• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah General Motors Alex

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah General Motors Alex"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SYSTEMS THINKING

“ PT. GENERAL MOTORS “

Made By :

(2)

KATA PENGANTAR

Pertama – tama saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah membantu saya di dalam pengerjaan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Ronny Mustamu selaku dari dosen Systems Thinking karena telah memberikan tugas ini.

Makalah ini dibuat agar para mahasiswa dapat menganalisa masalah yang terjadi dengan menggunakan pola pemikiran systems thinking dimana kita diajarkan bagaimana melihat sebuah masalah secara global, lalu menggunakan metode dan causal loop yang telah diajarkan sehingga kita tidak hanya dapat menganalisa masalah tersebut tetapi kita juga dapat menemukan akar permasalahan yang terjadi dan solusi yang dapat dilakukan pada masalah tersebut

Pada makalah ini saya membahas kasus PT. General Motors dan akan memberikan analisa berdasarkan metode dan teori dari systems thinking. Demikian makalah ini dibuat, saya harap dapat membantu orang – orang yang membaca makalah ini mengerti pola pemikiran dari systems thinking dalam memecahkan masalah.

(3)

PENDAHULUAN

PT. General Motors adalah sebuah perusahaan multinasional yang berbasis di Detroit, Michigan yang merupakan salah satu dari 3 perusahaan terbesar di dunia otomotif. PT. General Motors menjual beberapa macam merk mobil terkenal seperti Chevrolet, Cadillac, dan Hummer. Hampir seluruh penjualan perusahaan ini di ekspor sampai ke luar negeri sehingga pasar penjualan dari PT. General Motors tidak hanya berada di Amerika tetapi sampai ke luar negeri bahkan Indonesia. Di Amerika sendiri penjualan dari PT. General Motors cukup bagus sehingga dapat dikatakan bahwa PT. General Motors adalah salah satu dari 3 perusahaa otomotif yang terbesar di dunia.

Tetapi dengan prestasi yang begitu hebat, PT. General Motors pada tanggal 1 Juni 2009 menyatakan pailit kepada dunia. Tentu pengumuman yang sangat mengejutkan bagi kita semua. Bahkan PT. General Motors sampai melelang perusahaan hummer miliknya untuk mendapatkan dana agar tidak sampai bangkrut tetapi sayangnya tidak ada pembeli yang mau membeli sehingga keputusan pailit itu disampaikan. Tentu saja ini juga menimbulkan pertanyaan yang sangat besar apa yang menyebabkan bangkrutnya PT. General Motors.

Dalam makalah kali ini saya akan membahas apa saja faktor – faktor yang menyebabkan PT. General Motors sampai harus mengumumkan pailit atau bangkrut dan mengapa faktor – faktor itu dapat terjadi dan kesalahan apa saja yang dilakukan PT. General Motors sehingga mereka tidak dapat bertahan di dalam dunia otomotif yang seharusnya secara pikiran kita dengan predikat 3 perusahaan otomotif terbesar di dunia, tidak aka nada namanya pengumuman pailit tetapi semua itu dapat terjadi. Faktor – faktor tersebut seperti persaingan otomotif dan kompetisi dari Negara lain seperti Jepang yang mampu membuat mobil dengan biaya yang lebih murah.

Melalui makalah ini saya berharap para pembaca dapat mengerti pola pemikiran dari systems thinking dalam menganalisa masalah PT. General Motors ini dan diharapkan kesalahan dari PT. General Motors ini tidak terulang sehingga tidak ada yang perlu mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh PT. General Motors

(4)

COMPANY PROFILE

General Motors Company

Type Public

Traded as NYSE: GM TSX: GMM.U

Industry Automotive

Founded September 16, 1908

Founder(s) William C. Durant

Headquarter s

Renaissance Center

Detroit, Michigan, United States

Area served Worldwide

Key people Daniel Akerson (Chairman and CEO)

Products Automobiles Financial Services

Revenue US$ 135.592 billion (2010)

Operating income

US$ 5.084 billion (2010)

Net income US$ 6.172 billion (2010)

Total assets US$ 138.898 billion (2010)

(5)

Employees 209,000 (2010)[2] Divisions Chevrolet Buick Cadillac GMC Subsidiaries OnStar Adam Opel AG GM Holden Ltd GM Financial General Motors UK Ltd GM Korea

General Motors do Brasil GM Autoworld Indonesia

Website www.gm.com

General Motors Company (NYSE: GM, TSX: GMM.U), commonly known as GM,

formerly incorporated (until 2009) as General Motors Corporation, is an American multinational automotive corporation headquartered in Detroit, Michigan and the world's second-largest automaker in 2010. For the first half of 2011, GM was the world's largest automaker.

GM employs 209,000 people and does business in some 157 countries. General Motors produces cars and trucks in 31 countries, and sells and services these vehicles through the following divisions/brands: Buick, Cadillac, Chevrolet, GMC, Opel, Vauxhall, and Holden, as well as two joint ventures in China. GM's OnStar subsidiary provides vehicle safety, security and information services.

On June 8, 2009, General Motors filed for reorganization under the provisions of Chapter 11, Title 11, United States Code. On July 10, 2009, with financing partially provided by the US Government, General Motors emerged from reorganization. GM was re-listed on the NYSE on November 18, 2010, setting the record for the largest IPO in US history with a value of $20.1 billion.[5] Before the IPO, the U.S.

government owned a 27% stake in GM, and the Canadian government still owns a 12% stake in the company. The Ontario government has owned a 3.8% stake in the company since 2009.

(6)

Corporate governance

General Motors is headquartered at the Renaissance Center in Detroit. It employs approximately 209,000 people around the world. In 2009, General Motors sold 6.5 million cars and trucks globally. General Motors' recent growth has been in the People's Republic of China, where its sales rose 66.9 percent in 2009, selling 1,830,000 vehicles and accounting for 13.4 percent of the market.

Calendar Year U.S. sales Chg/yr.

1998[7] 4,603,991 1999 5,017,150 9.0% 2000[8] 4,953,163 1.3% 2001 4,904,015 1.0% 2002 4,858,705 0.9% 2003 4,756,403 2.1% 2004[9] 4,707,416 1.0% 2005 4,517,730 4.0% 2006[10] 4,124,645 8.7% 2007 3,866,620 6.3% 2008[11] 2,980,688 22.9% 2009[12] 2,084,492 30.1% 2010[13] 2,215,227 6.3%

On July 23, 2009, GM announced its new Board of Directors: Dan Akerson, David Bonderman, Robert D. Krebs, Patricia F. Russo and Ed Whitacre (GM Chairman and Interim Chief Executive Officer). Board members who are not GM employees will be paid US$200,000 annually.

As part of the company's advertising, Ed Whitacre announced the company's 60-day money-back guarantee and repayment of $6.7 billion loan from government ahead of schedule. On August 12, 2010 GM announced that Whitacre would relinquish the CEO position effective September 1, 2010 and that of Chairman of the Board at the end of the year, to be replaced in those functions by current board member Dan Akerson. From June 2009 to March 2011, the company had three chief executive officers and three chief financial officers.

(7)

Recent results

On February 24, 2011, General Motors reported its first full-year profit since 2004. It can carry forward previous losses to reduce tax liability on future earnings. It earned $4.7 billion in 2010. The Wall Street Journal estimated the tax break, including credits for costs related to pensions and other expenses can be worth as much as $45 billion over the next 20 years.

Top 3 Automakers Global, 2010

Group Units share

Toyota 8,557,351 11.0% G.M. 8,476,192 10.9% Volkswagen 7,341,065 9.4% Top 3 automakers 2010 by global volume, based on OICA data. Market share based on OICA 2010 global total of 77,743,862

In 2010, General Motors ranked second on the list with 8.5 million units produced globally

For the first half of 2011, GM regained its place as the world's largest automaker ahead of Toyota and Volkswagen.

North America

GM World Headquarters in Detroit

GM products focus primarily on its four core divisions – Chevrolet, Cadillac, Buick, and GMC. The White House characterized the GM restructuring as a shift toward a

(8)

new leaner, greener GM, which will aim to break even with annual sales much lower than previously stated.[26] President Obama declared that the restructuring "will mark the end of an old GM, and the beginning of a new GM; a new GM that can produce the high-quality, safe, and fuel-efficient cars of tomorrow; that can lead America towards an energy independent future; and that is once more a symbol of America's success."[27]

GM worldwide 2008 vehicle sales[28] (thousands) Ran k in GM Location Vehicl e sales Market share (%) 1 United States 2,981 22.1% 2 China 1,095 12.0% 3 Brazil 549 19.5% 4 United Kingdom 384 15.4% 5 Canada 359 21.4% 6 Russia 338 11.1% 7 Germany 300 8.8% 8 Mexico 212 19.8% 9 Australia 133 13.1% 10 South Korea 117 9.7% 11 France 114 4.4% 12 Spain 107 7.8% 13 Argentina 95 15.5% 14 Venezuela 91 33.3% 15 Colombia 80 36.3% 16 India 66 3.3%

In the mid 2005, GM announced that its corporate chrome power emblem "Mark of Excellence" would begin appearing on all recently introduced and all-new 2006

(9)

model vehicles produced and sold in North America. However, in 2009 the "New GM" reversed this, saying that emphasis on its four core divisions would downplay the GM logo.

Asia

The company manufactures most of its China market vehicles locally through

Shanghai GM, a joint venture with the Chinese company SAIC, which was created on March 25, 1997. The Shanghai GM plant was officially opened on December 15, 1998, when the first Chinese-built Buick came off the assembly line. The SAIC-GM-Wuling Automobile joint-venture is also successfully selling microvans under the Wuling marque (34 percent owned by GM).

The Buick brand is especially strong in China, led by the Buick Excelle subcompact. The last emperor of China owned a Buick.[ The Cadillac brand was introduced in China in 2004, starting with exports to China. GM pushed the marketing of the Chevrolet brand in China in 2005 as well, transferring Buick Sail to that marque. GM also maintains a dealership presence in Japan, called GM Chevrolet Shop, previously known as GM Auto World Shop. Current GM Japan dealerships were either former Saturn dealerships or Isuzu dealership locations. GM products are also sold by the company Yanase, Ltd.

In August 2009 the joint venture of FAW GM Light Duty Commercial Vehicle Co Ltd was formed that mainly produces Jiefang light-duty trucks.

General Motors vehicle sales in China rose 28.8 percent to a record 2,351,610 units in 2010. GM set up an auto research center as part of a USD250 million corporate campus in Shanghai to develop 'gasoline-hybrid cars, electric vehicles and alternative fuels, engines and new technologies'. The company plans to double its sales from 2010 to about 5 million units in China by 2015.

SAIC-GM-Wuling established the low-cost Baojun brand to better compete with domestic rivals, Chery, Geely and BYD for first-time buyers of cars priced around USD10,000. It is estimated that such market in China is about 5 million vehicles a year, larger than the auto market in France and Britain combined. However, some are worried that 'local brands like Baojun could eventually become threats to their parent brands if they compete more against established models over time'.

(10)

Shanghai-GM-Wuling sold 1.23 million vehicles in 2010, mainly commercial vans and trucks, of which about 700,000 units were a van called Sunshine.

In August 2011, GM announced plans to build a plant in Bekasi, West Java, Indonesia,which would produce 40,000 passenger cars per year for the Southeast Asian market. It is the third plant in Southeast Asia, after the Rayong plant, Thailand and the Hanoi plant, Vietnam.

In October 2011, President Obama, in a joint appearance at a GM plant in Michigan, said that the recently approved South Korea Free Trade Agreement would open up the South Korean auto market to American made cars.

Africa

General Motors has a long history in Egypt which began in the 1920s with the assembling of cars and light pickup trucks for the local market. In the mid of the 1950s, GM withdrew from the Egyptian market. Some year later, the Ghabbour Brothers began to assemble Cadillac, Chevrolet and Buick models up to the 1990s. Since 1983 GM and Al-Monsour Automotive Company has founded the General Motors Egypt which is currently the only manufacturer of traditional GM branded vehicles in Egypt. The Speranza Motors is a big company which started in the 1990s with the SKD assembling of Daewoo cars. Today the main products of Speranza are from the Chinese Chery concern.

GM began operating in South Africa in 1913 through its wholly owned subsidiary, General Motors South Africa. Following the passage of the Comprehensive Anti-Apartheid Act in 1986, GM was forced to divest from South Africa, and GMSA became the independent Delta Motor Corporation. GM purchased a 49% stake in Delta in 1997 following the end of apartheid, and acquired the remaining 51% in 2004, reverting the company to its original name.

Another manufacturing base of the GM for the African markets is the Industries Mécaniques Maghrébines headquartered in Kairouan, Tunisia which assembles Isuzu and Mazda models for the Maghreb region.

General Motors East Africa (GMEA) located in Nairobi, Kenya assembles a wide range of Isuzu trucks and buses including the popular Isuzu N-Series versatile light

(11)

commercial vehicle, TF Series pick-ups and Isuzu bus chassis. Formed in 1975, GMEA's facility is the largest assembler of commercial vehicles in the region

exporting to East and Central African countries including Uganda, Tanzania, Malawi, Rwanda and Burundi. In addition to assembly, GMEA also markets the Chevrolet products Spark and Optra.

In the 1920s Miller Brothers Nigeria was founded as an importer of commercial vehicles of the Bedford brand into the country. In 1949, the company opened its own assembly plant and operated under the name Niger/Nigeria Motors. In 1965 the plant and it's distribution network was split into different companies and renamed as Federated Motors Industries. In 1991 the company was taken in by a joint venture between General Motors and UACN of Nigeria.

Racing heritage

2008 Chevrolet Impala driven by NASCAR's Jimmie Johnson

GM has participated over the years in the World Touring Car Championship (WTCC), 24 Hours of Le Mans, NASCAR, SCCA, and many other world venues.

GM's engines were highy successful in the Indy Racing League (IRL) throughout the 1990s, winning many races in the small V-8 class. GM has also done much work in the development of electronics for GM auto racing. An unmodified Aurora V-8 in the Aerotech, captured 47 world records, including the record for speed endurance in the Motorsports Hall of Fame of America. Recently, the Cadillac V-Series has entered motorsports racing.

GM has also used many cars in the American racing series NASCAR. Currently the Chevrolet Impala is the only entry in the series but in the past the Pontiac Grand Prix, Buick Regal, Oldsmobile Cutlass, Chevrolet Lumina, Chevrolet Malibu, and the

(12)

Chevrolet Monte Carlo were also used. GM has won a total of 40 NASCAR Sprint Cup Series manufacturer's championships, including 34 with Chevrolet, the most of any make in NASCAR history, 3 with Oldsmobile, 2 with Buick, and 1 with Pontiac. GM leads all other automobile manufacturers in races won in NASCAR's premier series at 1,011. Chevrolet leads individual makes with 677 wins.

In Australia, there is the V8 Supercar Championship which is battled out by the two main rivals of (GM) Holden and Ford. The current Holden Racing Team cars are based on the Holden Commodore and run a 5.0-litre V8-cylinder engine producing 635 bhp (474 kW). These cars have a top speed of 318 km/h (198 mph) and run 0– 100 km/h in 3.8 seconds. The Holden Racing Team is Australia's most successful team in Australian Touring Car History. In 2006 & 2007, the Drivers championship was won by the very closely linked HSV Dealer Team.

(13)

ARTIKEL TERKAIT

S E N I N , 2 3 N O V E M B E R 2 0 0 9

Prospek Industri Otomotif Global

Dampak dari krisis ekonomi global terhadap kemerosotan industri otomotif termasuk yang paling luar biasa. Ini antara lain ditandai kasus kebangkrutan sejumlah

perusahaan otomotif besar, seperti General Motor (GM), Ford, dan Chrysler atau yang lebih dikenal The Big Three.

Kemerosotan The Big Three telah diidentifikasi sejak tahun 2000. Ini setidaknya dapat dilihat dari semakin menurunnya pangsa pasar mereka di Amerika Serikat (AS). Tiga perusahaan otomotif raksasa itu telah menderita penurunan penjualan mobil (light vehicles) hampir 20 persen di pasar AS sejak 2000 hingga 2008.

Pada 2008, pangsa penjualan The Big Three di AS untuk pertama kalinya akan berada di bawah 50 persen. Kurangnya inovasi di bidang teknologi, desain, biaya, imaji, dan unsur lainnya menjadi penyebab penurunan penjualan mobil keluaran The Big Three.

Rontoknya pabrikan raksasa dunia

(14)

Jepang justru mengalami kemajuan pesat. Jika pada 2000 pangsa penjualan mobil Jepang di AS sekitar 25 persen, pada 2008 diperkirakan mencapai 40 persen.

Tingginya penjualan mobil Jepang tidak terlepas dari keunggulan yang dimiliki mobil keluaran Jepang, seperti harga yang lebih murah, efisiensi bahan bakar, dan unsur lainnya yang tidak ditemukan pada mobil produksi The Big Three.

Seiring dengan pelemahan kinerja tiga perusahaan raksasa itu, pangsa pasar mereka pun kini semakin menurun. Dan sebaliknya, pangsa pasar pabrikan otomotif dari Jepang mengalami peningkatan.

Pada 2008, tingkat penjualan mobil di AS mengalami kemerosotan yang drastis. Berdasarkan laporan AutoObserver, selama tahun 2008, seluruh The Big Six (The Big Three plus Honda, Nissan, dan Toyota) melaporkan penurunan penjualan.

Selama 2008, industri otomotif AS hanya mampu menjual mobil sebanyak 13,2 juta unit atau menurun 18 persen dibandingkan 2007 yang mampu menjual sebanyak 16,1 juta unit mobil.

Menurunnya kinerja penjualan industri otomotif di AS telah menyebabkan kondisi keuangan mereka juga dalam kondisi kritis dan terancam bangkrut.

The Big Three, misalnya, kini dalam kondisi sangat kritis.

GM mengalami kondisi yang paling parah. Sepanjang 2007, GM menderita kerugian sebesar 38,7 miliar dolar AS. Sedangkan pada 2008 kerugiannya diperkirakan akan lebih besar lagi.

Chrysler sepanjang 2008 diprediksi mengalami kerugian sebesar delapan miliar dolar AS. Adapun Ford mengalami kerugian 14,6 miliar dolar AS.

Kinerja industri otomotif di Eropa juga mengalami hal yang sama dengan di AS. Berdasarkan data dari European Automobile Manufacturers Association (EACA), selama 2008, permintaan terhadap mobil komersial baru mengalami penurunan sekitar sembilan persen di seluruh Eropa. Sedangkan permintaan mobil sedan turun

(15)

hingga 7,8 persen.

Ini menggambarkan bahwa dampak krisis ekonomi telah memberikan dampak pada kinerja industri otomotif, khususnya paruh kedua tahun 2008. Penurunan kinerja tersebut merupakan yang paling tajam sejak 1993.

Secara keseluruhan, selama 2008, sebanyak 18,4 juta unit mobil baru telah diproduksi atau turun tujuh persen dibandingkan produksi 2007 sebesar 19,7 juta unit. Salah satu dari lima negara produsen mobil terbesar di Eropa, Italia, dilaporkan mengalami penurunan produksi mobil hingga 20,3 persen.

Disusul kemudian oleh Prancis turun 14,9 persen, Spanyol turun 12 persen, Inggris turun 5,8 persen, dan Jerman turun 2,8 persen.

Sementara itu, untuk kategori mobil penumpang, selama 2008 registrasi barunya mengalami penurunan sebesar 7,8 persen dan menjadi sebanyak 14.712.158 unit. Kinerja ini merupakan penurunan terburuk sejak 1993.

Permintaan mobil penumpang baru turun sebesar 8,4 persen di Eropa Barat. Sedangkan registrasi baru untuk kategori mobil penumpang di negara-negara Uni Eropa turun 0,7 persen selama 2008.

Industri otomotif di Jepang juga mengalami penurunan kinerja selama 2008. Kendati, penurunan kinerja industri otomotif di Jepang tidak seburuk yang dialami AS dan Eropa.

Berdasarkan data dari Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA), selama 2008, produksi mobil di Jepang tercatat sebanyak 11.563.629 unit, atau 99,7 persen-nya dibandingkan total produksi mobil selama 2007.

Proyeksi 2009

Berdasarkan proyeksi PWC Automotive Institute, pada tahun 2009 ini, industri otomotof global akan mengalami penurunan produksi. Penurunan produksi ini

(16)

tentunya terkait dengan melemahnya permintaan otomotif global.

Pemulihan kinerja industri otomotif dunia diperkirakan baru akan terjadi pada 2010, di mana kawasan Asia Pasifik akan mengalami pemulihan yang lebih cepat

dibandingkan kawasan lainnya. Diperkirakan pada tahun ini produksi mobil dunia akan mencapai 54,9 juta unit atau terendah sejak 2001.

Seiring dengan kebangkrutan para raksasa industri mobil dunia, kini peta industri otomotif global juga mengalami perubahan. Terdapat pergeseran pangsa produksi otomotif yang signifikan dalam periode 2001-2009.

Bila pada 2001 produksi mobil di BRIC (Brasil, Rusia, India, dan Cina) hanya mencapai 5,1 juta unit (sembilan persen dari total produksi mobil dunia), pada 2009 diperkirakan produksi mobil BRIC mencapai 13,8 juta (sekitar 25 persen dari total produksi mobil dunia).

Kebangkrutan industri otomotif di AS, sesungguhnya tidak mencerminkan prospek yang buruk bagi industri otomotif secara global. Permintaan otomotif diperkirakan akan tetap tinggi, terutama ditopang oleh permintaan dari pasar-pasar baru, seperti BRIC.

Berdasarkan proyeksi yang dikeluarkan CLEPA, asosiasi penyuplai industri otomotif Eropa, bulan Oktober 2008, meski pada 2009 penjualan otomotif akan mengalami stagnasi, namun pada 2010 dan selanjutnya, penjualan otomotif akan mengalami peningkatan kembali.

Diperkirakan industri otomotif global akan semakin terkonsolidasikan. Konsolidasi diperlukan terutama untuk mengatasi kesulitan finansial serta menghadapi ketatnya persaingan.

Jalurnya adalah melalui aksi merger dan akuisisi (merger & acquisition/M&A) yang dilakukan sejumlah pabrikan otomotif di dunia. Peningkatan aktivitas M&A di industri otomotif ini terutama terjadi sejak 2005.

(17)

Berdasarkan laporan PWC Automotive Institute terlihat bahwa jika pada 2004 aktivitas M&A baru mencapai 25,9 miliar dolar AS, pada 2007 aktivitas M&A telah mencapai 57,1 miliar dolar AS dan pada 2008 diperkirakan mencapai 31,6 miliar dolar AS.

Meski nilai M&A menurun dibanding tahun 2007, namun jumlah transaksi M&A pada 2008 cukup banyak. Kondisi ini mempertegas bahwa krisis ekonomi global telah mendorong pabrikan otomotif untuk mengonsolidasikan diri.

Sumber :

Sunarsip

Republika, 29 Mei 2009

Jatuhnya Sang Goliat Otomotif

8 August 2009 618 views penulis: Fuziansyah Bachtar

Tanggal 1 Juni 2009 menjadi sejarah penting bagi industri otomotif dunia. Industri otomotif terbesar di dunia, GM (General Motors), jatuh bangkrut dan terpaksa harus menjadi pengemis meminta bantuan pemerintah AS. Bayangkan, perusahaan senior yang sudah berusia 1 abad ini, dengan jumlah pegawai terakhir sekitar 244 ribu orang, dan prestasi sebagai penjual mobil terbanyak di dunia dengan rekor penjualan sebesar 8.35 juta di tahun 2008 ini harus ambruk diterpa badai krisis keuangan yang dipicu tumbangnya perusahaan sekuritas Lehman Brothers, September 2008 lalu.

Lalu mengapa sang goliat otomotif itu bisa jatuh dengan mudah? sebabnya sederhana saja. Karena sang goliat lupa mengasah gergajinya dan gagal menciptakan produk inovatif yang sesuai dengan permintaan pasar. Perusahaan otomotif Amerika yang dikenal dengan istilah Big Three (GM, Ford dan Chrysler) kalah selangkah (atau beberapa langkah?) dari perusahaan otomotif Jepang seperti Toyota dan Honda, yang telah melahirkan produk ramah lingkungan seperti mobil hibrid. Toyota pertama kali mengeluarkan produk mobil hibrid Prius pada tahun 1996, dan sekarang teknologi hibrid telah diperluas ke produk lain seperti kendaraan keluarga Estima, sedan Camry, dan bahkan merk mewah seperti Lexus. Dengan teknologi hibrid, mobil Prius bisa menghemat pemakaian bensin dengan efisiensi 30km per liter. Sementara GM dan

(18)

kawan-kawannya masih asyik bermain di mobil SUV dan pick-up truk yang berbodi besar, bermesin besar dan sekaligus boros energi. Mobil GMC Sierra misalnya hanya memiliki efisiensi pemakaian bahan bakar maksimum 6 km per liter. Sangat jauh bedanya

Bagi GM sendiri, fokus ke produksi mobil besar ini bukan tanpa alasan. Mobil besar ini sangat digemari orang Amerika mengingat jalanan yang lebar, serta mampu mengangkut barang-barang besar, sangat „macho‟ untuk pamer kekuatan. Selain itu keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan mobil kecil yang ditekuni perusahaan otomotif Jepang. Ditambah lagi, GM tidak harus mengeluarkan dana yang besar untuk R&D teknologi dan produk terbaru. Namun rupanya GM kurang awas dengan tren perkembangan dunia yang semakin menginginkan produk yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Tamparan awal terjadi sewaktu harga bbm dunia naik bahkan mencapai harga lebih dari 100 dolar US per barel. Terpaan semakin menjadi-jadi ketika terjadi krisis kredit rumah murah. Puncaknya terjadi ketika Lehman Brothers hancur, diikuti beberapa perusahaan keuangan lainnya. Maka penjualan GM selalu turun setiap bulan secara konsisten. Dan akhirnya GM (lama) harus mengembuskan nafas yang terakhir.

Bagaimana dengan Toyota? Seluruh perusahaan juga mengalami akibat dari krisis keuangan dunia. Tak terkeculai Toyota, raksasa ini juga mengalami penurunan penjualan. Bahkan, laporan keuangan tahun ini menunjukan Toyota pertama kali mengalami kerugian setelah 50 tahun. Namun bedanya dengan GM, Toyota memiliki masa depan yang lebih cerah. Ya, produk inovasinya mengalami kenaikan penjualan! Bahkan di bulan Juli ini, beberapa pabrik harus lembur lagi untuk mengejar inden mobil Prius sampai 8 bulan ke depan. Ya, di tengah tren penurunan penjualan otomotif, mobil hibrid menjadi incaran utama para calon pembeli. Mobil hibrid Insight keluaran Honda sejak bulan Februari lalu laris keras, tertolong dengan harganya yang sangat miring untuk ukuran mobil hibrid, sekitar 1.89 juta yen. Tidak lama kemudian Toyota membalasnya dengan meluncurkan Prius Generasi Ketiga dengan harga 2.05 juta yen, namun dengan tingkat konsumsi bbm yang lebih hemat dari Insight. Di balik itu ada juga pengaruh dari kebijakan Pemerintah Jepang untuk pengurangan pajak bagi pembelian produk-produk yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan seperti mobil hibrid, sejak bulan April lalu.

(19)

KRISIS INDUSTRI OTOMOTIF AS

Obama akan Umumkan Bangkrutnya GM

Dalam beberapa bulan terakhir, GM hanya bergantung dari

dana pemerintah

SENIN, 1 JUNI 2009, 14:47 WIB Renne R.A Kawilarang

VIVAnews - General Motors (GM), perusahaan otomotif terbesar di Amerika Serikat

(AS) yang telah berusia lebih dari seratus tahun, dalam hitungan jam akan tutup usia. Setelah dihantam merosotnya tingkat penjualan dan krisis keuangan dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan yang pernah berstatus sebagai "pemberi kerja terbanyak bagi warga Amerika" itu akan resmi mengajukan perlindungan pailit di pengadilan, Senin pagi 1 Juni 2009 waktu Amerika (Senin malam WIB). Menurut rencana, Presiden Barack Obama sendiri akan memberi pernyataan atas bangkrutnya GM, seperti yang dia lakukan kepada Chrysler April lalu. Obama juga akan menyatakan dukungan pemerintah restrukturisasi GM di bawah bendera baru.

Setelah itu, Presiden merangkap Kepala Eksekutif Korporat (CEO) GM, Fritz Henderson, segera menggelar konfrensi pers di New York setelah pengumuman dari Obama. Henderson diperkirakan akan mengungkap rencana restrukturisasi GM di bawah perusahaan yang baru. Kalangan pejabat AS Minggu malam waktu setempat (Senin pagi WIB) mengungkapkan bahwa pemerintah akan mengucurkan lagi dana kepada GM, yaitu sebesar US$30 miliar untuk mempersiapkan proses pengajuan pailit dan restrukturisasi di bawah perusahaan baru. Kalangan pekerja GM berharap bahwa kendati perusahaan mereka bangkrut, namun tidak sampai melikuidasi semua aset-aset GM seperti pabrik dan mesin sehingga tetap bisa berproduksi. Bila tidak ditopang oleh pemerintah, GM tak lagi memiliki dana untuk mengajukan

perlindungan pailit di pengadilan seperti yang diatur dalam undang-undang

kebangkrutan pasal 11. Dalam beberapa bulan terakhir, GM hanya bergantung dari dana pemerintah. Kalangan media AS mengungkapkan bahwa pengajuan pailit GM akan menjadi kebangkrutan terbesar dalam sejarah industri di AS. Sumber-sumber terdekat GM mengungkapkan bahwa pengumuman pailit itu akan disampaikan pada

(20)

Senin 1 Juni 2009 pukul 8 waktu setempat (Senin malam WIB). Jelang berakhirnya tenggat waktu, manajemen GM bekerja keras melakukan sosialisi dan restrukturisasi di jaringan bisnis tingkat global. GM juga berencana menunjuk seorang eksekutif bernama Al Koch sebagai kepala eksekutif restrukturisasi untuk membantu GM semasa menjalani proses perlindungan pailit. Kini bekerja sebagai manajer direktur di AlixPartners LLP, Koch merupakan spesialis senior yang berpengalaman membantu perusahaan yang menjalani perlindungan pailit, diantaranya Kmart Corp. (AP)

ANALISA KEBANGKRUTAN AKIBAT KRISIS GLOBAL

ATAU IN EFISIENSI
 Updated on: 2011-01-30 23:33:58,

by: Andoyo, Category: Penelitian dan Jurnal

General Motors Corporation (GMC) telah dikenal sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar didunia yang memiliki reputasi sangat baik, dimana mereka pernah berhasil membukukan nilai penjualan sebesar 1 milliar AS pada tahun 1955. GMC juga dikenal sebagai satu-satunya industri otomotif kelas dunia yang mempekerjakan karyawan dengan jumlah yang sangat besar. Namun ditahun-tahun ini GMC sedang meghadapi masalah keuangan yang disinyalir karena adanya krisis ekonomi global. Masalah keuangan yang dihadapi GMC saat ini telah menjadi salah satu pusat pemberitaan dunia. Bersama dua perusahaan otomotif raksasa lainnya, Ford dan Chrysler, the big three kini tengah mencari dana talangan untuk mendukung operasional perusahaan sebagai upaya untuk mencegah kebangkrutan

Krisis ekonomi global telah membawa dampak negatif pada penjualan kendaraan otomotif. Fakta bahwa produk otomotif yang diproduksi oleh GMC yang dicitrakan memiliki kualitas tinggi, bahan bakar yang efisien, dan kuantitas penjualan yang besar di semua segmen pasar tidak menarik pasar saat ini. Krisis ekonomi berdampak pada pelemahan daya beli konsumen yang terbukti dengan menurunnya nilai penjualan produk otomotif GMC di bulan November 2008 sebesar 41 persen dibanding bulan yang sama tahun 2007. Lebih parah lagi, para analis otomotif dunia memprediksikan bahwa keadaan ini akan terus berlanjut dan berpotensi menjadi lebih buruk selama krisis keuangan global terjadi.

(21)

Dengan kondisi penjualan yang memburuk ini, GMC berencana menutup sementara sebagian pabriknya dimulai pada bulan Juli 2009 dan merumah-kan sedikitnya 30.000 orang karyawannya. Dengan demikian GMC akan menurunkan kapasitas produksinya mengingat masih banyaknya sisa persediaan kendaraan otomotif yang belum terjual. Pengurangan kapasitas produksi ini juga diperkirakan akan membawa dampak yang buruk bagi pemasok suku cadang yang selama ini menjual suku cadang kepada GMC. Selama pengurangan produksi terjadi, pihak pemasok suku cadang akan mengalami penurunan pendapatan secara drastis yang juga membawa potensi kebangkrutan bagi perusahaan mereka.

Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa GMC telah memasuki fase kesulitan keuangan (financial distress) yang berpotensi membawa kebangkrutan. Hal ini tercermin dari fakta bahwa GMC telah beroperasi dengan dana kredit talangan senilai 13,4 miliar dollar AS yang telah disetujui oleh pemerintah AS pada Desember 2008 yang lalu dan wajib memenuhi tenggat waktu pelunasan utang sampai dengan tanggal 1 Juni 2009, mengurangi jumlah karyawan dan memotong gaji dilevel eksekutif dan mengambil langkah restrukturisasi keuangan lainnya. Apabila GMC tidak berhasil memenuhi tenggat waktu ini, maka GMC harus mengambil langkah proteksi kebangkrutan.

Laporan tahunan General Motors yang dikeluarkan baru – baru ini memperlihatkan kondisi raksasa otomotif nomor satu AS itu masih sangat memprihatinkan. Operasional GMC masih merugi, nilai saham defisit, dan tidak mampu menghasilkan uang tunai yang mencukupi guna memenuhi semua kewajibannya. Auditor independen mengatakan, semua kondisi yang dialami GMC tersebut mengundang keprihatinan dan keraguan apakah kelangsungan bisnis GMC masih bisa berlanjut. Kondisi krisis keuangan global juga membawa dampak negatif bagi industri otomotif besar lainnya seperti Toyota dan Honda. Dalam keadaan krisis ini, posisi industri nomor satu dunia kini diambil alih Toyota Motor Corp. Hal ini menjadi sangat menarik, karena disaat mengalami penurunan penjualan dan krisis keuangan yang sama, justru perusahaan – perusahaan otomotif yang lain tidak mengalami

(22)

ANALISA MASALAH

Kita pasti sudah bertanya – tanya mengapa perusahaan se kaliber PT. General Motors dapat mengalami kebangkrutan dan tidak dapat bertahan di dunia industri otomotif padahal kalau kita lihat berdasarkan data yang ada PT. General Motors adalah salah satu dari 3 perusahaan besar di bidang otomotif.

Jatuhnya PT. General Motors tidak lain karena 2 faktor penting menurut saya yaitu penjualan yang turun dan krisis ekonomi yang melanda Amerika pada saat itu. PT. General Motors kalah bersaing dengan pabrikan jepang seperti Toyota dan Honda, pabrikan Jepang tersebut dapat membuat design yang bagus, bahan bakar yang hemat, dan dengan harga jual yang relative rendah. Tentu saja hal ini akan membuat

penjualan dari PT. General Motors turun sangat drastis. Sebetulnya dengan harga yang mahal pun PT. General Motors dapat menjual mobilnya tetapi yang tidak dilakukan PT. General Motors adalah inovasi pada produk, mereka tetap

mengandalkan produk yang lama untuk meningkatkan penjualan, berbeda dengan Jepang yang terus berinovasi seperti mengeluarkan mobil hybrid dan lainnya.

Pada bab ini saya akan mencoba menganalisa hal – hal apa saja yang membuat PT. General Motors dapat mengalami kebangkrutan. Kemudian dari faktor - faktor tersebut saya akan mencoba membuat causal loop di mana causal loop tersebut dapat membantu kita menganalisa permasalahan yang ada dengan lebih jelas lagi sehingga kita dapat mengetahui mana point of intervention yang seharusnya menjadi point penting penyebab gagalnya.

CAUSAL LOOP

Ada beberapa key success yang saya temukan berdasarkan permasalahan dari PT. General Motors, diantaranya adalah inovasi, teknologi, design, pengembangan produk, kompetisi, krisis ekonomi dan biaya produksi. Saya akan membahas causal loop dari masing – masing faktor

(23)

1.

Design

Jika kita lihat dari causal loop yang ada di atas maka dapat diceritakan seperti ini. Design sangat mempengaruhi di dalam pembuatan sebuah mobil. Kita dapat mendesign mobil dengan gaya seperti luxury, elegant, comfortable, dan masih banyak lagi yang lain. Design juga akan mempengaruhi ketertarikan dari konsumen yang menyebabkan konsumen akan membeli mobil tersebut. Maka dari loop di atas dapat diidentifikasi design akan menampilkan kualitas dari produk tersebut atau yang biasa kita sebut dengan Quality of Product. Design yang bagus tentu saja produk akan bagus. Jika kita memiliki produk dengan kualitas yang bagus otomatis konsumen akan merasa puas, atau kita akan memperoleh Customer Satisfaction. Dengan diperolehnya kepuasan konsumen tentu saja akan menarik lebih banyak konsumen untuk membeli, dan otomatis Sales kita akan meningkat dengan meningkatnya penjualan itu tentu saja Revenue akan semakin meningkat juga. Jika kita memiliki pendapatan yang banyak otomatis kita dapat mengolah SDM ataupun yang lain sehingga design akan semakin bagus lagi. Inilah causal loop dari design dimana menurut saya PT. General Motors belum maksimal di sini atau bahkan belum menyentuh area ini sehingga mereka mengalami kegagalan.

(24)

2.

Technology

Causal loop dari teknologi sama dengan causal loop dari design di atas. Jika dilihat maka technology ini juga akan berpengaruh kepada kualitas dari produk atau yang kita sebut dengan Quality of Product. Mengapa dapat demikian? Karena dengan teknologi yang memadai maka kualitas produk yang dihasilkan juga dapat maksimal. Sehingga dengan kualitas yang bagus maka konsumen kita akan puas atau kita akan mendapatkan yang namanya Customer Satisfaction. Dengan puasnya konsumen maka otomatis Sales akan naik dengan sendirinya. Dengan meningkatnya penjualan maka

Revenue yang diperoleh juga akan meningkat. Dan dengan meningkatnya pendapatan,

kita dapat memperoleh budget untuk membeli peralatan yang lebih canggih. PT. General Motors belum maksimal di sini sehingga mereka kalah oleh pesaing.

(25)

3.

Product Development

Pengembangan produk sangat penting di dalam sebuah bisnis. Dengan adanya pengembangan produk maka kualitas sebuah produk dapat ditingkatkan lagi. Dengan kualitas yang semakin baik tentu saja timbul kepuasan dari konsumen atau Customer

Satisfaction. Dan dengan kepuasan maka akan menaikkan penjualan kita. Sales yang

meningkat maka akan menimbulkan Revenue yang tinggi pula. Dengan pendapatan itu maka kita dapat melakukan ekspansi bisnis/ Bussiness Expansion. Dengan ekspansi bisnis maka produk kita dapat berkembang lagi.

(26)

4. Product Innovation

Inovasi produk. Itulah salah satu penyebab gagalnya PT. General Motors sampai harus menyatakan pailit. Tidak adanya inovasi produk dari PT. General Motors membuat konsumen berpindah ke arah mobil buatan Jepang. Seharusnya dapat dilihat pada causal loop di atas jika kita dapat membuat inovasi produk maka tentu saja kualitas kita akan meningkat. Dengan meningkatnya kualitas akan membuat konsumen menjadi puas dan penjualan kita akan naik dan akan berpengaruh kepada pendapatan kita. Dengan pendapatan yang meningkat maka kita akan bisa untuk melakukan inovasi produk lagi.

Kalau kita lihat loop dari design, teknologi, dan product development memiliki alur yang sama dengan loop inovasi produk. Hal itu karena ketiga nya merupakan bagian dari inovasi produk. Jadi seharusnya PT. General Motors

melakukan inovasi produk mereka bisa melalui design mobil mereka yang baru, atau mungkin dengan teknologi yang semakin ramah lingkungan, atau pengembangan

(27)

produk yang lain. Kalau PT. General Motors dapat melakukan inovasi yang benar maka saya yakin penjualan mereka akan terus meningkat meskipun adanya pesaing dari Jepang misalnya, karena dengan nama perusahaan yang sudah melejit dan dengan inovasi yang benar maka saya yakin perusahaan ini akan tetap terus berjalan.

5. Competition

Kompetisi sudah tentu tidak dapat dihindari ketika kita berbisnis. Selalu akan timbul kompetisi di setiap bisnis apalagi di dalam bisnis industry otomotif. Seperti yang kita tahu kompetisi akan meningkatkan inovasi dari sebuah produk. Pada loop di atas dapat dilihat jika kita berkompetisi maka tentu saja itu akan berdampak pada

market share. Market share akan menunjukkan seberapa besar pasar yang kita raih

produk kita. Tentu dengan kita dapat memenangi kompetisi dengan kompetitor kita otomatis kita juga akan memiliki market share yang besar. Dengan besarnya market share otomatis sales kita juga akan meningkat. Sebagai dampak dari sales yang besar maka revenue kita juga akan bertambah. Bertambahnya pendapatan ini akan sangat berpengaruh untuk pengembangan dalam berbagai hal, contohnya innovation.

(28)

Sehingga dengan kita berinovasi lagi terus – menerus melakukan perubahan seperti yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, maka persaingan atau kompetisi itu dapat kita ungguli.

6. Financial Crisis

Financial krisis atau krisis ekonomi juga sangat berpengaruh ketika kita melakukan bisnis. Jika ekonomi pada Negara kita sedang bagus otomatis penjualan kita akan meningkat, begitu juga sebaliknya jika ekonomi Negara kita memburuk maka akan mempengaruhi penjualan kita. Jadi dapat disimpulkan bahwa market share akan berpengaruh pada sales kita. Di dalam kasus PT. General Motors, mereka

mengalami krisis yang buruk karena pada saat itu di Amerika terjadi krisis ekonomi yang begitu hebat dan karena kurangnya inovasi dan dengan ditambah buruknya ekonomi maka akhirnya PT. General Motors mengumumkan pailit. Bila ditelusuri dari loop maka dapat diketahui bahwa sales yang menurun tentu akan membuat

revenue kita akan menjadi turun juga. Tentu ini sangatlah tidak bagus bagi sebuah

perusahaan. Tren yang negatif ini akan terus berlanjut karena dengan pendapatan yang rendah ini akan berdampak pada capital adequacy ratio / rasio kucukupan modal. Dengan rasio yang rendah ini maka Negara tidak akan terbantu finansialnya

(29)

sehingga akan menyebabkan krisis lagi. Ini salah satu akibat mengapa PT. General Motors menyatakan pailit selain dilihat dari inovasi dan kompetisi.

7. Product Capacity

Kapasitas produk di sebuah perusahaan merupakan elemen yang penting untuk diperhatikan. Melalui data pada artikel yang di atas diketahui bahwa PT. General Motors sangat memperhatikan hal ini. Mereka begitu mengutamakan kapasitas produk ini sehingga hal yang lain tidak diperhatikan dan pada akhirnya menyebabkan perusahaan pailit. Memang pada loop ini PT. General Motors memiliki loop yang positif jika ditelusuri. PT. General Motors berusaha untuk membuat produk dengan jumlah yang besar sehingga mereka akan menghemat banyak pada Cost of Production. Dengan biaya produksi yang rendah otomatis mereka dapat bermain pada Economic

of Scale entah itu dengan menurunkan harga jual atau dengan melakukan promosi dan

lain sebagainya. Lalu setelah economic of scale tercapai dengan sendirinya Sales itu akan naik. Penjualan naik maka akan berdampak pada revenue yang diterima semakin

(30)

besar. Dengan besarnya pendapatan yang diterima maka kita akan dapat melakukan

Profit Margin dan setelah Profit margin kita lakukan maka kita dapat membuat Forecast atau peramalan akan masa depan yang tentu sangat berguna bagi rencana

produksi perusahaan secara massal untuk ke depannya.

PT. General Motors memang bagus pada tahap kapasitas produksi tetapi melupakan hal yang lainnya. Itulah sebab PT. General Motors menyatakan pailit.

(31)

Inilah causal loop dari PT. General Motors. Pada causal loop di atas dapat kita lihat bahwa loop itu merupakan gabungan dari beberapa causal loop. Dari loop itu kita dapat menentukan yang namanya point of intervention dimana point of

intervention tersebut terletak pada loop yang banyak dilalui. Marikita bahas beberapa point of intervention yang terdapat pada loop tersebut.

POINT OF INTERVENTION

1. Sales

Kalau kita lihat pada causal loop diatas mungkin sales lah loop yang paling banyak dilalui. Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa sales merupakan point of intervention dari permasalahan PT. General Motors, dan memang jika kita lihat beberapa artikel di atas, semua akan berkata bahwa penjualan dari PT. General Motors turun. Ada artikel yang berkata bahwa penjualan dari PT. General Motors turun drastic bahkan. Lalu apa penyebab turunnya penjualan dari perusahaan ini? Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan sales ini turun berdasarkan loop di atas. Pertama kalau kita lihat dari sisi kompetisi. Kompetisi di industry otomotif sangat lah ketat, persaingan untuk merebut pasar begitu hebat. Salah satu

kompetitor dari PT. General Motors selain berasal dari Negara Amerika juga berasal dari Negara lain, seperti Jepang. PT. General Motors hanya mengandalkan produk – produk yang itu – itu saja sementara kompetitornya seperti Toyota di Jepang mereka melakukan inovasi di dalam produk mereka. Inovasi itu bermacam – macam seperti mobil hybrid dan lain sebagainya. Sehingga pada akhirnya orang mulai melirik produk dari Jepang ini dan pada akhirnya mulai beralih ke produk Toyota yang tentunya mereka terus – menerus berinovasi agar keinginan dari konsumen itu dapat terwujud. Jadi sudah dapat disimpulkan bahwa PT. General Motors hampir kalah dalam persaingan di dunia industry otomotif. Selain dari kompetisi kita dapat lihat dari faktor krisis ekonomi. Penjualan PT. General Motors turun karena ekonomi yang buruk terjadi ketika tahunn 2008 di Amerika. Tentu saja perekonomian yang buruk akan berdampak pada penjualan dari semua perusahaan di Negara itu. Sampai – sampai PT. General Motors kehabisan dana kemudian harus melelang salah satu perusahaan nya yang bergerak di pembuatan mobil mewah Hummer agar mendapatkan dana untuk dapat bertahan dari

(32)

Perusahaan Hummer tersebut. Kemudian PT. General Motors sampai harus

meminjam dari pemerintah Amerika, tetapi pada saat itu Amerika sedang berbenah dari krisis pada tahun 2008 sehingga dana pun sulit untuk dikeluarkan dan pada akhirnya PT. General Motors harus menyatakan pailit dan akhirnya membentuk perusahaan yang baru.

2. Revenue

Pendapatan juga salah satu loop yang banyak dilalui. Mengapa demikian? Tentu saja terjadi karena permasalahan pertama terletak pada penjualan perusahaan yang turun. Dengan penjualan perusahaan yang turun otomatis pendapatan mereka terus menurun padahal mereka memerlukan pendapatan yang besar untuk

membayar keperluan mereka seperti gaji karyawan, biaya produksi dan lain sebagainya. Pendapatan yang turun pula akan membuat mereka susah untuk melakukan ekspansi, inovasi, dan lain sebagainya. Hal – hal tersebut sangat penting karena dapat membuat perusahaan bertahan di dunia kompetisi yang ketat dan krisis ekonomi yang terjadi. Maka dari itu seperti yang sudah saya bahas pada bagian sales bahwa PT. General Motors sampai harus menjual perusahaan bahkan sampai harus meminjam kepada pemerintah supaya mereka tidak bangkrut karena pendapatan mereka menurun drastic dari sebelumnya. Perusahaan ini ikut terkikis karena krisis ekonomi yang terjadi di Amerika. Setelah berupaya meminjam dana dan gagal pada akhirnya maka PT. General Motors mengumumkan pailit pada Juni 2009.

3. Product Innovation

Inovasi produk. Ya mungkin inilah penyebab utama mengapa penjualan mereka terus menerus turun ditambah lagi terkena dampak dari krisis ekonomi. Sudah sedikit dibahas di atas tentang inovasi yang tidak dilakukan oleh PT. General Motors. Di saat Jepang melakukan inovasi terus menerus seperti

menciptakan produk hybrid yang ramah lingkungan, menciptakan produk dengan harga jual yang rendah dan kualitas yang bagus, dan lain sebagainya. Perusahaan otomotif di Jepang berlomba – lomba melakukan inovasi terbaru tetapi PT.

(33)

General Motors hanya mengandalkan produk lama mereka dan hanya berfokus pada menurunkan harga dengan kapasitas produksi yang banyak.

PT. General Motors melakukan kesalahan yang cukup fatal yaitu mereka terlalu fokus kepada kapasitas produksi mereka yang memang harus diakui PT. General Motors cukup bagus dalam hal itu meskipun dalam pembuatan produk terkadang ada produk yang cacat tetapi mereka tetap jual ke pasar. Mungkin hal ini juga yang dapat mempengaruhi selain inovasi yaitu Quality Of Product. Mereka terlalu menghabiskan waktu untuk kapasitas produksi mereka dan tidak

mempertimbangkan faktor – faktor lain yang sama pentingnya dengan itu yaitu inovasi. Ibaratnya PT. General Motors hanya berdiri pada satu kaki saja untuk bertahan hidup yaitu pada kapasitas produksi yang kuat, dan ketika kapasitas produksi itu hancur maka begitu juga dengan PT. General Motors akan hancur karena tumpuan mereka hanya pada satu kaki.

FENOMENA GUNUNG ES

Pernah melihat Titanic? Kapal yang diklaim sebagai kapal yang tidak dapat karam sekalipun Tuhan bertindak tetapi pada akhirnya kapal itu karam juga? Yang perlu dipelajari dari peristiwa Titanic itu adalah gunung es yang menjadi penyebab karamnya kapal itu. Jika kita melihat film Titanic maka gunung es yang terlihat hanya sedikit, tetapi sebenarya itu hanya ujung dari gunung tersebut di bawahnya masih terdapat gunung es yang besar.

Kita juga dapat belajar dari peristiwa itu. Seringkali kita melihat masalah hanya dari luar saja dan tidak pernah menyelesaikan masalah sampai ke akarnya. Dengan menyelesaikan apa yang tampak saja tidak akan membuat masalah itu selesai tetapi akan timbul masalah yang sama bahkan masalah yang baru pun akan timbul. Berikut gambar dari gunung es agar dapat mempermudahkan kita membayangkan apa yang terjadi

(34)

mari kita bahas permasalahan ini. Dapat kita lihat bahwa hanya sebagian kecil gunung tersebut yang tampak ke permukaan. Sebagian kecil gunung es tersebut adalah

permasalahan yang tampak oleh kasat mata, dan sebagian besar orang akan melihat masalah itu dan hanya menyelesaikan masalah yang tampak tersebut. Pertanyaan yang timbul pada tahap ini adalah “ apa yang terjadi? ” . kebanyakan orang akan

menyelesaikan masalah berdasarkan apa yang mereka lihat padahal itu tidak akan menyelesaikan masalah yang sebenarnya. Pada kasus PT. General Motors orang hanya akan menyimpulkan bahwa PT. General Motors bangkrut karean hal yang wajar terjadi begitu juga dengan beberapa perusahaan otomotif di Amerika seprti Ford. Kemudian pergi ke tahap 2 di bawah permukaan laut yaitu tahap “selama ini terjadi apa? “ dalam tahap ini orang – orang mulai menganalisa lebih dalam lagi. Dalam kasus ini kita akan bertanya selama ini terjadi apa. Dengan membandingkan perusahaan otomotif lainnya di Amerika kit dapat mengetahui apa yang terjadi. kemudian tahap terakhir yaitu dasar dari gunung es tersebut. Disini akan timbul pertanyaan “ mengapa selama ini terjadi? “ dengan begitu dapat disimpulkan berdasarkan perusahaan yang lainnya bahwa hal ini dapat terjadi karena kurangnya inovasi, kalah bersaing, dan terkena krisis ekonomi yang membuat banyak perusahaan otomotif di Amerika mengalami kebangkrutan.

(35)

ARCHETYPE

Archetype yang diperkenalkan oleh Peter Sange ini sangat membantu dalam menyelesaikan masalah khususnya memakai pemikiran System Thinking. Terdapat 1- archetype yang dapat kita gunakan sesuai dengan kondisi yang bersangkutan

Dalam kasus PT. General Motors menurut saya sangat cocok untuk memakai archetype “ Fix That Fail “. Mengapa demikian? Mari kita bahas permasalahan dari PT. General Motors ini.

PT. General Motors adalah sebuah perusahaan yang cukup terkenal di bidang otomotif yang mampu menjual produknya bahkan sampai ke luar Amerika. Ketika pada tahun 2008 terjadilah krisis ekonomi yang melanda Amerika. Tentu saja hal tersebut sangat berdampak kepada kondisi keuangan dari PT. General Motors. Lalu selain dari pada masalah krisis ekonomi mereka juga harus berhadapan dengan persaingan dari Negara lain terutama Jepang yang terus menerus melakukan inovasi di dalam menciptakan sebuah produk guna memperlebar pasar mereka di otomotif. Tentu saja hal ini membuat PT. General Motors harus berpikir dengan keras bagaimana cara mereka agar dapat survive dari peristiwa ini.

Lalu cara yang digunakan oleh PT. General Motors adalah dengan melakukan produksi dengan kapasitas yang besar agar biaya produksi mereka akan turun

sehingga mereka dapat menjual dengan harga yang lebih murah atau dengan harga yang sama tetapi profit naik karena biaya pembuatan produk tersebut turun. Hal ini mereka anggap sebagai salah satu cara yang jitu untuk membantu mereka keluar dari permasalahan tersebut. PT. General Motors fokus pada pembuatan produk dengan skala yang besar tetapi melupakan hal – hal lain yang penting juga seperti inovasi yang dilakukan oleh Jepang. Jika kita lihat Jepang tidak hanya membuat harga produk mereka jauh lebih murah dari sebelumny tetapi mereka juga membuat inovasi

terhadap produk mereka yaitu mobil hybrid yang sangat ramah lingkungan di mana sekarang orang mulai memperhatikan hal – hal yang berkaitan dengan global

warming dan concern itu mencegah hal itu lebih parah, dan tentu saja mobil hybrid ini menarik banyak calon pembeli. Selain dari ramah lingkungan karena teknologi gas pembuangan yang lebih bagus, mobil hybrid juga hemat bahan bakar karena mobil hybrid menggunakan listrik sebagai bahan bakar dan bukannya solar atau bensin.

(36)

Mungkin dengan penggunaan listrik itulah yang menyebabkan gas pembuangan dari mobil hybrid ini sangat ramah lingkungan. Selain itu dengan menggunakan listrik maka kita dapat menghemat hasil bumi kita.

Archetype fix that fail sangat cocok di sini. Karena menurut saya PT. General Motors memiliki masalah yaitu turunnya penjualan mereka tetapi perusahaan

memperbaiki masalah tersebut dengan cara yang salah yaitu dengan menambah kapasitas produksi mereka. Mereka tidak melakukan inovasi yang sebetulnya merupakan akar dari permasalahan mereka. Maka dari itu dapat dikatakan mereka memperbaiki tetapi tidak berhasil seperti gambar yang digambarkan pada archetype dari peter sange. Seharusnya boleh untuk fokus pada kapasitas produksi tetapi jangan melupakan hal lain yang sebetulnya penting untuk diperhatikan yaitu inovasi.

(37)

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari permasalahan PT. General Motors adalah kita harus dapat menemukan akar permasahan yang sebenarnya baru kita dapat bertindak untuk mengatasi masalah tersebut. PT. General Motors tidak mengatasi masalah dengan baik. Ketika mereka tahu bahwa penjualan mereka turun mereka melakukan hal yang salah sehingga pada akhirnya mereka harus mengalami kebangkrutan.

Dalam menganalisa suatu masalah causal loop dan archetype sangat membantu kita di dalam mencari akar permasalahan tersebut. Seperti pada kasus ini jika kita lihat pada causal loop maka kita akan dapat menemukan beberapa point of intervention seperti sales, revenue, dan product innovation. Dari situ kita dapat menganalisa point of intervention itu lagi sehingga kita tahu dimana letak akar permasalahan dan dapat kita tangani dengan benar bukan berdasarkan insting atau pendapat kita saja karena dengan menggunakan loop dapat membantu menemukan akar permasalahan dengan akurat.

Selain dengan menggunakan causal loop dengan menggunakan archetype juga sangat membantu dalam menganalisa sebuah masalah seperti kasus ini kita menggunakan archetype yaitu fix that fail. Kita langsung dapat menyimpulkan bahwa langkah yang diambil oleh PT. General Motors salah harusnya mereka melakukan inovasi maka dari itu ketika mereka melakukan perbaikan yang salah PT. General Motors tambah menyatakan pailit itu.

Dengan menggunakan fenomena gunung es pun kita dapat melihat sampai ke dalam akar permasalahan. Karena kita sudah terbiasa untuk melihat perkara yang tampak di depan mata kita maka dari itu fenomena ini akan sangat membantu kita. Sebagian besar orang melihat masalah yang tampak dan hanya menyelesaikan masalah yang tampak tersebut dengan solusi yang salah pula sehingga masalah itu akan timbul lagi bahkan akan bertambah parah bukannya selesai. Maka dari itu kita harus mendalami masalah tersebut kemudian mencari akar permasalahannya dan memberikan solusi agar permasalahan itu dapat terselesaikan sampai ke akarnya.

(38)

PT. General Motors yang akhirnya bangkrut kemudian terdengar kabar membentuk perusahaan baru yang diberi nama New General Motors. Saya berharap dengan dibentuknya perusahaan yang baru ini mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti kesalahan dari PT. General Motors yaitu kurangnya inovas dan pada akhirnya kalah bersaing dengan perusahaan di luar negeri.

Saya berharap New General Motors yang baru ini dapat kembali menghidupkan industry otomotif di Amerika yang sedang berbenah karena dilanda krisis pada tahun 2008.

(39)

PENUTUP

Demikian makalah ini saya buat. Saya harapkan dengan contoh kasus pada PT. General Motors dapat membuka kan mata kita karena dengan langkah yang salah yang diambil oleh PT. General Motors semula dari perusahaan terbesar di Amerika pada akhirnya mereka harus mengumumkan pailit kepada public yang seharusnya jika permasalahan yang ada pada PT. General Motors diselesaikan dengan melihat sampai ke akar permasalahan saya yakin tidak akan terjadi PT. General Motors harus

mengumumkan pailit dan membentuk perusahaan yang baru.

Saya memohon maaf apabila di dalam pengerjaan makalah ini ada kata – kata yang tidak berkenan di hati para pembaca atau ada kata – kata yang salah di dalam pengerjaan makalah inil. Saya berharap dengan adanya makalah ini pikiran kita semakin terbuka untuk tidak menyelesaikan masalah yang timbul dengan insting kita tetapi kita harus mencari sampai ke akar permasalahan dan kemudian memberikan solusi yang terbaik sehingga masalah dapat terselesaikan. Tuhan Memberkati.

(40)

DAFTAR PUSAKA

http://teknikindustriumb.blogspot.com/

http://www.infometrik.com/2009/08/jatuhnya-sang-goliat-otomotif/

http://dunia.vivanews.com/news/read/9221-nasib_general_motors_di_ujung_tanduk

http://dunia.vivanews.com/news/read/62484-obama_akan_umumkan_bangkrutnya_gm

http://binainsani.ac.id/berita.php?id=30

http://books.google.com/books?id=tXnWjkWZjQEC&pg=PA44&lpg=P

A44&dq=biaya+produksi+general+motors&source=bl&ots=PK1IDwx_e

&sig=J1jcxcm0ZCeiRQ_YkC6_pW8xBHk&hl=en&ei=_E_gTuH6NIzqr

Qec8bmoCw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=3&ved=0CCY

Q6AEwAg#v=onepage&q=biaya%20produksi%20general%20motors&f

=false

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulis melakukan penelitian pada Pabrik Roti Syahfira adalah untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi persediaan pada perusahaan sudah sesuai dengan

Penelitian ini adalah uji deskriptif secara kualitatif untuk mengetahui waktu yang masih memberikan hasil positif terhadap bercak cairan mani pada celana dalam

Ob tem pa upošteva tudi različnost preiskovalnih situacij ter opozarja, da osnovno gradivo ni zadostno za takojšnje sestavljanje verzij, ampak je od uspešnosti prvih, nujnih

Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Min Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Maka, penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis kertas saring manakah yang baik digunakan sebagai bahan pembuatan kertas indikator pH dari ekstrak daun bayam

Pelaksanaan bombon telah menjadi amalan budaya yang turut dikaitkan dengan adat, nilai dan norma masyarakat Kadazandusun yang membentuk kearifan tempatan mereka dalam penjagaan

Solusi ini dianggap paling tepat berdasarkan beberapa alasan berikut: (1) aspek kebahasaan diajarkan hanya untuk membetulkan kesalahan ujaran siswa, (2) materi kebahasaan

Pemenang wajib melunasi seluruh harga lelang dalam jangka waktu 2 (Dua) hari setelah lelang dilaksanakan Pada Hari Senin dan Selasa 12 dan 13 Juni 2017 , apabila dalam jangka