• Tidak ada hasil yang ditemukan

Digital Repository Universitas Jember NASIONALISME&KEWARGANEGARAAN WARGA NEGARA DAN PERSYARATAN CALON PRESIDEN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Digital Repository Universitas Jember NASIONALISME&KEWARGANEGARAAN WARGA NEGARA DAN PERSYARATAN CALON PRESIDEN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KETATANEGARAAN

PRR

ISSN: 2548-4389

VOLUME:013/ Februari 2019

NASIONALISME&KEWARGANEGARAAN

Andi Mattalatta WARGA NEGARA DAN PERSYARATAN CALON PRESIDEN

Ali Masykur Musa TRANSFORMASI HUBUNGAN ISLAM DAN NASIONALISME DI INDONESIA

Bayu Dwi Anggono

MENGAKUI PANCASILA SEBAGAI

SYARAT NATURALISASI

Theo L. Sambuaga

WARGA

NEGARA DAN GLOBALISASI

G. Seto Harianto

ETNISITAS

KEBANGSAAN DAN KEWARGANEGARAAN

Fenty

U.

Puluhulawa

NASIONALISME,

PERLINDUNGAN HAK ASASI WARGA NEGARA

DI

ERA REvOLUSI INDUSTRI 4.0

REVITALISASI SEMANGAT KEBANGSAAN

GENERASI TRANSISI

DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Dominikus Rato

M. Hadin Muhjad

NASIONALISME

DI

KALANGAN

GENERASI MILENIAL

MEMPERKOKOH NASIONALISME

HEKUM DAN DEMOKRASI

Ichsan Anwary

LEMBAGA PENGKAJIAN

(2)

DAFTAR ISI

Pengantar Redaksi

Vi

Sambutan Pimpinan Lembaga Pengkajian MPRRI IX

Sambutan Sekretaris Jenderal MPR RI X1

Warga Negara dan Persyaratan Calon Presiden

Andi Mattalatta 1

Transformasi Hubungan Islam dan Nasionalisme di Indonesia

Ali Masykur Musa 19

Mengakui

Pancasila

Sebagai Syarat

Naturalisasi

Bayu Dwi Anggono 37

Warga Negara

dan Globalisasi

Theo L. Sambuaga

55

Etnisitas Kebangsaan dan Kewarganegaraan

71 G. Seto Harianto

Nasionalisme, Perlindungan Hak Asasi Warga Negara di Era Revolusi Industri 4.0

93

Fenty U. Puluhulawa

Revitalisasi

Semangat

Kebangsaan

Generasi Transisi di Era Revolusi Industri 4.0

101 Dominikus Rato

Nasionalisme di

Kalangan

Generasi Milenial

M. Hadin Muhjad

121

(3)

MENGAKUI PANCASILA

SEBAGAI SYARAT NATURALISASI

Bayu Dwi Anggono

Abstrak

Perlindungan hak asasi manusia dalam proses permohonan

naturalisasi diatur

dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

Republik Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan mengedepankan

hal-hal mendasar sebagai syarat yang harus dipenuhi, seperti mengakui

dasar negara

Pancasila. Akan tetapi, tindak lanjut pengaturan pengakuan terhadap Pancasila sebagai dasar negara, hanya dalam bentuk

surat penyataan yang

dibuat oleh pemohon. Sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah

Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata

Cara Memperoleh, Kehilangan,

Pembatalan, dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan

Republik

Indonesia. Semestinya, upaya perlindungan negara

terhadap kepentingan

nasional menjadikan negara aktif dalam melakukan

penelusuran rekam jejak

terhadap pemohon kewarganegaraan Republik

Indonesia. Bukan pasif

menunggu dilampirkannya

surat pernyataan pengakuan Pancasila oleh

Pemohon kewarganegaraan. Kendati,

Undang-Undang No. 12 Tahun 2006

tentang Kewarganegaraan Republik

Indonesia, tidak memerintahkan

s e c a r a

tegas pengaturan lebih lanjut syarat-syarat

permohonan kewarganegaraan.

Namun mendasarkan pada hakikat

Peraturan Pemerintah dalam Pasal

12

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan

Peraturan

Perundang-un dangan,

pengaturan lebih lanjut demi tujuan

yang hendak dicapai

dan tidak

bertentangan dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2006.

dimungkinkan Pemerintah mengambil inisiatif

Kata Kunci: Pancasila,

Permohonan Kewarganegaraan.

Abstract

Protection

of

human righis in the

process

of

requesting

naturalization is

regulatedin Law No. 12

of

2006 concerning

Citizenship

of

the Republic

of

Indonesia. This is done

by

puting forward

basic things a s a condition that

must be fulfilled, such a s recognizing

the basic s t a t e

of

Pancasila. However, N a s i o n a l i s m e d a n K e w a r g a n e g a r a a n

37

(4)

o l l h o n - p p a r r a n g e m e n t s for e o g i l o n o f / u e u s i l a a s t h e ba on i n t h e f o r m of a t a t e m e m m a d e by he p p l i c a n

d

e u m e n m R e g u l a t i o n N u m b e r 2 f 2 0 0 7 O h t a i m n g L o s i n g , Caum eling a n d R e g a i n i n g C i i z e n s h i p I n d o m e s i a . S t u p p o s e d l h e f i r t s to p r o e e t t h e s t a t e a g a i n s m a k e the c o u n t r y a c t i v e in c o m d u c t i n g r u k r e c o r d s c n i z e n s t i p of t h e R e p u b l i c of n d o m e s i a . 1 i s n o t , s t a t e m e t of r e c o g n i t i n n

of

the P a n c a s i l a by t h e P e t i t i o n e r t o . E v e n t h o u g h , L a w No. / 2

of

2006 c o m e n i n g C i l i z e n s h i

of

the Ren I n d o n e s i a , d o e s o t e x p l i c i n l y r d e r n ner a r u n g e m e n t s r e q u i r e m e n t s for c i t i z e n s h i p a p p l c a t i o n . H o w e v e r , b a s e d o n t h e G o v e r m m e n u R e g u l a t i o n in A r t i c l e 12

of

Law N u m b e r12

of

2011 c o . the E s t a b l i s h m e n t

of

L e g i s l a t i o n , it is possible Jor h e G o v e r n m e n t f u r t h e r g u l a t o r y i n i i a t i v e s

for

the p u p o s e to be a c h i e v e d a n d conflict with Law N u m b e r 12

of

200%

sis

of

the

sta

As

stipu

ulated

in

2007

c o n c e r m n g

Poc edure for

f

the

Rep

ublic

of

erest

rds of applie

nis for

passive to ait for the

"the Republie

for the

ture of

ning

o take not in K e y w o r d s : P a n c a s i l a , Application

for

C i t i z e n s h i p P E N D A H U L U A N S A L A H SATU syarat dari pengakuan

terhadap suatu negara

b e r d a s a r k a n

Konvensi

M o n t e v i d e o 1933

adalah rakyat. Dengan

begitu, dalam suatu

negara, "rakyat"

yang

m e n d i a m i negara

tersebut

diberikan status sebagai

warga negara.

K e b e r l a k u a n

Konstitusi di

Indonesia s e c a r a historis telah

mengatur soal "siapa yang

berhak atas

status kewarganegaran?".

Pasal 26 Undang-Undang

Dasar

Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

(sebelum perubahan),

m e n e n t u k a n :

. Yang

menjadi

Warganegara ialah

orang-orangB Bangsd

Indonesia asli dan orang orang

bangsa

lain yang

disahkan

dengan

Undang-undang

sebagai

Warganegara.

Bangsa

2.

Syarat-syarat

yang

mengenai

kewarganegaraan

ditetapkan

dengan Undang- undang

Ketentuan pada ayat (2) memberikan keleluasaan kepa

a d a

Pembentuk undang-undang,

untuk memberikan

kategori

soal

ncgara yang dimaksud. Secara historis, kcberlakuan

undang-unua

dang

warga

(5)

yang mendasarkan Pasal 26 UUD 1945 (scbelum perubahan) ini

diantaranya:

I. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 Tentang Warga

Negara dan Penduduk Negara;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 Tentang Perubahan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 Tentang Warga

Negara dan Penduduk Negara;

3. Undang-Undang

Nomor

62

Tahun

1958

Tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Kemudian setelah perubahan, UUD 1945 mengatur beberapa

hal terkait kewargancgaraan, diantaranya:

1. Pasal 26, menentukan:

(1) Yang menjadi

warga negara ialah orang-orang

bangsa

Indonesia asli dan orang-orang

bangsa

lain yang disahkan

dengan

undang-undang

sebagai

warga negara.

(2)

Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang

bertempat tinggal

di Indonesia.

(3)

Hal-hal

mengenai

warga negara dan

penduduk

diatur

dengan

undang-undang.

2. Pasal 28D ayat

(4),

menentukan:

"Setiap

orang berhak

atas status

kewarganegaraan."

3. Pasal 28E ayat

(1),

menentukan:

"Setiap

orang

bebas

....memilih kewarganegaraan..

Adanya

pengaturan lebih

lanjut

dalam Pasal 28D

dan Pasal 28E status

UUD 1945 (setelah

perubahan).

menekankan

pada

status

kewarganegaraan sebagai hak asasi

manusia yang dijamin oleh konstitusi dan negara. Dengan

demikian, penambahan ketentuan

dalam kaitannya

dengan

hak asasi

manusia (HAM) ini, berdampak

pada

Undang-Undang

Kewarganegaraan yang dibentuk, lebih

pada

jaminan perlindungan HAM.

39

(6)

g. mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan

h.

membayar

uang pewarganegaraan ke

Kas

Negara."

Pasal 9 huruf d Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 yakni

"dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945"

merupakan syarat penting yang harus menjadi prioritas. Mengingat

kondisi saat ini rentan masuknya ideologi-ideologi asing yang

berpotensi menggerus ideologi Pancasila. Pada akhirnya merugikan

masyarakat Indonesia, dan menghambat tujuan negara. Untuk itu, tindak lanjut pengaturan soal ketentuan Pasal 9 huruf d, harus

diejawantahkan secara baik, dengan menetapkan pros edur-prosedur

yang jelas demi menangkal kondisi-kondisi yang tidak diinginkan

Dalam kaitan dengan uraian tersebut, maka diperlukan pengkajian

lebih lanjut mengenai urgensi dari pengakuan terhadap Pancasila sebagai syarat naturalisasi serta apakah pengaturan lebih lanjut

mengenai syarat "mengakui dasar negara Pancasila dan

Undang-Undang

Dasar

Negara

Republik

Indonesia Tahun

1945",

telah

diimplementasikan

secara baik dalam peraturan teknis demi

menangkal masuknya

ideologi

yang

bertentangan dengan

Pancasila?"

PEMBAHASAN

Upaya pemberian

batasan melalui syarat-syarat

permohonan

kewarganegaraan Indonesia,

dapat

dikaitkan

dengan

asas

Kepentingan

Nasional. Hans J.

Morgenthau menyatakan kepentingan

nasional,

yaitu:

"the interest

ofa

nation as a whole held to be an

independent

entity

separate

from

the interests

of

subordinate a r e a s or groups and

also

of

other nations or

supranational

groups; any

foreign

policy

which operates under the standard

of

the national

interest

(Kepentingan

suatu

bangsa

s e c a r a keseluruhan

dianggap sebagai

entitas

independen

yang

terpisah

dari

kepentingan

daerah atau

kelompok

bawahan dan

juga

dari

bangsa

lain atau

kelompok

Hans J. Morgenthau, National Interest, hitps://www.merriam-webster.com dictionary/-

1ational20interest diakses tanggal 15 Maret 2019.

(7)

yaitu bukan dasarnya Indonesia Merdeka. Menurut

anggapan saya yang diminta oleh Paduka tuan

Ketua yang mulia ialah. dalam bahasa Belanda

Philosofische grondslag

dari pada Indonesia

Merdeka.

Philosofische grondslag

itulah

fundamen

filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa,

hasrat.

yang sedalam-

dalamnya

untuk di atasnya

didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dam

abadi.'

1. Pengakuan Terhadap Pancasila Sebagai Syarat Naturalisasi

Kendati Pancasila telah lama menjadi bagian penting bagi

bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kenegaraan. Namun

kedudukan Pancasila sebagai syarat untuk memperoleh kewarga-

negaraan, baru diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan. Berbeda dengan undang-undang sebelum-

nya yang tidak

mensyaratkan

Pancasila dalam

memperoleh

status kewarganegaraan Indonesia. Baik itu dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 Tentang Warga Negara dan Penduduk Negara dan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 Tentang Kewarganegaraan

Republik

Indonesia. Pasal 5 ayat

(5) Undang-Undang

Nomor 3 Tahun

1946, menentukan

"Bersama dengan permohonan untuk naturalisasi pemohon harus menyampaikan atau

bersanggup

akan memberi bukti-bukti dari

hal:

menurut

a. kelahirannya dan kelahiran anak-anaknya

perincian

dalam

pasal

3,

yang belum berumur 21 tahun

lengkap dari

dan belum kawin,

dengan

n a m a - n a m a

mereka dan dari isteri-isterinya;

b. perkawinan-perkawinannya;

C. perputusan perkawinan-perkawinannya;

Ahmad Basarah (2017: 29), Bung Karno, Islam dan Paneasila, Jakarta: Konstitusi Press.

(8)

tidak mempunyai kewarganegaraan, atau kehilangan

kewarga- negaraannya apabila ia memperoleh kewarga

negaraan Republik Indonesia atau menyertakan

pernyataan menanggalkan kewarganegaraan lain menurut

ketentuan hukum dari negara asalnya atau menurut

ketentuan

hukum

perjanjian

penyelesaian dw

kewarganegaraan antara Republik Indonesia dan negara

yang bersangkutan.

h.

Penekanan syarat fundamental dalam kedua undang-undang ini

hanya pada kecapakan berbahasa dan pemahaman tentang sejarah.

Tanpa menggali ideologi yang dimiliki seorang pemohon naturalisast.

Tentunya, kondisi saat itu dan kini berbeda, sehingga Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,

menawarkan suatu syarat pengakuan terhadap Pancasila dan UUD

1945 sebagai bentuk selektif terhadap proses naturalisasi. Dengan

demikian, jaminan perlindungan HAM kepada masyarakat lebih

diperhatikan

dalam proses

naturalisasi,

di era

Undang-Undang

Nomor

lebih

12 Tahun 2006. Adapun pemberlakuan syarat tersebut,

dimaksudkan agar warga negara asing yang mengajukan proses

kewarganegaraan Indonesia,

mampu memahami kultur

budaya

dan

mau menjadi orang Indonesia dengan mendasarkan nilai Pancasila.

2.

Urgensi Pengakuan Terhadap

Pancasila

Syarat

Naturalisasi Dasar

Menimbang

huruf a,

Keputusan

Presiden No 24 Tahun

2016 tentang Hari Lahir Pancasila (Keppres Hari Lahir Pancasila),

menyebut

Pancasila

sebagai

"dasar dan

ideologi Negara

Republik

Indonesia". Frans Magnis Suseno, menyebut ada 3 arti ideologi, yaitu:

1) ideologi

sebagai

kesadaran

palsu; 2) ideologi

dalam arti

netral; 3)

ideologi

dalam arti

keyakinan

yang tidak

ilmiah.

Dalam perspektif tersebut, Jimly Asshidiqie, menganggap

Pancasila

merupakan

ideologi

dalam arti

netral,

yaitu sebagai

sistem

berpikir

dan tata nilai dari suatu

kelompok

yang ditemukan

wujudnya

Frans Magnis Suseno (1992:230) Filsa fat Sebagai lImu Kritis, Jakarta:Kanisius.

(9)

agar tidak memiliki idcologi lain yang dapat mengikis cksistcnsi

Pancasila.

Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia saat berpidato di

muka sidang Umum PBB ke-15 Tanggal 30 September 1960 dengan

judul pidato "Membangun Dunia Kembali" menjelaskan kedudukan

Pancasila di tengah tesis dari ahli filsafat Inggris Bertrand Russel yang

pernah berkata bahwa umat manusia sckarang terbagi dalam dua

golongan. Yang satu menganut ajaran Declaration of American

Independence dari Thomas Jefferson. Golongan lainnya menganut

ajaran manifesto komunis. Atas pandangan Bertrand Russel tersebut

Sockarno menyatakan:

Seperti

saya

katakan,

kami telah membaca dan

mempelajari

kedua dokumen yang

pokok

itu. dari

masing-masing

dokumen

itu

banyak

yang telah kami

ambil dan kami buang apa yang tidak berguna bagi kami, kami yang hidup di benua lain dan beberapa generasi kemudian. Kami telah mensitesekan apa yang kami perlukan dari kedua dokumen itu, dan ditijau

dari pengalaman serta dari pengetahuan kami sendiri, sintese itu telah kami saring dan kami sesuaikan.

Jadi dengan minta maaf kepada Lord Russel yang saya

hormati sekali, dunia ini tidaklah seluruhnya terbagi

dalam dua

pihak seperti dikiranya. Meskipun

kami

telah

mengambil sarinya,

dan

meskipun

kami telah

mencoba mensitesekan kedua dokumen yang penting

itu, kami tidak

dipimpin

oleh

keduanya

itu

saja.

Kami

tidak mengikuti konsepsi liberal ataupun konsepsi

komunis.

Apa

gunanya?

dari

pengalaman

kami sendiri

dan dari sejarah kami sendiri tumbuhlah sesuatu yang

lain,

sesuatu yang

jauh

lebih sesuai, sesuatu yang

jauh

lebih cocok."

Soekarno (1985: 63-64) Pancasila dan Perdamaian Dunia. Jakarta: Inti ldayu Press.

(10)

Bagi

bangsa

Indonesia, tentu

saja

harus

berkeyakinan

hat

log

nilai-nilai

ideologi

Pancasila sudah lebih baik dari

ideologi-idel

dari

maupun falsafah

bangsa

lain.

Pancasila jauh

lebih sempurna

jauh

lebih baik dari

paham

individualisme,

liberalisme

asila

Manifesto Komunis karena Pancasila punya sila Ketuhanan, Pancasil

liberalisme dan

kapitalisme karena Pancasila punya sila Keadilan Sosial, dan

Pancasila juga lebih baik dari sistem khilafah Islamiyah ala Islami. State Iraq and Suriah (ISIS), karena Pancasila punya sila Persatuan Indonesia.

Hakekat Pancasila lebih lanjut, dapat ditelusuri dalam Pidato Soekarno 1 Juni 1945. AB.Kusuma, mencatat Bung Karno memakai istilah "Philosophische grondslag" hanya 4 kali, I kali "filosofische principe" dan istilah "Weltanschauung" 31 kali. Kenyataan itu menunjukkan bahwa Bung Karno lebih senang memakai istilah

"Weltanschauung" daripada "Philosophische grondslag" untuk

menjelaskan gagasannya." AB Kusuma menjelaskan pemaknaan

"Philosophische grondslag "sebagai padanan dasar negara. Sedangkan

Welhanshaung" dekat dengan istilah Agama dan ideologi. Bedanya.

Agama kedudukannya dianggap lebih tinggi dari "Weltanschauung

dan ideologi." Kedudukan Pancasila yang tinggi sebagai dasar negara

Indonesia, harus dijadikan rujukan dalam memfilter warga negar

asing

dalam proses naturalisasi.

Agar menunjukkan

kekonsistenan

negara dalam membentuk manusia Indonesia dengan kharakter

Pancasila.

3. Tindak Lanjut Pengaturan Syarat Pengakuan Terhadap

Pancasila

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara

Memperoleh, Kehilangan,

Pembatalan,

dan

Memperoleh

Kembali

Ahmad Basarah, Op.cit, hlm. 141

10 A.B.Kusuma, (2018:1) Weltanschauung dan Dasar Negara, Prosiding Seminar tentang

Integrasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Konstitusi, diselenggarakan oleh Bidang Studi Hukum Tata Negara Indonesia, Universitas Indonesia, 6 Juni 2018.

bid

(11)

Kewarganegaraan Republik Indonesia mengatur lebih rinci, yang pada

dasarnya orang asing dapat memperoleh Kewarganegaraan Republik

Indonesia melalui permohonan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Melalui cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan

yaitu, harus memenuhi persyaratan sebagai bcrikut:

1) telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin,

2) pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal

di wilayah negara republik Indonesia paling singkat 5 tahun

berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.

3) sehat jasmani dan rohani;

4) dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana

yang diancam dengan pidana penjara I tahun atau lebih.

6) jika dengan memperoleh kewarganegaraan republik Indonesia,

tidak

menjad1 bekewarganegaraan

ganda,

7) mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan 8) membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Pasal 3 ayat (2) PP Nomor 2 Tahun 2007, Permohonan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan:

1) fotokopi kutipan akte kelahiran atau surat yang membuktikan kelahiran pemohon yang disahkan oleh Pejabat;

2) fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah, kutipan akte perceraian/surat talak/perceraian, atau kutipan akte kematian

isteri/suami pemohon bagi yang belum berusia 18 (delapan

belas) tahun yang disahkan oleh Pejabat;

3) surat keterangan keimigrasian yang dikeluarkan oleh kantor

imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal

pemohon yang menyatakan bahwa pemohon telah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;

4) fotokopi kartu izin tinggal tetap yang disahkan oleh Pejabat;

(12)

PENUTUP

1. Simpulan

Penjabaran lebih lanjut salah satu syarat permoh

yang

permohonan

diharuskan. Sebagai upaya negara dalam melindungi dan men:g

tujuan

kewarganegaraan, yaitu mengakui Pancasila, merupakan hal

dan menj

hak asasi manusia masyarakat Indonesia dalam mewujudkan

negara. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata

Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan Memperoleh Kem

Kewarganegaraan Republik Indonesia, hanya mengatur pemohon

Cara

mbali

hohon

nya

upaya perlindungan negara terhadap kepentingan nasional menjadikan

lap

untuk melampirkan pernyataan mengakui Pancasila. Semestinu kan

negara aktif dalam melakukan penelusuran rekam jejak terhadan

Bukan pasif

pemohon kewarganegaraan Republik Indonesia. Bukan pas

menunggu dilampirkannya surat pernyataan pengakuan Pancasila oleh

Pemohon

kewarganegaraan,

yang

hanya

menekankan

pada

administrasi semata. Kendati, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006

tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak memerintahkan

secara

tegas pengaturan

lebih

lanjut

syarat-syarat

permohonan

kewarganegaraan. Namun mendasarkan pada hakekat Peraturan

Pemerintah dalam

Undang-Undang

Nomor

12

Tahun

2011,

dimungkinkan Pemerintah mengambil inisiatif pengaturan lebih lanjut

sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2006.

2. Saraan

Diharapkan pemerintah melakukan revisi Peraturan Pemerintah

No. 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh, Kehilangan.

Pembatalan, dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik

Indonesia, agar memberikan kewenangan sekaligus kewajiban kepada

Pemerintah untuk melakukan penelusuran rekam jejak calon penerima

kewarganegaraan Indonesia, dalam hal perilaku baik di negar

Indonesia atau negara asal, paham ideologi yang dimiliki, serta

motivasi memohon kewarganegaraan Indonesia.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian inilah peran dari sensor hall dibutuhkan untuk mendeteksi bagian koil atau phasa pada rotor yang telah diberikan sinyal oleh fluks magnet sehingga

Visual efek suara pada komik “Tigan Ngasak Batavia” yang dianalisis dari keempat kategori di atas, dapat terlihat bahwa dari 26 halaman komik Tigan terdapat 19 halaman dan 58

Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan pada kapal penumpang KM Kelud yang merupakan salah satu armada pelayaran PT PELNI untuk rute Jakarta-Batam-Tanjung Balai-Medan,

Setelah menganalisis sistem yang sudah ada maka diperlukan sebuah aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat secara realtime, dengan adanya aplikasi ini

Dari hasil penelitian dapat dsimpulan bahwa efikasi diri pada penderita TB Paru lebih dari setengah dari responden dalam kategori baik, kualitas hidup pada penderita TB Paru

a. Menganalisis lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran fisika dengan model pembelajaran kreatif dan produktif. Menganalisis jawaban siswa kla VII-4 SMP-N 7 Palangka Raya

Berdasarkan fokus pembahasan dalam penelitian ini, yakni ingin mengetahui kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus di Lingkungan SLB Negeri B

Untuk tahun 2009-2013, karena telah ada data asli maka data asli kasus DBD tersebut dapat dibandingkan dengan data hasil prediksi, data asli dan data prediksi tersebut juga