• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DIVERSIFIKASI PRODUK TEBU (Studi Kasus : PT. PG. Rajawali II unit PG. Jatitujuh,Majalengka-Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DIVERSIFIKASI PRODUK TEBU (Studi Kasus : PT. PG. Rajawali II unit PG. Jatitujuh,Majalengka-Jawa Barat)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

”Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga

tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras

dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”

.(Al-Hadid : 20)

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain)

daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”.(At-Taubah : 111)

(2)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DIVERSIFIKASI PRODUK TEBU (Studi Kasus : PT. PG. Rajawali II unit PG. Jatitujuh,Majalengka-Jawa

Barat)

Oleh :

TUBAGUS LUTFI ROHMAN F 34102117

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

Tb Lutfi Rohman. F34102117. Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Produk Tebu di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Majalengka-Jawa Barat. Dibawah bimbingan Marimin dan Endang Warsiki, 2007.

RINGKASAN

Gula merupakan salah satu produk strategis dalam perekonomian Indonesia.

Permintaan gula secara nasional diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan masyarakat, dan pertumbuhan industri pengolahan makanan dan minuman. Secara umum, hingga saat ini kondisi industri gula masih belum sehat, karena produktivitas kebun yang rendah dan inefisiensi pabrik. Oleh karena itu kebutuhan gula nasional harus dipenuhi dengan impor. Harga gula domestik yang sering kali tidak dapat bersaing dengan harga gula dunia menyebabkan kerugian bagi industri gula. Untuk segala permasalahan diatas maka perlu ada pembenahan di kebun dan di pabrik. Selain itu, diversifikasi produk melalui pemanfaatan hasil samping tebu, perlu dipikirkan untuk meningkatkan pendapatan pabrik yang selanjutnya akan mengurangi biaya produksi gula.

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari faktor-faktor dan parameter yang mempengaruhi dalam pengembangan diversifikasi tebu. Selain itu penelitian in juga merancang model Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Tebu untuk pengembangan agroindustri berbasis tebu. Ruang lingkup penelitian adalah pemilihan produk tebu, kelayakan finansial produk terpilih dan strategi pengembangan diversifikasi tebu.

Model Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Produk Tebu diimplementasikan dengan menggunakan bahasa program Microsoft Visual Basic 6.0 dengan Formula One Workbook Designer untuk basis data dinamis dan menggunakan format HTML untuk basis data statis. Aplikasi model ini adalah paket program komputer yang diberi nama SPKDPT (Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Produk Tebu). Model yang digunakan adalah model pemilihan produk tebu, kelayakan finansial dan strategi pengembangan diversifikasi tebu. Model-model tersebut menghasilkan alternatif-alternatif yang akan menjadi pertimbangan oleh para pengambil keputusan. Model ini dikembangkan dengan data yang berasal dari PT PG Rajawali II unit PG Jatitujuh, BPPT, LIPI melalui survey lapang, wawancara pakar dan penelusuran pustaka di instansi terkait.

Model pemilihan produk digunakan untuk menentukan prioritas produk turunan tebu. Untuk penentuan bobot kriteria digunakan metoda Pairwise Comparison. Sedangkan penentuan produk unggulan digunakan metoda Perbandingan Eksponensial (MPE). Alternatif Produk berjumlah 28 yang berasal dari 5 by-product tebu, yaitu daun, pucuk, blotong, molase dan ampas. Hasil dari model ini terdiri dari dua prioritas yaitu prioritas produk turunan tebu dan prioritas produk dilihat dari bahan baku. Lima produk turunan tebu dengan nilai MPE terbesar adalah biofuel/bioethanol dengan nilai tertinggi 1872, diikuti energi dengan dengan nilai 1834, alkohol dengan nilai 1630, asam asetat & turunan dengan nilai 1452 dan papan partikel dengan nilai 1317. Sedangkan dilihat dari bahan baku, prioritas produk yaitu pupuk daun dengan nilai sebesar 722, pupuk

(4)

pucuk dengan nilai sebesar 684, pupuk mix dengan nilai sebesar 925, biofuel/bioethanol dengan nilai sebesar 1872 dan energi dengan nilai 1834.

Produk terpilih adalah biofuel/bioethanol dengan nilai MPE sebesar 1872. Pemilihan produk ini seiring dengan kebijakan pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dan Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 1 tahun 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain. Dukungan internasional mengenai penggunaan bahan bakar nabati melalui pemberlakuan Protokol Kyoto pada tanggal 16 Februari 2005 untuk mereduksi emisi gas rumah kaca ke atmosfer yang menjadi pemikiran pentingnya mengembangkan biofuel/bioethanol terintegrasi dengan pabrik gula tebu.

Model kelayakan finansial digunakan untuk menilai kelayakan industri produk terpilih dilihat dari aspek finansial. Kriteria kelayakan yang digunakan adalah NPV, B/C Ratio, IRR, PBP dan BEP. Hasil dari model ini menunjukan bahwa untuk umur proyek 10 tahun, industri bioethanol/biofuel adalah layak, dengan nilai NPV dengan nilai Rp. 61,307,178,659.-, IRR dengan nilai 24.7 %, Net B/C dengan nilai 1.483, PBP dengan nilai 4.14 tahun dan BEP 1,885,745 liter/tahun.

Model strategi diversifikasi tebu digunakan untuk menganalisa prioritas tujuan, aktor, faktor dan strategi pengembangan diversifikasi tebu. Teknik pengambilan keputusan yang digunakan adalah Analytical Hirachy Process (AHP). Hasil analisa menunjukan strategi yang dilakukan adalah efektifitas dan efisiensi dalam pengembangan diversifikasi tebu yaitu melakukan pengelolaan yang lebih baik pada industri gula dan pabrik produk turunan tebu (PDT).

Berdasarkan hasil kajian diatas dapat disimpulkan bahwa model yang dikembangkan telah menghasilkan : (i) Produk terpilih yaitu biofuel/bioethanol (ii) Prospek proyek produk terpilih secara finansial layak untuk didirikan pabrik dan (iii) Strategi diversifikasi tebu adalah efektifitas dan efisiensi. Hasil kajian menunjukan produk terpilih memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Namun demikian, perlu ditambahkan model lain seperti model prakiraan pasar dan model penentuan lokasi.

(5)

Tb Lutfi Rohman. F34102117. Decision Support System for Product Diversification of Sugarcane in PT. PG. Rajawali II PG. Jatitujuh Unit, Majalengka-West Java. Supervised by Marimin and Endang Warsiki, 2007.

SUMMARY

Sugar is one of the strategic product in Indonesia’s economy. National demand for sugar is estimated increasing along with the increasing population and the growing of industry processing of food and beverage. Indonesia sugar industry faced declining of sugar productivity, due to low sugarcane productivity and efficiency in sugar mill. The low sugar supply for domestic demand resulted in depending on sugar import which can not be avoided. National sugar price which frequently cannot compete with world price. It is therefore a reparation of sugarcane productivity and sugar mill must be done. With in development through utilizing sugarcane by-product, it will bring the improvement factory earnings and decreasing sugar production cost.

The aim of the research is to learn all parameters and factors influencing in development product diversification especially in utilizing sugarcane by product. Model Decision Support System for Product Diversification of Sugarcane was provided. The scope of this research is (i) to choose diversification of sugarcane product, (ii) to analyze financial feasibility and to develop strategy for sugarcane diversification.

Decision Support System for Product Diversification of Sugarcane was implimented by using Microsoft Visual Basic 6.0. Formula One Workbook Designer for dynamic database and Microsoft Web Page for static database. The application software is named SPKDPT (Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Tebu). The model consist of selection of sugar cane diversification product, financial feasibility of the chosen product and development diversification strategy of the product. The model provide decision alternative for all stake holder. The model was verified by using data collected from PT PG Rajawali II unit PG Jatitujuh, BPPT, LIPI through field survey, experts interview and references track in related institution.

Product selection model can be used to determine prospective sugarcane generation product priority. The determination of selection criteria applies a method of pairwise comparison. On the other hand determination of pre-eminent product carried out by the use of exponential comparison method ( MPE). Alternative product as about 28 kinds, in coming from 5 sugarcanes by-product, they are leaf, sprout, filter muds, bagasse and molase. Result of this model consist of two priorities, sugarcane generation product priority and raw material product priority. Five product generation of sugar cane with the biggest value MPE is biofuel/bioethanol with the value of 1872, followed by energy as about 1834, alcohol as about 1630, acetate acid & generation as about 1452 and particle board as about 1317. Moreover, it is seen that, product priority are manure from leaf with value of 722, manure from sprout as about 684, mix manure with a value of 925, biofuel / bioethanol with a value of 1872 and energy as about 1834.

Chosen product is biofuel/bioethanol, considering by the higgest MPE value as about 1872. The chosen product is supported by policy of government through Regulation of President year 2006 No.5 about Policy of National Energy and

(6)

Instruction President Republic Of Indonesia in 2006 No.1. This regulation is about exploration biofuel as alternative fuel to substitute demanding on petrol fuel.

The model of financial feasibility is designed to determaine industry feasibility of chosen product. Feasibility criteria such as NPV, B/Ratio, IRR, PBP and BEP are calculated in the model. For 10 year project, the bioethanol/biofuel industry is feasible to be developed, with value of NPV as about Rp. 61,307,178,659.-, IRR as about 24.7 %, Net B/C as about 1.483, PBP as about 4.14 year and BEP as about 1,885,745 litre / year.

Strategy model of sugarcane diversification is designed to analyze priority of goal, actor, diversification factor and development strategy sugarcane. AHP is used to make decision. The Result of this model show that the reccomended strategy is effectiveness and efficiency in diversification development of sugarcane, by conducting better management.The results can be concluded that : (i) Chosen product to be developed is biofuel/bioethanol; (ii) Prospect of the project is feasibile financially and (iii) Strategy diversification of sugarcane is effectiveness and efficiency. However, the conducted research still require many further model to improve a better support decision in sugarcane diversification such as market model identification and location suitability identification.

(7)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DIVERSIFIKASI PRODUK TEBU (Studi Kasus : PT. PG. Rajawali II unit PG. Jatitujuh,Majalengka-Jawa

Barat)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh :

TUBAGUS LUTFI ROHMAN F 34102117

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DIVERSIFIKASI PRODUK TEBU (Studi Kasus : PT. PG. Rajawali II unit PG. Jatitujuh,Majalengka-Jawa

Barat)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh :

TUBAGUS LUTFI ROHMAN F 34102117

Tanggal Lulus : 16 Juli 2007

Disetujui, Bogor, Agustus 2007

Pembimbing Akademik I

Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc

Pembimbing Akademik II

Dr. Ir. Endang Warsiki, MT

(9)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul “SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DIVERSIFIKASI PRODUK TEBU” Studi Kasus di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh Majalengka, Jawa Barat“ adalah asli karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing, kecuali yang jelas ditunjukkan rujukkannya.

Bogor, Agustus 2007 Yang membuat pernyataan,

TB LUTFI ROHMAN F34102117

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Serang-Banten pada tanggal 19 Mei 1984. penulis merupakan anak ke-tujuh dari tujuh bersaudara, putra dari pasangan Tb Halimi Idrus dan Nining A. Linarsih.

Penulis mulai memasuki dunia pendidikan sekolah dasar di Sekolah Dasar Islam Kebaharan Serang 1990 danlulus pada tahun 1996. kemudian melanjutkan pendidikan Tsanawiyah di Pesantren Persatuan Islam (Persis) Tarogong-Garut, hingga tahun 1998 penulis pindah ke sekolah MTsN Penancangan-Serang dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMUN I Serang dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis diterima pada program sarjana Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama masa kuliah penulis aktif dalam beberapa kepanitiaan seperti Lepas Landas Sarjana 2004 dan hari warga industri (HAGATRI) 2004. Dalam organisasi aktif di Forum Bina Islami (FBI) FATETA dan Badan Eksekuif Mahasiswa (BEM) FATETA.

Penulis melaksanakan praktek lapang pada tahun 2005 dengan topik “Mempelajari Aspek Sistem Produksi Pengolahan Karet di PTPN VIII Wangunreja-Subang”. Penulis juga pernah mengikuti program Magang di PT RNI pada bulan April-Mei 2006. Untuk menyelesaikan studi pada Departemen Teknologi Industri Pertanian penulis melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi berjudul “Sistem Penunjang Keputusan Diversifikasi Produk Tebu di PT. PG. Rajawali II unit PG. Jatitujuh, Majalengka Jawa Barat”. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan pendidikan S1 dengan gelar Sarjana Teknologi Pertanian (STP).

Referensi

Dokumen terkait

Berisi tentang teori-teori yang menunjang dalam pembuatan dan perancangan web registrasi yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan perangkat lunak, sehingga

"Al-Kulaini meriwayatkan dalam al-Ushul min al-Kitab al-Kafi : “Sesungguhnya Jibril turun kepada Nabi Muhammad s.a.w seraya berkata : Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah

Bersamaan dengan itu validasi isi juga dilakukan terhadap alat ukur iri (y1) dan penilaian deservingness (y2) yang berupa pertanyaan terhadap reaksi subjek skenario

kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar. dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam

peserta didik secara langsung dalam mengatasi kesulitan peserta didik selama proses penyelesaian kelim dengan tusuk flanel, penyelesaian kelim dengan tusuk som,

pada perintah if (kondisi) {benar} else { salah }, jika kondisi terpenuhi maka script yang akan deksekusi adalah pada kolom benar dan jika kondisi salah atau tidak

Perancang web umumnya disarankan untuk tetap pada penggunaan warna-warna "aman-web" dalam situs web mereka; akan tetapi warna dengan kedalaman 8-bit

Masa bercocok tanam, pada masa ini ditemukan peralatan-peralatan yang digunakan sebagai alat bercocok tanam (pertanian) yang sederhana (masih terbuat dari batu).. Masa perundagian,