commit to user BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. JAWA POS
1. Sejarah Berdirinya
Harian Jawa Pos adalah surat kabar pagi yang terbit di Surabaya, Jawa Timur. Berdiri pada tanggal 1 Juli 1949. Penerbitnya adalah PT.Perusahaan dan Penerbitan Java Pos yang dipimpin oleh The Chung Sen alias Soeseno Tedjo, seorang WNI keturunan kelahiran Bangka, Sumatra Selatan. Jawa Pos edisi pertama dicetak dengan menggunakan percetakan agil yang terletak di Jalan Kyai Masyur, Surabaya. Dengan penerbitannya PT. Java Post Concern Ltd, yang berada di Jalan Kembang Jepun No.166-167-169 Surabaya, dan merupakan penerbit tertua di Surabaya yang mampu bertahan hingga sekarang.
The Ceung Sen, pada awalnya adalah seorang pegawai perusahaan film di Surabaya, kemudian dia melihat bisnis persuratkabaran sangat
menguntungkan. The Ceung Sen mendapat predikat “Raja Surat Kabar”
dikarenakan dia mendirikan tiga surat kabar. Pertama adalah koran berbahasa Mandarin dengan nama “Chiau Shin Bun”. Kedua adalah koran berbahasa Belanda, “De Vrije Pers”. Dan koran ketiga adalah Jawa Pos, koran berbahasa Indonesia yang berkembang hingga saat ini. Nama Jawa Pos sempat mengalami perubahan ejaan dan tulisan yakni pada Java Post (1949-1954), Djawa Post (1954-1957), berganti lagi menjadi Djawa Pos
(1957-1960). Pergantian nama menjadi Jawa Pos berlangsung sejak 1960 hingga sekarang.
Perkembangan Jawa Pos mengalami pasang surut dengan perkembangan oplah yang tidak stabil. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja. Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu pensiun. Dengan alasan kontrol sosial pada masa orde baru, pers ditekan melalui Peraturan Menteri Penerangan Nomor 01/per/MENPEN/1984 tentang Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Peraturan Menpen selain dimaksudkan untuk embatasi ruang gerak media juga berkaitan dengan pembagian 20% saham kepada wartawan ataupun karyawan media, begitupun halnya dengan Jawa Pos. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos.
Pada tahun 1982, Eric FH Samola, waktu itu adalah Direktur Utama PT Grafiti Pers (penerbit majalah Tempo) mengambil alih Jawa Pos. Dengan manajemen baru, Eric mengangkat Dahlan Iskan, yang sebelumnya adalah Kepala Biro Tempo di Surabaya untuk memimpin Jawa Pos. Eric Samola kemudian meninggal dunia pada tahun 2000. Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 eksemplar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
Lima tahun kemudian terbentuklah Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih
dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997, Jawa Pos pindah ke gedung yang baru berlantai 21, Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya. Tahun 2002 dibangun Graha Pena di Jakarta. Dan, saat ini bermunculan gedung-gedung Graha Pena di hampir semua wilayah di Indonesia.
Tahun 2002, Jawa Pos Group membangun pabrik kertas koran yang kedua dengan kapasitas dua kali lebih besar dari pabrik yang pertama. Kini pabrik itu, PT Adiprima Sura Perinta, mampu memproduksi kertas koran 450 ton/hari. Lokasi pabrik ini di Kabupaten Gresik, hanya 45 menit bermobil dari Surabaya.
Setelah sukses mengembangkan media cetak di seluruh Indonesia, pada tahun 2002 Jawa Pos Grup mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam, Riau TV di Pekanbaru, Fajar TV di Makassar, Palembang TV di Palembang, Parijz van Java TV di Bandung, Radar Cirebon Televisi RCTV di Cirebon Kota Wali.
Memasuki tahun 2003, Jawa Pos Group merambah bisnis baru : Independent Power Plant. Proyek pertama adalah 1 x 25 MW di Kab. Gresik, yakni dekat pabrik kertas. Proyek yang kedua 2 x 25 MW, didirikan di Kaltim, bekerjasama dengan perusahaan daerah setempat.
Pada tahun 2008, Jawa Pos Group menambah stasiun televisi baru: Mahkamah Konstitusi Televisi (MKtv) yang berkantor di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta.
Pada tahun 2009, Jawa Pos Group menambah data center baru: Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang berkantor di Gedung Graha Pena Surabaya.
2. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Jawa Pos
Alamat Redaksi : Gedung Graha Pena, Jalan Ahmad Yani No.88
Surabaya, 60234
Gedung Graha Pena, Jl. Raya Kebayoran Lama 12 Jakarta Telepon : Pusat (031) 8283333 Fax (031) 82855555 URL : http://www.jawapos.com Email : editor@jawapos.com.id Logo Perusahaan : Gambar 2.1 Logo Jawa Pos
3. Struktur Organisasi
Susunan pengurus surat kabar harian Media Indonesia adalah sebagai berikut :
Ombudsmen : Imawan Mansyuri (ketua)
Chairman : Dahlan Iskan
Direktur Utama : Ratna Dewi W.
Direktur : Zainal Muttaqin, Nany Wijaya, Margiono.
Wakil Direktur : Alwi Hamu, Eddy Nugroho, Suharno Basuki.
Pemimpin Redaksi : Rohman Budianto
Redaktur Pelaksana : Fuad Ariyanto, Tofan Mahdi, Taufik Lamade,
Leak Koestiya, Kurniawan Muhammad, Imam
Syafi’i.
Redaktur : Maksum, Muhammad Elman, Ishak Bahri,
Soeparli Djoematmadji, Wahyu Dwi Fintarto, Rukin Firda, Akhmad Zaini, Kholili Indro, Arief Santoso, Amri Husniati.
Asisten Redaktur : Tatang Mahardika, Fathoni P, Nanda, Sidiq
Prasetya, Sholihuddin, Supriyanto, Fathkhur Roziq, Ariyanti Kurnia.
Redaktur Foto : Agus Wahyudi, Yuyung Abdi, Sugeng Deas.
Koordinator Liputan : Baehaqi, Sudjatmiko, Rizki Ekananda.
Grafis : Mochtar, Sugeng, Budiono, Iwan Nurdianto,
4. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi
Pada dasarnya visi yang diemban oleh Jawa Pos tertuang dalam
motto “Selalu Ada Yang Baru”. Motto ini dimaksudkan sebagai upaya
surat kabar Jawa Pos untuk selalu menampilkan sesuatu yang baru, baik dalam bentuk fisik koran maupun materi beritanya. Namun, yang lebih diprioritaskan adalah bahwa isi pesan media harus disampaikan secara teratur berdasarkan kronologis (kejadian), menuliskan terjadinya sebuah peristiwa dalam pengungkapan sebab-musababnya, menyampaikan konsekuensi positif dan negatif dari suatu peristiwa secara proposional dan berimbang serta menjelaskan keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh dari sebuah fenomena yang diangkat.
b. Misi
Sementara misi yang dijalankan Jawa Pos tertuang dalam motto
“Berdasarkan Pancasila Mencerdaskan Bangsa”. Misi ini berkaitan
dengan upaya pencerahan yang dilakukan oleh Jawa Pos sebagai media sarana informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat akan informasi sangat dipahami oleh surat kabar Jawa Pos sebagai sesuatu yang sangat penting, sehingga masyarakat harus dilindungi dari ketersesatan dan bias informasi. Tentunya informasi yang diberikan kepada masyarakat berkaitan dengan visi yang diemban oleh Jawa Pos, seperti informasi yang kronologis,
pengungkapan sebab-musabab dari sebuah peristiwa, menyampaikan dampak positif dan negatif dari sebuah informasi serta menjelaskan keuntungan dan kerugian atas sebuah informasi (fenomena) yang diangkat. Dalam konteks inilah semangat dan nilai-nilai Pancasila harus terintegrasi dengan informasi tersebut, sehingga upaya pencerdasan bangsa dapat berjalan dengan baik dan tidak keluar dari koridor nilai-nilai (Pancasila) yang menjadi way of life bangsa Indonesia.
5. Kebijakan Redaksional
Sebagai media informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, Jawa Pos selalu berusaha untuk dekat sekaligus bisa memahami apa yang diinginkan oleh khalayak pembaca. Untuk itu kebijakan redaksional, Lay Out Cover, distribusi, pelayanan kepada pembaca yang termanivestasi dalam bentuk penyajian berita selalu diupayakan secara maksimal agar bisa berjalan dengan baik. Jawa Pos menyadari bahwa kepuasan pembaca adalah prioritas yang dikedepankan.
Jawa Pos dalam menyajikan setiap berita-beritanya selalu memprioritaskan untuk menjaga aktualitas dan kehangatan informasi. Untuk berita-berita dari daerah Jawa Timur, informasinya lebih lengkap dan terbit paling pagi di wilayah Jawa Timur sendiri dan sekitarnya. Sebagai master
news dari surat kabar Jawa Pos adalah informasi yang berkaitan dengan
menyampaikan berita-berita politik baik pada tingkatan lokal, nasional maupun internasional yang sedang aktual.
Jawa Pos membuka beberapa kantor biro perwakilan di kota-kota besar yang dianggap penting dan perlu, serta menempatkan beberapa koresponden untuk melakukan peliputan di setiap masing-masing daerah perwakilan. Sementara untuk perwakilan (koresponden) yang berada di luar negeri, hasil peliputan dapat dikirim melalui email, fax, pos udara maupun teleks. Sebelum dimuat naskah-naskah tersebut harus diseleksi oleh desk internasional. Selain itu dalam mendapatkan informasi baik yang ada di dalam maupun di luar negeri, Jawa Pos berlangganan dengan kantor-kantor berita baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
6. Rubrikasi
Materi berita dan penyajian halaman maupun rubrikasi pada Jawa Pos selama hari Senin sampai dengan Sabtu berbeda dengan hari Minggu. Selama Senin sampai dengan Sabtu, Jawa Pos menyediakan rubrik opini di halaman 4. Sedangkan pada hari Minggu, halaman 4 diisi dengan rubrik Budaya, yakni hal-hal yang berkaitan dengan masalah budaya.
Secara materi berita berikut penyajian rubrikasi Harian Jawa Pos, terdiri dari 44 halaman dan terbagi dalam 3 seksi :
Tabel 2.1
Rubrikasi Harian Jawa Pos Seksi I Nasional Halaman Rubrik 1 Headline 2 Politika 3 Berita utama 4 Opini 5 Internasional 6 Internasional 7 Ekonomi bisnis 8 Ekonomi bisnis 9 Ekonomi bisnis 10 Ekonomi internasional 11 Nusantara 12 Jawa Timur 13 Jawa Timur 14 Laporan khusus 15 Berita utama 16 Nasional Seksi II Olahraga Halaman Rubrik 17 Olahraga 18 Liga Italia 19 World Soccer 20 Nasional 21 Iklan jitu
22 Iklan jitu 23 Iklan jitu 24 Jawa Timur 25 Nasional 26 Sportaiment 27 All sport 28 All sport
Seksi III Lokal (Surabaya)
Halaman Rubrik 29 Metropolis 30 Metropolis 31 Metropolis 32 Metropolis 33 Metropolis 34 Metropolis 35 Deteksi 36 Deteksi 37 Otomotif 38 Komunikasi bisnis 39 Komunikasi bisnis
40 Show and Selebriti
41 Metropolis
42 Iklan usaha
43 Metropolis
B. MEDIA INDONESIA 1. Sejarah Berdirinya
Media Indonesia didirikan oleh Teuku Yousli Syah pada tahun 1969, dengan SIT (Surat Ijin Terbit) No.0856/SK/Dir-PK?SIT/1969. Meskipun didirikan pada tahun 1969, namun Media Indonesia pertama kali muncul dan terbit pada tanggal 19 Januari 1970. Sebagai surat kabar umum pada masa itu, Media Indonesia baru bisa terbit 4 halaman dengan tiras yang amat terbatas. Berkantor di Jalan Letnan Jenderal MT Haryono, Jakarta, disitulah sejarah panjang Media Indonesia berawal. Lembaga yang menerbitkan Media Indonesia adalah Yayasan Warta Indonesia.
Pada tahun pertama penerbitan, harian umum Media Indonesia bukanlah suatu harian politik atau bisnis, akan tetapi merupakan sebuah harian yang isi pemberitaannya lebih banyak di bidang hiburan, seperti cerita artis dan lain sebagainya. Maka tidak heran pada saat itu harian umum Media Indonesia dikatakan sebagai koran kuning, yaitu koran yang penuh dengan cerita gosip.
Demi memajukan penerbitan harian Media Indonesia, ketua badan yayasan penerbitan telah melakukan konsolidasi dan usaha pembenahan dan perbaikan di segala bidang untuk meningkatkan mutu penerbitan. Sejalan dengan itu, pada tahun 1976, surat kabar ini kemudian berkembang menjadi 8 halaman. Sementara itu perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan terjadi. Salah satunya adalah perubahan SIT (Surat Izin Terbit) menjadi SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Karena perubahan ini penerbitan
dihadapkan pada realitas bahwa pers tidak semata menanggung beban idealnya tapi juga harus tumbuh sebagai badan usaha.
Hingga pada tahun 1981, surat ijin terbit Media Indonesia dicabut oleh Departemen Penerangan karena adanya proses perkembangan regulasi. Namun setahun kemudian, melalui surat keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia No.986/Ditjen PPG/K/1982, Media Indonesia diterbitkan kembali. Dengan munculnya Undang-Undang Pokok Pers tahun 1982 dan ketentuan SIUPP yang diwajibkan kepada penerbit pers berbadan hukum, menjadikan Media Indonesia untuk mengubah SIT menjadi SIUPP yang diterima Departemen Penerangan pada tahun 1986.
Dengan kesadaran untuk terus maju, pada tahun 1987 Teuku Yousli Syah selaku pendiri Media Indonesia bergandeng tangan dengan Surya Paloh, mantan pimpinan surat kabar Prioritas. Dengan kerjasama ini, dua kekuatan bersatu : kekuatan pengalaman bergandeng dengan kekuatan modal dan semangat. Tindak lanjut kerjasama tersebut dilakukan dengan peningkatan status bahan penerbitan harian umum Media Indonesia, dari “Yayasan Warta Indonesia” menjadi perseroan terbatas, PT. Citra Media Nusa Purnama. Kerjasama ini tidak hanya memberikan suntikan modal bagi berlangsungnya penerbitan harian umum Media Indonesia, akan tetapi telah memberikan dampak pada berbagai kualitas sumber daya manusia, dengan merekrut tenaga-tenaga profesional muda. Isi penerbitan pun disesuaikan dengan
motto, yaitu “Pembawa Suara Rakyat”. Dengan berita sama besar, antara
seiring dengan perubahan segmentasi pasar, sasaran pembaca yaitu dari masyarakat golongan menengah ke atas.
Surya Paloh sebagai Direktur Utama, sedangkan Teuku Yousli Syah sebagai Pemimpin Umum, dan Pemimpin Perusahaan dipegang oleh Lestary Luhur. Sementara itu, markas usaha dan redaksi dipindahkan ke Jalan Gondandia Lama Nomor. 46 Jakarta.
Awal tahun 1993, bertepatan dengan usianya ke 25 Media Indonesia menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jalan Pilar Mas Raya Kav.A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Di gedung baru ini semua kegiatan di bawah satu atap, redaksi, usaha, percetakan, pusat dokumentasi, perpustakaan, iklan, sirkulasi dan distribusi serta fasilitas penunjang karyawan.
Surya Paloh sebagai penerbit Harian Umum Media Indonesia, tetap gigih berjuang mempertahankan kebebasan pers. Wujud kegigihan ini ditunjukkan dengan mengajukan kasus penutupan Harian Prioritas ke pengadilan, bahkan menuntut Menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan Menteri No.01/84 yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah air.
Kemajuan yang paling menonjol dari Media Indonesia adalah ketika perusahaan Media Grup mendirikan perusahaan penyiaran di media televisi. Metro TV adalah nama stasiun televisi yang mengusung konsep News
Television, yang menyuguhkan berita-berita yang tajam, cerdas, dan
2. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Media Indonesia
Alamat Redaksi : Jalan Pilar Mas Raya Kav. A-D Kedoya Selatan,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520
Telepon : Pusat (021) 581-2107
Fax (021) 581-2102
URL : http://www.mediaindonesia.com
Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas
Email : redaksi@mediaindonesia.com
Logo Perusahaan :
Gambar 2.1 Logo Media Indonesia
3. Struktur Organisasi
Susunan pengurus surat kabar harian Media Indonesia adalah sebagai berikut :
Pendiri : Drs. H. Teuku Yousli Syah, Msi (Alm).
Direktur Utama : Rahni Lowhur Schad
Dewan Redaksi Media Grup : Elman Saragih (Ketua), Anna Wijaya, Rahni Lowhur Schad, Djafar Husin Assegaf, Saur Hutabarat, Andy F.Noya, Djadjat Sudradjat, Toeti Adhitama, Lestari Moerdijat, Bambang Eka Wijaya, Sugeng Suparwoto, Surya Pratomo.
Redaktur Senior : Saur Hutabarat, Laurens Tato, Elman
Saragih.
Kepala Divisi Pemberitaan : Usman Kansong
Deputi Kadiv. Pemberitaan : Kleden Suban
Kadiv Content Enrichment : Gaudensius Suhandi
Ass.Kadiv Content Enrichment : Yohanes S. Widada
Ass.Kepala Div. Pemberitaan : Abdul Khohar, Ade Alawi, Ono Sarwono, Haryo Prasetyo, Rosmary Christina S.
Sekretaris Redaksi : Teguh Nirwahyudi
Ass. Kadiv Foto : Hariyanto
Ass. Kadiv MICOM : Tjahyo Utomo, Victor JP Nababan.
Redaktur : Agus Wahyu Kristianto, Cri Canon
Riadewi, Eko Suprihatno, Eko
Rahmawanto, Fitriana Siregar, Gantyo
Koespradono, Hapsoro Poetro, Henri
Salomo, Ida Farida, Jaka Budisantosa, Lintang Rowe, Mathias S. Brahmana,
M.Anwar Surachman, Sadyo Kristiarto, Slistijono.
Redaktur MICOM : Agus Tri Wibowo, Asnawi Khaddaf,
Patna Budi Utami.
Redaktur Foto : Agus Mulyawan, M. Sholeh.
Redaktur Periset : Heru Prasetyo.
4. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi
Bersikap independen, yaitu dengan menjaga sikap non partisan,
dimana karyawannya tidakmenjadi pengurus partai
politik,menolak segala bentuk pemberian yang dapat
mempengaruhi objektifitas, dan mempunyai keberanian untuk bersikap beda.
Bersikap inovatif, yaitu dengan terus menerus menyempurnakan
dan mengembangkan sumber daya manusia, serta terus menerus
mengembangkan rubrik, halaman, dan pernyempurnaan
perwajahan.
Bersikap lugas, yaitu dengan selalu melakukan chek dan re-chek,
meliput berita dari dua pihak dan seimbang, serta selalu melakukan investigasi dan pendalaman.
Menjadi media yang paling berpegaruh, dengan target bahwa
kualitas editorial yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, mampu membangun kemampuan antisipatif, mampu
membangun network narasumber dan memiliki
pemasaran/distribusi yang handal.
b. Misi
Sumber informasi terpercaya dan relevan untuk kebutuhan
masyarakat dimana kami berada.
Perusahaan penerbitan yang sehat dan menguntungkan baik
nasional maupun regional.
Tempat berkembangnya sumber daya manusia dan manajemen
yang profesional dan unggul.
5. Kebijakan Redaksional
Pada Media Indonesia, pemilik perusahaan menentukan siapa yang menulis editorial. Disana terdapat sebuah tim yang terdiri atas penulis dari perwakilan pemimpin redaksi Media Indonesia, surat kabar Lampung Post dan stasiun televisi Metro TV. Salah satu tanggung jawab mereka sebagai redaktur opini adalah memilih komentar-komentar dan analisis-analisis yang
dikirim oleh ‘pihak luar’ serta menentukan beberapa surat pembaca yang
akan diterbitkan. Setiap hari ada 30 komentar yang masuk, yang kemudian dipilih berdasarkan aktualitas, relevansi, dan tingkat kepercayaan kepada penulisnya. Media Indonesia juga memiliki sebuah kelompok tetap pakar,
yang secara berkala menulis analisis-analisis dan komentar-komentar. Sebuah evaluasi atas komentar-komentar yang telah diterbitkan, menurut keterangan kepala rubrik opini, berlagsung dua minggu oleh sebuah tim dari berbagai rubrik.
Bentuk berita yang mengandung opini selain dihalaman opini juga terdapat di halaman rubrik-rubrik yang lain. Di sini pilihan ditentukan oleh masing-masing rubrik. Kepala rubrik opini juga yang memilih surat-surat pembaca. Media Indonesia menerbitkan dalam rubrik ini lebih sedikit surat-surat tentang pemberitaan atau tema-tema aktual, melainkan terutama memuat surat-surat yang berisi keluhan.
Media Indonesia memiliki kebijakan fokus untuk masing-masing desk. Fokus biasanya berisi pendalaman akan isu-isu khusus yang dianggap memenuhi keingintahuan para pebacanya. Setipa desk mendapat jatah membuat fokus pemberitaan masing-masing sekali dalam seminggu. Khusus untuk hari Minggu, Media Indonesia memiliki pola peliputan tersendiri dimana edisi Minggu biasanya memuat sajian informasi yang bersifat ringan dan penuh dengan artikel-artikel menarik seperti musik, film, profil, kuliner, gaya hidup, dan sebagainya.
Adanya campur aduk divisi dalam redaksional Media Indonesia kadang kala menjadi dilema dalam internal perusahaan. Keterlibatan divisi iklan dalam proses redaksional di Media Indonesia terlihat dari adanya keikutsertaan karyawan divisi iklan dalam rapat redaksi. Tingkat frekuensi
campur tangan divisi iklan terhadap redaksi tergantung seberapa penting berita yang akan diterbitkan bagi kepentingan umum.
Selain itu promosi silang juga terjadi di Media Indonesia dan Metro TV, dimana setiap paginya pada siaran berita Metro TV selalu dibacakan editorial Media Indonesia.
6. Rubrikasi
Di setiap penerbitan yang dilakukan oleh Media Indonesia, edisi harian selalu diterbitkan hingga 28 halaman, yang terbagi dalam dua kali masa cetak. Masa cetak pertama, halaman 13-24 dicetak pada pukul 19.00 WIB setip harinya, dengan rubrik berita meliputi Fokus Pemberitaan dan berita kolom Humaniora. Sedangkan pada masa cetak kedua, yakni halaman 1-12, dicetak pada pukul 23.30 WIB dengan isi berita utama (Headline) dan pemberitaan kolom lainnya.
Secara materi berita berikut penyajian rubrikasi Harian Media Indonesia dan terdiri dari 2 seksi :
Tabel 2.1
Rubrikasi Harian Media Indonesia Seksi I
Halaman Rubrik
1 Headline dan editorial
4 Pemilu 5 Politik 6 Opini 7 Bedah editorial 8 Nasional 9 Kriminalitas 10 Nasional 11 Nasional 12 Internasional 13 Internasional 14 Humaniora 15 Humaniora 16 Entertainer Seksi II Halaman Rubrik 17 Ekonomi 18 Ekonomi 19 Ekonomi 20 Profil 21 Komunitas 22 Otomotif 23 Otomotif 24 Iklan 25 Iklan 26 Olahraga 27 Olahraga 28 Olahraga