• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013| 1 No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

P

APUA

B

ARAT

T

RIWULAN

II-2013

Besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2013 mencapai Rp 11.972,60 miliar, sedangkan menurut harga konstan 2000 besaran PDRB adalah Rp 3.597,72 miliar.

Struktur ekonomi Papua Barat triwulan II-2013 didominasi oleh sektor industri pengolahan sebesar 53,33 persen; sektor pertanian sebesar 12,05 persen; dan sektor bangunan sebesar 7,76 persen.

Pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. Dengan minyak dan gas bumi dibandingkan dengan triwulan I-2013 (q-to-q), pertumbuhan Provinsi Papua Barat mengalami kontraksi sebesar minus 3,61 persen pada triwulan II-2013 dan tumbuh 3,58 persen apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2012 (y-on-y). Sedangkan tanpa minyak dan gas bumi pertumbuhan Provinsi Papua Barat mengalami pertumbuhan 2,70 persen pada triwulan II-2013 dan tumbuh sebesar 9,06 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2012 (y-on-y).

Tiga sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 7,80 persen; sektor jasa-jasa 5,30 persen; dan sektor bangunan 2,43 persen.

Tiga sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tertinggi (y on y) adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 13,20 persen; disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran 12,87 persen serta sektor jasa-jasa 11,70 persen.

Sumber utama pertumbuhan ekonomi 3,58 persen (y-on-y) berasal dari sektor industri pengolahan sebesar 4,80 persen; sektor pertambangan dan penggalian 0,01 persen; serta listrik dan air bersih minus 0,01 persen. Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2013 dibandingkan dengan triwulan I-2013 (q-to-q) tumbuh sebesar 2,57 persen. Sementara pengeluaran lembaga swasta nirlaba tumbuh sebesar 3,41 persen. Pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 9,83 persen, pembentukan modal tetap bruto tumbuh sebesar 4,50 persen, perubahan stok tumbuh sebesar 17,61 persen, ekspor turun sebesar 4,90 persen, dan impor tumbuh 5,00 persen lebih tinggi dari triwulan II-2012 yang tumbuh sebesar 2,44 persen.

Dibandingkan dengan triwulan II-2012 (y-on-y), pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 8,43 persen, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh sebesar 17,28 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 6,41 persen, dan pembentukan modal tetap bruto tumbuh sebesar 18,24 persen. Sedangkan komponen perubahan stok turun 177,12 persen, ekspor tumbuh sebesar 17,43 persen dan impor tumbuh sebesar 11,01 persen.

(2)

2

|

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013

I. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2013

Dengan migas kinerja perekonomian Provinsi Papua Barat digambarkan oleh perkembangan PDRB atas dasar harga konstan 2000, pada triwulan II-2013 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar minus 3,61 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q). Sebagian besar sektor ekonomi pada triwulan II-2013 mengalami peningkatan kinerja. Sektor-sektor ekonomi yang memberikan pertumbuhan positif, yaitu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (7,80 persen); sektor jasa-jasa (5,30 persen); sektor bangunan (2,43 persen); sektor perdagangan, hotel dan restoran (2,28 persen); sektor pengangkutan dan komunikasi (1,83 persen), sektor listrik dan air bersih (1,78 persen), serta sektor pertanian (1,64 persen). Sementara sektor-sektor yang mengalami penurunan kinerja adalah sektor industri pengolahan (minus 9,97 persen); dan sektor pertambangan dan penggalian (minus 0,06 persen). Penurunan kinerja pertumbuhan terbesar berasal dari sektor industri pengolahan didorong oleh pertumbuhan subsektor industri migas yang berkontraksi sebesar minus 11,16 persen. Sedangkan tanpa migas, perekonomian Papua Barat pada triwulan II-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 2,70 persen

(q-to-q). Sedangkan bila dibandingkan pada triwulan yang sama untuk tahun 2012 (y-on-y) perekonomian Papua Barat

tumbuh sebesar 3,58 persen. Pertumbuhan sektor industri pengolahan mengalami penurunan kinerja yang signifikan pada triwulan II-2012. Hal ini disebabkan subsektor industri migas mengalami kontraksi pertumbuhan, yaitu sebesar minus 9,97 persen yang didorong oleh pertumbuhan subsektor pengilangan minyak bumi dan gas alam cair yang mengalami kontraksi masing-masing sebesar minus 2,58 persen dan minus 11,78 persen. Sementara industri non migas mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,19 persen.

Peningkatan kinerja pada triwulan II-2013 didorong oleh peningkatan kinerja sektor jasa-jasa. Sektor ini memberikan sumbangan pertumbuhan sebesar 0,47 persen terhadap pertumbuhan total yang berkontraksi sebesar minus 3,61 persen. Selanjutnya sektor pertanian serta sektor bangunan yang masing-masing memberikan sumbangan pertumbuhan sebesar 0,23 dan 0,16 persen.

Sementara sektor-sektor lainnya memberikan sumbangan pertumbuhan yang jauh lebih kecil lagi, dibawah 0,16 persen. Namun terdapat dua sektor yang memiliki andil negatif terhadap pertumbuhan, yaitu sektor industri pengolahan sebesar minus 4,84 persen, serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar minus 0,01 persen. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi tertinggi hanya memiliki andil sebesar 0,13 persen terhadap pertumbuhan total.

PDRB triwulan II tahun 2013 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan perubahan tanpa dipengaruhi faktor musim (y-on-y). Semua sektor mengalami peningkatan pada triwulan II tahun 2013 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2012, kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi sebesar minus 0,93 persen serta sektor industri pengolahan yang berkontraksi sebesar minus 0,79 persen. PDRB atas dasar harga konstan 2000 meningkat sebesar 3,58 persen pada triwulan II tahun 2013 bila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2012. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan meningkat sebesar 13,20 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran meningkat sebesar 12,87 persen; sektor jasa-jasa meningkat sebesar 11,70 persen; sektor bangunan meningkat sebesar 11,51 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi meningkat

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013| 3

sebesar 11,12 persen; serta sektor listrik dan air bersih meningkat sebesar 10,03 persen. Sementara sektor pertanian mencatat pertumbuhan terendah sebesar 3,98 persen.

Sektor jasa-jasa memberikan sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada triwulan II-2013 (y-on-y) dengan kontribusi sebesar 1,05 persen. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor bangunan yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 0,83 persen dan 0,73 persen. Sementara sektor industri pengolahan justru memberikan sumbangan pertumbuhan negatif, yaitu sebesar minus 0,37 persen. Pada triwulan II 2013, produksi kondensat dan LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni mengalami penurunan produksi dibandingkan triwulan sebelumnya karena adanya perbaikan rutin pada Train II LNG Tangguh. Produksi minyak bumi juga mengalami penurunan kapasitas produksi dari triwulan II 2013.

II. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Triwulan I-2013 dan Triwulan II-2013

Pada triwulan I-2013 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 12,283,83 miliar, kemudian pada triwulan II-2013 mencapai Rp 11.972,60 miliar. Sementara itu, atas dasar harga konstan 2000, PDRB triwulan I-2013 sebesar Rp 3.732,39 miliar dan triwulan II-2013 menjadi Rp 3.597,72 miliar.

Tabel 2 menunjukkan bahwa atas dasar harga berlaku, tiga sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah bruto terbesar pada triwulan II-2013 adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp 6.384,96 miliar (53,33 persen); sektor pertanian sebesar Rp 1.442,74 miliar (12,05 persen); dan sektor bangunan sebesar Rp 928,76 miliar (7,76 persen). Urutan terbesar berikutnya yaitu: sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 853,35 miliar (7,13 persen); sektor jasa-jasa sebesar Rp 794,84 miliar (6,61 persen); sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 700,95 miliar (5,85 persen); sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 583,35 miliar (4,87 persen); sektor

Lapangan Usaha Triw I 2013 terhadap Triw IV 2012 Triw II 2013 terhadap Triw I 2012 Triw II 2013 terhadap Triw II 2012 Sumber Pertumbuhan (q-to-q ) Sumber Pertumbuhan (y-on-y ) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian -0.75 1.64 3.98 0.23 0.59

2. Pertambangan dan Penggalian 2.10 -0.06 -0.93 -0.01 -0.08

3. Industri Pengolahan 23.08 -9.97 -0.79 -4.84 -0.37

4. Listrik, dan Air Bersih 2.49 1.78 10.03 0.01 0.03

5. Bangunan -1.97 2.43 11.51 0.16 0.73

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2.20 2.28 12.87 0.15 0.83

7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.45 1.83 11.12 0.10 0.59

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perush. -1.23 7.80 13.20 0.13 0.22

9. Jasa-jasa -7.47 5.30 11.70 0.47 1.05

PDRB 9.32 -3.61 3.58 -3.61 3.58 PDRB Tanpa Migas -1.71 2.70 9.06 2.70 9.06

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Papua Barat Menurut Lapangan Usaha Triwulan II Tahun 2013 (persentase)

(4)

4

|

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Rp 249,94 miliar (2,09 persen); dan terakhir paling kecil sektor listrik dan air bersih sebesar Rp 3666, miliar (0,31 persen) .

Sementara perhitungan atas dasar harga konstan 2000, urutan terbesarnya adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp 1.630,87 miliar (45,33 persen), kemudian disusul oleh sektor pertanian sebesar Rp 536,42 miliar (14,91 persen); sektor jasa-jasa Rp 347,59 miliar (9,96 persen); sektor pertambangan dan penggalian Rp 304,05 miliar (8,45 persen); sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp 252,35 miliar (7,01 persen); sektor bangunan Rp 244,13 miliar (6,79 persen); sektor pengangkutan dan komunikasi Rp 206,17 miliar (5,73 persen); sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Rp 65,23 miliar (1,81 persen); serta sektor listrik dan air bersih Rp 10,92 miliar (0,30 persen).

Triw I-2013 Triw II-2013 Triw I-2013 Triw II-2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 1,378.51 1,442.74 527.78 536.42

2. Pertambangan dan Penggalian 695.46 700.99 304.25 304.05

3. Industri Pengolahan 6,960.92 6,384.96 1,811.52 1,630.87

4. Listrik, dan Air Bersih 35.34 36.66 10.72 10.92

5. Bangunan 879.73 928.76 238.33 244.13

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 810.57 853.35 246.72 252.35

7. Pengangkutan dan Komunikasi 557.41 583.35 202.47 206.17

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perush. 223.32 249.94 60.51 65.23

9. Jasa-jasa 742.10 791.84 330.09 347.59

PDRB 12,283.36 11,972.60 3,732.39 3,597.72

PDRB Tanpa Migas 5,132.15 5,415.05 1,814.93 1,863.93

Tabel 2

PDRB Papua Barat Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-2013 dan Triwulan II-2013 (Miliar rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000

III.

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan II-2013

Pada triwulan II tahun 2013, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah sektor industri pengolahan, yaitu sebesar 53,33 persen, diikuti oleh sektor pertanian sebesar 12,05 persen, sektor bangunan sebesar 7,76 persen, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,13 persen. Secara keseluruhan keempat sektor di atas mempunyai andil sebesar 80,27 persen. Sedangkan keempat sektor lainnya mempunyai andil masing-masing di bawah 6 persen terhadap total PDRB, kecuali sektor jasa-jasa yang mempunyai andil sebesar 6,61 persen.

Untuk sektor industri pengolahan memiliki peranan yang menurun terhadap total PDRB. Pada tahun 2011, peranan sektor industri pengolahan mencapai sebesar 51,66 persen dan meningkat signifikan pada tahun 2012 hingga mencapai sebesar 53,99 persen. Namun pada triwulan II 2013, peranannya menurun menjadi sebesar 53,33 persen dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2012 yang mencapai sebesar 55,77 persen.

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013| 5

Sementara peranan sektor pertanian makin menurun. Pada tahun 2011, peranan sektor ini sebesar 13,76 persen dan menurun menjadi sebesar 12,16 persen pada tahun 2012. Pada triwulan II 2013 peranan sektor pertanian menurun menjadi sebesar 12,05 persen namun mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I-2013 yang memiliki kontribusi sebesar 11,22 persen. Untuk lebih jelasnya mengenai peranan masing-masing sektor dapat dilihat pada tabel 3.

I-2013 II-2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 13.76 12.16 11.22 12.05

2. Pertambangan dan Penggalian 7.23 6.48 5.66 5.85

3. Industri Pengolahan 51.66 53.99 56.67 53.33

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.31 0.30 0.29 0.31

5. Bangunan 6.86 7.33 7.16 7.76

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6.49 6.61 6.60 7.13

7. Pengangkutan dan Komunikasi 4.70 4.66 4.54 4.87

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perush. 1.85 1.90 1.82 2.09

9. Jasa-jasa 7.14 6.56 6.04 6.61

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00

PDRB Tanpa Migas 45.82 43.92 41.78 45.23

Tabel 3

Struktur PDRB Papua Barat Atas Dasar Harga Berlaku

(persentase)

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 dan Triwulan II Tahun 2012-2013

Lapangan Usaha 2011 2012 Triwulan

IV.

PDRB Menurut Penggunaan Triwulan II-2013

PDRB menurut penggunaan dibangun dari pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, dan ekspor-impor. Bila diperhatikan pada tabel 4 maka terlihat pada triwulan II nilai PDRB menurut penggunaan atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp 11.972,60 Milliar atau mengalami penurunan sebesar 2,53 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan komponen pendukungnya adalah positif atau meningkat kecuali pada ekspor yang mengalami penurunan karena adanya penurunan ekspor migas ke luar negeri sebagai dampak dari penurunan produksi LNG dari Tangguh.

(6)

6

|

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013

Triw II-2013 Triw I-2013 Triw II-2013 Triw I-2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4.305,74 4.176,32 1.355,88 1.321,93

2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 44,82 43,14 14,84 14,35

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1.552,80 1.439,99 409,21 372,57

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.993,06 2.863,94 734,34 702,73

5. Perubahan Stok 1.355,83 1.440,98 -165,51 -140,72

6. Ekspor 5.959,38 6.353,23 2.743,77 2.885,11

7. Dikurangi Impor 4.239,02 4.034,24 1.494,80 1.423,58

PDRB 11.972,60 12.283,36 3.597,72 3.732,39

Tabel 4

PDRB Menurut Penggunaan Triwulan I 2013 dan Triwulan II 2013 (miliar rupiah)

Jenis Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Apabila pada triwulan I 2013 pengeluaran konsumsi rumah tangga secara riil (atas dasar harga konstan 000) pertumbuhannya menurun sebesar minus 1,83 persen, maka pada triwulan II 2013 pertumbuhan konsumsi rumah tangga meningkat menjadi sebesar 2,57 persen bila dibandingkan terhadap triwulan sebelumnya (tabel 5). Bila pada triwulan I 2013 Konsumsi Rumah Tangga sebesar Rp 4.176,32 Millar maka pada triwulan II meningkat menjadi Rp 4.305,74 Milliar. Begitu juga pada komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba yang meningkat sebesar 3,41 persen. Ini dipicu dengan banyaknya aktifitas kemanusiaan masyarakat dan kegiatan partai politik juga cukup berpengaruh.

Konsumsi pemerintah mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 9,83 persen. Laju pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan II-2013 ini tidak sebesar laju pertumbuhan triwulan II-2012 yang sebesar 12,86 persen. Hal ini disebabkan oleh penyerapan anggaran pemerintah daerah masih di bawah rata-rata penyerapan anggaran secara nasional. Meskipun demikian, beberapa proyek infrastruktur dan konstruksi di daerah terus berlangsung dan menyebabkan efek positif bagi penyerapan anggaran dan peningkatan PMTB (Pembentukan

Modal Tetap Bruto). PMTB pada triwulan ini meningkat sebesar 4,50 persen.Peningkatan PMTB juga dipengaruhi

peningkatan impor luar negeri. pada triwulan II-2013 ini terjadi peningkatan impor total sebesar 5,00 dimana impor luar negeri meningkat cukup tinggi yaitu sebesar 23,38 persen, dan impor antar provinsi sebesar 4,61 persen. Satu-satunya komponen yang melambat dan mengalami penurunan daripada triwulan sebelumnya adalah komponen

ekspor.Penurunan ini terutama disebabkan penurunan produksi LNG dari BP Tangguh, dan juga penurunan harga

pada komoditi alam seperti sawit, yang diolah menjadi CPO. Kondisi ekonomi global pun turut mempengaruhi kinerja ekspor, dimana keadaan ekonomi negara-negara Eropa dan Amerika sebagai tujuan ekspor masih dalam masa pemulihan dan belum menunjukkan perbaikan yang berarti.

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013| 7 Jenis Penggunaan Triw II 2013 terhadap Triw I 2013 Triw I 2013 terhadap Triw IV 2012 Triw II 2013 terhadap Triw II 2012 Sumber Pertumbuhan (q-to-q ) Sumber Pertumbuhan (y-on-y ) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2.57 (1.83) 8.43 0.91 3.03 2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 3.41 4.62 17.28 0.01 0.06 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9.83 (9.24) 6.41 0.98 0.71 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4.50 1.89 18.24 0.85 3.26 5. Perubahan Stok 17.61 (160.11) (177.12) (0.66) (10.94) 6. Ekspor (4.90) 35.71 17.43 (3.79) 11.73 7. Dikurangi Impor 5.00 1.23 11.01 1.91 4.27

PDRB -3.61 9.32 3.58 -3.61 3.58

Tabel 5

Laju Pertumbuhan PDRB Papua Barat Menurut Penggunaan Triwulan II Tahun 2013 (persentase)

Sebagaimana dirilis pada triwulan sebelumnya maka untuk menganalisis bagaimana pergerakan ekonomi triwulan III 2012 bila dibandingkan dengan pergerakan ekonomi triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (y on y), dengan analisis ini bisa mengurangi dampak pola pergerakan musim (seasonal movement), sehingga secara riil terlihat perkembangan ekonomi yang ada di Provinsi Papua Barat. Perekonomian Papua Barat pada triwulan II 2013 tumbuh sebesar 3,58 persen bila dibandingkan dengan triwulan II 2012. Komponen yang paling besar sebagai sumber pertumbuhan adalah komponen ekspor yaitu sebesar 11,73 persen. Dimana pertumbuhan y on y ekspor sendiri mencapai 17,43 persen. Nilai total ekspor triwulan II/2013 sebesar Rp 5.959,38 miliar, terjadi peningkatan dari triwulan yang sama tahun 2012 yang mencapai Rp 4.882,14 miliar. Di sisi lain, laju pertumbuhan impor sebagai pengurang laju pertumbuhan ekonomi juga besar yaitu 11,01 persen, menjadi sumber pengurang pertumbuhan sebesar 4,27 persen. Impor ini dibangun dari Impor Luar Negeri dan Impor Antar Provinsi. Hampir seluruh barang kebutuhan sehari-hari ataupun barang modal kesemuanya merupakan barang impor. Impor luar negeri sendiri mengalami kenaikan yang sangat tajam jika dibandingkan dengan triwulan II 2012, sedangkan untuk impor antar provinsi pertumbuhannya sebesar 8,36 persen.

Komponen yang menjadi sumber pertumbuhan tertinggi selanjutnya adalah PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto). Peningkatan PMTB terjadi terutama karena peningkatan konstruksi, pembangunan infrastruktur di beberapa daerah cukup pesat termasuk pembangunan beberapa BTS dari salah satu penyedia jasa telekomunikasi. Sumber pertumbuhan selanjutnya berturut-turut yaitu konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba. Sedangkan perubahan stok menjadi sumber pertumbuhan negatif.

(8)

8

|

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013 2012 Triwulan II Triwulan I Triwulan II

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 35.96 34.00 34.22

2. Pengeluaran Kons. Lembaga Swasta Nirlaba 0.37 0.35 0.33

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 12.97 11.72 14.16

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 25.00 23.32 22.16

5. Perubahan Stok 11.32 11.73 15.46

6. Ekspor 49.78 51.72 45.67

7. Dikurangi Impor 35.41 32.84 32.01

PDRB 100.00 100.00 100.00

Tabel 6

Struktur Komponen-komponen PDRB Papua Barat Atas Dasar Harga Berlaku

(persentase)

Menurut Penggunaan Triwulan I 2013 dan Triwulan II Tahun 2012-2013

Jenis Penggunaan 2013

Tabel 6 di atas menunjukkan seberapa besar kontribusi masing-masing komponen dalam mempengaruhi perkonomian Papua Barat. Struktur PDRB menurut penggunaan Papua Barat belum terjadi pergeseran dibandingkan dengan triwulan I 2013 dan triwulan II 2012, masih didominasi oleh ekspor, yaitu sebesar 49,78 persen, dimana kontribusinya menurun dibanding triwulan I 2013 namun terjadi peningkatan dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan untuk komponen impor kontribusinya terus mengalami peningkatan, bahkan pada triwulan ini mencapai 35,41 persen. Hal ini mengakibatkan kontribusi net ekspor menurun dibanding triwulan I 2013, dari 18,88 persen menjadi 14,37 persen saja. Kontribusi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga pada triwulan ini mengalami peningkatan, baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya maupun dengan triwulan II 2012. Ini terjadi sebagai dampak dari penurunan nilai ekspor. Komponen pembentukan modal tetap bruto menunjukkan peningkatan kontribusi menjadi 25,00 persen pada triwulan ini. Selanjutnya pengeluaran konsumsi pemerintah berkontribusi sebesar 12,97 persen, perubahan stok dan pengeluaran konsumsi rumah tangga masing-masing berkontribusi sebesar 11,32 dan 0,37 persen.

(9)

Berita Resmi Statistik Provinsi Papua Barat No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013| 9

Informasi lebih lanjut hubungi:

Drs. Jerison Sumual, MM

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Papua Barat

Telepon/Fax: (0986) 214199

Email: bps9100@bps.go.id

Homepage: http://irjabar.bps.go.id/

Gambar

Tabel 2 menunjukkan bahwa atas dasar harga berlaku, tiga sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah  bruto terbesar pada triwulan II-2013 adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp 6.384,96 miliar (53,33 persen);

Referensi

Dokumen terkait

 Data yang langsung diperoleh auditor melalui pengujian fisik, observasi, rekalkulasi, dan inspeksi memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan

Dalam kondisi seperti ini maka hakim memerankan fungsi rechtsvinding, terlebih lagi hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu

Pada bumbu rujak cingur instan perlakuan terbaik dilakukan uji T organoleptik terhadap kontrol dan diperoleh baik dari parameter rasa, aroma dan warna tidak

Seiring dengan kebijaksanaan pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tentang Pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri

Telah dilakukan pengujian pada semikonduktor kapasitor metal oksida(MOS) dengan bahan oksida Strontium Titanat (SrTiO 3 ) yang disintesis menggunakan metode chemical

[r]

Faktor pembentuk preferensi konsumen dalam memilih Armor Kopi dalam penelitian ini ada sepuluh faktor yang terdiri dari Harga, Kualitas layanan, Kualitas produk (rasa dan varian),

Medium CTBA mempunyai kemam- puan selektivitas terbatas tidak hanya bakteri Corynebacterium yang tumbuh tapi juga beberapa bakteri lainnya masih dapat tumbuh seperti