• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga TESIS"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

UJI WAKTU PEMERIKSAAN

PROSTATE SPECIFIC ANTIGEN (PSA)

METODE IMUNOKROMATOGRAFI PADA BERCAK

CAIRAN MANI

Oleh :

JULI PURWO JATMIKO

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2015

(2)

UJI WAKTU PEMERIKSAAN

PROSTATE - SPECIFIC ANTIGEN (PSA)

METODE IMUNOKROMATOGRAFI PADA BERCAK

CAIRAN MANI

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister

Dalam Program Studi Ilmu Forensik

Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga

Oleh :

JULI PURWO JATMIKO

NIM: 091214453003

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2015

(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur yang tiada terkira saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat, karunia serta hidayahNya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Forensik di Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak, mulai dari awal hingga akhir penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena, pada kesempatan ini ijinkan saya untuk menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dukungan, perhatian dan segala doa kepada saya, sejak mulai pendidikan hingga penyusunan tesis ini, yaitu :

Dr. Ahmad Yudianto,dr,SpF,SH,M.Kes, sebagai Ketua Program Studi Magister Ilmu Forensik dan selaku pembimbing ketua tesis yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing dan mengarahkan tesis ini.

Dr. Puspa Wardhani, dr, SpPK, selaku pembimbing tesis yang telah memberikan dukungan, saran, pemikiran dan menuntun saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

Para dosen di Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Magister Ilmu Forensik, Prof Soekri SpF,DFM, dr Ahmad Yudianto SpF, SH,M.Kes, Prof.Dr. Amirudin Prawira,Apt, Prof.Dr.Ir. Suhariningsih, Prof.Dr.Eddy Raharjo, ibu Toetik Koesbardiati, Myrtaty Dyah Artati dan semua pengajar yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semua pembekalan ilmu yang sudah diberikan dan semoga kelak akan bermanfaat bagi peneliti dalam pekerjaan sehari-hari.

Dr. Sunaryo, selaku tim penguji yang telah memberikan masukan berharga kepada saya mengenai cara pengambilan sampel, perlakuan sampel dan pengolahan data dalam penyusunan penelitian ini.

(4)

KaRumkit Rumah Sakit Bhayangkara TK I R. Said Sukanto, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara TK I R. Said Sukanto, terima kasih telah memberikan kesempatan dan motivasi kepada peneliti untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dr. Arief Wahyono, SpF, Dr. Hastry SpF, Dr. Aji Kadarmo SpF, Dr. Slamet Poernomo SpF, yang telah memberikan bantuan moriil dan materiil selama saya menjalani pendidikan di Surabaya.

Kedua orang tua saya yang tercinta, semoga pencapaian saya ini dapat membanggakan kalian berdua. Mohon maaf jika sampai saat ini anakmu belum dapat membahagiakan kalian berdua.

Sahabat dan para senior saya, AKP Aris Saputro, AKBP Sudibyo, drg Novi, Yeti MSi, yang telah bersama melewati masa-masa perkuliahan dan memberikan teladan kepada saya selama menjalani pendidikan.

Para Staff Akademik, Supadno, Suyatno, Sungkono, Dani, Sudono, Sulis ‘Jablay”, ibu sis,

mbak tri, yang telah menjadi saudara terutama saat masa sulit pendidikan ini menghadang, mereka yang telah menjadi motivasi dan mendampingi disaat susah, senang dilahan parkir yang tidak akan pernah saya lupakan.

Teristimewa untuk keluarga saya di kramat jati, Gati Retnaningtyas, Umi Rini, Abah Suyoto, Reges, Hamud dan kakak Huma. Terima kasih atas kesabaran, hiburan dan pengertian dalam mendampingi dan memberi semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang pelayanan Kedokteran Forensik.

(5)

RINGKASAN

Tindak pidana kekerasan seksual merupakan suatu persoalan yang serius dalam kehidupan bermasyarakat, karena menjadi beban secara fisik maupun psikis pada korban. Berkembangnya situs jejaring sosial yang diiringi dengan kemajuan teknologi komunikasi akhir-akhir ini turut memicu terjadinya kejahatan seksual yang awalnya bermula dari

email, messaging, chatting hingga ke cyber sex. Bukti forensik bukan merupakan

satu-satunya dasar pertimbangan bagi hakim untuk membuktikan kasus perkosaan, namun sering digunakan untuk mendukung dan menguatkan alat bukti yang lain seperti pengakuan korban dan keterangan saksi.

Dalam pembuktian kasus-kasus kejahatan seksual sangatlah tidak mudah oleh karena sebagian besar kasus-kasus kejahatan tidak ada saksi, kurangnya barang bukti petunjuk dan berbagai kesulitan lainnya. Pembuktian adanya ejakulasi dilakukan dengan membuktikan adanya komponen-komponen spesifik yang berasal dari cairan mani, yaitu komponen sel spermatozoa dan cairan mani. Cairan mani mengandung berbagai macam enzim, ion, protein, dan elemen, diantara kandungan tersebut ada yang spesifik sehingga dapat dipergunakan sebagai pembuktian. Adanya salah satu komponen cairan mani yang spesifik didalam vagina baik sel sperma maupun cairan mani, sudah cukup untuk mengatakan bahwa telah terjadi persetubuhan

Pemeriksaan sel spermatozoa merupakan pemeriksaan yang paling dipercaya dan spesifik untuk cairan mani. Namun pada beberapa kondisi cairan mani mungkin saja tidak mengandung spermatozoa (azoospermia) dan sering memberikan hasil positif palsu. Pemeriksaan laboratorium sederhana untuk menentukan adanya cairan mani pada vagina dengan menggunakan metode kristal kholin, spermin, fosfatase asam dan seng sangat bermanfaat untuk mendukung pembuktian, namun belum cukup untuk memastikan adanya persetubuhan. Selain memiliki nilai pembuktian yang kecil, pada kenyataan dilapangan terdapat pula permasalahan yang lain, yaitu bahan sampel yang akan dilakukan

(6)

pemeriksaan sudah cukup lama. Komponen yang dianggap paling spesifik untuk cairan mani yang dapat diterima secara umum adalah Prostat-Spesific Antigen (PSA).

Pada beberapa kasus persetubuhan, perkosaan ataupun pencabulan biasanya korban akan segera membersihkan diri serta mengganti pakaian yang digunakan pada saat kejadian. Hal tersebut dapat terjadi karena korban takut hamil ataupun merasa jijik akan kejadian yang dialaminya. Apabila waktu pemeriksaan dengan saat kejadian memiliki interval waktu yang cukup lama, terlebih korban sudah membersihkan diri serta mandi, akan sangat sulit ditemukan adanya cairan mani ataupun sperma dalam vagina korban. Oleh karena itu, pemeriksaan untuk membuktikan adanya persetubuhan atau perkosaan, bahan pemeriksaan dapat diambil dari bercak yang terdapat pada pakaian dalam korban yang dikenakan pada saat kejadian, itupun dengan syarat pakaian tersebut belum dicuci oleh korban. Hal tersebut dapat dilakukan mengingat cairan mani yang berada dalam vagina akan menetes atau keluar dan menempel pada pakaian dalam saat korban berdiri ataupun berjalan.

Saat ini telah ditemukan tes cepat dengan metode imunokromatografi untuk pemeriksaan PSA (rapid test SD BIO LINE SEMEN INSPECTION) yang lebih praktis, hemat waktu, mudah dilakukan, relatif murah, serta mempunyai nilai sensitif dan spesifik yang cukup baik, sehingga dapat dipergunakan sebagai tes penentuan untuk memastikan persetubuhan. Alat ini dibuat dari monoclonal antibody sehingga spesifik untuk cairan mani manusia dan tidak memberikan hasil positif pada semen hewan, darah manusia ataupun organ tubuh yang lainnya. Alat rapid inipun mempunyai nilai sensitifitas yang cukup baik, yaitu 3 ng/ml.

Penelitian ini adalah uji deskriptif secara kualitatif untuk mengetahui waktu yang masih memberikan hasil positif terhadap bercak cairan mani pada celana dalam dengan menggunakan rapid test SD Bioline Semen Inspection. Penelitian ini menggunakan 35 sampel dan pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Forensik Rumah Sakit Bhayangkara TK I R. Said Sukanto, Jakarta.

(7)

Berdasarkan hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa sampai hari ke 50 seluruh sampel bercak cairan mani masih dapat memberikan hasil positif dengan menggunakan alat rapid tes SD Bioline Semen Inspection, sehingga alat ini dapat dipergunakan dalam pelayanan Forensik, terutama dari bahan pemeriksaan yang berasal dari bercak cairan mani .

(8)

SUMMARY

TIME OF EXAMINATION

PROSTATE SPECIFIC ANTIGEN ( PSA )

METHOD IMMUNOCHROMATOGRAPHY ON PATCHES LIQUID SEMEN

Criminal acts of sexual violence is a serious problem in society , as it becomes physical and psychological burden on the victim . Development of social networking sites , accompanied by advances in communications technology recently helped trigger sexual crimes originally stems from email , messaging, chat to the cyber sex . Forensic evidence is not the only rationale for the judge to prove rape cases , but is often used to support and reinforce other evidence such as the recognition of victims and witness testimony In proving cases of sexual crime is not easy because the majority of criminal cases there were no witnesses , the lack of evidence of instructions and various other difficulties . Proving ejaculation done to prove the existence of specific components originating from the seminal fluid , which is a component of sperm cells and seminal fluid . Seminal fluid contains various enzymes , ions , proteins , and trace elements , among these there is specific content that can be used as evidence. The existence of one specific component of semen in the vagina both sperm and seminal fluid , is enough to say that there has been intercourse

Examination of sperm cells is an examination of the most credible and specific for seminal fluid . However, in some conditions may seminal fluid contains no sperm ( azoospermia ) and often give false-positive results . Simple laboratory tests to determine the presence of semen in the vagina using kholin Crystals , spearmint , acid phosphatase and zinc are very useful to support the evidence, but not enough to ensure the existence of intercourse . In addition to having little evidentiary value , in fact the field there is also another problem , namely the sample material to be performed examination is long enough . Which is considered the most specific components for semen generally accepted is Prostate -Specific Antigen ( PSA )

In some cases intercourse , rape or sexual abuse victims usually will soon get cleaned up and changed clothes used at the time of the incident . This can occur because victims fear or disgust would conceive the events that happened . When the inspection time with the current event has a time interval long enough , especially the victim has self-cleaning and bathing , will be very difficult to find any semen or sperm in the vagina of the victim. Therefore , the examination for evidence of intercourse or rape , examination materials can be taken from the patches found on the victim's clothing worn at the time of the incident , and even then on condition that the clothes have not been washed by the victim . This can

(9)

be done given the semen in the vagina will drip or out and attached to the victim's underwear when standing or walking.

Has now been found a quick test method imunokromatografi for PSA ( rapid test SD BIO LINE OF CEMENT INSPECTION ) more practical , time-saving , easy to perform , relatively inexpensive , and has a value of sensitive and specific enough good , so it can be used as a test of determination to ensure intercourse . This tool is made of a human

monoclonal antibody that is specific to human seminal fluid and do not give positive results in animal semen , human blood or other body organs . Even this rapid tool has a reasonably good sensitivity value , which is 3 ng / ml .

This research is descriptive qualitative test to determine the time that still gives a positive result on the spot of semen on the underwear using SD Bioline rapid test Semen Inspection . This study using 35 samples and checks carried out in the Laboratory of Forensic Police Hospitals TK I Said R. Sukanto , Jakarta .

(10)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis ini telah Disetujui

Pada Tanggal : 24 Agustus 2015

Pembimbing Ketua :

Dr. Ahmad Yudianto, dr., Sp.F., SH., M.Kes.

NIP. 197305302006041019

Pembimbing:

Dr. Puspa Wardhani, dr., Sp.PK

NIP. 1975022520060420001

Mengetahui

Kordinator Program Studi

Magister Ilmu Forensik Sekolah Pascasarjana

Universitas Airlangga

Surabaya

Dr. Ahmad Yudianto, dr., Sp.F., SH., M.Kes.

NIP. 197305302006041019

(11)

iv

PENETAPAN PANITIA UJIAN TESIS

Telah di Uji Pada:

Tanggal 18 Agustus 2015

Ketua : Prof. Dr. H. M. Soekry Erfan Kusuma, dr., SpF(K), DFM Anggota : 1. Dr. Ahmad Yudianto, dr., SpF., SH., M.Kes.

2. Dr. Puspa Wardhani, dr., SpPK 3. Dr. Toetik Koesbardiniati, Dra., DFM 4. Dr. Sunarjo, dr., M.S., M.Sc

(12)

v

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

UJI WAKTU PEMERIKSAAN PROSTATE - SPECIFIC ANTIGEN (PSA)

METODE IMUNOKROMATOGRAFI PADA BERCAK

CAIRAN MANI

bagian atau keseluruhan tesis ini tidak pernah diajukan untuk mendapat gelar akademis pada bidang studi dan/atau Universitas lain dan tidak pernah dipublikasi/ditulis oleh individu selain penyusun kecuali bila dituliskan dengan format kutipan dalam isi penulisan tesis.

Apabila ditemukan bukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Airlangga.

Surabaya, 24 Agustus 2015

(13)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur yang tiada terkira saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat, karunia serta hidayahNya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Forensik di Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak, mulai dari awal hingga akhir penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena, pada kesempatan ini ijinkan saya untuk menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dukungan, perhatian dan segala doa kepada saya, sejak mulai pendidikan hingga penyusunan tesis ini, yaitu :

Dr. Ahmad Yudianto,dr,SpF,SH,M.Kes, sebagai Ketua Program Studi Magister Ilmu Forensik dan selaku pembimbing ketua tesis yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing dan mengarahkan tesis ini.

Dr. Puspa Wardhani, dr, SpPK, selaku pembimbing tesis yang telah memberikan dukungan, saran, pemikiran dan menuntun saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

Para dosen di Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Magister Ilmu Forensik, Prof Soekri SpF,DFM, dr Ahmad Yudianto SpF, SH,M.Kes, Prof.Dr. Amirudin Prawira,Apt, Prof.Dr.Ir. Suhariningsih, Prof.Dr.Eddy Raharjo, ibu Toetik Koesbardiati, Myrtaty Dyah Artati dan semua pengajar yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semua pembekalan ilmu yang sudah diberikan dan semoga kelak akan bermanfaat bagi peneliti dalam pekerjaan sehari-hari.

Dr. Sunaryo, selaku tim penguji yang telah memberikan masukan berharga kepada saya mengenai cara pengambilan sampel, perlakuan sampel dan pengolahan data dalam penyusunan penelitian ini.

KaRumkit Rumah Sakit Bhayangkara TK I R. Said Sukanto, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara TK I R. Said Sukanto, terima kasih telah memberikan

(14)

vii

kesempatan dan motivasi kepada peneliti untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dr. Arief Wahyono, SpF, Dr. Hastry SpF, Dr. Aji Kadarmo SpF, Dr. Slamet Poernomo SpF, yang telah memberikan bantuan moriil dan materiil selama saya menjalani pendidikan di Surabaya.

Kedua orang tua saya yang tercinta, semoga pencapaian saya ini dapat membanggakan kalian berdua. Mohon maaf jika sampai saat ini anakmu belum dapat membahagiakan kalian berdua.

Sahabat dan para senior saya, AKP Aris Saputro, AKBP Sudibyo, drg Novi, Yeti MSi, yang telah bersama melewati masa-masa perkuliahan dan memberikan teladan kepada saya selama menjalani pendidikan.

Para Staff Akademik, Supadno, Suyatno, Sungkono, Dani, Sudono, Sulis ‘Jablay”, ibu sis,

mbak tri, yang telah menjadi saudara terutama saat masa sulit pendidikan ini menghadang, mereka yang telah menjadi motivasi dan mendampingi disaat susah, senang dilahan parkir yang tidak akan pernah saya lupakan.

Teristimewa untuk keluarga saya di kramat jati, Gati Retnaningtyas, Umi Rini, Abah Suyoto, Reges, Hamud dan kakak Huma. Terima kasih atas kesabaran, hiburan dan pengertian dalam mendampingi dan memberi semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang pelayanan Kedokteran Forensik.

(15)

viii RINGKASAN

Tindak pidana kekerasan seksual merupakan suatu persoalan yang serius dalam kehidupan bermasyarakat, karena menjadi beban secara fisik maupun psikis pada korban. Berkembangnya situs jejaring sosial yang diiringi dengan kemajuan teknologi komunikasi akhir-akhir ini turut memicu terjadinya kejahatan seksual yang awalnya bermula dari

email, messaging, chatting hingga ke cyber sex. Bukti forensik bukan merupakan

satu-satunya dasar pertimbangan bagi hakim untuk membuktikan kasus perkosaan, namun sering digunakan untuk mendukung dan menguatkan alat bukti yang lain seperti pengakuan korban dan keterangan saksi.

Dalam pembuktian kasus-kasus kejahatan seksual sangatlah tidak mudah oleh karena sebagian besar kasus-kasus kejahatan tidak ada saksi, kurangnya barang bukti petunjuk dan berbagai kesulitan lainnya. Pembuktian adanya ejakulasi dilakukan dengan membuktikan adanya komponen-komponen spesifik yang berasal dari cairan mani, yaitu komponen sel spermatozoa dan cairan mani. Cairan mani mengandung berbagai macam enzim, ion, protein, dan elemen, diantara kandungan tersebut ada yang spesifik sehingga dapat dipergunakan sebagai pembuktian. Adanya salah satu komponen cairan mani yang spesifik didalam vagina baik sel sperma maupun cairan mani, sudah cukup untuk mengatakan bahwa telah terjadi persetubuhan

Pemeriksaan sel spermatozoa merupakan pemeriksaan yang paling dipercaya dan spesifik untuk cairan mani. Namun pada beberapa kondisi cairan mani mungkin saja tidak mengandung spermatozoa (azoospermia) dan sering memberikan hasil positif palsu. Pemeriksaan laboratorium sederhana untuk menentukan adanya cairan mani pada vagina dengan menggunakan metode kristal kolin, spermin, fosfatase asam dan seng sangat bermanfaat untuk mendukung pembuktian, namun belum cukup untuk memastikan adanya persetubuhan. Selain memiliki nilai pembuktian yang kecil, pada kenyataan dilapangan terdapat pula permasalahan yang lain, yaitu bahan sampel yang akan dilakukan pemeriksaan sudah cukup lama. Komponen yang dianggap paling spesifik untuk cairan mani yang dapat diterima secara umum adalah Prostat-Spesific Antigen (PSA).

(16)

ix

Pada beberapa kasus persetubuhan, perkosaan ataupun pencabulan biasanya korban akan segera membersihkan diri serta mengganti pakaian yang digunakan pada saat kejadian. Hal tersebut dapat terjadi karena korban takut hamil ataupun merasa jijik akan kejadian yang dialaminya. Apabila waktu pemeriksaan dengan saat kejadian memiliki interval waktu yang cukup lama, terlebih korban sudah membersihkan diri serta mandi, akan sangat sulit ditemukan adanya cairan mani ataupun sperma dalam vagina korban. Oleh karena itu, pemeriksaan untuk membuktikan adanya persetubuhan atau perkosaan, bahan pemeriksaan dapat diambil dari bercak yang terdapat pada pakaian dalam korban yang dikenakan pada saat kejadian, itupun dengan syarat pakaian tersebut belum dicuci oleh korban. Hal tersebut dapat dilakukan mengingat cairan mani yang berada dalam vagina akan menetes atau keluar dan menempel pada pakaian dalam saat korban berdiri ataupun berjalan.

Saat ini telah ditemukan tes cepat dengan metode imunokromatografi untuk pemeriksaan PSA (rapid test SD BIO LINE SEMEN INSPECTION) yang lebih praktis, hemat waktu, mudah dilakukan, relatif murah, serta mempunyai nilai sensitif dan spesifik yang cukup baik, sehingga dapat dipergunakan sebagai tes penentuan untuk memastikan persetubuhan. Alat ini dibuat dari monoclonal antibody sehingga spesifik untuk cairan mani manusia dan tidak memberikan hasil positif pada semen hewan, darah manusia ataupun organ tubuh yang lainnya. Alat rapid inipun mempunyai nilai sensitifitas yang cukup baik, yaitu 3 ng/ml.

Penelitian ini adalah uji deskriptif secara kualitatif untuk mengetahui waktu yang masih memberikan hasil positif terhadap bercak cairan mani pada celana dalam dengan menggunakan rapid test SD Bioline Semen Inspection. Penelitian ini menggunakan 35 sampel dan pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Forensik Rumah Sakit Bhayangkara TK I R. Said Sukanto, Jakarta.

(17)

x

Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa sampai hari ke 50 seluruh sampel bercak cairan mani masih dapat memberikan hasil positif dengan menggunakan alat rapid tes SD

Bioline Semen Inspection, sehingga alat ini dapat dipergunakan dalam pelayanan forensik,

(18)

SUMMARY

TIME OF EXAMINATION

PROSTATE SPECIFIC ANTIGEN ( PSA )

METHOD IMMUNOCHROMATOGRAPHY ON PATCHES LIQUID SEMEN

Criminal acts of sexual violence is a serious problem in society , as it becomes physical and psychological burden on the victim . Development of social networking sites , accompanied by advances in communications technology recently helped trigger sexual crimes originally stems from email , messaging, chat to the cyber sex . Forensic evidence is not the only rationale for the judge to prove rape cases , but is often used to support and reinforce other evidence such as the recognition of victims and witness testimony In proving cases of sexual crime is not easy because the majority of criminal cases there were no witnesses , the lack of evidence of instructions and various other difficulties . Proving ejaculation done to prove the existence of specific components originating from the seminal fluid , which is a component of sperm cells and seminal fluid . Seminal fluid contains various enzymes , ions , proteins , and trace elements , among these there is specific content that can be used as evidence. The existence of one specific component of semen in the vagina both sperm and seminal fluid , is enough to say that there has been intercourse

Examination of sperm cells is an examination of the most credible and specific for seminal fluid . However, in some conditions may seminal fluid contains no sperm ( azoospermia ) and often give false-positive results . Simple laboratory tests to determine the presence of semen in the vagina using kholin Crystals , spearmint , acid phosphatase and zinc are very useful to support the evidence, but not enough to ensure the existence of intercourse . In addition to having little evidentiary value , in fact the field there is also another problem , namely the sample material to be performed examination is long enough . Which is considered the most specific components for semen generally accepted is Prostate -Specific Antigen ( PSA )

In some cases intercourse , rape or sexual abuse victims usually will soon get cleaned up and changed clothes used at the time of the incident . This can occur because victims fear or disgust would conceive the events that happened . When the inspection time with the current event has a time interval long enough , especially the victim has self-cleaning and bathing , will be very difficult to find any semen or sperm in the vagina of the victim. Therefore , the examination for evidence of intercourse or rape , examination materials can be taken from the patches found on the victim's clothing worn at the time of the incident , and even then on condition that the clothes have not been washed by the victim . This can

(19)

be done given the semen in the vagina will drip or out and attached to the victim's underwear when standing or walking.

Has now been found a quick test method imunokromatografi for PSA ( rapid test SD BIO LINE OF CEMENT INSPECTION ) more practical , time-saving , easy to perform , relatively inexpensive , and has a value of sensitive and specific enough good , so it can be used as a test of determination to ensure intercourse . This tool is made of a human

monoclonal antibody that is specific to human seminal fluid and do not give positive results in animal semen , human blood or other body organs . Even this rapid tool has a reasonably good sensitivity value , which is 3 ng / ml .

This research is descriptive qualitative test to determine the time that still gives a positive result on the spot of semen on the underwear using SD Bioline rapid test Semen Inspection . This study using 35 samples and checks carried out in the Laboratory of Forensic Police Hospitals TK I Said R. Sukanto , Jakarta .

(20)

xi

ABSTRAK

UJI WAKTU PEMERIKSAAN

PROSTATE SPECIFIC ANTIGEN (PSA)

METODE IMUNOKROMATOGRAFI PADA BERCAK CAIRAN MANI

Juli Purwo Jatmiko

Tindak kejahatan seksual di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu peran kedokteran forensik dalam membantu mengungkap kasus kejahatan seksual, terutama pemerkosaan adalah dengan membuktikan adanya tanda-tanda persetubuhan, yaitu dengan ditemukannya adanya sel sperma atau cairan mani. Saat kejadian dengan waktu pemeriksaan yang sudah cukup lama akan mempersulit dalam proses pembuktian kejahatan seksual, terlebih korban sudah berulangkali mandi atau membersihkan kelamin. Dalam keadaan tersebut, bila masih memungkinkan bahan pemeriksaan dapat diperoleh dari celana dalam yang di pakai pada saat kejadian. Saat ini telah di kembangkan rapid test SD BIOLINE SEMEN INSPECTION yang mempunyai nilai sensitifitas dan spesifitas yang cukup tinggi untuk menentukan adanya

prostate-specific Antigen (PSA) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lamanya waktu

yang memberikan hasil positif pada pemeriksaan dengan rapid test SD BIOLINE SEMEN

INSPECTION. Sehingga dapat di gunakan dalam pembuktian kasus kejahatan seksual.

Pada penelitian ini dilakukan uji terhadap bercak cairan mani pada celana dalam yang terbuat dari bahan katun sebanyak 35 buah sampel dengan menggunakan metode

imunokromatografi, dan dari seluruh subjek penelitian memberikan hasil positif hingga

hari ke 50. Dengan hasil tersebut dapat memberikan petunjuk bahwa alat rapid test ini mempunyai nilai sensitifitas yang cukup baik.

(21)

ABSTRACT

EXAMINATION TIME OF IMMUNOCHROMATOGRAPHY

PROSTATE SPECIFIC ANTIGEN (PSA)

METHOD ON PATCHES OF LIQUID SEMEN Juli Purwo Jatmiko

Sexual crimes in Indonesia continues to increase from year to year. One role of forensic medicine in helping to uncover cases of sexual crimes, especially rape is to prove the existence of signs of sexual intercourse, with the discovery of the sperm or seminal fluid. When the incident with the inspection time is long enough to be difficult in the process of proving sexual crime, especially the victims has repeatedly bathing or cleaning genitals. Under such circumstances, if still possible examination material can be obtained from the panties in use at the time of the incident. Currently it has developed a rapid test SD BIOLINE SEMENT INSPECTION which has a value of sensitivity and specificity that is high enough to determine the presence of prostate-specific antigen (PSA). Objective of this study was to determine the length of time that gives a positive result in examinations with rapid test SD BIOLINE SEMENT INSPECTION. So it can be used in evidence in sexual offense cases.

In this study conducted a test of the spots of semen on the underwear made from cotton as much as 35 fruit samples using methods imunokromatografi, and from all the study subjects gave positive results to date to 50. With these results may provide clues that this rapid test tool has a sensitivity which is quite good value.

(22)

xiv

SAMPUL DEPAN ...i

SAMPUL DALAM...ii

LEMBAR PENGESAHAN ...iii

PENETAPAN PANITIA UJI...iv

SURAT PERNYATAAN...v UCAPAN TERIMAKASIH...vi RINGKASAN...vii ABSTRAK...ix ABSTRACT...xii SUMMARY...xiii

DAFTAR ISI ...xiv

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ...8

1.3. Tujuan Penelitian ...8

1.4 Manfaat Penelitian ...9

(23)

1.4.2 Manfaat Praktis ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori ...10

2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Sistim Reproduksi Pria...11

2.1.2 Cairan mani ...14

2.2 Perkosaan dan Persetubuhan ...18

2.3 Pembuktian Kasus Persetubuhan ...18

2.3.1 Anamnesis Kasus Kejahatan Seksual ...20

2.3.2 Pemeriksaan Fisik Pada Kasus Kejahatan ..l...22

2.3.3 Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara ...24

2.3.4 Pemeriksaan Penunjang Kasus Kejahatan Seksual...25

2.3.4.1 Pemeriksaan Sel Sperma ...27

2.3.4.2 Pemeriksaan Cairan Mani ...30

2.3.4.3 Pemeriksaan Kimiawi ...30

2.3.4.3.1 Tes Fosfatase Asam (FA) dan PAN ...31

2.3.4.3.2 Tes Florence ...34

2.3.4.3.3 Tes Berberio ...35

2.4 Prostate-Specific Antigen ...38

2.4.1 Sejarah PSA ...38

2.4.2 Biokimiawi dan Fisiologi PSA... 39

2.4.3 Teknik pemeriksaan PSA dengan metode cepat Imunokromatografi…...41

(24)

xvi

2.4.4 Kesulitan Pembuktian Pada Kasus Persetubuhan ...…43

2.4.5 Penggunaan rapid test SD Bioline Semen Inspection Dalam Kedokteran Forensik…...…………44

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian. ...47

3.2 Populasi, Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ...47

3.2.1 Populasi Target ...47

3.2.2 Populasi Terjangkau...47

3.2.3 Sampel Penelitian...47

3.2.4 Besar Sampel...48

3.2.5 Cara Pengambilan Sampel...48

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian...49

3.4 Kreteria Penerimaan dan Penolakan...49

3.4.1 Kreteria Penerimaan...49

3.4.2 Kriteria Penolakan...49

3.5 Variabel Penelitian ...49

3.6 Alat dan Bahan Penelitian ...50

3.7 Cara Kerja...50

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Sampel Penelitian...52

(25)

4.3 Hasil pemeriksaan PSA Pada Bercak Cairan Mani Menggunakan Rapid

Test SD Bioline Semen Inspection...55

BAB V PEMBAHASAN HASIL BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan...62 6.2 Saran...62 DAFTAR PUSTAKA

(26)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Beberapa Komponen dalam Cairan Mani Beserta Konsentrasinya….…18

(27)
(28)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Beberapa Komponen dalam Cairan Mani Beserta Konsentrasinya….………17

(29)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Saluran Reproduksi Pria………..13

Gambar 2.2. Sel Spermatozoa………...15

Gambar 2.3. Sel Sperma Dengan Pewarnaan HE………...………...28

Gambar 2.4. Sel Sperma Pada Bercak Kain Dengan Pewarnaan Baechi….... 29

Gambar 2.5. Kristal Cholin Peryodida……….35

Gambar 2.6. Kristal spermin pikrat pada tes berberio………37 Gambar 2.7. Rapid Test SD Bioline Semen Inspection……….43

Gambar 4.1 Cairan Mani subyekPenelitian………54

Gambar 4.2 Cairan Manidibuat Bercak…..………54

Gambar 4.3 Cairan Mani dibiarkan Pada Suhu kamar.………54

Gambar 4.4 Bercak Cairan Mani…………..………55

Gambar 4.5 Bercak digunting seluas 5mm x 5mm…..………56

Gambar 4.6 Bercak dimasukan ke Tabung Ektrasi………56

Gambar 4.7 Cairan Ektrasi dimasukan ke Alat Rapid..………57

(30)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

Gambar

Tabel   2.1.  Beberapa Komponen dalam Cairan Mani Beserta Konsentrasinya ….…18 Tabel 2.2
Tabel   2.1.  Beberapa Komponen dalam Cairan Mani Beserta Konsentrasinya ….………17 Tabel  2.2

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala Karunia dan Hidayah- Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Hubungan Faktor Rumah Sakit

Hal ini tentu mengakibatkan ketidak nyaman dan bahaya bagi lingkungan hidup kedua masyarakat yang saling berdekatan, penelitian ini bertujuan untuk memberi informasi

59 Tahun 2007 dan Permendagri no 21 Tahun 2011 di Puskesmas Kabupaten Jombang (Studi Deskriptif terhadap Pengelolaan Pendapatan (Retribusi Puskesmas) dan Belanja

Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa sampai hari ke 50 seluruh sampel bercak cairan mani masih dapat memberikan hasil positif dengan menggunakan alat rapid tes SD Bioline

(4) Ada perbedaan kelompok kontrol dan perlakuan pada kadar kortisol saliva ibu bersalin primigravida sebelum mendapatkan pemberian paparan musik Mozart; (5) Perbedaan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis distribusi gen SCCmec tipe III, IV, dan V pada isolat methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) pasien ruang rawat inap

Tabel 5.8 Perbedaan Tingkat Pengetahuan Remaja Mengenai Materi Pengenalan Alat Reproduksi Sebelum dan Sesudah Diberikan Informasi Dengan Metode Ceramah dan Diskusi

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya penyusunan tesis dengan judul Analisis Kinerja Bidan Desa Berdasarkan Teori Job Embeddedness dan Teori