83
DAMPAK ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI KABUPATEN KARO
TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAYUR MAYUR
Oleh :Rina C. Hutabarat
*)*)
Peneliti Kebun Percobaan Berastagi, Jl. Raya Medan-Berastagi Km. 60 Berastagi, 22156
Abstract
The volcano eruption that occurs causes a variety of physical damage and socio-economic conditions of people living which They are doing business in around the volcano . This research was looked some commodity price vegetables fluctuations in the market Berastagi during the eruption of Mount Sinabung. The Data and information obtained from interviews directly with the seller and buyer and the merchant builders. The results data was the analysis of variety prices on vegetables commodity during collection data Karo market of traditional that are red chili, chili and green chili , followed Arcis, Onions, Seledri, and carrot. Increasing highest price in commodity red chili is Rp . 32 484 each kg. On the month of January 2014 untill June 2014, the chilli price is Rp . 15 452 each Kg. Eruption of Mount Sinabung give effect to the fluctuations in commodity prices of vegetables in Karo
Key Words : Fluctuations, Price, Vegetables, Eruption, Sinabung Mountain.
I Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang masih rawan terhadap berbagai jenis bencana geologi. Salah satu bencana geologi yang sering terjadi adalah erupsi gunung berapi. Penyebab utama banyaknya kejadian bencana di Indonesia adalah letak Indonesia yang berada di antara pertemuan 3 lempeng besar dunia yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Pertemuan lempeng dalam jangka panjang akan menghimpun energi yang akan suatu waktu lepas dan dapat menghasilkan bencana. (BNPB.a 2010). Gunung Sinabung yang terletak di kabupaten Karo, Sumatera Utara telah meletus kembali, menyemburkan abu vulkanik hingga mencapai ketinggian 7-8 kilometer dan menyebar jauh hingga mencapai kota Medan yang terletak sekitar 80 km dari lokasi letusan gunung bahkan ke beberapa kabupaten lain di Sumatera Utara seperti Deli Serdang, Serdang Bedagai, Langkat bahkan hingga ke provinsi Aceh. Erupsi gunung
Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara hingga saat ini masih terus berlangsung. Akibat bencana tersebut pemukiman penduduk disekitar gunung berapi, meliputi wilayah Tanah Karo, Berastagi yang dikenal sebagai penghasil sayur-mayur dan buah-buahan ini mengalami kerugian besar. Adanya dampak sosial dan ekonomi nasional berupa berkurangnya pasokan bahan pangan.
Berbagai jenis komoditi pertanian yang tumbuh subur di Kabupaten Karo antaralain komoditi hortikultura semusim maupun tahunan yang cakupannya cukup luas yaitu meliputi tanaman sayuran, buah - buahan, tanaman hias dan obat - obatan. Komoditi tersebut banyak diusahakan oleh rumah tangga pertanian di Kabupaten Karo yang hasilnya selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, beberapa hasil komoditi dari daerah ini juga dijual ke daerah lain, bahkan ada yang di ekspor ke luar negeri (BPS Kabupaten karo, 2003).
84
Kabupaten Karo adalah pemasok kebutuhan sayur mayur ke berbagai daerah. Akibat erupsi, harga sayur mayur dilaporkan melonjak. Melonjaknya harga disebabkan keterbatasan komoditi di pasar tradisional. Menurut Hidayat (2009 ) bahwa akibat dari erupsi merapi dapat dikatakan menyentuh semua lapisan, meskipun secara tidak langsung tetapi dampaknya meluas, baik dari segi ekonomi, pertanian, peternakan, pemukiman, kesehatan dan pendidikan.
Harga komoditi sayuran terus merangkak naik dan tidak menentu seiring dengan meningkatnya frekuensi erupsi gunung sinabung yang menyebabkan produktivitas menurun dan cepat rusak mengakibatkan harga yang terjadi dipasar sentra tradisional Berastagi menjadi fluktuatif. Fluktuasi harga yang tinggi merupakan isu sentral yang paling sering muncul dalam pemasaran komoditas hortikultura, di samping isu impor buah dan sayuran yang cenderung meningkat akhir - akhir ini. Menurut Bambang, (2007) bahwa Fluktuasi harga sayuran pada umumnya lebih tinggi dibandingkan buah, padi, palawija dengan kata lain ketidakseimbangan antara volume pasokan dan kebutuhan konsumen lebih sering terjadi pada sayuran.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat fluktuasi harga beberapa komoditi sayuran yang ada di pasar Berastagi akibat terjadinya erupsi gunung Sinabung, di Berastagi, Kabupaten Karo.
II Bahan dan Metodologi
Penelitian ini dilakukan dari awal bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2014 di di lokasi pasar tradisional Berastagi. Metode penelitian menggunakan metode survei untuk memperoleh data primer. melalui wawancara langsung dengan responden, baik pedagang penjual maupun pembeli serta tukang timbang di pasar tradisional Berastagi serta mengumpulkan data melalui telepon seluler. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan deskriptif dan data diolah secara sederhana menggunakan teknik tabulasi.
III Hasil dan Pembahasan
Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Fluktuasi Harga Sayuran.
Erupsi gunung sinabung mengakibatkan dampak cukup besar terhadap lapisan kehidupan masyarakat Karo disekitarnya baik jangka waktu singkat maupun panjang. Pada aspek pertanian khusunya sayuran mengalami kerusakan dari ringan hingga berat, sehingga pasokan di pasar menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan terjadinya fluktuasi harga. Berdasarkan analisis data diperoleh fluktuasi harga mulai bulan januari hingga Juni 2014 (Tabel. 1).
Tabel 1. Harga Komoditas Hortikultura di Pasar Lokal Berastagi 2014 Per enam bulan Jenis Komoditi Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni
Buncis 4581 10632 8065 4600 2048 2590 Tomat 8129 4311 1939 1690 7468 7067 Cabai Merah 32484 16071 11710 9233 15452 10750 Cabai Hijau 12919 10143 7742 7333 8581 5483 Cabai Rawit 31355 30786 32968 23200 13645 8467 Arcis 14177 11036 19081 17633 13097 8667 Kubis 2129 1836 1900 1050 1997 1167 Kentang 5913 6207 6129 5250 6971 5990 Brokoli 4606 2693 2858 1380 2519 2850 Sawi Pahit 1935 1425 6226 4200 3074 1210 Kubis Bunga 3597 2125 3197 2930 4897 5270 Terung Ungu 3339 2854 3777 2943 2848 1083 Bawang Pre 10565 16064 6887 3133 5710 7613 Daun Sop 6903 3529 1929 2167 4903 9000
85
Wortel 3513 2807 2839 3880 11581 5010
Selada 4016 1411 3242 4117 14097 5533
Peleng 5871 4179 5113 5333 10935 8367
Beet 7629 5625 6210 5500 9903 10067
Berdasarkan tabel 1 di atas terlihat bahwa pada bulan Januari hingga Juni 2014 komoditi sayuran mengalami fluktuasi harga sayuran tertinggi di Kabupaten Karo yaitu pada komoditi cabai merah, cabe rawit dan cabe hijau. Kenaikan harga tertinggi terlihat pada komoditi cabai merah berkisar Rp. 32.484 per kg, pada bulan januari 2014, namun mengalami pergerakan naik turun hingga Juni 2014. Demikian pada tanaman tomat, bawang pre, daun sop, arcis dan wortel mengalami fluktuasi harga dari bulan januari hingga juni 2014, sebaliknya pada komoditi kentang mengalami kestabilan harga, dengan harga per kilogram diatas Rp. 5.000. Hal ini menunjukkan bahwa komoditi cabai, tomat, bawang pre, daun sop, arcis dan wortel, rentan terhadap erupsi gunung Sinabung sehingga berakibat gagal panen. Kegagalan panen di tingkat petani berdampak negatif terhadap naik turunnya harga (fluktuasi) dari produk-produk pertanian. Produk hortikultura dilihat dari kenyataan-kenyataan yang berlangsung di masyarakat, selalu mengalami keterbatasan terhadap ketersediaan masing-masing komoditi sayuran maupun buah-buahan di pasar. Berbagai faktor penyebab keterbatasan komoditi pertanian antara lain : musim
kemarau, serangan hama dan bencana alam yang tidak terduga. Faktor bencana alam sangat besar pengaruhnya dalam menciptakan fluktuasi harga pada daerah yang mengalami bencana, seperti erupsi gunung sinabung. Menurut Sutopo (2014) bahwa dampak kerusakan dan kerugian akibat bencana erupsi gunung sinabung tersebut sekitar Rp 1 trilyun. Pendapat ini didukung oleh BNPB 2010 dalam Ariyadi, 2014 menyatakan bahwa salah satu kerugian yang atau dampak yang dirasakan di sekitar kawasan gunung merapi adalah pemukiman dan lahan pertanian. Hasil perhitungan data bulanan terlihat pada kisaran harga setiap masing-masing komoditi sayuran bervariasi mulai antara Rp. 1.050 sampai Rp. 32.484. Pada bulan januari hingga juni terjadi gejolak fluktuasi harga dikarenakan frekuensi terjadinya erupsi gunung sinabung. Erupsi gunung sinabung memberi dampak secara langsung terhadap fluktuasi harga sayuran meskipun kebanyakan masyarakat mengalami kerugian namun sebagian pihak memberi keuntungan pada petani. Menurut Irawan et al (2006) bahwa fluktuasi harga tinggi memberi pengaruh terhadap penerimaan dan keuntungan yang diperoleh petani dari hasil kegiatan usaha taninya.
86
Pada segmen pasar diketahu bahwa kuantitas produk harus memiliki daya saing harga yang ditentukan oleh ketersediaan dan permintaan pasar terhadap komoditi tersebut. Jika dikaji secara lintas pada histogram gambar.1 menunjukkan harga cenderung tidak stabil. Kebanyakan ketidak stabilan harga sayuran hortikultura terjadi pada komoditi yang sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya kebutuhan rumah tangga, seperti : cabai dan tomat. Kecenderungan harga tidak stabil dapat berdampak positif dan negatif bagi petani maupun masyarakat. Menurut Irawan, 2006 bahwa Fluktuasi harga yang tinggi menyebabkan penerimaan petani dari hasil penjualannya sangat berfluktuasi. Kondisi demikian tidak kondusif bagi pengembangan agribisnis hortikultura , karena keuntungan yang diperoleh dari kegiatan agribisnis hortikultura menjadi tidak stabil dan tidak selalu dapat diperkirakan dengan baik.
Fluktuasi harga tanaman hortikultura bisa terjadi dalam kurun waktu panjang disari atas ditentukan kondisi ketersediaan bahan, permintaan dan lingkungan. Secara umum lingkungan memiliki peran penting seperti bencana alam yakni bencana alam. Erupsi pada gunung Sinabung yang telah berlangsung lama dari tahun 2010 hingga 2014 masih tetap berlangsung sehinga secra terus-menerus mengalami perubahan harga. Hal ini berpengaruh pada kerentanan masyarakat. Tingkat keretanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur), sosial kependudukan dan ekonomi. Kerentanan ekonomi masyarakat Karo pada wilayah terkena erupsi Gunung Sinabung diindikatorkan melalui kerusakan lahan produktif petani, hasil produksi, peningkatan harga dipasar, serta ancaman kelangsungan hidup masyarakat. Menurut Cardona, 2005 bahwa kerentanan ekonomi menggambarkan suatu kondisi tingkat kerapuhan semua aspek kegiatan ekonomi masyarakat mengahadapi ancaman bahaya seperti bencana alam.
III Kesimpulan
1. Komoditi sayuran yang mengalami fluktuasi harga selama berlangsung erupsi gunung Sinabung antara lain cabai merah, cabe rawit dan cabe hijau, diikuti Arcis, Bawang pre, daun sop dan wortel.
2. Kenaikan harga tertinggi pada komoditi cabai merah berkisar Rp. 32.484 per kg, dibulan januari 2014 hingga Juni 2014 berkisar Rp. 15.452 per kilogram
3. Erupsi gunung Sinabung memberi pengaruh terhadap fluktuasi harga pada komoditi sayuran selama pendataan harga pasar tradisional Karo
Daftar Pustaka
Ariyadi N S dan Rudianto I, 2014, Analisis Tingkat Resiko Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman di Kecamatan kemalang, Kabupaten Klaten, Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomor 12014 BPS Kabupaten Karo. 2003. Sensus Pertanian
2003 Hasil Pendapatan Rumah Tangga Kabupaten Karo BPS Kabupaten Karo Berastagi
Cardona, O.D., 2005, “ Indicators of disaster
risk and risk management : Summary Report”. Washington, DC,
Inter-American Development Bank.
Hidayat, N. 2009. Dampak bencana alam gempa bumi terhadap keberlanjutan sistem usahatani integrasi tanaman-ternak di daerah istimewa yogyakarta. Pros. Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan. Pemberdayaan masyarakat melalui usaha peternakan berbasis sumberdaya likal dalam rangka peningkatan ketahanan pangan nasional berkelanjutan. Pasca Sarjana Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro Semarang.
Irawan, B, H. Tarigan, B. Wiryono, J. Hestina dan Ashari. 2006. Kinerja Pembangunan Hortikultura 2006 dan Prospek 2007. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Kinerja Pembangunan Pertanian 2006 dan Prospek 2007. Jakarta, 20 Desember 2006.
Irawan, B, 2007. Fluktuasi Harga, Transmisi Harga dan Marjin Pemasaran Sayuran dan Buah. Analisis Kebijakan Pertanian
87 Volume 5 Nomor 4, Desember 2007 :
358-373
Sutopo Purwo Nugroho, 2014, Press Release, Keadaan Bencana Erupsi Sinabung. bnpb.go.id/uploads/.../6.