ANALISIS SWOT PADA PROGRAM GIZI DI UPT PUSKESMAS MAOS
CILACAP
Disusun Oleh :
1. Bastian Aji 6. Heri Wahono 2. Bayu Hari Prima 7. Kurniawan 3. Endah Septi 8. Rini Maelani 4. Fikih Zulfikar 9. Romiyati
5. Hendra Setiawan 10. Septina Damayanti
AKADEMI KEPERAWATAN SERULINGMAS MAOS – CILACAP
Lapoan Praktik Puskesmas Dengan Judul „Analisa SWOT Pada Program Gizi Di Puskesmas Maos-Cilacap
Telah disahkan pada :
Hari : ………..
Tanggal : ………..
Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
(Atika Dhiah A S.Kep,.Ns) (Supriyatin S.Kep,.Ns)
Ka UPT Puskesmas Maos Cilacap
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
BAB II TINJAUAN TEORI A. Puskesmas ... 3
B. Program gizi di puskesmas ... 3
BAB III PENGKAJIAN A. Identitas Puskesmas ... 8
B. Program Gizi Puskesmas Maos Cilacap...9
BAB IV PEMBAHASAN A. SWOT Program Gizi... 13
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... . 22
B.Saran ……….... 22 DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rakhmat Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Analisis SWOT Program Gizi UPT Puskesmas Maos”. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat tugas PKL di puskesmas. Penyusun laporan ini terselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis sampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada :
1. Dr.Sri Utami salaku kepala UPT Puskesmas Maos. 2. Ibu Supriyatin,S.Kep.,Ns selaku pembimbing lahan.
3. Bapak Rachmat Susanto S.Kep.Ns.,M.Kep.Sp.Kep.MB selaku direktur Akper Serulingmas Cilacap.
4. Ibu Atika Dhiah A S.Kep,.Ns selaku pembimbing akademik. dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan laporan analisa ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan masukan guna perbaikan laporan ini, sehingga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Cilacap,24 April 2014
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan lebih baik. Guna tercapainya tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakanlah berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh (komprehensif) yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative secara berjenjang dan terpadu (Notoatmodjo, 2009).
Tingginya angka kematian ini juga dampak kekurangan gizi pada penduduk. Mulai dari bayi dilahirkan, masalahnya sudah mulai muncul, yaitu dengan banyaknya bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR<2.5 Kg). masalah ini berlanjut dengan tingginya masalah gizi kurang pada balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai usia lanjut.
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifactor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan beberapa ektor terkait.
Pada pelaksanaannya, pembangunan kesehatan saat ini harus lebih mengutamakan paradigma sehat daripada paradigma sakit. Hal ini berarti pelayanan kesehatan diarahkan secara terpadu pada proses promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitative. Salah satu langkah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan pengembangan sarana dan
prasarana kesehatan oleh pemerintah, diantaranya adalah Puskesmas ((Notoatmodjo,2009).
Selama menjalankan fungsinya, Puskesmas yang berhubung langsung dengan masyarakat, sangat diperlukan koordinasi antara seluruh sarana pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya sesuai dengan kewenangannya dalam melaksanakan pembinaan terhadap peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. Dengan demikian, Puskesmas dapat menjadi pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus sebagai pos terdepan dalam pembangunan kesehatan (Azwar,2007).
Dari tujuh program pokok yang telah dijalankan, salah satu program yaitu kesehatan gizi masyarakat masih memiliki beberapa kendala. Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi. Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang yang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu yang disertai dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan resiko untuk menjadi kurang gizi
Sebagai Primary Health Care. (PHC), Puskesmas Maos Cilacap saat ini harus lebih mengoptimalkan fungsinya sebagai lini terdepan dalam bidang kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, Puskesmas Maos Cilacap sebagai PHC harus dapat mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat Kecamatan Maos
Cilacap dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.
Puskesmas Maos Cilacap yang terletak di Desa Karangreja, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap. Kegiatan pokok yang telah rutin dilaksanakan adalah enam program pokok Puskesmas yang meliputi program P2P, Program imunisasi, program Diare, program PTM, program TB paru, program penyehatan lingkungan. Tiap-tiap program tersebut dilaksanakan melalui suatu rangkaian yang sistematis, meliputi perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3).
Pada program gizi di Puskesmas Maos Cilacap tenaga gizinya terdiri dari ibu Diyah Kartika .R . Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu hamil , bayi dan balita sehingga kesadaran dan partisipasi masyarakat kurang menimbang bayi dan balita ke posyandu serta ibu hamil yang mendapatkan Fe kurang . Dari data tersebut antara jumlah KMS dengan data bayi yang datang untuk menimbang tidak sesuai. Sehingga kami mengambil judul: Analisa SWOT Program Gizi.
B. Tujuan
Dalam penyusunan analisa ini kami selaku pembuat laporan memiliki tujuan : 1. Mahasiswa mampu memahami kekuatan program gizi yang ada di puskesmas. 2. Mahasiswa mampu memahami kelemahan program gizi yang ada di
puskesmas.
3. Mahasiswa mampu memahami peluang program gizi yang ada di puskesmas. 4. Mahasiswa mampu memahami ancaman program gizi yang ada di puskesmas. 5. Mahasiswa mampu memberi solusi tentang program gizi.
BAB III
PROGRAM PUSKESMAS MAOS
A. Letak Geografis
Kecamatan Maos merupakan salah satu dari 24 kecamatan yang ada di kabupaten Cilacap,Kecamatan Maos berbatasan dengan Kecamatan Sampang sebelah utara,Kecamatan Kroya di timur,Kecamatan Adipala sebelah selatan,dan Kecamatan Kesugihan di barat.
Puskesmas Maos merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat ditingkat kecamatan. Puskesmas Maos terletak di Desa Karangreja Kecamatan Maos, Cilacap. Puskesmas Maos membawahi 10 Desa yaitu Desa Klapagada, Karangreja, Karangrena, Karangkemiri, Panisihan, Glempang, Kalijaran, Mrenek Maos lor dan Maos kidul. Dibantu dengan adanya 2 Puskesmas Pembantu (PUSTU) yang terletak di Desa Karangrena dan Desa Mernek, selain itu juga di dukung dengan sejumlah Posyandu yaitu 101 buah posyandu yang terdiri dari 66 posyandu balita, dan 35 poyandu lansia, PKD sejumlah 7 buah,dan 7 buah poliklinik kesehatan desa yang tersebar di beberapa desa di wilayah Kecamatan Maos.
Luas wilayah cakupan pelayanan Puskesmas Maos meliputi 10 desa dengan luas 2.804.145 Ha. Jumlah penduduk yang dilayani adalah 48.323 jiwa, dengan jumlah KK 12.645 orang.
B. Visi dan Misi 1. Visi
Unggul dalam pelayanan bermakna dalam pengabdian, menuju pemberdayaan masyarakat yang sehat dan mandiri.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pasien b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat
c. Mengembangkan sasaran dan prasarana dalam upaya peningkatan kwalitas pelayanan
d. Mengembangkan kempetisi dan profesionalisme SDM dalam upaya peningkatan pelayanan.
C. Ketenagaan
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, Puskesmas Maos I memiliki pegawai sebanyak 46 orang yang terdiri dari :
a. Ka. UPT Puskesmas :1 orang b. Ka. Sub. Bag TU :1 orang c. Dokter Umum :2 orang d. Dokter Gigi :2 orang e. Perawat pelaksana :10 orang f. Perawat Gigi :1 orang g. Bidan pelaksana :20 orag
h. Gizi :1 orang
i. Farmasi :1 orang
j. laborat :1 orang
l. Pelaksana HS :1 orang m. Sopir :1 orang n. Sanitarian :1 orang D. Struktur Organisasi (Terlampir) E. Program Puskesmas
Puskesmas Maos adalah suatu organisasi fungsional kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung serta sebagai pusat pengembangan dan pembinaan peran serta masyarakat di Kecamatan Maos. Pelayanan kesehatan dilaksanakan di dalam gedung dan di luar gedung. Dalam proses pelayanannya, Puskesmas Maos dibantu oleh 2 Puskesmas Pembantu (PUSTU) yang terletak di Desa Karangrena dan Desa Mernek, selain itu juga di dukung dengan sejumlah Posyandu yaitu 101 buah posyandu yang terdiri dari 66 posyandu balita, dan 35 poyandu lansia, PKD sejumlah 7 buah,dan 7 buah poliklinik kesehatan desa yang tersebar di beberapa desa di wilayah Kecamatan Maos.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh Puskesmas terdiri dari 6 program Pokok Puskesmas yaitu:
1. KIA/KB
2. Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Promosi Kesehatan
4. Kesehatan lingkungan 5. Pengendalian penyakit
Selain program pokok tersebut, Puskesmas Maos juga mempunyai program pengembangan Puskesmas, antara lain:
1. UKS / UKGS 2. Perkesmas 3. Lansia 4. Kesehatan Jiwa 5. Poskotren 6. Kesehatan Mata
F. Kegiatan Unggulan Puskesmas
1. Ada program pelayanan kesehatan dan rujukan 2. Adanya program puskesmas
3. Program kesehatan gigi & mulut 4. Program Rawat inap & IGD
G. Program gizi yang ada di Puskesmas Maos Cilacap 1. Petugas program gizi Puskesmas Maos Cilacap
Diyah Kartika .R
2. Kegiatan program Gizi Puskesmas Maos Cilacap
Kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas Maos Cilacap pada tahun 2014 dilakukan didalam gedung puskesmas dan diluar gedung puskesmas, didalam gedung puskesmas program gizi diberikan adalah konseling gizi dan promkes gizi sebagai sasarnya adalah pasien dan masyarakat.
Kegiatan diluar gedung puskesmas adalah seperti pemberian Vitamin A per semester yaitu bayi umur 6 s/d 11 bulan dan ntuk balita umur 12 s/d 60 bulan tiap bulan februari dan agustus, program survey garam yang dilakukan 1 tahun sekali yang biasa dilakukan pada bulan Maret, kegiatan penimbangan serentak yang dilakuakn setiap tahun sekali yang biasa
dilaksanakan pada bulan November, pertemuan antara petugas puskesmas dan kader posyandu setiap 1 bulan sekali di setiap desa, adanya forum komunikasi antar kader posyandu dengan petugas puskesmas yang dilakuakan di kecamatan Maos setiap 3 bulan sekali.
3. Pelayanan Gizi di Puskesmas Maos Ciacap a. Konseling Gizi Keluarga
Keluarga yang mengalami masalah gizi datang ke puskesmas untuk konsultasi gizi.
b. Konseling Gizi Bayi
Kegiatan yang dilakukan biasanya posyandu dengan pengisian KMS. c. Konseling Gizi Balita
Kegiatan yang dilakukan biasanya posyandu dengan pengisian KMS. d. Konseling Gizi Ibu Hamil
Kegiatan dengan cara menimbang berat badan, dan pemberian nutrisi. 4. Sarana dan prasarana
a. Timbangan berat badan b. Alat ukur tinggi badan c. Leaflet dan lembar balik
BAB IV
HASIL ANALISA SWOT A. Hasil Laporan Bulanan Program Gizi
(Terlampir) B. Analisa Masalah
Dari data program gizi Puskesmas Maos bulan Maret tahun 2014 dapat diketahui beberapa program Gizi yang belum mencapai target yang telah ditetapkan. Ada 3 program Gizi Puskesmas yang hasilnya belum memenuhi target dan merupakan masalah bagi puskesmas, yaitu:
1. Jumlah bayi dan balita yang menimbang masih rendah.
2. Jumlah bayi dan balita yang naik timbangannya masih rendah. 3. Jumlah ibu hamil yang mendapat Fe masih rendah.
Table 1.Masalah Gizi
Program gizi Sasaran Target Hasil Prosentase
1. Jumlah bayi dan balita yang menimbang.
6074 90% 4870 80%
2. Jumlah bayi dan balita yang naik
timbangannya.
4870 80% 3542 72%
3. Jumlah ibu hamil yang mendapatkan Fe
314 80% 174 55%
Keterangan :
2. Jumlah bayi dan balita yang naik timbangannya belum mencapai target,yaitu 72%
3. Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe belum mencapai target,yaitu 55%
C. Analisis SWOT 1. S (Strength)
a. Jaringan kerjasama lintas sektor sangat baik, dimana melibatkan pertamina (sehati).
b. Adanya program BOK ( Bantuan Operasional Kesehatan ) dari dinas kesehatan Kabupaten Cilacap.
c. Petugas ahli gizi yang kompeten.
d. Adanya program pojok ASI yang bertujuan meningkatkan peran serta ibu yang memiliki bayi untuk memberikan ASI dengan aman dan benar. e. Adanya kerjasama yang baik dalam melakukan penyuluhan kesehatan
antara ahli gizi, dokter, perawat, dan bidan.
f. Adanya Posyandu terjalin hubungan yang baik antara kader posyandu, masyarakat yang mempunyai bayi dan balita untuk meningkatkan status kesehatan.
g. Adanya puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang utama di masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
h. Puskesmas mendorong kader untuk aktif mendatangi ibu-ibu yng tidak memberikan ASI eksklusif pada anaknya, untuk selanjutnya dianalisa penyebabnya dan selanjutnya diberikan alternative pemecahan masalahnya.
i. Adanya fasilitas penunjang puskesmas (laboratorium)
j. Pemantauan kesehatan dengan penimbangan berat badan pada balita secara rutin membuat kebutuhan gizi yang terkontrol.
l. Adanya forum komunikasi kader posyandu dengan petugas gizi puskesmas.
2. W (Weaknesses)
a. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk datang menimbang bayi dan balita.
b. Pemberian PMT belum sesuai dengan sasaran.
c. Angka menimbang bayi dan balita masih di bawah target
3. O (Opportunity)
a. Puskesmas Maos sebagai satu-satunya puskesmas di wilayah Maos b. Letak puskesmas yang strategis yang mudah dijangkau masyarakat. c. Adanya kinerja Dinkes Kab. Cilacap terhadap program puskesmas yang
terjalin baik.
d. Adanya praktisi klinis.
e. Adanya program Indonesia Sehat 2015 yaitu : Menurunkan angka kematian anak dan kesehatan ibu.
4. T (Thearts)
a. Masyarakartidak memanfaatkan sarana kesehatanPuskesmas khususnya dalam pelayanan gizi.
b. Masih adanya masyarakat dengan tingkat pendidikan dan status ekonomi yang masih rendah.
c. Rendahnya angka bayi dan balita naik timbangannya. d. Rendahnya angka ibu hamil yang mendapat Fe.
Analisa SWOT Program Gizi
SW
OT
Kekuatan(Strength)
a. Jaringan kerjasama lintas sector sangat baik, dimana melibatkan pertamina (sehati).
b. Adanya BOK ( Bantuan Operasional Kesehatan ) dari dinas kesehatan Kabupaten Cilacap. c. Petugas ahli gizi yang
kompeten.
d. Adanya program pojok ASI yang bertujuan meningkatkan peran serta ibu yang memiliki bayi untuk memberikan ASI dengan aman dan benar. e. Adanya kerjasama yang
baik dalam melakukan penyuluhan kesehatan antara ahli gizi, dokter, perawat, dan bidan.
f. Adanya Posyandu yang hubungannya terjalin baik antara kader posyandu dan masyarakat Kelemahan(Weaknesses) a. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk datang menimbang bayi dan balita.
b. Pemberian PMT belum sesuai sasaran.
c. Angka menimbang bayi dan balita masih di bawah target.
khususnya yang mempunyai bayi dan balita.
g. Adanya puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang utama di masyarakat dalam pembangunan kesehatan. h. Puskesmas mendorong
kader untuk aktif mendatangi ibu-ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada anaknya, untuk selanjutnya dianalisa penyebabnya dan selanjutnya diberikan alternative pemecahan masalahnya. i. Adanya fasilitas penunjang puskesmas (laboratorium) j. Pemantauan kesehatan dengan penimbangan berat badan pada balita secara rutin membuat kebutuhan gizi yang terkontrol.
untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. l. Adanya forum
komunikasi kader posyandu dengan petugas gizi puskesmas. Peluang (Opportunity) a. Puskesmas Maos sebagai satu-satunya puskesmas di wilayah Maos & Letak puskesmas yang mudah dijangkau masyarakat.
b. Adanya dukungan dari Dinkes cilacap terhadap program gizi puskesmas yang terjalin baik. c. Adanya program indonesia sehat 2015 khususnya : Menurunkan angka kematian anak dan kesehatan ibu.
d. Adanya praktisi klinis swasta.
Strategi SO
a. Meningkatan kerjasama dengan dokter spesialis dan ahli gizi sebagai konsultan melalui program kunjungan ahli. b. Memperluas kerjasama
lintas sektoral.
c. Terus meningkatkan kordinasi dengan dinkes mengenai pelatihan program gizi di puskesmas.
d. Optimalisasi forum komunikasi kader posyandu sebagai sarana pemotivator bagi kader sekaligus saran sharing antar kader.
e. Kerjasama dengan praktisi klinis dan poli klinik
Strategi WO
a. Meningkatkan peran serta kader dalam mengatasi program gizi terutama partisipasi masyarakat terhadap program posyandu. b. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral.termasuk rumah sakit,BKP(badan ketahanan pangan) c. Mengoptimalkan program PMT di posyandu .
Ancaman(Thearts) a. Masyarakat kurang memanfaatkansarana kesehatan puskesmas khususnya dalam pelayanan gizi. b. Masih Adanya masyarakat dengan tingkat pendidikan dan status ekonomi yang masih rendah. c. Rendahnya angka
bayi dan balita naik timbangannya. d. Rendahnya angka
ibu hamil yang mendapat Fe.
Strategi ST
a. Melakukan survey dan memberikan kuesioner pada masyarakat wilayah kerja puskesmas maos untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka mengenai gizi bayi dan balita. b. Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan (penyuluhan,konseling, pembagian leaflet , pemasangan poster)
c. Optimalisasi kelas ibu hamil untuk mengatasi masalah gizi yang di hadapi.
d. Meningkatkan
pendistribusian Fe melalui kelas ibu hamil dan kader posyandu.
Strategi WT
a. Lebih melibatkan peran serta tokoh masyarakat ataupun organisasi masyarakat setempat dalam mendukung program gizi Puskesmas. b. Mengadakan
penyuluhan rutin serta memperbaiki
perencanaan dan strategi program penyuluhan untuk mengatasi kurang kesadaran dan partisipasi masyarakat.
c. Membangun kordinasi yang baik antara puskesmas, kader , maupun tokoh masyarakat setempat untuk melaksanakan program puskesmas gizi. d. Peningkatan
pelaksanaan program gizi khususnya untuk
masyarakat
berpendidikan rendah dan status ekonomi rendah.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan hasil analisa SWOT Program Gizi UPT Puskesmas Maos,sebagai berikut:
Analisa SWOT dikembangkan dari permasalahan program gizi UPT Puskemas Maos agar dapat disusun rencana strategis peningkatan penanggulangan masalah gizi. Perencanaan yang dikembangkan adalah strategi mencapai peluang dengan menggunakan kekuatan dan menghilangkan kelemahan yang ada, strategi mengatasi ancaman dengan menggunakan kekuatan dan menghilangkan kelemahan seperti memperluas kerjasama lintas sektoral,Melakukan survey pada masyarakat wilayah kerja puskesmas maos untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka mengenai gizi bayi dan balita, Mengoptimalkan program PMT di posyandu.
B. Saran
1. Pemberian PMT sebaiknya dibedakan masing-masing bayi dan balita 2. Penambahan kader gizi di masing-masing wilayah.
3. Perlu diadakan penyuluhan ke setiap wilayah posyandu khusunya mengenai pentingnya menimbang untuk mengontrol status gizi bayi dan balita.
DAFTAR PUSTAKA
Andisasmito W ., 2008.Sistem Kesehatan ,jakarta:Penerbit PT.Raja Grafindo Persada
M.F.Rohman.2010.Teknik Analisis SWOT.Jakarta AFJ Mobiconc Depkes RI,2005.Standar pemantauan Pertumbuhabn Balita,Jakarta.
Mulia SM .,2007.Gizi Masyarakat Berkualitas dan Pencapaian MDGs www.icrp-online.org
Sahrul,2006.Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pompanua Ajangale kabupaten Bone Tahun 2006,Joeharno Blog