KELOMPOK 6 :
NADIA PUTRI AMALINA (1201121297) NOVI DWI ARIFIATI (1201120298) RESTI DWI WIDIASTUTI (1202110038) RATU AYU MARTYANNE (1201120302) RESKY AMRAN (1201124303)
COMPANY PROFILE
• PT Agung Podomoro Land, Tbk. (“APLN” atau “Perseroan”) merupakan bagian dari Agung Podomoro Group (APG), yang merambah bisnis properti sejak tahun 1969.
• Perseroan didirikan dengan nama PT Tiara Metropolitan Jaya berdasarkan Akta No. 29 tanggal 30 Juli 2004.
COMPANY PROFILE
• Dengan komitmen kuat dan keyakinan tinggi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan, Perseroan membangun tonggak kesuksesan sebagai perusahaan pengembang terdepan di Indonesia. Perseroan hadir di tengah ketatnya persaingan di industri real estat dan bisnis properti dengan warna baru yang lebih modern dan unik dalam sistem pengelolaan bidang ritel, komersial, dan pemukiman yang Perseroan tawarkan.
VISI
“Terus bertumbuh menjadi
pengembang terpadu dalam
bisnis properti dan
berkomitmen penuh untuk
memberikan nilai yang optimal bagi pelanggan, rekan usaha,
pemegang saham dan
masyarakat. “
• DIRECTING : product (property), market, clients, business partners, shareholder, society
• FOCUS : not focus but specific in property developer
• FLEXIBLE : yes, to grow as an integrated property developer, to continue
• EXECUTING : full commit to optimize value
1. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan dan area komersial yang berkualitas.
2. Mengoptimalkan pengembalian investasi dari rekan usaha dan pemegang saham.
3. Menjadi perusahaan pengembang yang mampu memberikan nilai lebih bagi para karyawan.
STRUKTUR ORGANISASI
A G U N G P O D O M O R O L A N D
MACRO ENVIRONMENT
• Di Indonesia pergantian pemimpin memberikan dampak terhadap politik, yang akan mengubah kebijakan politik yang nantinya akan berpengaruh terhadap bisnis yang dapat memberikan peluang dalam berbisnis sekaligus juga menjadi ancaman baru dalam bisnis. Dimana akan berpengaruhbaik langsung maupun pengaruh tidak langsung terhadap perekonomian dan didalam dunia bisnis yang ada di Indonesia.
POLITICAL
• Nilai tukar Rupiah terdepresiasi cukup dalam terhadap mata uang dolar Amerika Serikat. Inflasi masih tinggi pengaruh dari kenaikan harga BBM bersubsidi yang mendorong kenaikan harga-harga. Rata-rata suku bunga Bank Indonesia ‘BI Rate’ naik, begitu pula suku bunga perbankan yang menunjukkan tren meningkat. Upah buruh dan tarif listrik mengalami kenaikan.Indonesia juga urbanisasi derasnya arus yang memiliki menciptakan peluang permintaan tinggi dari properti seperti ruang ritel, kantor, dan tempat tinggal.
ECONOMIC
• Adanya peningkatan perubahan gaya hidup di kota-kota besar yang membutuhkan
properti berkualitas. Tidak hanya sebatas tempat tinggal namun hunian yang mendukung gaya hidup kaum urban, dikenal dengan konsep kawasan hunian terpadu yang terintegrasi atau “Integrated Living Concept”.
SOCIAL
• Dunia teknologi semakin berkembang dan cepat sekali bergerak dan semakin membantu untuk menunjang pasar properti. Dilansir dari konsultan Properti Internasional Knight Frank, mengidentifikasi teknologi yang akan merubah dan memberikan dampak signifikan terhadap pasar properti ( Office Robots, Koneksi internet dengan barang, Drones, Driverless Car dan 3D Printing (mesin cetak 3 D)
MICRO ENVIRONMENT
Rivalry Among Competitor
Di Industri Properti, Agung podomora memiliki banyak pesaing Agung Sedayu Group, Ciputra World, Bakrie Land dll
Barriers To Entry
Prospek bisnis properti semakin memperlihatkan hasilnya di dunia bisnis indonesia, ditambah oleh permintaan pasar akan produk perumahan dan kawasan komersiial yang modern semakin meningkat. Hal ini membuat banyak pelaku bisnis tertarik untuk masuk dalam bisnis ini.
Availability of Substitutes
Ancaman Produk Pengganti untuk produk APLN sangat banyak, karena kompetitor lebih kreatif dalam pembangunan desain dan tata letak. Serta penawaran harga yang lebih murah memungkinkan terjadinya ancaman produk oleh pesaing. NAmun Agung Podomoro juga memproduksi produk substitusi sendiri
Power of Buyer
Kekuatan pembeli atau konsumen rendah, karena konsumen tidak dapat memaksa pemasok untuk menurunkan harga dan mendapatkan kualitas serta pelayanan yang tinggi.
Power of Supplier
OPERATING/INTERNAL ENVIRONMENT
• CompetitorsAgung Podomoro memiliki keragaman pesaing yang membuat produk dab tujuan yang sama namun fitur atau desainyang berbeda . Pesaing seperti Lipo kerawang, Agung Sedayu Group, Ciputra World, Bakrie Land dan lainnya.
• Creditors
Bank Internasional Indonesia (BII) , Bank CIMB Niaga (CIMB), JP Morgan , Bank Permata, dan BNI.
• Customers
Segmen pasar high-rise Agung Podomoro Land beragam, mulai dari middle-low, middle, sampai middle-up dengan harga maksimal Rp 9 miliar per unit. Masing-masing ada pangsa pasar tersendiri . APLN mencoba untuk mencapai kebutuhan semua segmen pelanggan dari tengah ke tinggi.
• Labor
Jumlah karyawan APLN dan entitas anak pada tahun 2014 adalah 2.470 orang, meningkat 11%
dibandingkan jumlah pada tahun 2013 sebanyak 2.153 orang. . Agung juga terus mengembangkan dan mendidik karyawan dalam rangka mempertahankan kualitas kinerja Perseroan.
• Supplier
Table 1 ‘The External Factor
Evaluation (EFE) Matrix’
Opportunities
KEY EXTERNAL FACTORS WEIGHT RATING WEIGHTED
SCORE
Aset lancar meningkat 24,8% dari Rp8.747,0 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp10.918,5 miliar pada tahun 2014.
0.05 2 0.10
Tingginya permintaan properti di Indonesia 0.10 3 0.30 APLN berhasil meminimalkan dampak dari nilai melemahnya
Rupiah terhadap US Dolar. 0.05 3 0.15
Perusahaan menaikkan biaya pelayanan kepada penyewa mal-nya.
0.05 2 0.10
Sampai dengan akhir tahun 2014, Perseroan memiliki 48 anak perusahaan (baik dengan kepemilikan langsung maupun tidak langsung)
0.03 2 0.06
Perseroan memiliki self availabilities of substitute 0.07 4 0.28
Bank Indonesia memperluas KPR (Kredit Pemilikan Rumah) kebijakan.
0.05 3 0.15
High Number of Backlog 0.05 2 0.10
Threats
*Ratings
1 = Response is Poor 2 = Response is Average
3 = Response is Above Average 4 = Response is Superior
KEY EXTERNAL FACTORS WEIGHT RATING WEIGHTED
SCORE
Meningkatnya suku bunga 0.05 3 0.15
Regulasi Bank Indonesia terkait rasio pinjaman terhadap nilai aset (LTV) dan mekanisme pencairan dana KPR
0.10 4 0.40
Melemahnya mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika 0.15 3 0.45 Kebutuhan masyarakat terhadap properti diperkirakan turun karena
adanya ketidakpastian kondisi ekonomi global.
0.05 2 0.10
Berdasarkan penelitian REI (Real Estate Indonesia), industri properti adalah industri yang paling menarik dari industri lainnya di Indonesia sehingga banyaknya pesaing.
0.05 2 0.10
Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM di Indonesia 0.03 3 0.09
Maintenance Cost 0.02 2 0.04
Perubahan peraturan pemerintah(tax, agreements, etc) 0.10 4 0.40
Table 2 ‘The Competitive Profile Matrix
Weight Rating Score Rating Score Rating Score
Market Share 0.15 4 0.60 4 0.60 4 0.60 Product Quality 0.15 4 0.60 4 0.60 4 0.60 Consumer Loyalty 0.05 3 0.15 3 0.15 2 0.10 Customers Service 0.15 3 0.45 3 0.45 3 0.45 Price Competitive 0.10 4 0.40 4 0.40 4 0.60 Good Corporate
Governance
0.05 4 0.20 4 0.20 4 0.20
Advertising 0.05 3 0.15 2 0.10 1 0.05 Marketing Sales 0.10 4 0.40 4 0.40 2 0.20 Location 0.20 3 0.60 3 0.60 3 0.60
TOTAL 1.00 3.55 3.50 3.40
Agung
SUMMARY
Marketing Stategies
• APLN mengedepankan strategi market oriented daripada strategi product oriented. Selain itu, strategi marketing APLN juga melakukan ekspansi ke luar kota. APLN melihat peningkatan perubahan gaya hidup di kota-kota besar lainnya yang membutuhkan properti berkualitas. Tidak hanya sebatas tempat tinggal namun hunian yang mendukung gaya hidup kaum urban, dikenal dengan konsep kawasan hunian terpadu yang terintegrasi atau “Integrated Living Concept”.
Logistic
• Mereka tidak memiliki peralatan dan bahan mereka sendiri.
• Mereka melakukan kemitraan untuk alat berat dan bahan baku dengan WIKA dan Total Bangun Persada
R&D
Agung Podomoro Land–Learning Center (APL-LC) didirikan untuk mengembangkan SDM
Perseroan yang berkompetensi dan
Key Internal Factors Weight Rating Weighted Score
Internal Strenghts
1 Telah ada jaringan distribusi dan penjualan 0.08 2 0.16
2 Barriers of market entry 0.10 3 0.3
3 High profitablity and revenue 0.15 4 0.6
4 Skilled workforce 0,05 2 0.1
5 Unit bisnis yang Berpengalaman 0.05 2 0.1
6 High growth-rate 0.10 4 0.4
7 Perseroan berhasil meningkatkan kontribusi pendapatan berulang dari 5,3% di 2010 menjadi 26,0% pada tahun 2014.
0.05 2 0.1
Total 1.00 1.76
No KEY INTERNAL FACTORS WEIGHT RATING WEIGHTED SCORE
Internal Weaknesses
1 Kompleks dalam struktur pajak 0.19 4 0.76
2 Lower operating margin on project expansions: APLN booked 2013 lower operating margin of 14%
0.05 2 0.1
3 Harga tinggi untuk rumah hunian dan
apartemen 0.08 3 0.24
4 Masalah pada proyek Pluit Kota Validitas pada lisensi proyek Pluit Kota Departemen
perikanan mengklaim bahwa lisensi untuk
proyek Pluit Kota APLN harus berada di bawah yurisdiksi mereka Namun, itu dikeluarkan oleh pemerintah daerah
0.10 3 0.3
TOTAL 1.00 3.16
SUMMARY
Dari matriks
IFE
untuk Agung
3 STRATEGI BISNIS APLN
1. Proyek pembangunan yang lebih luas.
Konsep model bisnis yang digunakan ialah “Fast Curn” dimana perusahaan tidak memiliki lahan yang cukup besar, melainkan mengakuisisi perusahaan dengan tanah atau membeli lahan yang dapat langsung dikembangkan menjadi sebuah proyek jangka waktu 3-5 tahun.
2. Meningkatkan pendapatan berulang.
Strategi ini untuk menjaga stabilitas operasi dimasa depan.
3. Ekspansi ke kota lapis kedua
TYPE OF STRATEGY
Forward integration
• APLN telah mengakuisisi 80% saham di PT Alam Hijau Teduh (PT AHT) yang memiliki hampir dua hektar tanah di Jakarta Barat. Total biaya akuisisi tersebut sekitar Rp 56 miliar. Perusahaan akan mengembangkan area tersebut menjadi kompleks apartemen dan komersial.
• Pada tahun 2012, Perseroan telah mengakuisisi/mendirikan 12 anak perusahaan dimana salah satunya dilakukan dengan proses Perjanjian Pengikatan Jual beli.
• APLN mengakuisisi 85% saham PT Graha Cipta Kharisma (GCK), berencana untuk mengembangkan lahan tersebut menjadi sebuah kompleks dengan enam menara apartemen, rumah toko dan area komersial. (Agustus 2014)
Backward Integration
TYPE OF STRATEGY
Horizontal Integration
APLN memiliki model bisnis yang unik, berbeda dengan mayoritas pengembang di Indonesia. Perseroan tidak mengumpulkan banyak lahan. Dengan pengerjaan yang cepat dan efisien, model yang fleksibel dan terukur dapat terus memanfaatkan modal dan sumber daya yang minimum.
Product Development
Market Development
Perseroan telah beroperasi sebagai pemilik properti, pengembang dan pengelola, melayani sektor ritel, komersial dan segmen pasar hunian melalui berbagai proyek superblok. Perseroan merupakan salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia dengan aset di beberapa superblok, properti ritel, perkantoran, hunian apartemen, kompleks perumahan dan hotel.
Market Penetration
Superblok telah menyumbang sebesar sepertiga dari seluruh pasokan kondominium di wilayah kota Jakarta. APLN bersama induk usahanya (APG) berkontribusi lebih dari 60% dari total pasokan kondominium dalam superblok. Pada tahun 2012, APLN mengembangkan 38% dari total penawaran apartemen di Indonesia. hal ini sebagaimana dikuatkan oleh pendapat salah satu analis properti, Colliers International Indonesia, TW4 2012.
Diversification : Related
• PT Sinar Menara Deli
• PT Simprug Mahkota Indah
• PT Pesona Gerbang Karawang
• PT Buana Surya Makmur
THE SWOT MATRIX
SWOT matriks merupakan salah satu alat pencocokan untuk membantu manajer mengembangkan empat jenis strategi.
Yang terdiri dari :
• SO Strategi
• WO Strategi
• ST Strategi
KEKUATAN
• Profitabilitas pendapatan yang tinggi
• tenaga kerja terampil
• Jaringan Penjualan dan Saluran Distribusi Barang
• Pengalaman unit bisnis
• Tingkat pertumbuhan bisnis tinggi
• Brand image
KELEMAHAN
• Rumit dalam struktur pajak
• Marjin operasi yang lebih rendah pada ekspansi proyek
• Harga tinggi untuk rumah hunian dan apartemen
PELUANG
• Tingginya permintaan properti di Indonesia
• Perusahaan memiliki persediaan pengganti
• Perusahaan memperoleh peningkatan aktiva lancar
• Berhasil meminimalkan dampak dari melemahnya nilai Rupiah terhadap Dolar AS
SO Strategi
1. Meningkatkan kinerja yang baik dari perusahaan dan pengalaman unit bisnis (S1, S2, S4, O1, 03)
2. Membuat berbeda produk yang unik di properti dan pasar yang menarik (S1, S3, S6, O1, O2, O3)
WO Strategi
1. Penurunan harga untuk rumah tinggal (W3, O1, O2)
2. Mencari lebih bisnis / perusahaan untuk sponsor dan kemitraan untuk Agung Podomoro (W1, O3)
ANCAMAN
• Peningkatan tingkat bunga
• Melemahnya nilai Rupiah terhadap Dolar AS
• Ekonomi global yang tidak menentu
• Biaya perawatan
• Perubahan peraturan pemerintah seperti: pajak, perjanjian dll
ST Strategi
1. Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah daerah dan pihak lain di properti industri (S4, S6, T2, T3, T5) 2. Menawarkan diskon atau bonus (S1, T4) 3. Penelitian kelayakan pasar luar negeri
lainnya (S3, S6, T1, T2, T5)
WT Strategi
1. Gunakan ketersediaan harga untuk properti (W2, W3, T1, T2, T3, T4)
POSISI STRATEGIS DAN EVALUASI TINDAKAN
SPACE-MATRIX
SPACE matriks tahap penting dalam alat pencocokan dan mewakili dua dimensi internal dan eksernal.
• Dimensi Internal terdiri dari :
• kekuatan keuangan
• keunggulan kompetitif dan
• Dimensi eksternal terdiri dari :
• stabilitas lingkungan
• kekuatan industri.
Financial Position (FP) Ratings
Kas bersih dari aktivitas operasi meningkat 22,8%, kas bersih dari aktivitas investasi menurun 29,2%, kas bersih dari aktivitas
pendanaan menurun 26,3%
2
Earning per share dari APLN tahun 2013 meningkat menjadi Rp
41,53, tahun 2012 Rp 39,60 4
Total Laba Bersih tahun 2013 meningkat menjadi Rp 930.240.497.000, Sebelum Rp 841.290.753.000
5
Total 11
Industry Position (IP) Ratings
Permintaan untuk properti tidak akan pernah berkurang, terutama untuk perumahan
7
Global ekonomi yang tidak menentu di Indonesia 4
Competitive Position (CP) Ratings
APLN telah berhasil membangun gedung-gedung bergengsi dan glamor seperti yang di Podomoro City, Green Bay Pluit, Kuningan City dan kompleks Senayan City
-4
Manajemen TI di APLN yang dilakukan oleh staf yang terampil dan berpengalaman untuk mengamankan keberlanjutan teknologi informasi
-3
APLN mengakuisisi tanah atau perusahaan dengan lahan yang cukup besar yang kemudian berkembang menjadi sebuah proyek 3-5 tahun.
-3
Total -10
Stability Position (SP) Ratings
APLN mengelola risiko melalui sistem manajemen risiko yang terukur untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk tujuan pengembangan koperasi dan usaha dan untuk mengurangi dampak
- 3
APLN berhasil dalam pengadaan bahan impor yang cukup untuk memungkinkan untuk meminimalkan dampak dari melemahnya nilai Rupiah terhadap US Dollar.
-3
Total -6
Directional Vector Coordinate :
o x-axis : -3,33 + 4,67 = 1,34
0,6
koordinat x dan y, kita
mendapatkan bahwa
garis berada pada sisi
kanan atas.
Ini berarti strategi
yang paling tepat
untuk APLN adalah
THE BOSTON CONSULTING GROUP (BCG)
MATRIX
BCG Matrix menggambarkan perbedaan antar divisi dalam jangka
relatif pada posisi pangsa pasar dan tingkat pertumbuhan industri.
APLN berada di area Star Quadrant yang berarti perusahaan
dalam kondisi yang baik, untuk pertumbuhan jangka panjang
dan profitabilitas yang baik untuk sebuah organisasi.
Pada kondisi ini berarti APLN adalah pemimpin Industri
(Properti) sehingga posisi yang dimiliki perusahaan sudah
baik tetapi dalam mempertahankan posisi, mereka harus
menghabiskan banyak biaya.
Matrix IE didasarkan pada dua dimensi kunci:
•
IFE memiliki total skor pada sumbu x dan EFE memiliki total
skor pada sumbu y.
•
Total skor berasal dari divisi yang memungkinkan
pembangunan tingkat korporasi pada Matrix IE.
• Strategi terbaik akan mengalami kegagalan jika pelaksanaannya buruk.
• Perumusan strategi sukses tidak menjamin implementasi strategi yang berhasil.
• Kurang dari 10% dari strategi dirumuskan berhasil diimplementasikan!
• Implementasi strategi membutuhkan tindakan seperti mengubah wilayah penjualan, menambahkan departemen baru, menutup fasilitas, merekrut karyawan
baru, mengubah strategi harga, mengembangkan anggaran keuangan,
mengembangkan imbalan kerja baru, membangun prosedur pengendalian biaya,
• Sejak tahun 2011, APL-LC telah mengadakan Program Pengembangan Quantity Survey Agung Podomoro bekerja sama dengan sebuah perguruan tinggi terkemuka di Jakarta. Program pelatihan 12 bulan ini dirancang untuk mencapai dua tujuan strategis di bidang pengelolaan kompetensi, yaitu sebagai kegiatan sertifikasi bagi karyawan yang telah bekerja pada fugsi
Quantity Survey, dan sebagai penetapan keahlian minimum bagi calon karyawan baru di fungsi tersebut.
• Perseroan memberikan gaji/upah, fasilitas, dan tunjangan kepada karyawan berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang diterima karyawan dengan mempertimbangkan kinerja serta kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KODE ETIKA DAN BUDAYA PERUSAHAAN
• Dalam rangka menumbuhkan budaya perusahaan, APLN memiliki Kode Etika Perilaku bisnis (Kode Etika) yang bertujuan melindungi kepentingan perusahaan yang seluas-luasnya dalam kaitannya dengan kegiatan bisnis Perseroan.
• Pokok-pokok ketentuan yang tercakup dalam Kode Etika ini, antara lain mengenai: kepatuhan atas hukum yang berlaku; pembayaran tidak resmi; komisi, hadiah, jamuan, jasa, atau layanan lainnya; pertentangan kepentingan; hubungan antar karyawan; mempekerjakan anggota keluarga; sumbangan untuk kemanusiaan, pembinaan olah raga dan kemasyarakatan; pemberian imbalan; mempekerjakan pejabat atau pegawai pemerintah; kegiatan dan sumbangan politik; dan catatan keuangan.
KEBIJAKAN PERUSAHAAN KEPADA PEGAWAI
Posisi Tugas dan Wewenang
DEWAN KOMISARIS Pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan dan usaha Perseroan, serta memberi nasehat dan rekomendasi kepada Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
DIREKSI Bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan, menjalankan pengurusan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, melalui kebijakan yang dipandang tepat, menurut batas yang ditentukan Undang-Undang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Perseroan.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
• Untuk dapat menjaga kinerja Perseroan dalam jangka panjang, Perseroan memiliki komitmen untuk mengimplementasi tata kelola perusahaan, tidak hanya untuk memenuhi kewajiban namun juga untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Perseroan.
IMPLEMENTING STRATEGIES
MARKETING
Produk dan jasa yang dihasilkan Agung Poromoro Land (APLN) berupa kawasan properti terpadu yang meliputi apartemen, perkantoran, pertokoan, pusat perbelanjaan, perhotelan, perumahan, dan pusat rekreasi, beserta fasilitasnya.
SEGMENTING
Geographic Demographic Psychographic
Jakarta, Medan, Batam, Bandung, Makassar, Balikpapan,Bali
Diatas 18 tahun Kelas Menengah Keatas
Inner City, Urban areas and Industry area
Pria dan Wanita
STRATEGI MARKETING APLN:
1.PROMOSI
STRATEGI MARKETING APLN:
2. LINGKUNGSI & POPULASI
• Memperhatikan lingkungan (environment) di mana lokasi proyek properti akan dibangun. Apakah lingkungan sekitar merupakan pusat bisnis, pendidikan, atau pemerintahan.
STRATEGI MARKETING APLN:
3. PENENTUAN HARGA
• Agung Podomoro akan menetapkan harga jual yang disesuaikan dengan lokasi, dan kemampuan daya membeli. Pendek kata, harga yang dipatok dapat diserap pasar di kawasan tersebut (affordable)
STRATEGI MARKETING APLN:
4. DIFERENSIASI DESAIN
STRATEGI MARKETING APLN:
5.
REPUTASI
Terakhir, penentuan lokasi dan juga kekuatan brand dari pengembang yang bersangkutan. APLN menekankan kedua hal ini juga sangat penting.
CAPITAL
ASSETS
TAHUN TOTAL ASET
2012 Rp 19,680 T
2013 Rp 15,196 T
LIABILITAS
Secara umum, Agung Podomoro Land melihat peluang pasar
berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kekuatan daya beli.
Maka APLN melakukan penelitian mendalam terhadap hal
tersebut dengan lebih mengedepankan strategi
market
STRATEGI BISNIS APLN:
1. PROYEK PEMBANGUNAN YANG LEBIH LUAS
STRATEGI BISNIS APLN:
2. MENINGKATKAN PENDAPATAN BERULANG
STRATEGI BISNIS APLN:
2. EKSPANSI KE KOTA LAPIS KEDUA
STRATEGI TI
Strategi yang dilakukan APLN pada divisi TI adalah memberikan pelatihan, workshop dan seminar yang diikuti Divisi TI.
• EMC forum 2014, dengan topik mengenai “Big Data and Cloud” yang diselenggarakan oleh EMC Internasional SARL.
• Workshop “Infrastruktur for the next generation of IT and Security”, dengan topik mengenai Nirkabel dan jaringan, yang diselenggakan oleh, APLink Indonesia
SDM
•
APLN percaya bahwa keberhasilan manajemen perusahaan tidak terlepas dari
STRATEGI SDM
Perusahaan menerapkan cara pengelolaan SDM yang disebut sebagai “Three in One HR Strategy”, yang berfokus pada 3 (tiga) hal penting:
• Pengadaan SDM secara tepat waktu dan memenuhi persyaratan jabatan dengan biaya yang optimal.
• Pengembangan SDM yang handal, tepat budaya dan nilai perusahaan melalui penerapan sistem pengelolaaan kinerja berbasis balanced score card, pelatihan yang terencana, dan program suksesi korporasi dari dalam.
APLN memiliki Divisi Teknologi Informasi (TI) berfungsi untuk menunjang dan menyediakan kebutuhan dari tiap Direktorat dan Divisi, serta unit bisnis dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan melalui penyediaan aplikasi dan perangkat keras serta infrastruktur yang dibutuhkan.
Divisi TI Perseroan didukung oleh SDM yang memiliki kompetensi khusus di bidang TI, serta kemampuan dalam pengembangan sistem aplikasi dan pengelolaan infrastruktur TI, dalam rangka menunjang kinerja Perseroan.
INVESTASI TI
CURRENT ADVANTAGES AND STRATEGIES
• Perseroan merupakan salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia dengan aset di beberapa superblok, properti ritel, perkantoran, apartemen, kompleks perumahan dan hotel.
• Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang properti ritel, komersial dan residensial, Perseroan memiliki, mengembangkan, dan mengelola proyek-proyek terkemuka.
• Perseroan memiliki model bisnis yang khas yang dinamakan konsep “Fast Churn,” berbeda dengan mayoritas pengembang di Indonesia.
• Dengan pengerjaan yang cepat dan efisien, model APLN yang fleksibel dengan skala besar dapat terus memanfaatkan secara optimal dari modal dan sumber daya secara terus menerus.
• APLN terus meningkatkan kontribusi dari pendapatan berulang yang bertujuan untuk menjaga kestabilan dan kenaikan pendapatan usaha Perusahaan di masa mendatang
STRATEGY EVALUATION ASSESMENT MATRIX
STRATEGIC EVALUATION ASSESMENT MATRIX
HAVE MAJOR CHANGES OCCURED IN THE FIRM’S
INTERNAL STRATEGIC POSITION ?
HAVE MAJOR CHANGES OCCURED IN THE FIRM’S EXTERNAL
STRATEGIC POSITION ?
HAS THE FIRM PROGRESSED SATISFACTORILY TOWARD
ACHIEVING ITS STATED
OBJECTIVES? RESULT
YES
YES
YES
Corrective
Take
REVIEW UNDERLYING BASES OF STRATEGY
• Dari total skor bobot EFE Matrix, strategi perusahaan secara efektif memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan efek potensi ancaman. Seperti Agung Podomoro berhasil meminimalkan dampak dari nilai melemahnya Rupiah terhadap Dolar AS dan ketidakpastian ekonomi di Indonesia.
• Kebanyakan kelemahan untuk APLN adalah dari pajak pemerintah dan inflasi mata uang.
• Inflasi mata uang ini terus berubah setiap tahun. Jadi APLN akan berhasil mengantisipasinya dengan meningkatkan biaya layanan untuk penyewa mal-nya.
• Harga produk juga akan meningkat. Tapi APLN akan mencoba untuk memotong anggaran dan mengurangi kegiatan yang tidak penting / biaya sehingga harga akan berkurang.
CORRECTIVE ACTION APLN DI 2014
• Pada tahun 2014, Divisi TI melakukan penyempurnaan struktur organisasinya dengan melakukan pemetaan secara lebih spesifik dari setiap individu Sumber Daya Manusia (SDM) nya agar dapat mengoptimalkan kinerja dan memberikan hasil yang lebih maksimal.
• Selama tahun 2014, Perseroan melakukan penyempurnaan pada infrastruktur TI, antara lain: penambahan server dan peningkatan sistem jaringan, serta line internet.