• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN 5 termoregulasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN 5 termoregulasi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Data Hasil Percobaan

Tabel 1. Data Pengamatan Pengukuran Suhu (˚C)

1.2 Analisa Prosedur

Praktikum termoregulasi dilakukan dengan mengetahui perbandingan suhu tubuh probandus sebelum melakukan aktifitas. Pengukuran suhu tubuh dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum melakukan aktifitas dan setelah melakukan aktifitas. Pada percobaan ini dipilih beberapa probandus yaitu meliputi semua probandus berjenis kelamin wanita yang memiliki kriteria gemuk dan kurus, wanita yang sedang menstruasi dan wanita yang sakit .Perbedaan berat badan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh berat badan pada pengaruh pengukuran suhu tubuh. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Electric universal Thermometer yang berfungsi untuk mengukur suhu tubuh. Alat ini harus selalu dalam keadaan steril saat digunakan Sebelum dan setelah dilakukan pengukuran suhu tubuh, batang besi pada Electric universal Thermometer harus dibersihkan, dengan alkohol agar steril dalam pengukuran selanjutnya., sehingga data yang diperoleh dapat akurat. Dimulai dengan menghidupkan Electric universal Thermometer, yaitu untuk mengetahui kondisi Termometer sewaktu akan digunakan untuk pengukuran suhu tubuh. Pengukuran

Pro bandus

Mulut Axila atas Axila bawah Anus TMB Δ TMB A B A B A B A B A B

gemuk 3 2 , 8 33, 5 35, 2 36, 0 36, 3 36, 7 33, 9 34, 4 34,14 34,74 0,60

kurus 3 1 , 8 32, 9 34, 9 35, 3 36, 1 36, 2 35, 9 36, 5 34,39 35,04 0,652

haid 3 1 , 1 31, 2 35, 2 35, 3 35, 7 36, 4 36, 5 34, 5 34,21 34,51 0,30

sakit 3 2 33,5 35,2 35,8 36,5 36,7 35,8 35,3 34,54 35,01 0,47

(2)

dilakukan di daerah mulut, axilla atas yakni ketiak , axilla bawah yakni vagina, dan anus untuk masing-masing probandus wanita. Pengukuran harus menunggu sampai angka yang tertera dalam termometer konstan . Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lokasi pengukuran suhu tubuh dan didapatkan data yang akurat mengenai suhu tubuh probandus. Pengukuran ini dilakukan sebelum dan sesudah aktivitas. Aktivitas yang dilakukan adalah naik turun tangga sebanyak 11x. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah perbedaan hasil pengukuran suhu tubuh sebelum dan sesudah aktivitas pada beberapa probandus tersebut. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data hasil pengukuran suhu tubuh probandus sebelum dan sesudah beraktifitas dan mengetahui pengaruh aktifitas yang dilakukan terhadap perubahan suhu tubuh.

Gambar 1. Cara melakukan pengukuran suhu tubuh manusia (Umich, 2007).

(3)

1.3 Analisa Hasil

Kulit jaringan subkutan dan lemak subkutan adalah isolator panas bagi tubuh. Lemak merupakan yang terpenting karena hanya menyalurkan panas sepertiga dari jaringan lain. Apabila tidak ada darah yang mengalir dari organ – organ dalam yang memanas ke kulit, system isolator tubuh pria normal hampir sama dengan tiga perempat system isolator pada pakaian. Dengan menggunakan thermode, area preopi hipotalamus yang diketahui mengandung sejumlah besar neuron yang sensitive terhadap panas yang tampaknya berfungsi sebagai sensor suhu untuk mengontrol suhu tubuh. Neuron – neuron ini meningkatkan kerjanya sesuai dengan peningkatan suhu, kecepatan terkadang meningkat sepuluh kali lipat pada kenaikan suhu tubuh sebesar 100C (Guyton,1986). 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Mulut Axilla Atas Axilla Bawah Anus

Grafik 1. Grafik Temperatur awal sebelum aktifitas

Saat melakukan aktivitas seperti berlari atau berolahraga, tubuh akan terpacu untuk menghasilkan energi yang ekstra sehingga tubuh memacu kinerja metabolisme untuk menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh saat beraktivitas. Jantung akan bekerja ekstra untuk mengalirkan oksigen dengan memompa darah lebih cepat dan mengimbangi aktivitas yang dilakukan dengan mensuplai energi dan oksigen. Kecepatan aliran darah dan metabolisme pembentukan energi akan menghasilkan panas yang akan meningkatkan suhu tubuh (Brengelmann, 1983).

(4)

Grafik 2 . Grafik Temperatur akhir sesudah aktifitas

Berdasarkan grafik yang ditunjukkan di atas, dapat diketahui bahwa suhu tubuh perempuan akan bertambah setelah melakukan aktifitas. Peningkatan suhu tubuh dapat dilihat pada kenaikan suhu pada bagian tubuh mulut, axilla atas , dan axilla bawah sedangkan pada anus probandus wanita haid dan wanita sakit mengalami penurunan suhu sesudah melakukan aktifitas . Dilihat dari suhu sebelum dan sesudah aktivitas , suhu tubuh perempuan gemuk dan perempuan yang sedang sakit relatif tinggi.

Probandus perempuan bertubuh gemuk memiliki suhu tubuh yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan probandus perempuan bertubuh kurus. Hal ini dikarenakan probandus perempuan bertubuh gemuk memiliki lemak yang berlebih dan bertumpuk di dalam tubuhnya. Pembakaran lemak yang berlebih menyebabkan meningkatnya energi yang diikuti dengan meningkatnya suhu tubuh. Setelah dilakukan aktifitas, suhu tubuh menjadi lebih tinggi terutama di daerah axilla bawah . Menurut Ganong (1987), seseorang yang gemuk terdapat kandungan lemak lebih tinggi yang nantinya akan dibakar menjadi energi selain itu juga menghasilkan panas berlebih. Sumber yang dipertimbangkan pada produksi panas adalah lemak yang berlokasi diantara tulang. Lemak ini dapat meningkatkan panas dan metabolisme tubuh.

Namun, ada beberapa data yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan suhu tubuh setelah dilakukan aktifitas, terutama pada bagian

(5)

anus yakni pada probandus wanita haid dan wanita sakit. Penurunan suhu tubuh setelah beaktifitas disebabkan oleh banyak faktor, antara lain dikarenakan efek pendinginan dari tubuh. Bila tubuh terkena angin, lapisan udara yang tepat berdekatan dengan kulit diganti oleh konveksi sesuai dengan itu. Kecepatan dimana panas dapat mengalir dari inti tubuh ke kulit merupakan faktor yang menentukan kecepatan dimana panas dapat hilang (Elizindo, 1980).

Dari data juga didapatkan TMB ( Temperature Mean Body) yakni temperatur suhu rata-rata yang dapat diperoleh dengan rumus : TMB = 0,33Ts x 0,67 Tr. Tr merupakan pengaturan suhu di bagian luar tubuh yakni kulit sedangkan Ts merupakan pengaturan suhu di bagian dalam tubuh seperti mulut, otot, vagina, membran tymphani dan esofagus. Berdasarkan pengamatan justru yang memiliki TMB besar adalah probandus wanita kurus sebesar 0,652 , kemudian wanita gemuk 0,60, wanita sakit 0,47 dan yang terakhir wanita haid 0,30 . Bila dibandingkan dengan suhu keseluruhan , hal ini tidak sesuai dengan literatur sebab seharusnya wanita gemuk lebih memiliki suhu yang lebih tinggi diakibatkan metabolisme lemak dalam tubuh . Namun bila dilihat dari suhu pada masing-masing daerah pengukuran data sudah benar hanya ketika dihitung TMBnya terdapat hasil yang berbeda .

Dari data tabel , bagian-bagian tubuh yang dilakukan pengukuran, axilla bawah merupakan lokasi yang mempunyai suhu lebih tinggi dari pada bagian-bagian tubuh yang lain. Namun menurut Guyton (1986), bagian yang paling memiliki suhu lebih tinggi adalah anus. Hai ini dikarenakan pada daerah anus terdapat proses pembusukan zat-zat sisa yang dapat menghasilkan panas. Suhu pada derah anus biasanya lebih tinggi dari pada suhu rongga mulut. Perbedaan ini sangat bervariasi, pada orang muda suhu anus mencapai rata-rata 0.60C lebih tinggi dari pada suhu pada mulut .Pengukuran suhu tubuh lebih baik dlakukan pada bagian tubuh rongga mulut dan anus dari pada di bagian axiall. Sebab pada saat istirahat, temperatur mulut kira-kira 0,60C lebih rendah daripada temperatur anus. Temperatur mulut bisa dengan mudah dipengaruhi oleh inspirasi udara dan temperatur makanan dan minuman. Temperatur axilla bisa mewakili inti dan kira-kira 0,70C lebih rendah daripada temperatur anus (Ganong, 1987). Suhu rata-rata tubuh normal dan sehat seseorang menurut beberapa peneliti adalah 370C. Namun , suhu tubuh seseorang normal sebenarnya bervariasi tergantung kapan pengukuran dilakukan selain itu anggapan bahwa tidak ada satu suhu normal, karena pengukuran pada banyak orang normal menunjukkan batas suhu normal pada masing-masing daerah yang diukur.

(6)

Berdasarkan dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa data di suatu bagian tertentu adanya aktifitas membuat tubuh dalam kondisi panas sehingga meningkatkan suhu tubuh pada probandus, menurut Kimball (1983), latihan yang keras dapat menyebabkan meningkatnya produksi total panas dalam badan secara mencolok yang dihasilkan oleh otot-otot yang sedang bekerja. Bila tubuh mendapat pemanasan berlebihan, sejumlah besar keringat di ekskresi ke permukaan kulit oleh kelenjar keringat untuk memberikan pendinginan evaporatif yang cepat pada tubuh.

Wanita yang sedang mengalami menstruasi memiliki suhu metabolism yang lebih tinggi dalam tubuh. Peningkatan suhu tubuh disebabkan karena meningkatnya kerja hormon dalam tubuh. Semua hormon reproduksi pada wanita mengalami peningkatan dalam produksinya ketika mengalami menstruasi. Meningkatnya suhu tubuh juga disebabkan karena meningkatnya kerja hormonal. Wanita menstruasi telah memproduksi panas metabolik yang lebih rendah tetapi mempertahankan suhu inti mereka lebih efektif dalam dingin daripada gadis-gadis premenarcheal. Karena pengaruh estrogen dan progesteron regulasi temperatur pada wanita, fluktuasi hormon ini selama tahap-tahap yang berbeda dari siklus haid dapat mempengaruhi pengaturan suhu (Medicastore, 2009).

Mekanisme pengaturan suhu tubuh yaitu respon refleks pengatur suhu tubuh mencakup perubahan autonom, somatik, endrokin, dan tingkah laku. Satu golongan respon menaikkan pengeluaran panas dan menurunkan pembentukan panas, lainnya menurunkan panas dan menaikkan pembentukan panas. Menggulungkan tubuh seperti bola adalah reaksi umum pada binatang untuk melawan dingin dan mempunyai pasangan pada posisi beberapa orang naik ke ranjang yang dingin. Menggulung tubuh mengurangi permukaan kulit yang terkena dengan lingkungan. Menggigil adalah respon yang tidak disengaja dari otot rangka, akan tetapi dingin juga menyebabkan peningkatan aktivitas motoris umumnyayang setengah disadari. Contoh-contohnya adalah meretakkan kaki dan menari-nari pada waktu dingin (Ganong, 1986).

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh menurut Guyton (1986) adalah suhu lingkungan, jenis aktivitas, obesitas, siklus menstruasi, makanan, hormon, jenis kelamin, tingkat emosional, keadaan hipotalamus dan kerja metabolisme. Suhu tubuh dapat mengalami perubahan dan terkadang dapat menyebabkan kelainan apabila terjadi penurunan suhu tubuh. Mekanisme pengaturan suhu ini dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Tambayong ( 2001) yaitu:

(7)

1.Radiasi

Yaitu kehilangan panas melalui radiasi berarti kehilangan dalam bentuk gelombag panas inframerah, yaitu suatu jenis gelombang elektromagnetik.

2.Kondusi

Yaitu pemindahan panas secara langsung dari satu objek ke objek yang lain. Agar terjadi konduksi, kedua objek harus berbeda suhu dan harus saling kontak.

3.Konveksi

Yaitu pemindahan panas melalui gas atau melaui cairan yang bergerak.

4.Evaporasi

Yaitu bila suhu udara lebih tinggi dari pada suhu permukaan tubuh, maka radiasi konduksi dan konveksi tidak dapat enghiolangkan panas dari tubuh. Dalam keadaan ini hanya cara penguapan yang bermanfaat yaitu mengkonversi air dari cairan menjadi gas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh menurut Guyton (1986) adalah :

1. Usia

Suhu tubuh anak-anak lebih tinggi dari pada suhu orang dewasa, kenaikan suhu tubuh tersebut dipengaruhi oleh aktivitas, metabolisme dan fisik.

Gambar 2. Suhu tubuh selama 24 jam (Lifesteps, 2007)

(8)

Aktivitas dapat meningkatkan suhu tubuh sekitar 20C atau lebih tergantung bagaimana otot bekerja dan banyaknya metabolisme panas yang dihasilkan atau dibangkitkan.

3. Detak jantung

Suhu tubuh berhubungan dengan detak jantung, dimana suhu tubuh mengalami naik turun sekitar 10C per 24 jam. Temperatur tubuh manusia minimum selama tidur dan meningkat pada jam jam awal pagi. Mekanisme kontrol umpan balik negatif secara aktif berjalan untuk memelihara temperatur titik dari kumpulan regulasi untuk suatu waktu pada hari tersebut.

4. Siklus menstruasi

Sebelum menstruasi biasanya suhu tubuh turun sekitar 0.60C dan dipelihara pada level rendah sampai sebelum ovulasi. Sesudah ovulasi, temperature tubuh meningkat dengan cepat.

Gambar 3 . Human Menstrual Cycle (Adam, 2007) 4.Penyakit atau kelainan

5.Faktor makanan 6.Temperatur 7.Variasi hormon 8.Ukuran tubuh 9.Jenis kelamin 10. Tingkat emosional

Selain faktor-faktor di atas, faktor lain yang mempengaruhi suhu tubuh adalah makanan dan kontraksi otot. Produksi panas dapat

(9)

bervariasi karena adanya makanan yang masuk atau penggunaan tenaga oleh mekanisme endokrin. Epinephrine dan Norepinephrin menghasilkan kecepatan yang meningkatkan produksi panas (Ganong, 1987).

Kelainan-kelainan yang terjadi dalam pengaturan suhu tubuh, yaitu deman, heat exhaustion, hiperpirexia, hipertermia, hipotermia dan serangan panas (heat stroke). Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespon dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal. Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera. Interlekin-1 menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus (Hyperphysics, 2009). Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan (Guyton, 1986).

Gambar 4. Efek perubahan tubuh di hipotalamus selama demam (Adam, 2007)

Beberapa kelainan yang terjadi dalam pengaturan suhu tubuh diantaranya heat exhaustion, hiperpirexia, hipertermia malignan dan lain-lain. Heat exhaustion merupakan suatu penyakit yang disebabkan kurangnya sirkulasi dan ipotensi. Hal ini dapat terjadi karena

(10)

ketegangan terhadap panas dan akibat dari aktivitas yang berlebihan pada mekanisme kehilangan panas (Guyton, 1986). Suhu yang sangat panas dapat menyebabkan hilangnya banyak cairan melalui keringat, terutama selama melakukan kerja fisik atau olah raga berat. Bersamaan dengan cairan, garam (elektrolit) juga hilang sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan fungsi otak. Akibatnya terjadi heat exhaustion (Medicastore, 2009).

Gambar 5. Hyperthermia and Hypothermia (Adam, 2007) Hiperpirexia merupakan suatu kelainan yang terjadi dimana suhu tubuh naik diatas 40°C (Pearce, 2002). Sedangkan hipertermia merupakan peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas. Hipertermia malignan merupakan kondisi bawaan dimana seseorang tidak dapat mengontrol produksi panas dan terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik tertentu (Hyperphysics, 2009).

Hipotermia merupakan suatu kelainan yang terjadi karena suhu tubuh lebih rendah daripada suhu normal. Kelainan ini terjadi terutama pada bayi dan orang tua yang tidak mempunyai cukup pakaian hangat (Ganong, 1987). Heat stroke merupakan suatu keadaan yang dapat berakibat fatal. Kelainan ini terjadi akibat terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika terjadi dehidrasi dan penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk mendinginkan tubuhnya, maka suhu tubuh bisa meningkat sampai pada tingkat yang berbahaya, sehingga terjadi heat stroke (Medicastore, 2009).

(11)

PENUTUP 2.1 Kesimpulan

Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh antara lain suhu lingkungan, jenis aktivitas, obesitas, siklus menstruasi, makanan, hormon, jenis kelamin, tingkat emosional, keadaan hipotalamus dan kerja metabolisme. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa suhu tubuh akan meningkat setelah beraktivitas. Hal ini terjadi karena tubuh memproduksi panas tinggi yang berasal dari otot-otot yang sedang bekerja. Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui probandus perempuan bertubuh gemuk dan sakit bila dilihat dari masing-masing daerah pengukuran memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan probandus perempuan bertubuh kurus dan haid. Namun bila berdasar TMB suhu perempuan kurus lebih tinggi suhunya daripada probandus gemuk, sakit dan haid. Sedangkan kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi suhu tubuh yaitu: demam, heat exhaution, hipotermia, heat stroke dan hypertermia.

2.2 Saran

Diharapkan agar pada praktikum selanjutnya para probandus lebih sungguh-sungguh dalam melakukan praktikum agar dicapai hasil yang akurat. Pengukuran suhu tubuh dengan menggunakan EUT sebaiknya dilakukan dengan benar agar didapatkan data yang lebih akurat. Selain itu, EUT yang digunakan sebaiknya berjumlah lebih dari satu agar pada saat setelah beraktivitas probandus dapat segera mengukur suhu tubuhnya pada lokasi-lokasi tertentu dan tidak mengantri. Pergantian pemakaian EUT yang terlalu lama akan mempengaruhi hasil mengingat suhu tubuh probandus setelah beraktivitas akan semakin menurun.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Adam. 2007. Diurnal Temperature Changes. http://apps.uwhealth.org/health/adam /hie/2/19700.htm. Tanggal akses 17 November 2012.

Brengelmann, J.M. 1983. Dules Physiology or Domestic Animals. Publishing Co. Inc : USA

Elizindo, R.S. 1980. International Reviet of Physiology: Environmentals Physiology. University Park Press. Baltimore. Ganong, W.F. 1987. Review of Medical Physiology. University of

California. San Fransisco.

Guyton, A.C. 1986. Text Book of Medical Physiology. W. B. Saunders Co. New York.

Hyperphysics. 2006. TemperatureRegulation of Human Body.

http://www.hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/thermo/heatreg.html. Diakses tanggal 17 November 2012.

Kimball, J. W. 1983. Biology Fifth Edition. Addison-Wesley Publishing Company. London.

Lifesteps.2007. Pengaturan Suhu Tubuh. http://bima.ipb.ac.id/~tpb/materi/bio100/Materi/suhu_tubuh.html. Diakses 17 November 2012 .

Medicastore. 2009. Kelainan Panas. http://medicastore.com. Tanggal akses 17 November 2012.

Pearce, E. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta

Tambayong, J. 2001. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Halaman 211-227 Umich. 2007. Cara Menggunakan Alat Thermometer Tubuh.

http://www .med. umich.edu/1libr/pa/axiltemp.gif. Tanggal akses 17 November 2012

(13)

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN

TERMOREGULASI

Nama : Ferlany Hardiyanti Nim : 115090101111009 Assisten PJ : Alfian Dwi K

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(14)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum Anatomi dan Fisiologi Hewan yang berjudul “TERMOREGULASI”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap asisten praktikum anatomi dan fisiologi hewan yang telah memberikan banyak bimbingan , dan kepada probandus (Clara,Niken,Ayu,Lany) yang telah memperlancar jalannya praktikum ini. Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih belum sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan pembuatan laporan selanjutnya.

Malang, 18 November 2012

Gambar

Gambar   1.   Cara   melakukan   pengukuran   suhu   tubuh   manusia  (Umich, 2007).
Grafik 1.  Grafik Temperatur awal sebelum aktifitas
Grafik 2 . Grafik Temperatur akhir sesudah aktifitas
Gambar 2. Suhu tubuh selama 24 jam (Lifesteps, 2007)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan upaya sekolah yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam kegiatan tidak terprogram (kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan) yaitu; (a)

KETAATAN TERHADAP SUMBER EMISI DAN AMBIEN KETAATAN TERHADAP PARAMETER BAKU MUTU KETAATAN TERHADAP JUMLAH DATA PERPARAMETER YANG DILAPORKAN KETAATAN TERHADAP PEMENUHAN

Motor penggerak mempunyai fungsi untuk menggerakkan drive roller agar selalu berputar sesuai dengan kecepatan yang diinginkan operator.. Motor penggerak ini pada umumnya

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

12 Oleh karena itu, maka banyak laporan yang dilakukan oleh kompetitor kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha karena PT Pelindo II (Persero) dianggap telah melakukan

(4) Akuntan Beregister yang sertifikasi atau keanggotaannya dicabut oleh Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), piagam Akuntan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat

Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. 5) Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat strategis