• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Erni Widiastuti (Staf Pengajar FE-UNSA) ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Erni Widiastuti (Staf Pengajar FE-UNSA) ABSTRACT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

48

PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA ATAS PERAN PEMERINTAH KOTA SOLO DAN KEBERADAAN CITY WALK TERHADAP PENINGKATAN

PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA

(Studi Pada Pedagang Kaki Lima di Area City Walk Kota Solo) Oleh :

Erni Widiastuti (Staf Pengajar FE-UNSA)

ABSTRACT

The purpose of this study were to determine the influence of Solo city government's role and presence in partial and simultan Citywalk against street vendors in front of the Citywalk area Solo Grand Mall. Population and sample in this study are street vendors who sell in front of the City Walk area of Solo Grand Mall, amounting to 35 people. The method of data collection using the method of observation, interviews, questionnaires, and documentation with the techniques of data analysis using regression analysis, determination coefficient, F test and t test. The results of the F test and t test to prove that the variables of the government's role and presence of Solo City Walk to the increased income of street vendors in front of the City Walk area of Solo Grand Mall has a positive and significant effect either partially or simultaneously to the increased income of street vendors in front of the City Walk area of Solo Grand Mall. Based on the value of the coefficient of determination (adjusted R square) which has a positive value of 0.817 indicates that the increased income of street vendors can be explained by the variable role of Solo city government and the presence of City Walk at 81.7%, while the remaining 18.3% is explained by the reasons other reasons which are not observed in this study.

Key words: Solo Role of City Government, City Walk and the Existence Increased Revenue Traders Five Feet in area City Walk Home Solo Grand Mall

PENDAHULUAN

Tujuan pembangunan adalah untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik dan menempatkan pembangunan dalam posisi yang dinamis. Pembangunan di kota Solo telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, walaupun masih ditemui berbagai kendala dalam pencapaiannya. Perkembangan ekonomi semakin optimal apabila didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai.

Kota Solo adalah suatu kota yang memiliki citra budaya khas yang bercirikan bangunan-bangunan kuno dengan arsitektur kolonial. Sebagai kota yang memiliki nilai histories, kota Solo berperan sebagai tonggak sejarah yang harus dilestarikan dengan segala daya. Seiring perkembangan zaman, kota Solo berupaya berbenah diri menata kawasan kota dengan konsep-konsep modern dengan tidak meninggalkan ciri-ciri tradisionalnya. Pengembangan kawasan kota dilakukan dengan mendorong aktivitas rutin seperti ekonomi perdagangan, perkantoran, perumahan, perhotelan, dan sebagainya yang diharapkan dapat

(2)

49

menjadi motor penggerak bagi tumbuhnya kegiatan lain, seperti pelengkap dan penunjang kehidupan kawasan restoran, kafe, dan pedagang kaki lima.

Untuk menghidupkan kawasan kota sebagai kota yang bersejarah, maka Pemerintah kota Solo mengeluarkan kebijakan melakukan pembangunan city walk dengan harapan dapat mengubah citra kota Solo sebagai kota yang aktif dan muda kembali. Beberapa tempat di mancanegara juga sudah menghadirkan konsep city walk pada sudut ruang kotanya, yaitu dengan menyulap lahan kota yang kurang hidup menjadi kawasan ritel dengan suasana khas.

Dalam mengembangkan suatu kawasan maka perlu mempertimbangkan dan memperhatikan banyak aspek. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah aspek

stakeholder atau pihak-pihak yang terkait dan terlibat dalam kawasan tersebut. Sehingga

kepentingan dan pandangan dari masing-masing pihak tersebut perlu diketahui agar kebutuhan yang diinginkan dalam kawasan tersebut dapat terpenuhi.

Fenomena pedagang kaki lima (PKL) telah banyak menyita perhatian dari pemerintah. Karena pedagang kaki lima sering dianggap mengganggu ketertiban lalu lintas, jalanan menjadi tercemar, menimbulkan kerawanan sosial dan tata ruang kacau. Di mata pemerintah citra negatif telah mendogma. Sebagai pembuat kebijakan pemerintah harus arif dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pedagang kaki lima. Permasalahan pedagang kaki lima menjadi menarik, karena pedagang kaki lima sebuah dilema tersendiri bagi pemerintah.

Pemerintah kota solo dalam mengambil kebijakan melakukan pembangunan city

walk didasarkan keberadaan pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima menjadi salah satu

aspek penting yang perlu menjadi pertimbangan dalam pembangunan kawasan sebagai kawasan citywalk. Dengan adanya kawasan citywalk diharapkan adanya peningkatan pendapatan pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan city walk. Untuk itu perlu dikaji lebih lanjut bagaimana persepsi serta preferensi dari pedagang kaki lima atas peran

(3)

50

pemerintah kota Solo dan keberadaan citywalk terhadap peningkatan pendapatan pedagang kaki lima agar diketahui secara tepat cara pengembangan kawasan tersebut dengan tetap menunjang aktivitas yang berlangsung.

PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada pengaruh peran pemerintah kota Solo dan keberadaan citywalk secara partial terhadap peningkatan pendapatan pedagang kakilima di area citywalk depan Solo Grand

Mall?

2. Apakah ada pengaruh peran pemerintah kota Solo dan keberadaan citywalk secara simultan terhadap peningkatan pedagang kakilima di area citywalk depan Solo Grand

Mall?

LANDASAN TEORI

1. Pemberdayaan PKL Melalui Koperasi

Kota Solo mendefinisikan PKL secara khusus sebagaimana termuat dalam peraturan daerah Kotamadya Dati II Nomor 8 tahun 1995 tentang penataan PKL. Pada Bab I ketentuan umum yaitu : PKL adalah orang yang melakukan usaha dagang atau jasa, di tempat umum baik menggunakan atau tidak menggunakan sesuatu, dalam melakukan usaha dagang. Sedangkan tempat usaha pedagang kaki lima adalah tempat umum yaitu tepi-tepi jalan umum, trotoar dan lapangan serta tempat lain di atas tanah negara yang ditetapkan oleh Walikota kepala daerah. Setiap PKL harus bertanggung jawab terhadap ketertiban, kerapian, keindahan, kesehatan lingkungan dan keamanan di sekitar tempat usaha.

PKL adalah salah satu pelaku dalam transformasi perkotaan yang tidak terpisahkan dari sistem ekonomi perkotaan. Bagi mereka mengembangkan kewirausahaan adalah lebih menarik ketimbang menjadi pekerja di sektor formal kelas bawah. Masalah yang muncul berkenaan dengan PKL ini lebih banyak disebabkan oleh

(4)

51

kurangnya ruang untuk mewadahi kegiatan PKL di perkotaan. Dalam kontek ini Kementrian Koperasi dan UKM menawarkan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten / Kota program penataan dan pemberdayaan PKL yang dilakukan melalui pendekatan kelembagaan koperasi.

2. Kemitraan Publik dan Swasta

Hampir semua ”Stakeholders” mendukung perlu dilakukan penataan PKL secara sistematik. Pemerintah ingin kotanya tertata secara apik, bersih, rapi,tertib,dan memperoleh PAD yang tinggi. PKL mendambakan kenyamanan berusaha tanpa digusur-gusur. Aparat trantib dan Satpol PP tidak mengharapkan bentrok fisik dengan PKL, untuk itu diperlukan konsep kemitraan publik dan swasta. Payung hukum sebagai dasar berpijak dari kemitraan publik dan swasta adalah UU No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil.

3. City Walk

City walk sebenarnya bukanlah barang baru. Beberapa tempat di mancanegara

sudah sering menghadirkan konsep city walk pada sudut ruang kotanya. Lahan kota yang kurang hidup dapat disulap menjadi kawasan ritel dengan suasana khas. Konsep city

walk di Singapura sering digunakan untuk menghidupkan kawasan kota tua. Beberapa

blok bangunan tua diperbaiki dan dimanfaatkan sebagai arena ritel yang disatukan dengan kawasan pedestrian bebas kendaraan yang terpadu. Dengan konsep city walk pemerintah setempat dapat mengubah kota tua yang mati menjadi kawasan yang aktif dan muda kembali.

Revitalisasi bagian kawasan kota tua adalah salah satu strategi pengembangan kota yang memiliki perjalanan historis tersendiri. Konsep city walk membantu menghadirkan ruang terbuka dan fungsi baru yang beradaptasi dengan baik serta tetap memperhatikan situasi sekitarnya.

(5)

52

Perkembangan kota yang bergulir cepat memang terkadang melupakan kebutuhan warga akan ruang terbuka yang aman dan nyaman sehingga alternatif ruang komersial menjadi ruang terbuka publik tidak dapat dihindari. Nantinya konsep city walk juga diharapkan dapat menjadi alternatif dalam upaya menghidupkan serta meningkatkan kawasan kota- kota tua di Indonesia.

City walk di kota Solo terletak di sebelah kanan sepanjang jalan Slamet Riyadi,

mulai dari Purwasari sampai Benteng Vastenburg dan Pasar Gede. Kawasan Slamet Riyadi adalah salah asset yang dibangggakan oleh masyarakat Solo. Kawasan tersebut merupakan kawasan yang memiliki unsur budaya yang melekat pada jati diri kota Solo karena banyak warisan bangunan yang bernilai sejarah. Kawasan Loji Gandrung, Sriwedari, Museum Radya Pustaka, Museum Batik Kuno Danarhadi, Kawasan Ngarsopuran Mangkunegaran, Kampung Batik Kauman, Gladak, Alun-Alun Utara, Masjid Agung Solo, Kawasan Keraton Kasunanan, Benteng Vatenberg.

4. Pedagang Kaki Lima (PKL)

Pedagang kaki lima atau dalam Bahasa Inggris disebut hawker atau street trader selalu dimasukkan dalam sektor informal. Dalam perkembangannya keberadaan pedagang kaki lima di kawasan perkotaan Indonesia seringkali kita jumpai masalah-masalah yang terkait dengan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Kesan kumuh, liar, merusak keindahan, seakan sudah menjadi label paten yang melekat pada usaha mikro ini. Mereka berjualan di trotoar jalan, di taman-taman kota, di jembatan penyebrangan, bahkan di badan jalan. Pemerintah kota berulangkali menertibkan mereka yang ditenggarai menjadi penyebab kemacetan lalu lintas ataupun merusak keindahan kota. Pedagang kaki lima dipandang sebagai bagian dari masalah (part of problem).

Upaya penertiban, sebagaiman sering diekspose oleh media televisi acapkali berakhir dengan bentrokan dan mendapat perlawanan fisik dari pedagang kaki lima.

(6)

53

Bersama dengan komponen masyarakat lainnya, tidak jarang para pedagang kakilima pun melakukan unjuk rasa. Padahal bila keberadaan pedagang kaki lima dipoles dan ditata dengan konsisten, keberadaan PKL ini justru akan menambah eksotik keindahan sebuah lokasi wisata di tengah kota. Hal ini bisa terjadi apabila PKL dijadikan sebagai bagian dari solusi (part of solution).

Dalam konteks menumbuhkan enam juta usaha baru sebagai wujud komitmen pemerintah dalam memberdayakan usaha makro dan usaha kecil, maka sasaran utama ditujukan pada PKL. Bukankah PKL sudah teruji sebagai bibit interpeneur untuk diberdayakan menjadi unit usaha baru yang tangguh. Berbagai studi sudah membuktikan. Salah satu hasil penelitian Purwanegara, Heribertus, Andre dan Th. Agung M. Harsiwi, 2000 dalam “Dampak Krisis ekonomi terhadap keberadaan PKL di kawasan Malioboro : studi pada aspek manajemen dan pengelolaan modal”. Hasil studi membuktikan bahwa para PKL tidak terlalu mempermasalahkan kondisi krisis ekonomi.

PKL yang dikelompokkan dalam sektor informal sering dijadikan kambing hitam dari penyebab kesemrawutan lalu lintas maupun tidak bersihnya lingkungan. Meskipun demikian PKL sangat membantu kepentingan masyarakat dalam menyediakan lapangan pekerjaan dengan penyerapan tenaga kerja secara mandiri atau menjadi safety belt bagi tenaga kerja yang baru memasuki pasar kerja. Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh kementrian Koperasi dan UKM adalah Program Penataan dan Pemberdayaan Pedagang kaki lima dengan fasilitas bantuan sarana usaha sebagai stimulant dan katalisator bagi pemerintah kabupaten / kota.

Bahkan sejauh ini PKL dapat dijadikan mitra kerja pemerintah dalam mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan sekaligus sebagai mitra dalam penataan perkotaan. Masalahnya adalah bagaimana caranya mengoptimalkan kehadiran PKL tersebut menjadi escalator dalam proses pembangunan suatu kota.

(7)

54

KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan

= Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara sendiri-sendiri = Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.

HIPOTESIS

1. Peran Pemkot Solodan Keberadaan city walk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan pedagang kaki lima.

2. Peran Pemkot Solo dan keberadaan City Walk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendpatan pedagang kaki lima.

METODOLOGI PENELITIAN 1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dari penelitian ini adalah area CityWalk depan Solo Grand Mall, mulai bulan maret sampai dengan bulan Juni 2012.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang area CityWalk depan Solo Grand Mall sejumlah 35 pedagang kaki lima. Karena populasi hanya berjumlah 35 orang, metode pengambilan sampel menggunakan

Peran Pemkot Solo (X1) Keberadaan City Walk (X2) Peningkatan Pendapatan PKL (Y)

(8)

55

sampling jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2011: 85).

3. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Data yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dihasilkan oleh peneliti langsung dari obyek yang diteliti melalui observasi dan wawancara dari kuisioner yang disebarkan. Data tersebut berupa tanggapan pedagang kaki lima yang berjualan di depan area City Walk depan Solo Grand

Mall yang meliputi peran pemkot Solo dan keberadaan City Walk. 4. Uji Instrumen

a. Hasil Uji Validitas

Tabel 1.

Rangkuman Hasil Validitas Variabel Peran Pemkot Solo Butir Pertanyaan Nomor Koefisien Korelasi rxy tabel Status 1. 2. 3. 4. 5. 0,461 0,876 0,898 0,898 0,898 0.283 0.283 0.283 0.283 0.283 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data primer diolah

Tabel 2.

Rangkuman Hasil Validitas Variabel Keberdaan City Walk Butir Pertanyaan Nomor Koefisien Korelasi rxy tabel Status 6. 7. 8. 9. 10. 0,468 0,914 0,920 0,918 0,896 0.283 0.283 0.283 0.283 0.283 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data primer diolah

(9)

56 Tabel 3.

Rangkuman Hasil Validitas Variabel Peningkatan Pendapatan PKL Butir Pertanyaan Nomor Koefisien Korelasi rxy tabel Status 11. 12. 13. 14. 15. 0,868 0,930 0,467 0,847 0,885 0.283 0.283 0.283 0.283 0.283 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data primer diolah

Dari beberapa tabel di atas terlihat bahwa dari seluruh item-item pertanyaan sudah memenuhi unsur validitas. Ditemukan rhitung > rtabel (rtabel = 0.283) dengan level of significant 5%. Dengan demikian hasil angket peran Pemkot Solo, Keberadaan citywalk, dan peningkatan pendapatan PKL dapat dipakai dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Tabel 4.

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koefisien Alpha Critical Value Keterangan Peran Pemerintah

Keberadaan City Walk

0,866 0,863 0.6 0.6 Reliabel Reliabel

Berdasarkan perhitungan computer dengan menggunakan komputer program SPSS 19.0 dapat diketahui bahwa dari seluruh variabel yang meliputi: peran pemkot solo, keberadaan city walk ditemukan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,6. Dengan demikian variabel-variabel yang digunakan dapat dipakai dalam penelitian ini. 5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan paket statistik untuk SPSS versi 19.0. pertama, beberapa test asumsi klasik meliputi: uji normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan

(10)

57

heteroskedastisitas. Kedua, Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk menguji hipotesis. Semua analisis data dilakukan dengan probabilitas tingkat kesalahan 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS ver.19.0 (lihat lampiran 4 page 6) dapat disajikan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10

Hasil Regresi Linier Berganda

Variabel Koef.

Regresi

Std. Eror thitung Sig.

Konstanta

Peran Pemkot Solo (X1)

Keberadaan City Walk (X2)

1,345 0,276 0,647 1,352 0,120 0,125 0,995 2,297 5,162 0,028 0,000 R R-Square Adj. R- Square F-Hitung Probabilitas F 0,910 0,827 0,817 76,726 0,000 Keterangan : data primer yang diolah

Dari hasil analisis data yang telah lolos dari uji asumsi klasik, maka dapat dilakukan pembahasan untuk masing-masing hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya sebagai berikut: dilihat dari besarnya koefisien determinasi (adjusted R square) yang memiliki nilai positif sebesar 0,817, menunjukkan bahwa keputusan pembelian rumah bersubsidi dijelaskan oleh variabel lokasi perumahan, kemudahan mendapat pinjaman, pendapatan konsumen, harga rumah, fasilitas dan sarana umum, dan peraturan perundangan sebesar 81,7 % dan sisanya sebesar 18,3% menggambarkan adanya variasi bebas lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

Berdasarkan koefisien regresi, variabel yang mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap peningkatan pendapatan pedagang kakilima adalah keberadaan city walk.

(11)

58

Dalam hal signifikasi, dilihat dari uji t, bahwa peran Pemkot Solo (X1), dan

keberadaan citywalk (X2) secara parsial berpengaruh positip dan signifikan terhadap

peningkatan pendapatan pedagang kakilima di area citywalk (Y). Dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan terbukti.

Selanjutnya dilihat uji F terbukti bahwa peran Pemkot Solo (X1), dan keberadaan citywalk (X2) secara simultan berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan

pendapatan pedagang kakilima di area citywalk (Y). Dengan demikian hipotesis kedua yang diajukan terbukti.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Mengacu pada analisis data yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel peran Pemkot Solo dan keberadaan City Walk baik secara parsial maupun simultan terhadap peningkatan pendapatan pedagang kaki lima di area City Walk depan Solo Grand Mall

2. Saran

a. Diharapkan Pemerintah Kota Solo melalui Dinas Tata Ruang Kota dapat menyediakan lokasi atau lahan tambahan lagi di sekitar City Walk dan juga menyediakan tambahan gerobak sebagai tempat berjualan dengan desain yang menarik (bentuk dan warnanya seragam serta diukir dengan gambar-gambar khas kota Solo) serta menambah fasilitas di area City Walk seperti akses internet gratis. b. Diharapkan para PKL di area City Walk depan Solo Grand Mall dapat bergabung

menjadi suatu kelompok atau koperasi pedagang kaki lima dengan maksud agar mudah untuk mendapatkan bantuan modal dari Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah.

(12)

59

c. Pedagang kaki lima depan Solo Grand Mall diharapkan dapat berjualan lebih lama misalnya sampai jam 21.00 WIB sehingga pemasukan pendapatan pedagang kaki lima bisa lebih meningkat.

REFERENSI Darmawati, 2005. Peneliti Balitbang Propinsi Riau.

Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 8 Tahun 1985 tentang pengaturan PKL.

Masri Singarimbun. Metode Penelitian Survei, LP3ES.

Munir dan Budiarto,1999. Teknik Analisa Kependudukan, Bina Aksara Jakarta.

Ramli, 1992. Sektor Informal Perkotaan Pedagang Kaki Lima, Jakarta Ind-Hillco.

Saifuddin Azwar,1992. Reliabilitas dan Validitas, Sigma Jakarta.

Sanafiah Faisal, 1992. Format-Format Penelitian Sosial, Dasar-Dasar Aplikasi, Rajawali Press, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah scanning sidik jari yang sudah terdaftar pada fingerprint, arduino akan menghidupkan relay selama 2 detik untuk memutarkan dinamo starter menghidupkan mesin sepeda

Hasil estimasi nilai intrinsik dengan menggunakan metode discounted cash flow dan relative valuation antara Rp2.607 per lembar saham sampai dengan Rp2.624, harga saham rata-

Bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif mempunyai risiko lebih tinggi mengalami gizi kurang daripada bayi yang mendapat ASI Eksklusif dan pemberian ASI eksklusif

Kondisi perekonomian yang membaik dan tingkat inflasi yang jauh lebih rendah pada kuartal pertama I 2017 (y-o-y) diperkirakan dapat mendorong tercapainya target penurunan

Hasil penelitian menujukkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) menunjukkan efek

Penelitian Bachilius Ririn (2015) dalam Analisis Pelayanan, Harga, Promosi, dan Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Tiket Kereta Api yang menyatakan bahwa variabel

menggunakan sistem inventori (s, S), yaitu jika pada minggu tertentu jumlah kamera kurang dari 1 (s < 1) maka took tersebut mengorder 3 kamera dari distributor (S= 3) pada

4 galur mutan kapas menunjukkan karakter agronomis yang berbeda nyata dengan induknya Tabel 1 terlihat bahwa tinggi tanaman dengan rata-rata yang tertinggi pada varietas