• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL ELASTISITAS OTOT SETELAH MELAKUKAN SENAM BUGAR LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROFIL ELASTISITAS OTOT SETELAH MELAKUKAN SENAM BUGAR LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

619

PROFIL ELASTISITAS OTOT SETELAH MELAKUKAN SENAM BUGAR LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS

KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

Getrudis Renda Dadi1), Susi Milwati2), Ragil Catur Adi W.3)

1)

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

2)

Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang 3)

Dosen Program Studi Ilmu keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Email : getrudis renda@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil elastisitas otot setelah melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan observational analitik. Populasi semua lanjut usia sebanyak 45 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 orang dan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Metode analisa data peneliti ini menggunakan uji statistik spearman’s rank (Rho) dengan tingkat signifikasi  = 0,05. Instrumen penelitian meliputi kuiseoner, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian profil elastisitas otot paralel atau komponen elastic parallel (PEC) lansia setelah melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang dalam kondisi elastik berjumlah 14 orang (35%), yang cukup elastic ada 15 orang (37,5%) dan kurang elestis ada 11 orang (27,5%) sehingga tidak ada lansia yang mempunyai kondisi elatisitas paralel (PEC) yang tidak elastis. Profil elastis seri atau komponen elastik seri (SEC) sebanyak 13 orang (32,5%), yang cukup elastis ada 18 orang (45%) dan yang kurang elastis ada 9 orang (22,5%), dengan demikian tidak ada lansia yang mempunyai kondisi elastisitas seri (SEC) yang tidak elastis. Terdapat hubungan profil elastisitas otot dan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang dibuktikan dengan analisis statistik korelasi spearman rank ini membuktikan bahwa nilai p-value sebesar 0,000 < (0,05) sehingga penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, kekuatan hubungan tersebut sebesar 0,708 (70,8%) sehingga masuk dalam kategori hubungan yang kuat.

(2)

620

THE PROFILE OF THE ELASTICITY OF A MUSCLE AFTER DO GYMNASTICS TO BE FIT FOR THE ELDERLY IN TLOGOMAS,

LOWOKWARU, MALANG CITY

ABSTRAK

The purpose of this research is to find profile elasticity the muscles do gymnastics fit for elderly at the tlogomas in lowokwaru the poor. Design research descriptive with the approach observational analytic. The population all elderly people about 45.Included in this study as many as 40 people and Sampling techniques used in this research is a technique purposive sampling. A method of data analysis researchers it uses statistical

tests the spearmanʹs rank (rho) with extent of signification  = 0.05. Research instruments

covering kuiseoner, observation, and documentation. The results of the study profile elasticity muscle parallel or components elastic parallel (PEC) elderly After do gymnastics fit elderly in kelurahan tlogomas kecamatan lowokwaru city poor in a condition elastic were 14 people (35%) Quite elastic is 15 people (37,5%) and less elestis is 11 people (27.5%) that no seniors conditions parallel have elatisitas (PEC) not elastic. Elastic profile series or components elastic series (SEC) as many as 13 people (32.5%), elastic enough there are 18 people (45%) and that there is less elastic 9 people (22.5%), Thus there is no elderly who have condition elasticity series (SEC) that not elastic. There is the relationship the profile of the elasticity of muscle and gymnastics to be fit for the elderly in kelurahan tlogomas kecamatan lowokwaru poor city As evidenced by statistical analysis correlation spearman rank this proves that value Value p value of 0,000 & 0.05 so that research this proves that there is a significant relation, The relations power of 0,708 (70,8% ) so that included in the category strong relationship .

Keywords : Elasticity muscle, elderly, gymnastics elderly.

PENDAHULUAN

Usia manusia secara kronologis akan terus bertambah seiring bergantinya waktu. Bersamaan dengan meningkatnya usia, beberapa fungsi vital dalam tubuh

ikut mengalami kemunduran.

Pendengaran mulai menurun, penglihatan

(3)

621 bukannya hanya faktor bilogis tersebut

saja, tetapi juga faktor psikologis dan sosial mempengaruhi gaya hidupnya. Menjadi tidak akan bisa dihindari tetapi harus dipersiapkan dengan baik agar mampu mengarungi hidup semasa tua tersebut dengan kondisi kesehatan yang tetap terpelihara dengan baik.

Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat diseluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan hidup meningkat menjadi 66,2 tahun dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu, meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh majunya pelayanan kesehatan, menurunnya angka kematian bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi, serta meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi (Bandiyah, 2009).

Menua senantiasa disertai dengan perubahan disemua sistem didalam tubuh manusia. Perubahan disemua sistem didalam tubuh manusia tersebut salah satu misalnya terdapat pada sistem saraf. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penurunan dari fungsi kerja otak. Berat otak pada lansia umumnya

menurun 10-20%. Penurunan ini terjadi pada usia 30-70 tahun (Fatmah, 2010). Penelitian terkini menyebutkan bahwa walaupun tanpa adanya penyakit neurodegeneratif, jelas terdapat perubahan struktur otak manusia seiring bertambahnya usia. Serta, perubahan patologis pada serebrovaskular juga berhubungan dengan kemunduran fungsi kognitif (Kuczynski, 2009). Hal tersebut tentunya juga akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari sehingga dapat menurunkan kualitas hidup lansia yang berimplikasi pada kemandirian dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Nugroho, 2008).

Menurut Jubaidi (2008) ada beberapa perubahan fisik pada lansia yang dapat menjadi suatu kondisi lansia terserang penyakit, seperti perubahan kardiovaskuler yaitu menurunnya elastisitas pembuluh darah, perubahan pada respirasi yaitu menurunnya kekuatan otot-otot pernafasan, serta perubahan pada pendengaran dan perubahan pada penglihatan. Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat memperparah kondisi tersebut (Ulliya dkk., 2009). Penurunan kemampuan muskuloskeletal dapat menurunkan aktivitas fisik (physical activity), sehingga akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktifitas sehahi - hari (Ulliya dkk., 2009).

(4)

622 memprioritaskan kekuatan otot (Broman

dkk., 2006). Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Keadaan ini menyebabkan munculnya penyakit degeneratif yang

merupakan penumpukan

distorsimetabolik dan struktural (Darmojo & Martono, 2009).

Pada proses menua biasanya terjadi penurunan produksi cairan sinovial pada persendian, tonus otot menurun, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan kelenturan (fleksibilitas), sehingga mengurangi gerakan persendian. Senam bugar lansia (SBL) termasuk senam aerobic low impact (menghindari gerakan loncat-loncat), senam lansia ini dikeluarkan oleh Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) khusus bagi lansia dengan pelaksanaan durasi senam kurang lebih 30 menit dengan 5 menit latihan pemanasan, 20 menit latihan inti dan 5 menit pendinginan (Ulliya & Agustin, 2008). Senam lansia akan menambah penguatan otot, daya tahan tubuh, kelenturan tulang dan sendi, sehingga sistem muskuloskeletal yang menurun dapat diperbaiki. Selain itu senam lansia bermanfaat untuk memelihara kebugaran jantung dan paru (Herawati & Wahyuni, 2004). Elastisitas otot terdiri dari

elastisitas paralel (PEC) yang memberikan tahanan pada saat otot secara pasif terulur dan elastisitas seri (SEC) sebagai pegas yang lentur untuk menyimpan energi elastis ketika otot yang tegang diulur.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan, senam lansia dapat menyebabkan kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari dalam kategori mandiri (96,23%) (Ardiyanti, 2009). Latihan ROM selama satu bulan sudah dapat meningkatkan ROM fleksi sendi lutut pada lansia yang mengalami keterbatasan gerak. Latihan ROM adalah latihan yang menggerakkan persendian seoptimal dan seluas mungkin sesuai

kemampuan seseorang yang

(5)

623 Kemampuan fungsional dan

kemandirian lansia dalam aktivitas kehidupan sehari-hari merupakan susuatu hal penting yang perlu dikaji secara mendalam. Tujuan rehabilitasi pada lansia adalah meningkatkan kemampuan beraktivitas kehidupan sehari-hari lansia, sehingga lansia masih tetap aktif dan produktif serta dapat menikmati hari tuanya dengan bahagia. Upaya meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, elastisitas dan keseimbangan pada lansia dilakukan dalam berbagai program senam seperti taichi, senam kesegaran jasmani dan lain-lain. Program senam tersebut memerlukan instruktur karena gerakan cukup komplek, waktu yang terjadwal, tempat yang cukup luas. Sehingga senam bugar bagi lansia merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memberikan daya tahan terhadap kemampuan otot lansia. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui profil elastisitas otot setelah melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan observational analitik. Penelitian observational analitik dilakukan dengan tujuan menjelaskan dan mendiskripsikan hasil penelitian berdasarkan teori dan fakta yang ada (Nursalam, 2002). Penelitian ini mendeskripsikan,

Profil Elastisitas Otot Setelah Melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Populasi semua lanjut usia di kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang sebanyak 45 orang. Sampel semua lanjut usia yang ikut senam di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang sebanyak 40 orang. Teknik samping yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan memilih sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.

Variabel independen (variabel bebas), ini merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Alimul, 2009). Variabel independen dalam penelitian ini adalah elastisitas otot lansia (X). Variabel dependen ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Alimul, 2009) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah senam bugar lansia (Y). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Lansia yang berumur 60 -74 tahun 2. Lansia yang bertempat tingagal di

kelurahan Tlogomas

3. Lansia yang mengikuti senam bugar lansia

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

(6)

624 2. Lansia yang tidak kooperatif

3. Lansia yang tidak berada ditempat pada saat menjadi responden

4. Lansia yang tidak sehat

Sebelum dilakukan analisa hubungan, maka dilakukan analisis univariat untuk variabel senam lansia dengan elastisitas otot menggunakan rumus sebagai berikut ;

∑f × 100% P = ────────── N

Keterangan :

P : Persentase

∑f : Frekuensi responden N : Tatal sampel

Hasil pengolahan data dalam

bentuk persentase kemudian

diinterpretasikan dengan ketentuan sebagai berikut ;

1% – 25% : sebagian kecil 26% – 49% : hampir setengahnya 50% : setengahnya

51% – 75% : sebagian besar 76% – 99% : hampir seluruhnya 100% : seluruhnya

Metode analisa data peneliti ini menggunakan uji statistik spearman’s

rank (Rho) dengan tingkat signifikasi  = 0,05 dengan sistem komputerisasi. Interpretasi hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut ;

1. Jika p <  (0,05) artinya H0 di tolak dan H1 diterima maka ada hubungan yang signifikan antara senam bugar lansia dengan elastisitas otot

2. Jika p >  (0,05) artinya H0 di terima dan H1 ditolak artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara senam bugar lansia dengan elastisitas otot

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (korelasi

Spearman’s Rank).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Data khusus kehadiran dalam senam bugar lansia (X) di Kelurahan Tlogomas kota Malang, Tahun 2015.

Senam Bugar f ( % )

Sangat rutin 16 40,0

Rutin 18 45,0

Jarang 6 15,0

Tidak pernah 0 0

Total 40 100

Berdasarkan Tabel. 1 dapatkan diketahui bahwa responden yang sangat rutin mengikuti sebanyak 6 orang (40%), untuk yang rutin mengikuti senam ada 18 orang (45%), yang jarang mengikuti senam ada 6 orang (15%).

(7)

625 elastisitas paralel (PEC) yang tidak

elastis.

Tabel 2. Data khusus Kondisi Elastisitas Otot (Y) untuk Elastis Paralel (PEC) di kelurahan Tlogomas kota Malang, Tahun 2015

Elastisitas Paraler

Berdasarkan Tabel. 3 dapatkan diketahui bahwa lansia yang menjadi responden yang mempunyai elastis seri (SEC) sebanyak 13 orang (32,5%), yang

cukup elastis ada 18 orang (45%) dan yang kurang elastis ada 9 orang (22,5%), dengan demikian tidak ada lansia yang mempunyai kondisi elastisitas seri (SEC) yang tidak elastis.

Tabel 3. Data khusus kondisi elastisitas otot (Y) untuk elastis seri (SEC) di kelurahan Tlogomas kota Malang, Tahun 2015 Elastis Seri (SEC) f ( % )

Tabel 4. Analisis tabulasi silang elastisitas otot paralel (PEC) lansia saat melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kota Malang.

Senam (x)

Total Jarang Rutin Sangat Rutin

PEC kurang jumlah diketahui bahwa Elastisitas Otot Paralel (PEC) pada lansia yang sangat rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang elastis yaitu 11 orang (27,5%). Lansia

(8)

626 elastis paralel yang kurang elastis hanya

ada 1 orang (2,5%).

Lansia yang rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang elastis ada 3 orang (7,5%). Lansia yang rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang cukup elastis ada 11 orang (27,5%). Lansia yang rutin mengikuti senam bugar lansia

mempunyai profil elastis paralel yang kurang elastis ada 4 orang (10%).

Lansia yang jarang mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang kurang elastis ada 6 orang (15%), dan tidak ada lansia yang jarang mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang elastis maupun kurang elastis.

Tabel 5. Analisis Tabulasi Silang Elastisitas Otot Seri (SEC) Lansia Saat Melakukan Senam Bugar Lansia di Kelurahan Tlogomas Kota Malang

Senam (x)

Total Jarang Rutin Sangat Rutin

PEC kurang jumlah diketahui bahwa Elastisitas Otot Seri (SEC) pada lansia yang sangat rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang elastis yaitu 11 orang (27,5%). Lansia yang sangat rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang cukup elastis ada 4 orang (10%). Lansia yang sangat rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang kurang elastis hanya ada 1 orang (2,5%).

Lansia yang rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang elastis ada 2 orang (5%). Lansia yang rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang cukup elastis ada 13 orang (32,5%). Lansia yang rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang kurang elastis ada 3 orang (7,5%).

(9)

627 orang (10%), dan tidak ada lansia yang

jarangmengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang elastis.

Berdasarkan hasil penelitian dapatkan diketahui bahwa nilai p value sebesar 0,000 < 0,05 sehingga penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, kekuatan hubungan tersebut sebesar 0,708 (70,8%) sehingga masuk dalam katagori hubungan yang kuat.

Senam Bugar Lansia

Lanjut usia bukan berarti tidak mampu lagi untuk melakukan kegiatan rutin dalam kehidupan sehari-hari, namun pada lanjut usia seseorang mempunyai kemampuan yang terbatas untuk melaksanakan aktivitas. Untuk menjaga kondisi tubuh salah satu kegiatan yang dapat dilakukan pada usia lanjut adalah dengan mengikuti atau melaksanakan senam lanjut usia, sebagai mana yang dilakukan oleh lansia di kelurahan Tlogomas kota Malang.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa lansia yang sangat rutin mengikuti sebanyak 6 orang (40%), untuk lansia yang rutin mengikuti senam ada 18 orang (45%), dan lansia yang jarang mengikuti senam ada 6 orang (15%). Senam yang dilaksanakan oleh lansia ini merupakan suatu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan benar. Senam atau latihan fisik sering

diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Senam merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi mereka yang telah menderita.

Senam tersebut merupakan upaya untuk manjaga kebugaran jasmani pada lansia, sebagaimana yang dikatakan (Hilmy, 1994), bahwa kebugaran jasmani adalah kebugaran fisik (physican fittnes), yakni kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tampa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran jasmani dipandang dari aspek fisiologis adalah kapasitas fungsional untuk memperbaiki kualitas hidup. Bagi lansia, untuk dapat mencapai kondisi kebugaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latiahan fisik yang melibatkan komponen kebugaran jasmani dengan metode latihan yang benar.

Elastisitas Otot

(10)

628 dan kondisi otot kurang elastis ada 12

orang (30%).

Elastisitas otot lansia tersebut meliputi elastisitas otot paraler (PEC) dan elastisitas otot seri (SEC). Menurut Tortora dan Grobowski (2003) sifat elastis otot digambarkan sebagai 2 komponen utama. Komponen elastis paralel (PEC) dan elastis seri (SEC). Komponen elastis paralel (PEC) lansia pada penelitian dapat dikatagorikan elastis dan cukup elastis, sehingga membran otot lansia dapat memberikan tahanan pada saat otot secara pasif terulur (stretch). Komponen elastis seri (SEC) lansia pada penelitian dapat dikatagorikan elastis dan cukup elastis, sehingga tendon lansia bekerja sebagai pegas yang lentur untuk menyimpan energi elastis ketika otot yang tegang diulur (distretch).

Kondisi elastisitas otot lansia ini secara umum elastis sehingga memiliki sifat merekat yang memungkinkan otot terulur dan kembali ke dalam bentuk semula. Dengan demikian ketika penguluran statik pada group otot seperti hamstring dipertahankan selama jangka waktu tertentu, maka secara progresif otot akan memanjang, dan meningkatkan ROM sendi. Demikian pula, setelah group otot tertentu diulur (distretch), maka tidak akan kembali dengan segera ke posisi pemanjangan istirahat (resting length), tetapi secara bertahap akan memendek selama jangka waktu tertentu. Respon viskoelastik ini pada otot tidak bergantung pada jenis kelamin (independent). Elastisitas otot lansia yang

masih cukup elastis ini membuktikan bahwa lansia tersebut rutin mengikuti kegiatan senam bugar yang dilakukan setiap minggu.

Profil Elastisitas Otot Saat Melakukan Senam Bugar Lansia

Setiap orang yang bertambah usia maka wajar apabila kondisi dan fungsi tubuhnya juga akan menurun. Tak heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau bekerjasama dengan baik seperti kala muda dulu. Hasil penelitian yang didukung oleh analisis statistic korelasi spearman rank ini membuktikan bahwa nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 sehingga penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, kekuatan hubungan tersebut sebesar 0,708 (70,8%) sehingga masuk dalam katagori hubungan yang kuat.

Sebagaimana yang dikatakan Hartono (2012) bahwa elastisitas adalah kemampuan dan kepekaan untuk merespon, sedangkan elastisitas otot mempunyai arti kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal setelah diulur (distretch). Elastisitas otot akan mengembalikan otot ke posisi pemanjangan istirahat normal (normal resting) setelah mengalami penguluran dan memberikan transmisi ke tegangan yang halus dari otot ke tulang.

(11)

629 bagi lansia yang bermanfaat dalam

menjaga kondisi elestisitas ototnya. Hal ini sesuai dengan pendapat (Darmajo, 1999) bahwa senam lanjut usia mempunyai manfaat untuk memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia, mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi) dan memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalnya sakit.

Lansia dikelurahan Tlogomas kota Malang yang rutin mengikuti kegiatan senam kebugaran pada umumnya mempunyai kondisi elastisitas otot yang elastis, dan untuk lansia yang jarang mengikuti kegiatan senam tersebut kondisi ototnya juga kurang elastis. Kondisi elastisitias otot ini diketahui pada saat penelitian yaitu dengan melakukan gerakan-gerakan pada bagian pergelangan tangan, siku, bahu, leher, pinggang dan lutut.

Terlihat bahwa beberapa orang lansia yaitu sebanyak 13 orang (32,5%) mempunyai elastisitas otot yang elastic ketika melakukan gerakan pada bagian-bagian pergelangan tangan, siku, bahu, leher, pinggang dan lutut yaitu elastisitas seri elastic paralel (PEC) dan elastic seri (SEC). artinya pada lansia tersebut membran otot tetap memberikan tahanan pada saat otot secara pasif terulur (stretch). Pada lansia tersebut tendon juga bekerja cukup baik sebagai pegas yang lentur untuk menyimpan energi elastic ketika otot yang tegang diulur (distretch).

Oleh karena itu, sebagai upaya untuk menjaga kondisi elastisitas otot yang terdiri dari elastic paralel (PEC) dan elastic seri (SEC), kegiatan senam lansia menjadi salah satu hal yang mempunyai kontribusi tinggi untuk menjaga elastisitas otot lansia. Dengan demikian apabila lansia mempunyai waktu yang luang dan tidak berhalangan, sebaiknya berusaha untuk rutin mengikuti kegiatan senam lansia.

KESIMPULAN

1) Profil elastisitas otot paraler (PEC) lansia saat melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang dalam kondisi elastis berjumlah 14 orang (35%), yang cukup elastis ada 15 orang (37,5%) dan kurang elastis ada 11 orang (27,5%) sehingga tidak ada lansia yang mempunyai kondisi elastisitas paraler (PEC) yang tidak elastis.

(12)

630 elastisitas seri (SEC) yang tidak

elastis.

3) Terdapat hubungan profil elastisitas otot dan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang dibuktikan dengan analisis statistik korelasi spearman rank ini membuktikan bahwa nilai p value sebesar 0,000 <(0,05) sehingga penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, kekuatan hubungan tersebut sebesar 0,708 (70,8%) sehingga masuk dalam katagori hubungan yang kuat.

SARAN

Dapat digunakan sebagai kajian awal atau bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian serupa secara lebih cermat, melakukan penelitian dengan pengembangan berbagai aspek baik dari sisi konsep maupun variabel penelitian dan menggunakan unit analisis yang lebih tajam seperti analisis regresi atau analisis ragam serta pengujian hipotesis.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul. A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Azis dan Hidayat. 2007. Pedoman Kesehatan Dasar Bagi Usia Lanjut. Jakarta: Dinas Kesehatan Republik Indonesia.

Bandiyah. 2009. Cara Menjaga Kesehatan Pada Usia Lanjut. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Diponogoro. Semarang.

Broman, dkk. 2006. Memelihara Kesehatan Pada Usia Lanjut. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Universitas Indonesia.

Darmojo dan Martono. 2009. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Darmojo. 2006. Aktifitas Fisik Usia Lanjut.Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indoensia.

Darmojo. 1999. Aktifitas Fisik Usia Lanjut.Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indoensia.

Hartono. 2012. Fisioterapi Pada Usia Lanjut. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

(13)

631 Nugroho, Wahjudi. 2008. Komunikasi

Dalam Keperawatan Gerontik . Jakarta: EGC.

Nursalam. 2002. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

Ulliya, dkk. 2008. Perubahan Kondisi dan Kemampuan Fisik Pada Lansia. Ikatan Dokter Indonesia. Jakarata.

Ulliya, dkk. 2009. Perubahan Kondisi dan Kemampuan Fisik Pada Lansia. Jakarata: Ikatan Dokter Indonesia.

Venturelli, dkk. 2010. Elastisitas Otot Paraler dan Elastisitas Otot Seri Lansia.

Gambar

Tabel 4. Analisis tabulasi silang elastisitas otot paralel (PEC) lansia saat melakukan senam bugar lansia di  Kelurahan Tlogomas Kota Malang
Tabel 5. Analisis Tabulasi Silang Elastisitas Otot Seri (SEC) Lansia Saat Melakukan Senam Bugar Lansia di  Kelurahan Tlogomas Kota Malang

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan satu variabel terikat (dependen) yaitu kualitas pelaporan keuangan dan lima variabel bebas (independen) yaitu jumlah anggota komite

BB Efek utang dengan peringkat BB menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibandingkan dengan entitas lainnya untuk memenuhi kewajiban

Normalisasi merupakan proses penyusunan tabel-tabel yang tidak redundan (double), yang dapat menyebabkan anomali pada saat operasi manipulasi data, seperti tambah, simpan,

Serta sholawat bertabur salam tercurah selalu kepada baginda besar Nabi Muhammad saw sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada Fakultas Syariah Universitas

Initially, the company was formed on the basis of a collaboration agreement with Professor Bianchi of the San Raffaele Research Institute for the development of the protein

Kajian pustaka pada penelitian ini adalah membandingkan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang berjudul ‘Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai

Jenis material yang digunakan pada penelitian ini adalah material (MNG) karena memiliki permeabilitas yang tinggi pada frekuensi kerja tertentu serta tidak menyerap

Iklan Baris Iklan Baris PERLNGKPN MOBIL PENGOBATAN PANTI PIJAT NOMOR CANTIK MOTOR KREDIT Serba Serbi PARABOLA/TV RUMAH DICARI BODETABEK Rumah Dijual.. DIJUAL KREDIT perorangan rmh