• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Hotel Ijen View dan Resort Bondowoso

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Hotel Ijen View dan Resort Bondowoso"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan

Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Hotel Ijen View dan Resort

Bondowoso

Analysis of Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, and Motivation on Employee Performance Ijen View Hotel and Resort Bondowoso

Bangkit Kukuh Harseno, S.E.

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Hotel Ijen View dan Resort Bondowoso”. Penelitian ini adalah bertujuan mengetahui dan menganalisis kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan motivasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja karyawan Hotel Ijen View & Resort Bondowoso. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan Hotel Ijen View & Resort Bondowoso, dengan jumlah responden sebanyak 62 orang. Variabel yang digunakan yaitu sebanyak 4 variabel. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan motivasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan Hotel Ijen View & Resort Bondowoso dengan arah positif. Hal ini mendukung adanya temuan bahwa dengan adanya kecerdasan emosional yang baik, kecerdasan spiritual yang baik, dan motivasi kerja yang baik maka akan semakin meningkatkan kinerja karyawan.

Kata kunci : Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Motivasi dan Kinerja Karyawan ABSTRACT

This study, entitled "Analysis of Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, and Motivation on Employee Performance Ijen View Hotel and Resort Bondowoso". This study was aimed to know and analyze emotional intelligence, motivation spiritualdan intelligence and simultaneous partial effect on employee performance Ijen View Hotel & ResortBondowoso. The population in this study were all employees of Ijen View Hotel & Resort Bondowoso, the number of respondents as many as 62 people. Variables used as many as 4 variables. The analytical tool used is multiple linear regression analysis. The results showed that emotional intelligence, intelligence spiritualdan partial effect of motivation on employee performance Ijen View Hotel & ResortBondowoso the positive direction. This supports the finding that the presence of a good emotional intelligence, spiritual intelligence is good, and good motivation to work will further improve the performance of employees

Keywords: Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, Employee Motivation and general performanceABSTRACT

(2)

1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan dalam menjalankan suatu bisnis membutuhkan berbagai sumber daya, seperti modal, material dan mesin. Perusahaan juga membutuhkan sumber daya manusia, yaitu para karyawan. Sumber daya manusialah yang paling penting dan sangat menentukan, karena tanpa sumber daya manusia yang bagus maka perusahaan itu tidak akan berjalan dengan baik pula. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena memiliki akal, bakat, tenaga, keinginan, pengetahuan, perasaan, dan kreatifitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai visi dan misi perusahaan (Mangkunegara, 2008:75).

Sebagian besar SDM di negara berkembang termasuk Indonesia masih memiliki kecerdasan emosional yang kurang baik. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab lemahnya kualitas SDM di Indonesia (Mangkunegara, 2010:76). Padahal hasil penelitian Goleman (2003:33) menunjukkan bahwa kemampuan terbesar yang mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam bekerja adalah empati, disiplin diri dan inisiatif yang dikenal dengan nama kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional sebagai kapasitas dalam mengenali perasaaan-perasaan diri sendiri dan orang lain, dalam memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi-emosi dengan baik dalam diri kita sendiri maupun dalam hubungan-hubungan kita. koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosional yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya (Goleman, 2003:33).

Selain adanya kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Menurut Zohar (2002:37) mendefinisikan kecerdasan spiritual (SQ) sebagai rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang dibarengi dengan pemahaman dan cinta, kecerdasan yang menempatkan perilaku hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, serta kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bernilai dan bermakna.

Bondowoso merupakan salah satu kota kecil di daerah Jawa Timur. Kota Bondowoso berbatasan langsung dengan kota lainnya, di sebelah utara berbatasan dengan daerah Situbondo, sebelah timur berbatasan dengan kota Banyuwangi, sebelah selatan berbatasan dengan kota Jember, dan sebelah barat berbatasan dengan kota Probolinggo. Terlihat bahwa kota Bondowoso tidak menjadi jalur utama provinsi. Hal ini menyebabkan bahwa kota ini tidak berkembang dengan pesat dibandingkan dengan kota lainnya yang berbatasan langsung dengan kota Bondowoso. Tetapi walaupun letak kotanya terjepit, kota ini memiliki sektor pariwisata yang mulai banyak mengalami perkembangan dikarenakan keadaan alam kota Bondowoso ikut memberikan potensi yang besar sebagai salah satu penyumbang kunjungan pariwisata Jawa Timur (Santoso, 2011).

Salah satu pariwisata yang terdapat di Kota Bondowoso adalah Kawah Ijen yang merupakan tujuan utama kebanyakan dari wisatawan yang datang ke kota Bondowoso. Adanya sektor pariwisata ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat yang berdampak pada meningkatnya pendapatan daerah. Selain itu juga bisnis di kota Bondowoso juga semakin berkembang terbukti dengan banyaknya orang dari luar kota datang singgah untuk kepentingan bisnisnya dan banyak instansi yang melakukan perjalanan bisnis di Bondowoso. Dari fenomena ini, muncul banyak bisnis disini salah satunya yaitu salah satu industri dalam bidang jasa penginapan hotel. Hotel menjadi tujuan

(3)

wisatawan dalam berwisata maupun persinggahan bagi bisnis karena hotel memberikan pelayanan penginapan dan kebutuhan makanan (Santoso, 2011).

Hotel ijen View & Resort Bondowoso merupakan hotel bintang (***) yang dibangun diwilyah strategis yang terletak di jalan KIS. Mangunsarkoro no.888. Hotel Ijen View & Resort dilengkapi dengan fasilitas utama dan fasilitas penunjang. Untuk fasilitas utama seperti 56 kamar dengan berbagai macam tipe diantaranya tipe Demitory, Superior, Delux, dan Suite Room. Disamping itu juga ada fasilitas penunjang yang diberikan oleh Hotel Ijen View & Resort antara lain: swimming pool, javanoa restaurant, internasional bar, argopuro ballroom, art shop, la boutique, lobby lounge, drug store, dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.

Hotel Ijen View & Resort selalu memberikan pelayanan yang maksimal terhadap tamu yang datang. Walaupun sudah memberikan pelayanan yang maksimal tetap saja ada komplain dari pengunjung. Tentu saja dengan adanya komplain akan membantu pihak hotel untuk memperbaiki lagi kualitasnya agar lebih baik dilain sisi adanya komplain dari pengunjung dikawatirkan akan mengakibatkan mutu kualitas hotel menjadi buruk dimasyarakat dan dapat menurunkan jumlah tingkat hunian. Apalagi Hotel Ijen View & Resort merupakan satu-satunya hotel berbintang (***) yang memiliki fasilitas bertaraf kelas bintang (***) yang lebih unggul dari pada hotel-hotel kelas melati yang ada di Bondowoso.

2. Landasan Teoritis

2.1 Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman (2003) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kapasitas dalam mengenali perasaaan-perasaan diri sendiri dan orang lain, dalam memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi-emosi dengan baik dalam diri kita sendiri maupun dalam hubungan-hubungan kita. Goleman (2003) juga menjelaskan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosional yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Goleman dalam Fabiola (2005) juga menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memiliki kepuasan dan mengatur suasana hati. 2.2 Kecerdasan Spiritual

Menurut Zohar dan Marshal (2002:37) mendefinisikan kecerdasan spiritual (SQ) sebagai rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang dibarengi dengan pemahaman dan cinta, kecerdasan yang menempatkan perilaku hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, serta kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bernilai dan bermakna. Eckersley dalam Fabiola (2005) mendefinisikan kecerdasan spiritual (SQ) sebagai perasaan instuisi yang dalam terhadap keterhubungan dengan dunia luas di dalam hidup manusia Kecerdasan spiritual (SQ) dapat memfasilitasi dialog antara pikiran dan emosi, antara jiwa dan tubuh. Kecerdasan spiritual juga dapat membantu seseorang untuk dapat melakukan transedensi diri.

(4)

2.3 Motivasi

Menurut Abraham Maslow (dalam Hasibuan, 2004:54), dikenal dengan “Teori Hierarki Kebutuhan”. Setiap organisasi selalu berupaya untuk berhasil dalam mencapai tujuan. Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertengahan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Menurut teori ini kebutuhan dan kepuasan pekerja identik dengan kebutuhan biologis dan psikologis, yaitu berupa materiil dan nonmateriil. Dasar teori ini bahwa manusia merupakan mahluk yang keinginannya tak terbatas dan tanpa henti, alat motivasi adalah kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhannya berjenjang. Menurut A.H Maslow (dalam Hasibuan, 2004:54), pada umumnya ada lima jenjang atau hirarki kebutuhan manusia.

2.4 Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2002:67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pendapat tersebut didukung dengan pernyataan Cormick & Tiffin (dalam Sutrisno, 2010:172) mengemukakan kinerja adalah kuantitas, kualitas, dan waktu yang digunakan dalm menjalankan tugas.kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang telah dicapai oleh seorang karyawan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Kinerja yang baik adalah kinerja yang mengikuti tata cara atau prosedur sesuai standar yang telah ditetapkan, akan tetapi didalam kinerja tersebut harus memiliki beberapa kriteria agar meningkatkan produktifitas sehingga apa yang diharapkan bisa berjalan sesuai apa yang di inginkan.

3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :

Gambar 1 Kerangka Konseptual Kecerdasan Emosional (X1) Kecerdasan Spiritual (X2) Motivasi (X3) Kinerja Karyawan (Y) H1 H2

(5)

4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut, adapun definisi operasional dari masing-masing variabel ini adalah sebagai berikut

a. Variabel Bebas (X)

1) Kecerdasan emosional (X1), yaitu kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara positif.

Indikator (Goleman, 2000:64) : a) Kesadaran Diri (Self Awarness) b) Pengaturan Diri (Self Management) c) Motivasi Diri (Self Motivation) d) Empati (Emphaty)

e) Keterampilan Sosial (Relationship Management)

2) Kecerdasan spiritual (X2), yaitu kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran integralistik serta berprinsip pada kebaikan.

Indikator (Idrus, 2002:78) : a) Mutlak jujur

b) Keterbukaan c) Pengetahuan diri d) Fokus pada kontribusi e) Spiritual non dogmatis

3) Motivasi (X3), yaitu keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak, biasanya orang bertindak karena suatu alasan untuk mencapai tujuan.

Indikator (Hasibuan, 2004:54) ; a) Kebutuhan fisiologis;

b) Kebutuhan akan rasa aman; c) Kebutuhan sosial;

d) Kebutuhan penghargaan; e) Kebutuhan aktualisasi diri b. Variabel Terikat (Y)

1) Kinerja karyawan adalah kuantitas, kualitas, dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas, dan merupakan hasil kerja yang telah dicapai oleh seorang karyawan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.

Indikator (Mitchell dalam Sedarmayanti, 2001:51) ; a) Quality of Work (Berkualitas dari Pekerjaan) b) Promptness (Ketepatan waktu)

c) Initiative (Inisiatif) d) Capability (Kemampuan) e) Communication (Komunikasi)

5. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan generalisasi tertentu yang

(6)

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi itu sendiri dapat dipahami sebagai sejumlah subjek atau objek yang menurut peneliti berkaitan dengan materi penelitian, mempunyai karakteristik tertentu yang menurut peneliti bisa menjadi sumber informasi. Dari pengertian diatas, populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan Hotel Ijen View & Resort Bondowoso yang berjumlah 62 karyawan, maka populasi dalam penelitian ini bertindak pula sebagai sampel atau penelitian ini mengunakan metode penelitian populasi (sensus).

6. Teknik Analisis Data

Analisis Regresi Linear Berganda merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mngetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam analisis regresi variabel yang mempengaruhi disebut independent variable (variabel bebas) dan variabel yang mempengaruhi disebut dependent variable (variabel terikat). Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat salah satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka disebut sebagai regresi sederhana, sedangkan jika variabelnya bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi berganda (Prayitno, 2010:124). Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan motivasi terhdap kinerja karyawan Hotel Ijen View &

Resort Bondowoso, digunakan analisis regresi linier berganda (Prayitno, 2010:124) ; Y= a +b1X1+b2X2+b3X3 + e

Keterangan :

Karakteristik pada masing-masing variabel

a = konstanta atau besarnya koefisien masing-masing variabel sama dengan nol b1 = besarnya pengaruh kecerdasan emosional

b2 = besarnya pengaruh kecerdasan spiritual b3 = besarnya pengaruh motivasi

X1 = variabel kecerdasan emosional X2 = variabel kecerdasan spiritual X3 = variabel motivasi

Y = kinerja karyawan e = faktor gangguan

7. Hasil Penelitian

7.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda berkaitan dengan studi ketergantungan suatu variabel dependen pada satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Hasil analisis regresi linear berganda antara variabel independen yaitu

kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan motivasi, serta variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Berikut pada Tabel 1. disajikan hasil analisis regresi linear berganda ;

(7)

Tabel 1. Hasil Regresi Linear Berganda Variabel

Independent

Unstandardized

t ttabel Sig. a Keterangan

Coefficients B (Constant) 0,054 - - - Kecerdasan emosional (X1) 0,353 3,040 > 1,671 0,004 < 0,05 Signifikan Kecerdasan spiritual (X2) 0,371 2,323 > 1,671 0,024 < 0,05 Signifikan Motivasi (X3) 0,333 3,229 > 1,671 0,002 < 0,05 Signifikan Adjusted R Square = 0,532 F. Hitung = 24,146

Sig. F = 0,000 Sumber : Data diolah 2014

Berdasarkan koefisien regresi, maka persamaan regresi yang dapat dibentuk adalah ;

Y = 0,054 + 0,353X1 + 0,371X2 + 0,333X3 7.2 Uji Hipotesis

a. Uji t

Hasil analisis regresi berganda adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan motivasi terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda (untuk menguji pengaruh secara parsial) diperoleh hasil yang dapat dinyatakan sebagai berikut ;

1) Variabel kecerdasan emosional (X1) memiliki nilai t 3,040 > 1,671 dan signifikasi 0,004 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti secara parsial variabel kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Hotel Ijen View & Resort Bondowoso. thitung positif, maka jika ada peningkatan pada variabel kecerdasan emosional maka akan meningkatkan kinerja karyawan;

2) Variabel kecerdasan spiritual (X2) memiliki nilai t 2,323 > 1,671 dan signifikasi 0,024 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti secara parsial variabel kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Hotel Ijen View & Resort Bondowoso. thitung positif, maka jika ada peningkatan pada variabel kecerdasan spiritual maka akan meningkatkan kinerja karyawan;

3) Variabel motivasi (X3) memiliki nilai t 3,229 > 1,671 dan signifikan 0,002 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti secara parsial variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Hotel Ijen View

& Resort Bondowoso. thitung positif, maka jika ada peningkatan pada variabel motivasi maka akan meningkatkan kinerja karyawan;

b. Uji F

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda (dalam hal ini untuk menguji pengaruh secara simultan) diperoleh hasil, yaitu bahwa Fhitung > Ftabel (24,146 > 2,76) dan signifikasi (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

(8)

variabel kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan motivasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Hotel Ijen View &

Resort Bondowoso.

c. Koefisien Determinasi Berganda

Hasil analisis menujukkan bahwa besarnya persentase sumbangan pengaruh variabel kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan motivasi terhadap kinerja karyawan Hotel Ijen View & Resort Bondowoso, dapat dilihat dari nilai

Adjusted R Square (R2) menunjukkan sebesar 0,532 atau 53,2% dan sisanya 47,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini, seperti kompensasi dan kompetensi. 7.3 Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Hasil pengujian disajikan pada Gambar 1, sebagai berikut ;

Gambar 1 Hasil Uji Normalitas

Gambar 1, menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, karena data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi rnemenuhi asumsi normalitas

2) Multikolinieritas

Tabel 2 Uji Multikolinearitas

Test of Multikolinierity VIF Cutt off Keterangan Kecerdasan emosional

(X1) 1,474 ˂ 10 Tidak terjadi mulitikolinieritas

Kecerdasan spiritual (X2)

1,801 ˂ 10 Tidak terjadi mulitikolinieritas Motivasi (X3) 1,379 ˂ 10 Tidak terjadi mulitikolinieritas

Sumber : Data diolah 2014

Tabel 2, menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen karena menunjukkan nilai VIF kurang dari 10.

(9)

3) Heteroskedastisitas

Hasil pengujian disajikan pada Gambar 2, sebagai berikut ;

Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Gambar 2, menunjukkan bahwa tidak adanya heteroskedastisitas, karena tebaran data tidak membentuk garis tertentu atau tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y.

8. Pembahasan

Hasil pengujian koefisien dari analisis regresi linear berganda, menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan motivasi, berpengaruh secara parsial dan dan simultan terhadap kinerja karyawan Hotel Ijen View & Resort Bondowoso.

8.1 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan

Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel kecerdasan emosional sebesar 0,353 atau 3,53% dengan arah positif. Kecerdasan emosional sebagai emampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara positif adalah baik, dengan artian lain bahwa adanya adanya kesadaran diri atau sifat seorang karyawan didalam menerima kritik dengan pikiran terbuka, adanya kemampuan karyawan dalam mengetahui dan mengkontrol emosi dirinya, dan adanya sikap introspeksi diri sendiri terhadap kekurangan diri telah memberikan adanya komitmen terhadap karyawan bahwa karyawan memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaannya; adanya sikap didalam mengkontrol diri atau sikap didalam mengendalikan emosi diri dalam keadaan atau kondisi yang ada, dan adanya sikap tanggung jawab didalam diri seorang karyawan dalam menyelesaikan tugasnya telah memberikan adanya kemandirian kepada seorang karyawan didalam melaksanakan tugas dan tanggung didalam berkerja; adanya motivasi diri atau dorongan didalam diri untuk selalu memiliki sikap maju dalam berkerja, adanya sikap optimis atau tidak mudah menyerah untuk mencapai tujuan atau cita-cita telah memberikan peningkatan pada pencapaian kinerja atau tujuan yang telah ditetapkan organisasi.

Hasil penelitian ini mendukung temuan yang dilakukan oleh Lisda (2009) yang meneliti “Pengaruh Kemampuan Intelektual, Kemampuan Emosional, dan Kemampuan Spiritual Terhadap Kinerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta”,

(10)

Suraiya (2010) yang meneliti “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Operasional pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Jember”. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan di bidang emosi yaitu kesanggupan menghadapi frustasi, kemampuan mengendalikan emosi, semangat optimisme, dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain atau empati, yang efektif dan akan dapat mencapai tujuan dalam membangun hubungan yang produktif dan meraih keberhasilan kerja

Kecerdasan emosional (EQ) memiliki peranan yang penting didalam lingkungan kerja, karena terdapat berbagai masalah yang harus dihadapi oleh karyawan, misalnya tuntutan tugas, suasana kerja yang tidak nyaman, dan masalah hubungan dengan orang lain. Masalah-masalah yang ada didalam dunia kerja tidak hanya dapat diselesaikan dengan kemampuan intelektual, tetapi dalam menyelesaikan masalah tersebut juga dibutuhkan kemampuan emosi atau kecerdasan emosi didalam penyelesaiannya. Selain itu apabila perusahaan atau organisasi bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, tentu yang dibutuhkan adalah adanya kinerja yang profesional oleh karyawannya karena kinerja pelayanan yang dilakukan oleh karyawan berhubungan atau kontak langsung dengan para pelanggannya, sehingga kecerdasan emosional merupakan hal sangat penting untuk diperhatikan. 8.2 Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan

Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel kecerdasan spiritual sebesar 0,371 atau 37,1% dengan arah positif. Kecerdasan spiritual sebagai kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran integralistik serta berprinsip positif adalah baik, dengan artian lain bahwa adanya adanya kejujuran atau sifat jujur didalam berkerja, dan adanya keberanian untuk berpendirian dalam kebenaran atau kejujuran telah memberikan atau membentuk adanya nilai atau moral yang bernilai bagi perusahaan yang berhubungan dengan perilaku seorang karyawan yang terarah sehingga akan menciptakan adanya keterbukaan yang dapat memberikan terhadap peningkatan efektifitas kerja karyawannya; adanya keterbukaan atau sikap terbuka dari karyawan dalam menerima kritik didalam berkerja, dan adanya sikap keterbukaan karyawan terhadap sesama karyawan mengenai permasalahan kerja telah memberikan adanya kontribusi terhadap penyelesaian permasalahan kerja sehingga memberikan peningkatan terhadap hasil kerja yang berkualitas; adanya pengetahuan diri atau kemampuan pengetahuan dari seorang karyawan, dan adanya sikap usaha dalam meningkatkan kemampuan pengetahuan dalam diri seorang karyawan telah memberikan adanya pemahaman bahwa tanggung jawab didalam pekerjaan harus dapat dicapai dengan mensukseskan adannya program kerja yang harus dilakukan secara tepat waktu dan efektif

Hasil penelitian ini mendukung temuan yang dilakukan oleh Lisda (2009) yang meneliti “Pengaruh Kemampuan Intelektual, Kemampuan Emosional, dan Kemampuan Spiritual Terhadap Kinerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta”, Suraiya (2010) yang meneliti “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Operasional pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Jember”. Kecerdasan spiritual merupakan rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang dibarengi dengan pemahaman dan cinta, kecerdasan yang menempatkan perilaku

(11)

hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, serta kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bernilai dan bermakna.

Menurut Eckersley (2005:53), kecerdasan spiritual (SQ) memiliki nilai yang penting karena dapat memberikan rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku yang dibarengi dengan kemampuan dan cinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahaman sampai dengan batasnya. Seseorang menggunakan SQ untuk bergulat dengan hal baik dan hal yang jahat, serta untuk membayangkan kemungkinan yang belum terwujud untuk bermimpi, bercita-cita dan mengangkat diri dari kerendahan. Para karyawan mendapatkan nilai-nilai hidup bukan hanya dirumah saja, tetapi mereka juga mencari setiap makna hidup yang berasal dari lingkungan kerja mereka. Mereka yang dapat memberi makna pada hidup mereka dan membawa spritualitas kedalam lingkungan kerja mereka akan membuat mereka menjadi orang yang lebih baik, sehingga kinerja yang dihasilkan juga lebih baik dibanding mereka yang bekerja tanpa memiliki kecerdasan spiritual 8.3 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja karyawan

Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel motivasi sebesar 0,333 atau 33,3% dengan arah positif. Motivasi sebagai keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak, biasanya orang bertindak karena suatu alasan untuk mencapai tujuan adalah baik, dengan artian lain bahwa adanya adanya besarnya gaji yang diperoleh dan dirasa telah mencukupi kebutuhan keluarga karyawan, adanya keamanan dan rasa aman didalam bekerja pada instansi, adanya komunikasi yang baik diantara pegawai atasan maupun bawahan yang berjalan dengan lancar, adanya pemberian penghargaan terhadap pegawai yang berprestasi, dan adanya kebebasan untuk berkreasi, berperilaku, dan bersikap untuk menunjukkan eksistensi karyawan didalam perusahaan, telah menciptakan adanya semangat atau gairah didalam berkerja sehingga dengan adanya kesesuaian gaji dan perilaku yang ada didalam perusahaan dan ditawarkan perusahaan kepada karyawannya akan menjadikan karyawan merasa sesuai dan puas yang akan mendorong efektifitas dan efisiensinya didalam berkerja.

Hasil penelitian ini mendukung temuan yang dilakukan oleh Suryana (2010) yang meneliti “Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perusahaan Tambang PT Inco Sorowako”, Zein (2014) yang meneliti “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kualitas Layanan dan Kinerja Pegawai Dinas Pertanahan Kabupaten Jember”. Motivasi sebagai daya penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Untuk itu pemberian motivasi terhadap karyawan sangat penting dengan tujauan untuk menggiatkan karyawan agar lebih bersemangat dan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan perusahaan.

Menurut Maslow (dalam Hasibuan, 2004:54), kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut muncul dalam hirarki yang berbeda. Teori Maslow secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi

(12)

9. Kesimpulan dan Saran

9.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ;

a. Kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan motivasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan Hotel Ijen View & Resort Bondowoso dengan arah positif. Hal ini mendukung adanya temuan bahwa dengan adanya kecerdasan emosional yang baik, kecerdasan spiritual yang baik, dan motivasi kerja yang baik maka akan semakin meningkatkan kinerja karyawan;

b. Kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan motivasi berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan Hotel Ijen View & Resort Bondowoso dengan arah positif. Hal ini mendukung adanya temuan bahwa dengan adanya kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan motivasi kerja maka akan semakin meningkatkan kinerja karyawan.

9.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan ;

a. Pihak manajemen Hotel Ijen View & Resort Bondowoso diharapkan dapat lebih mengembangkan, dan memberikan pengetahuan tentang adanya kecerdasan emosional yang dimiliki oleh karyawannya, sehingga dengan adanya hal tersebut, maka diharapkan tetap dapat memberikan adanya peningkatan terhadap tanggungjawab dan kewajiban kerja yang telah diberikan oleh perusahaan; b. Pihak manajemen Hotel Ijen View & Resort Bondowoso diharapkan lebih

mengembangkan dan memberikan pengetahuan tentang adanya kecerdasan spiritual yang dimiliki oleh karyawannya, sehingga dengan adanya hal tersebut, maka diharapkan tetap dapat memberikan adanya peningkatan kinerja karyawan pada Hotel Ijen View & Resort Bondowoso.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada ;

a. Dr. Toni Herlambang, MM., selaku Dosen Pembimbing I dan Trias Setyowati, S.H. S.E. MM., selaku Dosen Pembimbing II;

b. Pihak Manajemen Hotel Ijen View & Resort Bondowoso, yang telah memberikan kesempatan untuk memberikan jawabannya didalam penelitian.

Daftar Pustaka

Agustian, Ary Ginanjar. 2006. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Jakarta : Arga

Ahmad Purba .1999. Emotional Intelligence. Jakarta : Dian Raya Alih bahasa : Bayu Brawira. Jakarta : Salemba Empat

Bernardin, H, J dan Russel, J,E,A. 2005. Human Resource Management: An Experential Approach 2/e. Singapore: Me Graw Hill.

Dessler, G, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta PT : Prenhallindo

Goleman, D. 2000. Kecerdasan Emosi : Mengapa Emotional Intelligence Lebih Tinggi

(13)

---. 2003. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka. Hasibuan, Malayu. 2001. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Latan, Hengky. 2013. Analisis Multivariat Teknik dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta Lisda. 2009. Pengaruh Kemampuan Intelektual, Kemampuan Emosional, dan

Kemampuan Spiritual Terhadap Kinerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Jurnal Akuntansi.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Penerbit Pt Remaja Rosdakarya.

---. 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Penerbit Refika Aditama. ---. 2010. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Penerbit Refika Aditama. Mathis, R,L, dan Jackson, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1 dan 2, Muhammad Idrus, 2002, Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Yogyakarta, Psikologi

Phronesis, Jurnal Ilmiah dan Terapan, Vo.4, No.8, Desember 2002.

Prayitno, Duwi. 2010. Paham Analisa Data Statistik Dengan SPSS. MediaKom, Yogyakarta

R. A. Fabiola Meirnayati Tri Handini. 2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual,

Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan Pada Hotel Horison Semarang. Skripsi Fakultas Manajemen Ekonomi

Universitas Dipenogoro.

Suryana. 2010. Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Perusahaan Tambang PT Inco Sorowako. Journal Ekonomi dan Akuntasi

Zohar, D, Marshall, 2002. SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir

Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Alih Bahasa: R. Astuti.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Konseptual Kecerdasan Emosional (X1) Kecerdasan Spiritual (X2) Motivasi (X3)  Kinerja Karyawan (Y) H1H2
Tabel 1. Hasil Regresi Linear Berganda  Variabel
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas
Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Referensi

Dokumen terkait

Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunkan purposive sampel (sampel bersyarat) yang mana informan tersebut kita tentukan yang disesuaikan dengan

Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu pasien datang, kejang sudah berhenti. Apabila datang dalam keadaan kejang, obat yang paling cepat untuk

Pola dakwah Walisongo telah mengkomunikasikan ajaran Tasawuf yang memahami kondisi psikologis mad’u (masyarakat Jawa) sebagai sebuah realitas yang harus dipahami

Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan pada peserta didik untuk memperteguh iman dan

Jenis penelitiаn ini bertujuаn untuk dаpаt menguji pengаruh аntаrа tingkаt suku bungа, current r а tio, debt to equity r а tio, dаn return on

Meinchenbaum menyatakan bahwa pembentukan kemandirian belajar ditentukan oleh dua hal, yaitu sumber sosial dan kesempatan untuk mandiri (Tarmi di &amp; Rambe, 2010:

Faktor internal meliputi kesehatan, (I Q ) seseorang, Perhatian siswa, Minat, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

Karena interval Bonferroni tidak memuat nol, maka rata-rata Y1 pada group tersebut berbeda. Hal ini berarti, ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara minat