• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : Stres Pasca Trauma, Sectio caesarea, Partus normal, Ibu Primipara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci : Stres Pasca Trauma, Sectio caesarea, Partus normal, Ibu Primipara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN STRES SECTIO CAESAREA DAN TRAUMA PERSALINAN NORMAL PADA IBU PRIMIPARA DI MAKASSAR

Oleh:

Evi Gustia Kusuma, Muh. Khidri, Surahman Batara Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia (UMI) ABSTRAK:

Stres merupakan suatu keadaan yang dihasilkan karena perubahan lingkungan terhadap sesuatu yang menantang atau bahkan mengancam. Stres dapat menyebabkan perasaan negatif atau bertolak belakang dengan hal yang diinginkan, dapat mengancam kesejahteraan emosional dan mengganggu seseorang dalam menyelesaikan masalah. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis perbedaan stres sectio caesarea dan trauma persalinan normal pada ibu primipara di Makassar dengan menggunakan uji independent sample T-test.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum primipara dengan sectio caesarea dan partus normal di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, dan RS Pelamonia TK II Makassar sebanyak 1.435 orang. Digunakan metode pengambilan sampel accidental sampling yaitu sampel penelitian diambil karena ditemukan oleh peneliti saat pengumpulan data dan memenuhi kriteria inklusi. Pengolahan data secara univariat, bivariat, dan multivariat.

Hasil penelitian ini menunjukkan sig (2-tailed) 0.000 yang berarti sig lebih kecil dari α = 0,05, artinya ada perbedaan signifikan mengenai stres persalinan sectio caesarea dan trauma persalinan normal pada ibu primipara dengan pravelensi tingkat stres lebih tinggi pada ibu primipara dengan partus normal dibandingkan ibu primipara yang bersalin dengan sectio caesarea.

Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat stres ibu primipara dengan persalinan normal lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat stres ibu primipara dengan persalinan sectio caesarea. Diharapkan ibu yang sedang mengandung memiliki persiapan yang lebih matang dalam menghadapi persalinan sehingga proses adaptasi lebih baik pada masa pasca persalinannya dan dapat meminimalkan peluang munculnya stres post partum pada ibu khususnya ibu primipara.

Kata kunci : Stres Pasca Trauma, Sectio caesarea, Partus normal, Ibu Primipara

The Difference between Stress of Caesarean Section and Normal Labor Trauma in Primipara Mothers in Makassar (Supervised by Muh. Khidri Alwi and Surahman

Batara). ABSTRACT:

Stress is a condition that is produced due to environmental changes to something that is challenging or even threatening. Stress can cause negative feelings or contrary to what is desired, can threaten emotional well-being and disturb someone in solving problems. This study was an observational analytic study with a cross sectional study approach. This study was intended to analyze the differences between stress of caesarean section and normal labor trauma in primipara mothers in Makassar using the independent sample T-test.

(2)

The populations in this study were all primipara postpartum mothers with normal caesarean section and normal parturition in RSKD Mother and Child Siti Fatimah Makassar, RSKD Mother and Child Pertiwi Makassar, and Pelamonia TK II Makassar Hospital as many as 1,435 people. Used accidental sampling method, namely the sample of study was taken because it was found by researchers when collecting data and fulfilling the inclusion criteria. Data processing is univariate, bivariate, and multivariate.

The results of this study indicated sig (2-tailed) 0,000 which means that sig was smaller than α = 0.05, meaning that there were significant differences in the stress of caesarean section delivery and normal labor trauma in primipara mothers with higher stress levels in primipara mothers with normal parturition compared to primipara mothers who deliver with caesarean section.

The conclusion of this study is that the stress level of primipara mothers with normal labor is higher than the stress level of primipara mothers with caesarean section delivery. It is expected that pregnant mothers have more mature preparation in dealing with labor so that the process of adaptation is better in the postpartum period and can minimize the chances of the emergence of post-partum stress in mothers, especially primipara mothers.

Keywords: Post-traumatic Stress, Caesarean Section, Normal Parturition, Primipara Mothers

PENDAHULUAN

Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat

menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data

world health organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di Negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di Negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di Negara maju hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015).

Angka kematian ibu di Indonesia termasuk tinggi diantara Negara-negara ASEAN. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah kematian ibu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini masih sangat jauh dari target global SDGs 2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup, selanjutnya target global SDGs tahun 2030 adalan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)

menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017).

Berbagai masalah psikologis yang dialami ibu bersalin di rumah sakit sangat memerlukan perhatian dan perawatan yang optimal dari seorang perawat atau bidan dan dukungan keluarga dalam membantu ibu untuk beradaptasi dengan perubahan psikis setelah melahirkan terutama yang mengalami stres pasca trauma akibat prosedur pertolongan persalinan di rumah sakit.

Pravalensi dan perjalanan penyakit post traumatic stres disorder selama kehamilan dan pasca kelahiran (post partum) tidak mendapat cukup perhatian. Dokumentasi laporan mencatat bahwa pengalaman traumatik obstetrikal seperti proses melahirkan, kelahiran, keguguran, kematian janin, bayi lahir mati adalah sebagai pendorong simtomatologi yang berkaitan dengan trauma. Apabila beban trauma terus berlanjut, dampaknya akan berbekas pada janin. Terlebih jika ibu sampai mengalami stres. Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya bukan hanya memperhatikan bagian kesehatan fisiknya

(3)

saja, melainkan juga kesehatan psikologisnya. Salah satunya adalah mengindari trauma masa hamil yang dapat berujung pada stres, yakni timbunan permasalahan yang tidak bisa diatasi dengan baik (Czarnocka dan Slade, 2014).

Menurut Shinto (dalam Evariny, 2013), bahwa apabila beban trauma terus berlanjut, dampaknya akan berbekas pada janin. Terlebih jika ibu sampai mengalami stres. Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya bukan hanya memperhatikan bagian kesehatan fisiknya saja, melainkan juga kesehatan psikologisnya.

Gangguan mood postpartum bukan persoalan sepele. Dampaknya bisa memorakporandakan kehidupan ibu, keluarganya, bayi dan anak-anak lainnya. Ibu akan mengalami kesulitan dalam mengasuh serta menjalin ikatan emosional yang memadai terhadap bayi maupun anaknya yang lain. Dampaknya, anak-anak mereka bisa mengalami gangguan emosional dan perilaku, keterlambatan berbahasa dan gangguan kognitif. Bagi ibu sendiri, dalam kondisi berat bisa memunculkan keinginan untuk mengakhiri penderitaan lewat jalan yang membahayakan diri maupun anaknya (Mulyawati, 2014).

Menurut Yuliati dan purwanti (2018) trauma akan kelahiran dengan proses operasi tanpa pemberitahuan sebelumnya merupakan salah satu penyebab stres pasca trauma. Selain karena trauma, proses pemisahan dengan bayi yang baru dilahirkan yang belum diantisipasi sebelumnya membuat kekhawatiran ibu yang menjalani sectio caesarea bertambah. Sebagian besar ibu yang menjalani sectio caesarea, mempunyai masalah pada keadaan ibu dan bayinya sehingga keadaan keduanya setelah proses persalinan akan dipisahkan sampai keadaan keduanya stabil.

Stres pasca trauma dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental dan sering tidak dipedulikan dan diabaikan

sehingga tidak terdiagnosa dan tidak dilakukan asuhan sebagaimana mestinya. Padahal apabila stress tidak kunjung reda keadaan ini akan berkembang menjadi depresi postpartum. Perempuan dapat sering merasakan kesedihan, susah berkonsentrasi, perasaan bersalah dan tak berharga. Bentuk depresi postpartum yang tidak tetangani dengan baik akan mengakibatkan postpartum psikosis yang mengakibatkan penderita dapat mengalami perubahan mood secara drastic (Mulyawati, 2014).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di RSKDIA Siti Fatimah Makassar, RSKDIA Pertiwi Makassar, dan RS TK II Pelamonia pada bulan februari, stres pasca trauma tidak tercatat dalam rekam medis dan kurang mendapatkan perhatian khusus oleh petugas kesehatan disana. Selain itu diruang bersalin tidak disediakan pelayanan khusus yang menangani masalah psikologis ibu.

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis perbedaan stres sectio caesarea dan trauma persalinan normal pada ibu primipara di Makassar dengan menggunakan uji independent sample T-test. Adapun variabel independen yaitu jenis persalinan sectio caesarea dan jenis persalinan partus normal, sedangkan variabel dependen pada penelitian ini yaitu stres pasca trauma.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, dan RS Pelamonia TK II Makassar. Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2019.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

(4)

Data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner terstruktur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, dan RS Pelamonia TK II Makassar hingga batas waktu yang telah ditentukan.

2. Data Sekunder

Jenis data yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder, data yang diperoleh dari pihak lain dalam hal ini data rekam medis dari RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, dan RS Pelamonia TK II Makassar.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum primipara dengan sectio caesarea dan partus normal di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, dan RS Pelamonia TK II Makassar sebanyak 1.435 Ibu pada Januari 2018 – Januari 2019.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah ibu post partum primipara dengan sectio caesarea dan partus normal di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, dan RS Pelamonia TK II. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling dimana penelitian sampel diambil karena sampel kebetulan ditemukan atau dikenal oleh peneliti dan memenuhi kriteria inklusi. Adapun besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus Lameshow sebagai berikut : Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi Z = Tingkat Kepercayaan (95% = 1,96) P = Perkiraan Proporsi (0,4) q = 1-p

d = Tingkat Ketepatan yang dipilih 0,1 Menghitung Sampel :

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Jenis Persalinan

Berdasarkan Tabel 1 tentang jenis persalinan ibu primipara diketahui bahwa ibu yang bersalin dengan jenis persalinan sectio caesarea sebanyak 45 orang (50,0%), dan yang bersalin dengan jenis persalinan normal sebanyak 45 orang (50,0%).

Dalam penelitian ini diambil proporsi yang sama antara jumlah ibu post partum dengan persalinan normal dan persalinan sectio caesarea yaitu masing-masing sebanyak 45 orang ibu post partum (50%). Hal ini dilakukan karena penelitian ini merupakan penelitian yang membandingkan 2 variabel, sehingga jumlah sampel antar variabel memiliki jumlah yang sama.

b. Tingkat Stres

Berdasarkan tabel 2 tentang tingkat stres pada ibu primipara diketahui bahwa ibu yang mengalami stres ringan yaitu 1 orang (0,1%), ibu yang mengalami stres sedang sebanyak 7 orang (7,8 %), ibu yang mengalami stres berat sebanyak 20 orang (22,2%), dan ibu yang mengalami

(5)

stres sangat berat sebanyak 62 orang (68,9%).

c. Analisis Bivariat

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 45 ibu primipara yang bersalin dengan jenis persalinan sectio caesarea yang mengalami stres ringan yaitu 1 orang (2,2%), stres sedang sebanyak 7 orang (15,6%), stres berat sebanyak 20 orang (44,4%), dan stres sangat berat sebanyak 17 orang (37, 8%). Sedangkan seluruh ibu primipara yang bersalin dengan jenis persalinan normal mengalami stres sangat berat yaitu sebanyak 45 orang (100%).

Berdasarkan hasil analisis uji independent sample T-test di peroleh hasil sig (2-tailed) 0.000 yang berarti sig lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian Ha diterima yang berarti ada perbedaan signifikan mengenai stres jenis persalinan sectio caesarea dan trauma persalinan normal pada ibu primipara dengan pravelensi tingkat stres lebih tinggi pada ibu primipara dengan partus normal dibandingkan ibu primipara yang bersalin dengan sectio caesarea.

d. Analisis Uji Perbedaan

Pada tahap ini dilakukan analisis uji non parametris untuk mengetahui perbedaan median 2 kelompok variabel yang terkait secara langsung yaitu jenis persalinan sectio caesarea dan partus normal dengan tingkat stres pada ibu primipara sehingga didapatkan perbedaan tingkat stres yang lebih bermakna dengan jenis persalinan. Analisis uji beda bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan terhadap perbedaan tingkat stres ibu primipara. Hasil pengujian variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa hasil uji mann-whitney didapatkan nilai sig (2-tailed) 0.000 yang berarti sig lebih kecil dari α = 0,05 yang artinya ada perbedaan signifikan mengenai stres persalinan sectio caesarea dan trauma persalinan normal pada ibu primipara

dengan pravelensi tingkat stres lebih tinggi pada ibu primipara dengan partus normal dibandingkan ibu primipara yang bersalin dengan sectio caesarea.

PEMBAHASAN

1. Stres Pada Jenis Persalinan Sectio Caesarea

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa seluruh ibu primipara yang bersalin dengan jenis persalinan sectio caesarea yang mengalami stres ringan yaitu 1 orang (2,2%), stres sedang sebanyak 7 orang (15,6%), stres berat sebanyak 20 orang (44,4%), dan stres sangat berat sebanyak 17 orang (37, 8%). dengan nilai ρ = 0.000 (α <0.05).

Pada penelitian ini stres dengan jenis persalinan sectio caesarea dapat dilihat pada option pilihan jawaban dengan (option sering) tertinggi pada pernyataan nomor 3 sebanyak 8 Ibu, pernyataan nomor 4 sebanyak 4 Ibu, Pernyataan nomor 5 sebanyak 6 Ibu, pernyataan nomor 7 sebanyak 18 Ibu, pernyataan nomor 9 sebanyak 7 Ibu, pernyataan nomor 33 sebanyak 5 Ibu.

Pada penelitian ini mayoritas responden berada pada kelompok umur remaja akhir yaitu 17-25 tahun dimana pada usia ini ibu primipara cenderung memikirkan bekas luka operasi sectio caesarea, perawatan luka bekas operasi, aktivitas-aktivitas yang harus dikurangi, dan proses penyembuhan bekas luka yang memicu stres. Ibu primipara yang baru pertama kali mengalami operasi sectio caesarea ini akan merasa takut dan cemas atas prosedur yang diberikan. Ketakutan dan cemas yang berkepanjangan akan menyebabkan stres. Stres karena ketakutan dan cemas saat sebelum dan sesudah dilakukannya operasi dihubungkan dengan akibat-akibat buruk pada ibu, termasuk komplikasi pada luka insisi dan luka dapat terinfeksi dan (Rahmy, 2013).

(6)

2. Stres Pada Jenis Persalinan Normal Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa seluruh ibu primipara yang bersalin dengan jenis persalinan normal yaitu 45 orang (100%) mengalami stres sangat berat dengan nilai ρ = 0.000 (α <0.05).

Pada penelitian ini stres dengan jenis persalinan normal dapat dilihat pada option pilihan jawaban menurut ibu primipara dengan (option sering) pada pernyataan nomor 2 sebanyak 4 Ibu, pernyataan nomor 6 sebanyak 39 Ibu, Pernyataan nomor 20 sebanyak 2 Ibu, pernyataan nomor 23 sebanyak 18 Ibu.

Persalinan yang diikuti dengan kejadian memanjangnya waktu pada kala I & II mempunyai dampak kepada ibu dan janin. Dampak yang akan terjadi pada ibu dengan kala I & II lama yaitu akan terjadi kelelahan sampai mengakibatkan dehidrasi, infeksi pada ibu terutama jika sudah terjadi pecahnya selaput ketuban, hingga perdarahan karena atonia uteri, dan ruptur uteri. Dampak dari kala I & II lama ini menimbulkan morbiditas tinggi pada ibu bahkan dapat menjadi penyebab mortalitas pada ibu dan janin karena penanganan yang tidak adekuat pada ibu bersalin dengan kala I & II lama (Wahyuningsih, 2013).

Pada ibu bersalin dengan kala I & II lama mungkin akan dilakukan induksi persalinan apabila ibu dan janin dalam kondisi baik, proses induksi ini yang juga dapat menimbulkan kesakitan pada ibu karena kontraksi buatan setelah kontraksi alami telah dirasakan ibu dengan waktu yang lama. Apabila induksi gagal, persalinan dengan cara sectio caesarea juga dapat dilakukan dengan pertimbangan kondisi janin dan juga ibu (Aulia, 2010). Proses persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang disebut 5P, yaitu power, passage, passangger, penolong, dan psikis.

Pada ibu primipara otot-otot jalan lahir masih kaku dan belum dapat

mengejan dengan baik, beda hal nya dengan ibu multipara proses persalinan pada kala II akan terjadi lebih cepat karena adanya pengalaman persalinan yang lalu dan disebabkan otot-otot jalan lahir yang lebih lemas. Oleh karena itu perlu rutinnya ibu yang akan melakukan persalinan terutama ibu primipara untuk melakukan senam hamil.

Ibu primipara yang baru pertama kali melahirkan menyebabkan ibu belum memiliki pengalaman sama sekali dalam melakukan perawatan diri pasca persalinan. Hal ini menyebabkan ibu postpartum primipara akan mengalami kecemasan yang jika tidak ditangani dengan baik maka akan berujung stres hingga depresi mengenai perawatan dirinya. Ibu postpartum primipara juga beresiko untuk mengalami komplikasi tergantung kesiapan fisik, psikologi, dan pengetahuan ibu tentang masa kehamilan sampai masa post partum (Litsmanasari, 2013).

Bobak (Mitayani, 2013) menerangkan bahwa ibu primipara pasca melahirkan lebih membutuhkan dukungan daripada yang sudah mempunyai pengalaman melahirkan sebelumnya, kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat dapat menyebabkan penurunan fungsi psikologis (satu kemunduran dalam kemampuan mental) yang akan menyebabkan ibu menjadi depresi. Gangguan psikologis pasca melahirkan dapat mengganggu proses peran ibu primipara ditambah lagi jika tidak disertai dukungan keluarga khususnya suami ibu kandung maupun diluar keluarganya seperti ; bidan, dokter, dan bagian medis lainnya. Jika tidak segera diatasi dapat memunculkan stres yang berkepanjangan.

Ibu yang mengalami stres sinyalnya berjalan melalui aksis HPA (Hipothalamus-pituitary-adrenal) dapat menyebabkan lepasnya hormon stres. Akibatnya terjadi vasokontriksi sistemik, termasuk diantaranya kontriksi vasa utero

(7)

plasenta yang menyebabkan gangguan aliran darah di dalam rahim, sehingga penyampaian oksigen kedalam myometrium terganggu, berakibat melemahnya kontraksi otot rahim. Kejadian tersebut menyebabkan makin lamanya proses persalinan (partus lama) sehingga janin mengalami kegawatan (fetal distress). Dengan demikian stress persalinan dapat membahayakan janin dan ibunya (Yanti, 2013).

3. Perbedaan Stres Sectio Caesarea dangan Partus Normal

Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut ( Grant Brecht, 2013).

Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh setiap wanita yang sedang mengandung dan merupakan saat yang dinanti - nantikan ibu untuk dapat marasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya. Proses persalinan dapat dilakukan melalui jalan lahir (vagina atau persalinan pervaginam) dan persalinan melalui sayatan pada dinding perut dan dinding rahim (perabdominam) yang dikenal dengan bedah sesar atau sectio caesarea. Setiap wanita menginginkan persalinan lancar dan dapat melahirkan bayi yang sempurna, namun tidak jarang proses persalinan mengalami hambatan dan harus dilakukan dengan tindakan sectio caesarea (Iskandar, 2014).

Tindakan sectio caesarea menyebabkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan tubuh. Pada proses sectio caesarea digunakan anastesi agar ibu tidak merasakan nyeri, namun setelah operasi selesai dan ibu mulai sadar, ibu akan merasakan nyeri pada bagian tubuh yang mengalami pembedahan. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang bersifat aktual atau potensial,

sehingga pada ibu primipara terutama ibu dalam kategori usia yang relative muda sangat mencemaskan proses penyembuhan luka (Yuliatun, 2011).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawihardjo, 2012).

Sedangkan stres pada persalinan normal sangat dipengaruhi oleh faktor 5P yaitu power (kekuatan mendorong janin keluar yang mencakup his/kekuuatan uterus kontraksi otot dinding abdomen, kontraksi diafragma, dan ligamentum action dari ibu), passage (jalan lahir), passenger (janin dan plasenta), psychologic (psikologis ibu bersalin), dan penolong. Keseimbangan faktor-faktor tersebut dapat membantu menciptakan persalinan normal yang berjalan lancar. Jika faktor-faktor tersebut terganggu maka dapat terjadi partus lama yang menyebabkan stres pasca trauma pada ibu primipara (Wahyuningsih, 2013).

Penelitian Wahyuningsih menyatakan bahwa insidensi partus lama

bervariasi dari 1 hingga 7%. Partus lama rata-rata menyebabkan kematian ibu sebesar 8% di dunia dan sebesar 9% di Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Cut Rahmi mendapatkan hasil tingkat stres terbanyak pada primigravida terdapat pada kelompok stres berat sebesar 38.9% dan disusul dengan kelompok stres sedang sebesar 25%. Pada tahun 2013 Utami dan Lestari melakukan penelitian yang mendapatkan hasil tingkat stres terbanyak pada primigravida terdapat pada kelompok stress berat dengan presentase 46.7% dan disusul oleh stres sedang sebesar 43.3%.

Mochtar menjelaskan stres adalah salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap jalannya persalinan dan dapat mengakibatkan pembukaan kurang lancar.

(8)

Dampak dari stres dapat menimbulkan tingkat nyeri meningkat dan dilatasi serviks yang tidak lancar.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ristra (2016) jumlah primigravida yang melewati partus kala I fase aktif kategori normal yaitu sebanyak 15 primigravida (51.72%) dan sebanyak 14 primigravida (48.28%) yang masuk dalam kategori memanjang. Penelitian ini mendapatkan lebih banyak primigravida yang bersalin melewati fase aktif kala I dalam waktu kurang dari 6 jam. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan iskandar pada tahun 2014, dimana didapatkan lebih banyak primigravida yang melewati partus kala I fase aktif lebih dari 6 jam.

Beberapa Ibu merasakan bahwa persalinan merupakan pengalaman yang paling traumatk pada kehidupannya. Munculnya rasa takut, nyeri, stres dapat disebabkan oleh lingkungan baru maupun saat menghadapi orang lain disekitarnya. Apabila ibu bersalin dihadapkan dengan situasi tersebut maka akan memicu pelepasan hormon stres yaitu katekolamin dan adrenalin. Pelepasan hormon ini dapat menghambat pelepasan hormon oksitosin (hormon yang dihasilkan secara ilmiah oleh tubuh yang bertujuan untuk meransang kontraksi Rahim). Jika hormon oksitosin dihambat maka akan melemahkan kekuatan dari kontraksi Rahim. Hal tersebut dapat berakibat terjadinya partus fase aktif kala I lama (Iskandar, 2014).

Menurut Kaplan & Sadock stressor adalah faktor penyebab utama dalam gangguan stres pasca trauma. Tetapi tidak setiap orang mengalami gangguan stres pasca trauma setelah suatu peristiwa traumatik. Stressor tidak cukup untuk menyebabkan gangguan. Perawat harus mempertimbangkan faktor biologis individual yang telah ada sebelumnya, dan peristiwa yang terjadi setelah trauma.

Berdasarkan penelitian ini peneliti berasumsi bahwa terdapat perbedaan jenis persalinan terhadap stres pada ibu post

partum primipara, faktor-faktor maternal seperti kecemasan, kurang persiapan, dan takut, dapat berinteraksi dengan faktor-faktor lain yang menyebabkan partus lama, kurangnya informasi serta persiapan seperti tugas dan peran baru sebagai ibu, senam hamil, dan dukungan sosial sangat mempengaruhi psikologis ibu terutama pada ibu primipara yang belum memiliki pengalaman sebelumnya.

KESIMPULAN

1. Tingkat stress Ibu primipara yang bersalin dengan jenis persalinan sectio caesarea yang mengalami stres ringan yaitu 1 orang (2,2%), stres sedang sebanyak 7 orang (15,6%), stres berat sebanyak 20 orang (44,4%), dan stres sangat berat sebanyak 17 orang (37, 8%).

2. Tingkat stres ibu primipara yang bersalin dengan jenis persalinan normal mengalami stres sangat berat yaitu sebanyak 45 orang (100%). 3. Ada perbedaan tingkat pravelensi stres

pada ibu primipara dengan sectio caesarea dan trauma persalinan normal di Makassar dengan nilai mean jenis persalinan sectio caesarea 31.20 dan jenis persalinan partus normal memiliki mean 47.71 dengan ρ value = 0.000 yang berarti ada hubungan signifikan jenis persalinan dengan stres pasca trauma post partum pada ibu primipara. Pada penelitian ini jenis persalinan normal memiliki tingkat pravelensi lebih tinggi terhadap stres pasca trauma dibandingkan dengan jenis persalinan sectio caesarea.

SARAN

Bidang ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas hendaknya senantiasa mengembangkan keilmuannya terkait dengan konsep-konsep mengenai stres post partum dan upaya pencegahan terjadinya stres post partum pada ibu primipara.

(9)

Diharapkan pihak rumah sakit dapat melakukan upaya preventif untuk mencegah terjadinya stres pasca trauma dengan memberikan pendidikan kesehatan, psikologis pada ibu hamil dan setelah persalinan, bagaimana gambaran terhadap proses persalinan khususnya pada ibu primipara serta perawatan pada masa nifas, dan adaptasi peran baru sebagai orang tua. Selain itu, sebaiknya skrining kejadian stres post partum dapat dilakukan pada semua ibu post partum.

Diharapkan ibu yang sedang mengandung memiliki persiapan yang lebih matang dalam menghadapi persalinan sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancer dan dapat meminimalkan peluang munculnya stres post partum pada ibu.

Peneliti lain yang akan melanjutkan penelitian ini hendaknya dapat melakukan penelitian yang berbeda, menambah jumlah sampel serta lokasi penelitian hendaknya dilakukan pada hari post partum yang sama diantara kedua kelompok persalinan normal dan sectio caesarea. DAFTAR PUSTAKA

Afriani, A.,Desmiwarti, Kadri, H. 2013. Kasus Persalinan Dengan Bekas Sectio Caesarea Menurut Keadaan Waktu Masuk di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr.M.Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas Andina Vita Susanto (2018). Asuhan

Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Press. Aligood, M.R. 2014. Nursing Theorist and

Their Work, Eight Edition. United States of America: Elsevier

Badudu Z. 2012. Tanda-tanda bahaya kehamilan. Bandung : Erlangga Bahiyatun. 2012. Buku ajar asuhan

kebidanan nifas normal. Jakarta: EGC.

Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. 2011. Buku ajar keperawatan maternitas (Maria & Peter,

Penerjemah). Edisi 4. Jakarta: EGC.

Czarnocka, J, & Slade, P. 2014. Prevelence and Predictors of post traumatic stress symptoms following childbirth. British journal of Clinical Psychology.

Corwin E. 2012. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC

Danuatmaja Dan Meliasari. 2012. Persalinan Normal tanpa Rasa Sakit, Jakarta. : Puspaswara

Dewi Marlita. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Depkes RI. 2012. Kehamilan dengan masalah psikologi. Diperoleh tanggal 22 Januari 2019.

Dinkes. 2017. Profil kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Evariny A. 2013. Trauma Kehamilan dan Pengaruhnya Pada Janin. Diakses dari http://www.hypno-birthing.com pada tanggal 24 Februai 2019. Herawati Mansur dan Temu Budiarti. 2014.

Psikologi Ibu dan Anak. Edisi 2. Salemba Medika:Jakarta.

Isnaini Desty Nur. 2014. Hubungan antara stres pada Pola Menstruasi paa Mahasiswa DIV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta. Karya Tulis Ilmiah

Iskandar. 2014. Hubungan antara stres dengan lamanya fase aktif kala I. Malang: FKUI Brawijaya

Ingewati. 2014. Ibu Mengandung dengan Perasaan Cemas Selama Mengandung. Skripsi. UNY: Yogyakarta

Januwarty. 2013. Pendidikan Psikologi Untuk Bidan Suatu Teori dan Terapannya. Yogyakarta: Rapha Publishing

Kaplan, Saddock. 2012. Synopsis of Psychiatry. 7th Edition. Baltimore;

William & Wilkins.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan

(10)

Kusumawati. 2012. Hubungan Pengetahuan Primigravida Tentang Kehamilan Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Kehamilan Trimester I di BPS Fathonah : Surabaya

Litsmanasari A, Warsiti. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Ibu Primigravida dan Multigravida Trimester III di Puskesmas Sanden Bantul. Stikes Aisyiyah Yogyakarta.

Lovibond, SH & Lovibond, P. F. 1995. Manual For The Depression Anxiety Stress Scale (DASS). (2nd.ed). Sydney Psychology

Foundation.

Maryunani, Anik. 2013. Asuhan pada Ibu dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: Trans Info Media.

Maramis WF. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga university Press: 2012

Mulyawati I, DKK. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan Persalinan Melalui Operasi Sectio Caesarea. Jurnal Kesehatan Masyarakat: Universitas Semarang Mitayani. 2013. Asuhan Keperawatan

Maternitas Jakarta : Salemba Medika

Mu’minah. 2013. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Kala I di Puskesmas Margangsan: Yogyakarta

Musbikin. 2012. Persiapan Menghadapi Persalinan. Yogyakarta: Mitra Pustaka

Mochtar. 2012. Synopsis Obstetri Fisiologi. Jakarta: EGC

Nasir A. 2013. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika Nugroho T. 2014. Psikologi Kebidanan.

Yogyakarta: Nuha Medika

Profil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015

Pieter H.Z, Lubis, Namora L (2013). Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta : Kencana Prawirohardjo, S. (2012). Ilmu Kandungan.

Jakarta :YBP-SP.

Psychology Foundation of Australia, Depression Anxiety Stress Scale ; 2010. Diakses dari : http://www.psy.unsw.edu.au/groups /dass pada tanggal 26 februari 2019

Rahmi, Cut. 2013. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kelancaran Proses Persalinan Ibu Primigravida. Aceh : Skripsi

Rasmun. 2012. Keperawatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga. Jakarta: CV.Sagung Seto

Sadock, B. J & Virginia. 2013. Synopsis of

psychiatry behavioural. Philadephia: Wolters Kluwer

Bussines

Sarafino. 2012. Health Psychology: Biopsychosocial Interaction, Eecondition. New York: John Wiley & Scons

Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan Cetakan keempat , YBS-SP

Smeltzer S.C. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC

Sukarni. K. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika

Sucipto. 2013. Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Dengan Kesiapan Mental Menghadapi Persalinan Di Desa Kasidi Ungaran Barat: Kalbar Sulistyawati A. 2013. Buku Ajar Asuhan

Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Andi Offset

Saleha S. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Sunaryo. 2013. Psikologi Untuk Keperawatan, Edisi 2. Jakarta : EGC

(11)

Utami. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan Primigravida dengan Multigravida dalam Menghadapi Kehamilan. Thesis. Unri : Riau Wahyuningsih. 2013. Insidensi Partus

Lama pada primipara dan multipara. Jakarta : FKUI

WHO. Improving Health Systems and Services for Mental Health (Mental Health Policy and Service Guidance Package). Geneva: World Health Organization (2015). Wiknjosastro. 2013. Ilmu Kandungan.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

William R.F & Oxcean H. 2013. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan.Yogyakarta: CV Andi Offset

Wulandari. 2014. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Mojosongo. Stikes Kusuma: Surakarta

Yanti. 2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Yulifah, Rita dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.

Lampiran :

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Persalinan Ibu Primipara Di Makassar Tahun 2019

Jenis Persalinan n %

Sectio Caesarea 45 50,0

Partus Normal 45 50,0

Total 90 100,0

Sumber : Data Primer

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Stres Ibu Primipara Di Makassar Tahun 2019

Tingkat Stres n %

Stres Ringan 1 1,1

Stres Sedang 7 7,8

Stres Berat 20 22,2

Stres Sangat Berat 62 68,9

Total 90 100,0

Sumber : Data Primer

Tabel 3 Hubungan Jenis Persalinan dengan Tingkat Stres Ibu Primipara Di Makassar Tahun 2019 Jenis Persalinan Tingkat Stress Total ρ value Ringan Sedang Berat Sangat Berat

n % n % n % N % n % Sectio Caesarea 1 2,2 7 15,6 20 44,4 17 37,8 45 50 0,000 Partus Normal 0 0 0 0 0 0 45 100 45 50 Total 1 1,1 7 7,8 20 22,2 62 68,9 90 100 Sumber : Data Primer

(12)

Tabel 4 Hasil Analisis Uji Mann-Whitney Test Jenis Persalinan Ibu Primipara Di Makassar Tahun 2019

Jenis Persalinan N Mean Rank Sum of Ranks

Sectio Caesarea 45 25.30 1138.50

Partus Normal 45 65.70 2956.50

Sumber : Data Primer

Tabel 5 Hasil Analisis Uji Mann-Whitney Jenis Persalinan dengan Tingkat Stres Ibu Primipara Di Makassar Tahun 2019

Total Stres

Mann-Whitney U 103.500

Wilcoxon 1138.500

Z -7.342

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan adanya program Maintenance Sound Sytem kepada 1000 Masjid dari Yayasan Kalla Group  dan keinginan jamaah untuk merasakan Sound System yang lebih baik, maka

Dapatan daripada kajian ialah: bentuk kata sapaannya berbagai-bagai sesuai dengan kondisi sosial dan angkubah sosial daripada orang yang disapa; bentuk bahasa lain yang

Tidak hanya melengkapi persyaratan saja akan tetapi juga harus mengikuti prosedur yang diterapkan oleh lembaga untuk mendapatkan persetujuan dalam pemberian

Semua faktor itu adalah peran strategis tenaga kependidikan, apakah itu staf TU, pustakawan, laboran, pesuruh/penjaga madrasah, pengawas madrasah dan kepala

Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Meidyawati pada tahun 2003 menyebutkan bahwa radioterapi area kepala dan leher akan berakibat pada gangguan fungsi

Dengan adanya sekuritisasi dalam bantuan luar negeri USAID, terjadi pengabaian terhadap penyelenggaraan program Villagization yang intimidatif, koersif, dan ingkar

Hasil dari pengujian hipotesis penelitian menunjukan bahwa variabel CSR berpengaruh positif signifikan terhadap citra perusahaan dengan nilai koefisien jalur 0,939,

Perbandingan antara model ITU-R dan hasil pengamatan dalam hubungannya dengan waktu terjadinya hujan memperlihatkan bahwa untuk hujan yang terjadi dari jam 00 hingga