0rata adalah - tahun, dengan angka tertinggi pada populasi bukan kulit putih. 5idak ditemukan adanya hubungan genetik. 5erdapat keterkaitan keturunan yang menunjukkan bah+a predisposisi genetik mungkin berhubungan dengan faktor0 faktor lingkungan atau kerentenan pada "irus tertentu. ?bat0obat tertentu dan makanan (tauge alfalfa) tampak sebagai pencetus a+itan gejala atau memperburuk penyakit yang sudah ada. &bnormalitas hormonal adalah faktor risiko yang mungkin karena telah terpantau
peningkatan insiden selama tahun0tahun membesarkan anak. adiasi ultra"iolet juga merupakan faktor risiko yang mungkin. >ontoh pasien dengan penurunan imunitas seperti @uillain *arr syndrome (@*)
). Auhan #aien lanjut uia dengan !etergantungan 'antuan
ada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa de+asa dan masa tua (7ugroho, !##2). 5iga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ
"ital, sensiti"itas emosional meningkat dan kurang gairah. *atasan lansia menurut Aorld Health ?rgani;ation (AH?) lansia dapat dibagi menjadi $ katagori sebagai berikut !) 6sia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia $ sampai # tahun, 2) anjut usia (elderly) antara / B 3$ tahun, -) anjut usia tua (old) antara 3 B # tahun dan $) 6sia sangat tua ("ery old) di atas # tahun. &suhan dilakukan disesuaikan dengan tingkat ketergantungan pasien usila bersangkutan.
*. Auhan #aien ana! dan auhan #aien ana! dengan !etergantungan &suhan pasien pada anak sudah pasti memerlukan bantuan yang maksimal serta tingkat ketergantungan yang sangat tinggi, apalagi bila
anak tersebut memiliki kebutuhan khusus yang disebabkan oleh kelainan ba+aan secara fisik maupun mental dan penyakit yang diderita semakin meningkatkan ketergantungan mereka yang memerlukan pelayanan beberapa kasus anak yang memerlukan pelayanan sebagai berikut
a. Kelainan fisik seperti cacat ba+aan b. Kelainan mental seperti debil, embisil
c. enyakit risiko yang diturunkan seperti thalasemia
d. enyakit yang didapatkan karena faktor lingkungan seperti infeksi bakteri dan "irus
+. Auhan #(#ulai #aien dengan rii!( !e!eraan haru diidenti,i!ai asien pada populasi ini memiliki risiko mendapatkan perilaku kekerasan yang sama sekali berbeda dengan pasien perilaku kekerasan yang dapat menimbulkan masalah bagi orang lain. asien pada populasi ini dapat dikatagorikan sesuai dengan
a. 6mur pasien b. Cenis kelamin
c. enyakit yang diderita
d. Keadaan fisik yang memungkinkan terjadi risiko menerima bentuk kekerasan fisik dan psikis seperti pada pasien anak0anak dan +anita.
BAB III TATA LAKSANA
F. Pela!anaan #ela$anan
Dalam memberikan pelayanan semua pasien rentan, lanjut usia, anak0anak dengan ketergantungan bantuan dan risiko kekerasan diatas agar sesuai dengan disiplin ilmu yang berbeda menggunakan pendekatan yang berbeda, hal ini perlu dilakukan penyelarasan untuk mengurangi terkotak0kotaknya pelayanan yang menimbulkan ketidak sinambungan pelayanan rumah sakit. 6ntuk itu diperlukan suatu standar yang mengatur pelayanan pada semua lingkup pelayanan diatas seperti4
!. tandar pelayanan kedokteran
2. tandar pelayanan kepera+atan 1 kebidanan -. tandar pelayanan farmasi
$. tandar pelayanan gi;i
. tandar pelayanan fisioterapi
Dimana standar0standar tersebut di buat dalam konsep untuk memberikan pelayanan menyeluruh pada semua pasien rentan, lanjut usia, anak0anak
dengan ketergantungan bantuan dan risiko kekerasan.
tandar0standar pelayanan tersebut akan diatur pelaksanaannya pada masing0 masing profesi yang memberikan pelayanan.
BAB I-DKU/ENTASI G. D(!u"entai #ela$anan
emua pelayanan yang telah diberikan selalu terdokumentasi disesuaikan dengan format dokumentasi pelayanan rumah sakit agar memiliki nilai untuk tanggung gugat dan tanggung ja+ab. elain itu sebagai bagian dari akuntabilitas profesi dan rumah sakit yang telah memberikan pelayanan.
Re,ereni
, 6ndang06ndang no $$ tahun 2# tentang umah akit
, eraturan Menteri Kesehatan 8 no !21MenKes1er18:123 tentang i;in praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran
, eraturan Menteri Kesehatan no 2#1MenKes1er188129 tentang ersetujuan 5indakan Kedokteran
., Keputusan Menteri Kesehatan 8 no !22/1MenKe1K1<8812# tentang edoman enatalaksanaan pelayanan terpadu korban kekerasan terhadap perempuan dan anak di rumah sakit
., eraturan Menteri Kesehatan 8 7o !/#!1MenKes1=1:88812!! tentang Keselamatan pasien rumah sakit
., eraturan Menteri 7egara emberdayaan erempuan dan erlindungan &nak 8 no / tahun 2!! tentang anduan pencegahan kekerasan terhadap anak di lingkungan keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan .., eraturan Menteri 7egara emberdayaan erempuan dan erlindungan &nak 8 no !# tahun 2!! tentang edoman pemberdayaan perempuan korban kekerasan
.., eraturan Menteri 7egara emberdayaan erempuan dan erlindungan &nak 8 no 9 tahun 2!2 tentang anduan penguatan kelompok dasa+isma untuk pencegahan dan penanganan dini tindak kekerasan terhadap anak
&gus ur+adianto 2, Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan Praktis, *inarupa &ksara, Cakarta.
>allahan, *arton, chumaker (!##3), Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan gawat Darurat Medis, *inarupa &ksara, Cakarta.
>arpenito ynda Cuall (2), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik , enerbit *uku Kedokteran =@>, Cakarta.
Decker D. (!##). Social Gerontology an ntroduction to Dinamyc of A ging. ittle *ro+n and >ompany. *oston
Doenges Marilynn (2), !encana Asu"an Keperawatan: Pedoman #ntuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, enerbit *uku
Kedokteran =@>, Cakarta.
@allo, C.C (!##9). $uku Saku Gerontologi %disi &. &liha *ahasa Cames :eldman. =@>. Cakarta
@uyton and Hall (!##3), $uku A'ar: (isiologi Kedokteran, enerbit *uku Kedokteran =@>, Cakarta
Hudak and @allo (!##/), Keperawatan Kritis: Pendekatan olistik , enerbit *uku Kedokteran =@>, Cakarta
Calan, Coyotsna ' Martin a"allion, !### s *ransient Poverty Dfferent+, Aorld *ank, Aashington, D>
ueckenotte.&.@. (!##/). Gerontologic ,ursing . Mosby Eear *ook. Missouri 7ugroho.A. (2). Keperawatan Gerontik . @ramedia. Cakarta
uryadi, &sep ' udarno umarto, 2!. *"e -"ronic Poor. t"e *ransient Poor. and t"e /ulnerable in ndonesia $efore and After t"e -risis, +orking paper, M=6, May