• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Kepanjen, 28 Februari 2017 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Kepanjen, 28 Februari 2017 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang Tahun 2016 ini dapat disusun dan diselesaikan.

LKj Bappeda Kabupaten Malang disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang menjelaskan bahwa, setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang telah disusun.

Selanjutnya pelaksanaan penyusunan LKj Bappeda Kabupaten Malang Tahun 2015 ini berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam laporan ini, dijabarkan seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Bappeda dalam tahun 2016 yang telah tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Tahun 2016-2021 dan Rencana Kerja (Renja) Bappeda Tahun 2016.

Dalam LKj Bappeda Kabupaten Malang ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak akan kami terima sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan ke depan.

Kepanjen, 28 Februari 2017

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

Ir. TOMIE HERAWANTO, MP.

Pembina Utama Muda NIP. 19661126 199303 1 004

(3)

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Implementasi atas Rencana Strategis 2016-2021, dan sekaligus untuk mendukung terwujudnya visi dalam RPJMD Kabupaten Malang tahun 2016-2021 yaitu yaitu “Terwujudnya Kabupaten Malang yang MADEP, MANTEB, MANETEP” yang dapat dijabarkan sebagai berikut: “Terwujudnya Kabupaten Malang yang Istiqomah dan Memiliki Mental Bekerja Keras Guna Mencapai Kemajuan Pembangunan yang Bermanfaat Nyata untuk Rakyat Berbasis Pedesaan”., maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang Bappeda selaku penunjang urusan pemerintahan di bidang perencanaan mendukung Misi Bupati Malang yang ke-2 “Memperluas inovasi dan reformasi birokrasi demi tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, akuntabel dan demokratis berbasis teknologi informasi”,

Dalam proses perencanaan pembangunan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang tetap mengutamakan partisipasi masyarakat yang diwujudkan dengan membuka peluang yang sangat lebar bagi masyarakat untuk ikut serta dalam penyusunan program melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten; meningkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, monitoring dan evaluasi; meningkatkan sistem pendataan/informasi/statistik; membangun sumber daya manusia yang professional, serta meningkatkan kerjasama dengan pihak lain.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, kebijakan dan program-program Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang ditetapkan untuk mendorong dan memberikan kontribusi nyata dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Malang. Adapun indikator sasaran keberhasilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kualitas dokumen perencanaan pembangunan yang sinergis dan partisipatif;

2. Meningkatnya kualitas implementasi perencanaan pembangunan yang akurat dan akuntabel;

3. Meningkatnya efektivitas program prioritas pembangunan.

Setiap sasaran tersebut dijabarkan dalam beberapa program dan kegiatan. Pada tahun 2016 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang melaksanakan 16 program dengan 41 kegiatan. Adapun rencana tingkat capaian (target) rata-rata adalah sebesar 83,75%, dan realisasi rata-rata 80,63%. Sehingga persentase rata-rata pencapaian target adalah 95,63%.

(4)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I PENDAHULUAN ... I-1

A. Latar Belakang ... I-1 B. Maksud & Tujuan ... I-2 C. Gambaran Umum ... I-2 1. Organisasi Perangkat Daerah ... I-2 2. Sumber Daya Aparatur ... I-16 3. Capaian Kinerja Bappeda Tahun 2015... I-19 D. Dasar Hukum ... I-31 E. Sistematika ... I-33

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... II-1 A. Perencanaan Strategis ... II-1

1. Tujuan dan Sasaran... II-1 2. Kebijakan dan Program ... II-1 B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... II-3

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... III-1 A. Capaian Kinerja Organisasi... III-1 1. Capaian Kinerja ... III-1 3.1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 III-2 3.2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun

2015 ... III-3 3.3. Perbandingan Capaian Kinerja s.d Akhir Periode Renstra ... III-4 3.4. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional ... III-5 2. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan dan Solusi ... III-6 3. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran ...

3.1. Alokasi Per Sasaran Pembangunan ... III-11 3.2. Perbandingan Pencapaian dan Anggaran ... III-13 3.3. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ... III-14 B. Realisasi Anggaran ... III-14

(5)

iv BAB IV PENUTUP ... IV-1 LAMPIRAN-LAMPIRAN

- Matriks Renstra 2016-2021 - Perjanjian Kinerja Tahun 2016 - Rencana Kinerja Tahun 2016 - Pengukuran Kinerja Tahun 2016

(6)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Utama (1) Bappeda Tahun 2015... I-19 Tabel 1.2 Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Utama (2) Bappeda Tahun

2015... I-26 Tabel 1.3 Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Utama (3) Bappeda Tahun

2015... I-27 Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Bappeda Tahun 2016 ... II-3 Tabel 2.2 Program dan Anggaran Perjanjian Kinerja Bappeda Tahun 2016 ... II-4 Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja ... III-2 Tabel 3.2 Perbandingan Capaian Kinerja ... III-3 Tabel 3.3 Perbandingan Capaian Kinerja s.d. Periode Akhir Renstra ... III-4 Tabel 3.4 Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional ... III-5 Tabel 3.5 Alokasi Persasaran Pembangunan... ... III-11 Tabel 3.6 Perbandingan Capaian Kinerja dan Anggaran ... III-13 Tabel 3.7 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ... III-14 Tabel 3.8 Realisasi Program dan Kegiatan ... III-14 Tabel 3.9 Prestasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Susunan Organisasi Bappeda Kabupaten Malang ... I-15 Gambar 2. Grafik Klasifikasi Jumlah PNS dan Tenaga Honorer Berdasarkan

Jenis Kelamin ... I-16 Gambar 3. Grafik Klasifikasi PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal .. I-17 Gambar 4. Grafik Klasifikasi PNS Berdasarkan Golongan ... I-17 Gambar 5. Grafik Klasifikasi PNS Berdasarkan Pendidikan Perjenjangan

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan dinamika pembangunan semakin cepat dan tuntutan kebutuhan publik semakin besar, sehingga perlu lebih mengoptimalkan sistem perencanaan yang akuntabel dan berkesinambungan. Oleh karena itu, penyusunan dokumen perencanaan yang sistematis diharapkan menjadi pedoman bagi seluruh aparatur yang terlibat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan publik serta memenuhi amanat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Atas kedua dasar tersebut (pertimbangan filosofis dan yuridis), maka agar pelaksanaan pembangunan daerah dapat berjalan dengan baik dan terstruktur perlu diawali dengan adanya perencanaan yang selaras antara daerah, provinsi dan pusat. Pada bidang perencanaan di daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang terus berupaya untuk melaksanakan program/kegiatan guna mencapai tujuan pembangunan yang ditetapkan. Pada Tahun Anggaran 2016 berbagai program yang dilaksanakan dan dijabarkan dalam kegiatan, serta indikator kegiatan (input, output, outcome) sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas perencanaan yang sinergis, partisipatif, akuntabel, dan berkesinambungan.

Dalam mengukur tingkat keberhasilan kinerja pelaksanaan program/kegiatan, maka telah dilakukan proses penilaian (pengukuran) kinerja instansi pemerintah selama satu tahun anggaran sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan (akuntabilitas) dari pelaksanaan kewajiban tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumberdaya dengan didasarkan pada suatu perencanaan strategis.

(9)

B. Maksud dan Tujuan

Laporan kinerja (LKj) ini pada dasarnya disusun tidak hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban sesuai petunjuk/pedoman sebagaimana dasar hukum penyusunan, yaitu Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan untuk mewujudkan aparatur pemerintah yang profesional guna memenuhi dan melayani kebutuhan publik. Namun sekaligus untuk bahan evaluasi internal (self-assesment) bagi Bappeda Kabupaten Malang sendiri guna perbaikan di masa mendatang. Penyusunan laporan ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran dalam bentuk penyajian data kuantitatif maupun kualitatif sesuai kewenangan pada bidang perencanaan di daerah guna melakukan penilaian kinerja Bappeda Kabupaten Malang.

C. Gambaran Umum

1. Organisasi Perangkat Daerah

Sesuai dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 37 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, pada Pasal 4 menyebutkan bahwa Bappeda Kabupaten Malang merupakan unsur Perencana Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Badan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pada Pasal 2 menyebutkan bahwa Bappeda Kabupaten Malang merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan bidang perencanaan yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang mempunyai tugas pokok, yaitu:

a. membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan di bidang perencanaan yang menjadi kewenangan Daerah; dan

b. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

(10)

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bappeda Kabupaten Malang mempunyai fungsi :

a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan bidang tugasnya;

b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan bidang tugasnya; c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis

sesuai bidang tugasnya; dan

d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah sesuai dengan bidang tugasnya;

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang tersebut dilaksanakan oleh Sekretariat dan Sub Bagian, Bidang dan Sub Bidang yang terdiri dari:

a. Sekretariat

1) Tugas Pokok Sekretariat :

a) melaksanakan pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan aset serta koordinasi perencanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Badan; dan

b) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

2) Fungsi Sekretariat :

a) perencanaan kegiatan kesekretariatan;

b) pengelolaan urusan administrasi kepegawaian, kesejahteraan dan pendidikan pelatihan pegawai;

c) pengelolaan urusan rumah tangga, keprotokolan dan hubungan masyarakat;

d) penyelenggaraan kegiatan tata usaha persuratan dan penggandaan, kearsipan dan perpustakaan;

e) penyelenggaraan pengelolaan administrasi keuangan dan aset daerah; f) pengelolaan administrasi perlengkapan dan pemeliharaan, kebersihan

dan keamanan kantor; dan

g) pengoordinasian perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan program Badan.

3) Sekretariat terdiri dari :

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Tugas Pokok Sub Bagian Umum dan Kepegawaian :

(a) menghimpun, mengolah data, menyusun program kerja sub bagian umum dan kepegawaian;

(11)

(b) menyelenggarakan, melaksanakan dan mengelola administrasi kepegawaian, kesejahteraan pegawai dan pendidikan serta pelatihan pegawai;

(c) melaksanakan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan, urusan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, dan keprotokolan; (d) menyelenggarakan administrasi perkantoran;

(e) melaksanakan kebersihan dan keamanan kantor; dan

(f) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

b) Sub Bagian Keuangan dan Aset :

Tugas Pokok Sub Bagian Keuangan dan Aset :

(a) menghimpun, mengolah data dan menyusun program kerja Sub Bagian Keuangan dan Aset;

(b) melaksanakan administrasi keuangan dan pengelolaan aset yang meliputi penatausahaan, akuntansi, pertanggungjawaban dan verifikasi serta penyusunan perhitungan anggaran;

(c) menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan anggaran Badan;

(d) melaksanakan evaluasi keuangan terhadap hasil pelaksanaan program dan rencana strategis Badan;

(e) melaksanakan tata usaha barang, perawatan dan penyimpanan peralatan kantor dan pendataan inventaris kantor;

(f) menyusun rencana kebutuhan barang, peralatan dan pendistribusian; dan

(g) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

c) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan :

Tugas Pokok Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan:

(a) menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

(b) menyiapkan bahan penyusunan rencana strategis Badan;

(c) melaksanakan koordinasi, sinkronisasi penyusunan rencana kerja kegiatan tahunan;

(d) melaksanakan koordinasi dalam rangka penyusunan bahan monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan sebagai sarana pertimbangan kepada pimpinan;

(12)

(e) mengkompilasi dan penyusunan laporan hasil laporan perencanaan dan laporan akuntabilitas kinerja Badan;

(f) melakukan penyusunan laporan tahunan dan laporan lainnya; dan (g) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Badan

sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Bidang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah:

1) Bidang Perencanaan Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mempunyai tugas :

(a) Melaksanakan perumusan kebijakan dan penyusunan rencana pembangunan daerah yang meliputi perencanaan pengembangan wilayah dan permukiman, infrastruktur perhubungan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan sumber daya air; dan

(b) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

2) Bidang Perencanaan Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mempunyai fungsi:

(a) Pelaksanaan inventarisasi permasalahan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah;

(b) Pelaksanaan penyusunan kajian kebijakan di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah;

(c) Pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah; dan

(d) Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi rencana program pembangunan sektoral dan spasial.

3) Bidang Perencanaan Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah terdiri dari;

a) Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Permukiman: Tugas Pokok Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Permukiman:

(1) Menyiapkan bahan pelaksanaan inventarisasi permasalahan penataan ruang wilayah, pengembangan wilayah dan permukiman;

(2) Menyiapkan bahan kajian kebijakan lingkup pengembangan wilayah dan permukiman;

(13)

(3) Menyiapkan bahan penyusunan dan mengevaluasi kebijakan makro pengembangan wilayah dan permukiman;

(4) Menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan kerjasama penyelenggaraan, pengembangan wilayah dan permukiman; dan

(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah.

b) Sub Bidang Perencanaan Sarana Prasarana Perhubungan

Tugas Pokok Sub Bidang Perencanaan Sarana Prasarana Perhubungan:

(1) Menyiapkan bahan inventarisasi permasalahan pembangunan lingkup perhubungan dan telematika;

(2) Menyiapkan bahan kajian kebijakan lingkup perhubungan dan telematika;

(3) Menyiapkan bahan penyusunan rencana pembangunan lingkup perhubungan dan telematika;

(4) Menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan kerjasama rencana program pembangunan lingkup perhubungan dan telematika; dan

(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah.

c) Sub Bidang Perencanaan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Sumber Daya Air

Tugas Pokok Sub Bidang Sub Bidang Perencanaan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Sumber Daya Air:

(1) Menyiapkan bahan pelaksanaan inventarisasi permasalahan lingkup sumber daya alam, lingkungan hidup, kehutanan dan sumber daya air, serta energi terbarukan;

(2) Menyiapkan bahan kajian kebijakan lingkup sumber daya alam, lingkungan hidup, kehutanan dan sumber daya air, serta energi terbarukan;

(3) Menyiapkan bahan penyusunan rencana pembangunan lingkup sumber daya alam, lingkungan hidup, kehutanan dan sumber daya air, serta energi terbarukan;

(14)

(4) Menyiapkan bahan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan kerjasama rencana program pembangunan lingkup sumber daya alam, lingkungan hidup, kehutanan dan sumber daya air, serta energi terbarukan; dan

(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah.

c. Bidang Perencanaan Ekonomi

1) Bidang Perencanaan Ekonomi mempunyai tugas :

a) Melaksanakan sebagian tugas Badan dalam melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan pertanian, kelautan dan perikanan, pangan, perindustrian, pariwisata, perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah, tenaga kerja, keuangan dan penanaman modal atau investasi, bantuan dalam/luar negeri dan fasilitasi dunia usaha;

b) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan bidang pertanian, kelautan dan perikanan, perindustrian, pariwisata, perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah, tenaga kerja, keuangan dan penanaman modal atau investasi, dan fasilitasi dunia usaha; dan

c) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

2) Bidang Perencanaan Ekonomi mempunyai fungsi :

a) Pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan secara umum di bidang pertanian, kelautan dan perikanan, perindustrian, pariwisata, perdagangan, koperasi, usaha mikro, tenaga kerja, keuangan dan penanaman modal atau investasi, bantuan dalam/luar negeri dan fasilitasi dunia usaha yang diusulkan oleh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah dan/atau instansi-instansi vertikal, serta lembaga lain di wilayah Daerah;

b) Pelaksanaan inventarisasi permasalahan di bidang ekonomi serta merumuskan langkah-langkah kebijakan dan alternatif solusinya; c) Pengoordinasian dan memadukan rencana pembangunan di bidang

ekonomi yang disusun oleh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah dan instansi-instansi vertikal serta lembaga lain di wilayah Daerah; dan

(15)

d) pengoordinasian penyusunan program tahunan di bidang ekonomi yang meliputi pertanian, kelautan dan perikanan, perindustrian, pariwisata, perdagangan, koperasi, usaha mikro, tenaga kerja, keuangan dan penanaman modal atau investasi, bantuan dalam/luar negeri dan fasilitasi dunia usaha dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah atau kegiatan-kegiatan yang diusulkan kepada Pemerintah Daerah untuk dimasukkan dalam dokumen perencanaan Daerah.

3) Bidang Perencanaan Ekonomi terdiri dari : a) Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Primer :

Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Primer mempunyai tugas :

(1) Melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan pertanian, peternakan, kelautan, perikanan, industri;

(2) Merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan pada sub bidang perekonomian primer;

(3) Menghimpun, mengolah bahan/data, penyusunan bahan rekomendasi dan perumusan kebijakan sektor ekonomi primer; (4) Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan

perencanaan pembangunan sektor ekonomi primer;

(5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian perencanaan Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Primer;

(6) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Primer; dan

(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi sesuai dengan bidang tugasnya.

b) Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Sekunder :

Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Sekunder mempunyai tugas : (1) Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi perencanaan

pembangunan pariwisata, perdagangan, perindustrian, dan tenaga kerja, serta transmigrasi;

(2) Merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan pada Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Sekunder;

(16)

(3) Menghimpun dan pengolahan data perencanaan pembangunan pariwisata, perdagangan, perindustrian, dan tenaga kerja, serta transmigrasi;

(4) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan pariwisata, perdagangan, perindustrian, dan tenaga kerja, serta transmigrasi;

(5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian perencanaan Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Sekunder;

(6) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Sekunder; dan

(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi sesuai dengan bidang tugasnya.

c) Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Tersier:

Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Tersier mempunyai tugas :

(1) Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan koperasi, usaha mikro, jasa keuangan, penanaman modal atau investasi, serta bantuan dalam/luar negeri;

(2) Merencanakan program kegiatan pada Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Sekunder;

(3) Menghimpun dan mengolah bahan/data perencanaan pembangunan koperasi, usaha mikro, jasa keuangan, investasi, serta bantuan dalam/luar negeri;

(4) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan koperasi, usaha mikro, jasa keuangan, investasi, serta bantuan dalam/luar negeri, termasuk tanggung jawab sosial perusahaan;

(5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian perencanaan Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Tersier;

(6) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan Sub Bidang Perencanaan Ekonomi Tersier; dan

(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi sesuai dengan bidang tugasnya.

(17)

d. Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya

1) Tugas Pokok Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya: a) Melaksanakan sebagian tugas Badan dalam rangka penyiapan

perumusan kebijakan teknis, pengoordinasian, pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan pembangunan lingkup Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya; dan

b) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

2) Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya mempunyai fungsi:

a) Pelaksanaan dan fasilitasi tugas penyusunan perencanaan pembangunan lingkup perencanaan pemerintahan dan sosial budaya;

b) Penghimpunan, pengolahan data, penyusunan bahan rekomendasi dan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan lingkup pemerintahan dan sosial budaya;

c) Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan perencanaan pembangunan lingkup pemerintahan dan sosial budaya; d) Penyusunan rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Kebijakan

Umum Anggaran, dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara; e) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian

perencanaan pembangunan lingkup pemerintahan dan sosial budaya; f) Pembinaan dan pelaporan pelaksanaan atas perencanaan

pembangunan lingkup pemerintahan dan sosial budaya.

3) Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya terdiri dari: a) Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya:

Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya mempunyai tugas:

(a) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pengoordinasian, pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan pembangunan lingkup sosial budaya bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga, perpustakan dan kearsipan, kebudayaan, dan keagamaan;

(b) Menghimpun pengolahan data, penyusunan bahan rekomendasi dan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga, perpustakan dan kearsipan, kebudayaan, dan keagamaan;

(18)

(c) Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan perencanaan pembangunan bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga, perpustakan dan kearsipan, kebudayaan, dan keagamaan;

(d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian perencanaan pembangunan bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga, perpustakan dan kearsipan, kebudayaan, dan keagamaan; dan

(e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya sesuai dengan bidang tugasnya.

b) Sub Bidang Perencanaan Pemerintahan:

Sub Bidang Perencanaan Pemerintahan mempunyai tugas:

(a) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pengoordinasian, pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan pembangunan lingkup bidang komunikasi dan informatika, statistik, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, persandian, dan unsur penunjang urusan pemerintahan;

(b) Menghimpun pengolahan data, penyusunan bahan rekomendasi dan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan lingkup komunikasi dan informatika, statistik, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, persandian, dan unsur penunjang urusan pemerintahan; (c) Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan

perencanaan pembangunan lingkup komunikasi dan informatika, statistik, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, persandian, dan unsur penunjang urusan pemerintahan;

(d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian perencanaan pembangunan lingkup komunikasi dan informatika, statistik, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, persandian, dan unsur penunjang urusan pemerintahan; dan

(e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya sesuai dengan bidang tugasnya.

(19)

a) Sub Bidang Perencanaan Kesejahteraan Rakyat:

Sub Bidang Perencanaan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas: (a) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis,

pengoordinasian, pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan pembangunan lingkup bidang kesehatan, sosial, pemberdayaan masyarakat dan desa, serta pengendalian penduduk dan keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

(b) Menghimpun pengolahan data, penyusunan bahan rekomendasi dan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan lingkup bidang kesehatan, sosial, pemberdayaan masyarakat dan desa, serta pengendalian penduduk dan keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

(c) Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan perencanaan pembangunan lingkup bidang kesehatan, sosial, pemberdayaan masyarakat dan desa, serta pengendalian penduduk dan keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

(d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian perencanaan pembangunan lingkup bidang kesehatan, sosial, pemberdayaan masyarakat dan desa, serta pengendalian penduduk dan keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; dan

(e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya sesuai dengan bidang tugasnya.

e. Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

1) Tugas Pokok Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan:

a) Melaksanakan sebagian tugas Badan dalam menyelenggarakan koordinasi, perumusan dan pelaksanaan pengendalian dan evaluasi kebijakan di bidang perencanaan pembangunan, serta pengembangan rencana pendanaan program pembangunan; dan

b) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

2) Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan mempunyai fungsi : a) Perumusan kebijakan di bidang pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan serta pendanaan pembangunan; b) Pengoordinasian pengendalian dan evaluasi serta penilaian atas

pelaksanaan rencana pembangunan capaian kinerja pembangunan; c) Pengelolaan sistem pelaporan pengendalian dan evaluasi program

(20)

d) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan pembangunan dan laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati.

3) Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan terdiri dari : a) Sub Bidang Pendanaan Program Pembangunan :

Tugas Pokok Sub Bidang Pendanaan Program Pembangunan :

(1) Melaksanakan pengkajian, pengoordinasian dan menyusun bahan perumusan kebijakan di bidang perencanaan dan pengembangan pendanaan program prioritas pembangunan;

(2) Merumuskan sistem dan prosedur perencanaan dan penganggaran dalam rangka sinergi lintas program pembangunan;

(3) Melaksanakan pemantauan, pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan rencana pendanaan program prioritas pembangunan; dan

(4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan sesuai dengan bidang tugasnya.

b) Sub Bidang Pengendalian Rencana Pembangunan :

Tugas Pokok Sub Bidang Pengendalian Rencana Pembangunan : (1) Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis di bidang

pengendalian dan pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan;

(2) Melaksanakan pengoordinasian pengendalian dan pemantauan atas capaian pelaksanaan rencana pembangunan;

(3) Melakukan pengendalian dan pemantauan kinerja pembangunan di daerah; dan

(4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan sesuai dengan bidang tugasnya.

c) Sub Bidang Evaluasi dan Sistem Pembangunan:

Tugas Pokok Sub Bidang Evaluasi dan Sistem Pembangunan :

(1) Melaksanakan inventarisasi dan analisis berbagai kebijakan dan informasi yang berkaitan sistem evaluasi, dan pelaporan pembangunan, serta petunjuk pelaksanaan mengenai kinerja pembangunan;

(2) Menyiapkan bahan penyusunan tahapan pelaporan evaluasi kinerja program pembangunan;

(3) Menyusun sistem pengoordinasian dan pengkonsolidasian data hasil evaluasi dan kinerja pembangunan;

(21)

(4) Menyiapkan bahan penilaian dan pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi kinerja pembangunan; dan

(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan sesuai dengan bidang tugasnya.

f. UPT (Unit Pelaksana Teknis):

1) UPT Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional pengelolaan data dan sistem informasi pembangunan dan/atau kegiatan teknis penunjang koordinasi terhadap program-program penanganan kemiskinan;

2) UPT Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibentuk dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati berdasarkan kebutuhan Daerah serta telah memenuhi kriteria dan ketentuan yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Kelompok Jabatan Fungsional :

1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan;

2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat 1) terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya;

3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(22)

h. Susunan Organisasi

Gambar 1. Susunan Organisasi Bappeda Kabupaten Malang

(23)

I-16

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

2. Sumber Daya Aparatur

Ditinjau dari jumlah, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, golongan dan pendidikan penjenjangan aparatur, maka kondisi aparatur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah tahun 2016 adalah sebagai berikut :

a. PNS, terdiri dari Laki-laki : 30 Orang Perempuan : 16 Orang

46 Orang

b. Tenaga kontrak, terdiri dari Laki-laki : 10 Orang Perempuan : 2 Orang

12 Orang

Berikut grafik klasifikasi jumlah PNS dan Tenaga Honorer berdasarkan jenis kelamin:

Gambar 2. Grafik klasifikasi jumlah PNS dan tenaga honorer berdasarkan jenis kelamin

c. Tingkat pendidikan formal

Pendidikan PNS (orang) Tenaga Kontrak (orang)

S3 2 - S2 9 - S1 24 6 Diploma 3 1 - SLTA 9 4 SLTP 1 1 SD - 1 JUMLAH 46 12 52% 28% 17% 3% PNS Laki-Laki PNS Perempuan Tenaga Kontrak Laki-Laki Tenaga Kontrak Perempuan

(24)

I-17

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Berikut grafik klasifikasi PNS berdasarkan tingkat pendidikan formal:

Gambar 3. Grafik klasifikasi PNS berdasarkan tingkat pendidikan formal

d. Berdasarkan golongan :

- Golongan IV : 8 Orang - Golongan III : 25 Orang - Golongan II : 12 Orang - Golongan I : -

- CPNS : 1 Orang

Berikut grafik komposisi PNS berdasarkan tingkat golongan:

Gambar 4. Grafik Klasifikasi PNS berdasarkan golongan

4% 11% 58% 23% 4% S3 S2 S1 SLTA SLTP 17% 58% 23% 1% Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I CPNS

(25)

I-18

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

e. Pendidikan Penjenjangan Aparatur

Eselon Jumlah PNS Perjenjangan Pendidikan

Aparatur Jumlah PNS

II / JPT Pratama 1 Diklat Pim II 1

III / Administrator 5 Diklat Pim III 4

IV / Pengawas 11 Diklat Pim IV 10

JUMLAH 17 JUMLAH 15

Selanjutnya grafik komposisi PNS yang menduduki Jabatan Struktural dan telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan atau berdasarkan tingkat perjenjangan aparatur sebagaimana dalam Gambar 5.

Gambar 5. Grafik Klasifikasi PNS berdasarkan pendidikan perjenjangan aparatur

Dari 47 orang PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Umum dan Fungsional Tertentu sebanyak 30 orang. Sedangkan dari 17 orang yang menduduki Jabatan Struktural, masih terdapat 1 orang pejabat Eselon III-b (Kepala Bidang) dan 1 orang pejabat Eselon IV-a (Kepala Sub Bidang) yang belum mengikuti Diklat Pim yang dipersyaratkan. Hal ini merupakan faktor eksternal, yaitu telah diusulkan mengikuti Diklatpim, namun demikian belum ada panggilan dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Malang yang memiliki kewenangan menyelenggarakan.

Selain pendidikan penjenjangan, aparatur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah juga telah ditugaskan pada pendidikan dan pelatihan lainnya untuk peningkatan kompetensi, baik fungsional maupun teknis yang diselenggarakan oleh Kementerian/Lembaga, seperti Diklat Perencanaan dan Penganggaran, Diklat penunjang, bimbingan teknis dan pelatihan kantor sendiri (in house training) dengan memperhatikan kebutuhan dan alokasi dana.

6% 27% 67% DiklatPim II DiklatPim III DiklatPim IV

(26)

I-19

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

3. Capaian Kinerja Bappeda Tahun 2015

Tabel 1.1

Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Utama (1) Bappeda Tahun 2015

No. KINERJA UTAMA KINERJA UTAMA INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6 1. Peningkatan Kualitas Dokumen Perencanaan Pembangunan Yang Sinergis Dan Partisipatif 1.1. Persentase Renja PD yang sesuai dengan RKPD 95% 100% 105% 1.2. Persentase PD yang telah menerapkan anggaran berbasis kinerja 95% 99,79% 105% 1.3. Persentase Renstra PD dengan kualitas yang baik 80% 100% 125% 1.4. Persentase hasil program (Kinerja) dalam RKPD yang dituangkan dalam KUA-PPAS 95% 100% 105% 1.5. Persentase aspirasi masyarakat dalam Musrenbang yang diakomodir pada Dokumen perencanaan 90% 100% 111%

Pada sasaran “Peningkatan Kualitas Dokumen Perencanaan pembangunan yang sinergis dan partisipatif, terdiri dari 5 Indikator Sasaran (IKU), didukung dengan 4 Program 7 Kegiatan yaitu:

a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah dengan kegiatan:

a.1. Penyusunan Rancangan RPJMD dengan keluaran berupa Dokumen Draft Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2016-2021.

Adapun kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu: - Konsistensi antar dokumen perencanaan belum optimal; - Kesulitan dalam mengambil data dari SKPD;

(27)

I-20

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Solusi dari kendala tersebut, kedepan diambil langkah: - Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi data SKPD - Menyelaraskan dokumen perencanaan SKPDdengan RPJMD

a.2. Penyusunan Rancangan RKPD dengan keluaran berupa Dokumen RKPD tahun 2016.

Adapun kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu: - Konsistensi antar dokumen perencanaan belum optimal;

- Koordinasi antar SKPD untuk proses perencanaan belum optimal sehingga rumusan indikator program dan kegiatan yang telah ditetapkan tidak sinergis/selaras antar dokumen perencanaan,

- Kesulitan mengevaluasi hasil RKPD tahun sebelumnya karena kualitas RPJMD dan Renstra belum optimal, ditemukan indikator capaian yang tidak jelas, tidak terukur, dan kurang konsistennya indikator program dan kegiatan antar dokumen perencanaan;

- Penetapan indikator program dan kegiatan SKPD masih belum mengacu pada dokumen RPJMD dan Renstra SKPD.

Solusi dari kendala tersebut, kedepan diambil langkah:

- Menyelaraskan program dan kegiatan antar SKPD dalam rangka optimalisasi pencapaian sasaran sesuai dengan kewenangan untuk sinergi pelaksanaan prioritas pembangunan daerah;

- Meningkatkan KIS penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah;

- Mempertajam indikator serta target program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD;

- Mempertajam Indikator kinerja kegiatan (keluaran/output) dapat yang menunjang tercapainya sasaran program terkait.

Kedua kegiatan tersebut dikoordinir Bidang Statistik dan Perencanaan Strategis dengan personil 1 Orang eselon III-b, 2 Orang eselon IV-a dan 3 Orang Staf PNS dan 2 Honorer. Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran sehingga perlu dialokasikan kembali pada tahun depan.

a.3. Penyelenggaraan Musrenbang RKPD

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD merupakan forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran yang berjalan sesuai dengan tingkatannya.

(28)

I-21

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Musrenbang diselenggarakan secara berjenjang, mulai dari tingkat Desa, Kecamatan hingga Kabupaten termasuk Forum Satuan Kerja Peragkat Daerah (SKPD) dengan tujuan untuk:

a) Menampung dan menetapkan kegiatan prioritas sesuai kebutuhan masyarakat yang diperoleh dari musyawarah perencanaan yang sesuai dengan tingkatan dibawahnya;

b) Menetapkan kegiatan yang dibiayai melalui APBD maupun sumber pendanaan lainnya.

Kendala dalam pelaksanaan kegiatan Penyelenggaraan Musrenbang RKPD yaitu:

- Masih ada sebagian masyarakat menganggap Musrenbang sebagai event, bukan model perencanaan pembangunan partisipatif;

- Belum adanya pedoman besaran pagu indikatif sebagai koridor pembahasan seleksi usulan kegiatan prioritas di musrenbang kecamatan;

- Belum optimalnya keterlibatan stakeholder dalam upaya penyusunan perencanaan yang partisipatif;

- Waktu pembahasan yang terbatas dengan luas wilayah terdiri 390 Desa/Kelurahan;

- Penetapan kegiatan prioritas belum sepenuhnya mengacu pada dokumen perencanaan desa (RPJMDesa dan RKPDesa);

- Fasilitator Musrenbang di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan masih belum sepenuhnya memahami program-program urusan wajib pilihan sesuai (Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri 13 Tahun 2006.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, upaya/solusi yang dilaksanakan adalah:

- Membangun mekanisme musrenbang yang lebih partisipatif pada semua tahapan dengan melibatkan secara aktif semua elemen kelompok masyarakat;

- Mendorong peran serta masyarakat dalam proses pembangunan daerah yang semakin partisipatif bahwa proses perencanaan adalah amanat Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

- Menyusun rancangan rencangan kebijakan anggaran yang terkait dengan program prioritas pembangunan daerah;

(29)

I-22

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

- Mendorong peran serta masyarakat dalam proses pembangunan daerah yang semakin partisipatif;

- Meningkatkan peran SKPD dalam proses perencanaan baik ditingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan agar penyusunan rencana pembangunan lebih terarah, tepat sasaran, tepat waktu dan sinergis antar setor dan wilayah;

- Sosialisasi pemahaman tentang Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; serta

- Meningkatkan kompetensi perencana di tingkat desa/kelurahan/kecamatan.

a.4. Fasilitasi Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) dengan keluaran berupa Dokumen Rancangan Peraturan Bupati tentang Penyusunan RPJMDes dan RKPDes. Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Penyusunan RPJMDes dan RKPDes adalah Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa. Dalam kegiatan fasilitasi ini dilakukan apresiasi kehendak dan permasalahan yang dihadapi 378 desa dalam pengelolaan dana desa serta penyampaian kewenangan Desa, sinergi antara RPJMDes, RKPDes dan APBDes yang akuntabel dan segala keputusan tentang kegiatan di Desa ditetapkan berdasarkan musyawarah dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Adapun kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu:

- Terdapat dualisme peraturan yang berlaku antara Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Pengelolaan Kekayaan Desa Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

- Kurangnya peran BPD;

- Tahun 2015 merupakan masa transisi;

- Sistem/siklus pemerintahan desa (perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi) belum berjalan optimal;

(30)

I-23

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

- Komposisi sumber anggaran desa terdiri dari Pendapatan Asli Desa, Alokasi Dana Desa dari APBN yang ditransfer melalui APBD, 10% dari Dana Perimbangan Daerah setelah dikurangi DAK (berdasarkan PP 43 Tahun 2014), dana tambahan dari realisasi penerimaan pajak dan retribusi daerah. Di Kabupaten Malang, bagian pajak PJUDesa (jalan lingkungan) tidak dishare ke Desa karena beban pembayaran PJUDesa jauh lebih besar sehingga tetap ditanggung Pemerintah Kabupaten Malang.

Upaya yang ditempuh untuk mengatasi kendala terebut yaitu:

- Peraturan Bupati tentang Penyusunan RPJMDesa dan RKPDesa segera disahkan agar pemerintah desa memiliki pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;

- Dilakukan pendampingan tenaga ahli dari Kementerian Desa, akademisi, Bappeda dengan leading sector Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang;

- Fasilitasi penyusunan RPJMDesa dan RKPDesa oleh Bappeda dengan pendampingan tentang kelembagaan oleh Bagian Tata Pemerintahan Desa, regulasi oleh Bagian Hukum, pengendalian dan pengelolaan keuangan desa oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Asset, monitoring dan evaluasi oleh Inspektorat dan Profil Desa oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat;

- Apresiasi terhadap keluhan dan permasalahan yang dihadapi Pemerintah Desa;

- Penertiban pemasangan penerangan jalan desa untuk efisiensi beban penerangan jalan lingkungan sehingga kedepannya desa lebih mandiri untuk menanggung beban pembayaran PJUDesa dan share atas pajak PJU dapat diserahkan kepada Pemerintah Desa.

Kedua kegiatan tersebut dikoordinir Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya dengan personil 1 Orang eselon III-b, 2 Orang eselon IV-a dan 5 Orang Staf PNS dan 1 Orang Honorer.

Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran sehingga perlu dialokasikan kembali pada tahun depan.

b. Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan

Besar dengan kegiatan Koordinasi Perencanaan Penanganan Pusat-Pusat

Pertumbuhan Ekonomi dengan keluaran 1 Dokumen Pra Kelayakan Penyediaan Fasilitas Umum di Kecamatan Singosari. Hasil dari kegiatan ini

(31)

I-24

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan study kelayakan maupun perencanaan yang lebih detil.

Kendala kurangnya koordinasi dengan instansi terkait sehingga terdapat ketidaksinkronan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Solusinya dilakukan koordinasi lebih intensif dengan instansi terkait.

Program ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran, Namun demikian kegiatan ini belum akan dialokasikan kembali pada tahun depan karena akan diarahkan pada perencanaan di lokasi lain.

c. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam dengan kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Perencanaan Prasarana wilayah dan Sumber Daya Alam dengan keluaran berupa 1 Dokumen hasil Monevpor kegiatan sebagai berikut:

1) Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS); 2) Pembangunan Jalan Tol

Proyek Pembangunan Jalan Tol yang dilaksanakan di Kabupaten Malang Tahun 2015 adalah Tol Pandaan-Malang. Sampai akhir Tahun 2015 sampai pada tahap pengadaan tanah yang dilaksanakan Kantor Pertanahan Kabupaten Malang.

3) Pelaksanaan Kegiatan yang bersumberdana dari Dana Alokasi Khusus (DAK), Bantuan Keuangan (BK) dan Tugas Pembantuan (TP) yang diterima Kabupaten Malang tahun 2015 digunakan untuk program sebagai berikut: a) Pembangunan Jalan dan Jembatan;

b) Pembangunan Saluran Drainase dan gorong-gorong; c) Pembangunan Turap/Talud/Bronjong;

d) Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan jembatan; e) Inspeksi kondisi jalan dan jembatan;

f) Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan; g) Pembangunan Infrastruktur Perdesaan;

h) Pengelolaan Sistem Informasi/Database Jalan dan Jembatan; i) Pengelolaan Pelengkap Jalan dan Penerangan Jalan Umum;

j) Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya;

k) Penyediaan dan Pengolahan Air Baku;

l) Pengembangan, Pengolahan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumberdaya Air Lainnya;

(32)

I-25

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

n) Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh;

o) Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah;

Adapun kendala dalam melaksanakan kegiatan tersebut adalah sering terjadi keterlambatan penyampaian progress fisik dan keuangan DAK, BK dan TP; dan kedepan solusinya yaitu melaksanakan koordinasi yang lebih intensif dengan SKPD terkait.

Kedua Program dan Kegiatan tersebut dikoordinir Bidang Perencanaan Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah dengan personil 1 Orang eselon III-b, 2 Orang eselon IV-a dan 5 Orang Staf PNS dan 2 Orang Honorer dan melibatkan Tim Koordinasi Pembangunan JLS, Tim Koordinasi Kegiatan DAK, Tim Koordinasi Penyelenggaraan BK dan Tim Koordinasi Penyelenggaraan TP. Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran sehingga perlu dialokasikan kembali pada tahun depan. d. Program Pengembangan Data dan Informasi dengan kegiatan

Penyusunan dan Pengumpulan Data Informasi Kebutuhan Dokumen Perencanaan dengan keluaran 4 Dokumen terdiri dari 2 Dokumen KUA-PPAS Perubahan Tahun 2015 dan 2 Dokumen KUA-PPAS Tahun 2016.

Adapun kendala dalam melaksanakan kegiatan tersebut adalah :

- Pada saat penyusunan KUA-PPAS, belum ada angka resmi terkait kebijakan anggaran dana perimbangan (DAU-DAK) dan bantuan Provinsi sehingga pada saat penyusunan masih mengacu tahun sebelumnya;

- Belum optimalnya koordinasi antar SKPD dalam pembahasan penetapan indikator kinerja program dan kegiatan pada Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS);

Dari kendala tersebut diambil langkah:

- Berkoordinasi ke Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk menetapkan kebijakan anggaran terkait penyusunan KUA-PPAS sebelum disusun sesuai ketentuan Perundang-undangan;

- Mengoptimalkan koordinasi antar SKPD agar konsistensi antara dokumen perencanaan dan penganggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut dikoordinir Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Sosial Budaya dengan personil 1 Orang eselon III-b, 2 Orang eselon IV-a dan 5 Orang Staf PNS dan 1 Orang Honorer. Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran sehingga perlu dialokasikan kembali pada tahun depan.

(33)

I-26

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Tabel 1.2

Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Utama (2) Bappeda Tahun 2015

No. KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA

UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6 2. Peningkatan Kualitas Implementasi Perencanaan Pembangunan yang Akurat dan Akuntabel 1. Persentase kesesuaian RTRW dengan Rencana Pembangunan Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah 40% 41,11% 102% 2. Persentase peran serta sektor non Pemerintah dalam Pembangunan Daerah

75% 42,8% 57%

Pada sasaran “Peningkatan Kualitas Implementasi Perencanaan

Pembangunan” dengan 2 indikator sasaran, didukung 3 Program 3 kegiatan,

yaitu:

a. Program Perencanaan Tata Ruang kegiatan “Revisi Rencana Tata Ruang” dengan keluaran terlaksananya Peninjauan Kembali dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang dan Penyusunan Dokumen Peninjauan Kembali (PK) Perda RTRW Tahun 2015. Kegiatan Peninjauan Kembali RTRW dilaksanakan 5 tahun sekali sebagai amanan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Kendala yang dihadapi dalam proses peninjauan kembali adalah pedoman tentang Peninjauan Kembali yang sedang disusun oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) belum selesai.

Solusinya adalah PK dilaksanakan mengacu pada peraturan lama, konsultasi dengan Kementerian ATR dan Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan dimaksud dikoordinir oleh Bidang Perencanaan Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah yang terdiri dari 1 Orang eselon III-b, 1 Orang eselon IV-a dan 2 Orang Staf PNS dan 2 Orang Honorer dengan melibatkan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupaten Malang. Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran sehingga perlu dialokasikan kembali pada tahun depan.

b. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat

Tumbuh dengan kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Perencanaan

Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh dengan keluaran terlaksananya kegiatan koordinasi BKPRD, proses penyerahan Fasum-Fasos, monitoring dan evaluasi Pengendalian Dampak Perubahan Iklim (Paklim), Sanitasi dan Air Minum, PSU serta penyusunan Dokumen hasil Monev.

(34)

I-27

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Adapun kendala dari kegiatan tersebut adalah kurangnya personil serta padatnya jadwal sehingga peserta yang mengikuti rapat atau tinjau lokasi berganti-ganti. Hal ini mengakibatkan kurang optimal dalam memberikan masukan dan informasi. Solusinya adalah dengan mengajukan tambahan personil.

Kegiatan tersebut dikoordinir Bidang Perencanaan Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah dengan personil 1 Orang eselon III-b, 1 Orang eselon IV-a dan 2 Orang Staf PNS dan 1 Orang Tenaga Honorer. Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran sehingga perlu dialokasikan kembali pada tahun depan.

c. Program Kerjasama Pembangunan dengan kegiatan Fasilitasi Kerjasama dengan Dunia Usaha/Lembaga dengan keluaran berupa 9 kali kegiatan fasilitasi dengan corporate dan pendataan perencanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Tahun 2016 dan pelaksanaan CSR Tahun 2015;

Adapun permasalahan yang dihadapi yaitu:

- Kurangnya jumlah corporate yang mengikuti fasilitasi;

- Beberapa SKPD tidak mengirimkan laporan usulan dan realisasi kegiatan CSR yang ditangani;

- Beberapa perusahaan melaksanakan program CSR di luar wilayah Kabupaten Malang;

- Tidak adaanya pelaporan pelaksanaan CSR dari dunia usaha maupun lembaga usaha.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan: - Lebih intens mengundang corporate dan mendatangi perusahaan. - Koordinasi intensif dengan lembaga usaha dan instansi terkait.

Kegiatan tersebut dikoordinir Bidang Perencanaan Ekonomi dengan personil 1 Orang eselon III-b, 2 Orang eselon IV-a dan 5 Orang Staf PNS. Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran sehingga perlu dialokasikan kembali pada tahun depan.

Tabel 1.3

Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Utama (3) Bappeda Tahun 2015

KINERJA UTAMA

INDIKATOR

KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN

1 2 3 4 5 6 3. Peningkatan Efektifitas Program Prioritas Pembangunan Persentase hasil Program Prioritas dengan nilai capaian minimal “80%”

(35)

I-28

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Pada sasaran “Peningkatan Efektifitas Program Prioritas

Pembangunan” dengan indikator Persentase hasil program prioritas dengan

nilai capaian minimal “80%”, didukung dengan 6 Program 10 kegiatan, yaitu: a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah dengan kegiatan

Penyelenggaraan Koordinasi Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) dengan keluaran berupa Jumlah dokumen LKPJ tahun 2015 dan pidato sebanyak 180 buku.

Adapun permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sering terjadi perubahan data yang telah disampaikan oleh SKPD dan keterlambatan SKPD dalam menyampaikan data-data pendukung. Upaya untuk mengatasinya dilaksanakan koordinasi yang lebih intensif dengan SKPD yang lain.

Kegiatan tersebut dikoordinir Sekretariat dengan personil 1 Orang eselon III-a, 2 Orang eselon IV-a dan 3 Orang Staf PNS dan 2 Honorer. Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran sehingga perlu dialokasikan kembali pada tahun depan.

b. Program Kerjasama Pembangunan dengan kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Kerjasama antar Lembaga dengan keluaran berupa 1 Dokumen hasil koordinasi dan fasilitasi kerjasama antar lembaga dan kegiatan ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Malang dengan Australia Indonesia Partnership for Decentralisation (AIPD).

Adapun kendala dari kegiatan tersebut yaitu, adanya mutasi/pergantian pejabat yang menyebabkan koordinasi tertunda dan banyak jadwal kegiatan AIPD yang berbenturan dengan jadwal internal Bappeda sehingga beberapa kegiatan tidak termonitor dan solusinya melaksanakan koordinasi yang lebih intens antara AIPD dengan SKPD terkait.

Kegiatan tersebut dikoordinir Bidang Statistik dan Perencanaan Strategis dengan personil 1 Orang eselon III-b, 2 Orang eselon IV-a dan 3 Orang Staf PNS dan 2 Honorer. Program kegiatan ini tidak relevan lagi untuk mendukung capaian sasaran, namun demikian tidak dialokasikan.

c. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan kegiatan:

c.1. Penyusunan Indikator Ekonomi Daerah dengan keluaran 1 Dokumen Disparitas Wilayah.

Kegiatan tersebut dikoordinir Bidang Statistik dan Perencanaan Strategis dengan personil 1 Orang eselon III-b, 2 Orang eselon IV-a dan 3 Orang

(36)

I-29

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Staf PNS dan 2 Honorer. Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran sehingga perlu dialokasikan kembali pada tahun depan.

c.2. Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat dengan keluaran berupa Buku Laporan Perkembangan Minapolitan dan Produk Unggulan Daerah, serta Review Agropolitan hasil dari 7 kali fasilitasi dan sinkronisasi program perencanaan ekonomi masyarakat meliputi produk unggulan, agropolitan dan minapolitan berkoordinasi dengan SKPD teknis antara lain Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Kelautan dan Perikanan serta kecamatan.

Adapun kendala dari kegiatan tersebut yaitu, terlambatnya pengumpulan data dengan solusi mendatangi SKPD dan kecamatan terkait untuk kompulasi data.

c.3. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi dengan keluaran berupa 6 kali pertemuan terkait terlaksananya arahan MP3EI, Perkembangan investasi untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi di Kab. Malang, serta penyusunan buku Industri Makanan dan Minuman Locus Kabupaten Malang mendukung percepatan pembangunan koridor Jawa.

Adapun kendala kegiatan tersebut kurangnya jumlah SKPD yang mengikuti sosialisasi. Upaya yang dilakukan adalah menambah jumlah pertemuan dan jemput bola dengan melaksanakan sosialisasi di wilayah kecamatan.

c.4. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Bidang Perencanaan Ekonomi dengan keluaran 3 Dokumen: Buku Monev. Bidang Perencanaan Ekonomi, Monev. Anti Poverty Program (APP) Tahun 2015 dan Laporan UMKM yang merupakan hasil 12 kali kegiatan Monev. Bidang Perencanaan Ekonomi dan kegiatan APP. Program Pengentasan Kemiskinan bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2015 yaitu:

a) Bantuan Bibit Jahe Merah di Kecamatan Gedangan dan Kecamatan Donomulyo melalui Dinas Kehutanan;

b) Bantuan Kolam Terpal Minapolitan di Kecamatan Wajak melalui Dinas Kelautan dan Perikanan;

(37)

I-30

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

c) Bantuan Traktor kepada Petani Miskin (hasil PPLS 2011) di Desa Purwodadi Kecamatan Donomulyo, Desa Putukrejo Kecamatan Kalipare dan Desa Bambang Kecamatan Wajak.

Kendala kegiatan ini adalah tidak adanya laporan dari konsultan teknis APP dan terdapat beberapa kelompok masyarakat (Pokmas) yang tidak aktif. Solusi yang diambil adalah melakukan perekrutan konsultan teknis APP baru serta berkoordinasi dengan dinas teknis terkait untuk menghidupkan kembali Pokmas yang tidak aktif.

Tiga kegiatan tersebut dikoordinir Bidang Ekonomi dengan personil 1 Orang eselon III-b, 2 Orang eselon IV-a dan 5 Orang Staf PNS. Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran sehingga perlu dialokasikan kembali pada tahun depan.

c.5. Penyusunan Masterplan Penanggulangan Kemiskinan dengan keluaran berupa Jumlah dokumen hasil evaluasi program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan daerah disusun sesuai aturan dan tepat waktu. Adapun kendala dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah, koordinasi dan sinkronisasi dengan SKPD belum terlaksana dengan baik sehingga terkesan bahwa pelaksanaan penaggulangan kemiskinan berjalan secara ego sector; Anggaran belum memadai dan belum ada indikator kemiskinan khusus Kabupaten Malang; Solusi yang ditempuh yaitu, Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dalam hal penanggulangan kemiskinan; Peningkatan anggaran dan Menetapkan indikator kemiskinan sesuai pedoman Pemerintah, Provinsi dan Daerah. d. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah dengan

kegiatan:

d.1. Penyusunan dan Pengumpulan Data Statistik Daerah dan IPM dengan keluaran berupa 2 Dokumen yaitu Buku Hasil-Hasil Pembangunan dan Buku Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

d.2. Pengolahan, updating dan Analisis Data dan Statistik Daerah dengan keluaran berupa 1 Dokumen yaitu Buku Kabupaten Malang Dalam Angka (KMDA).

d.3. Penyusunan dan Pengumpulan Data PDRB dengan keluaran 1 Dokumen yaitu Buku Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Tiga kegiatan tersebut dikoordinir Bidang Statistik dan Perencanaan Strategis dengan personil 1 Orang eselon III-b, 2 Orang eselon IV-a dan 3 Orang Staf

(38)

I-31

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

PNS dan 2 Honorer. Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran sehingga perlu dialokasikan kembali pada tahun depan. e. Program Perencanaan Sosial Budaya dengan kegiatan,

e.1. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Bidang Sosbud dengan keluaran berupa 1 Dokumen hasil koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang pemerintahan dan sosbud yang disusun tepat waktu.

Adapun kendala dari kegiatan tersebut adalah, belum optimalnya koordinasi antar SKPD untuk proses perencanaan sehingga indikator kegiatan dan program yang telah ditetapkan tidak sinergis antar dokumen perencanaan. Solusi yang ditempuh adalah Meningkatkan KIS penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah bidang pemerintahan dan sosbud.

Tahun 2016 di Bappeda Kabupaten Malang melaksanakan 16 program dengan 46 kegiatan dengan rincian 9 program kegiatan utama dan 5 program kegiatan operasional/belanja rutin yaitu, Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, Pelayanan administrasi perkantoran, Peningkatan disiplin aparatur, Peningkatan sarana prasarana aparatur dan Peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan (sebesar 14,28 %).

D. Dasar Hukum

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang ini berdasarkan:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

(39)

I-32

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

14. Peraturan Daerah Malang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-2021; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah;

16. Peraturan Bupati Malang Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang;

17. Keputusan Bupati Malang Nomor : 180.45/584/KEP/35.07.013/2016 tentang Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Malang Tahun 2016-2021;

18. Keputusan Bupati Malang Nomor : 188.45/577/KEP/421.013/2015 tentang Pengesahan Rencana Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016.

19. Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang Nomor : 188.45/3417/ KEP/35.07.013/2016 tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-2021.

(40)

I-33

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

E. Sistematika KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud & Tujuan C. Gambaran Umum

1. Organisasi Perangkat Daerah

2. Capaian Kinerja Bappeda Tahun 2015 D. Dasar Hukum

E. Sistematika

Bab II. PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis 1. Tujuan dan Sasaran 2. Kebijakan dan Program B. Perjanjian Kinerja

Bab III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi 1. Capaian Kinerja

1.1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 1.2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 2015 1.3. Perbandingan Capaian Kinerja s.d Akhir Periode Renstra

1.4. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional 2. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan dan Solusi 3. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran

3.1. Alokasi Per Sasaran Pembangunan

3.2. Perbandingan Pencapaian dan Anggaran 3.3. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

B. Realisasi Anggaran C. Prestasi Tahun 2016

Bab IV. PENUTUP Lampiran– lampiran

(41)

II-1

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Strategis

1. Tujuan dan Sasaran

Tujuan harus konsisten dengan tugas pokok dan fungsi organisasi, yang menggambarkan arah strategi organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tupoksi.

1.1. Tujuan:

Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi, serta pengendalian dan evaluasi kebijakan dan perencanaan pembangunan.

1.2. Sasaran

a. Meningkatnya kualitas dokumen perencanaan pembangunan yang sinergis dan partisipatif;

b. Meningkatnya kualitas implementasi perencanaan pembangunan yang akurat dan akuntabel;

c. Meningkatnya efektifitas program prioritas pembangunan.

2. Kebijakan dan Program

2.1. Kebijakan

a. Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kerjasama serta melaksanakan pengendalian dan evaluasi kebijakan pembangunan sehingga tersedia dokumen perencanaan yang berkualitas dan partisipatif;

b. Melaksanakan sistem pendataan/informasi pembangunan secara periodik dan berkelanjutan;

c. Melaksanakan dan/atau mengikutsertakan aparatur dalam pengembangan kompetensi baik manajerial maupun teknis, serta peningkatan kualifikasi, integritas dan moralitas pegawai;

d. Menyediakan layanan administrasi dan sarana-prasarana perkantoran. 2.2. Program

Program yang dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

a. Sasaran pertama yaitu “Meningkatnya kualitas dokumen perencanaan pembangunan yang sinergis dan partisipatif” dengan Indikator Kinerja Utama (IKU):

Gambar

Gambar 1. Susunan Organisasi Bappeda Kabupaten Malang
Gambar 2.  Grafik klasifikasi jumlah PNS dan tenaga honorer   berdasarkan jenis kelamin
Gambar 4. Grafik Klasifikasi PNS berdasarkan golongan
Gambar 5.  Grafik Klasifikasi PNS berdasarkan pendidikan   perjenjangan aparatur
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari temuan hasil penelitian di lapangan, disimpulkan bahwa model pemuridan bagi jemaat penyandang disabilitas di Gereja M Malang adalah kombinasi dari pembekalan

Penyulit KAD dan SHH yang paling sering adalah hipoglikemia dalam kaitan dengan pemberian insulin yang berlebihan, hipokalemia dalam kaitan dengan pemberian insulin

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan memberikan pemahaman tentang kualitas layanan, kualitas produk,

bimbingan bisnis plan dan bimbingan manajemen usaha PERAN DAERAH bertindak sebagai penanggung jawab pola-pola pengemba- ngan lainnya PERAN DAERAH Pemprov, Pemkab/Pe

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan para ilmuwan tersebut, memperlihatkan setidaknya ada dua konsep penting dalam analisis framing, yaitu, seleksi isu terkait dengan

Jika kita akan menempatkan program ini pada direktori lain (selain winisis) maka kita dapat mengubah nama direktori pada Path: dengan cara Klik pada kotak Path – hapus

Pihak yang harus melakukan pengendalian pelaksanaan Standar Sarana dan Prasarana Penelitian adalah Tim SPMI Perguruan Tinggi atau Unit khusus SPMI sebagai perancang

untuk diadakan pemaparan dari 4 BUMN industri ekstraktif untuk menjelaskan hal terkait pemenuhan ketentuan-ketentuan dalam Standar EITI 3.6 yaitu mengenai: praktek