• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTUN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTUN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTUN TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA

Dhini Trisna Fitriani

Lily Barlia

1

Yulianti Fitriani

2

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Serang, Universitas Pendidikan Indonesia Email : dhinitrisnafitriani@yahoo.com

ABSTRAK

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh masalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya pada konsep struktur bumi. Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan metode ceramah yang bersifat komunikasi satu arah. Siswa hanya menjadi pendengar tanpa adanya kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menemukan media yang sesuai sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Populasi yang digunakan yaitu siswa SDN Kabayan 4 Pandeglang yang berfokus pada siswa kelas V. Selain itu, peneliti mengambil 20 siswa sebagai sampel. Peneliti menggunakan simple random sampling. Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan pre-experimental design dengan menggunakan one group pretest and posttest design. Hipotesis penelitian ini adalah alternatif hipotesis dan nol hipotesis. Ha = Terdapat pengaruh penggunaan media kartun pada konsep struktur bumi terhadap hasil belajar siswa. Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunaan media kartun pada konsep struktur bumi terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini memperoleh nilai rata-rata pretes sebesar 42.75 dan nilai rata-rata postes yaitu sebesar 90.75. Dari data tersebut dapat dilihat adanya peningkatan yang sangat besar dari hasil pretes dan postes. Penigkatan hasil belajar tersebut tidak hanya dapat dilihat dari hasil pretes postes saja melainkan dari hasil penilaian produk. Nilai rata-rata pada pertemuan pertama sebesar 63,5, pertemuan kedua sebesar 74,5, dan pada pertemuan terakhir sebesar 88 serta dalam setiap pertemuan pun hasilnya berbeda dan mengalami peningkatan di setiap pertemuan. Dengan hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis media kartun bisa diterima dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Kabayan 4 Pandeglang. Penelitian ini direkomendasikan untuk guru dan peneliti selanjutnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan mutu para siswa agar lebih berkualitas.

Kata kunci : media kartun, hasil belajar, IPA

1

Penanggung jawab 1

(2)

ABSTRACT

The reason the writer writes is because there is weakness the result of the science score student especially in material earth structure concept. That’s all because the teacher using lecture method, so make students became a passive in the classroom. The student only listen the materials or explanation from the teacher there is no participation in learning process and the student became boring. So the writer do this research to find out the appropriate suitable media to increase science result or score. The writer choose student of SDN Kabayan 4 as a population an focus on 5th grade. In addition, the researcher took 20 students as a sample. The researcher used simple random sample technique. To collect the data the researcher used pre experimental design by using one group pretest and posttest design. The hypothesis of this research is the alternative hypothesis and the null hyphotesis. The alternative hypothesis states there is significant influence cartoon media on earth structure. And the null hypothesis states that there is no significant influence of student score by using cartoon media on earth structure lesson of the result. The reliability of the pretest was 42.75 and the result of posttest was 90.75 and the result product in first, second and third was 63.5, 74.5 and 88. Based on result above, the hypothesis can be accepted there is significant influence of cartoon media concept by earth structure to result of 5th grade student in SDN Kabayan 4 Pandeglang. This research recommended to all teachers and researcher in addition to increase education the student more quality.

Keywords: cartoon media, result learning, IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar yang dianggap sulit oleh sebagian siswa. maka dari itu peran guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa sangatlah berperan penting. Perkembangan ilmu pengetahuam dan teknologi yang sangat cepat pada zaman sekarang sudah menjadi realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan masyarakat yang tidak dapat ditawar lagi.

Perkembangan tersebut seharusnya dijadikan sebagai alat pembantu penyampaian materi agar anak lebih paham. Namun, dalam pembelajaran IPA guru hanya menggunakan metode ceramah yang membuat siswa menjadi jenuh dan bosan serta tidak aktif dalam belajar. Hal tersebut dikarenakan metode ceramah yang berisfat satu arah yang menjadikan siswa hanya menjadi pendengar tanpa adanya

kesempatan bagi siswa memberikan sumbangsi dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas V SDN Kabayan 4 didapatkan informasi bahwa masih rendahnya hasil belajar siswa. Hal tersebut bukan dikarenakan rendahnya daya berfikir siswa namun dikarenakan kurang aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran serta mudah bosan ketika menerima materi. Yang mana seharusnya dalam kegiatan pembelajaran IPA memanfaatkan berbagai kegiatan seperti melibatkan kegiatan sehari-hari siswa di rumah salah satu contohnya yaitu menonton film kartun.

Saat ini film kartun menjadi suguhan yang sangat menarik dan diminati banyak orang khususnya anak-anak. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun menyukai film kartun. Bahkan dengan adanya televisi kabel hampir setiap waktu kita dapat

(3)

menonton film kartun. Film kartun yang dikemas dengan menarik menjadikan film kartun sebagai tontonan favorit dari berbagai kalangan. Kartun selain menjadi unsur hiburan dapat menjadi sarana pendidikan yang membawa angin segar dalam suasana pembelajaran.

Sadiman dkk. (2006) mengungkapkan bahwa jika makna kartun mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingatan (hlm. 45). Dari penjelasan tersebut dengan penggunaan media kartun yang dikemas menarik akan membantu pemahaman siswa dalam mendapatkan transferan ilmu dari guru khususnya konsep struktur bumi. Materi struktur bumi digunakan karena materi tersebut sangat tepat dengan media yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Secara umum penggunaan media kartun dalam kegiatan pembelajaran memiliki permasalahan utama yaitu menemukan media pembelajaran efektif yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam memahami materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan secara spesifik yaitu untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa di dalam kelas serta pengaruhya terhadap hasil belajar siswa. Dari permasalahan tersebut tujuan yang ingin dicapai yaitu menjawab seluruh pertanyaan dari rumusan masalah tersebut dan mencari jalan keluar apabila dalam penggunaan media kartun dalam pembelajaran mendapatkan kesulitan yang sangat berarti.

Manfaat yang diharapkan secara teoretis mengenai penggunaan media kartun ini yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dapat disebabkan oleh media pembelajaran yang digunakan. Apabila media pembelajaran dirancang dengan secara baik maka akan sangat membantu siswa dalam mencerna dan memahami materi pelajaran.

Namun secara praktis manfaat yang didapat dalam penggunaan media kartun secara langsung dapat dirasakan oleh guru, dan siswa serta secara tidak langsung bermanfaat bagi peneliti dan peneliti selanjutnya.

Untuk peneliti sendiri, penggunaan media kartun dapat bermanfaat dalam menambah wawasan mengenai media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA khususnya pada konsep struktur bumi. Untuk guru yaitu sebagai inovasi dalam kegiatan pembelajaran bahwa terdapat media yang dapat digunakan sebagai alat penyampaian materi, serta dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam memberikan materi pelajaran. Untuk siswa dapat dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan proses dan semangat belajar sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dan yang terakhir untuk peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian kembali dalam rangka meningkatkan mutu siswa agar lebih berkualitas dimasa yang akan datang.

Dari beberapa paparan di atas, fokus utama digunakannya media kartun dalam kegiatan pembelajaran yaitu untuk mengetahui pengaruh media kartun pada konsep struktur bumi terhadap hasil belajar siswa kelas V di SDN Kabayan 4.

METODE PENELITIAN

Penggunaan media kartun dalam kegiatan pembelajaran dilakukan di SDN Kabayan 4 dengan menggunakan metode

pre-eksperimental design. Desain yang

dipilih yaitu one group pretets and posttest

design dimana hanya ada kelas eksperimen.

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartun, difokuskan pada hasil pretes dan postes. Yang bertujuan untuk melihat adakah peningkatan hasil pretes dan postes setelah dilakukannya perlakuan

(4)

menggunakan media kartun dalam kegiatan pembelajaran. Populasi yang digunakan yaitu seluruh siswa SDN Kabayan 4 yang terdiri dari 7 kelas yaitu dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan adanya satu kelas paralel yaitu kelas 2a dan 2b. Jumlah keseluruhan siswa yaitu sebanyak 243 orang diantaranya 124 orang perempuan dan 119 orang laki–laki.

Kelas yang dijadikan fokus utama sebagai kelas eksperimen yaitu siswa kelas V dengan sampel yang digunakan sebanyak 20 orang dengan latar belakang yang berbeda dan menggunakan simple

random sampling dalam pengambilan

sampelnya agar setiap anak memiliki kesempatan yang sama. Rentang usia siswa berada pada rentang 9-10 tahun dan resmi tercatat sebagai siswa SDN Kabayan 4.

Alat pengumpul data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes objektif dan penilaian produk media kartun. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan bentuk pertanyaan tak berstruktur agar mendapatkan informasi yang lebih dalam. Sedangkan dalam observasi yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartun dengan melihat dan mengamati langsung objek secara dekat sehingga dapat mengetahui kegiatan yang ditemukan dalam lapangan baik yang sebenarnya ataupun dalam keadaan buatan. Observasi ini dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yaitu dengan alokasi waktu 70 menit. Untuk mendapatkan hasil yang signifikan mengenai pengaruh penggunaan media kartun dilakukan sebuah tes prestasi agar peneliti mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti materi pelajaran Tes diberikan sebelum dan sesudah siswa mendapat perlakuan. Tes yang digunakan adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah soal yaitu 20 butir soal. Selain tes pretes dan postes dilakukan

penilaian hasil produk pada hasil karya atau produk media kartun yang dibuat oleh siswa. Siswa akan mendapatkan tiga kali perlakuan. Agar lebih dapat memahami, lihatlah pada gambar di bawah ini.

Adapun analisis data dan pengolahannya mengunakan bantuan program Software statistical Package for

the Social Science (SPSS) versi 21 for windows. Dari data yang didapatkan maka

dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Bantuan program SPSS tersebut digunakan agar mendapatkan kemudahan dalam menganalisis data sehingga lebih tepat, cepat dan akurat.

Prosedur yang digunakan yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, mencari teori pendukung, merumuskan hipotesis, menentukan variabel dan sumber data, menentukan, menyusun dan uji coba instrumen, pelaksanaan penelitian, pemberian pretes, perlakuan penggunaan media kartun pertemuan pertama, perlakuan penggunaan media kartun pertemuan kedua, perlakuan penggunaan media kartun terakhir, pemberian postes, pengumpul data, analisis data, dan terakhir membuat laporan penelitian yang telah dilakukan.

Pretes

Postes

Perlakuan ke-1

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil dan pembahasan, akan memaparkan mengenai pengaruh penggunaan media kartun terhadap hasil belajar siswa. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartun tehadap hasil belajar siswa, maka dilakukanlah tes tertulis untuk siswa kelas V SDN Kabayan 4 yang lebih dikhususkan kepada 20 sampel yang telah dipilih. Dari hasil tes tersebut dapat dilihat peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran menggunakan media kartun. Jika adanya peningkatan hasil pretes terhadap postes maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh penggunaan media kartun tehadap hasil belajar siswa. Sedangkan apabila tidak adanya peningkatan hasil pretes terhadap hasil postes maka tidak adanya pengaruh penggunaan media kartun terhadap hasil belajar siswa.

Pada hasil penelitian ini akan dianalisis dan dilakukan melalui beberapa uji dengan bantuan SPSS versi 21. Siswa sebelum mendapatkan perlakuan dalam kegiatan pembelajarannya dengan menggunakan media kartun diberikan soal pretes agar mengukur kemampuan siswa. Hasilnya sangat jauh dari yang diharapkan. Tak disangka masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 62.

Nilai-nilai yang didapat dalam pretes yaitu nilai terendah sebesar 25 sebanyak 2 orang dan nilai tertinggi yang didapat siswa yaitu sebesar 60 sebanyak 2 orang serta nilai terbanyak yang didapat oleh siswa yaitu 30 sebanyak 4 orang. Dari hasil perolehan nilai tersebut rata-rata yang didapat dalam tes pretes ini yaitu 42,75 dengan jumlah nilai keseluruuhan siswa yaitu 855. Nilai-nilai tersebut cukup rendah karena dapat dilihat dari nilai tertinggi dan nilai terbanyak yang di dapat oleh siswa

masih kurang dari batas KKM. Untuk mengetahui lebih jelas perolehan hasil dari pretes dapat dilihat dari diagram pretes di bawah ini.

Berbeda dengan nilai pretes, nilai postes yang dilakukan setelah mendapatkan tiga kali perlakuan dengan menggunakan media kartun dalam kegiatan belajar mengajarnya hasilnya sangat bagus. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada diagram postes di bawah ini.

Dari diagram diatas dapat dilihat nilai siswa sangat meningkat dibandingkan dengan pretes. Nilai tertinggi yang didapat oleh siswa sebesar 100 yang merupakan nilai sempurna yang didapat sebanyak 3 orang siswa. Nilai terendah yang didapat oleh siswa yaitu sebesar 75 sebanyak 2 orang, nilai 75 sudah jauh bagus karena sudah berada di atas KKM yang sebesar 62. Nilai terbanyak yang diperoleh siswa pun berada diatas KKM yaitu sebesar 95

0 1 2 3 4 5 25 30 35 40 45 50 55 60 Diagram Pretes 0 2 4 6 8 10 75 80 85 90 95 100 Diagram Postes

(6)

sebanyak 8 orang siswa. Rata-rata nilai dari hasil postes yang didapat yaitu sebesar 90,75. Perolehan hasil ini sangat tinggi apabila dibandingkan dengan hasil pretes sebelumnya. Adapun penaikan angka pada nilai rata-rata postes terhadap pretes yaitu sebesar 48.

Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pretes dan postes berdistribusi normal atau tidak normal. Hasil yang didapat yaitu nilai signifikan pada pretes sebesar 0,118 dan nilai signifikan pada postes sebesar 0,06. Dari data pretes dan postes yang telah diujikan, nilai signifikansi baik pada pretes dan postes hasilnya lebih dari 0,05 yang berarti bahwa hipotesis nol atau data yang didapatkan berdistribusi normal serta dapat diterima. Hal tersebut juga sesuai dari data Q-Q Plots titk-titk tersebar pada garis lurus atau hampir mendekati garis lurus. Menurut Sudjana (2013) plots dan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau hampir berdistribusi normal jika data tersebut terletak pada garis lurus atau mendekati garis lurus (hlm. 205:105)

Setelah hasil data yang didapatkan berdistribusi normal. Uji yang akan dilakukan selanjutnya yaitu uji homogenitas. Uji ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah varians-varians dari data yang telah didapat dalam populasi tersebut sama ataukah berbeda. Dan hasil yang didapat yaitu kehomogenan data pretes dan postes memiliki nilai signifikansi yaitu 0.23 dan 0.061 yang artinya lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 0.05. dengan hasil signifikansi tersebut dengan berpatokan pada kriteria pengambilan keputusan menurut Sugiyono (2007) dimana jika signifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut berasal dari varinasi yang berbeda (heterogen) dan jika signifikansi lebih dari 0,05 data tersebut

berasal dari variansi yang sama (heterogen) (hlm.163).

Dengan penjelasan tersebut maka data yang didapat setelah dilakukan uji homogentitas dapat diterima dan data yang didapat berasal dari varians yang sama (homogen). Pengujian data pretes dan postes pada tahap terakhir yaitu dengan melakukan uji hipotesis dengan uji paired

sample T-Test yang tujuannya dilakukan

uji ini yaitu untuk mengetahhui perbedaan rata-rata pretes dan postes pada perlakuan yang berbeda untuk sampel.

Perbedaan perlakuan ini diartikan bahwa perbedaan rata-rata siswa sebelum mendapatkan perlakuan dengan menggunakan media kartun dan sesudah mendapatkan perlakuan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartun. Terdapat tiga tahapan pengujian dalam uji hipotesis ini yaitu pertama uji

paired sample statistic, kedua uji Paired Samples Correlation dan yang terakhir

yaitu uji Paired Samples Test. Hasil yang didapat dalam pengujian tahap pertama yaitu uji paired sample statistic diperoleh nilai rata-rata dari hasil pretes yaitu 66.7500 dengan standar deviasi 26.20310. Sedangkan nilai rata-rata dari hasil postes yaitu 71.5600 dengan standar deviasi 35.32506.

Pada pengujian tahap kedua dengan menggunakan uji paired samples correlation diperoleh korelasi antara data

pretes dan postes korelasi yaitu sebesar 0.928 dengan signifikansi sebesar 0.000. Data tersebut dapat diartikan bahwa korelasi antar kedua rata-rata data pretes dan postes sangat kuat dan signifikan. Tahapan terakhir pada pengujian hipotesis ini yaitu uji paired samples test dan diperoleh nilai thitung sebesar 16.036 dengan signifikansi 0.000. patokkan dalam pengambilan keputusan dalam uji paired

samples test ini yaitu jika signifikansi

(7)

pengaruh antara hasil pretes dan postes serta jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 terdapat perbedaan antar hasil pretes dan postes. Berdasarkan nilai signifikansi yang didapat dengan berpatokan pada kriteria pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak karena nilai signifikansi yang dihasilkan 0.000 < 0.05 dengan demikian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartun mempengaruhi hasil belajar siswa.

Setelah data pretes dan postes sebagai penilaian kognitif, peneliti mendapatkan data dari hasil penilaian psikomotor yaitu penilaian produk media kartun yang dibuat oleh siswa sebagai data pendukung untuk memperkuat data hasil belajar secara kognitif. Pada setiap pertemuan yang dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, data yang didapatkan yaitu pada pertemuan pertama, diperoleh nilai tertinggi yaitu 80 sebanyak 2 orang siswa dan nilai terendah 50 sebanyak 3 orang siswa. Adapaun nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil penilaian produk yaitu sebesar 63,5, dengan median 62,5 dan modus sebesar 60 sebanyak 4 orang siswa. Pada pertemuan kedua, diperoleh nilai tertinggi 85 sebanyak 2 orang dan nilai terendah 65 sebanyak 2 orang.

Nilai rata-rata yang diperoleh pada pertemuan kedua ini yaitu sebesar 74,5, dengan median 75, dan modus sebesar 75 sebanyak 8 orang. Dan pada pertemuan terakhir diperoleh nilai tertinggi 95 sebanyak 5 orang dan nilai terendah 85 sebanyak 5 orang. Adapun nilai rata-rata yang diperoleh pada pertemuan kedua ini yaitu sebesar 88, dengan median 90, dan modus sebesar 90 sebanyak 7 orang. Agar dapat melihat lebih jelas hasil yang diperoleh dari peniliaian produk, dapat dilihat dari tabel penilaian produk di bawah ini.

Tabel Penilaian Produk

Pertemuan

Pertama Kedua Terakhir Jumlah = 1270 1490 1760 Rata-rata = 63.5 74.5 88

Dari tabel di atas dapat dilihat terdapat peningkatan pada setiap dari nilai yang didapatkan oleh siswa. Selisih peningkatan nilai rata-rata penilaian produk dari pertemuan kesatu ke pertemuan kedua yaitu sebesar 11 angka dan pada pertemuan kedua ke pertemuan ketiga yaitu 14 angka. Peningkatan hasil penilaian tersebut ditunjang oleh penggunaan media kartun yang digunakan sebagai media pembelajaran.

Untuk menunjang setiap data yang diperoleh, maka dilakukan observasi dan wawancara dalam mendapatkan data kualitatif. Observasi dilakukan setiap pertemuan sebelum dan selama menggunakan media kartun dalam pembelajaran. Sebelum menggunakan media kartun, siswa terlihat jenuh, bosan dan tidak terlihat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal tersebut bukan sepenuhnya salah guru karena sebenarnya dalam penyampaian materi guru sudah sangat baik dalam penyampaiannya namun kurang terlibatnya siswa dalam kegiatan pembelajaran menjadi salah satu faktor kurangnya hasil belajar siswa.

Aktivitas siswa yang diamati selama kegiatan pembelajaran yaitu pada kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir. Terdiri dari kesiapan siswa dalam menerima penyampaian tujuan, motivasi belajar, konsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, serius dan tanggung jawab melakukan percakapan, serius dalam membuat produk media kartun, ketepatan dalam pembuatan media kartun, serius dan tanggung jawab dalam

(8)

mengikuti kuis, bekerja keras agar mendapatkan penghargaan dan menerima hasil yang diperoleh.

Hasil analisis data observasi aktivitas diperoleh, pada pertemuan pertama persentase aktivitas siswa dengan menggunakan media kartun dapat dilihat pada tabel aktivitas siswa di bawah ini.

Tabel Aktivitas Siswa

Rata-rata pertemuan Rata-rata Keseluruhan

1 2 3

60% 80% 100% 80%

Dari tabel di atas dapat dilihat besarnya aktivitas siswa pada pertemuan pertama yaitu sebesar 60%. Pertemuan kedua persentase aktivitas siswa yaitu sebesar 80% dan pada pertemuan terkahir sangat bagus sekali dengan persentase yaitu 100% dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartun. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada setiap pertemuan terdapat peningkatan aktivitas siswa dengan besar peningkatan yaitu 20%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru berhasil melaksankan kegiatan pembelajaran dengan mengikuti langkah-langkah yang sesuai dengan penggunaan media kartun dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas siswa agar mempengaruhi hasil belajarnya.

Setelah mendapatkan data kualitatif untuk lebih menunjang data yang telah diperoleh, maka dilakukanlah wawancara dengan guru dan salah satu perwakilan dari sampel setelah berakhirnya kegaitan pembelajaran dengan menggunakan media kartun. Wawancara yang digunakan dengan guru dan siswa dalam penelitian ini menggunakan bentuk pertanyaan tak berstruktur jawaban yang diberikan oleh guru dan siswa lebih mendalam sehingga

akan lebih banyak informasi yang didapatkan. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data kualitatif dan menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yang kedua yaitu ‘bagaimana pengaruh penerapan media kartun terhadap hasil belajar siswa.

Menurut guru penggunaan media kartun ini sangatlah menarik dan menjadi angin segar dalam membawa perubahan yang lebih baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilihat dari penaikannya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah melakukan wawancara dengan guru dilanjutkan dengan siswa, siswa mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran sebelumnya sangat membosankan, membuat jenuh, dan membuat ngantuk. Ketika di kelas mereka merasa tersiksa karena kebosanan yang mereka alami saat menerima pelajaran. Berbeda ketika jam istirahat datang mereka sangat senang karena dapat melakukan apa yang sesuai dengan keinginannya. Namun, menurut penuturan siswa ketika media kartun digunakan dalam kegiatan pembelajaran, mereka sangat antusias dan senang. Dapat bermain dan belajar secara bersaman merupakan hal baru yang dirasakan oleh siswa karena sebelumnya hanya membaca buku dan mendengarkan penejelasan dari guru. Sekarang mereka lebih bersemangat untuk mencari intisari dari setiap materi dan mensajikannya dalam gambar kartun yang mereka buat. Selain itu mereka juga dapat mengembangkan kreativitasnya dalam segi menggambar dua dimensi, dimana sebelumnya menggambar hanya dilakukan ketika pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Pemilihan tokoh-tokoh kartun yang dipilih pun sangat mempengaruhi. Maka dari itu tokoh kartun yang dipilih harus tokoh yang sering dilihat

(9)

sehingga membangkitkan rasa ingin tahu dari siswa.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan baik dengan guru dan siswa dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartun sangat berpengaruh terhadap aktivitas siswa sehingga diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun masih terdapat beberapa kekurangan dalam penggunaan media kartun, hal tersebut menjadi kajian peneliti untuk lebih mengembangkan media kartun ini. Penggunaan media kartun dalam kegiatan pembelajaran harus selalu diperbaharui dan penggunaan gambarnya harus update mengikuti tontonan siswa. Materi yang disisipkan dalam media kartun jangan terlalu banyak dan terlalu sedikit sehingga siswa lebih bisa mengerti dan memahami suatu materi.

KESIMPULAN

Berdasakan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, benang merah yang dapat diambil yaitu terdapat pengaruh penggunaan media kartun pada pembelajaran IPA khususnya pada konsep struktur bumi di kelas V SDN Kabayan 4. Hal tersebut terbukti dari meningkatnya aktivitas siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran yang dijadikan sebagai penilaian afektif, meningkatnya hasil penilaian produk dari setiap pertemuan sebagai penilaian psikomotor, dan adanya peningkatan nilai dari hasil postes terhadap nilai pretes sebagai penilaian kognitif. Dalam dunia pendidikan, siswa dituntut untuk terlibat aktif, menjadi tutor, mengeluarkan ide ataupun pendapat dalam pemecahan masalah dan dapat menghargai pendapat yang diberikan oleh temannya bukan hanya duduk manis, diam dan mendengarkan penjelasan guru.

Penggunaan media kartun ini direkomendasikan sebagai salah satu media

pembelajaran yang dapat digunakan sebagai salah satu cara mengubah suasana belajar agar pembelajaran menjadi aktif, kreatif, dan menyenangkan. Siswa pun harus meningkatkan proses dan semangat dalam mengikuti pembelajaran agar hasil belajar meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryon, A., & Rahardjito. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Sudjana, N., & Rivai, A. (2013). Media

Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. (2014). METODE PENELITIAN

Gambar

Tabel Aktivitas Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa retensi nitrogen dan retensi energi meningkat secara nyata sesuai dengan peningkatan level konsentrat dan air

dongeng. Pewarisan ini menjadikan makan dengan lalapan menjadi pilihan gaya hidup sehat sampai sekarang. Makan lalapan dengan memilih makanan organik sebagai salah

Pada siklus I pertemuan kedua ini kegiatan pembelajaran sudah meningkat baik, hal ini dapat dibuktikan dengan guru dapat mengaitkan materi operasi hitung pecahan dengan

Kalus embriogenik dari eksplan potongan biji manggis yang sudah bertekstur remah dan mencirikan karakteristik embriogenik digunakan sebagai eksplan pada induksi dan regenerasi

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) telah menyadari permasalahan ketersediaan jaringan telekomunikasi di luar pulau Jawa,

Disarankan apabila terjadi sengketa perbankan syariah yang tidak dapat diselesaikan lewat musyawarah, maka forum penyelesaian selanjutnya adalah lewat peradilan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui campuran aktivator, pupuk kotoran kambing, dan urea yang paling baik dalam proses pengomposan limbah baglog jamur tiram

12.1 Dokumen Kualifikasi dimasukkan dalam sampul penutup dan ditulis “ Dokumen Kualifikasi ” dan nama paket pekerjaan, nama dan alamat peserta, serta disampaikan