ISSN : 1829-9946
Volume 7 No.1 September 2010
IDENTIFIKASI ANGKA KECUKUPAN GIZI DAN STRATEGI PENINGKATAN GIZI KELUARGA DI KOTA PROBOLINGGO (STUDI KASUS DI KECAMATAN KEDOPOK DAN MAYANGAN)
PEMBANGUNAN EKONOMI PERDESAAN MELALUI AGROINDUSTRI PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS AGROINDUSTRI KELAPA DI KABUPATENKULONPROGO
VALUATION OF TOFU AGRO INDUSTRY'S PERFORMANCE USING BALANCED SCORECARD AND NEURO-FUZZY
(A CASE STUDY IN BANYUMAS REGENCY, CENTRAL JAVA)
IMPACT OF RICE TRADE LIBERALIZATION ON FARM HOUSEHOLDS IN CENTRAL JAVA
MENINGKATKAN PRODUKSI' DAN PENDAPATAN USAHA TANI SAWAH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SERAYU MELALUI USAHA PERBAIKAN SISTEM PERTANAMAN
ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEMBAKAU (Nicotiana sp.) DI INDONESIA
BIAYA TENAGA KERJA BORONGAN PADA USAHA TANI TANAMAN PANGAN MENURUT KELEMBAGAAN LAHAN DAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS LlKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
ISSN :
1829 - 9946
JURNAL SOSIAL EKONOMI
.
PERTANIAN DAN AGRIBISNIS
SEPA
PelindungDekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
PenanggungJawab
;
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi • ,Pertanian IAgrobisnisKetua Redaksi Erlyna Wida R, SP.MP
Sekretaris Redaksi Ernoiz Antriyandarti, SP,MP.MEc
. Penyunting Ahli
Prof. Dr. Ir. Hj. Suprapti. Supardi, MP Dr. Ir. Mohd. Harisudin, MSi Prof. Ir. Endang Siti R, MS (PERHEPI)
Dr. Ir. Hj. Sri Marwanti, MS Ir. Joko Sutrisno, MP (PERHEPI)
Penyunting Pelaksana Ir. Sugiharti MH, MP
Ir. Agustono, MSi Ir. Heru Irianto, MsM (PERHEPI)
Wiwit Rahayu, SP.MP Setyowati, SP.MP
Alamat Redaksi Jurusan Sosial Redaksi
Pertanian IAgrobisnis Fakultas Pertanian UNS JI. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta
57126
Telp.lFax (0271) 637457 e-mail: erlyn4@yahoo.com Terbit dua kali setahun
Jumal· SEPA diterbitkan sebagai media komunikasi; informasi, edukasi dan
pembangunan masalah-masalah pembangunan pertanian, agribisnis, ekonomi, pertanian, kebijakan pertanian .
pangan dan gizi, pembangunan ekonomi wilayah, ekonomi sumberdaya
alam dan Iingkungan, masalah kependudukan dan ketenaqakerjaan
serta ekonomi rumah tangga
DAFTAR 181
IDENTIFIKASI ANGKA KECUKUPAN GIZI DAN STRATEGI PENINGKATAN •GIZI KELUARGA 01 KOTA PROBOLtpNGGO (STUDI KASUS 01 KECAMATA ~:~S~~!':h~~:'.~~~~~~~~ 1-5PEMBANGUNAN EKON I
PERDESAAN MELALUI AGROINDUSTRI:
PENENTUAN PRIORITAS
PENGEMBANGAN JENIS
AGROINDUSTRI KELAPA
01 KABUPATEN KULONPROGO
Budiarto 6-14
VALUATION OF TOFU AGRO
INDUSTRY'S PERFORMANCE USING BALANCED SCORECARD AND NEURO-FUZZY (A CASE STUDY IN BANYUMAS REGENCY,CENTRAL JAVA)
Budl Dharmawan 15-22
IMPACT OF RICE TRADE
LIBERALIZATION ON FARM
HOUSEHOLDS IN CENTRAL JAVA EmoizAntriyandarti : 23-29 MENINGKATKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI SAWAH DI DAERAH ALiRAN SUNGAI (DAS) SERAYU MELALUI USAHA PERBAIKAN
SISTEM PERTANAMAN
Anny Hartatl.. 30-38
ANALISIS PENAWARAN DAN
PERMINTAAN TEMBAKAU
(Nicotiana sp.) DI INDONESIA
Silvana Maulidah 39-50
BIAYA TENAGA KERJA BORONGAN PADA USAHATANI TANAMAN PANGAN MENURUT KELEMBAGAAN LAHAN DAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL
Suwarto ! 51-59
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS LlKUIDITAS, SOLVABILlTAS, AKTIVITAS,
DAN RENTABILITAS PADA
PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG
TERDAFTAR 01 ,BURSA EFEK
INDONESIA
SEPA : Vol. 7No. 1September 2010 :1 - 71 ISSN: 1829-9946
\
10ENTIFIKASI ANGKA KECUKUPJ\.N GIZI DAN
STRATEGI PENINGKATAN GIZI KELUARGA DI KOTA PROBOLINGGO
(STUDI KASUS 01 KECAMATAN KEOOPOK DAN MAYANGAN) AGUSTINA SHINTA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,UniversitasBrawijaya
ABSTRACT
The objective of the research isto identify the nutrition adequacy rate In !;ie city of Probolinggo and
the strategyto increasesuch rate.The adequacy of nutrition can be viewed from the stateof nutrition.
State of nutrition isabody conditionas aresult of the balance between food intake and howit is used
by the body. Thiscan be measured through various dimensions and each element of nutrition both
micro as wellas macro elements of nutrition. The macro element of nutrition is energy, protein and fat while micro element of HutritiCiI is calcium, phosphor, zinc and vitamin C. Information on the
component of food being consumed is obtained through people's "recall one-day consumption"
interview approach. Thisinformation is then converted into Household Measurement ingram unit. By
using Software Nutrition Model-in which referred to the List of Food Composition (DKBM,Ministryof Health, 1998)-the amount of energy (kcal), both animal and vegetable proteins (gram), fat (gram), vitamins and other micro nutrition are obtained. The result of the research showed that Probolinggo has yet categorized as "Nutrition Endure" since it has yet reached the indicator of 75%. Hence, a
recommendation on a strategy to up-scale the category from "Nutrition Adequate" to "Secured Nutrition" isnecessary.
Keywords: Nutrition Adequacy Rate, macro and micro elementsof nutrition. PENDAHULUAN
Konsumsi pangan merupakan
banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan
sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk
memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan
masyarakat.Konsumsi pangan merupakan factor
utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi
tubuh, mengatur proses metabolisme,
memperbaiki jaringan tubuh serta untuk
pertumbuhan.
Konsumsi, jumlah dan jerus pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah produksi dan ketersediaan pangan. Untuk tingkat konsumsi, lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang. dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan. Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualitas dan kuantitas harus dapat terpenuhi. Apabila tubuh kekurangan zat gizi,
khususnya energi dan protein, pada tahap awal akan menyebabkan rasa lapar dan dalam jangka waktu tertentu berat badan akan menurun yang disertai dengan menurunnya produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang dan gizi buruk. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang mencukupi, pada akhirnya tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi yang selanjutnya dapat menyebabkan kematian .
Makanan yang masuk kedalam tubuh
selanjutnya melalui proses pencernaan dipecah menjadi zat gizi, kemudian zat gizi tersebut
diserap kedalam aliran darah yang
mengangkutnya ke berbagai bagian tubuh.
Penilaian tentang kecukupan gizi menjadi penting karena dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengembangan program ketahanan pangan dan membantu mengatasi kekurangan gizi yang dialami suatu masyarakat, menyediakan sejumlah dan jenis yang diperlukan guna mendukung peningkatan kesehatan penduduk. Pemerintah tentunya sangat berkepentingan memonitor kondisi status gizi penduduknya guna menentukan apakah upaya-upaya yang telah dilakukan guna memperbaiki status gizi masyarakatnya sudah berjalan secara efektif.
Untuk menetapkan status gizi seseorang diperlukan pengukuran untuk menilai berbagai tingkatan apakah suatu masyarakat mengalami kekurangan gizi atau tidak. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan yaitu suatu
Agustina Shinta :Identifikasi Angka Kecukupan Gizi .
kecukupan rata-rata zat gizi yang dikonsumsi setiap hari oleh seseorang menu rut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam menghitung kecukupan gizi yang dianjurkan umumnya sudah diperhitungkan faktor keberagaman terhadap kebutuhan individu sehingga AKG merupakan nilai rata-rata yang dicapai penduduk dengan indikator yang sudah ditetapkan sebelumnya. Seseorang yang mengkonsumsi zat gizi yang umumnya terkandung dalam bahan pangan berguna untuk memberikan energi kepada tubuhnya, mengatur proses dan mekanisme tubuh, pertumbuhan tubuh dan memperbaiki jc<iingan tuouh, Beberapa zat gizi kemungkinan menggantikan zat gizi lainnya yang umumnya mempunyai fungsi yang jelas di dalam tubuh.
Kerawanan atau kecukupan pangan gizi dapat diukur dari prosentase Angka Kecukupan Gizi yang terdiri dari prosentase Angka Kecukupan Gizi terhadap Energi (AKE), prosentase Angka Kecukupan Gizi terhadap Protein (AKP), prosentase Angka Kecukupan Gizi terhadap Lemak (AKL) dan Angka Kecukupan Gizi terhadap unsur-unsur mikro (AKMikro). Prosentase AKE merupakan pembagian dari AKE aktual dibagi dengan AKE normative dikali 100, sedangkan prosentase AKP merupakan pembagian dari AKP aktual dibagi AKP normatif dikali 100. Dikatakan rawan gizi apabila prosentase AKE dan AKP kurang dari 75 %. AKG normatif diperoleh dari Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 2004, angka tersebut direkomendasikan agar seseorang dapat hidup sehat dan dapat aktif menjalankan aktifitas sehari-hari secara produktif. Karena di dalam makanan terkandung zat gizi (karbohidrat, lemak dan protein) untuk memenuhi trifungsi makanan yaitu sebagai penghasil energi, untuk
pembangun/pertumbuhan dan untuk
pengatur/pemelihara. Sedangkan untuk AKL, angka lemak aktual dihitung 15 % dari energi yang diserap oleh responden, kemudian AKL aktual dibagi dengan AKL normatif (dengan melihat lampiran AKG normatif).
Selain energi, lemak dan protein yang akan dihitung, untuk lebih mengetahui Angka Kecukupan Gizi lebih lengkap agar hasil penelitian ini dapat digunakan untuk strategi ketahanan pangan, maka dihitung pula Angka Kecukupan Gizi terhadap unsur mikro seperti Calsium, Zat besi, vitamin C dan Fosfor. Perhitungan Angka Kecukupan Gizi Mikro kemudian dibandingkan dengan anjuran dari Model Pengukuran oleh hasil Widyakarya Pangan tahun 2004 (Iampiran).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dengan menetapkan responden dengan mengambil secara purposive dua kecamatan (Kecamatan Kedopok dan Mayangan) dari lima kecamatan yang terdapat di Kota Probolinggo, guna dapat mengidentifikasi dan menggambarkan situasi dan kondisi Kota Pror.J0iinggo dalam menghadapi kecukupan gizi. Dari masing-masing kecamatan ditetapkan 3 (tiga) kelurahan yang memiliki potensi paling tinggi mengenai ketahanan ataupun kerawanan gizinya. Kecamatan Kedopok diwakili oleh kelurahan Jrebeng Wetan, Sumber Wetan dan Kareng Lor, sedangkan Kecamatan Mayangan diwakili oleh kelurahan Mangunharjo, Mayangan dan Wiroborang. Data yang diperlukan dalam penelitian il1i adalah data primer dengan menggunakan tenik wawancara terhadap responden rumah tangga dan perangkat kelurahan untuk mendapatkan informasi makanan yang dikonsumsi satu hari yang lalu. Setelah dilakukan perhitungan AKG kemudian dianalisa data terse but dengan menggunakan analisa deskriptif sehingga nantinya diharapkan dapat dirumuskan strategi penanggulangan kerawanan gizi yang terjadi di Kota Probolinggo.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANGKA KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN DAN LEMAK
Dari hasil penelitian terlihat pada Tabel 1 di bawah ini, Kota Probolinggo belum masuk dalam kategori Wilayah Tahan Gizi karena angka perolehan kecukupan energi, lemak maupun protein belum mencapai 75 %. Untuk AKE r ata-rata perolehan rata-rata 68,61 %, namun untuk Kecamatan Kedopok dapat mencapai Angka Kecukupan Energi yang melebihi 75 % yaitu 76,56%.
Untuk Angka Kecukupan Protein, rata-rata 68,65 % , masih dibawah indikator 75 %, dan perlu dicermati dan dihitung dengan seksama bahwa protein yang dikonsumsi kebanyakan adalah protein nabati seperti tahu dan tempe, sangat kurang sekali responden mengkonsumsi protein hewani. Padahal untuk kecukupan protein dipengaruhi juga oleh kualitas protein yang dikonsumsi artinya ada perimbangan antara protein hewani dan nabati. Hal ini dapat dimaklumi dengan pekerjaan kebanyakan adalah kuli bangunan, buruh tani, becak, makelar sapi, petani maka pendapatan yang diterima oleh responden sangat kecil. Mereka harus membagi pendapatannya dengan pengeluaran lain, seperti konsumsi pangan, pendidikan dan kesehatan.
SEPA : Vol.7No.1 September 2010: 1- 71
Tabel 1.Prosentase Angka Kecukupan Energi
Kota Probolinggo Tahun 2009 Ra
ta-rata Rata-rata
%AKE %AKP
Kecamata~-Gtual aktual
Rata-rata %AKI-Kedopok 76,5§l 74,05 26,18 Mayangan 60,65 63,25 22,32 Rata-rata 68,61 68,65 24.25
Sumber Data: Analisi DataPrimer
Sedangkan hasil perhitlmgan Angka
Kecukupan Lemaksemua masih termasuk rawan
lemakkarena darikonsumsi lernak :minyak yang
dianjurkan bagi sebagian bosar orang dewasa, harus dapat menyumbang minimal 15 % dari total energi / kalori yang dibutuhkan perhari, angka yang diperoleh jauh dari anjuran yang
ditetapkan. Rata-rata Angka Kecukupan Lemak di Kecamatan Kedopok sangat kecil yaitu sebesar 26,18 %, padahal seharusnya AKL
anjuran mencapai 100%, sedangkan Kecamatan
Mayangan lebih kecil lagi yaitu 22,32 %. Dari
hasil penelitian responden jarang sekali
mengkonsumsi makanan cemilan yang
mengandung lemak seperti biscuit, es cream,
coklat, makanan cepat saji, goreng-gorengan, sehingga lemak hanya diperoleh pada saat
makanan utama menggoreng ikan, tempe, tahu ataupun telor. Dengan perhitungan ini, instansi terkait diharapkan dapat memberikan sosialisasi
155M: 1829-994@
pentingnya lemak dan bahan pangan apa saj
yang banyakmengandunglemak.
ANGKA KECUKUPAN GIZI TERHADAP UNSUR MIKRO
Dapat dilihat pada tabel di bawah,.bahwa
zat gizi mikro aktual belum terpenuhi dibanding
normatifnya,.meskipun tidak dihitung secara
eksplisit prosentase kecukupannya maka dapat
disimpulkan bahwa j nis .makanan yang
dikonsumsi masyarakat Kecamatan Kedopok
belum dapat menghasilkan zat gizi mikro yang
memadai. Kasus di perkotaan, zat gizi mikro
dapat terpenuhi dengan mudah karena adanya
penjualan secara bebas berbagai macam
suplemen danjuga kesadaran masyarakatdalam
mengkonsumsi susu yang mempunyai kandungan fosfor dan kalsium yang tinggi. Sedangkandi pedesaan, usia selepas ASIhanya ditemukan satu anak yang berusia antara 2 hingga 5 tahun yang mengkonsumsi susu dan
tida!< ada satupun responden yang
mengkonsumsi suplemen.
Tabel2. Angka Kecukupan Gizi terhadap Unsur Mikro Tahun 2009 Kecamatan Ca F () Fe (mg) mg (mg) VitC (mg) Kedopok 369,84 411,71 17,69 93,65 Mayangan 135,07 330,89 6,28 24,92
Sumber Data: Analisis Data Primer
F 300.00 ,---. 700.00 +---,-,---~ 600.00 +---~
._E
500.00 01 400.00:e
300.00 200.00 100.00 0.00 +-~I
Iii!Jrebengwetan • Sumberwetan 0 Karenglor 0 AnjuranI
Ca Fe Vitamin Cunsur mlkro
Grafik 1. Angka Kecukupan Giziterhadap Unsur Mikro di Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo Tahun 2009
Dari grafik di atas,untuk AKG mikro calsium dan
fosfor di semua kecamatan jauh dari anjuran
pemerintah. Sedangkan untuk AKG zat besi
hanya Kelurahan Kareng Lor Kecamatan
Kedopokyang dapatmelebihi anjuran, dan untuk
AKG vitamin C semua kelurahan di Kecamatan
Kedopok melebihi AKG yang dianjurkan. Berdasarkan penelitian, responden banyak
mengkonsumsi daun singkong yang mempunyai
kandungan vitamin C sebesar 275 mg, daun kelor 220 mg, daun melinjo untuk sayur asem 182 mg, ketiga bahan pangan tersebut adalah
tertinggi kandungan vitamin C-nya dibanding bahan pangan yang lain.
Agustina Shinta : Identifikasi Angka Kecukupan Gizi .
800.00
--
-
-l
700.00-t---..;-,- . ...ji
I
I-
--
-
-
r
~
-
--
-
---~
lIDMangunha~o II Mayangan 0 Wiroborang 0
AE
100.00 600.00-[---1 500.00-j---I ~ .~ 400.00+----·
e
300.00 i---I 200.00+---1 0.00c
a
F Fe Vitamin C ,unsur mikroGrafik 2. Angka Kecukupan Gizi terhadap Unsur Mikro di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo Tahun 2009
Di Kecamatan Mayangan, AKG unsur secara nasional untuk kesejahteraan sosial
mikro tidak dapat tercapai sehingga mempunyai lingkungannya.
b~nyak resiko diakibatkan kurangnya unsur
rnikro, seperti dapat rneninqkatkan' 2. Pemantapan kelembagaan pangan dan gizi.
kecenderungan mudah jatuh karena lemahnya Keberadaan lembaga yang berfungsi
ke~uatan otot dan berkurangnya perlindungan - mengakomodasi kerjasarna berbagai sektor
lapisan lernbut pada bagian panggi.J1.Makanan term~suk pemerintah, swasta dan LSM sangat
yang mengandung fosfor diharapkan sarnpai pentinq untuk mendeteksi kelemahan program
611,11mg/hari di Indonesia, bahkan jauh lebih yang sedang berjalan dan mengintensifkan
rendah dari anjuran pemerintah Amerika Serikat k?ordi~asi upaya penanggulangannya. Dengan
1000 hingga 1500mg/harLBegitu juga untuk slnergl yang mantap diharapkan masalah pangan
kandungan kalsium, remaja Amerika Serikat dan gizi diselesaikan dalam waktu cepat dan
dianjurkan mengkonsumsi pangan yang tepat sehingga ancaman penurunan kualitas
me~gandung kalsium sedikitnya 1300 mg setiap SOM dimasa mendatang dapat dicegah.
harinya. 3. Pemantapan sistem kewaspadaan pangan
dan gizi (SKPG).
Pemantapan SKPG harus tetap dilaksanakan agar selalu berjalan pada setiap kondisi baik krisis maupun tidak. SKPG yang berjalan dengan baik memungkinkan akses pada informasi untuk pengambilan keputusan yang cepat dan benar sehingga prinsip deteksi dini masalah dapat segera diantisipasi.
4. Advokasi dan mobilisasi sosial.
Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atau akan diselenggarakan harus
berdampak pada tingkat kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat. Untuk terselenggaranya
pembangunan yang memberikan kontribusi
positif pada kesehatan perlu dilaksanakan
advokasi dan sosialisasi sehingga semua pihak
yang terkait (stake holders) memahami dan
mampu menjabarkan secara operasional dan terukur untuk pencapaian hasil dan dampak yang diharapkan.
5. Penerapan sanksi terhadap pelanggaran
Peraturan Perundangan tentang pangan dan gizi
termasuk fortifikasi pangan dan peraturan
tentang iklan dan label pangan.Berbagai regulasi
: J
STRATEGI PENINGKATAN GIZI KELUARGA Dengan hasil penelitian di atas, maka
perlu~~a . ~erumuskan strategi peningkatan
kondisi glzl masyarakat Kota Probolinggo dari
,"CukupGizi" menjadi "Tahan Gizi" agar program
percep~tan Indonesia sehat 2010 akan tercapai.
Strateqitersebut antara lain;
1. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat
Upa~a perbaikan gizi dilakukan dengan
memngkatkan kemandirian melalui kegiatan yang
berbasis masyarakat dengan fokus keluarga
sadar gizi agar mereka dapat mengenal dan
menco~a.mencari penyelesaian masalah pangan
d~n glZI. Secara khusus perhatian harus
dla~ahkan pada kelompok rentan yaitu bayi, anak bahta, dan wanita usia subur termasuk ibu hamil
dan ibu menyusui. Dalam kehidupan
~ermasyarakat harus timbul kepedulian pada
hngkungan termasuk kebersamaan memerangi
kelaparan dan peduli gizi buruk. Oengan
SEPA: Vol. 7No.1 September 2010: 1- 71
harus diterapkan untuk melindungi masyarakat
sebagai konsumen pangandan makanan olahan termasuk perlindun an terhadap hak asasi bayi untuk memperoleh air susu ibu. Pengawasan mutu dan keamanan pangan menjadi sangat penting agar pemerintahtegas dalam penerapan sanksi untuk melindungi masyarakat disatu pihak dan dilain pihak tetap memberikan iklim kondusif bagi produsen untuk berpartisipasi dalam penyediaan pangan dan perbaikan gizi masyarakat.
6. Peningkatanrnutu dan cakupan
Pelayanan gizi melalui penerapan paradigma sehat dan profesionaiisme petugas untuk
mempercepat pencapaiao lndonesiasehat 2010,
Propinsi sehat,Kabupaten/Kota sehat.
KESIMPUlAN DAN SARAN
Penduduk Kota Probolinggo yang
diwakili oleh Kecamatan Kedopok dan
Kecamatan Mayangan masih masuk dalam kategori Daerah Cukup Gizi, karena semua perhitungan angka kecukupan energi, protein, dan lemak masih dibawah 75 %. Sehingga perlunya pencanangan program untuk
meningkatkan Angka Kecukupan Gizi di Kota
Probolinggo denganpemberdayaan keluarga dan
masyarakat, pemantapan kelernbaqaan gizi, pemantapan sistem kewaspadaan
pangan-gizi, advokasi dan mobilisasi sosial kepada
masyarakatdansebagainya
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi 2004. Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia,Jakarta.
Anonim. 1998. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Departemen Kesehatan, PT.Bharatara,Jakarta.
Anonymous. (2001). Paradigma Baru
Ketahanan Pangan. Dewan Ketahanan Pangan.Jakarta.
ISSN: 1829-994~
--- 2001. Pefunjuk Teknis Sistem
Kewaspadaan Pangan dan Gizi
(SKPG). Badan Bimas Ketahanan Pangan Departemen Pertanian. Jakarta.
---. 2005. Rencana Strategis 2006
-2008. Badan Ketahanan Pangan Pemerintah Propinsi Jawa Timur.
-----------.2005. Laporan Kinerja Badan
Ketahamlfl P3!?~:.nPropinsi Jewe Timur
Tahun 2005. Badan Ketahanan Pangan
Propinsi Jawa Timur.
Karl, M. 1995. "Women and Empowerment;
Participatory and Decision Making",
Zed .Books Ltd. London and New
Jersey.
MUbyarto. 1998. "Membangun Sistem Ekonomi", BPFE Yogyakarta, edisi Pertama.
Maxwell, Sand T.R. Frenkenbarger. 1992.
"Household Food Scurity Concepts Indicators, Measurements: A Technical ReviewUNICEF and IFAD, NewYork. Sugiyanto. 1996. Persepsi Masyarakat tentang
Penyuluhan Pembangunan Pedesaan.
Disertasi,Institut Pertanian Bogor.
Sukartawi, (1993). "Prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian": Penerbit PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Sukirrnan. (1996). "Ketahanan Pangan: Konsep,
Kebijaksanaan dan Pelaksanaannya" : Makalah disampaikan pada Lokakarya
Pangan Rumahtangga. Yogyakarta.
Surono, Sulastri. (2001). "Peran Lembaga
Pangan da/am Memantapkan Ketahanan Pangan" Majalah Pangan No. 36/X/Januari, 2001 .
Wibowo, R. (2000). "Pertenien dan Pangan.
Bunga Rampai Pemikiran Menuju Ketahanan Pangan." - Puslitbang Sinar
Harapan. Jakarta.
. \