• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA KOMUNIKASI SIMBOLIK PADA TATTOO BAGI WANITA PENGGUNA TATTOO DISURABAYA ( Studi Deskriptif Dengan Pendekatan Kualitatif Tentang Interaksi Simbolik Dalam Tattoo Bagi Wanita Pengguna Tattoo Di Kota Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKNA KOMUNIKASI SIMBOLIK PADA TATTOO BAGI WANITA PENGGUNA TATTOO DISURABAYA ( Studi Deskriptif Dengan Pendekatan Kualitatif Tentang Interaksi Simbolik Dalam Tattoo Bagi Wanita Pengguna Tattoo Di Kota Surabaya)."

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

NALENDRA AYU PRATISTA H.R

NPM. 0943010267

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOCIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA

(2)

dengan judul “ MAKNA KOMUNIKASI SIMBOLIK PADA TATTOO BAGI WANITA PENGGUNA TATTOO DISURABAYA

( Studi deskr iptif dengan pendekatan kualita tif tentang inter a ksi simbolik da la m tattoo

bagi wanita pengguna Tattoo di Kota Sur abaya) “

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :.

1. Allah SWT. yang selalu memberikan kesehatan, rezeki, kemudahan, dan kasih sayang.Terima kasih Ya Allah.

2. Ibu Dra. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Surabaya.

3. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si , selaku Kepala Program Komunikasi FISIP UPN "Veteran" Surabaya.

4. Ibu Dra. Diana Amelia, M.Si selaku pembimbing yang banyak memberi masukan dan arahan. Terima kasih banyak ibu.

(3)

Guys, your the best.

7. Teman – Teman yang di Bali yang sudah membantu Yermias A. Oktario, avissa, devita, irfan, ray dan janto Terima kasih atas semua bantuannya, termasuk support, masukan dan ide dalam penyelesaian proposal ini.

8. Teman-teman seperjuangan ikom 2009 lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Selamat berjuang ya kawan.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembacanya dan bagi akivitas akademi FISIP UPN "Veteran" Surabaya.

Surabaya , 1 Desember 2013

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ... i

HALAMAN PERSETUJ UAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

ABSTRAK ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 10

1.3Tujuan Penelitian ... 11

1.4Manfaat Penelitian ... 12

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Penelitian Terdahulu ... 13

2.2Tinjauan Komunikasi 2.2.1 Pengertian Komunikasi ... 15

2.2.2 Tujuan Komunikasi ... 21

2.2.3 Unsur – Unsur Komunikasi ... 22

2.2.4 Fungsi Komunikasi ... 23

(5)

2.3Tinjauan Makna

2.3.1 Pengertian Makna... 27

2.3.2 Makna Dalam Komunikasi ... 27

2.4Tinjauan Tentang Tattoo (Tato) 2.4.1 Pengertian Tattoo ... 28

2.4.2 Jenis tattoo ... 32

2.4.3 Makna Tattoo ... 44

2.5Interaksi Simbolik Dalam Tattoo ... 45

2.6Tinjauan Wanita Pengguna Tattoo ... 51

2.7Kerangka Berfikir ... 53

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Definisi Konseptual ... 55

3.2Interaksi simbolik Tattoo ... 58

3.3Lokasi Penelitian ... 60

3.4Informan Dan Teknik Pemilihan Informan ... 60

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 61

3.6Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV PENYAJ IAN DATA DAN ANALISIS DATA 4.1Gambaran umum objek penelitian 4.1.1 Sejarah Dan Perkembangan Tattoo ... 67

(6)

4.1.3 Efek Negatif Tattoo ... 77

4.1.4 Jenis – Jenis Gambar Tattoo... 79

4.1.5 Surabaya Tattoo Artist Community ... 80

4.2Penyajian Data ... 83

4.2.1 Informan 1 Putri Amelia ... 84

4.2.2 Informan 2 Cahaya ... 85

4.2.3 Informan 3 Eifrilia Putri ... 85

4.2.4 Informan 4 Endah Yulianti ... 86

4.2.5 Informan 5 Avissa Kuswantoro ... 87

4.3Analisis Data ... 88

4.3.1 Informan 1 Putri Amelia ... 90

4.3.2 Informan 2 Cahaya ... 100

4.3.3 Informan 3 Eifrilia Putri ... 107

4.3.4 Informan 4 Endah Yulianti ... 119

4.3.5 Informan 5 Avissa Kuswantoro ... 127

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 141

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

HASIL WAWANCARA ... 159

1. Informan 1 Putri Amelia ... 159

2. Informan 2 Cahaya ... 163

3. Informan 3 Eifrilia Putri ... 167

4. Informan 4 Endah Yulianti ... 171

5. Informan 5 Avissa Kuswantoro ... 175

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Tato yang dimiliki Putri Amelia ... 110

Gambar 2 : Tato yang dimiliki Cahaya ... 117

Gambar 3 : Tato yang dimiliki Eifrilia Putri ... 130

Gambar 4 : Tato yang dimiliki Endah Yulianti ... 138

(9)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna pesan tattoo pada wanita pengguna Tattoo di Kota Surabaya. Untuk menjawab masalah diatas, maka peneliti menyusun bentuk, posisi dan makna pesan tato pada wanita pengguna tato di Kota Surabaya . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, studi pustaka, observasi, studi dokumentasi, dan internet searching. Subjek penelitian ini adalah wanita pengguna tato di Kota Surabaya . Informan dalam penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dan berjumlah lima informan. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, pengumpulan data,penyajian data dan evaluasi

Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor - faktor internal pengguna tato untuk menato tubuhnya adalah kerena emosi, pengekspresian, kecintaan terhadap seni, mengabadikan momen khusus dalam kehidupannya, mencari perhatian dan sebagai accesoris. Sedangkan faktor-faktor eksternal pengguna tato menato tubuhnya adalah diajak teman serta karena trend atau mode. Hasil penelitian tentang pemakanaan tato pada wanita pengguna tato menunjukkakan bahwa tato yang ada di tubuh pengguna tato tersebut adalah sebagai ungkapan perasaan, ekspresi seni dan keindahan, sebagai identitas, sebagai pelampiasan permasalahan yang sedang dihadapi serta tato sebagai spiritualitas (kepercayaan).

Kata kunci : tato, wanita bertato, makna tato, religi, trend tato, model tato,

ABSTRACT

MEANING A MESSAGE TATTOO IN WOMEN USERS TATTOO IN SURABAYA

(A descriptive study with a qualitative approach of symbolic interaction in the tattoo on a woman user Tattoo in the city of Surabaya)

This research aims to find out how the meaning of the message on the woman's tattoo Tattoo users in the city of Surabaya. To address the above problems, the researchers devised a shape, the position and meaning of a message tattooed on a woman's tattoo users in the city of Surabaya. This study used a qualitative approach with descriptive methods. Data were collected through interviews, literature study, observation, study documentation, and Internet searching. The subject of this research is a female user tattoo in the city of Surabaya. Informants in the study are determined by using purposive sampling technique and number five informants Technique of data analysis performed with the reduction of data, data presentation, data collection and evaluation

The conclusions from the results of this research show that there are internal factors to create tattoos tattoo users her body is because emotion, expression, a love of art, capture the special moments in their lives, looking for attention and as accesoris. While external factors users invited friends and tattoo is because the trend or fashion. The results of research on the meaning of a tattoo on a woman tattoo users pointed out that existing tattoos on body tattoo is the user as an expression of feeling, the expression of art and beauty, as identity, as the impingement problems at hand and tattoos as spirituality (faith)

(10)

PENDAHULUAN

BAB I

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan

dari zaman ke zaman. Semakin banyaknya kebutuhan hidup manusia,

semakin menuntut pula terjadinya peningkatan gaya hidup (lifestyle).

Sebagai dampaknya, hal ini menuntut setiap orang untuk selalu up to date.

Pada tahun 70 sampai 80-an saat mendengar kata tattoo yang

terlintas dalam pikiran adalah gambaran seseorang yang garang, seram

dan identik dengan preman, namun saat ini tato sudah menjadi gaya hidup

bagi sebagian orang terlebih di kota kota besar salah satunya kota

Surabaya. Di dunia barat, tattoo biasanya dianggap sebagai bentuk

ekspresi dan kreativitas seesorang. Selain menunjukkan individualitas,

secara bersamaan tato juga menunjukan bahwa pemiliknya adalah anggota

sebah kelompok komunitas yang menyukai seni melukis ditubuh.

Dalam bahasa Indonesia kata tattoo metupakan pengindonesiaan

dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau lambing yang

membentuk sebuah desain pada kulit tubuh. Konon kata “ tato ” berasal

dari bahasa Tahiti, yakni “tattau” yang berarti menandai, dalam arti bahwa

tubuh ditandai dengan menggunakan alat berburu yang runcing untuk

(11)

bahasa jawa mempunyai makna yang nyaris sama meskipun berbeda,

yakni dari kata “ tatu “ yang juga memiliki kesejajaran makna “ luka ”

atau “ bekas luka “, yang menjadi sebuah tanda tertentu dengan kulit

lainnya baik di tubuhnya sendiri maupun perbedaan tanda dengan tubuh

milik orang lain.

Di Indonesia sendiri Orang Mentawai sudah mentato badan sejak

kedatangan mereka ke pantai barat Sumatera. Bangsa Proto Melayu ini

datang dari daratan Asia (Indocina), pada Zaman Logam, 1500 SM - 500

SM. Itu artinya, tato mentawailah yang tertua di dunia. Bukan tato Mesir,

sebagaimana disebut-sebut berbagai buku. Sebutan tato konon diambil dari

kata tatau dalam bahasa Tahiti.

Fenomena tatto bukan dilahirkan dari sebuah tabung dunia yang

bernama modern dan perkotaan. Secara historis, tatto lahir dan berasal dari

budaya pedalaman, tradisional, bahkan dapat dikatakan kuno (Olong,

2006: 8). Keberadaan Tatto pada masyarakat modern perkotaan

mengalami perubahan makna, Tatto berkembang menjadi budaya populer

atau budaya tandingan yang oleh audiens muda dianggap simbol

kebebasan dan keragaman. Akan tetapi kalangan tua melihat sebagai suatu

keliaran dan berbau negatif.

Tatto atau dalam kebudayaan Indonesia dikenal sebagai salah satu

bentuk praktek merajah tubuh memberikan fenomena tersendiri dalam

masyarakat, terkait pemakaiannya dan persepsi setuju atau

(12)

menilai tatto memberikan ilustrasi yang tidak hanya sebagai bentuk

pilihan antara memakai atau tidak, suka atau tidak suka, setuju atau

tidak setuju, tetapi juga memperhatikan nilai-nilai lain diluar dua pilihan

hitam - putih. Lebih dari sekedar bentuk persetujuan, peneliti melihat

tatto bukan hanya sebagai wacana dalam bentuk ilustrasi gambar saja.

Perkembangan pemaknaan tatto yang individualistik tentunya

memberikan warna tersendiri untuk dapat dilihat dari berbagai aspek

khususnya pada kaum wanita metropolitan di kota Surabaya yang

menggunakan tatto pada tubuh mereka.

Tato memang sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat

kita khususnya di kota Surabaya. Surabaya terkenal dengan kota

metropolitan, dimana tidak sedikit kaum muda yang mengekspresikan seni

dengan cara mentato tubuhnya. Tetapi ada sebagian masyarakat yang

menganggap orang yang mentato tubuhnya itu memiliki sifat yang

negatif, sehingga para kaum muda sedikit terbatas untuk melakukan

pengekspresian pada seni yang mereka inginkan. Padahal sejak

jaman nenek moyang, tato sudah mulai hadir dan menghiasi sejarah

dari peradaban masa lalu. Dahulu tato mempunyai makna sakral , suci

dan mempunyai kedudukan serta arti yang cukup penting, hal tersebut

menandakan bahwa tidak sembarang orang bisa menggunakan tato.

Seiring dengan berjalannya waktu makna tato mulai bergeser menjadi

(13)

Tatto dalam pandangan modern telah banyak melibatkan

unsur-unsur yang secara sinergis dapat disatukan dalam suatu ringkasan gambar.

Seni design dalam tatto memiliki hubungan kuat dengan adanya sisi

artistik dari gambar tatto, dengan kata lain tatto ini pun menjadi satu

komoditas lain untuk dapat mengapresiasi seni. Bahkan hal ini justru

dijadikan “alasan” umum untuk kaum urban dalam mengklaim

penggunaan tatto.

Eksplorasi pop art menjadi salah satu cara untuk menempatkan

tatto sebagai bentuk-bentuk di luar pemahaman kuno, kecenderungan

memberikan wacana baru sebagai bentuk gaya hidup. Pemilihan kata gaya

hidup pun akan semakin menjelaskan tatto sebagai salah satu cara lain

dalam mengungkapkan kebutuhan seseorang. Kebutuhan - kebutuhan

yang dituju oleh para pengguna tatto ini juga menarik perhatian peneliti

untuk dapat meneliti maksud dari adanya penggunaan tatto di era ini.

Tidak heran jika tatto kemudian melebarkan pemahamannya

dengan menyangkut pada adanya kelas gender penggunanya.

Kecenderungan tatto sampai saat ini sepertinya masih di pegang pada tabu

laki-laki sebagai gender yang dirasa “cocok” untuk memiliki tatto. Kesan

maskulinitas seharusnya menjadi acuan jika nilai gender ini memang

dihadirkan untuk menempatkan tatto sebagai “milik” pria . Kenyataannya

sekarang ini tatto bukan hanya di dominasi oleh pria. Wanita pun berhak

menentukan pilihannya dalam menghias tubuhnya dengan beragam

(14)

peneliti sebagai karya dalam memposisikan gender mereka dengan

lawannya.

Kemudian munculnya sikap feminisme dalam perlawannya

menempatkan emansipasi melalui gambar tatto. Beberapa contoh aspek

yang di jangkau pada gambar tatto seharusnya dapat membuka

pemahaman-pemahaman masyarakat mengenai posisi krusial tatto dalam

masyarakat. Jika melihat hubungan tatto dengan objek gambar tatto,

bahkan aspek lainnya juga memiliki kecenderungan tersendiri.

Keberagaman objek yang tidak terbatas dapat diterapkan pada gambar

tattoo.

Beberapa pola menunjukan tatto pada wanita dapat menunjukan

sisi seksualitasnya, apalagi dengan letak gambar tatto yang dapat berada

dalam jangkauan intim. Jika hal ini merupakan sebagian kecil asumsi tatto

yang memiliki daya tarik seksual untuk dapat membentuk image tersendiri

bagi penggunanya. Memang tidak selalu dihubungkan dengan seks, tetapi

ini merupakan trend lain yang ditunjukan dari fenomena tatto.

Kemajuan teknologi, pertukaran informasi, akulturasi budaya, dan

menjamurnya studio tatto seharusnya menjadi suatu alasan tatto untuk

dapat dilihat sebagai hasil dari perkembangan zaman. Tatto yang tidak

hanya dipandang sebagai kajian usang mengenai kebudayaan primitif

sekarang ini sepertinya tidak cukup kuat untuk dapat menghalalkan tatto

sebagai perilaku yang dianggap umum dan biasa. Terlebih para orang tua

(15)

sikap-sikap perlawanan atau pun pembangkangan pada perilaku norma-norma

yang seharusnya.

Sikap relijiusitas masyarakat Indonesia yang menghubungkan

agama sebagai alasan kuat untuk tidak mentatto diri, menjadi suatu batasan

ketat dan utama. Hal ini terlebih pernah dirasakan oleh beberapa orang

yang juga sempat menanyakan keinginan untuk dapat mentatto pada orang

tua. Indonesia sebagai Negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia,

mungkin dapat menjadi alasan kuat mengapa sikap-sikap religi menjadi

alasan kuat masyarakat untuk sedikitnya mengharamkan tatto. Islam

sendiri melihat tatto sebagai suatu perilaku yang tidak seharusnya

dilakukan. Haram, Itu hukumnya. Tidak heran jika masyarakat Indonesia

yang masih melihat tatto dari kacamata agama, menghubungkannya

sebagai bentuk perbuatan dosa untuk pemiliknya.

Terlebih tatto sering dan bahkan sangat sering sehingga terkadang

menjadi asumsi tersendiri bagi masyarakat dengan mengaitkan,

menghubungkan, dan menjustifikasi tatto dengan bentuk-bentuk

kriminilitas. Tidak salah memang, karena peneliti sendiri melihat banyak

sekali preman menggunakan tatto, pencuri bertatto, gangster bertatto,

berandalan bertatto, bahkan hal ini kadang stereotype dibenarkan pada saat

melihat tayangan program kriminalitas di televisi yang sering

memperlihatkan polisi menunjukan tatto pelaku. Tidak salah, tetapi tidak

sepenuhnya benar. Bentuk mungkin menjadikan alasan kriminalitas

(16)

Terlalu sempit jika melihat tatto dari satu sisi kriminalitas dengan

mengeneralisasi tatto sangat dekat dengan kejahatan, padahal tidak sedikit

orang jahat juga yang tidak bertatto. Itu keadaan masyarakat kita yang

sering memandang tatto sebagai bentuk kemunduran budaya, jika memang

dikaitkan pada posisinya sebagai bentuk gaya hidup modern. Lain halnya

dengan melihat suku-suku yang menggunakan tatto sebagai suatu

keharusan dan penghormatan. Tatto sekarang ini juga banyak di alihkan

pada perannya sebagai karya. Karya seni, katanya. Karya yang memiliki

nilai seni sehingga alasan mencintai seni memang sering terdengar sebagai

alasan kuat untuk meng-halal-kan tatto.

Tato pada dasarnya diaplikasikan pada bagian-bagian tubuh yang

sesuai dengan kehendak penggunanya. Tangan, kaki, pergelangan tangan,

jari, kuku, daun telinga, kulit kepala, wajah, leher, pinggul, betis dan

bagian tubuh lainnya. Bahkan bagian-bagian tubuh yang terdengar tidak

lazim juga menjadi media aplikasi gambar tato, seperti bola mata (melalui

jalan operasi), gigi, lidah, dan bagian-bagian intim. Untuk kelompok,

komunitas, atau sekte dalam kaitannya sebagai suatu keanggotaan,

terkadang tato di buat pada bagian tubuh yang sama pada setiap

anggotanya menurut kesepakan atau ketentuan yang telah ada. Hal ini

sebagai suatu penunjuk keanggotaan, solidaritas, syarat, atau sebagai

(17)

Selain bagian tubuh, pemilihan gambar tato memiliki bagian

penting dalam penelitian ini, karena mentato dengan sendirinya

menempatkan gambar tertentu pada bagian tubuh. Mengenai gambar yang

digunakan, itu akan menyangkut pada masalah kecenderungan individual

untuk menentukan pilihannya. Di luar dari gambar tato kelompok atau

komunitas tertentu yang sebagian bersifat seragam karena diperuntukan

sebagai identitas bersama atau memiliki arti yang dipahami bersama, maka

gambar tato individual akan memiliki banyak ragam. Tidak ada batasan

tertentu dalam mengaplikasikan gambar tato, tidak ada ketentuan baku.

Keberagaman pada gambar tato setiap pengguna tato, diyakini

peneliti memiliki pesan tersendiri. Pesan yang dibuat untuk dapat menjadi

bahan pengingat dirinya atau pun orang lain. Pesan yang dengan sengaja

di buat melalui ukiran gambar tato pada tubuh penggunanya, sangat

memiliki esensi dalam menyampaikan sesuatu. Sesuatu yang secara

penuh seharusnya di mengerti oleh si pemilik tato sebelum menya pada

bagian tubuh. Terkadang orang lain juga dapat mengerti pesan yang

dimaksud dengan sekilas melihat gambar tato, tetapiterkadang juga si

pemilik tato bahkan tidak mengetahui apa pesan yang ingin di sampaikan

dalam gambar tatonya.

Apa pun tujuan tatto, seharusnya alasan kesehatan sekarang ini

menjadi point penting untuk pengguna tatto atau yang akan di tatto untuk

dapat mempertimbangkannya. Kemungkinan penularan penyakit

(18)

tidak steril berpeluang menimbulkan penyakit seperti HIV/AIDS dan

hepatitis B. Jika membahas masalah penyakit sebetulnya masa setelah tatto

pun seharunya menjadi perhatian, karena sebagian orang dapat

menimbulkan iritasi, infeksi, dan bahkan kanker kulit. Perilaku

seperti ini sering terjadi karena kurangnya kesadaran dan pemahaman

mengenai pentingnya memahami tatto sebelum dan setelah

menggunakannya.

Mempelajari tatto bukan hanya menuntun peneliti pada satu aspek

permasalahan, tetapi merujuk pada adanya banyak sudut pandangan

keilmuan yang menjelaskan bahwa penelitian mengenai tatto ini akan

melibatkan euphoria tersendiri secara multiaspek. Mengupas masalah tatto

berarti juga mendeskripsikan tentang nilai-nilai kebudayaan, historis,

sosiologi, komunikasi, seni, design, nilai gender, gaya hidup, seksualitas,

relijiusitas dan bahkan secara matematis pun penilaian tatto dapat

diterapkan. Setidaknya itu merupakan sebagian lain aspek yang dapat

penulis tangkap dalam melihat wacana tatto yang berkembang melalui

caranya sendiri dengan memperlihatkan adanya kompleksitas akulkturasi

wacana lainnya.

Tujuan dalam penelitian ini tidak untuk dapat memberikan solusi

terkait masalah tato, hanya penggambaran wacana dirasa peneliti jauh

lebih penting untuk dapat dilihat masyarakat luas dalam memahami tato.

Pemahaman yang baik mengenai tato, sedikitnya akan memberikan

(19)

lingkungannya memiliki kandungan tersendiri untuk di mengerti. Baik

buruknya pengguna tato, sebenarnya bukan tolok ukur apa pun..

Pemahaman mengenai tatto akan membantu masyarakat dan para

pengguna tatto khususnya di kota Surabaya untuk lebih memahami tatto.

Untuk itu tatto akan menceritakan mengenai apa, mengapa, dan bagaimana

makna gambar tatto tersebut melekat.

Berdasarkan alasan yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “MAKNA KOMUNIKASI

SIMBOLIK PADA TATTOO BAGI WANITA PENGGUNA TATTOO DI

SURABAYA ( Studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif tentang

interaksi simbolik dalam tattoo bagi wanita pengguna Tattoo di Kota

Surabaya)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus permasalahan yang

akan dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana Makna komunikasi

simbolik pada tattoo sebagai interaksi simbolik bagi kalangan wanita

pengguna tato di kota Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna

komunikasi simbolik pada tattoo sebagai bentuk interaksi simbolik bagi

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang akan dilakukan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat mendatangkan

berbagai faedah, antara lain :

a. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi untuk

memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan ilmu komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Pembangunan Nasional ” Veteran” Jawa Timur.

b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

tambahan kepada teman-teman yang ingin menganalisa

sebuah fenomena dan interaksi simbolik yang memiliki

kemiripan dengan kasus yang di angkat oleh peneliti pada

tulisan ini.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat

antara lain :

a. Menjadi landasan dalam menganalisis masalah serta

memahami tentang interaksi simbolik dalam tattoo pada

(21)

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi input bagi

pihak terkait untuk melakukan pengkajian implikatif bagi

kebutuhan pembangunan kualitas sumber daya manusia pada

(22)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

“Makna Komunikasi Simbolik di Kalangan Pengguna Tato Kota

Bandung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna

pesan tato sebagai bentuk komunikasi non verbal di kalangan pengguna

tato di Kota Bandung.dalam penelitian ini peneliti menyusun identifikasi

penelitian sebagai berikut: isyarat, bentuk struktural, pengaruh sosial,

penafsiran, refleksi diri, kebersamaan (commonality), dan makna pesan

tato dikalangan pengguna tato di Kota Bandung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, studi pustaka, observasi,

studi dokumentasi, dan internet searching. Subjek penelitian ini adalah

pengguna tato di Kota Bandung. Informan dalam penelitian ditentukan

dengan menggunakan teknik purposive sampling dan berjumlah tiga

informan. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data,

kategorisasi, dan sintesisasi.

Penelitian ini difokuskan pada pengguna tato permanen dengan

sebanyak 24 informan. Penentuan iinfornamn dilakukan secara purposive.

Informan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu pertama,

(23)

Kedua, adalah 11 informan yang merupakan seniman tato yaitu orang yg

bekerja membuat tato.

Seni tato bergerak dan berubah dalam berbagai bentuk dan pemaknaan.

Mulai dari fungsi-fungsi tradisional yang religius sebagai simbol status,

kemudian ada masa ketika orang bertato harus ditembak mati pada saat

operasi penembak misterius (petrus), sampai pada saat ini tato sebagai

trend fashion. Pemaknaan sosial menentukan nilai bagi subjek-subjek

material seperti tato yang akan memberi pengaruh secara langsung kepada

penggunanya. Perubahan sosial masyarakat dalam memaknai tato ini

berkaitan dengan kepentingan yang ada dan pergeseran pemahaman

mengenai fungsi dari tato itu sendiri. Hal tersebut tidak menjadikan tato

suatu tindakan diluar norma layaknya pada jaman dulu pada saat Tato

menjadi pengikat spirit suku-suku jaman dahulu.

Dalam perkembangannya tato tidak hanya dimaknai sebagai

simbolisasi yang bisa menghantarkan kepada penggunanya untuk memiliki

kekuatan-kekuatan yang kasat mata bagi segolongan orang, dalam

perkembangannya tindakan menato semakin banyak yang mengikutinya

karena kultur budaya yang semakin mempopulerkan tato. Bagi sebagian

masyarakat terutama anak muda, tato adalah seni. Dengan tato, mereka

bisa mengekspresikan diri, mengaktualisasikan keberadaan mereka di

tengah masyarakat. Meski demikian, masih banyak dari sebagian orang

menganggap bahwa orang bertato identik dengan premanisme, mungkin

(24)

atau karena memang banyak juga kenyataan bahwa premanisme bercirikan

tato walaupun hal ini tidak dapat mengeneralisasikan pengguna tato

sebagai kriminal.

Pengguna tato di Bandung juga pasti akan mengalami hal yang sama,

tetapi apapun pemahaman orang dalam memahami dan menilai tato, tidak

menuntup banyaknya pengguna tato untuk tetap bereksperimen

menggunakan tubuhnya untuk dapat dijadikan sebagai media efektif dalam

menyampaikan pesan-pesannya melalui gambar tato.

2.2 Tinjauan Komunikasi

2.2.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communications dalam bahasa

Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama ,

communico, communication, atau communicare yang berarti

membuat sama (to make common). Istilah pertama (communis)

paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang

merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip.

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau

suatu pesan dianut secara sama. (Mulyana, 2001:41).

Pengertian mengenai komunikasi banyak diungkapkan oleh

para ahli komunikasi dengan menilainya dari sudut kepentingan

dan keteraturannya sendiri mengenai makna inti dari komunikasi.

(25)

etimologi, bahwa “Istilah komuniksi atau dalam bahasa Inggris

communication berasal dari kata Latin communicatio, dan

bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini

maksudnya adalah sama makna.” (Effendy, 2003: 9).

Menurut Willbur Schramn, seorang ahli ilmu komunikasi

kenamaan dalam karyanya Communication Research In The

United States menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila

pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka

acuan (Frame of Reference) yakni panduan pengalaaman dan

pengertian (collection of experience and meanings) yang pernah

diperoleh komunikan. Proses komunikasi pada dasarnya adalah

proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seseorang

komunikator kepada komunikan, pesan itu bisa berupa gagasan,

informasi, opini dan lain – lain.

Dari beragam definisi dan pengertian komunikasi yang

telah dikemukakan menurut beberapa ahli komunikasi, dapat

dilihat bahwa nilai penting yang digaris bawahi di dalamnya adalah

adanya proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang

lain melalui media. Ada beberapa pandangan tentang banyaknya

unsur komunikasi yang mendukung terjadi dan terjalinnya

komunikasi yang efektif. secara garis besar komunikasi telah

(26)

penerima, sementara ada juga yang menambahkan umpan balik dan

lingkungan selain ketiga unsur yang telah disebutkan.

Komunikasi merupakan alat utama yang digunakan dalam

rangka melakukan interaksi yang berkesinambungan untuk

beragam kepentingan. Komunikasi bersifat fundamental karena

berbagai maksud dan tujuan yang ingin dicapai memerlukan

adanya suatu pengungkapan atas dasar-dasar tujuan tersebut, maka

dalam hal ini komunikasi menjadi alat utama yang digunakan

untuk menyampaikan tujuannya. Komunikasi sangat mendasari

berbagai pemaknaan yang akan dibuat dan yang akan terbuat

setelahnya.

Menurut Deddy Mulyana, Proses komunikasi dapat

diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

1. Komunikasi verbal Simbol

Komunikasi verbal Simbol atau pesan verbal adalah semua

jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.

Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari

termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja yaitu

usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk

berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat

(27)

2. Komunikasi non verbal

Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat

yang bukan kata – kata. Menurut Larry A. Samovar dan

Richard E Porter komunikasi non verbal mencakup semua

rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu

setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan

penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai

nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima

(Mulyana, 2000 : 237)

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana

Effendy, Komunikasi dapat berlangsung apabila terjadi kesamaan

makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan

perkataan lain, komunikasi adalah proses membuat pesan setala

(tuned) bagi komunikator dan komunikan. “Pertama komunikator

menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada

komunikan. ini berarti ia memformulasikan pikiran dan atau

perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan

dimengerti oleh komunikan. Kemudian menjadi giliran komunikan

untuk mengawa-sandi (decode) pesan komunikator itu. ini berarti

ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau

perasaan komunikator berfungsi sebagai penyandi (encoder) dan

komunikan berfungsi sebagai pengawa-sandi (decoder).” (Effendi,

(28)

Mulyana (2000: 61-69) mengungkapkan pengertian

komunikasi dalam pandangan:

1. Komunikasi Sebagai Tindakan Satu Arah

Komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan dari

seseorang misalnya instruktur kepada pihak lain (peserta

pelatihan), baik langsung melalui suatu tatap muka ataupun

tidak langsung melalui suatu media. Gambaran peristiwanya,

seseorang atau organisasi mempunyai suatu informasi

kemudian disampaikan kepada orang lain, dan orang lain itu

menerima informasi tersebut baik dengan cara mendengarkan

atau dengan cara membaca (suatu quiz). Komunikasi yang

terjadi berorientasi pada pesan a message-centered philosophy

of communication. Keberhasilan komunikasi seperti ini terletak

pada penguasaan fakta atau informasi dan pengaturan mengenai

cara-cara penyampaian fakta atau informasi tersebut.

2. Komunikasi Sebagai Interaksi

Komunikasi di sini diartikan sebagai suatu proses

sebab-akibat atau aksi-reaksi secara bergantian baik verbal ataupun

non-verbal. Gambaran peristiwanya, seseorang menyampaikan

suatu informasi kemudian pihak penerima informasi itu

memberikan respon atas informasi yang diterimanya itu untuk

kemudian pihak pertama bereaksi lagi setelah menerima respon

(29)

Komunikasi demikian berorientasi pada pembicara a

speaker-centered philosophy of communication dan mengabaikan

kemungkinan seseorang bisa mengirim dan atau menerima

informasi pada saat yang sama. Di sini unsur umpak balik

(feed-back) menjadi cukup penting. Bagaimana pihak pengirim

dan penerima suatu informasi bisa silih berganti peran karena

persoalan umpan balik.

3. Komunikasi Sebagai Transaksi

Komunikasi sebagai transaksi merupakan suatu proses yang

bersifat personal karena makna atau arti yang diperoleh pada

dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran atas suatu informasi

melalui proses penyandian (encoding process) dan melalui

penyandian kembali (decoding process) dalam peristiwa

komunikasi baik atas perilaku verbal ataupun atas perilaku

non-verbal bisa amat bervariasi.

Peristiwanya melibatkan penafsiran yang bervariasi dan

pembentukan makna yang lebih kompleks. Komunikasi tidak

membatasi pada kesengajaan atau respons yang teramati

melainkan pula mencakup spontanitas, bersifat simultan dan

kontekstual. Komunikasi ini berorientasi pada arti baru yang

terbentuk, biasa disebut a meaning-centered philosophy of

(30)

2.2.2 Tujuan komunikasi

Terdapat banyak tujuan atau motif utama mengapa manusia

melakukan suatu komunikasi dengan orang lain menurut Arnold

dan Bowers 1984, Naisbit 1984 (Devito 1997:32). Diantara sekian

banyak tujuan dalam berkomunikasi, terdapat empat tujuan utama.

Salah satu tujuan yang pertama yaitu komunikasi mengangkut

penemuan diri (personal discovery). Tujuan berkomunikasi yang

kedua kenapa orang berkomunikasi adalah untuk berhubungan

dengan orang lain. Dengan membina dan memelihara hubungan,

individu berharap untuk dicintai dan disukai sekaligus individu

ingin mencintai dan menyukai orang lain. unsur – unsur

komunikasi.

Berikutnya adalah tujuan berkomunikasi yang ketiga yaitu

untuk menyakinkan. Individu melakukan suatu persuasi antar

pribadi, baik menjadi penyampai atau penerima pesan. Misalnya

individu berusaha mengajak temannya untuk mengambil mata

kuliah tetentu. Tujuan terakhir manusia melakukan komunikasi

yaitu untuk bermain. Perilaku berkomunikasi digunakan untuk

(31)

2.2.3 Unsur – unsur komunikasi

Menurut Harold Laswell cara yang baik untuk

menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan berikut: who says what in which channel to whom with

what effect?, atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada

siapa dengan pengaruh bagaimana. Berdasarkan definisi Laswell

ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi, yaitu:

1. Komunikator atau sumber (source)

Komunikator atau sumber adalah pihak yang berinisiatif atau

mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.Sumber boleh jadi

seorang, sekelompok, organisasi, perusahaan, atau bahkan

Negara, yang mempunyai kebutuhan bervariasi, dari mulai

sekedar menyapa, menghibur, menyampaikan informasi, dan

lain sebagainya. Komunikator harus bisa menyampaikan

perasaan dan pikirannya ke dalam seperangkat simbol verbal

dan atau non verbal yang idealnya dapat dipahami oleh

penerima pesan.

2. Pesan

Yaitu apa yang dikomunikasikan oleh komunikator kepada

komunikan. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan

atau non verbal yang dapat mewakili perasaan, pikiran, nilai,

atau maksud komunikator. Pesan mempunyai tiga komponen,

(32)

3. Media atau saluran

Yaitu alat atau wahana yang digunakan komunikator untuk

menyampaikan pesannya kepada komunikan. Saluran juga

merujuk pada cara penyajian pesan, apakah langsung (tatap

muka) ataukah bermedia.

4. Komunikan atau penerima

Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari

komunikator. Komunikan menerjemahkan atau menafsirkan

seperangkat simbol verbal dan atau non verbal yang

diterimanya menjadi suatu gagasan yang dapat dipahami.

Proses ini dibsebut penyandian balik (decoding).

5. Efek

Yaitu apa yang terjadi pada komunikan setelah menerima

pesan dari komunikator . Misalnya penambahan pengetahuan,

perubahan sikap, perubahan perilaku, dan sebagainya.

2.2.4 Fungsi komunikasi

Berbicara mengenai fungsi komunikasi, Onong Uchjana Effendy,

mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah :

1. Menginformasikan (to inform)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat,

(33)

terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta

segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (to educated)

adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan

komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikiranya

kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi

dan ilmu pengetahuan.

3. Menghibur (to entertain)

adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan

komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi

untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (to influence)

adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang

berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan

pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap

dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di harapkan.

(Effendy, 2003: 36)

2.2.5 Proses Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses

yang memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara

efektif. Proses komunikasi inilah yang membuat komunikasi

(34)

proses komunikasi, berarti ada suatu alat yang digunakan dalam

prakteknya sebagai cara dalam pengungkapan komunikasi tersebut.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni proses

komunikasi secara primer dan secara sekunder. Proses komunikasi

secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer

dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar,

warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu

“menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada

komunikan.” (Effendy, 2003: 11)

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan

dalam komunikasi adalah bahasa, tetapi tidak semua orang dapat

mengutarakan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya melalui

kata-kata yang tepat dan lengkap. Hal ini juga diperumit dengan

adanya makna ganda yang terdapat dalam kata-kata yang

digunakan, dan memungkinkan kesalahan makna yang diterima.

Oleh karena itu bahasa isyarat, kial, sandi, simbol, gambar, dan

lain-lain dapat memperkuat kejelasan makna

Setelah proses komunikasi primer, maka proses komunikasi

kedua adalah proses komunikasi sekunder. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa, “Proses

(35)

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana

sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media

pertama.” (Effendy, 2003: 16).

Komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari

komuniksi primer untuk menembus ruang dan waktu. Dalam

menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan

komunikasi, komunikator harus mempertimbangkan sifat media

yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan

sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari

atas pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju.

Komunikan media surat, poster atau papan pengumuman

akan berbeda dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, atau

film. Setiap media memiliki ciri atau sifat tertentu yang hanya

efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu

pesan tertentu

Media massa seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan

lain-lain memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain massif (massive)

atau massal (massaal), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang

relatif banyak. Sedangkan media nirmassa atau media nonmassa

seperti, telepon, surat, telegram, spanduk, papan pengumuman, dan

lain-lain tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif

(36)

2.3 Tinjauan tentang Makna

2.3.1 Pengertian makna

Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan

acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus

yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan

asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki

(http://id.wikipedia.org/wiki/Makna). Makna merupakan konsep

yang abstrak, yang telah menarik perhatian pada ahli filsafat dan

para teoretisiilmu sosial semenjak 2000 tahun yang silam.

Dengan menyampingkan semua kekacauan filosofis

mengenai makna, sebenarnya kita semua memiliki intuitif tentang

apa itu makna. Dengan kata lain, kita mungkin tidak dapat

menerangkan penjelasan teoritis yang tepat tentang makna, namun

kita dapat mengatasi konsep makna dalam percakapan. Pengertian

makna itu sendiri bergantung pada perspektif yang kita pergunakan

untuk mengkaji proses komunikatif, oleh karena itu penggunaan

konsep maknasecara konsisten dipergunakan seakan-akan kita tahu

sepenuhnya tentang makna dari makna itu.

2.3.2 Makna dalam komunikasi

Secara etimologi penjelasan mengenai definisi komunikasi

telah banyak diarahkan pada suatu sumber yang sama mengenai

asal mulanya yang berasal dari kata Latin communicatio, dan

(37)

menunjukan satu karakteristik yang jelas dari makna yang relevan

dengan komunikasi manusia adalah “kebersamaan”: makna yang

berkaitan dengan komunikasi pada hakikatnya merupakan

fenomena sosial.

Aspek makna yang fundamental sebagaimana terdapat

dalam komunikasi manusia adalah alat sosialnya―keumumannya

atau konsnensus atau kebersamaannya dari makna-makna

individual. Faham tentang makna bersama sebagaian besar

memasuki setiap perfektif komunikasi manusia, tetapi hal ini tidak

berarti bahwa tinjauan komunikasi manusia tentang “makna

bersama” itu sama. Dalam kenyataannya, konsepsi tentang

kebersamaan tersebut berbeda-beda diantara berbagai sudut

penciptaan dan pemaknaannya.

2.4Merajah Tubuh (Tattoo)

2.4.1 Tattoo (tato)

Dalam bukunya yang berjudul “ Tato “ Olong menjelaskan

Secara kebahasan, tato mempunyai istilah yang nyaris sama

digunakan di berbagai belahan dunia. Beberapa diantaranya adalah

tatoage, tatouage, tatowier, tatuaggio, tatuar, tatuajr, tatoos,

tattueringar, tatuagens, tatoveringer, tattoos dan tatu. Tato yang

(38)

kegiatan menggambar pada kulit tubuh dengan menggunakan alat

sejenis jarum atau benda dipertajam yang terbuat dari flora.

Dalam bahasa Indonesia, kata tato merupakan

pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar atau

lambang yang membentuk sebuah design pada kulit tubuh. Di

dalam “Ensiklopedia Indonesia” dijelaskan bahwa tato merupakan

lukisan berwarna permanen pada kulit tubuh. Menurut Ki Hajar

Dewantara tato itu adalah seni. Seni merupakan hasil keindahan

sehingga dapat menggerakkan persasaan indah orang yang

melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat

mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.

Sedangkan dalam “Ensiklopedia Amerika” disebutkan

bahwa tattoo, tattooing is the production of pattern on the face and

body by serting dye under the skin some anthropologist think the

practice developed for the painting indications of status, or as

mean of obtaining magical protection (Menato adalah kegiatan

dalangkhasilkan suatu pola pada wajah dan tubuh dengan

memasukan atau membentuknya di bawah kulit yang bagi sebagian

antropolog diindikasikan sebagai nilai status atau juga memiliki

nilai magis tersendiri (Olong, 2006:83).

Konon kata “ tato ” berasal dari bahasa Tahiti, yakni

“tattau” yang berarti menandai, dalam arti bahwa tubuh ditandai

(39)

memasukkan zat pewarna dibawah permukaan kulit

(Olong,2006:83-84). Dalam hal penandaan, Victor Turner

membagi dua macam teknik penandaan, seperti yang dikutip oleh

Olong berikut ini:

1. Scarification, yaitu teknik penandaan pada tubuh

dengan cara penggoresan sehingga membuat luka

yang membuat panjang dan lurus di permukaan

kulit tubuh.

2. Cicatrization, yaitu penandaan tubuh dengan cara

menyobek kulit dan menyumpalkan sesuatu barang

kedalam kulit tersebut. Dalam menghasilkan

penandaan pada tubuh tersebut, bahan pewarnanya

dapat berupa arang, cat, tinta, pasta, hingga bubuk.

Penggunaan tato berdasar dua hal diatas dapat kita

jumpai pada masyarakat Kepulauan Pasifik, Afrika

dan Amerika. (Olong, 2006: 87).

Tato dikalangan kaum muda saat ini mengalami

perkembagan, tato memang banyak didominasi oleh kaum laki –

laki meskipun kaum perempuan pun menggemarinya. Kebanyakan

motif yang digunakan kaum wanita selalu beralasan sebagai

penunjang gaya dalam fesyen,agar tampak lebih modis. Motif yang

banyak digunakan berkiblat ke barat, yakni one point tattoo, seperti

(40)

bersilang dan tokoh kartun. Istilah yang terkenal pada tato berkiblat

ke barat tersebut adalah youbori. Youbori ini kebanyakan

dikerjakan dengan mesin. Sementara, tato yang tradisional

beristilah wabori.

Ada banyak jenis tato yang dikenal masyarakat. Secara

garis besar tato terbagi dua. Pertama, jenis tato yang dihasilkan

dengan memasukkan tinta melalui proses perlukaan kulit atau

permanent tato. Kedua, gambar pada tubuh yang dibuat tanpa

proses perlukaan kulit atau yang dikenal sebagai temporary tato.

Karakteristik temporary tato adalah bahan pembuatannya tidak

melalui kulit dan bisa hilang dalam jangka waktu pendek seperti

hitungan minggu atau bulan.

Teknik pengerjaannya ialah dengan menggambari bagian

tubuh secara langsung dengan tinta warna khusus yang diolah dari

bahan semir rambut. Namun sekarang ini dipasaran telah beredar

tinta khusus tato temporer yang dikeluarkan oleh beberapa

kosmetik. Jenis gambar tato ada dua macam yaitu flash adalah tato

yang banyak dipilih dan disukai, gambarnya pun sudah kita kenal

seperti gambar naga, hati, atau jangkar. Sedangkan custom adalah

tato yang dibuat berdasarkan keinginan atau ide dari orang yang

(41)

Custom ini dapat dibuat sendiri atau minta bantuan dari tato

artis. Ada istilah-istilah tertentu dalam gaya tato antara lain tribal

yang mempunyai ciri khas bentuk meruncing, fineline yang

mengandalkan kedinamisan garis dan komposisi warna, realis yang

membuat gambar semirip mungkin dengan obyek aslinya, oriental

atau bentuk etnis timur model Cina dan Jepang, Celtic yang

mempunyai tingkat kesulitan khusus karena sebagian besar bergaya

anyaman.

2.4.2 Jenis - jenis tato

Mernurut kent – kent, seni tato dapat di kasifikasikan

menjadi 5 bagian, yaitu :

1. Natural, berbagai macam gambar tato berupa

pemandangan alam atau bentuk muka.

2. Treeball, merupakan serangkaian gambar yang

dibuat menggunakan blok warna. Tato ini banyak

dipakai oleh suku Mauri.

3. Out school, tato yang dibuat berupa gambar-gambar

zaman dulu, seperti perahu,tengkorak, jangkar, atau

symbol love yang tertusuk pisau.

4. New school, gambarnya cenderung mengarah ke

(42)

5. Biomekanik, berupa gambar aneh yang merupakan

imajinasi dari teknologi seperti gambar robot dan

mesin.

Dengan bermacam bentuk dan desain, ini menunjukkan

sebuah perkembangan tato ke tahap inovasi, sehingga pada

kelanjutannya mampu menggeser imej tabu dan jahat menuju ke

ekspresi diri yang kreatif dan inovatif (Olong, 2006:86). Ragam

desain tato bersifat multiinterpretasi karena ia adalah sesuatu yang

sangat simbolik, apalagi jika suatu desain tercipta dengan latar

inspirasi maknawi dari tradisional hingga sekular. Seperti misalnya

penafsiran berbagai objek gambar yang biasa ditemui di tubuh

pemilik tato.

a. Bunga

Bunga adalah bahasa yang maknawi dan kompleks.

Bila warna dan tangkainya berbeda maka berbeda pula kesan

dan pesan yang dibawanya. Sebagai hadiah, bunga

mempunyai makna spesifik. Bunga juga melambangkan

dinamika kehidupan. Bunga merupakan klaim yang dimiliki

kaum feminim. Bunga mawar secara alami dari bentuknya

sering di asosiasikan sebagai simbol vagina. Pada masyarakat

Romawi, bunga menyimbolkan dewi romantis dan seksi yakni

Venus. Seperti halnya bunga yang memiliki arti yang

(43)

mawar juga memiliki arti Kesuburan yang digunakan oleh

kaum pagan sebagai symbol yang mengambarkan wanita.

(Olong, 2006: 287).

b. Hewan

Tato hewan Ini adalah sebagian dari macam tato dapat

dipilih untuk berbagai alasan, untuk seperti halnya hewan

yang disukai seperti kucing, kupu kupu, kelinci, anjing,

burung, ikan dan lainnya. Namun, pada dasarnya

menunjukkan kedekatan dan penghormatan terhadap hewan.

Tak sedikit orang yang memilih gambar hewan sebagai

tatto karena gambar binatang memiliki makna dan arti, hal ini

bisa dengan menghubungkannya dari sifat binatang itu

sendiri. Hewan kupu – kupu. Sebagian besar mengartikan

kupu-kupu adalah sebagai simbol keindahan, namun arti

sebenarnya adalah sebagai Tanda Syukur akan Keindahan

Warna warni Kehidupan didunia walaupun sementara , ini

dikarenakan umur kupu kupu yang singkat namun memiliki

keindahan warna-warni pada sayapnya. Pada masyarakat

cina, kupu – kupu adalah perlambang kebahagiaan kedua,

khususnya setelah menikah. Sementara, pada masyarakat

yunani, kupu – kupu merupakan lambang kemampuan jiwa

untuk terbang meninggalkan rag. Hal ini tergambar pada

(44)

disana tampak kupu – kupu begitu dekat dengan nyala api

yang membara. Kelahiran kupu – kupu dari kepompong

merupakan symbol kelahiran kembali seseorang menjadi

manusia yang sempurna. Hewan ini dianggap sebagai

representasi informasi dan metamorphosis yang lengkap.

(Olong, 2006: 300-301).

Selain hewan kupu – kupu, Kucing juga menjadi

favorit para wanita yang ingin membuat tato. Kucing

melambangkan sisi wanita yang feminim dan lembut , hal ini

dikarenakan kucing merupakan hewan yang haus kasih

sayang. Sementara pada masyarakat Mesir kucing selalu

identik dengan bulan, karean ia mempunyai kebiasaan

tampak pada malam hari. Dewa bats merupakan kepala

hewan yang dianggap sebagai lambang kesuburan, panen

yang berlimpah, dan perkawinan. Pada masyarakat india

kucing diasosiasikan sebagai hewan kesuburan dan kelahiran,

yakni shatsi. Dalam mitologi masyarakat skandinavia, dewa

dilambangkan dengan dua kepala kucing.

Akan tetapi, dilain kebudayaan kucing diasosiasikan

sebagai hewan kesayangan penyihir perempuan jahat. Latar

belakang dari asosiasi tersebut adalah ketika berbagai agen

penyebar agama Kristen inkuisisi dari spanyol pada abad 15

(45)

disana kucing identik dengan setan, karena ia dianggap

bagian dari keluarga penyihir perempuan. (Olong, 2006:

301).

c. Mahkota

Simbol mahkota, secara umum, adalah sebuah gambar

simbolis yang dapat menanggung banyak arti yang berbeda

untuk berbagai orang. Yang paling umum arti simbol adalah

royalti. Biasanya dipakai oleh keluarga kerajaan, jelaslah

bahwa itu mewakili kekuatan, kekayaan dan supremasi.

Mengingat semua faktor banyak orang memilih desain ini

dengan harapan yang memiliki satu akan membantu mereka

mencapai kedudukan mereka ingin mencapai.

(http://www.tattooeasily.com/)

d. Daun

Daun memiliki arti kebahagiaan atau baru terlahir kembali.

e. Typography ( Hur uf atau nama )

Secara umum tato huruf adalah tato yang sepenuhnya

dikreasikan oleh pemilik tato sendiri, bisa berbentuk nama,

kata – kata atau bisa juga kalimat. Ada pula bentuk tulisan

tulisan atau huruf yang dapat disesuaikan dengan tema yang

ingin digunakan.(http://www.tattooeasily.com/)

Menurut Frank Jefkins (Perdana, 2007 : 16) tipografi

(46)

rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia,

menggabungkannya dengan atau jenis huruf yang berbeda,

meggabungkan sejumlah kata sesuai dengan ruang yang

tersedia dan menandai naskah untuk proses type setting,

menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda.

Sedangkan Rustan menjelaskan “tipografi yaitu segala

disiplin yang berkenaan dengan huruf”. ( Rustan, 2011 :16)

Pudjiastuti berpendapat bahwa beberapa tipe huruf

memiliki karakter atau kepribadian tertentu, diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Jenis huruf sans serif atau slab serif seperti Helvetica

atau Lubalin, untuk menampilkan suasana tegas tetapi

artistik.

2. Tipe huruf Century Schoolbook, yang ramah serta mudah

dibaca, mengingatkan kita pada suasana di sekolah

dasar.

3. Jenis tulisan tangan yang melingkar-lingkar seperti tipe

Snell Roundhand, apabila dikehendaki untuk

mengungkapkan suasana kenangan lama. Memberikan

kesan keanggunan, sophistication, dan sentuhan pribadi.

Pemakaiannya jangan sampai terlalu banyak

4. Tipe klasik seperti Bouer Bodoni, apabila ingin

(47)

5. Tipe huruf komputer modern seperti tipe huruf Émigré,

nama perusahaan yang mendesain huruf, yang

menawarkan beberapa jenis huruf Macintosh, dan tepat

untuk menciptakan kesan modern dan gaya remaja.

6. Huruf mesin ketik, yaitu jenis Courier, bila diinginkan

kesan seperti koran yang baru terbit.

7. Tipe Copperlate yang menyerupai tulisan tangan,

mampu menciptakan kesan terampil dan berkualitas.

8. Jenis Classic serif, seperti Bodoni, Caslon, Century atau

Garamond, untuk menciptakan kesan suasana bergengsi

dan abadi, karena tidak akan bisa dikatakan salah bila

memilih sesuatu yang klasik.

9. Tipe huruf Cheltenham Old Style, juga bisa memberi

kesan terbuka serta mengingatkan kita pada kitab (buku)

ejaan kuno.

10.Tipe huruf tebal seperti Futura Extra Bold, untuk

menciptakan kesan tegar, bersih dan modern.

(Pudjiastuti, 1999 : 16)

f. Symbol kepercayaan

Tato salib dan mempunyai arti yang beberapa. Jelas

yang paling jelas adalah simbolisme agama ada alasan lain

untuk menentukan pada desain ini. Sebagian besar dari kita

(48)

sering terjadi desain ini panas juga dapat memiliki makna

lain. Berikut ini adalah ringkasan dari beberapa alasan yang

paling saling mengapa orang mendapatkan tato silang.

Simbol dari agama Kritiani yang mengambarkan

Pengorbanan dan Cinta Kasih.

(http://carapesanbatikwarna.wordpress.com/2012/07/26/lintas

-tattoo-designs-makna-berbagai-jenis/)

g. Tengkorak

Tato tengkorak atau skull menggambarkan sesuatu

yang kelam atau kematian. Secara tradisional, tengkorak yang

digunakan sebagai simbol kematian dan kerusakan, dan ini

biasanya pikiran-pikiran yang membangkitkan ketika kita

melihat tato tengkorak di tubuh seseorang. Namun, ini bukan

satu-satunya arti dari tato tengkorak.

Skull tato adalah desain tato sangat menarik karena

mereka kadang-kadang berarti sesuatu yang sangat berbeda

dari apa yang pertama yang kita asumsikan. Sementara

banyak tengkorak tato lakukan, pada kenyataannya,

merupakan kematian dan kegelapan seperti kita

mengharapkan mereka, kurang jelas dan kurang makna

morbid lainnya tengkorak tato termasuk perlindungan,

(49)

Dalam pengertian tersebut, tengkorak makna tato

dapat mewakili pengingat untuk menjalani hidup

sepenuh-penuhnya, karena kematian akhirnya akan datang kepada kita

semua. Untuk alasan ini, banyak orang memilih untuk

mendapatkan tato tengkorak untuk menandakan perubahan

yang dibuat dalam hidup mereka menjadi lebih baik. Karena

ada begitu banyak arti yang berbeda tengkorak tato luar sana,

serta berbagai warna dan desain untuk tato tengkorak, pria

dan wanita yang memilih untuk tato tengkorak dapat

mempersonalisasi tato untuk membuatnya unik untuk

mereka.(http://www.tattoou.net/meaning/skull)

h. Bintang

Motif ini sering sekali dipakai sebagai motif Tattoo,

baik dari jaman dulu sampai sekarang. Bintang yang

memiliki Strip warna Hitam dan Merah, namun tidak

menutup penggunaan warna lain, ini mem visualisasikan

sebagai ‘Sinar Kehidupan yang Tak Pernah Padam’ atau

dengan kata lain melambangangkan ‘Kekuatan yang dimiliki

oleh semua orang (

www.maulanusantara.wordpress.com/tato-bintang)

i. Kunci

Kunci dalam kehidupan sehari - hari memiliki banyak

(50)

membuka hal. Sebuah tato kunci dapat lebih baik

menggambarkan penguncian dua hati cinta, untuk penguncian

hati seseorang dengan satu kunci. Tato kunci dan kunci juga

digunakan pada badan tunggal untuk menunjukkan makna

tertentu. Beberapa orang memiliki tato lengan terkunci dan

mereka juga memiliki kunci untuk membukanya.

(

http://www.fairylandtattoos.com/2013/03/key-tattoos-and-their-meanings.html)

Selain berbicara masalah bentuk tato, warna tato juga

memiliki arti tersendiri, baik bagi pengguna atau secara umum.

Berikut ini beberapa warna yang memiliki arti sebenarnya :

a. Merah

melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme,

keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, darah,

resiko, ketenaran, cinta, perjuangan, perhatian, perang,

bahaya, kecepatan, panas, kekerasan. Warna ini dapat

menyampaikan kecenderungan untuk menampilkan

gambar dan teks secara lebih besar dan dekat. warna

merah dapat mengganggu apabila digunakan pada

ukuran yang besar. Merah cocok untuk tema yang

menunjukkan keberanian seseorang. energi misal mobil,

(51)

b. Biru

Memberikan kesan Komunikasi, Peruntungan yang

baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi spiritual,

tenang, kelembutan, dinamis, air, laut, kreativitas, cinta,

kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian,

panutan, kekuatan dari adlam, kesedihan, kestabilan,

kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi,

idealisme, persahabatan dan harmoni, kasih sayang.

Warna ini memberi kesan tenang dan menekankan

keinginan. Biru tidak meminta mata untuk

memperhatikan. Obyek dan gambar biru pada dasarnya

dapat menciptakan perasaan yang dingin dan tenang.

Warna Biru juga dapat menampilkan kekuatan

teknologi, kebersihan, udara, air dan kedalaman laut.

Selain itu, jika digabungkan dengan warna merah dan

kuning dapat memberikan kesan kepercayaan dan

kesehatan

c. Hijau

Menunjukkan warna bumi, penyembuhan fisik,

kelimpahan, keajaiban, tanaman dan pohon, kesuburan,

pertumbuhan, muda, kesuksesan materi, pembaharuan,

daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan

(52)

menetralisir mata, memenangkan pikiran, merangsang

kreatifitas.

d. Kuning

Merujuk pada matahari, ingatan, imajinasi logis, energi

sosial, kerjasama, kebahagiaan, kegembiraan,

kehangatan, loyalitas, tekanan mental, persepsi,

pemahaman, kebijaksanaan, penghianatan,

kecemburuan, penipuan, kelemahan, penakut, aksi,

idealisme, optimisme, imajinasi, harapan, musim panas,

filosofi, ketidak pastian, resah dan curiga.

Warna Kuning merangsang aktivitas mental dan

menarik perhatian, Sangat efektif digunakan pada

blogsite yang menekankan pada perasaan bahagia dan

kekanakan.

e. Orange

Menunjukkan kehangatan, antusiasme, persahabatan,

pencapaian bisnis, karier, kesuksesan, kesehatan

pikiran, keadilan, daya tahan, kegembiraan, gerak cepat,

sesuatu yang tumbuh, ketertarikan, independensi. Pada

Blog dapat meningkatkan aktifitas mental. Disamping

itu warna Orange memberi kesan yang kuat pada

(53)

f. Hitam

Melambangkan perlindungan, pengusiran, sesuatu yang

negatif, mengikat, kekuatan, formalitas, misteri,

kekayaan, ketakutan, kejahatan, ketidak bahagiaan,

perasaan yang dalam, kesedihan, kemarahan, sesuatu

yang melanggar (underground), modern music, harga

diri, anti kemapanan. Sangat tepat untuk menambahkan

kesan misteri. latar belakang warna hitam dapat

menampilkan perspektif dan kedalaman. Sangat bagus

untuk menampilkan karya seni atau fotografi karena

membantu penekanan pada warna-warna lain.

(http://maulanusantara.wordpress.com/tato-warna)

2.4.3 Makna Tattoo (Tato)

Tattoo menjadi simbolisme gerakan counter cultural

dengan membuka banyak jalan inovatif bagi ekspresi personal.

Tato bisa dipakai untuk memperingati kemenangan atau kesedihan,

atau seseorang di tato untuk membayar nadarnya, atau

menyimbolisasikan satu visi pada tubuhnya.

Konsep dasar historis tubuh dimulai ketika menghadapi

ujian dalam hubungan antara tubuh dan hal yang lain, tubuh

dilawankan atau dibedakan dengan sesuatu yang lain. Hal ini

(54)

obyek (intervensi) kekuasaan atau ketika tubuh dilawankan dengan

penyakit. Dengan demikian, ada status tubuh orang sakit dan sehat,

tubuh ningrat dan tubuh budak, tubuh pahlawan dan tubuh

kriminal.

Etnik atau enthos dalam bahasa Yunani pada suatu

pengertian dan identik dengan dasar geografis dalam suatu

batas-batas wilayah dengan politik tertentu. Kata etnis menjadi predikat

terhadap identitas seseorang atau kelompok atau individu-individu

yang menyatukan diri dalam kolektivitas. Saat ini tubuh telah

memantapkan posisinya sebagai titik pusat diri.

2.5 Teori Interaksi simbolik ( Mead and Blumer )

Kajian mengenai tato ini akan menyangkut tentang

interaksionisme simbolik yang terjadi karena adanya pertukaran

simbolisasi gambar di dalamnya sebagai seperangkat simbol komunikasi.

Ide bahwa kenyataan sosial muncul melalui proses interaksi sangat penting

dalam interaksionisme simbolik. Seperti namanya sendiri menunjukkan

teori interaksionisme itu berhubungan dengan teori simbol dimana

interaksi terjadi.

Interaksionisme simbolik merupakan aliran dalam sosiologi yang

menentang sosiologi tradisional. Aliran ini juga menunjang dan mewarnai

kegiatan penelitian kualitatif. Dasar pandangan interaksionisme simbolik

(55)

obyek, situasi, orang, dan peristiwa tidak memiliki maknanya sendiri.

Adanya dan terjadinya makna dari berbagai hal tersebut karena diberi

berdasarkan interpretasi dari orang yang terlibat. Interpretasi bukanlah

kerja otonom dan juga tidak ditentukan oleh suatu kekuatan khusus

manusia ataupun yang lain.

Bagi Blumer, keistimewaan pendekatan kaum interaksionisme

simbolik ialah manusia dilihat saling menafsirkan atau membatasi

masing-masing tindakan mereka dan bukan hanya saling bereaksi pada setiap

tindakan itu menurut mode stimulus-respon. Seseorang tidak langsung

memberi respon pada tindakan orang lain, tetapi didasari oleh pengertian

yang diberikan kepada tindakan itu. Blumer menjelaskan yang kemudian

dikutip oleh Poloma, bahwa “Dengan demikian interaksi manusia

dijembatani oleh penggunaan simbol-simbol, oleh penafsiran, oleh

kepastian makna, dari tindakan-tindakan orang lain.” (Poloma, 2000: 263).

Dalam setiap kasus, suatu situasi memiliki makna hanya lewat

interpretasi orang-orang dan juga definisinya mengenai situasi tersebut.

Situasi atau aspek-aspeknya didefinisikan secara berbeda oleh pelaku yang

berbeda berdasarkan atas sejumlah alasan tertentu. Salah satu alasan

adalah bahwa setiap pelaku membawa serta masa lampaunya yang unik

dan suatu cara tertentu dalam menginterpretasikan apa yang dilihat dan

dialaminya. Karena para pelaku di dalam suatu posisi yang sama

(56)

maka mereka mungkin mengembangkan definisi yang sama mengenai

s

Gambar

Gambar 1 :  gambar tato yang dimiliki putri.
Gambar 2 :  gambar tato yang dimiliki cahaya.
Gambar 3 :  gambar tato yang dimiliki eifrilia putri
Gambar 4 :  gambar tato yang dimiliki endah yulianti
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam beberapa kasus pengambilan keputusan dapat menjadi hal yang mudah dan juga menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Hal itu juga yang terjadi pada individu yang

PENGEMBANGAN SAPI POTONG KIJD SUMBDR REZtrKI KEC.. Peng.ruh P.mb€rian StlrBio Terhadap Pertanbahan Bobot Badar Sapi Bali Pada Pusat Pengenbangrn SapiPotong KUD

Table 2 illustrate the interpretation of the interpolation surfaces using the seven techniques mentioned. Here, these techniques were mapped using optimal parameters.

Hasil penelitian menyatakan ada hubungan riwayat anemia dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Jetis II Bantul Yogyakarta, berdasarkan Uji Chi Square didapat

Thus, the chemical modification using NPC-PEG has shown to increase the enzyme stability of modified enzyme 2.5 – 3.2 times compared to the native enzyme, although no change of

Untuk memenuhi diskripsi kerja dari suatu rangkaian terprogram (misal untuk mengendalikan beberapa motor dengan waktu kerja yang berbeda / berurutan), maka diperlukan alat

Hasil: Hasil uji hipotesis I menggunakan Paired Sample t-test diperoleh nilai p<0,05 (p = 0,000) yang berarti pemberian perlakuan sit-up exercise dapat

Mengambil ibrah dari perjuangan Rasullullah SAW dalam dakwah Islam pada periode Mekah dan Madinah untuk kepentingan masa kini dan yang akan datang.  Mengemukakan pendapat