KETATANEGARAAN
PRR
ISSN: 2548-4389
VOLUME:013/ Februari 2019
NASIONALISME&KEWARGANEGARAAN
Andi Mattalatta WARGA NEGARA DAN PERSYARATAN CALON PRESIDEN
Ali Masykur Musa TRANSFORMASI HUBUNGAN ISLAM DAN NASIONALISME DI INDONESIA
Bayu Dwi Anggono
MENGAKUI PANCASILA SEBAGAI
SYARAT NATURALISASITheo L. Sambuaga
WARGA
NEGARA DAN GLOBALISASIG. Seto Harianto
ETNISITAS
KEBANGSAAN DAN KEWARGANEGARAANFenty
U.
Puluhulawa
NASIONALISME,
PERLINDUNGAN HAK ASASI WARGA NEGARADI
ERA REvOLUSI INDUSTRI 4.0REVITALISASI SEMANGAT KEBANGSAAN
GENERASI TRANSISIDI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Dominikus Rato
M. Hadin Muhjad
NASIONALISME
DIKALANGAN
GENERASI MILENIAL
MEMPERKOKOH NASIONALISME
HEKUM DAN DEMOKRASIIchsan Anwary
LEMBAGA PENGKAJIAN
DAFTAR ISI
Pengantar Redaksi
ViSambutan Pimpinan Lembaga Pengkajian MPRRI IX
Sambutan Sekretaris Jenderal MPR RI X1
Warga Negara dan Persyaratan Calon Presiden
Andi Mattalatta 1
Transformasi Hubungan Islam dan Nasionalisme di Indonesia
Ali Masykur Musa 19
Mengakui
PancasilaSebagai Syarat
NaturalisasiBayu Dwi Anggono 37
Warga Negara
dan GlobalisasiTheo L. Sambuaga
55
Etnisitas Kebangsaan dan Kewarganegaraan
71 G. Seto Harianto
Nasionalisme, Perlindungan Hak Asasi Warga Negara di Era Revolusi Industri 4.0
93
Fenty U. Puluhulawa
Revitalisasi
Semangat
Kebangsaan
Generasi Transisi di Era Revolusi Industri 4.0101 Dominikus Rato
Nasionalisme di
Kalangan
Generasi MilenialM. Hadin Muhjad
121MENGAKUI PANCASILA
SEBAGAI SYARAT NATURALISASI
Bayu Dwi Anggono
Abstrak
Perlindungan hak asasi manusia dalam proses permohonan
naturalisasi diatur
dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan mengedepankan
hal-hal mendasar sebagai syarat yang harus dipenuhi, seperti mengakui
dasar negara
Pancasila. Akan tetapi, tindak lanjut pengaturan pengakuan terhadap Pancasila sebagai dasar negara, hanya dalam bentuk
surat penyataan yang
dibuat oleh pemohon. Sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata
Cara Memperoleh, Kehilangan,
Pembatalan, dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik
Indonesia. Semestinya, upaya perlindungan negara
terhadap kepentingan
nasional menjadikan negara aktif dalam melakukan
penelusuran rekam jejak
terhadap pemohon kewarganegaraan Republik
Indonesia. Bukan pasif
menunggu dilampirkannya
surat pernyataan pengakuan Pancasila oleh
Pemohon kewarganegaraan. Kendati,
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, tidak memerintahkan
s e c a r a
tegas pengaturan lebih lanjut syarat-syarat
permohonan kewarganegaraan.
Namun mendasarkan pada hakikat
Peraturan Pemerintah dalam Pasal
12
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan
Peraturan
Perundang-un dangan,
pengaturan lebih lanjut demi tujuan
yang hendak dicapai
dan tidak
bertentangan dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006.
dimungkinkan Pemerintah mengambil inisiatif
Kata Kunci: Pancasila,
Permohonan Kewarganegaraan.
Abstract
Protection
of
human righis in theprocess
of
requestingnaturalization is
regulatedin Law No. 12
of
2006 concerningCitizenship
of
the Republicof
Indonesia. This is done
by
puting forwardbasic things a s a condition that
must be fulfilled, such a s recognizing
the basic s t a t e
of
Pancasila. However, N a s i o n a l i s m e d a n K e w a r g a n e g a r a a n37
o l l h o n - p p a r r a n g e m e n t s for e o g i l o n o f / u e u s i l a a s t h e ba on i n t h e f o r m of a t a t e m e m m a d e by he p p l i c a n
d
e u m e n m R e g u l a t i o n N u m b e r 2 f 2 0 0 7 O h t a i m n g L o s i n g , Caum eling a n d R e g a i n i n g C i i z e n s h i p I n d o m e s i a . S t u p p o s e d l h e f i r t s to p r o e e t t h e s t a t e a g a i n s m a k e the c o u n t r y a c t i v e in c o m d u c t i n g r u k r e c o r d s c n i z e n s t i p of t h e R e p u b l i c of n d o m e s i a . 1 i s n o t , s t a t e m e t of r e c o g n i t i n nof
the P a n c a s i l a by t h e P e t i t i o n e r t o . E v e n t h o u g h , L a w No. / 2of
2006 c o m e n i n g C i l i z e n s h iof
the Ren I n d o n e s i a , d o e s o t e x p l i c i n l y r d e r n ner a r u n g e m e n t s r e q u i r e m e n t s for c i t i z e n s h i p a p p l c a t i o n . H o w e v e r , b a s e d o n t h e G o v e r m m e n u R e g u l a t i o n in A r t i c l e 12of
Law N u m b e r12of
2011 c o . the E s t a b l i s h m e n tof
L e g i s l a t i o n , it is possible Jor h e G o v e r n m e n t f u r t h e r g u l a t o r y i n i i a t i v e sfor
the p u p o s e to be a c h i e v e d a n d conflict with Law N u m b e r 12of
200%sis
of
thesta
As
stipu
ulated
in
2007
c o n c e r m n g
Poc edure for
f
theRep
ublic
of
erest
rds of applie
nis forpassive to ait for the
"the Republie
for the
ture ofning
o take not in K e y w o r d s : P a n c a s i l a , Applicationfor
C i t i z e n s h i p P E N D A H U L U A N S A L A H SATU syarat dari pengakuanterhadap suatu negara
b e r d a s a r k a n
Konvensi
M o n t e v i d e o 1933
adalah rakyat. Dengan
begitu, dalam suatu
negara, "rakyat"
yang
m e n d i a m i negara
tersebut
diberikan status sebagai
warga negara.
K e b e r l a k u a n
Konstitusi di
Indonesia s e c a r a historis telah
mengatur soal "siapa yang
berhak atas
status kewarganegaran?".
Pasal 26 Undang-Undang
Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
(sebelum perubahan),
m e n e n t u k a n :
. Yang
menjadi
Warganegara ialahorang-orangB Bangsd
Indonesia asli dan orang orang
bangsa
lain yangdisahkan
dengan
Undang-undangsebagai
Warganegara.Bangsa
2.
Syarat-syarat
yangmengenai
kewarganegaraanditetapkan
dengan Undang- undang
Ketentuan pada ayat (2) memberikan keleluasaan kepa
a d aPembentuk undang-undang,
untuk memberikankategori
soalncgara yang dimaksud. Secara historis, kcberlakuan
undang-unua
dangwarga
yang mendasarkan Pasal 26 UUD 1945 (scbelum perubahan) ini
diantaranya:
I. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 Tentang Warga
Negara dan Penduduk Negara;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 Tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 Tentang Warga
Negara dan Penduduk Negara;
3. Undang-Undang
Nomor
62
Tahun
1958
Tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Kemudian setelah perubahan, UUD 1945 mengatur beberapa
hal terkait kewargancgaraan, diantaranya:
1. Pasal 26, menentukan:
(1) Yang menjadi
warga negara ialah orang-orangbangsa
Indonesia asli dan orang-orangbangsa
lain yang disahkandengan
undang-undangsebagai
warga negara.(2)
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yangbertempat tinggal
di Indonesia.(3)
Hal-halmengenai
warga negara danpenduduk
diaturdengan
undang-undang.
2. Pasal 28D ayat
(4),
menentukan:"Setiap
orang berhakatas status
kewarganegaraan."
3. Pasal 28E ayat
(1),
menentukan:"Setiap
orangbebas
....memilih kewarganegaraan..
Adanya
pengaturan lebihlanjut
dalam Pasal 28Ddan Pasal 28E status
UUD 1945 (setelah
perubahan).
menekankan
pada
statuskewarganegaraan sebagai hak asasi
manusia yang dijamin oleh konstitusi dan negara. Dengan
demikian, penambahan ketentuan
dalam kaitannya
dengan
hak asasimanusia (HAM) ini, berdampak
pada
Undang-UndangKewarganegaraan yang dibentuk, lebih
pada
jaminan perlindungan HAM.39
g. mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
h.
membayar
uang pewarganegaraan ke
KasNegara."
Pasal 9 huruf d Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 yakni
"dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945"
merupakan syarat penting yang harus menjadi prioritas. Mengingat
kondisi saat ini rentan masuknya ideologi-ideologi asing yang
berpotensi menggerus ideologi Pancasila. Pada akhirnya merugikan
masyarakat Indonesia, dan menghambat tujuan negara. Untuk itu, tindak lanjut pengaturan soal ketentuan Pasal 9 huruf d, harus
diejawantahkan secara baik, dengan menetapkan pros edur-prosedur
yang jelas demi menangkal kondisi-kondisi yang tidak diinginkan
Dalam kaitan dengan uraian tersebut, maka diperlukan pengkajian
lebih lanjut mengenai urgensi dari pengakuan terhadap Pancasila sebagai syarat naturalisasi serta apakah pengaturan lebih lanjut
mengenai syarat "mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang
DasarNegara
Republik
Indonesia Tahun1945",
telahdiimplementasikan
secara baik dalam peraturan teknis demimenangkal masuknya
ideologi
yangbertentangan dengan
Pancasila?"PEMBAHASAN
Upaya pemberian
batasan melalui syarat-syaratpermohonan
kewarganegaraan Indonesia,
dapat
dikaitkandengan
asasKepentingan
Nasional. Hans J.
Morgenthau menyatakan kepentingan
nasional,yaitu:
"the interestofa
nation as a whole held to be anindependent
entity
separatefrom
the interestsof
subordinate a r e a s or groups andalso
of
other nations orsupranational
groups; anyforeign
policy
which operates under the standard
of
the nationalinterest
(Kepentingan
suatubangsa
s e c a r a keseluruhandianggap sebagai
entitas
independen
yangterpisah
darikepentingan
daerah ataukelompok
bawahan danjuga
daribangsa
lain ataukelompok
Hans J. Morgenthau, National Interest, hitps://www.merriam-webster.com dictionary/-
1ational20interest diakses tanggal 15 Maret 2019.
yaitu bukan dasarnya Indonesia Merdeka. Menurut
anggapan saya yang diminta oleh Paduka tuan
Ketua yang mulia ialah. dalam bahasa Belanda
Philosofische grondslag
dari pada Indonesia
Merdeka.
Philosofische grondslag
itulah
fundamen
filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa,
hasrat.
yang sedalam-dalamnya
untuk di atasnyadidirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dam
abadi.'
1. Pengakuan Terhadap Pancasila Sebagai Syarat Naturalisasi
Kendati Pancasila telah lama menjadi bagian penting bagi
bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kenegaraan. Namunkedudukan Pancasila sebagai syarat untuk memperoleh kewarga-
negaraan, baru diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan. Berbeda dengan undang-undang sebelum-
nya yang tidak
mensyaratkan
Pancasila dalammemperoleh
status kewarganegaraan Indonesia. Baik itu dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 Tentang Warga Negara dan Penduduk Negara dan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 Tentang KewarganegaraanRepublik
Indonesia. Pasal 5 ayat(5) Undang-Undang
Nomor 3 Tahun1946, menentukan
"Bersama dengan permohonan untuk naturalisasi pemohon harus menyampaikan atau
bersanggup
akan memberi bukti-bukti darihal:
menurut
a. kelahirannya dan kelahiran anak-anaknya
perincian
dalampasal
3,
yang belum berumur 21 tahunlengkap dari
dan belum kawin,
dengan
n a m a - n a m amereka dan dari isteri-isterinya;
b. perkawinan-perkawinannya;
C. perputusan perkawinan-perkawinannya;
Ahmad Basarah (2017: 29), Bung Karno, Islam dan Paneasila, Jakarta: Konstitusi Press.
tidak mempunyai kewarganegaraan, atau kehilangan
kewarga- negaraannya apabila ia memperoleh kewarga
negaraan Republik Indonesia atau menyertakan
pernyataan menanggalkan kewarganegaraan lain menurut
ketentuan hukum dari negara asalnya atau menurut
ketentuan
hukum
perjanjian
penyelesaian dw
kewarganegaraan antara Republik Indonesia dan negarayang bersangkutan.
h.
Penekanan syarat fundamental dalam kedua undang-undang ini
hanya pada kecapakan berbahasa dan pemahaman tentang sejarah.
Tanpa menggali ideologi yang dimiliki seorang pemohon naturalisast.
Tentunya, kondisi saat itu dan kini berbeda, sehingga Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
menawarkan suatu syarat pengakuan terhadap Pancasila dan UUD
1945 sebagai bentuk selektif terhadap proses naturalisasi. Dengan
demikian, jaminan perlindungan HAM kepada masyarakat lebih
diperhatikan
dalam prosesnaturalisasi,
di eraUndang-Undang
Nomorlebih
12 Tahun 2006. Adapun pemberlakuan syarat tersebut,
dimaksudkan agar warga negara asing yang mengajukan proses
kewarganegaraan Indonesia,
mampu memahami kulturbudaya
danmau menjadi orang Indonesia dengan mendasarkan nilai Pancasila.
2.
Urgensi Pengakuan Terhadap
PancasilaSyarat
Naturalisasi DasarMenimbang
huruf a,Keputusan
Presiden No 24 Tahun2016 tentang Hari Lahir Pancasila (Keppres Hari Lahir Pancasila),
menyebut
Pancasilasebagai
"dasar danideologi Negara
Republik
Indonesia". Frans Magnis Suseno, menyebut ada 3 arti ideologi, yaitu:
1) ideologi
sebagai
kesadaranpalsu; 2) ideologi
dalam artinetral; 3)
ideologi
dalam artikeyakinan
yang tidakilmiah.
Dalam perspektif tersebut, Jimly Asshidiqie, menganggap
Pancasila
merupakan
ideologi
dalam artinetral,
yaitu sebagai
sistemberpikir
dan tata nilai dari suatukelompok
yang ditemukanwujudnya
Frans Magnis Suseno (1992:230) Filsa fat Sebagai lImu Kritis, Jakarta:Kanisius.agar tidak memiliki idcologi lain yang dapat mengikis cksistcnsi
Pancasila.
Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia saat berpidato di
muka sidang Umum PBB ke-15 Tanggal 30 September 1960 dengan
judul pidato "Membangun Dunia Kembali" menjelaskan kedudukan
Pancasila di tengah tesis dari ahli filsafat Inggris Bertrand Russel yang
pernah berkata bahwa umat manusia sckarang terbagi dalam dua
golongan. Yang satu menganut ajaran Declaration of American
Independence dari Thomas Jefferson. Golongan lainnya menganut
ajaran manifesto komunis. Atas pandangan Bertrand Russel tersebut
Sockarno menyatakan:
Seperti
sayakatakan,
kami telah membaca danmempelajari
kedua dokumen yangpokok
itu. darimasing-masing
dokumen
itubanyak
yang telah kamiambil dan kami buang apa yang tidak berguna bagi kami, kami yang hidup di benua lain dan beberapa generasi kemudian. Kami telah mensitesekan apa yang kami perlukan dari kedua dokumen itu, dan ditijau
dari pengalaman serta dari pengetahuan kami sendiri, sintese itu telah kami saring dan kami sesuaikan.
Jadi dengan minta maaf kepada Lord Russel yang saya
hormati sekali, dunia ini tidaklah seluruhnya terbagi
dalam dua
pihak seperti dikiranya. Meskipun
kamitelah
mengambil sarinya,
danmeskipun
kami telahmencoba mensitesekan kedua dokumen yang penting
itu, kami tidak
dipimpin
olehkeduanya
itusaja.
Kamitidak mengikuti konsepsi liberal ataupun konsepsi
komunis.
Apa
gunanya?
daripengalaman
kami sendiridan dari sejarah kami sendiri tumbuhlah sesuatu yang
lain,
sesuatu yangjauh
lebih sesuai, sesuatu yangjauh
lebih cocok."
Soekarno (1985: 63-64) Pancasila dan Perdamaian Dunia. Jakarta: Inti ldayu Press.
Bagi
bangsa
Indonesia, tentusaja
harusberkeyakinan
hat
log
nilai-nilaiideologi
Pancasila sudah lebih baik dariideologi-idel
dari
maupun falsafah
bangsa
lain.Pancasila jauh
lebih sempurnajauh
lebih baik daripaham
individualisme,liberalisme
asila
Manifesto Komunis karena Pancasila punya sila Ketuhanan, Pancasil
liberalisme dan
kapitalisme karena Pancasila punya sila Keadilan Sosial, dan
Pancasila juga lebih baik dari sistem khilafah Islamiyah ala Islami. State Iraq and Suriah (ISIS), karena Pancasila punya sila Persatuan Indonesia.
Hakekat Pancasila lebih lanjut, dapat ditelusuri dalam Pidato Soekarno 1 Juni 1945. AB.Kusuma, mencatat Bung Karno memakai istilah "Philosophische grondslag" hanya 4 kali, I kali "filosofische principe" dan istilah "Weltanschauung" 31 kali. Kenyataan itu menunjukkan bahwa Bung Karno lebih senang memakai istilah
"Weltanschauung" daripada "Philosophische grondslag" untuk
menjelaskan gagasannya." AB Kusuma menjelaskan pemaknaan
"Philosophische grondslag "sebagai padanan dasar negara. Sedangkan
Welhanshaung" dekat dengan istilah Agama dan ideologi. Bedanya.
Agama kedudukannya dianggap lebih tinggi dari "Weltanschauung
dan ideologi." Kedudukan Pancasila yang tinggi sebagai dasar negara
Indonesia, harus dijadikan rujukan dalam memfilter warga negar
asing
dalam proses naturalisasi.Agar menunjukkan
kekonsistenannegara dalam membentuk manusia Indonesia dengan kharakter
Pancasila.
3. Tindak Lanjut Pengaturan Syarat Pengakuan Terhadap
Pancasila
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Memperoleh, Kehilangan,
Pembatalan,
danMemperoleh
Kembali
Ahmad Basarah, Op.cit, hlm. 141
10 A.B.Kusuma, (2018:1) Weltanschauung dan Dasar Negara, Prosiding Seminar tentang
Integrasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Konstitusi, diselenggarakan oleh Bidang Studi Hukum Tata Negara Indonesia, Universitas Indonesia, 6 Juni 2018.
bid
Kewarganegaraan Republik Indonesia mengatur lebih rinci, yang pada
dasarnya orang asing dapat memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia melalui permohonan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Melalui cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undanganyaitu, harus memenuhi persyaratan sebagai bcrikut:
1) telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin,
2) pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal
di wilayah negara republik Indonesia paling singkat 5 tahun
berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
3) sehat jasmani dan rohani;
4) dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara I tahun atau lebih.
6) jika dengan memperoleh kewarganegaraan republik Indonesia,
tidak
menjad1 bekewarganegaraan
ganda,
7) mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan 8) membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Pasal 3 ayat (2) PP Nomor 2 Tahun 2007, Permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan:
1) fotokopi kutipan akte kelahiran atau surat yang membuktikan kelahiran pemohon yang disahkan oleh Pejabat;
2) fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah, kutipan akte perceraian/surat talak/perceraian, atau kutipan akte kematian
isteri/suami pemohon bagi yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun yang disahkan oleh Pejabat;
3) surat keterangan keimigrasian yang dikeluarkan oleh kantor
imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
pemohon yang menyatakan bahwa pemohon telah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
4) fotokopi kartu izin tinggal tetap yang disahkan oleh Pejabat;
PENUTUP
1. Simpulan
Penjabaran lebih lanjut salah satu syarat permoh
yang
permohonan
diharuskan. Sebagai upaya negara dalam melindungi dan men:g
tujuan
kewarganegaraan, yaitu mengakui Pancasila, merupakan hal
dan menj
hak asasi manusia masyarakat Indonesia dalam mewujudkan
negara. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata
Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan Memperoleh Kem
Kewarganegaraan Republik Indonesia, hanya mengatur pemohon
Cara
mbali
hohon
nya
upaya perlindungan negara terhadap kepentingan nasional menjadikan
lap
untuk melampirkan pernyataan mengakui Pancasila. Semestinu kan
negara aktif dalam melakukan penelusuran rekam jejak terhadan
Bukan pasif
pemohon kewarganegaraan Republik Indonesia. Bukan pas
menunggu dilampirkannya surat pernyataan pengakuan Pancasila oleh
Pemohon
kewarganegaraan,
yang
hanya
menekankan
pada
administrasi semata. Kendati, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak memerintahkan
secara
tegas pengaturan
lebihlanjut
syarat-syarat
permohonan
kewarganegaraan. Namun mendasarkan pada hakekat Peraturan
Pemerintah dalam
Undang-Undang
Nomor12
Tahun
2011,
dimungkinkan Pemerintah mengambil inisiatif pengaturan lebih lanjut
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006.
2. Saraan